STUDI ISLAM II
Dosen Pengampu :
Muntohar, M.Pd.I.
Disusun Oleh :
Kelompok 6
Kelas B
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya yang telah diberikan kepada kami, sehingga dapat menyelesaikan
tugas kami.
Tugas ini disusun sebagai salah satu pembelajaran yang sedang berlangsung,
dan dijadikan sebagai acuan untuk pembelajaran pada semester empat. Dengan
adanya tugas ini semoga dapat menambah pengetahuan bagi pembacanya. Tuga Mata
Kuliah Studi Islam II tentang Kemuhammadiyahan ini kami beri judul “Mukadimah
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah”.
Dalam penyelesaian tugas ini, tidak lepas dari bantuan, bimbingan, serta
dukungan dari berbagai pihak, baik berupa dukungan moral, material, maupun
spiritual. Oleh karena itu, pada kesempatan ini maka ijinkan kami menghaturkan
terima kasih yang sebesar – besarnya kepada semua pihak yang telah membantu kami
menyelesaikan makalah ini, termasuk bapak Muntohar, M.Pd.I. selaku dosen Studi
Islam II tentang Kemuhammadiyahan yang telah membimbing kami dalam proses
belajar-mengajar sehingga kami mampu untuk membuat tugas ini dengan baik dan
lebih berpengetahuan tentang Mukadimah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga Muhammadiyah.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................. i
KATA PENGANTAR............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah......................................................................... 1
C. Tujuan .......................................................................................... 1
BAB II ISI
A. Kesimpulan...................................................................................... 16
B. Saran................................................................................... ............ 16
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Muhammadiyah adalah suatu persyarikatan yang merupakan “Gerakan Islam”.
Maksud geraknya ialah, “Da’wah Islam & amar ma'ruf nahi munkar” yang ditujukan
kepada dua bidang: perseorangan dan masyarakat. Da’wah dan amar ma'ruf nahi munkar
pada bidang yang pertama terbagi kepada dua golongan: kepada yang telah Islam bersifat
pembaharuan (tajdid), yaitu mengembalikan kepada ajaran-ajaran Islam yang asli murni;
dan yang kedua kepada yang belum Islam bersifat seruan dan ajakan untuk memeluk
agama Islam. Adapun da’wah dan amar ma'ruf nahi munkar yang kedua, ialah kepada
masyarakat, bersifat perbaikan, bimbingan dan peringatan. Kesemuanya itu dilaksanakan
bersama dengan bermusyawarah atas dasar taqwa dan mengharap keridlaan Allah semata.
Dengan melaksanakan da’wah dan amar ma'ruf nahi munkar dengan caranya masing-
masing yang sesuai, Muhammadiyah menggerakkan masyarakat menuju tujuannya, ialah
“terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Mukaddimah Anggaran Dasar
Muhammadiyah pada hakekatnya merupakan ideologi Muhammadiyah yang merupakan
pandangan Muhammadiyah mengenai kehidupan manusia di muka bumi ini, cita-cita
yang ingin diwujudkan dan Cara-cara yang dipergunakan untuk mewujudkan cita-cita
tersebut sebagai ideologi, Muqaddimah Anggaran Dasar menjiwai segala gerak dan usaha
Muhammadiyah dan proses penyusunan sistem kerjasama yang dilakukan untuk
mewujudkan tujuannya
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Mukadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah?
2. Apakah Identitas dan Asas Organisasi Muhammadiyah?
3. Bagaimna Keanggotaan Muhammadiyah?
4. Bagaimana Susunan Keorganisasian Muhammadiyah?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui maksud dari Mukadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah,
2. Untuk mengetahui Identitas dan Asas Organisasi Muhammadiyah,
3. Untuk mengetahui Keanggotaan Muhammadiyah,
4. Untuk mengetahui susunan Keorganisasian Muhammadiyah.
BAB II
ISI
A. Mukadimah Anggaran Dasar
1. Sejarah Perumusan
Mukaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah disusun dan dirumuskan oleh
Ki Bagus Hadikusumo sebagai hasil penyorotan dan pengungkapan kembali
terhadap pokok-pikiran pokok-pikiran yang dijadikan dasar amal usaha dan
perjuangan Kyai Ahmad Dahlan dengan menggunakan wadah persyarikatan
Muhamnadiyah. Rumusan “Mukaddimah” diterima dan disahkan oleh Muktamar
Muhammadiyah ke 31 yang dilangsungkan di kota Yogyakarta pada tahun 1950,
setelah melewati penyempur¬naan segi redaksional yang dilaksanakan oleh
sebuah team yang dibentuk oleh sidang Tanwir. Team pnyempurnaan tersebut
anggota-anggotanya terdiri dari Buya HAMKA, K.H. Farid Ma’ruf, Mr. Kasman
Singodimedjo serta Zain Jambek.
Muqkadimah Anggaran Dasar Muhamnadiyah disusun dan dirumuakan baru
pada periode Ki Bagus Hadikusumo, sebab-sebabnya antara lain :
a. Belum adanya kepastian rumusan tentang cita-cita dan dasar perjuangan
Muhammadiyah
Kyai Ahmad Dahlan membangun Muhammadiyah bukan didasarkan
pada teori yang terlebih dahulu dirumuskan secara ilmiyah dan sistematis.
Akan tetapi apa yang telah diresapinya dari pemahaman agama yang
bersumber pada Al-Qur’an dan Hadits beliau segera diwujudkan dalam
amalan yang nyata. Oleh karena itu Kyai Ahmad Dahlan lebih tepat dikatakan
sebagai seorang ulama yang praktis, bukannya ulama teoritis.
Pada awal perjuangan Muhammadiyah, keadaan serupa itu tidak
mengaburkan penghayatan seseorang terhadap Muhammadiyah, baik ia
seorang Muhammadiyah sendiri ataupun seorang luar yang berusaha
memahaminya. Akan tetapi serentak Muhammadiyah semakin luas serta
bertambah banyak anggota dan simpatisannya mengakibatkan semakin jauh
mereka dari sumber gagasan. Karena itu wajar apabila terjadi kekaburan
penghayatan terhadap dasar-dasar pokok yang menjadi daya pendorong Kyai
Ahmad Dahlan dalam menggerakkan persyarikatan Muharrmadiyah.
b. Kehidupan rohani keluarga Muhammadiyah menampakkan gejala menurun,
akibat terlalu berat mengejar kehidupan duniawi.
Perkembangan masyarakat terus maju, ilmu pengetahuan dan teknologi
tidak henti-hentinya menyajikan hal-hal yang membuat manusia kager dan
mence-ngangkan, membuat dunia semakin ciut dan sempit; pengaruh budaya
secara timbal-balik terjadi dengan lancarnya antara satu negara dengan negara
lainnya baik yang bersifat positif ataupun yang bersifat negatif. Keadaan yang
serpua itu tidak terkecuali mengenai masyarakat Indonesia.
Tersebab adanya perkembangan zaman serupa itu yang seluruhnya
hampir dapat dinyatakan mengarah kepada kehidupan duniawi dan sedikit
sekali yang mengarah kepada peningkatan kebahagiaan rohani, menyebabkan
masyarakat Indonesia termasuk di dalamnya keluarga Muhavmadiyah
terhimbau oleh gemerlapan kemewahan duniawi.
c. Makin kuatnya berbagai pengaruh dari luar yang langsung atau tidak
berhadapan dengan faham dan keyakinan Muhammadiyah
Bersama dengan perkembangan zaman yang membawa berbagai
perubahan dalam masyarakat, maka tidak ketinggalan pengaruh cara-cara
berfikir, sikap hidup atau pandangan hidup masuk ke tengah-tengah
masyarakat Indonesia. Selain banyak yang bermanfaat, tak sedikit yang dapat
merusak keyakinan dan faham Muhammadiyah.
d. Dorongan disusunnya preambul UUD 1945
Sesaat menjelang proklamasi Kemerdekaan Negara Republik
Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, tokoh-¬tokoh pergerakan bangsa
Indonesia dihimpun oleh pemerintah Jepang dalam wadah “Badan
Penyelidik” usaha persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), yang
tugasnya antara lain mempelajari Negara Indonesia Merdeka. Dan di antara
hal yang penting adalah terumus¬kannya “Piagam Jakarta” yang kelak
dijadikan “Pembukaan UUD 1945” setelah diadakan beberapa perubahan dan
penyempurnaan di dalamnya.
Pada saat merumuskan materi tersebut, para pimpinan pergerakan
bangsa Indonesia benar-benar memusyawarahkan secara matang dengan
disertai debat yang seru antara satu dengan yang lain, yang ditempuh demi
mencari kebenaran. Pengalaman ini dialami sendiri oleh Ki Bagus
Hadikusumo yang kebetulan terlibat di dalamnya karena termasuk sebagai
anggota BPUPKI. Beliau merasakan betapa pentingnya rumusan Piagam
Jakarta, sebab piagam ini akan memberikan gambaran kepada dunia luar atau
kepada siapapun tentang cita-cita dasar, pandangan hidup serta tujuan luhur
bangsa Indonesia bernegara.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada saat periode Ki
Bagus Hadikusumo, adanya “Mukaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah”
benar-benar sudah sangat diperlukan karena adanya beberapa alasan dan
kenyataan tersebut.
2. Fungsi Mukadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah
Bagi persyarikatan Muhammadiyah, Muqaddimah Anggaran Dasar
Muhammadiyah berfungsi sebagai . “Jiwa dan semangat pengabdian serta
perjuangan persyarikatan Muhammadiyah”.
3. Matan atau Isi Pokok
Mukadimah Anggarah Dasar Muhammadiyah
“Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah dan Penyayang. Segala puji bagi Allah
yang mengasuh semua alam; yang Maha Pemurah dan Penyayang; yang
memegang pengadilan pada hari kemudian; Hanya kepada Kau hamba
menyembah dan hanya kepada Kau hamba mohon pertolongan; Berilah petunjuk
kepada hamba jalan yang lempang; Jalan orang-orang yang telah Kau beri
kenikmatan, yang tidak dimurkai dan tidak tersesat lagi”. (al-Qur’an surat Al
Fatihah).
“Saya ridha, bertuhan kepada Allah, beragama kepada Islam dan bernabi kepada
Muhammad Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam”.
Amma ba’du, Bahwa sesungguhnya ke-Tuhanan itu adalah hak Allah semata-
mata. Bertuhan dan beribadah serta tunduk dan ta’at kepada Allah adalah satu-
satunya ketentuan yang wajib atas tiap-tiap makhluk, terutama manusia.
Hidup bermasyarakat itu adalah sunnah (hukum qudrat-iradat) Allah atass
kehidupan manusia. Masyarakat yang sejahtera, aman, damai, makmur dan
bahagia hanyalah dapat diwujudkan di atas dasar keadilan, kejujuran,
persaudaraan dan go¬tong-royong bertolong-tolongan dengan bersendikan hukum
Allah yang sebenar-benarnya, lepas dari pada pengaruh syaitan dan hawa nafau.
Agama Allah yang dibawa dan diajarkan oleh sekalian Nabi yang bijaksana dan
berjiwa suci, adalah satu-satunya Pokok hukum dalam masyarakat yang utama
dan sebaik-baiknya.
Menjunjung tinggi hukum Allah lebih dari pada hukum yang manapun juga,
adalah kawajiban mutlak bagi tiap-tiap orang yang mengaku ber-Tuhan kepada
Allah. Agama Islam adalah agama Allah yang dibawa oleh sekalian Nabi, sejak
Nabi Adam sampai Nabi Muhammad saw. dan diajarkan kepada unmatnya
masing-masing untuk mendapatkan hidup bahagia dunia dan akhirat.
Syahdan, untuk menciptakan masyarakat yang bahagia dan sentosa sebagai
yang tersebut di atas itu, tiap-tiap orang, terutama ummat Islam, ummat yang
percaya akan Allah dan Hari Kemudian, wajiblah mengikuti jejak sekalian Nabi
yang suci itu; beribadah kepada Allah dan berusaha segiat-giat¬nya
mengumpulkan segala kekuatan dan mempergunakannya untuk menjelmakan
masyarakat itu di dunia ini, dengan niat yang kurni-tulus dan ikhlas karena Allah
semata-mata dan hanya mengharapkan karunia Allah dan ridla-Nya belaka serta
mempu¬nyai rasa tanggung-jawab di hadlirat Allah atas segala perbuatannya; lagi
pula harus sabar dan tawakkal bertabah hati menghadapi segala kesukaran atau
kesulitan yang menimpa dirinya, atau rintangan yang menghalangi pekerjaannya
dengan penuh pengharapan akan perlindungan dan pertolongan Allah Yang Maha
Kuasa.
Untuk melaksanakan terwujudnya masyarakat yang demikian itu, maka
dengan berkat dan rahmat Allah dan didirong oleh firman Allah dalam al-Qur’an :
“Adakanlah dari kamu sekalian golongan yang mengajak kepada keIslaman,
menyuruh kepada kebaikan dan mencegah dari pada keburukan. Mereka itulah-
golongan yang beruntung berbahagia”. (al-Qur’an surat Ali ‘Imran ayat 104)
Pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 Hijriyah atau 18 Nopember 1912 Miladiyah
oleh Almarhum K.H.A. Dahlan didirikanlah suatu Persyarikatan sebagai
“GERAKAN ISLAM’ dengan nama “MUHAMMADIYAH” yang disusun
dengan majlis-majlis (Bagian-bahgian)nya, mengikuti peredaran zaman serta
berdasarkan “syura” yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan atau Muktamar.
Kesemuanya itu perlu untuk menunaikan kewajiban mengamalkan perintah-
perintah Allah dan mengikuti Sunnah Rasul-Nya, Nabi Muhamnad saw, guna
mendapatkan karunia dan ridla-Nya, di dunia dan akhirat, dan untuk mencapai
masyarakat yang sentosa dan bahagia, disertai nikmat dan rahmat Allah yang
melimpah-limpah, sehingga merupakan :
“Suatu negara yang indah, bersih, suci dan makmur di bawah perlindungan Tuhan
Yang Maha Pengampun”.
Maka degan Muhammadiyah ini mudah-mudahan umnat Islam dapatlah
diantarkan ke pintu gerbang Syurga “Jannatun Na’imi’ dengan keridlaan Allah
Yang Rahman dan Rahim.
4. Tafsir
C. Keanggotaan Muhammadiyah
Anggota Muhammadiyah terdiri atas:
1. Anggota Biasa ialah warga negara indonesia beragama islam
Anggota Biasa harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Warga negara Indonesia beragama Islam
b. Laki-laki atau perempuan berumur 17 tahun atau sudah menikah
c. Menyetujui maksud dan tujuan Muhammadiyah
d. Bersedia mendukung dan melaksanakan usaha-usaha Muhammadiyah
e. Mendaftarkan diri dan membayar uang pangkal
2. Anggota Luar Biasa ialah orang islam bukan warga negara indonesia
Anggota Luar Biasa ialah seorang bukan warga negara indonesia, beragama islam,
setuju dengan maksud dan tujuan Muhammadiyah serta bersedia amal usahanya
3. Anggota Kehormatan ialah perorangan beragama islam yang berjasa terhadap
Muhammadiyah dan atau karena kewibawaan dan keahliannya bersedia
membantu Muhammadiyah.
D. Keorganisasian Muhammadiyah
Perkembangan organisasi gerakan Islam di Indonesia tumbuh dan berkembang
sejak dari negeri ini belum mencapai kemerdekaan secara fisik sampai pada masa
reformasi sekarang ini.Perkembangannya, bahkan, kian pesat dengan dilakukannya
tajdid (pembaharuan) di masing-masing gerakan Islam tersebut.Salah satu organisasi
gerakan Islam itu adalah Muhammadiyah.Muhammadiyah adalah sebuah organisasi
Islam yang besar di Indonesia. Bahkan merupakan gerakan kemanusiaan terbesar di
dunia di luar gerakan kemanusiaan yang dilaksanakan oleh gereja, sebagaimana
disinyalir oleh seorang James L. Peacock . Di sebahagian negara di dunia,
Muhammadiyah memiliki kantor cabang internasional (PCIM) seperti PCIM Kairo-
Mesir, PCIM Republik Islam Iran, PCIM Khartoum–Sudan, PCIM Belanda, PCIM
Jerman, PCIM Inggris, PCIM Libya, PCIM Kuala Lumpur, PCIM Perancis, PCIM
Amerika Serikat, dan PCIM Jepang. PCIM-PCIM tersebut didirikan dengan
berdasarkan pada SK PP Muhammadiyah . Di tanah air, Muhammadiyah tidak hanya
berada di kota-kota besar, tapi telah merambah sampai ke tingkat kecamatan di
seluruh Indonesia, dari mulai tingkat pusat sampai ke tingkat ranting.
Nama organisasi ini diambil dari nama Nabi Muhammad SAW, yang berarti
bahwa Warga Muhammadiyah menjadikan segala bentuk tindakan, pemikiran dan
prilakunya didasarkan pada sosok seorang Rasulullah, Nabi Muhammad SAW. Nabi
dijadikannya model (uswah al hasanah), yang sebenarnya tidak hanya bagi warga
Muhammadiyah tetapi juga seluruh umat Islam bahkan bagi warga non-muslim—
kaum yang tidak mempercayainya sebagai rasul sekalipun.
Organisasi Islam Muhammadiyah tumbuh makin dewasa bersama organisasi
Islam besar lainnya sekelas Nahdlatul Ulama (NU), merambah ke segala bentuk
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan tetap mengedepankan kepentingan
umat dari segi sosial-budaya, ekonomi, kesehatan dan pendidikan. Namun demikian,
Muhammadiyah tetap selalu melakukan tajdid dalam aspek ruh al Islam (jiwa
keislamannya).
Kantor pengurus pusat Muhammadiyah awalnya berada di Yogyakarta.
Namun pada tahun 1970, komite-komite pendidikan, ekonomi, kesehatan, dan
kesejahteraan berpindah ke kantor di ibukota Jakarta.
Susunan dan penetapan organisasi muhammadiyah diatur dalam AD
muhammadiyah bab V pasal 9, terdiri atas :
1. Jaringan Kelembagaan Muhammadiyah
a. Pimpinan Ranting (Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah, Pasal 5)
Pimpinan Ranting ialah kesatuan anggota dalam satu tempat atau
kawasan yang terdiri atas sekurang-kurangnya 15 orang yang berfungsi
melakukan pembinaan dan pemberdayaan anggota
PENUTUP
A. Kesimpulan
Muhammadiyah adalah organisasi yang didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan
untuk memberantas penyakit aqidah dan ketauhidan yang dialami oleh umat Islam
pada masa itu. Organisasi ini berdiri dengan berlandaskan surat Ali-Imran ayat
104 yang artinya berbunyi:
“Adakanlah dari kamu sekalian, golongan yang mengajak kepada ke-Islaman,
menyuruh kepada kebaikan dan mencegah daripada keburukan. Mereka itulah
golongan yang beruntung berbahagia " (QS Ali-Imran:104)
Muhammadiyah yang disusun dengan Majelis-Majelis (Bahagian-
bahagian)nya, mengikuti peredaran zaman serta berdasarkan "syura" yang
dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawatan atau Muktamar
(anggaran dasar Muhammadiyah).
Muhammadiyah adalah Gerakan Islam, Dakwah amar ma’ruf nahi munkar dan
Tajdid yang bersumber pada Al-Qur”an dan As Sunnah, serta Muhammadiyah
berasaskan Islam.
B. Saran
1. Sebagai seorang mahasiswa yang nantinya akan terjun ke masyarakat,
seyogyanya memiliki sikap dan kepribadian seperti yang dicontohkan oleh
Rasulullah Muhammad SAW.
2. Pergaulan bebas sudah merajalela, saatnya membentengi diri dengan tembok
(ilmu dan iman) yang kokoh agar tidak terombang-ambing oleh kerasnya
zaman.
DAFTAR PUSTAKA
Pasrumaffandi.blogspot.co.id/2012/II/Pendirian-ranting-Muhammadiyah_7231.html