Anda di halaman 1dari 14

KIPRAH PEMUDA MUHAMMADIYAH

DIKALANGAN KAUM MUDA

OLEH:

BAMBANG DARMANTO LENGKONG


NIM. A01422042

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-nya sehingga kita masih diberikan kesehatan dan
kekuatan untuk penyusunan makalah ini. Dan tidak lupa pula kita kirimkan salam
dan salawat kepada nabi Muhammad yang telah membawa kita dari jalan
kebodohan menuju jalan yang benar.

Makalah ini adalah salah satu tugas dari mata kuliah


“KEMUHAMMADIYAAN III” sebagai syarat penilai dosen terhadap mahasiswa
untuk memnui tugas-tugas yang diberikan.

Kami mengupayakan menyusun makalah ini dengan maksimal akan tetapi,


kami menyadari bahwa dalam makalah masih ada kekurangan-kekurangan yang
perlu kami perbaiki oleh karena itu, dengan kekurangan yang ada kami berikan
kepada para pembaca berupa kritikan, saran, terhadap makalah ini agar kedepanya
menjadi bahan dan evaluasi.

Gorontalo, Februari 2024

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................ii

DAFTAR ISI........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................1
C. Tujuan.......................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Peran Dakwah Muhammadiyah ..............................................................3


B. Peran Sosial dan Ekonomi Muhammadiyah ............................................5
C. Peran Kebangsaan Muhammadiyah ........................................................6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..............................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................11
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Muhammadiyah sendiri mengambil suraat Al-Ma’un dalam Al-Qur’an
sebagai dasar untuk berjalan pada ranah sosial. Pembahasan mengenai teologi
Al-Ma’un pun sering digalakkan. Hal ini sebagai telaah kritis terhadap gerakan
sosial yang dilakukan muhammadiyah. Dan bisa kita lihat, bahwa saat ini
muhammadiyahbanyak mempunyai amal usaha, mulai dari pondok anak yatim,
sekolah/lembaga pendidikan, sampai rumah sakit pun ada. Ini sebagai
pengejawantahan dari interpresrasi terhadap surat Al-Ma’un.
Muhammadiyah mempunyai cita-cita sosial, yakni “kesejahteraan,
kemakmuran masyarakat yang diridhai Allah”. Dari sini kita ketahui bahwa
muhammadiyah menghendaki terciptanya negara yang baik dan penuh
ampunan Allah. Inilah interprestasi dari ungkapan islam adalah agama
rahmatan lil ‘alamin. Bagaimana kita lihat kemudian muhammadiyah sejak
didirikan oleh Kyai Dahlan, sampai kepemimpinan yang sekarang masih
berusaha untuk menjalin komunikasi yang baik, dan memberikan pelayanan
sosial terhadap masyarakat, fakir miskin dan yatim piatu. Hal inilah yang
menjadi penting dalam perkembangan muhammadiyah.
Revitalisasi gerakan muhammadiyah dapat dimaknai sebagai proses
penguatan kembali sistem paham dan jati diri sesuai dengan prinsip-prinsip
ideal gerakan menuju pada tercapainya kekuatan muhammadiyah sebagai
gerakan islam yang menjalankan fungsi dakwah dan tajdid menuju
terwujudnya masyarakat islam yang sebenar-benarnya.
B. Rumusan Masalah
1. Peran Dakwah Muhammadiyah?
2. Peran Sosial dan Ekonomi Muhammadiyah?
3. Peran Kebangsaan Muhammadiyah?

1
C. Tujuan makalah
1. Untuk mengetahui Peran Dakwah Muhammadiyah
2. Untuk mengetahui Peran Sosial dan Ekonomi Muhammadiyah
3. Untuk mengetahui Peran Kebangsaan Muhammadiyah

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Peran dakwah Pemuda Muhammadiyah

Generasi muda merupakan fase pertumbuhan yang unik dalam sebuah


kehidupan. Secara pisik, pemuda/pemudi dapat didefinisikan sebagai
pria/wanita gagah/feminin, tegap, pisik prima, semangat tinggi, umur sekitar
19-35 tahun, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, namun belum memiliki
pengalaman yang cukup. (Azkia Mumtaz: Web AMM, 2014).
Pemuda/pemudi menurut tamsil dan pandangan Dr. Yusuf Qardhawi, ibarat
matahari, maka usia pemuda/pemudi laksana jam 12.00 siang ketika matahari
bersinar paling terang dan paling panas. Karena pada masa inilah manusia
mengalami banyak perubahan dalam hidupnya. Pada tahap ini pula biasanya
manusia menghadapi masa-masa yang labil dalam menjalani hidup.

Nama Muhammadiyah/Aisyiyah di belakang nama berbagai organisasi


kepemudaan di lingkungan Persyarikatan: Pemuda Muhammadiyah, Nasyiatul
‘Aisyiyah (NA), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Ikatan Pelajar
Muhammadiyah (IPM), Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan (GKHW) dan
Tapak Suci Putra Muhammadiyah (TSPM). Organisasi otonom bersegmen
muda tersebut biasa disebut dengan Angkatan Muda Muhammadiyah atau
AMM. Dapat dinyatakan di sini bahwa AMM adalah salah satu pilihan yang
tepat bagi generasi muda bangsa ini untuk keluar dari kelabilan, seraya
menjadikan wahana perjuangan, wahana dakwah pencerahan menyalurkan
gagasan dan ide ide yang maju dan berlian yang dimiliki oleh generasi muda
pada umumnya. (Azkia Mumtaz: Web AMM, 2014).1

Ismail R. al-Faruqi dan istrinya Lois Lamya membagi hakikat dakwah


Islam pada tiga term: Kebebasan, rasionalitas dan universalisme. Ketiganya

1
http://www.muhammadiyah.or.id/id/download-makalah-dan-presentasi-pengajian-ramadhan-
1435-h-691.html.

3
saling berkaitan dan melengkapi.

Kebahagiaan, ketenangan itulah cita-cita setiap orang. Manusia berusaha


untuk menggapainya. Kadang mereka harus berebut kursi, bahkan banyak
menghalalkan yang nyata haram. Mereka mengira ketika mencapai tujuan,
itulah kebahagiaan, padahal yang terjadi sebaliknya, atau mungkin benar itu
bahagia, tapi sesaat!, karena dalam praktiknya mereka banyak yang ditangkap
KPK.

Kebebasan sangat dijamin dalam agama Islam, termasuk kebebasan


meyakini agama. Objek dakwah harus merasa bebas sama sekali dari
ancaman, harus benar-benar yakin bahwa kebenaran ini hasil penilaiannya
sendiri Termaktub dalam al-Qur’an QS. 2:256, 18:29, 39:41. Jelas, “dakwah”
tidak bersifat memaksa. Dakwah adalah ajakan yang tujuannya dapat tercapai
hanya dengan persetujuan tanpa paksaan dari objek dakwah.

Dakwah Islam merupakan ajakan untuk berpikir, berdebat dan


berargumen, dan untuk menilai suatu kasus yang muncul. Dakwah Islam tidak
dapat disikapi dengan keacuhan kecuali oleh orang bodoh atau berhati dengki.
Hak berpikir merupakan sifat dan milik semua manusia. Tak ada orang yang
dapat mengingkarinya. Dakwah harus merupakan penjelasan tenang kepada
kesadaran, di mana akal maupun hati tidak saling mengabaikan.
Keputusannya harus berupa tindak akal diskursif yang didukung intuisi emosi
dari nilai-nilai yang terlibat. Tindak akal diskursif mendisiplinkan dan intuisi
emosi memperkayanya. Penilaian harus didapat setelah adanya pertimbangan
berbagai alternatif, perbandingan dan pertentangannya satu sama lain.
Penilaian ini harus menimbang bukti yang mendukung dan menentangnya
secara tepat, hat-hati, dan objektif. Tanpa menguji koherensi internal,
kesesuaiannya dengan pengetahuan lain, hubungannya dengan realitas,
tanggapan terhadap dakwah Islam tidak rasional.

Keuniversalan Risalah Nabi Muhammad adalah untuk semua manusia,


bahkan juga Jin. Risalahnya berlaku sepanjang masa tanpa batasan ruang dan
waktu. Nabi bersabda: “aku telah diberikan lima hal yang belum pernah

4
diberikan pada para nabi sebelumku.” Beliau menyebutkan salah satu dari
lima hal itu adalah, nabi sebelumku diutus khusus untuk kaumnya, sedangkan
aku diutus untuk semua manusia tanpa kecuali” (HR. Bukhari). Allah
berfirman: “Dan Kami tidak mengutus kamu melainkan kepada umat manusia
seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan”. (QS.
Saba: 28). (Munzier Suparta, Metode Dakwah: 33

B. Peran Sosial dan Ekonomi Pemuda Muhammadiyah

a. Ekonomi

Dibidang ekonomi adalah gerakan awal yang harus dilakukan


Muhammadiyah hal ini dilakukan untuk mempermudah kegiatan
operasional organisasi dengan tidak menghilangkan sisi sosialnya
misalnya gerakan sosial kita bisa com. Gerakan sosial ini memberikan
dampak besar dalam organisasi dan mampu memberikan keuntungan bagi
perusahaan yang mengelola situs tersebut.2

b. Sosial
Muhammadiyah sebagai salah satu organisasi Islam di Indonesia
dinilai memainkan peran sosial yang penting di masyarakat. Jejak
Muhammadiyah tertancap kuat di berbagai bidang kehidupan, baik politik,
ekonomi, maupun sosial. Namun, publik khawatir institusi ini akan
menjadi alat partai politik. Sejarah pendirian Muhammadiyah tahun 1912,
organisasi ini berkaitan dengan ide pembaruan Islam. Ide yang digagas
KH Ahmad Dahlan itu mencakup bidang yang luas, mulai dari praktik
beragama hingga praktik sosial kemasyarakatan. Dalam praktik beragama,
misalnya, Ahmad Dahlan memelopori pelurusan arah kiblat berdasarkan

2
http://beritamagelang.id/pemuda-muhammadiyah-fokus-pada-pemberdayaan-ekonomi-
millenial diakses pada tanggal 21 desember 2019.

5
ilmu falak (astronomi), pengorganisasian zakat, haji, serta shalat Idul Fitri
dan Idul Adha di lapangan.
Pendirian masjid dan mushala di tempat umum dan perkantoran juga
adalah salah satu buah pemikiran Ahmad Dahlan (Abdul Munir Mulkhan,
Jejak Pembaruan Sosial dan Kemanusiaan Kiai Ahmad Dahlan, 2010).
Jejak kearifan praktik sosial kemasyarakatan ditandai sikap terbuka
Ahmad Dahlan menyerap puncak peradaban tanpa memandang bangsa dan
agama pengemban peradaban itu. Berbagai aksi sosial yang dikembangkan
banyak terinspirasi pengalaman orang Kristiani dan warga Belanda,
Inggris, atau Portugis. Pendirian rumah sakit, panti sosial, taman pustaka,
penerbitan, serta sekolah modern merupakan karya yang terinspirasi oleh
pengelolaan kehidupan sosial dan kesehatan kaum non-Muslim (Abdul
Munir Mulkhan, 2010).

Tak bisa dilupakan pula bagaimana Ahmad Dahlan menggerakkan


perempuan memperoleh ilmu dan melakukan aksi sosial di luar rumah.
Kaum perempuan didorong meningkatkan kecerdasan melalui pendidikan
formal dan nonformal seperti pengajian dan kursus. Pada 1922 berdiri
perkumpulan perempuan yang kelak diberi nama Aisyiah. Satu lompatan
nilai sosial terjadi ketika Siti Walidah, istri Kiai Dahlan, tanpa suami,
menghadiri undangan Musyawarah Ulama di Serambi Masjid Besar Solo
dalam kapasitasnya sebagai ulama perempuan.

Kini, Muhammadiyah adalah salah satu gerakan Islam terbesar di


Indonesia yang diorganisasikan secara modern. Unit kegiatannya tersebar
merata ke seluruh pelosok negeri yang meliputi pendidikan, kesehatan,
santunan sosial, hingga kegiatan ritual ibadah dan pengajian. Menurut
buku Profil Muhammadiyah (2000), saat ini terdapat tak kurang dari
ribuan taman kanak-kanak, 2.907 SD/madrasah ibtidaiyah, 1.731
SLTP/madrasah tsanawiyah, 929 SLTA/madrasah aliyah, 55 pesantren,
lebih dari 184 perguruan tinggi, 312 lembaga pelayanan kesehatan, 240
panti asuhan, 19 Bank Perkreditan Rakyat (BPR), lebih dari 800 koperasi,

6
dan 190 Baitulmaalwat Tamwil. Gambaran itu memperlihatkan
Muhammadiyah memiliki peran sosial yang kuat. Peran sosial inilah yang
dirasakan masyarakat, seperti tergambar dalam jajak pendapat yang digelar
Litbang Kompas pada 30 Juni hingga 2 Juli 2010.

Hasil jajak pendapat menampilkan evaluasi dan ekspektasi


masyarakat terhadap kiprah Muhammadiyah. Praktik sosial menonjol
yang terungkap terutama adalah keberhasilan Muhammadiyah dalam
pelayanan pendidikan, ekonomi, dan kesehatan. Sebagian besar
responden (71 persen) menyatakan, Muhammadiyah berhasil turut serta
membantu memajukan kualitas pendidikan masyarakat. Secara khusus,
73,1 persen responden mengakui Muhammadiyah berhasil dalam
menyampaikan visi keislaman dalam pendidikan. Di bidang ekonomi dan
kesehatan hampir separuh jumlah responden (43,7 persen dan 42,5
persen) setuju, Muhammadiyah membantu memajukan perekonomian
dan menyediakan pelayanan kesehatan yang berkualitas untuk
masyarakat.

C. Peran Kebangsaan Muhammadiyah

Muhammadiyah memiliki komitmen dan tanggungjawab tinggi untuk


memajukan kehidupan bangsa dan negara sebagaimana dicita-citakan para
pendiri bangsa. Para tokoh Muhammadiyah sejak kelahirannya sampai saat
ini dalam kehidupan kebangsaan sangat besar peranya.

 Para Tokoh Muhammadiyah dan Jasa Besarnya

Haedar menyebut beberapa contoh. Kiai Ahmad Dahlan dan Nyai Walidah
Dahlan bergerak dalam mencerdaskan dan memajukan bangsa hingga
diangkat sebagai Pahlawan Nasional. Srikandi Aisyiyah, Hayyinah dan
Munjiyah menjadi pelopor dan pemrakarsa bersama pergerakan perempuan
lainnya untuk lahirnya Konges Perempuan Pertama tahun 1928.

7
Kyai Mas Mansur menjadi tokoh Empat Serangkai bersama Soekarno,
Mohammad Hatta, dan Ki Hadjar Dewantoro dalam usaha persiapan
kemerdekaan Indonesia. Ki Bagus Hadikusumo didukung Kahar Muzakkir
dan Kasman Singodimedjo menjadi penentu konsensus nasional penetapan
UUD 1945 tanggal 18 Agustus 1945 sebagai konstitusi dasar sekaligus di
dapamnya penetapan Pancasila sebagai dasar negara.

Dalam perjuangan kemerdekaan dan mempertahankan kemerdekaan, kata


Haedar, kontribusi Muhammadiyah terbesar melalui Soedirman adalah perang
gerilya dan melahirkan serta menjadi Bapak Tentara Nasional Indonesia, yang
tiada duanya. Gerakan cinta tanah air ini bermodalkan spirit Hizbul Wathan
atau Kepanduan Tanah Air yang dirintis tahun 1918, di mana Soedirman
menjadi pandu utamanya. Bersamaan dengan perang gerilya, aksi
mempertahankan Indonesia dari serbuan kembali Belanda di DIY dan Jawa
Tengah para tokoh Muhammadiyah menggerakkan aksi Angkatan Perang
Sabil (APS), yang merupakan perlawanan umat Islam yang luar biasa militan
demi mempertahankan bangsa dan tanah air.

“Peran tokoh Muhammadiyah Ir Djuanda juga sangat penting dan


menentukan dalam menyatukan seluruh kepulauan Indonesia melalui
Deklarasi Djuanda 1957, yang menjadi pangkal tolak perjuangan Indonesia di
PBB untuk menyatukan lautan dan daratan dalam satu kepulauan Indonesia
yang utuh. Perjuangan tersebut berhasil tahun 1982 dengan diakuinya
kesatuan laut dan daratan kepulauan Indonesia oleh PBB dalam hukum laut
internasional,” ulasnya. Suatu perjuangan yang dipelopori kader dan tokoh
Muhammadiyah yang juga menjadi Perdana Menteri serta beberapa kali
menjadi Menteri di zaman pemerintahan Soekarno.

Selain itu, keberadaan Kementerian Agama juga merupakan gagasa tokoh


Muhammadiyah dari Jawa Tengah, KH Abu Dardiri, setelah itu Menteri
Agama RI pertama ialah HM Rasjidi, yang dikenal ilmuwan atau ulama
lulusan Universitas Sourbone Perancis, berasal dari Kotagede Yogyakarta.

8
Sementara Kahar Muzakkir yang menjadi anggota Panitia Piagam Jakarta,
sebelumnya sewaktu di Al-Azhar Cairo, berjuang melakukan diplomasi di
Timur Tengah sebelum yang lainnya.

“Soekarno juga Muhammadiyah, bahkan menjadi pengurus Majelis


Pendidikan sewaktu di Bengkulen (Bengkulu). Tokoh utama kemerdekaan dan
proklamator serta Presiden pertama Indonesia itu lama bergaul dan ‘ngintil’
(berguru secara informal) dengan Kiai Dahlan sebagaimana beliau akui
sendiri. Soekarno beristrikan kader Aisyiyah, Fatmawati yang juga putri
Konsul Muhammadiyah Sumatra yakni Hasan Din,” katanya.

Paham Islam progresit atau berkemajuan menjadi daya tarik Soekarno


menjadi anggota dan pengurus Muhammadiyah. Presiden berikutnya,
Soeharto juga anak didik sekolah Muhammadiyah. Kedua Presiden Indonesia
itu dengan segala kelebihan dan kekurangannya sangat berjasa bagi perjalanan
sejarah dan pembangunan bangsa.

Muhammadiyah terus berkiprah dan memberi kontribusi besar bagi


pencerdasan dan pemajuan bangsa melalui usaha-usahanya di bidang
pembaruan paham keagamaan, pendidikan, kesehatan, pelayaanan sosial,
pemberdayaan masyarakat, pendidikan politik kebangsaan, dan gerakan
dakwah lainnya. Dalam lintasan perjalanan Indonesia telah puluhan hingga
ratusan ribu sumberdaya manusia yang terdidik dan berkarakter lahir dari
gerakan ini, tanpa mengklaim dirinyan gerakan santri.

“Dari rahim Muhammadiyah pula hadir tokoh Amien Rais sebagai tokoh
reformasi, Syafii Maarif tokoh pluralisme dan kemanusiaan, serta Din
Syamsuddin tokoh lintas agama di tingkat nasional sampai internasional.
Semua berkontribusi bagi pencerdasan, kemajuan, dan perubahan kehidupan
bangsa Indonesia,”

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Jadi Peran Pemuda Muhammadiyah Muhammadiyah terus berkiprah dan


memberi kontribusi besar bagi pencerdasan dan pemajuan bangsa melalui
usaha-usahanya di bidang pembaruan paham keagamaan, pendidikan,
kesehatan, pelayaanan sosial, pemberdayaan masyarakat, pendidikan politik
kebangsaan, dan gerakan dakwah lainnya. Dalam lintasan perjalanan
Indonesia telah puluhan hingga ratusan ribu sumberdaya manusia yang
terdidik dan berkarakter lahir dari gerakan ini

10
DAFTAR PUSTAKA

http://www.suaramuhammadiyah.id/2018/10/22/peran-kebangsaan-
muhammadiyah-dan-para-tokohnya/.diakses pada tanggal 21 desember 2019.

http://beritamagelang.id/pemuda-muhammadiyah-fokus-pada-
pemberdayaan-ekonomi-millenial diakses pada tanggal 21 desember 2019.

http://www.muhammadiyah.or.id/id/download-makalah-dan-presentasi-
pengajian-ramadhan-1435-h-691.html.

11

Anda mungkin juga menyukai