Rancangan instrument penelitian : kuesiner, pengukuran TB dan BB (IMT), dan tes kebugaran
jasmani.
BAB I
PENDAHUUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2013 menunjukkan bahwa prevalensi
overweight dan obesitas laki-laki (>18th) di Indonesia sebesar 7,8% pada tahun 2010 dan
meningkat tajam menjadi 19,7% pada tahun 2013. Pada wanita (>18th), prevalensi
overweight dan obesitas hampir dua kali lipat dari 17,5% pada tahun 2010 menjadi 32,9%
pada tahun 2013.
Kebutuhan dasar manusia menurut Maslow, diambil dari Asmadi (2008) salah satunya
adalah Istirahat atau tidur yang termasuk dalam kebutuhan fisiologis (physiological needs).
Setiap manusia memerlukan waktu untuk beristirahat dan tidur agar dapat mengembalikan
stamina tubuh sehingga berada dalam kondisi yang optimal di hari berikutnya. Untuk
mewujudkan tujuan tersebut agar dapat berjalan dengan baik, maka pemenuhan kebutuhan
dasar manusia harus dipenuhi.. Tidur merupakan proses penurunan kesadaran sebagian atau
seluruhnya dan penghentian dari fungsi tubuh untuk mengistirahatkan tubuh dan pikiran agar
dapat kembali bugar (Dorland, 2007).
Menurut Stenholm et al (2011), kebiasaan tidur yang tidak baik dengan durasi tidur yang
lama ( ≥9 jam) akan memberikan dampak yang negatif. Begitu pula dengan durasi tidur yang
pendek ( ≤5-6 jam) juga akan memberikan dampak yang tidak baik bagi tubuh (Chaput et al,
2008). Selain itu, seseorang yang memiliki durasi tidur yang lebih panjang yaitu ≥ 9 jam
(diukur berdasarkan jumlah waktu tidur dan waktu yang dihabiskan di atas tempat tidur)
memiliki risiko penurunan fungsi atau performa fisik dan meningkatkan risiko disabilitas
pada seseorang (Stenholm et al, 2011). Oleh karena itu, kecukupan durasi tidur merupakan
salah satu faktor penting yang berperan bagi kesehatan manusia.
Kebugaran tubuh atau jasmani merupakan kemampuan tubuh untuk melakukan aktivitas
sehari-hari tanpa mengalami kelelahan yang berarti, sehingga apabila kebugaran tubuhnya
baik, maka seseorang diharapkan dapat berprestasi secara optimal, bekerja juga menjadi
lebih produktif, serta jarang terkena penyakit karena memiliki daya tahan tubuh yang baik
(American Collage of Sport Medicine, 2004). Kesegaran jasmani berkaitan dengan
kesehatan, ketika aktivitas fisik dapat dilakukan tanpa kelelahan berlebihan, terpelihara
seumur hidup dan sebagai konsekuensinya memiliki risiko lebih rendah untuk terjadinya
penyakit kronik lebih awal (Nieman, D, 2001). Seseorang yang secara fisik bugar dapat
melakukan aktivitas fisik sehari-harinya dengan giat, memiliki risiko rendah dalam masalah
kesehatan dan dapat menikmati olahraga serta berbagai aktivitas lainnya.
Kurikulum program studi keperawatan S1 Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Purwokerto menuntut peserta didik untuk dapat belajar lebih giat
dibandingkan dengan prodi lainnya mengingat jadwal perkuliahan yang padat disertai dengan
praktikum dan praktek keterampilan klinis serta tugas yang cukup banyak. Kegiatan
akademik yang padat tersebut akan memicu mahasiswa jarang berolahraga, lebih senang
mengkonsumsi makanan siap saji serta tidak punya waktu istirahat yang cukup. Pola hidup
mahasiswa tersebut secara tidak langsung berdampak pada aktivitas fisik sehari-hari, status
gizi yang tercermin dari indeks massa tubuh serta durasi tidur yang nantinya juga berdampak
pada tingkat kebugaran mahasiswanya.
Egger G, Swinburn B. The fat loss handbook. Australia: Allen & Unwin ;1996.