Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

TOKOH-TOKOH PEMBAHARUAN MUHAMMADIYAH

Disusun Guna Untuk Memenuhi Pesyaratan


Mata Kuliah Historis Muhammadiyah
Dosen Pengampu : Dr. Garianto, M.Pd.I.

Disusun oleh :
Nafi‟ Sahra Qudus NPM. 23260003

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
TAHUN 1445 H / 2023 M

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Shubahanallahu‟ata „ala berkat rahmat-Nya kami di


berikan kesehatan untuk menyelesaikan tugas-tugas perkuliahan. Dan berkat
ridho-Nya pula kami diberi kekuatan untuk membuat makalah yang berjudul
“Tokoh-tokoh Pembaharuan Muhammadiyah” dalam rangka memenuhi tugas
mata kuliah “Historis Muhammadiyah”.

Karena kami masih dalam tahap pembelajaran, tentunya kami secara sadar
dan mengakui masih banyak kekurangan, untuk itu kami mohon kritik dan
sarannya untuk membangun kesempurnaan makalah ini. Dan dalam hal ini kami
memohon maaf apabila terjadi kesalahan dalam penulisan makalah ini. Besar
harapan kami untuk menjadikan makalah ini membawa manfaat bagi kita semua.
Aamiin.

Metro, Oktober 2023


Penulis

(.................................)

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER .................................................................................... i


KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 3
C. Tujuan ......................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 4


A. Pengertian Pejuang .................................................................................... 4
B. Pejuang Dalam Muhammadiyah ................................................................. 3
1. KH. Ahmad Dahlan ................................................................................. 5
2. Buya Hamka (1908-1984) ....................................................................... 5
3. Ki Bagus Hadikusumo (1890-1954)........................................................ 5
4. Prof. Dr. H. Moh. Amin Rais .................................................................. 6
5. Dr. dr. Ahmad Watik Pratiknya ............................................................... 7
6. Syeikh Rasyid Ridha ............................................................................... 7
8. Jamaludin al-Afgani (1838-1897) ........................................................... 8

C. Sepak Terjang Perjuangan dalam Muhammadiyah ................................... 9

BAB III PENUTUP ........................................................................................ 11


A. Kesimpulan.................................................................................................. 11
B. Saran ............................................................................................................ 11

DAFTAR LITERATUR

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembaharuan dalam islam dikenal juga dengan modernisasi islam, yang
mempunyai tujuan untuk menyesuaikan ajaran yang terdapat dalam agama dengan
ilmu pengetahuan dan Falsafah modern, tetapi perlu diingat bahwa dalam islam
ada ajaran yang tidak bersifat mutlak, yaitu penafsiran atau interpretasi dari
ajaran-ajaran yang bersifat abadi dari masa ke masa. Dengan kata lain
pembaharuan mengenai ajaran-ajaran yang bersifat mutlak tak dapat diadakan
karena sudah tidak bisa lagi diganggu gugat seperti pada hukum- hukum yang
tercantum dalam Al-Qur‟an. Pembaharuan dapat dilakukan dengan meninjau
kembali beberapa aspek yang memang memerlukan untuk diperbaharui seiring
dengan perkembangan zaman yang semakin modern sehingga mampu diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari seperti sekarang ini.
Muhammadiyah merupakan salah satu gerakan pembaharuan Islam di
Indonesia yang lahir pada tanggal 18 November 1912 Miladiyah yang bertepatan
pada tanggal 18 Dzulhijjah 1330 Hijriyah. Adapun pendiri Muhammadiyah adalah
K.H. Ahmad Dahlan yang bertempat di Yogyakarta. K.H. Ahmad Dahlan
mempunyai cita-cita yang sangat mulia untuk umat Islam yang ada di Indosesia.
Adapun visi dan misi Muhammadiyah yaitu sebagai gerakan Islam yang
berlandaskan Al-Quran dan As-Sunnah, dengan watak tajdid yang dimilikinya
membuat istiqomah dan aktif dalam melaksanakan dakwah Islam „amar ma‟ruf
nahi mungkar di semua bidang. Dalam upaya mewujudkan Islam sebagai
rahmatan lil „alamiini menuju masyarakat Islam yang sebenar-benarnya
terbentukalah misi Muhammadiyah yaitu:
1. Menegakkan keyakinan tauhid yang murni sesuai dengan ajaran Allah swt.
2. Memahami Agama Islam dengan menggunakan akal pikiran sesuai dengan
jiwa ajaran Islam.

1
3. Menyebar luaskan ajaran Islam yang bersumber kepada Al-Quran dan As-
Sunnah untuk pedoman hidup umat manusia.
4. Mewujudkan amalan-amalan Islam dalam kehidupan pribadi, keluarga, dan
masyarakat.
Tidak perlu diragukan lagi bahwa Muhammadiyah adalah organisasi Islam
yang menjunjung tinggi nilai-nilai Islam dan menegakkan ajaran Agama Islam
yang benar-benar bersumber dari Al-Quran dan As-Sunnah. Pada zaman sekarang
ini, Muhammadiyah telah menyebar ke seluruh pelosok-pelosok Nusantara, dari
Sabang sampai Meraoke. Setelah berjalannya watku organisasi Islam yang
bernama Muhammadiyah telah banyak diikuti sebagai gerakan dakwa Islam,
„amar ma‟ruf nahi mungkar, terutama di Pulau Sumatra, Pulau Kalimantan, Pulau
Sulawesi dan Pulau Jawa.
Dari organisasi Muhammadiyah inilah munculah amal-amal usaha
Muhammadiyah seperti, kesehatan, pantiasuhan, koperasi, lembaga pendidikan
dan lain-lain. Bahkan saat ini amal usaha Muhammadiyah yang sangat terkenal di
Indonesia dari lembaga pendidikan seperti, Paud atau RA, TK, SD, SMP, SMA
dan bahkan sampai perguruan tinggi. Akan tetapi semua lembaga pendidikan yang
saat ini kita rasakan tidak semerta-merta mudah pada saat itu untuk didirikan.
Karena harus berhadapan dengan penjajah yang masuk ke Indonesia.
Peradaban pendidikan Islam di Indonesia pada masa penjajahan tidak
semudah yang kita bayangkan saat ini. Pendidikan Islam di Indonesia pada masa
penjajahan Belanda sangat terancam. Hal ini dikarenakan masih di bawah
kepemimpinan Belanda yang nanti pada akhirnya akan melahirkan lulusan yang
bisa bergabung di dalam pemerintahan dan kepentingan Belanda. Banyak sekali
kebijakan-kebijakan pendidikan yang diatur oleh Belanda seperti tidak mengakui
pendidikan tradisional dan lain-lain.
Dengan maksud dan tujuan tersebut muhammadiyah bergerak dengan besar
kecilnya kegiatan sebagai contoh amal usaha Muhammadiyah. Dalam makalah ini
akan dijelaskan tentang “ Tokoh-tokoh Pembaharuan Muhammadiyah ”.
Mengenai hal-hal tersebut kami akan jelaskan selengkapnya dalam pembahasan.

2
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pejuang?
2. Bagaimana pejuang dalam Muhammadiyah?
3. Bagaimana sepak terjang perjuangan dalam Muhammadiyah?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pejuang.
2. Untuk mengetahui perjuangan sebagai dakwah amar makruf nahi munkar.
3. Untuk mengetahui Muhammadiyah sebagai tempat pembaharuan.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pejuang/Perjuangan
Pengertian perjuangan menurut Kamus Besar Bahasa perjuangan adalah
“perkelahian merebut sesuatu dengan peperangan”.1 Dalam pendapat lainya
mengatakan perjuangan adalah “aspek dinamis dari kedudukan (status)”.
2
Seseorang menduduki suatu posisi dalam masyarakat perlu menjalankan
perjuangannya, perjuangan dapat mencakup hal-hal sebagai berikut:3
a) Perjuangan yang meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi
atau tempat seseorang dalam masyarakat. Perjuangan dalam arti ini
merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang
dalam kehidupan kemasyarakatan.
b) Perjuangan merupakan suatu konsep tentang apa yang dilakukan oleh
individu dalam masyarakat sebagai organisasi.
c) Perjuangan juga dapat dikatakan sebagai prilaku individu yang penting
bagi struktur sosial masyarakat.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa perjuangan adalah


suatu usaha yang dilakukan atau diperbuat atau konstribusi oleh seseorang atau
kelompok yang dapat berpengaruh pada suatu peristiwa dengan kerja keras yang
penuh tantangan untuk meraih suatu yang ingin dicapai. Dalam tulisan ini
perjuangan yang disoroti penulis adalah Perjuangan Mande Siti Melawan
Kolonial Belanda di Manggopoh Sumatera Barat Tahun 1908-1925 yang menjadi
fokus masalah dalam penelitian ini.

1 Dendy, Sugono, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat . Jakarta :Gramedia th.
2008.
2 Soekanto, Soerjono, Teori Peranan, Jakarta, Bumi Aksara. Soerjono, Th, 2002
3 Soekanto, Peranan Sosiologi Suatu Pengantar, EdisiBaru, Rajawali Pers, Jakarta, Thn
2009:212-213,

4
B. Pejuang Dalam Muhammadiyah
1. KH. Ahmad Dahlan
KH. Ahmad Dahlan (1868 – 1923), dilahirkan di Kauman Yogyakarta pada
tahun 1285 H / 1868 M dengan nama Muhammad Darwis. Tokoh ulama' pendiri
Muhammadiyah, perjuangannya dalam berda'wah Islam lewat Muhammadiyah
tak pernah luntur hingga wafat beliau di tahun 1923 M. Semboyan beliau yang
masih dipegang teguh oleh aktivis Muhammadiyah sampai saat ini adalah :
"Hidup-hidupilah Muhammadiyah dan jangan mencari hidup pada
Muhammadiyah." Sepanjang hidup beliau berda'wah memberantas TBC (Tahayul
Bid'ah Churofat) dan berusaha menciptakan masyarakat Islam dengan amal usaha.

2. Buya Hamka (1908 – 1984)


HAMKA adalah akronim dari Haji Abdul Malik Karim Amarullah. Beliau
dilahirkan di Maninjau Sumatera Barat pada tanggal 16 Pebruari 1908. Tahun
1928 menjadi peserta muktamar Muhammadiyah di Solo dan sejak itu terus aktif
di Muhammadiyah.
Menjadi anggota PP Muhammadiyah mulai tahun 1953 – 1971 dan
meninggal sebagai penasehat PP Muhammadiyah. Pada masa orde lama pernah
aktif sebagai anggota Konstituante hasil pemilu I tahun 1955 mewakili partai
Masyumi jawa Tengah.
Sewaktu di penjara di masa orde lama belaiu menyelesaikan karyanya yang
paling monumental yaitu tafsir Al Azhar. Ketika MUI terbentuk pada tahun 1957
beliau menjadi ketua umum yang pertama dan juga pada periode kedua pada
tahun 1980, tetapi kemudian mengundurkan diri karena fatwanya tentang
haramnya mengikuti natalan bersama ditentang oleh pemerintah.

3. Ki Bagus Hadikusumo (1890 – 1954)


Nama kecilnya Hidayat, lahir di Kauman Yogyakarta tanggal 24 Nopember
1890 dan wafat 3 September 1954 (usia 64 tahun). Menjadi ketua PP
Muhammadiyah tahun 1942-1953. Menjadi anggota BPUPKI yang dibentuk pada
tanggal 29 April 1945 dan menjadi salah satu dari 15 anggota yang menuntut agar
Islam dijadikan sebagai dasar Negara.

5
Beliau adalah tokoh Muhammadiyah yang gigih memperjuangkan untuk
menginstitusionalisasikan syariat Islam di Indonesia. Sumbangan terbesar beliau
untuk Republik Indonesia adalah ikut merumuskan kalimat "Ketuhanan yang
Maha Esa dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya" dalam Piagam Jakarta yang ditolak oleh utusan Kristen dari
Indonesia Timur sehingga rumusannya berubah menjadi "Ketuhanan yang Maha
Esa" sebagai sila I Pancasila.

4. Prof. Dr. H. Moh. Amin Rais


Prof. Dr. H. Moh. Amin Rais, sejak reformasi tahun 1998 biasa juga disingkat
MAR dan Bapak Reformasi, lahir di Solo pada tanggal 26 April 1944. Meraih
gelar doktor pada tahun 1981 dari University of Chicago, AS dengan judul
disertasi "The Moslem Brotherhood in Egypt : Its Rise, Demise and Resurgence"
(Ikhwanul Muslimin di Mesir : Kelahiran, Keruntuhan dan Kebangkitannya
Kembali).
Beliau dipercaya oleh beberapa tokoh penting (antara lain : Syafi'i Ma'arif,
Ichlasul Amal, Yahya Muhaimin, Kuntowidjoyo, Sudjatmiko, Ahmad Baiquni,
Bambang Sudibyo, Affan Gafar dan Mulyoto Djojomartono) untuk menjadi
pimpinan Pusat Pengkajian Strategi Kebijakan (PPSK). Menjadi asisten ketua
ICMI dan ketua Dewan Pakar ICMI (1991-1995). Menjadi pengisi tetap kolom
Resonansi di Harian Umum Republika. Tulisannya tentang Freeport dan Busang
di era Soeharto berkuasa sangat pedas mengkritik penguasa membuatnya
terlempar dari kursi ketua Dewan pakar ICMI dan dicoret dari daftar calon
anggota MPR tahun 1997. Dengan begitu banyaknya aktivitas, bagi MAR
Muhammadiyah tetap yang nomor satu.
Pada Periode 1990-1995 menjadi wakil ketua PP Muhammadiyah. Setelah
Mukatamar ke 43 di Aceh tanggal 1-5 Juli 1995 terpilih sebagai ketua PP
Muhammadiyah periode 1995-2000. Mendeklarasikan berdirinya Partai Amanat
Nasional (PAN) pada tanggal 8 Agustus 1998 dan dipercaya menjadi nakhkoda
PAN saat itu. Raihan suara 7,2% pada Pemilu 1999 membuatnya PAN menjadi 5
partai besar RI serta mengantarnya menjadi ketua MPR. MAR amat piawai
sebagai King Maker dalam pentas politik nasional, misalnya membuat manuver

6
politik dengan membentuk poros tengah sehingga LPJ Presiden BJ Habibie
ditolak SU MPR tahun 1999, lalu menyebabkan Gus Dur terpilih sebagai R1 dan
Megawati sebagai R2. Juga menjadi otak pelengseran Gus Dur dari kursi R1
karena kasus Buloggate, Brunaigate, pemecatan Kapolri, Monko Polkam dan
Menko Kesra.

5. Dr. dr. Ahmad Watik Pratiknya


Dr. dr. Ahmad Watik Pratiknya, Watik panggilannya, dilahirkan di
Banjarnegara pada tanggal 8 Pebruari 1948. Beliau seorang dokter yang doktor
dan ahli anatomi serta seorang penceramah yang handal. Mulai aktif di
Muhammadiyah tahun 1985 dan tercatat sebagai anggota Majelis Tabligh PP
Muhammadiyah periode 1985-1990.
Pada Muktamar Muhammadiyah ke 42 di Yogyakarta terpilih menjadi
anggota 13 PP Muhammadiyah dan dipercaya sebagai Koordinator Bidang
Pendidikan. Pada Muktamar ke 43 di Banda Aceh kembali masuk menjadi
anggota 13 PP Muhammadiyah dan kali ini dipercaya sebagai Koordinator Bidang
Pembina Kesehatan dan Kesejahteraan PP Muhammadiyah.
Di lembaga profesi beliau pernah menjadi anggota Perhimpunan Ahli
Anatomi Indonesia (AAI), International Assoctiation of Anatamist (IAA),
International Assoctiation of Biomechanics, IDI. Di birokrat beliau pernah
menjadi Sekretaris Wakil Presiden RI (9-9-1998 s/d 5-11-1999), Sekretaris
Presiden B.J. Habibie dan Direktur Habibie Centre mulai 1999 – sekarang.

6. Syeikh Rasyid Ridha


Muhammad Rasyid bin Ali Ridha bin Muhammad Syama Al bin al-
Kalamuny, dilahirkan ditengah-tengah sebuah keluarga yang memiliki
sedikitkedudukan dengan tradisi pendidikan dan kesalehan, pada tahun 1865 di al-
Qalamun, suatu desa di Libanon yang letaknya tidak jauh dari kota Tripoli(Suria).
Semasa kecil ia dimasukkan ke madrasah tradisional di al-Qalamununtuk
belajar menulis, berhitung dan membaca al- Qur‟an. Di tahun 1882, ia
meneruskan pelajaran di al-Madrasah al-Wathaniyah al-Islamiyah
(sekolahNasional Islam) milik Syaikh Husain al-Jisr, yang terletak di Tripoli.

7
Dimadrasah ini, selain bahasa Arab, diajarkan pula bahasa Turki dan Perancis, dan
juga, selain pengetahuan-pengetahuan agama, juga diajarkan pengetahuan-
pengetahuan modern.
Setelah itu, Rasyid Ridha meneruskan pelajarannya di salah satusekolah
agama yang berada di Tripoli, walaupun demikian, hubunganyadengan Syaikh
Husain al-Jisr tetap berjalan, dan guru inilah yang menjadipembimbing baginya di
masa muda. Selanjutnya, ia banyak dipengaruhi olehide-ide Jamaluddin al-
Afghani dan Muhammad Abduh, yaitu melalui majalahal-Urwah al-Wutsqo.
Ia berniat untuk menggabungkan diri dengan al-Afghani, tetapi niat itutak
terwujud, dan semenjak pertemuannya dengan Muhammad Abduh,pengaruh
Afghani pun mulai meredup dan tergantikan oleh pengaruhMuhammad Abduh.
Dengan demikian, pemikiran-pemikiran pembaru yangdiperolehnya dari syaikh
al-Jisr dan yang kemudian diperluas dengan ide-ideyang ia peroleh dari Afghani
dan Abduh, menjadi sebuah pondasi yang kuatdan tertanam dalam jiwanya.
Tidak seperti gurunya, Muhammad Abduh, yang lebih bisa disebutsebagai
seorang yang liberal, Rasyid Ridha mendekatkan dirinya pada ajaranIbnu
Taimiyah dan praktik-praktik Wahabiyyah, salah satu faktor yangmenuntunya
pada ajaran tersebut, adalah karena kecurigaannya terhadap tasawuf.
Setelah menebarkan kiprah dirinya dalam banyak bidang, pada bulan Agustus
tahun 1935, sekembalinya dari Suez setelah mengantarkan Pangeran Su‟ud, ia
meninggal dunia dan meninggalkan banyak ide-ide pembaruan, yang cukup
memberikan pengaruh terhadap generasi selanjutnya.

7. Jamaludin al-Afgani (1838-1897)


Jamaluddin al-Afghani (1838-1897 M) adalah salah seorang tokoh pembaru
yang paling brilian dan pionir dalam menjawab tantangan Islam terhadap
modernitas. Konsep-konsep pembaruan Afghani adalah Konsep-konsep
pembaruan al-Afghani ialah; Pertama, musuh utama adalah penjajahan Barat yang
merupakan kelanjutan dari perang salib; Kedua, umat Islam harus menentang
penjajahan di mana dan kapan saja; Ketiga, untuk mencapai tujuan itu, umat Islam
harus bersatu atau Pan-Islamisme. Pan-Islamisme merupakan ide pembaruan al-
Afghani dalam bidang politik. Ide ini mengajarkan agar semua umat Islam seluruh

8
dunia bersatu, untuk membebaskan mereka dari perbudakan asing. Bersatu bukan
berarti leburnya kerajaan-kerajaan Islam menjadi satu, tapi mereka harus
mempunyai satu pandangan hidup. Dalam pengertian yang luas, Pan-Islamisme
berarti solidaritas antara seluruh muslim di dunia internasional. Tema perjuangan
yang terus dikobarkan oleh al-Afghani dalam kesempatan apa saja adalah
semangat melawan kolonialiasme dengan berpegang kepada tema-tema ajaran
Islam sebagai stimulannya. Selain itu, beliau juga mengobarkan semangat untuk
kembali ke teologi sunnatullah dengan pemikiran rasional, filosofis dan ilmiah
guna mengejar ketertinggalan dari Barat.

C. Sepak Terjang Perjuangan dalam Muhammadiyah


Muhammadiyah saat ini tidak lepas dari cita – cita mulia pendirinya, yaitu
Islam yang sebenar – sebenarnya, bagi Muhammadiyah Islam yang sebenar –
benarnya adalah Islam yang mengemukakan rasah kasih dan sayang terhadap
seluruh umat manusia (Rahmatan Lil Alamin) . Dalam implementasinya,
Muhammadiyah sampai dengan saat ini masih mengakui bahwa Pancasila adalah
bagian dari konsekuensi yang harus dijalankan pemeluk agama Islam, sebagai
perwujudan dari komitmen kebangsaan.
Dalam bidang kesehatan, Muhammadiyah mendirikan Rumah Sakit atau
Amal Usaha sejenis yang dalam pelayanannya tidak membedakan antara satu
agama dengan agama lainnya, semua mendapatkan pelayanan yang sama baiknya.
Dalam bidang pendidikan, Muhammadiyah mendirikan PTM, SMA
(Setingkat), SMP (Setingkat), SD (Setingkat), TK (Setingkat), dan Amal Usaha
sejenis. Dalam proses penyelengaraanya Muhammadiyah berkitmen untuk
memberikan pelayanan pendidikan kepada seluruh masyarakat tanpa memandang
status sosial, bahkan Muhammadiyah juga memberikan ruang kepada
Mahasiswa/Siswa WNA (Warga Negara Asing) untuk mengenyam pendidikan di
Amal Usaha pendidikan milik Muhammadiyah. Begitupun konsistensi
Muhammadiyah mengimplementasikan pelayanannya pada Amal Usaha lainnya.
Dalam bidang pendidikan, Muhammadiyah mendirikan PTM, SMA
(Setingkat), SMP (Setingkat), SD (Setingkat), TK (Setingkat), dan Amal Usaha
sejenis. Dalam proses penyelengaraanya Muhammadiyah berkitmen untuk

9
memberikan pelayanan pendidikan kepada seluruh masyarakat tanpa memandang
status sosial, bahkan Muhammadiyah juga memberikan ruang kepada
Mahasiswa/Siswa WNA (Warga Negara Asing) untuk mengenyam pendidikan di
Amal Usaha pendidikan milik Muhammadiyah. Begitupun konsistensi
Muhammadiyah mengimplementasikan pelayanannya pada Amal Usaha lainnya.
“Maksud dan tujuan Muhammadiyah ialah menegakkan dan menjunjung
tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya”
Penjelasan mengenai masyarakat Islam yang sebenar-benarnya oleh Pimpinan
Pusat Muhammadiyah dimaknai sebagai masyarakat tauhid yang moderat,
teladan, inklusif dan toleran, solid dan peduli sesama.
Selain itu juga mempunyai makna kesadaran mengemban amanah sebagai
wakil Allah di bumi yang bertugas menciptakan kemakmuran, keamanan,
kenyamanan dan keharmonisan serta cepat menyadari kesalahan dan kekhilafan
untuk kemudian meminta maaf. Sehingga terhindar dari dosa dan durhaka yang
berkepanjangan sebagai upaya mendapatkan kebahagiaan di akhirat.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada masa remaja dan kanak kanak , tingkat karakteristik emosionalakan


menjadi drastis tingkat kecepatannya. Gejala-gejala emosional pararemaja seperti
perasaan sayang, cinta dan benci, harapan-harapan dan putusasa, perlu dicermati
dan dipahami dengan baik. Sebagai calon pendidik danpendidik kita harus
mengetahui setiap aspek yang berhubungan denganperubahan tingkah laku dalam
perkembangan anak, serta memahami aspekatau gejala tersebut sehingga kita bisa
melakukan komunikasi yang baikdengan remaja. Perkembangan emosi remaja
merupakan suatu titik yangmengarah pada proses dalam mencapai kedewasaan.
Meskipun sikap kanak-kanak akan sulit dilepaskan pada diri remaja karena
pengaruh didikan orangtua.
Faktor yang sangat mempengaruhi perkembangan peserta didik padausia
remaja dan kanak kanak yaitu diantaranya: didikan orang tua,lingkungan sekitar
tempat tinggal dan perlakuan guru di sekolah.Pengaruh sosio-emosional yang baik
pada remaja terhadap diri sendiri yaituuntuk mengendalikan diri, memutuskan
segala sesuatu dengan baik, serta bisa lebih matang merencanakan segala hal yang
akan diputuskannya,sedangkan terhadap orang lain, yaitu mampu menjalin
kerjasama yang baik,saling menghargai dan mampu memposisikan diri di
lingkungan dengan baik.
Agar seorang peserta didik dapat memiliki kecerdasan emosi dengan baik
haruslah dibentuk sejak usia dini, karena pada saat itu amat sangatmenentukan
pertumbuhan dan perkembangan manusia selanjutnya. Sebabpada usia ini dasar-
dasar kepribadian anak telah terbentuk.

B. Saran

Sebagai generasi penerus islam marilah kita selalu meneladani sikap dan cita-
cita KH. Ahmad Dahlan dalam kehidupan kita sehari hari ,guna meneruskan
perjuangan untuk menyebarkan dan mengembangkan ajaran "slam yang sesuai

11
dengan Al Quran dan al hadits.Serta menerapkan ide dan konsep beliau dalam
memperjuangkan agama "slam. Karena tantangan pada zaman sekarang lebih
komplit, canggih dan tanpa mengenal batas waktu dan tempat. "slamakan tetap
jaya dibumi apabila generasi "slam itu sendiri mempunyai semngat juang
yangtinggi ,juga semangat belajar , beribadah dan amal yang tinggi pula.

12
DAFTAR PUSTAKA

Dendy, Sugono, (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat . Jakarta
:Gramedia

Dharsono Soni kartika.2004.Estetika, Bandung: Rekayasa Sains

Dharsono, 2007, Estetika, Rekayasa Sains, Bandung

Drs. H. Hamdan Hambali. 2006. IDEOLOGI DAN STRATEGI


MUHAMMADIYAH. Yogyakarta. Suara Muhammadiyah

Hidayat Robby, 2005.Wawasan Seni Tari, Balai Kasian Seni dan Desain Fakultas
Sastra Universitas Malang

https://www.muhammadiyah.go.id

Koentjaraningrat, 1976, Metode-metode Penelitian Masyarakat, Gramedia,


Jakarta.

Musthafa Kamal Pasha.2003.Muhammadiyah Sebagai Gerakan Islam.


Yogyakarta. LPPI

Narbuko, Cholid dan Abu Achmadi. 1997. Metode Penelitian, Jakarta :


BumiAksara

Nasution, S, 1992, Metodelogi Penelitian Naturalistik Kualitatif . Bandung

Soedarsono, RM, 1999. Metodologi Penelitian Seni Pertunjukkan dan Seni Rupa,
MSPI, Jakarta

Soekanto, 2009:212-213, Peranan Sosiologi Suatu Pengantar, EdisiBaru,


Rajawali Pers, Jakarta

Soekanto, Soerjono, 2002,Teori Peranan, Jakarta, Bumi Aksara. Soerjono

Sumardjo, Jakob.1999.Filsafat Seni, Bandung: ITB

Tim Prima Pena, 2006. Kamus Ilmiah Populer, Surabaya: Gita Media Press

Zariah, Nurul ,(2006). Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan.Yogyakarta :


Bumi Aksara.

13

Anda mungkin juga menyukai