Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

STUDI ISLAM II

Dosen Pengampu :

Muntohar, M.Pd.I.

Disusun Oleh :

Kelompok 6

Kelas B

1. Estri Sofiyawati (1611020108)


2. Febrianto Prasetyo (1611020108)
3. Efrisan Nur Aidha (1611020108)
4. Yuhaning Audiya (1611020108)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN SI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya yang telah diberikan kepada kami, sehingga dapat menyelesaikan
tugas kami.
Tugas ini disusun sebagai salah satu pembelajaran yang sedang berlangsung,
dan dijadikan sebagai acuan untuk pembelajaran pada semester empat. Dengan
adanya tugas ini semoga dapat menambah pengetahuan bagi pembacanya. Tuga Mata
Kuliah Studi Islam II tentang Kemuhammadiyahan ini kami beri judul “Mukadimah
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah”.
Dalam penyelesaian tugas ini, tidak lepas dari bantuan, bimbingan, serta
dukungan dari berbagai pihak, baik berupa dukungan moral, material, maupun
spiritual. Oleh karena itu, pada kesempatan ini maka ijinkan kami menghaturkan
terima kasih yang sebesar – besarnya kepada semua pihak yang telah membantu kami
menyelesaikan makalah ini, termasuk bapak Muntohar, M.Pd.I. selaku dosen Studi
Islam II tentang Kemuhammadiyahan yang telah membimbing kami dalam proses
belajar-mengajar sehingga kami mampu untuk membuat tugas ini dengan baik dan
lebih berpengetahuan tentang Mukadimah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga Muhammadiyah.

Dalam penyusunan Makalah ini penulis menyadari masih banyak kekurangan


dalam penyajian tulisan ini, untuk itu saran dan kritik dari pembaca sangat diharapkan
untuk kesempurnaan laporan ini . Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini
dapat menambah wawasan bagi para pembaca.

Purwokerto, 31 Maret 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................. i

KATA PENGANTAR............................................................................................... ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah......................................................................... 1
C. Tujuan .......................................................................................... 1
BAB II ISI

A. Mukadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah ........................ 2


B. Identitas dan Asas Muhammadiyah ....................................... 10
C. Keanggotaan Muhammadiyah........................................................ 10
D. Keorganisasian Muhammadiyah ............................................. 11

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...................................................................................... 16
B. Saran................................................................................... ............ 16
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Muhammadiyah adalah suatu persyarikatan yang merupakan “Gerakan Islam”.
Maksud geraknya ialah, “Da’wah Islam & amar ma'ruf nahi munkar” yang ditujukan
kepada dua bidang: perseorangan dan masyarakat. Da’wah dan amar ma'ruf nahi munkar
pada bidang yang pertama terbagi kepada dua golongan: kepada yang telah Islam bersifat
pembaharuan (tajdid), yaitu mengembalikan kepada ajaran-ajaran Islam yang asli murni;
dan yang kedua kepada yang belum Islam bersifat seruan dan ajakan untuk memeluk
agama Islam. Adapun da’wah dan amar ma'ruf nahi munkar yang kedua, ialah kepada
masyarakat, bersifat perbaikan, bimbingan dan peringatan. Kesemuanya itu dilaksanakan
bersama dengan bermusyawarah atas dasar taqwa dan mengharap keridlaan Allah semata.
Dengan melaksanakan da’wah dan amar ma'ruf nahi munkar dengan caranya masing-
masing yang sesuai, Muhammadiyah menggerakkan masyarakat menuju tujuannya, ialah
“terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Mukaddimah Anggaran Dasar
Muhammadiyah pada hakekatnya merupakan ideologi Muhammadiyah yang merupakan
pandangan Muhammadiyah mengenai kehidupan manusia di muka bumi ini, cita-cita
yang ingin diwujudkan dan Cara-cara yang dipergunakan untuk mewujudkan cita-cita
tersebut sebagai ideologi, Muqaddimah Anggaran Dasar menjiwai segala gerak dan usaha
Muhammadiyah dan proses penyusunan sistem kerjasama yang dilakukan untuk
mewujudkan tujuannya

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Mukadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah?
2. Apakah Identitas dan Asas Organisasi Muhammadiyah?
3. Bagaimna Keanggotaan Muhammadiyah?
4. Bagaimana Susunan Keorganisasian Muhammadiyah?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui maksud dari Mukadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah,
2. Untuk mengetahui Identitas dan Asas Organisasi Muhammadiyah,
3. Untuk mengetahui Keanggotaan Muhammadiyah,
4. Untuk mengetahui susunan Keorganisasian Muhammadiyah.
BAB II
ISI
A. Mukadimah Anggaran Dasar
1. Sejarah Perumusan
Mukaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah disusun dan dirumuskan oleh
Ki Bagus Hadikusumo sebagai hasil penyorotan dan pengungkapan kembali
terhadap pokok-pikiran pokok-pikiran yang dijadikan dasar amal usaha dan
perjuangan Kyai Ahmad Dahlan dengan menggunakan wadah persyarikatan
Muhamnadiyah. Rumusan “Mukaddimah” diterima dan disahkan oleh Muktamar
Muhammadiyah ke 31 yang dilangsungkan di kota Yogyakarta pada tahun 1950,
setelah melewati penyempur¬naan segi redaksional yang dilaksanakan oleh
sebuah team yang dibentuk oleh sidang Tanwir. Team pnyempurnaan tersebut
anggota-anggotanya terdiri dari Buya HAMKA, K.H. Farid Ma’ruf, Mr. Kasman
Singodimedjo serta Zain Jambek.
Muqkadimah Anggaran Dasar Muhamnadiyah disusun dan dirumuakan baru
pada periode Ki Bagus Hadikusumo, sebab-sebabnya antara lain :
a. Belum adanya kepastian rumusan tentang cita-cita dan dasar perjuangan
Muhammadiyah
Kyai Ahmad Dahlan membangun Muhammadiyah bukan didasarkan
pada teori yang terlebih dahulu dirumuskan secara ilmiyah dan sistematis.
Akan tetapi apa yang telah diresapinya dari pemahaman agama yang
bersumber pada Al-Qur’an dan Hadits beliau segera diwujudkan dalam
amalan yang nyata. Oleh karena itu Kyai Ahmad Dahlan lebih tepat dikatakan
sebagai seorang ulama yang praktis, bukannya ulama teoritis.
Pada awal perjuangan Muhammadiyah, keadaan serupa itu tidak
mengaburkan penghayatan seseorang terhadap Muhammadiyah, baik ia
seorang Muhammadiyah sendiri ataupun seorang luar yang berusaha
memahaminya. Akan tetapi serentak Muhammadiyah semakin luas serta
bertambah banyak anggota dan simpatisannya mengakibatkan semakin jauh
mereka dari sumber gagasan. Karena itu wajar apabila terjadi kekaburan
penghayatan terhadap dasar-dasar pokok yang menjadi daya pendorong Kyai
Ahmad Dahlan dalam menggerakkan persyarikatan Muharrmadiyah.
b. Kehidupan rohani keluarga Muhammadiyah menampakkan gejala menurun,
akibat terlalu berat mengejar kehidupan duniawi.
Perkembangan masyarakat terus maju, ilmu pengetahuan dan teknologi
tidak henti-hentinya menyajikan hal-hal yang membuat manusia kager dan
mence-ngangkan, membuat dunia semakin ciut dan sempit; pengaruh budaya
secara timbal-balik terjadi dengan lancarnya antara satu negara dengan negara
lainnya baik yang bersifat positif ataupun yang bersifat negatif. Keadaan yang
serpua itu tidak terkecuali mengenai masyarakat Indonesia.
Tersebab adanya perkembangan zaman serupa itu yang seluruhnya
hampir dapat dinyatakan mengarah kepada kehidupan duniawi dan sedikit
sekali yang mengarah kepada peningkatan kebahagiaan rohani, menyebabkan
masyarakat Indonesia termasuk di dalamnya keluarga Muhavmadiyah
terhimbau oleh gemerlapan kemewahan duniawi.
c. Makin kuatnya berbagai pengaruh dari luar yang langsung atau tidak
berhadapan dengan faham dan keyakinan Muhammadiyah
Bersama dengan perkembangan zaman yang membawa berbagai
perubahan dalam masyarakat, maka tidak ketinggalan pengaruh cara-cara
berfikir, sikap hidup atau pandangan hidup masuk ke tengah-tengah
masyarakat Indonesia. Selain banyak yang bermanfaat, tak sedikit yang dapat
merusak keyakinan dan faham Muhammadiyah.
d. Dorongan disusunnya preambul UUD 1945
Sesaat menjelang proklamasi Kemerdekaan Negara Republik
Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, tokoh-¬tokoh pergerakan bangsa
Indonesia dihimpun oleh pemerintah Jepang dalam wadah “Badan
Penyelidik” usaha persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), yang
tugasnya antara lain mempelajari Negara Indonesia Merdeka. Dan di antara
hal yang penting adalah terumus¬kannya “Piagam Jakarta” yang kelak
dijadikan “Pembukaan UUD 1945” setelah diadakan beberapa perubahan dan
penyempurnaan di dalamnya.
Pada saat merumuskan materi tersebut, para pimpinan pergerakan
bangsa Indonesia benar-benar memusyawarahkan secara matang dengan
disertai debat yang seru antara satu dengan yang lain, yang ditempuh demi
mencari kebenaran. Pengalaman ini dialami sendiri oleh Ki Bagus
Hadikusumo yang kebetulan terlibat di dalamnya karena termasuk sebagai
anggota BPUPKI. Beliau merasakan betapa pentingnya rumusan Piagam
Jakarta, sebab piagam ini akan memberikan gambaran kepada dunia luar atau
kepada siapapun tentang cita-cita dasar, pandangan hidup serta tujuan luhur
bangsa Indonesia bernegara.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada saat periode Ki
Bagus Hadikusumo, adanya “Mukaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah”
benar-benar sudah sangat diperlukan karena adanya beberapa alasan dan
kenyataan tersebut.
2. Fungsi Mukadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah
Bagi persyarikatan Muhammadiyah, Muqaddimah Anggaran Dasar
Muhammadiyah berfungsi sebagai . “Jiwa dan semangat pengabdian serta
perjuangan persyarikatan Muhammadiyah”.
3. Matan atau Isi Pokok
Mukadimah Anggarah Dasar Muhammadiyah
“Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah dan Penyayang. Segala puji bagi Allah
yang mengasuh semua alam; yang Maha Pemurah dan Penyayang; yang
memegang pengadilan pada hari kemudian; Hanya kepada Kau hamba
menyembah dan hanya kepada Kau hamba mohon pertolongan; Berilah petunjuk
kepada hamba jalan yang lempang; Jalan orang-orang yang telah Kau beri
kenikmatan, yang tidak dimurkai dan tidak tersesat lagi”. (al-Qur’an surat Al
Fatihah).

“Saya ridha, bertuhan kepada Allah, beragama kepada Islam dan bernabi kepada
Muhammad Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam”.
Amma ba’du, Bahwa sesungguhnya ke-Tuhanan itu adalah hak Allah semata-
mata. Bertuhan dan beribadah serta tunduk dan ta’at kepada Allah adalah satu-
satunya ketentuan yang wajib atas tiap-tiap makhluk, terutama manusia.
Hidup bermasyarakat itu adalah sunnah (hukum qudrat-iradat) Allah atass
kehidupan manusia. Masyarakat yang sejahtera, aman, damai, makmur dan
bahagia hanyalah dapat diwujudkan di atas dasar keadilan, kejujuran,
persaudaraan dan go¬tong-royong bertolong-tolongan dengan bersendikan hukum
Allah yang sebenar-benarnya, lepas dari pada pengaruh syaitan dan hawa nafau.
Agama Allah yang dibawa dan diajarkan oleh sekalian Nabi yang bijaksana dan
berjiwa suci, adalah satu-satunya Pokok hukum dalam masyarakat yang utama
dan sebaik-baiknya.
Menjunjung tinggi hukum Allah lebih dari pada hukum yang manapun juga,
adalah kawajiban mutlak bagi tiap-tiap orang yang mengaku ber-Tuhan kepada
Allah. Agama Islam adalah agama Allah yang dibawa oleh sekalian Nabi, sejak
Nabi Adam sampai Nabi Muhammad saw. dan diajarkan kepada unmatnya
masing-masing untuk mendapatkan hidup bahagia dunia dan akhirat.
Syahdan, untuk menciptakan masyarakat yang bahagia dan sentosa sebagai
yang tersebut di atas itu, tiap-tiap orang, terutama ummat Islam, ummat yang
percaya akan Allah dan Hari Kemudian, wajiblah mengikuti jejak sekalian Nabi
yang suci itu; beribadah kepada Allah dan berusaha segiat-giat¬nya
mengumpulkan segala kekuatan dan mempergunakannya untuk menjelmakan
masyarakat itu di dunia ini, dengan niat yang kurni-tulus dan ikhlas karena Allah
semata-mata dan hanya mengharapkan karunia Allah dan ridla-Nya belaka serta
mempu¬nyai rasa tanggung-jawab di hadlirat Allah atas segala perbuatannya; lagi
pula harus sabar dan tawakkal bertabah hati menghadapi segala kesukaran atau
kesulitan yang menimpa dirinya, atau rintangan yang menghalangi pekerjaannya
dengan penuh pengharapan akan perlindungan dan pertolongan Allah Yang Maha
Kuasa.
Untuk melaksanakan terwujudnya masyarakat yang demikian itu, maka
dengan berkat dan rahmat Allah dan didirong oleh firman Allah dalam al-Qur’an :
“Adakanlah dari kamu sekalian golongan yang mengajak kepada keIslaman,
menyuruh kepada kebaikan dan mencegah dari pada keburukan. Mereka itulah-
golongan yang beruntung berbahagia”. (al-Qur’an surat Ali ‘Imran ayat 104)
Pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 Hijriyah atau 18 Nopember 1912 Miladiyah
oleh Almarhum K.H.A. Dahlan didirikanlah suatu Persyarikatan sebagai
“GERAKAN ISLAM’ dengan nama “MUHAMMADIYAH” yang disusun
dengan majlis-majlis (Bagian-bahgian)nya, mengikuti peredaran zaman serta
berdasarkan “syura” yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan atau Muktamar.
Kesemuanya itu perlu untuk menunaikan kewajiban mengamalkan perintah-
perintah Allah dan mengikuti Sunnah Rasul-Nya, Nabi Muhamnad saw, guna
mendapatkan karunia dan ridla-Nya, di dunia dan akhirat, dan untuk mencapai
masyarakat yang sentosa dan bahagia, disertai nikmat dan rahmat Allah yang
melimpah-limpah, sehingga merupakan :
“Suatu negara yang indah, bersih, suci dan makmur di bawah perlindungan Tuhan
Yang Maha Pengampun”.
Maka degan Muhammadiyah ini mudah-mudahan umnat Islam dapatlah
diantarkan ke pintu gerbang Syurga “Jannatun Na’imi’ dengan keridlaan Allah
Yang Rahman dan Rahim.

4. Tafsir

Sebelum memasuki keterangan secara terperinci, terlebih dahulu perlu


diketahui bahwa apabila Mukaddimah tersebut di atas disimpulkan, maka akan
didapatkan tujuh pokok pikiran, yaitu :

a. Pertama Hidup manusia harus mentauhidkan Allah; ber-Tuhan, beribadah


serta tunduk dan taat hanya kepada Allah
Manusia adalah salah satu makhluk Allah yang diberi kedudukan
tertinggi di antara makhluk-makhluk lainnya, dan ia dititahkan dengan disertai
satu tujuan tertentu. Oleh karena itu sudah seharusnyalah kalau manusia
menyesuaikan hidup dan kehidupannya sejalan dengan maksud dan tujuan
Allah menciptakan¬nya dengan cara mendasarkan seluruh hidupnya di atas
dasar Tauhid, dalam arti hidup ber-Tuhan, beribadah serta tunduk dan taat
hanya kepada Allah semata.
Manusia harus percaya dan yakin dengan sesungguh-sungguhnya,
bahwa tidak ada sesuatu apapun yang wajib disembah, tak ada sesuatu apapun
yang pantas ditakuti, tidak ada sesuatu apapun yang pantas dicintai, dan tidak
ada sesuatu apaun yang wajib dita¬ati serta diagung-agungkan kecuali hanya
kepada Allah semata-mata. Kalaupun di dalam hidupnya seseorang mesti
mencurahkan rasa cinta ataupun kesadaran mentaati sesuatu, maka
keseluruhannya dilaksanakan dalam kerangka dasar mencintai dan mentaati
kepada Allah juga.
b. Kedua Hidup manusia adalah bermasyarakat
Hidup bermasyarkat bagi manusia adalah sunnatullah seperti
ditegaskan oleh Allah dalam surat al-Hujurat ayat 13 “Sesungguhnya Kami
menjadikan engkau semua dalam bentuk berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
agar saling kenal-mengenal.”
Secara pengalaman telah diakui oleh para cerdik-cendekiawan, bahwa
kehidupan manusia selalu bergerombol. Hal seperti itu karena manusia
didorong berbagai dorongan, seperti dorongan spirituil, dorongan intelektuil,
dorongan biologis, ataupun do¬rongan harga diri. Karena kenyataan serupa itu
Aris toteles memandang manusia sebagai makhluk bermasyarakat (Zoon
politikon ).
Islam mengakui manusia sebagai makhluk yang mandiri dan
berpribadi. Sekalipun demikian ia tidak akan dapat melepaskan diri dari
hubungan sesama manusia, bahkan dengan mempelajari sifat dan susunan
hidup manusia maka bagaimanapun juga tinggi nilai pribadinya akan totapi ia
tidak akan mFSnpunyai nilai bila sifat kehidupannya hanya semata-mata
berguna bagi dirinya sendiri. Nilai seseorang akan ditentu¬kan oleh ukuran
seberapa jauh ia memberikan pengorbanan dan darma baktinya dalam upaya
membina kelestarian hidup bersama. Jadi hanya dengan hidup ber¬masyarakat
terletak arti dan nilai kehidupan manusia.
c. Ketiga Hanya hukum Allah satu-satunya hukum Yang dapat dijadikan sendi
pembentuk pribadi utama, dan mengatur tertib hidup bersama menuju
kehidupan berba¬hagia-sejahtera Yang hakiki dunia dan akhirat
Pendirian pokok pikiran ketiga ini lahir dan kemudian menjadi
keyaninan yang kokoh dan kuat adalah sebagai hasil penelaahan dan
pecnahaman terhadap ajaran Islam dalam arti dan sifat yang sebenar-
be¬narnya. Oleh karena itu pokokpikiran ini merupakan “bekal keyakinan dan
pendangan hidup”.
Agama Islam merupakan ajaran-ajaran yang sangat sempurna serta
mutlak nilai kebenarannya. la merupakan petunjuk jiwa dan sebagai rahmat
serta taufiq Allah kepada manusiakuntuk meraih kebahagiaan hakiki dunia dan
akhirat. Surat Ali Imran ayat 19 dan 85 menegaskan “Sesungguhnya agama
yang ada di sisi Allah hanyalah agama Islam, dan siapapun yang mencari
agama selain agama Islain, tidak akan diteri¬ma dan ia diakhirat termasuk
golongan orang-orang yang rugi.”
Surat al-Maidah ayat 3 menerangkan tentang kesempurnaan Islam:
“Pada hari ini telah Aku sern¬purnakan agama untukmu dan telah Aku
cukupkan pula nikmatKu padamu, dan Aku merelakan Islam sebagai
agamamu.”
d. Keempat Berjuang menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam untuk
mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya adalah wajib sebagai
ibadah kepada Allah dan berbuat ihsan kepada sesama manusia
Berjuang menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam dengan
mencari keridhaan Allah termasuk sabilillah yang artinya : “Jalan yang dapat
menyam-paikan kepada yang diridhai Allah atas semua amal yang
diizinkanya”.
Pokok pikiran keempat, sebagai konsekuensi atas keyakinan dan
pandangan hidup sebagaimana ter¬simpul dalam pokok pikiran ketiga.
Adanya pandangan dan keyakinan hidup bahwa hanya ajaran Islam satu-
satunya yang dapat dijadikan sendi mengatur keter¬tiban hidup manusia
menuju kebahagiaan dan kesejah¬teraan dunia dan akhirat, akhirnya
menumbuhkan kesadaran wajib berjuang, menegakkan ajaran Islam.
e. Kelima Perjuangan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam untuk
mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benar¬nya hanya akan berhasil
bila mengikuti jejak perjuangan Nabi Muhammad saw
Kehidupan para nabi, terutama nabi Muhammad saw. adalah
merupakan kehidupan yang seluruhnya diperuntukkan dalam perjuangan
menegakkan cita-cita agung yakni : Kejayaan agama Allah di seluruh
permukaan bumi. Kehidupan Rasulullah yang sangat menga-gumkan adalah
merupakan gambaran yang hidup, Yang konkrit dan rril serta merupakan
wujud Yang nyata dari ide yang terkandung dalam Al-Qur’an. t1anuaia
muslim tidak dapat membuat keadilan yang lebih besar terhadap Al-Qur’an
kecuali dengan cara mengikuti Rasulullah. Sebab sesungguhnya Rasulullah
adalah orang yang ditunjuk Allah menjadi alat penyampai wahyu.
Tegasnya seseorang muslim mengikuti jejak beliau karena didasari
suatu keyakinan bahwa tidak ada juru tafsir yang lebih baik dari ajaran A1-
Qur’an daripada melaui orang di mana firman Allah diwahyukan untuk umat
Islam. Oleh sebab itu mempelajari sejarah perjuangan Rasulullah hingga dapat
mengeta¬hui rahasia-rahasia kemenangannya yang gilang-gemi¬lang adalah
merupakan syarat mutlak bagi setiap pejuang Muslim yang bercita-cita
menegakkan agama Islam.
Sifat-sifat perjuangan Rasulullah yang wajib diikuti ialah selain
merupakan ibadah kepada Allah, adalah dilakukan dengan segala
kesungguhan atau jihad, ikhlas, penuh rasa tanggung jawab, sabar
dantawakkal.
Dan karana itu pula persyarikatan yang didirikan oleh Kyai Haji
Ahmad Dahlan dinamakan Muhammadiyah, dengan maksud untuk bertafaul
atau berharapan baik. semoga persyarikatan beserta para pendukung cita-
citanya dapat mencontoh pcrjuangan dan diri pribadi Nabi Muhammad saw.
f. Keenam Perjuangan mewujudkan maksud dan tujuan di atas hanya dapat
dicapai apabila dilaksanakan dengan cara berorganisasi
Perjuagan menegakkan ajaran Islam hanya akan dapat berhasil secara
efektif dan efisien apabila diperjuangkan dengan mempergunakan suatu alat
beru-pa organisasi. Dan sudah semestinya organisasi yang dijadikan alat untuk
meraih satu tujuan yang sangat tinggi dan agung, memerlukan berbagai syarat
yang berat juga, yang harus sepadan dan sebanding dengan nilai yang hendak
dicapai. Ajaran Islam menekankan kepada umatnya agar dalam berusaha
menegakkan ajaran Islam hendaknya dilakukan dengan cara berorganisasi
sebagaimana yang dinyatakan dalam surat ash-Shaf ayat 4: “Sesungguhnya
Allah senang kepada orang-orang yang yang berjuang di atas jalan-Nya secara
tersusun rapi ibarat suatu bangunan yang kokoh dan kuat”.
Muhammadiyah sadar bahwa mengingat ayat tersebut maka
berorganisasi untuk melaksakanan kewajiban menegakkan ajaran Islam,
hukumnya adalah wajib. Hal ini dikukuhkan oleh qaidah umum ushul fikih
yang menyatakan bahwa :”Apabila suatu kewajiban tidak selesai kecuali
dengan adanya sesuatu yang lain, maka adanya sesuatu yang lain tersebut
hukumnya wajib juga”. Untuk mengatur agar jalan kehidupan organisasi
Muhammadiyah dapat:
1) Tepat, yaitu sesuai dan selalu pada prin¬sip-prinsipnya.
2) Benar, yaitu sesuai dengan teori perjuangan serta lurus menuju maksud
dan tujuan.
3) Tertib, yaitu serasi dan tidak bersimpang siur.
4) Lancar, yaitu maju terus sampai kepada tujuan.
g. Ketujuh seluruh perjuangan memadu ke satu titik tujuan Muhammadiyah,
yakni “Terwujudnya masyarakat Utama, adil dan makmur yang diridlai Allah
Subha¬nahu wata’ala
Pokok pikiran ketujuh membicarakan tentang tujuan perjuangan. Di
mana Muhammadiyah selaku orga¬nisasi menetapkan bahwa segala amal
perjuangan yang telah dan yang akan dirintisnya tidak boleh lepas dari tujuan
yang dicita-citakan sejak semula, yakni terwujudnya masyarakat utama, adil
dan makmur yang diridlai Allah Subhanahu wata’ala.
Adapun wujud dari masyarakat utama, adil dan makmur yang diridlai
Allah SWT dapat diberi ciri sebagai berikut : masyarakat yang sejahtera,
aman, damai, makmur dan bahagia yang diwujudkan atas dasar keadilan,
kejujuran, persaudaraan dan gotong royong, saling tolong menolong dengan
bersendikan hukum Allah yang sebenar-benarnya, lepas dari pengaruh syaitan
dan hawa nafsu.
Masyarakat utama, adil dan makmur yang diri¬dlai Allah SWT selain
merupakan kebahagiaan di dunia bagi seluruh umat manusia, ia juga akan
menjadi jenjang bagi umat Islam untuk memasuki pintu gerbang syurga
“JANNATUN NA’IM” untuk menerima keridhaan Allah yang kekal abadi.

B. Identitas dan Asas


Muhammadiyah adalah Gerakan Islam, Dakwah amar ma’ruf nahi munkar dan
Tajdid yang bersumber pada Al-Qur”an dan As Sunnah. Muhammadiyah berasas
Islam. Kelahiran Muhammadiyah tidak lain kerena diilhami, dimotivasi dan
disemangati oleh ajaran-ajaran Al Qur’an. Dan apa yang digerakkan oleh
Muhammadiyah tidak ada motif lain kecuali semata-mata untuk merealisasikan
prinsip-prinsip ajaran Islam dalam kehidupan yang riil dan konkrit. Gerakan
Muhammadiyah hendak berusaha untuk menampilkan wajah Islam dalam wujud yang
riil, konkrit dan nyata, yang dapat dihayati, dirasakan dan dinikmati oleh umat sebagai
rahmatan lil alamin. Oleh Alasan tersebut Muhammadiyah disebut sebagai gerakan
Islam.

C. Keanggotaan Muhammadiyah
Anggota Muhammadiyah terdiri atas:
1. Anggota Biasa ialah warga negara indonesia beragama islam
Anggota Biasa harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Warga negara Indonesia beragama Islam
b. Laki-laki atau perempuan berumur 17 tahun atau sudah menikah
c. Menyetujui maksud dan tujuan Muhammadiyah
d. Bersedia mendukung dan melaksanakan usaha-usaha Muhammadiyah
e. Mendaftarkan diri dan membayar uang pangkal
2. Anggota Luar Biasa ialah orang islam bukan warga negara indonesia
Anggota Luar Biasa ialah seorang bukan warga negara indonesia, beragama islam,
setuju dengan maksud dan tujuan Muhammadiyah serta bersedia amal usahanya
3. Anggota Kehormatan ialah perorangan beragama islam yang berjasa terhadap
Muhammadiyah dan atau karena kewibawaan dan keahliannya bersedia
membantu Muhammadiyah.

D. Keorganisasian Muhammadiyah
Perkembangan organisasi gerakan Islam di Indonesia tumbuh dan berkembang
sejak dari negeri ini belum mencapai kemerdekaan secara fisik sampai pada masa
reformasi sekarang ini.Perkembangannya, bahkan, kian pesat dengan dilakukannya
tajdid (pembaharuan) di masing-masing gerakan Islam tersebut.Salah satu organisasi
gerakan Islam itu adalah Muhammadiyah.Muhammadiyah adalah sebuah organisasi
Islam yang besar di Indonesia. Bahkan merupakan gerakan kemanusiaan terbesar di
dunia di luar gerakan kemanusiaan yang dilaksanakan oleh gereja, sebagaimana
disinyalir oleh seorang James L. Peacock . Di sebahagian negara di dunia,
Muhammadiyah memiliki kantor cabang internasional (PCIM) seperti PCIM Kairo-
Mesir, PCIM Republik Islam Iran, PCIM Khartoum–Sudan, PCIM Belanda, PCIM
Jerman, PCIM Inggris, PCIM Libya, PCIM Kuala Lumpur, PCIM Perancis, PCIM
Amerika Serikat, dan PCIM Jepang. PCIM-PCIM tersebut didirikan dengan
berdasarkan pada SK PP Muhammadiyah . Di tanah air, Muhammadiyah tidak hanya
berada di kota-kota besar, tapi telah merambah sampai ke tingkat kecamatan di
seluruh Indonesia, dari mulai tingkat pusat sampai ke tingkat ranting.
Nama organisasi ini diambil dari nama Nabi Muhammad SAW, yang berarti
bahwa Warga Muhammadiyah menjadikan segala bentuk tindakan, pemikiran dan
prilakunya didasarkan pada sosok seorang Rasulullah, Nabi Muhammad SAW. Nabi
dijadikannya model (uswah al hasanah), yang sebenarnya tidak hanya bagi warga
Muhammadiyah tetapi juga seluruh umat Islam bahkan bagi warga non-muslim—
kaum yang tidak mempercayainya sebagai rasul sekalipun.
Organisasi Islam Muhammadiyah tumbuh makin dewasa bersama organisasi
Islam besar lainnya sekelas Nahdlatul Ulama (NU), merambah ke segala bentuk
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan tetap mengedepankan kepentingan
umat dari segi sosial-budaya, ekonomi, kesehatan dan pendidikan. Namun demikian,
Muhammadiyah tetap selalu melakukan tajdid dalam aspek ruh al Islam (jiwa
keislamannya).
Kantor pengurus pusat Muhammadiyah awalnya berada di Yogyakarta.
Namun pada tahun 1970, komite-komite pendidikan, ekonomi, kesehatan, dan
kesejahteraan berpindah ke kantor di ibukota Jakarta.
Susunan dan penetapan organisasi muhammadiyah diatur dalam AD
muhammadiyah bab V pasal 9, terdiri atas :
1. Jaringan Kelembagaan Muhammadiyah
a. Pimpinan Ranting (Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah, Pasal 5)
Pimpinan Ranting ialah kesatuan anggota dalam satu tempat atau
kawasan yang terdiri atas sekurang-kurangnya 15 orang yang berfungsi
melakukan pembinaan dan pemberdayaan anggota

b. Pimpinan Cabang (Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah, Pasal 6)


Pimpinan Cabang ialah kesatuan Ranting dalam satu tempat yang
terdiri atas sekurang-kurangnya tiga ranting. Pengesahan pendirian cabang
dan ketentuan luas lingkungannya ditetapkan oleh pipmpinan wilayah atas
usul ranting setelah memperhatikan pertimbangan pimpinan daerah.
c. Pimpinan Daerah (Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah, Pasal 7)
Pimpinan Daerah ialah kesatuan Cabang dalam satu Kota atau
Kabupaten yang terdiri atas sekurang-kurangnya tiga cabang. Pengesahan
pendirian daerah ditetapkan oleh pimpinan pusat atas usul cabang setelah
memperhatikan pertimbangan pimpinan wilayah.
d. Pimpinan Wilayah (Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah, Pasal 8)
Pimpinan Wilayah ialah kesatuan Daerah dalam satu Propinsi yang
terdiri atas sekurang-kurangnya tiga daerah. Pengesahan pendirian wilayah
ditetapkan oleh pimpinan pusat atas usul daerah yang bersangkutan.
e. Pimpinan Pusat (Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah, Pasal 9)
Pimpinan Pusat ialah kesatuan Wilayah dalam Negara Republik
Indonesia. Struktur Pimpinan Pusat Muhammadiyah terdiri dari lima orang
Penasehat, seorang Ketua Umum yang dibantu tujuh orang Ketua lainnya,
seorang Sekretaris Umum dengan dua anggota, seorang Bendahara Umum
dengan seorang anggotanya.
f. Jama'ah Muhammadiyah
2. Pembantu Pimpinan Persyarikatan
a. Majelis
Pengertian majelis telah diatur dalam Anggaran Dasar
Muhammadiyah, Bab VII Unsur Pembantu Pimpinan, Pasal 20 ayat
2.Majelis adalah unsur pembantu pimpinan yang menjalankan sebagian
tugas pokok Muhammadiyah.
1) Majelis Tarjih dan Tajdid
2) Majelis Tabligh
3) Majelis Pendidikan Tinggi
4) Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah
5) Majelis Pendidikan Kader
6) Majelis Pelayanan Sosial
7) Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan
8) Majelis Pemberdayaan Masyarakat
9) Majelis Pembina Kesehatan Umum
10) Majelis Pustaka dan Informasi
11) Majelis Lingkungan Hidup
12) Majelis Hukum Dan Hak Asasi Manusia
13) Majelis Wakaf dan Kehartabendaan
b. Lembaga
Pengertian lembaga telah diatur dalam Anggaran Dasar
Muhammadiyah, Bab VII Unsur Pembantu Pimpinan, Pasal 20 ayat
3.Lembaga adalah unsur pembantu pimpinan yang menjalankan sebagian
tugas pendukung Muhammadiyah.

1) Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting


2) Lembaga Pembina dan Pengawasan Keuangan
3) Lembaga Penelitian dan Pengembangan
4) Lembaga Penanganan Bencana
5) Lembaga Zakat Infaq dan Shodaqqoh
6) Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik
7) Lembaga Seni Budaya dan Olahraga
8) Lembaga Hubungan dan Kerjasama International
3. Organisasi Otonom
Ortom Muhammadiyah ialah organisasi atau badan yang dibentuk oleh
Persyarikatan Muhammadiyah yang dengan bimbingan dan pengawasannya diberi
hak dan kewajiban untuk mengatur rumah tangga sendiri, membina warga
Persyarikatan Muhammadiyah tertentu dan dalam bidang-bidang tertentu pula
dalam rangka mencapai maksud dan tujuan Persyarikatan Muhammadiyah.
a. Aisyiyah
b. Pemuda Muhammadiyah
c. Nasyiyatul Aisyiyah
d. Ikatan Pelajar Muhammadiyah
e. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
f. Hizbul Wathan
g. Tapak Suci
4.

Gambar bagan keorganisasian Muhammadiyah


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Muhammadiyah adalah organisasi yang didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan
untuk memberantas penyakit aqidah dan ketauhidan yang dialami oleh umat Islam
pada masa itu. Organisasi ini berdiri dengan berlandaskan surat Ali-Imran ayat
104 yang artinya berbunyi:
“Adakanlah dari kamu sekalian, golongan yang mengajak kepada ke-Islaman,
menyuruh kepada kebaikan dan mencegah daripada keburukan. Mereka itulah
golongan yang beruntung berbahagia " (QS Ali-Imran:104)
Muhammadiyah yang disusun dengan Majelis-Majelis (Bahagian-
bahagian)nya, mengikuti peredaran zaman serta berdasarkan "syura" yang
dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawatan atau Muktamar
(anggaran dasar Muhammadiyah).
Muhammadiyah adalah Gerakan Islam, Dakwah amar ma’ruf nahi munkar dan
Tajdid yang bersumber pada Al-Qur”an dan As Sunnah, serta Muhammadiyah
berasaskan Islam.
B. Saran
1. Sebagai seorang mahasiswa yang nantinya akan terjun ke masyarakat,
seyogyanya memiliki sikap dan kepribadian seperti yang dicontohkan oleh
Rasulullah Muhammad SAW.
2. Pergaulan bebas sudah merajalela, saatnya membentengi diri dengan tembok
(ilmu dan iman) yang kokoh agar tidak terombang-ambing oleh kerasnya
zaman.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Ghani, Nahar Alang.Kemuhammadiyahan-2.2016.Medan: Universitas


Muhammadiyah Sumatera Utara hal:189-190

Edi, Sarwo.Konstitusi dan Pedoman BerMuhammadiyah.2005.Medan: Universitas


Muhammadiyah Sumatera Utara hal 10

Shobron, Sudarno,dkk.Studi Kemuhammadiyahan.2010.Surakarta: Universitas


Muhammadiyah Surakarta hal: 261-263

Naly, Firdaus.Kumpulan Keputusan Muktamar Ke-45 diMalang.2005.Medan:


Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara hal: 139-140

Pasrumaffandi.blogspot.co.id/2012/II/Pendirian-ranting-Muhammadiyah_7231.html

http://m.muhammadiyah.or.id/id/content-51-det-anggaran-dasar.html Diakses pada


hari Sabtu 31 Maret 2018, pukul 14.28 WIB

Anda mungkin juga menyukai