Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KEMUHAMMADIYAHAN

MATAN KEYAKINAN DAN CITA-CITA HIDUP MUHAMMADIYAH


(MKCHM)
(Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Kemuhammadiyahan II)

Dosen pengampu :
Dr. Amirah, S. Ag., M.Si
Disusun oleh kelompok II
1. Muh. Akbar ( 105281102620 )
2. Samsul Alam ( 105281102020 )
3. Ibnu Sina ( 105281103520 )
4. Bahrullah ( 105281102920 )

PENDIDIKAN ULAMA TARJIH MUHAMMADIYAH (PUTM)


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2020/2021

1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji syukur kita panjatkan kepada Allah Ta’ala, yang dengan
izin-Nya lah kita sentiasa diberikan kesehatan serta beribu nikmat yang tiada bandingannya
jika dibandingkan dengan ujian yang Dia berikan. Yang dimana dengan kemudahan dari-Nya
jugalah kita diberi kelancaran dalam penyusunan makalah ini. Kami selaku penyusun, sadar
bahwa tiada daya dan upaya melainkan semuanya berasal dari Allah Ta’ala yang Maha
Pemurah.
Shalawat serta salam tak lupa pula selalu terucap untuk sang pahlawan agama kita,
suri tauladan dalam berakhlak mulia dan sang pelopor cahaya islam. Baginda Rasulullah ‫ﷺ‬,
yang dengan perjuangan Beliau lah hingga akhirnya kita bisa merasakan nikmat serta
manisnya sebuah keimanan.
Kemudian dari pada itu kami sadar bahwa dalam menyusun makalah ini banyak yang
membantu terhadap usaha kami, mengingat hal itu dengan segala hormat kami sampaikan
rasa terimah kasih yang sedalam-dalamnya kepada ibu Dr. Amirah, S. Ag., M.Si dan teman-
teman yang ikut berpartisipasi dalam penyelesaian makalah.
Makassar 17 April 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................................ 2


DAFTAR ISI ............................................................................................................................................ 3
BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ........................................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ..................................................................................................................... 5
C. Tujuan ....................................................................................................................................... 5
BAB 2 PEMBAHASAN ............................................................................................................................ 6
Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah (MKCHM) ....................................................... 6
A. Sejarah MKCHM ........................................................................................................................ 6
B. Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah. .......................................................... 8
C. Sistematika dan Pedoman Untuk Memahami Rumusan Matan “Keyakinan dan Cita-Cita Hidup
Muhammadiyah” .............................................................................................................................. 9
BAB 3 PENUTUP .................................................................................................................................. 14
A. Kesimpulan ............................................................................................................................. 14
B. Saran dan Kritik ....................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................... 16

3
BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Muhammadiyah dicetuskan oleh seorang ulama yang berpikiran luas dan cerdas K.H.
Ahmad Dahlan dan secara resmi didirikan pada tanggal 08 Dzulhijjah 1330 H/18
November 1912 M di Jogyakarta. Kondisi umat yang sangat memprihatinkan saat itu
membuat K.H. Ahmad Dahlan terpanggil untuk membuat sebuah gerakan dakwah yang
menyeru kepada amar ma’ruf nahi munkar. K.H. Ahmad Dahlan berusaha
mengembalikan umat kepada ajaran Al-Quran dan Al-Hadits.

Muhammadiyah sebagai salah satu ormas Islam terbesar di Indonesia memiliki posisi
dan peranan yang cukup strategis, baik sebelum Indonesia merdeka maupun setelah
kemerdekaan hingga saat ini. Muhammadiyah bukan saja dikenal sebagai gerakan
dakwah semata, namun dikenal pula sebagai gerakan Tajdid (pembaharu) dan garakan
kebangsaan (nasional). Muhammadiyah dalam kancah nasional memberikan kontribusi
yang sangat signifikan terutama dalam bidang pendidikan. Lembaga pendidikan
Muhammadiyah banyak tersebar di seluruh nusantara.

Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah diformulasikan sebagai butir-


butir yang dipelajari di segala aspek yang berkaitan dengan kegiatan
kemuhammadiyahan, baik di sekolah-sekolah, di kantor-kantor, serta dilapangan. Matan
ini selayaknya ada di setiap tempat tersebut, karena setiap butirnya mesti ditanamkan di
setiap hati para partisipan Muhammadiyah pada khusunya bahkan setiap muslim pada
umumnya. Namun lebih dari kata-kata diatas setiap butir matan keyakinan dan cita-cita
hidup Muhammadiyah memang berisi segala pedoman-pedoman yang telah disadur dari
ajaran Islam itu sendiri, sehingga dari isinya diharapkan sejalan dan tidak bertentangan
dengan ajaran Islam yang dibawa oleh Rasulullah pada masanya.

Maka Muhammadiyah telah berpedoman pada Imam segala muslim yaitu “Al-
Qur’an” dalam menyusun setiap butir matan keyakinan dan cita-cita hidup
Muhammadiyah dengan penelaahan dan persetujuan dari segala pihak dalam lingkup
Muhammadiyah diharapkan matan ini menjadi visi dan misi yang dipegang teguh para
masyarakat Muhammadiyah.

4
Matan keyakinan dan cita-cita hidup Muhammadiyah merupakan keputusan tanwir
pada tahun 1969 di Ponorogo dan Rumusan Matan tersebut telah mendapat perubahan
dan perbaikan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah:

1. Atas kuasa Tanwir tahun 1970 di Yogyakarta;


2. Disesuaikan dengan Keputusan Muktamar Muhammadiyah ke-41 di
Surakarta.

B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana sejarah terbentuknya MKCHM ?
b. Apa isi MKCHM ?
c. Seperti apa sistematika dan pedoman dalam memahami MKCHM ?

C. Tujuan
a. Mengenal sejarah terbentuknya MKCHM
b. Mengetahui MKCHM
c. Mengetahui secara rinci sistematika dan pedoman dalam memahami MKCHM

5
BAB 2 PEMBAHASAN

Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah (MKCHM)

A. Sejarah MKCHM
Matan ‘Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah” diputuskan oleh
Tanwir Muhammadiyah tahun 1960 di Ponorogo sebagai kelanjutan dari amanat
Muktamar Muhammadiyah ke-37 tahun 1968 di Yogyakarta. Rumusan matan ini oleh
Pimpinan Pusat Muhammadiyah kemudian diubah dulu dan disempurnakan,
khususnya pada segi peristilahannya berdasarkan amanat dan kuasa Tanwir
Muhammadiyah tahun 1970.
Konsep Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah sebenarnya
kalimat substansinya adalah “Keyakinan dan Cita-Cita hidup” tidak lain “ideologi”,
sedangkan “Matan” artinya “isi” atau “kandungan isi”. Rumusan awal disusun oleh
Biro Ideologi dan Khittah yang disajikan dalam Muktamar ke-37 di Yogyakarta, yang
kemudian dibahas di Tanwir Ponorogo tahun 1969 dengan judul"Cita-Cita dan
Keyakinan Hidup", serta akhirnya diubah dan disempurnakan oleh PP
Muhammadiyah menjadi Matan "Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah".
Sejak itu pemikiran resmi ini berlaku dalam Muhammadiyah dengan sebutan Matan
Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah dan sering disingkat"MKCH”
Muhammadiyah.
MKCH pada awalnya jelang Muktamar ke-37 digagas sebagai salah satu dari
paket “Re-Tajdid" atau usaha “Mentajdidkan kembali” Muhammadiyah, yakni di
bidang “ideologi” atau “keyakinan dan cita-cita hidup”. Aspek lainnya yang menjadi
agenda Muktamar ialah tajdid di bidang “Khittah” atau “Garis Perjuangan", tajdid
bidang “Dakwah", tajdid bidang "Usaha", dan tajdid bidang"Organisasi". Pemikiran
tajdid yang berhasil dirumuskan di bidang ideologi yakni MKCH, bidang garis
perjuangan yakni Khittah, dan di bidang dakwah ialah Gerakan Jama'ah dan Dakwah
Jama'ah” Sedangkan pembaruan di bidang usaha dan organisasi belum dirumuskan,
meskipun di belakang hari secara konsep dan program banyak dilakukan pada
periode-periode berikutnya hingga saat ini.
Pembaruan di bidang ideologi yang melahirkan MKCH dipandang penting
waktu itu dilatarbelakangi oleh dua situasi. Pertama, lahirnya Orde Baru yang
melakukan perubahan kebijakan depolitisasi dan deideologisasi yang membawa
dampak pada organisasi kemasyarakatan. Kedua,perubahan sosial akibat
modernisasi yang membawa pada perubahan sikap hidup masyarakat. Dalam
mengantisipasi kondisi kehidupan baru tersebut, maka warga Muhammadiyah
penting untuk memiliki panduan yang bersifat ideologis berupa hakikat gerakan,
paham agama serta misi dan fungsi di dalam kehidupan yang tengah berubah itu.

6
Pada Tanwir tahun 1992 sebenarnya diputuskan pentingnya konsep lebih
filosofis dari MKCH, yang disebut "Keyakinan Hidup Islami Menurut
Muhammadiyah". Nnamun agenda tersebut tidak berkelanjutan. Tetapi, sembari
menunggu konsep filosofis tersebut, pada Muktamar Muhammadiyah ke-44 tahun
2002 dirumuskan dan diputuskan konsep yang lebih paktis dan dapat dijadikan
panduan bagi kehidupan yakni Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah
(PHIWM). Jadi, idealnya dalam pemikiran para tokoh Muhammadiyah waktu itu
tergambar tiga pemikiran ideologis sebagai satu kesatuan: pertama MKCH yang
mengandung pokok-pokok pikiran mendasar, kedua konsep lebih lengkap dan
bersifat filosofis yakni Keyakinan Hidup Islami, dan ketiga konsep yang lebih praktis
yakni PHIWM.
MKCH sendiri meskipun sudah melekat dalam kehidupan Muhammadiyah
dalam praktik dan alam pikiran sebagian warga belum sepenuhnya dipahami secara
utuh. Misalkan tentang fungsi akal pikiran pada butir pemikiran ketiga yang berbunyi
"Muhammadiyah dalam mengamalkan Islam berdasarkan:
a. Al-Qur'an: Kitab Allaah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad Saw;
b. Sunah Rasul: penjelasan dan pelaksanaan ajaran-ajaran Al-Qur'an yang diberikan
oleh Nabi Muhammad Saw,dengan meggunakan akal fikiran sesuai dengan jiwa
ajaran islam.
Dalam prasaran MKCH di Muktamar ke-37 disebutkan bahwa "akal pikiran
berfungsi sebagai alat memahami ajaran-ajaran Al-Qur'an dan Sunnah Nabi. Namun,
masih ada anggota Muhammadiyah yang tidak apresiatif terhadap fungsi akal
pikiran, padahal ditegaskan secara jelas dalam MKCH. Tentu penggunaan akal pikiran
dalam memahami ajaran islam tidaklah sembarangan, harus sesuai dengan jiwa
ajaran islam serta dipedomani dengan Manhaj Tarjih yang memakai pendekatan
Burhani, Bayani, dan Irfani.

Contoh kedua, sebagian kadang melupakan butir kelima, yang intinya


pengakuan Muhammadiyah terhadao Negara Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945. Masih ada sebagian anggota yang bertanya kenapa
Muhammadiyah tidak bercita-cita mendirikan Kekhalifahan Islam atau Negara Islam,
bahkan mengikuti paham gerakan lain, padahal secara jelas dinyatakan dalam MKCH
butir terakhir. Pada Tanwir tahun 2012 di Bandung kemudian ditegaskan bahwa
bahwa Negara Republik Indonesia yang didirikan tahun 1945 bagi Muhammadiyah
merupakan konsesnsus nasional yang sudah selesai (sebagai Dar al-Ahdi dan Dar al-
Syahadah), yang mengandung arti Muhammadiyah tidak berpikir tentang format
negara yang lain selain NKRI yang sekarang ini ada dan tokoh-tokoh Muhammadiyah
ikut menjadi “The Founding Father” (Pendiri Bangsa). Misi dan Fungsi
Muhammadiyah di Indonesia ialah menjadikan negeri ini dan bangsa ini menjadi
Baldatun Thayyibatun Wa Rabbun Ghafuur.

7
B. Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah.

Matan :

Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah

1. Muhammadiyah adalah Gerakan Islam dan Dakwah Amar ma’ruf nahi munkar,
beraqidah islam dan bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah, bercita-cita dan
bekerja untuk terwujudnya masyarakat islam yang sebenar-benarnya, untuk
melaksanakan fungsi misi manusia sebagai hamba dan khalifah Allah di muka
bumi.
2. Muhammadiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah agama Allah yang
diwahyukan kepada para Rasul-Nya, sejak Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa
dan seterusnya sampai kepada Nabi Muhammad ‫ﷺ‬. Sebagai hidayah dan rahmat
Allah kepada umat manusia sepanjang masa, dan menjamin kesejahteraan hidup
material dan spiritual, duniawi dan ukhrawi.
3. Muhammadiyah dalam mengamalkan Islam berdasarkan:
a. Al-Qur’an : Kitab Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad ‫ﷺ‬,
b. Sunnah Rasul : Penjelasan dan pelaksanaan ajaran-ajaran Al-Qur’an yang
diberikan oleh Nabi Muhammad ‫ﷺ‬, dengan menggunakan akal fikiran sesuai
dengan jiwa ajaran Islam.
4. Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaran-ajaran Islam yang meliputi
bidang-bidang :
a. Aqidah
b. Akhlak
c. Ibadah
d. Mu’amalah Duniawiyat
a.) Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya aqidah Islam yang murni, bersih
dari gejala-gejala kemusyrikan, bid’ah dan khurafat, tanpa mengabaikan
prinsip toleransi ajaran Islam
b.) Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya nilai akhlak-akhlak mulia dengan
berpedoman kepada ajaran Al-Qur’an dan Sunnah Rasul, tidak bersendi
kepada nilai-nilai ciptaan manusia.
c.) Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya ibadah yang dituntunkan oleh
Rasulullah ‫ﷺ‬, tanpa tambahan dan perubahan dari manusia.
d.) Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya mu’amalat duniyawiyat
(pengolahan dunia dan pembinaan masyarakat) dengan berdasarkan
ajaran agama serta menjadikan semua kegiatan dalam bidang ini sebagai
ibadah kepada Allah Subhaanahu Wa Ta’ala.
5. Muhammadiyah mengajak segenap lapisan bangsa Indonesia yang telah
mendapat karunia Allah berupa tanah air yang mempunyai sumber-sumber
kekayaan, kemerdekaan bangsa dan Negara Republik Indonesia yang berdasar

8
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, untuk berusaha bersama-sama
menjadikan suatu negara yang adil dan makmur dan diridhai Allah Subhaanahu
Wa Ta’ala: “BALDATUN THAYYIBATUN WA RABBUN GHAFUR” (Keputusan Tanwir
Tahun 1969 di Ponorogo).

C. Sistematika dan Pedoman Untuk Memahami Rumusan Matan


“Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah”

SISTEMATIKA

Rumusan Matan “Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah” terdiri dari 5


(lima) angka. Lima angka tersebut dapat dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok ;

Kelompok Kesatu : Mengandung pokok-pokok persoalan yang bersifat ideologis, ialah


angka 1 dan 2 yang berbunyi :

1. Muhammadiyah adalah Gerakan Islam dan Dakwah Amar ma’ruf nahi munkar,
beraqidah islam dan bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah, bercita-cita dan bekerja
untuk terwujudnya masyarakat islam yang sebenar-benarnya, untuk melaksanakan
fungsi misi manusia sebagai hamba dan khalifah Allah di muka bumi.
2. Muhammadiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah agama Allah yang diwahyukan
kepada para Rasul-Nya, sejak Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan seterusnya
sampai kepada Nabi Muhammad ‫ﷺ‬. Sebagai hidayah dan rahmat Allah kepada umat
manusia sepanjang masa, dan menjamin kesejahteraan hidup material dan spiritual,
duniawi dan ukhrawi.

Kelompok Kedua : Mengandung persoalan mengenai faham agama menurut


Muhammadiyah, ialah angka 3 dan 4 yang berbunyi :

3. Muhammadiyah dalam mengamalkan Islam berdasarkan:


c. Al-Qur’an : Kitab Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad ‫ﷺ‬,
d. Sunnah Rasul : Penjelasan dan pelaksanaan ajaran-ajaran Al-Qur’an yang
diberikan oleh Nabi Muhammad ‫ﷺ‬, dengan menggunakan akal fikiran sesuai
dengan jiwa ajaran Islam.
4. Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaran-ajaran Islam yang meliputi
bidang-bidang :
e. Aqidah
f. Akhlak
g. Ibadah
h. Mu’amalah Duniawiyat
e.) Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya aqidah Islam yang murni, bersih
dari gejala-gejala kemusyrikan, bid’ah dan khurafat, tanpa mengabaikan
prinsip toleransi ajaran Islam

9
f.) Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya nilai akhlak-akhlak mulia
dengan berpedoman kepada ajaran Al-Qur’an dan Sunnah Rasul, tidak
bersendi kepada nilai-nilai ciptaan manusia.
g.) Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya ibadah yang dituntunkan oleh
Rasulullah ‫ﷺ‬, tanpa tambahan dan perubahan dari manusia.
h.) Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya mu’amalat duniyawiyat
(pengolahan dunia dan pembinaan masyarakat) dengan berdasarkan
ajaran agama serta menjadikan semua kegiatan dalam bidang ini sebagai
ibadah kepada Allah Subhaanahu Wa Ta’ala.

Kelompok Ketiga : Mengandung persoalan mengenai fungsi dan misi Muhammadiyah


dalam masyarakat Republik Indonesia, ialah angka 5 yang berbunyi :

5. Muhammadiyah mengajak segenap lapisan bangsa Indonesia yang telah mendapat


karunia Allah berupa tanah air yang mempunyai sumber-sumber kekayaan,
kemerdekaan bangsa dan Negara Republik Indonesia yang berdasar Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945, untuk berusaha bersama-sama menjadikan suatu
negara yang adil dan makmur dan diridhai Allah Subhaanahu Wa Ta’ala:
“BALDATUN THAYYIBATUN WA RABBUN GHAFUR”.

PEDOMAN UNTUK MEMAHAMI

Uraian singkat mengenai Matan “Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah”

1. Pokok-pokok persoalan yang bersifat ideologis, yang terkandung dalam angka 1 dan
2 dari Matan “Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah” ialah:
a. Aqidah : Muhammadiyah adalah gerakan ber-Aqidah Islam.
b. Cita-cita/tujuan : Bercita-cita dan bekerja untuk terwujudnya masyarakat islam
yang sebenar-benarnya.
c. Ajaran yang digunakan untuk melaksanakan aqidah dalam mencapai cita-
cita/tujuan tersebut : Agama Islam adalah Agama Allah sebagai hidayah dan
rahmat Allah kepada umat manusia sepanjang masa, dan menjamin
kesejahteraan hidup manusia , material dan spiritual, duniawi dan ukhrawi.
2. Fungsi “aqidah” dalam persoalan Keyakinan dan Cita-cita hidup, adalah sebagai
sumber yang menentukan bentuk keyakinan dan cita-cita hidup itu sendiri.
Berdasar islam, artinya ialah : Islam sebagai sumber ajaran yang menentukan
keyakinan dan cita-cita hidupnya.
Ajaran Islam, yang inti ajarannya berupa kepercayaan : tauhid, membentuk
keyakinan dan cita-cita hidup; bahwa hidup manusia di dunia ini semata-mata
hanyalah untuk beribadah kepada Allah Subhaanahu Wa Ta’ala. Demi kebahagiaan
dunia dan akhirat.

10
Hidup beribadah menurut ajaran islam, ialah hidup bertaqarrub kepada Allah,
dengan menunaikan amanah-Nya serta mamatuhi ketentuan yang menjadi
peraturan-Nya guna mendapatkan keridhaan-Nya.
Amanah Allah yang menentukan frungsi dan misi manusia dalam hidupnya di
dunia, ialah manusia sebagai hamba Allah dan khalifah (pengganti)-Nya yang
bertugas mengatur dan membangung dunia serta menciptakan dan memelihara
keamanan dan ketertibannya untuk memakmurkannya.
3. Fungsi cita-cita/ tujuan dalam persoalan “Keyakinan dan Cita-Cita Hidup” ialah
sebagai kelanjutan/ konsekuensi dari Aqidah.
Hidup yang beraqidah islam seperti yang disimpulkan pada angka 4 di atas,
tidak bisa lain kecuali menimbulkan kesadaran pendrian, bahwa cita-cita/tujuan yang
akan dicapai dalam hidupnya di dunia, ialah terwujudnya tata-kehidupan masyarakat
yang baik, guna mewujudkan kemakmuran dunia dalam rangka ibadahnya kepada
Allah.
Dalam hubungan ini Muhammadiyah telah menegaskan cita-cita/tujuan
perjuangannya dengan “…Sehingga terwujud masyarakat islam yang sebenar-
benarnya” (Anggaran Dasar Pasal 2).
Bagaimana bentuk atau wujud masyarakat islam yang sebenar-benarnya yang
dimaksud itu, harus dirumuskan dalam satu konsepsi yang jelas, gamblang dan
menyeluruh.
4. Berdasarkan keyakinan dan cita-cita hidup yang beraqidah islam dan dikuatkan oleh
hasil penyelidikan secara ilmiah, historis dan sosiologis, Muhammadiyah
berkeyakinan bahwa ajaran yang dapat melaksanakan hidup yang sesuai dengan
aqidahnya dalam mencapai cita-cita/tujuan hidup dan perjuangannya sebagaimana
dimaksud, hanyalah ajaran Islam. Untuk itu sangat diperlukan adanya rumusan
secara konkret, sistematis dan menyeluruh tentang konsepsi ajaran islam yang
meliputi seluruh aspek hidup dan kehidupan manusia atau masyarakat, sebagai isi
dari masyarakat yang sebenar-benarnya.
5. Keyaknan dan cita-cita hidup Muhammadiyah yang persoalan-persoalan pokoknya
telah diuraikan dengan singkat di atas, dibentuk atau ditentukan oleh pengertian dan
pahamnya mengenai agama islam.
Agama islam adalah sumber keyakinan dan cita-cita hidup Muhammadiyah.
Maka dari itu, paham agama bagi Muhammadiyah adalah merupakan persoalan
yang esensi bagi adanya keyakinan dan cita-cita hidup Muhammadiyah.
6. Paham Agama
a. Agama Islam adalah agama Allah yang diturunkan kepada pada Rasaul-Nya, sejak
Nabi Adam sampai Nabi terakhir, ialah Nabi Muhammad ‫ﷺ‬.
Nabi Muhammad ‫ﷺ‬. Sebagai Nabi terakhir, diutus dengan membawa syari’at
agama yang sempurna untuk seluruh umat manusia sepanjang masa. Maka dari
itu agama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad ‫ﷺ‬. Itulah yang tetap berlaku
sampai sekarang dan untuk masa-masa selanjutnya.

11
“Agama (yakni agama islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad ‫ )ﷺ‬ialah apa
yang diturunkan Allah di dalam Al-Qur’an dan yang tersebut dalam Sunnah yang
shahih, berupa perintah-perintah dan larangan-larangan serta petunjuk-petunjuk
untuk kebaikan manusia di dunia dan akhirat”
“Agama adalah apa yang disyari’atkan Allah dengan perantaraan Nabi-Nabi-
Nya, berupa perintah dan larangan-larangan serta petunjuk-petunjuk untuk
kebaikan manusia di dunia dan akhirat”
(Putusan Majelis Tarjih)
b. Dasar Agama Islam
(1) Al-Qur’an : Kitab Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad ‫ﷺ‬
(2) Sunnah Rasul : Penjelasan dan pelaksanaan ajaran Al-Qur’an yang diberikan
oleh Nabi Muhammad ‫ﷺ‬. Dengan menggunakan akal fikiran sesuai dengan
jiwa ajaran Rasul
(Dinukil dari Matan)
c. Al-Qur’an dan Sunnah Rasul sebagai penjelasannya adalah pokok dasar hukum
atau ajaran islam yang mengandung ajaran yang benar. Akal fikiran atau Ar-Ra’yu
adalah alat untuk:
(1) Mengungkap dan mengetahui kebenaran yang terkandung di dalam Al-
Qur’an dan Sunnah Rasul.
(2) Mengetahui maksud-maksud yang tercakup dalam pengertian Al-Qur’an dan
Sunnah Rasul.
Sedang untuk mencari cara dan jalan melaksanakan ajaran Al-Qur’an dan Sunnah
Rasul dalam mengatur dunia guna memakmurkannya, akal fikiran yang dinamis
dan progresif mempunyai peranan yang penting dan lapangan yang luas. Begitu
pula akal fikiran bisa untuk mempertimbangkan seberapa jauh pengaruh
keadaan dan waktu terhadap penerapan suatu ketentuan hukum dalam batas
maksud-maksud pokok ajaran agama.
d. Muhammadiyah berpendirian bahwa pintu ijtihad senantiasa terbuka.
e. Muhammadiyah berpendirian bahwa orang dalam beragama hendaklah
berdasarkan pengertian yang benar, ijtihad atau ittiba’.
f. Muhammadiyah dalam menerapkan tuntunan yang berhubungan dengan
masalah agama, baik bagi kehidupan perorangan ataupun bagi kehidupan
gerakan, adalah dengan dasar-dasar seperti tersebut di atas; dilakukan dalam
musyawarah dan kemudian mengambil yang mana yang mempunyai alasan yang
lebih kuat.
g. Dengan dasar dan cara memahami agama seperti tersebut di atas,
Muhammadiyah berpendirian bahwa ajaran islam merupakan “Kesatuan ajaran”
yang tidak boleh dipisah-pisah dan meliputi :
(1) Aqidah : Ajaran yang berhubungan dengan kepercayaan.
(2) Akhlak : Ajaran yang berhubungan dengan pembentukan sikap mental.

12
(3) Ibadah (Mahdhah) : Ajaran yang berhubungan dengan peraturan dan tata
tertib hubungan manusia dengan Tuhan.
(4) Mu’amalat Duniyawiyat : Ajaran yang berhubungan dengan pengolahan
dunia dan pembinaan masyarakat.

Dimana semua itu bertumpu dan untuk mencerminkan kepercayaan “Tauhid”


dalam hidup dan kehidupan manusia, dalam wujud dan bentuk hidup dan
kehidupan yang semata-mata untuk beribadah kepada Allah Subhaanahu wa
Ta’ala. Dalam arti yang luas dan penuh, seperti arti ibadah yang dirumuskan oleh
Majelis Tarjih :
“Ibadah ialah bertaqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah, dengan mentaati
segala perintah-Nya, menjauhi larangan-larangan-Nya, dan mengamalkan
segala yang diizinkan oleh Allah. Ibadah itu ad ayang umum dan khusus”
(a) Yang umum, ialah segala amalan yang diizinkan Allah.
(b) Yang khusus, iala apa yang telah ditetapkan Allah akan perincian-
perinciannya, tingkah dan cara-caranya yang tertentu.
h. Fungsi dan Misi Muhammadiyah
(1) Berdasarkan keyakinan dan cita-cita hidup yang bersumberkan ajaran islam
yang murni seperti tersebut di atas, Muhammadiyah menyadari
kewajibannya: berjuang dan mengajak segenap golongan dan lapisan bangsa
Indonesia untuk mengatur dan membangun tanah air dan Negara Republik
Indonesia, sehingga merupakan masyarakat dan negara yang adil dan
makmur, sejahtera bahagia, materiil dan spiritual yang diridhai Allah
Subhaanahu Wa Ta’ala.
(2) Mengingat perkembangan sejarah dan kenyataan bangsa Indonesia sampai
dewasa ini, semua yang ingin dilaksanakan dan dicapai oleh Muhammadiyah
daripada keyakinan dan cita-cita hidupnya, bukanlah hal yang baru, dan
hakekatnya adalah sesuatu yang wajar.
(3) Sedan pola perjuangan Muhammadiyah dalam melaksanakan dan mencapai
keyakinan dan cita-cita hidupnya dalam masyarakat Negara republik
Indonesia, Muhammadiyah menggunakan dakwah amar ma’ruf nahi munkar
dalam arti dna proporsi yang sebenar-benarnya, sebagai jalan satu-satunya.

13
BAB 3 PENUTUP

A. Kesimpulan
Konsep Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah sebenarnya
kalimat substansinya adalah “Keyakinan dan Cita-Cita hidup” tidak lain “ideologi”,
sedangkan “Matan” artinya “isi” atau “kandungan isi”. Rumusan awal disusun oleh
Biro Ideologi dan Khittah yang disajikan dalam Muktamar ke-37 di Yogyakarta, yang
kemudian dibahas di Tanwir Ponorogo tahun 1969 dengan judul"Cita-Cita dan
Keyakinan Hidup", serta akhirnya diubah dan disempurnakan oleh PP
Muhammadiyah menjadi Matan "Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah".
Sejak itu pemikiran resmi ini berlaku dalam Muhammadiyah dengan sebutan Matan
Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah dan sering disingkat"MKCH”
Muhammadiyah.
MKCHM tersebut ialah:
1. Muhammadiyah adalah Gerakan Islam dan Dakwah Amar ma’ruf nahi munkar,
beraqidah islam dan bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah, bercita-cita dan
bekerja untuk terwujudnya masyarakat islam yang sebenar-benarnya, untuk
melaksanakan fungsi misi manusia sebagai hamba dan khalifah Allah di muka
bumi.
2. Muhammadiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah agama Allah yang
diwahyukan kepada para Rasul-Nya, sejak Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa
dan seterusnya sampai kepada Nabi Muhammad ‫ﷺ‬. Sebagai hidayah dan rahmat
Allah kepada umat manusia sepanjang masa, dan menjamin kesejahteraan hidup
material dan spiritual, duniawi dan ukhrawi.
3. Muhammadiyah dalam mengamalkan Islam berdasarkan:
e. Al-Qur’an : Kitab Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad ‫ﷺ‬,
f. Sunnah Rasul : Penjelasan dan pelaksanaan ajaran-ajaran Al-Qur’an yang
diberikan oleh Nabi Muhammad ‫ﷺ‬, dengan menggunakan akal fikiran sesuai
dengan jiwa ajaran Islam.
4. Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaran-ajaran Islam yang meliputi
bidang-bidang :
i. Aqidah
j. Akhlak
k. Ibadah
l. Mu’amalah Duniawiyat
i.) Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya aqidah Islam yang murni, bersih
dari gejala-gejala kemusyrikan, bid’ah dan khurafat, tanpa mengabaikan
prinsip toleransi ajaran Islam
j.) Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya nilai akhlak-akhlak mulia dengan
berpedoman kepada ajaran Al-Qur’an dan Sunnah Rasul, tidak bersendi
kepada nilai-nilai ciptaan manusia.
k.) Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya ibadah yang dituntunkan oleh
Rasulullah ‫ﷺ‬, tanpa tambahan dan perubahan dari manusia.
l.) Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya mu’amalat duniyawiyat
(pengolahan dunia dan pembinaan masyarakat) dengan berdasarkan
ajaran agama serta menjadikan semua kegiatan dalam bidang ini sebagai
ibadah kepada Allah Subhaanahu Wa Ta’ala.

14
5. Muhammadiyah mengajak segenap lapisan bangsa Indonesia yang telah
mendapat karunia Allah berupa tanah air yang mempunyai sumber-sumber
kekayaan, kemerdekaan bangsa dan Negara Republik Indonesia yang berdasar
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, untuk berusaha bersama-sama
menjadikan suatu negara yang adil dan makmur dan diridhai Allah Subhaanahu
Wa Ta’ala: “BALDATUN THAYYIBATUN WA RABBUN GHAFUR” (Keputusan Tanwir
Tahun 1969 di Ponorogo)..

B. Saran dan Kritik


Kami sebagai penyusun menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini
masihlah terdapat banyak kekurangan dan kesalahan, maka dari itu kami meminta
kritik dan saran yang membangun agar makalah ini bisa lebih dikembangkan dan
memiliki banyak manfaat untuk orang lalin, terima kasih!

15
DAFTAR PUSTAKA

Haedar Nashir, M.SI., DR., H. Memahami Ideologi Muhammadiyah, Februari 2014, Suara
Muhammadiyah : Yogyakarta.

16

Anda mungkin juga menyukai