Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

MATAN KEYAKINAN DAN CITA-CITA MUHAMMADIYAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kuliah


Mata Kuliah: Kemuhammadiyahan/ AIK III

Dosen Pengampu:
La Ode Sahrin Djalia, S.Pd.l., M.Pd.

KELOMPOK 3
Oleh:
Ifral Rahmad Fady NPM 162302003
Darwis Raditya Rifki Pratama NPM 162201160
Rasalti Sanka Disa NPM 162201120
Muhammad Ivansyah NPM 162201002

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BUTON
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu
tanpa ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada bapak La Ode Sahrin Djalia,
S.Pd.I., M.Pd sebagai dosen pengampu mata kuliah AL ISLAM
KEMUHAMMADIYAHAN III yang telah membantu memberikan arahan dan
pemahaman dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak


kekurangan karena keterbatasan. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan
kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis
dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Baubau, 17 November 2023

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI.......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 1

A. Latar Belakang.............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah......................................................................................... 3
C. Tujuan........................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................... 4

A. Cita-cita Muhammadiyah.............................................................................. 4
B. Islam Dalam Keyakinan Muhammadiyah..................................................... 7
C. Pemikiran dan Gerakan Muhammadiyah Dalam Bidang Akhlak,
Ibadah dan Muamalah Dunyawiyah............................................................. 9

BAB III PENUTUP............................................................................................... 13

A. Kesimpulan................................................................................................. 13
B. Saran........................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Muhammadiyah, sebagai salah satu gerakan keagamaan dan sosial terbesar di
Indonesia, telah memainkan peran penting dalam pembentukan keyakinan,
nilainilai, serta cita-cita yang menjadi landasan bagi perkembangan masyarakat dan
pendidikan di Indonesia. Gerakan ini didirikan pada tanggal 18 November 1912
oleh KH. Ahmad Dahlan dengan tujuan untuk memurnikan ajaran Islam dari
praktik-praktik yang dianggap bid'ah, serta untuk membantu memajukan bangsa
Indonesia yang saat itu masih berada di bawah kekuasaan kolonial Belanda.
Muhammadiyah menjadi salah satu pilar penting dalam perkembangan Islam
moderat di Indonesia.
Pada awalnya, Muhammadiyah bertujuan untuk mereformasi praktik-praktik
keagamaan dan pendidikan di masyarakat Muslim Indonesia. Dalam
perkembangannya, organisasi ini juga memberikan perhatian besar pada aspek
sosial dan pendidikan. Keyakinan yang mendasari Muhammadiyah adalah
pemahaman Islam yang mengutamakan kesederhanaan, keadilan, serta
kepemimpinan yang adil. Cita-cita organisasi ini adalah mewujudkan masyarakat
yang religius, berakhlak mulia, serta memiliki kesejahteraan sosial dan ekonomi.
Matan keyakinan dan cita-cita Muhammadiyah menjadi bahan yang menarik
untuk dikaji dalam sebuah makalah, karena memiliki dampak yang signifikan
dalam sejarah dan perkembangan masyarakat Indonesia. Beberapa konsep dan
prinsip yang menjadi landasan Muhammadiyah, seperti kesetaraan gender,
pendidikan, dan pelayanan sosial, telah memengaruhi banyak aspek kehidupan di
Indonesia, termasuk pendidikan, kesehatan, dan perkembangan sosial ekonomi.

Dalam makalah ini, kita dapat menjelajahi perkembangan sejarah


Muhammadiyah, menganalisis matan keyakinan yang mendasarinya, serta

1
mengeksplorasi bagaimana cita-cita Muhammadiyah telah memengaruhi
perkembangan masyarakat Indonesia. Selain itu, makalah ini juga dapat mengkaji
peran penting Muhammadiyah dalam menghadapi berbagai tantangan sosial,
politik, dan ekonomi yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia.
Dengan memahami lebih dalam keyakinan dan cita-cita Muhammadiyah, kita
dapat menggali wawasan yang lebih mendalam tentang peran organisasi ini dalam
membentuk identitas bangsa Indonesia, serta bagaimana nilai-nilai ini masih
relevan dalam konteks masyarakat yang terus berkembang pada saat ini.
Muhammadiyah, sebagai salah satu gerakan keagamaan dan sosial terbesar di
Indonesia, telah memainkan peran penting dalam pembentukan keyakinan,
nilainilai, serta cita-cita yang menjadi landasan bagi perkembangan masyarakat dan
pendidikan di Indonesia. Gerakan ini didirikan pada tanggal 18 November 1912
oleh KH. Ahmad Dahlan dengan tujuan untuk memurnikan ajaran Islam dari
praktik-praktik yang dianggap bid'ah, serta untuk membantu memajukan bangsa
Indonesia yang saat itu masih berada di bawah kekuasaan kolonial Belanda.
Muhammadiyah menjadi salah satu pilar penting dalam perkembangan Islam
moderat di Indonesia.
Pada awalnya, Muhammadiyah bertujuan untuk mereformasi praktik-praktik
keagamaan dan pendidikan di masyarakat Muslim Indonesia. Dalam
perkembangannya, organisasi ini juga memberikan perhatian besar pada aspek
sosial dan pendidikan. Keyakinan yang mendasari Muhammadiyah adalah
pemahaman Islam yang mengutamakan kesederhanaan, keadilan, serta
kepemimpinan yang adil. Cita-cita organisasi ini adalah mewujudkan masyarakat
yang religius, berakhlak mulia, serta memiliki kesejahteraan sosial dan ekonomi.

2
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang Menjadi Cita-cita Muhammadiyah?
2. Apa yang dimaksud Dengan Islam dalam Pandangan Muhammadiyah?
3. Apa yang dimaksud Dengan Pemikiran dan Gerakan Muhammadiyah
dalam Bidang Akhlak, Ibadah dan Muamalah Dunyawiyah?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Cita-cita Muhammadiyah!
2. Untuk Mengetahui Islam dalam Pandangan Muhammadiyah!
3. Untuk Mengetahui Pemikiran dan Gerakan Muhammadiyah dalam
Bidang Akhlak, Ibadan dan Muamalah Dunyawiyah!

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Cita-Cita Muhammadiyah
Muhammadiyah adalah Gerakan Islam, Da’wah Amar Ma’ruf Nahi Munkar
dan Tajdid, bersumber pada Al-Qur’an dan Sunah. Muhammadiyah didirikan oleh
KH Ahmad Dahlan pada tanggal 8 Dzulhijah 1330 H atau 18 November 1912 M.
Muhamadiyah disusun dengan majelis-majelis (bagian-bagian) mengikuti
perkembangan zaman serta berdasarkan syura yang dipimpin oleh hikmah
kebijaksanaan dalam permusyawaratan atau muktamar.

Sebagai organisasi, Muhammadiyah mempunyai cita-cita. Cita-cita


Muhammadiyah itu tertuang dalam Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup
Muhammadiyah (MKCHM), Cita-cita Muhammadiyah adalah terwujudnya
masyarakat utama, adil, dan makmur yang diridai Allah SWT.yaitu;

1. Muhammadiyah adalah gerakan Islam dan dakwah amar ma’ruf nahi


munkar, beraqidah Islam, dan bersumber pada Al-Qur’an dan Sunah,
bercita-cita dan bekerja untuk terwujudnya masyarakat utama, adil
makmur yang diridai Allah SWT, untuk melaksanakan visi dan misi
manusia sebagai hamba dan khalifah Allah di muka bumi.
2. Muhammadiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah agama Allah yang
diwahyukan kepada para Rasulullah sejak Nabi Adam, Nuh, Ibrahim,
Musa, Isa, sampai Nabi Muhammad SAW. Sebagai hidayah dan rahmat
Allah SWT kepada umat manusia sepanjang masa dan menjamin
kesejahteraan hidup materiil dan spiritual dunia dan akhirat.
3. Muhammadiyah dalam mengamalkan Islam berdasarkan kepada:
4. Al-Qur’an: Kitabullah yang diwahyukan kepada Nabi Muahmmad SAW
5. Sunnah Rasul, penjelasan dan pelaksanaan ajaran Al-Qur’an yang
diberikan kepada Nabi Muhammad SAW dengan menggunakan akal
pikiran sesuai jiwa ajaran agama Islam

4
6. Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajarn-ajaran agama Islam
yang meliputi bidang:
7. Aqidah: Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya aqidah Islam yang murni,
bersih dari gejala-gejala kemusyrikan bid’ah dan khurafat tanpa
mengabaikan prinsip-prinsip toleransi menurut ajaran Islam.
8. Akhlaq: Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya nilai-nilai akhlaq mulia
dengan berpedoman kepada ajaran Al-Qur’an dan Sunnah Rasul, tidak
bersendi kepada nilai-nilai ciptaan manusia/
9. Ibadah: Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya ibadah yang dituntunkan
oleh Rasulullah SAW tanpa tambahan dan perubahan darimanusia

10. Muamalat Duniawiyah: Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya


muamalah duniawiyah dengan berdasarkan ajaran agama serta menjadi
semua kegiatan dalam bidang ini sebagai ibadah kepada Allah SWT.

11. Muhammadiyah mengajak segenap bangsa Indonesia untuk berusaha


bersama-sama menjadikan negara yang adil dan makmur serta diridai Allah

SWT: BALDATUN THAYYIBATUN WA RABBUN GHAFUR.

Organisasi Muhammadiyah memiliki cita-cita dan tujuan yang kuat dalam


meningkatkan kualitas umat Islam Indonesia dan memajukan masyarakat. Cita-cita
Muhammadiyah dapat diuraikan sebagai berikut:
 Pendidikan: Salah satu cita-cita utama Muhammadiyah adalah memajukan sistem
pendidikan di Indonesia. Mereka mendirikan sekolah-sekolah, dari tingkat dasar
hingga perguruan tinggi, untuk memberikan pendidikan berkualitas kepada
masyarakat. Cita-cita ini berasal dari keyakinan bahwa pendidikan yang baik adalah
kunci untuk memajukan masyarakat dan memperkuat umat Islam.
 Pemurnian Ajaran Islam: Muhammadiyah berkomitmen untuk memurnikan dan
menyempurnakan ajaran Islam. Mereka ingin mempromosikan pemahaman yang

5
benar dan moderat tentang Islam, sambil menghindari ekstremisme dan praktikpraktik
yang bertentangan dengan ajaran Islam yang sejati.
 Kesejahteraan Sosial: Organisasi ini juga bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan sosial masyarakat, terutama melalui layanan kesehatan, bantuan sosial,
dan pemberdayaan ekonomi. Muhammadiyah berupaya mengurangi kemiskinan
dan kesenjangan sosial di masyarakat.
 Kebangsaan dan Patriotisme: Muhammadiyah mempromosikan semangat
nasionalisme dan patriotisme di kalangan anggotanya. Mereka menekankan
pentingnya cinta dan loyalitas terhadap negara Indonesia.
 Kepemimpinan Muslim: Organisasi ini bertujuan untuk melatih dan mendidik
generasi Muslim yang kompeten, terutama dalam hal kepemimpinan di berbagai
bidang, termasuk pendidikan, ekonomi, sosial, dan politik. Mereka percaya bahwa
pemimpin yang berkualitas akan dapat berperan aktif dalam memajukan masyarakat.
 Misi Kemanusiaan: Muhammadiyah juga terlibat dalam kegiatan kemanusiaan dan
bantuan darurat. Mereka merespons bencana alam, konflik, dan situasi darurat
lainnya dengan memberikan bantuan kepada korban dan terlibat dalam berbagai
kegiatan sosial.
Cita-cita Muhammadiyah mencerminkan komitmen mereka untuk membangun
masyarakat yang lebih baik, sejahtera, dan bermoral tinggi. Selama lebih dari satu
abad, organisasi ini telah berperan penting dalam pengembangan Indonesia,
terutama dalam sektor pendidikan dan kesejahteraan sosial.

6
B. Islam Dalam Keyakinan Muhammadiyah
Ketika KH A. Dahlan sudah mempunyai pengertian bahwa ternyata agama
adalah sebagaimana yang kemudian difahaminya, lalu timbul pemikiran bahwa
kalau begitu maka untuk melaksanakan agama islam sebagaimana yang di
fahaminya itu umat islam diindonesia (bahkan nanti di seluruh didunia) harus diberi
pengertian lebih dahulu tentang apa islam yang sebenarnya. Kalau sudah paham,
lalu bagaimana melaksanakan islam yang sebenarnya itu.
Untuk mengajarkan islam yang sebenarnya, kemudian membimbing dan
memimpin pelaksanaan islam yang sebenarnya, KH A. Dahlan merasa tidak
mampu untuk melakukannya sendiri. Beliau lantas mencari orang-orang,
sahabatsahabatnya, yang sefaham. Bahkan kemudian berusaha membina angkatan
muda yang akan menjadi kader untuk menangani tugas ini. Tugas apa? Memberi
pengertian tentang islam yang sebenarnya kepada ummat islam lebih dahulu,
kemudian memimpin pelaksanaan islam yang sebenarnya.
Sesudah Muhammadiyah berdiri, yang dikerjakan dengan Muhammadiyah
tiada lain adalah bagaimana merealisasikan dan memperjuangkan Islam, oleh
karenanya Muhammadiyah yang sudah dilaksanakan itu harus betul-betul
memahami tentang Islam.
Hal-hal yang berkaitan dengan paham agama dalam Muhammadiyah secara
garis besar dan pokok-pokoknya ialah sebagai berikut:
1) Agama, yakni Agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad S.A.W. ialah
apa yang diturunkan Allah dalam Alquran dan yang disebut dalam Sunnah
maqbulah, berupa perintah-perintah, larangan-larangan, dan petunjukpetunjuk
untuk kebaikan manusia di dunia dan akhirat (Kitab Masalah Lima, Al-Masail
Al-Khams tentang al-Din).
2) Muhammadiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah Agama Allah
yangdiwahyukan kepada para Rasul-Nya sejak Nabi Adam, Nuh, Ibrahim,

7
Musa, Isa, dan seterusnya sampai kepada Nabi Muhammad S.A.W., sebagai
hidayah dan rahmat Allah kepada umat manusia sepanjang masa, dan
menjamin kesejahteraan hidup materiil dan spirituil, duniawi dan ukhrawi
(Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah/MKCHM butir ke-2).
3) Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaran-ajaran Islam yang
meliputi bidang-bidang: (a) ‘Aqidah; Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya
aqidah Islam yang murni, bersih dari gejala-gejala kemusyrikan,
bid’ah dan khurafat, tanpa mengabaikan prinsip toleransi menurut ajaran Islam;

(b) Akhlaq; Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya nilai-nilai akhlaq mulia


dengan berpedoman kepada ajaran-ajaran Alquran dan Sunnah Rasul, tidak
bersendi kepada nilai-nilai ciptaan manusia; (c) ‘Ibadah; Muhammadiyah
bekerja untuk tegaknya ‘ibadah yang dituntunkan oleh Rasulullah S.A.W.
tanpa tambahan dan perubahan dari manusia; (d) Mu’amalah dunyawiyat;
Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya mu’amalah dunyawiyat
(pengolahan dunia dan pembinaan masyarakat) dengan berdasarkan ajaran
Agama serta menjadikan semua kegiatan dalam bidang ini sebagai ‘ibadah
kepada Allah S.W.T. (MKCH, butir ke-4).
4) Islam adalah agama untuk penyerahan diri semata-mata karena Allah, agama
semua Nabi, agama yang sesuai dengan fitrah manusia, agama yang menjadi
petunjuk bagi manusia, agama yang mengatur hubungan dengan Tuhan dan
hubungan manusia dengan sesama, dan agama yang menjadi rahmat bagi
semesta alam. Islam satu-satunya agama yang diridhai Allah dan agama yang
sempurna. (Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah/PHIWM, bab
Pandangan Islam Tentang Kehidupan).
5) Bahwa dasar muthlaq untuk berhukum dalam agama Islam adalah Alquran dan
Sunnah. Bahwa di mana perlu dalam menghadapi soal-soal yang telah terjadi
dan sangat dihajatkan untuk diamalkannya, mengenai hal-hal yang tak
bersangkutan dengan ‘ibadah mahdhah padahal untuk alasan atasnya tiada
terdapat nash sharih dalam Alquran dan Sunnah maqbulah, maka
dipergunakanlah alasan dengan jalan ijtihad dan istinbath dari nash yang ada

8
melalui persamaan ‘illat, sebagaimana telah dilakukan oleh ‘ulama salaf dan
Khalaf (Kitab Masalah Lima, Al-Masail Al-Khams tentang Qiyas).

6) Muhammadiyah dalam memaknai tajdid mengandung dua pengertian, yakni


pemurnian (purifikasi) dan pembaruan (dinamisasi) (Keputusan Munas Tarjih
di Malang).

C. Pemikiran dan Gerakan Muhammadiyah Dalam Bidang Akhlak, Ibadah


dan Muamalah Dunyawiyah

1. Bidang Akhlak
Pemikiran dan gerakan Muhammadiyah dalam bidang akhlak merupakan aspek
penting dari organisasi ini. Muhammadiyah adalah gerakan reformis Islam yang
didirikan oleh KH Ahmad Dahlan pada tahun 1912 di Yogyakarta, Indonesia. Salah
satu tujuan utama Muhammadiyah adalah meningkatkan akhlak dan moral umat
Islam serta memperbaiki praktik-praktik keagamaan mereka. Berikut ini adalah
beberapa pemikiran dan gerakan Muhammadiyah dalam bidang akhlak:
Pendidikan Akhlak: Muhammadiyah telah lama mendukung pendidikan
akhlak sebagai bagian integral dari sistem pendidikannya. Mereka mengajarkan
prinsip-prinsip moral dan etika Islam kepada para siswa, membantu mereka
menjadi individu yang baik, jujur, dan bertanggung jawab. Pendidikan ini juga
mengedepankan nilai-nilai seperti kerja keras, tolong-menolong, dan toleransi.
Pemberdayaan Masyarakat: Muhammadiyah aktif dalam kegiatan sosial
dan kemanusiaan yang bertujuan untuk membantu masyarakat yang
membutuhkan. Mereka menggalang dana, menyediakan bantuan medis, dan
berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan sosial. Melalui tindakan seperti ini,
Muhammadiyah berupaya untuk membentuk akhlak solidaritas, empati, dan
kepedulian.
Penekanan pada Keadilan: Muhammadiyah mendorong umat Islam
untuk menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan dalam segala aspek kehidupan, baik
dalam

9
hukum, politik, maupun ekonomi. Mereka berjuang untuk menciptakan masyarakat
yang adil dan merata, sehingga mencerminkan akhlak keadilan yang dianjurkan
oleh Islam.
Penolakan Terhadap Praktik Korupsi dan Penyalahgunaan
Kekuasaan: Muhammadiyah secara tegas menolak praktik korupsi dan
penyalahgunaan kekuasaan. Mereka memandangnya sebagai pelanggaran terhadap
prinsip-prinsip akhlak dan etika Islam. Organisasi ini mendukung pemberantasan
korupsi dan mendorong pemimpin untuk bertindak secara jujur dan adil.
Pengembangan Etika Bisnis: Muhammadiyah juga berperan dalam
mengembangkan etika bisnis yang sesuai dengan ajaran Islam. Mereka mendorong
pelaku bisnis untuk mengikuti prinsip-prinsip etika, seperti tidak mengejar
keuntungan yang haram, adil dalam transaksi, dan memberikan kontribusi positif
kepada masyarakat.
Pemikiran dan gerakan Muhammadiyah dalam bidang akhlak ini
merupakan wujud dari komitmen organisasi ini untuk membawa perubahan
positif dalam kehidupan umat Islam dan masyarakat Indonesia secara umum.
Dengan mengedepankan nilai-nilai moral dan etika Islam, Muhammadiyah
berupaya membangun masyarakat yang lebih baik dan bermoral.

2. Bidang Ibadah
Pemikiran dan gerakan Muhammadiyah dalam bidang ibadah adalah
sebagai berikut:
1) Muhammadiyah adalah organisasi Islam yang bergerak dalam bidang tajdid,
yaitu pembaruan dan pemurnian ajaran Islam sesuai dengan AlQur’an dan
Sunnah.

2) Muhammadiyah memiliki lembaga tarjih yang bertugas menetapkan hukum-


hukum Islam dalam bidang ibadah dan mu’amalah dengan menggunakan

10
metode istinbath hukum yang khas, yaitu langsung dari sumber-sumber
pokoknya (Al-Qur’an dan Sunnah).

3) Muhammadiyah menyusun praktik ibadah dalam bentuk tuntunan


“Rasulullah”, tanpa menyebut status hukum dari perbuatan, perkataan, dan
rangkaian ibadah tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari
perbedaan pendapat dan perselisihan di antara umat Islam.
4) Muhammadiyah juga melakukan purifikasi dalam bidang akidah, yaitu
membersihkan akidah dari berbagai bentuk penyimpangan, bid’ah, khurafat,
dan takhayul yang tidak sesuai dengan Al-Qur’an dan Sunnah.

5) Muhammadiyah tidak hanya melakukan purifikasi dalam bidang ibadah,


tetapi juga melakukan dinamisasi dalam bidang mu’amalah, yaitu
mendinamisasikan kehidupan masyarakat dengan semangat kreatif dan
inovatif sesuai tuntutan zaman45. Muhammadiyah merespon berbagai
problem sosial kemasyarakatan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi dengan menggunakan prinsip-prinsip Islam yang universal dan
fleksibel.

3. Bidang Muamalah Dunyawiyah


Pemikiran dan gerakan Muhammadiyah dalam bidang muamalah dunyawiyah
didasarkan pada ajaran Islam yang bersumber dari al-Qur’an dan al-Sunnah, serta
hasil ijtihad ulama yang relevan dengan tuntutan zaman. Muhammadiyah juga
mengadopsi ilmu pengetahuan dan teknologi yang bermanfaat untuk kemaslahatan
umat. Muhammadiyah berusaha untuk mendinamisasi kehidupan masyarakat
dengan semangat kreatif dan inovatif, tanpa terikat oleh mazhab tertentu.
Muhammadiyah juga menekankan pentingnya toleransi dan keterbukaan dalam
berbagai persoalan hukum syar’i, serta bersedia mengoreksi pendapatnya jika
ditemukan dalil dan argumen yang lebih kuat.

11
Beberapa contoh gerakan Muhammadiyah dalam bidang muamalah
dunyawiyah adalah:
1) Mendirikan lembaga-lembaga pendidikan, kesehatan, sosial, ekonomi,
budaya, dan lain-lain yang bermutu dan berdaya saing, serta
mengintegrasikan nilai-nilai Islam dalam kurikulum dan praktiknya.

2) Mengembangkan usaha-usaha ekonomi syariah yang berorientasi pada


kesejahteraan bersama, seperti perbankan, asuransi, koperasi, zakat,
infaq, shodaqoh, wakaf, dan lain-lain.
3) Melakukan advokasi dan pemberdayaan masyarakat dalam berbagai isu
strategis, seperti lingkungan hidup, hak asasi manusia, demokrasi, anti
korupsi, anti radikalisme, anti kekerasan, dan lain-lain.

4) Berpartisipasi dalam dialog dan kerjasama lintas agama, lintas budaya,


lintas negara, dan lintas generasi untuk membangun perdamaian dan
harmoni global.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Muhammadiyah adalah Gerakan Islam, Da’wah Amar Ma’ruf Nahi Munkar


dan Tajdid, bersumber pada Al-Qur’an dan Sunah. Muhammadiyah didirikan oleh
KH Ahmad Dahlan pada tanggal 8 Dzulhijah 1330 H atau 18 November 1912 M.
Muhamadiyah disusun dengan majelis-majelis (bagian-bagian) mengikuti
perkembangan zaman serta berdasarkan syura yang dipimpin oleh hikmah
kebijaksanaan dalam permusyawaratan atau muktamar.
Ketika KH A. Dahlan sudah mempunyai pengertian bahwa ternyata agama
adalah sebagaimana yang kemudian difahaminya, lalu timbul pemikiran bahwa
kalau begitu maka untuk melaksanakan agama islam sebagaimana yang di
fahaminya itu umat islam diindonesia (bahkan nanti di seluruh didunia) harus diberi
pengertian lebih dahulu tentang apa islam yang sebenarnya. Kalau sudah paham,
lalu bagaimana melaksanakan islam yang sebenarnya itu.
Untuk mengajarkan islam yang sebenarnya, kemudian membimbing dan
memimpin pelaksanaan islam yang sebenarnya, KH A. Dahlan merasa tidak
mampu untuk melakukannya sendiri. Beliau lantas mencari orang-orang,
sahabatsahabatnya, yang sefaham. Bahkan kemudian berusaha membina angkatan
muda yang akan menjadi kader untuk menangani tugas ini. Tugas apa? Memberi
pengertian tentang islam yang sebenarnya kepada ummat islam lebih dahulu,
kemudian memimpin pelaksanaan islam yang sebenarnya

13
B. Saran
1. Melakukan studi lebih lanjut mengenai peran Muhammadiyah dalam
pengembangan ekonomi masyarakat Indonesia.

2. Memperluas makalah dengan penekanan lebih mendalam pada bagaimana


Muhammadiyah dapat berkontribusi dalam menjawab masalah-masalah
sosial dan pendidikan kontemporer.

3. Memasukkan kutipan dan pandangan dari tokoh-tokoh kunci dalam


Muhammadiyah untuk memberikan wawasan lebih dalam mengenai
keyakinan dan cita-cita organisasi ini.

4. Menyertakan contoh kasus atau proyek nyata yang telah dilakukan oleh
Muhammadiyah untuk mencapai cita-citanya dalam masyarakat.

14
DAFTAR PUSTAKA

Wardi, S.Pd, MA (2021). Cita-cita Hidup Muhammadiyah.


https://ibtimes.id/citacita-hidup-muhammadiyah/

Dr. H. Haedar Nashir, M.Si. (2010). Memahami Islam Dalam Muhammadiyah.


https://muhammadiyahstudies.blogspot.com/2010/01/memahami-
islamdalam-muhammadiyah.html

Pimpinan Pusat Muhammadiyah (2023). Keyakinan dan Cita-cita Hidup


Muhammadiyah. https://muhammadiyah.or.id/matan-keyakinan-dan-
citacita-hidup-muhammadiyah/

H. M. Ma’rifat Imam KH. (2011). Tarjih dalam Bidang Ibadah dan Mu’amalah.
http://tabligh.muhammadiyah.or.id/berita-90-detail-tarjih-dalam-
bidangibadah-dan-muamalah.html

15

Anda mungkin juga menyukai