Dosen Pengampu:
Selamat Pohan, M.A
Oleh:
FAIRUZ SORAYA (2201020202)
LUTFIYAH NUR (2201020204)
ALIA AQILA (2201020150)
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas limpahan
rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa ada
halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada bapak Selamat Pohan, M.A
sebagai dosen pengampu mata kuliah kemuhammadiyahan yang telah membantu
memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membutuhkan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
A. Kesimpulan ...........................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Adapun maksud dan tujuan dari berdirinya Muhammadiyah ialah menegakkan dan
menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-
benarnya.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Secara etimologis, Muhammadiyah berasal dari bahasa Arab, dari kata ““ محمدyaitu
nama Nabi dan Rasul Allah yang terakhir. Kemudian mendapatkan tambahan yā’ nisbah yang
berfungsi menjeniskan atau membang-sakan atau bermakna pengikut. Jadi Muhammadiyah
berarti golongan yang berkemauan mengikuti Sunnah Nabi Muhammad saw.
1. Muhammadiyah adalah organisasi Islam yang didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan,
pada tanggal 8 Dzulhijjah tahun 1330 H., bertepatan dengan tanggal 18 Nopember
tahun 1912 M di Yogyakarta.
2. Muhammadiyah adalah organisasi gerakan dakwah Islam amar ma’ruf nahi munkar
dan tajdid, berakidah Islam, dan bersumber pada Al-Qur’an dan as-Sunnah.
Sejak didirikannya pada tahun 1912, Muhammadiyah telah melakukan beberapa kali
perubahan rumusan maksud dan tujuan.7 Rumusan yang saat ini berlaku adalah keputusan
Muktamar Muhammadiyah ke-44 tahun 2000 di Jakarta.
Rumusan yang pertama, yaitu rumusan yang dibuat dan ditetapkan ketika pergerakan
Muhammadiyah masih terbatas di Keresidenan Yogyakarta. Rumusan ini dibuat berdasarkan
rapat anggota 15 Juni 1914 dengan bunyi:
Pada tahun 2000, rumusan maksud dan tujuan Muhammadiyah dikembalikan kepada
rumusan sebelumnya, yaitu “Maksud dan tujuan Muhammadiyah ialah menegakkan dan
menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya”.
Rumusan ini terdiri dari dua bagian. Pertama adalah rumusan maksud, yaitu “menegakkan dan
menjunjung tinggi Agama Islam”. Kedua, berisi rumusan tujuan, yaitu “sehingga terwujud
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya”.
Menurut Mukti Ali, Muhammadiyah sering disebut sebagai gerakan modern. Dimana
Muhammadiyah memiliki pemikiran yang berbeda, yakni dengan cara memahami Islam
langsung berpegang pada Al-Qur’an dan Assunnah lewat jalan Ijtihad, dalam permulaan abad
20 dimana pada umumnya umat Islam, memahami ajaran Islam dengan cara taklid serta
mengikuti para imam mazhab. Ada beberapa factor yang melatar belakangi berdirinya
Muhammadiyah di Indonesia, yang dikemukakan oleh Syaifullah dalam tesisnya untuk
menempuh gelar master menyebutkan 4 faktor diantaranya adalah :
3
3. Realitas Sosial dan Pendidikan di Indonesia.
3. Amal usaha dibidang pendidikan, kesehatan, sosial dan ekonomi dengan jumlah terbesar di
Indonesia, bahkan di dunia.
Adapun faktor-faktor yang melatar belakangi berdirinya Muhammadiyah terbagi atas dua
garis besar, yaitu :
1. Faktor Subyektif
Dapat dikatakan juga sebagai faktor utama dan faktor penentu berdirinya
Muhammadiyah. Faktor yang dianggap sebagai faktor penentu ini adalah hasil
pendalaman K.H. Ahmad Dahlan terhadap Al-Qur’an baik dalam hal gemar membaca
maupun menelaah, membahas dan mengkaji kandungan isinya. Ayat-ayat Al-Qur’an
ini ditelaah dengan sangat teliti, dipertanyakan asbabun nuzulnya serta apa yang harus
dilakukan setelahnya.
Salah satu ayat yang diperhatikan oleh K.H.Ahmad Dahlan adalah surat Ali Imran (3)
ayat 104, yang artinya : “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang
4
menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang
munkar merekalah orang-orang yang beruntung”.
Memahami seruan ayat tersebut K.H. Ahmad Dahlan tergerak hatinya untuk
membangun sebuah perkumpulan, organisasi, atau persyarikatan yang teratur dan rapi
yang tugasnya berkhidmat melaksanakan misi dakwah, amar ma’ruf nahi mungkar di
tengah-tengah masyarakat luas.
2. Faktor Obyektif
a. Faktor internal,
yakni faktor yang muncul ditengah-tengah kehidupan umat Islam seperti
ketidakmurnian amalan Islam akibat tidak dijadikannya Al-Qur’an dan As-Sunnah
sebagai satu-satunya rujukan oleh sebagian besar umat Islam Indonesia dan
lembaga pendidikan yang dimiliki umat Islam belum mampu menyiapkan generasi
yang siap mengemban misi selaku ”khalifah Allah diatas bumi”.
b. Faktor eksternal,
yakni faktor-faktor penyebab yang ada diluar tubuh masyarakat Islam Indonesia,
seperti semakin meningkatnya gerakan kristenisasi ditengah-tengah masyarakat
Indonesia, penetrasi bangsa-bangsa Eropa, terutama bangsa-bangsa Belanda ke
Indonesia, pengaruh dan gerakan pembaharuan dalam dunia Islam.
Menurut pendapat Prof.Mukti Ali seperti dikutip Dr. Haedar Nashir menyatakan bahwa ada
empat faktor yang cukup menonjol yang melatar belakangi berdirinya Muhammadiyah, yaitu:
5
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Muhammadiyah didirikan oleh seorang ulama bernama K.H. Ahmad Dahlan pada
tanggal 8 Agustus 1912 di Yogyakarta. K.H. Ahmad Dahlan adalah seorang pemikir Islam
yang terinspirasi oleh gerakan reformis dan memiliki visi untuk menghidupkan kembali Islam
yang murni dan menghilangkan praktik-praktik yang dianggap bid’ah.
6
DAFTAR PUSTAKA
DKK, D. S. (2009). Studi Kemuhammadiyahan Kajian Historis Ideologi dan Organisasi . Surakarta:
LSI UMS
Karim, M. R. (1985). Dinamika Islam di Indonesia Sebuah Tinjauan dan Politik . Yogyakarta: PT.
Hinin Dita
Widyatmoko, P.,. (2014). Sejarah Dan Perkembangan Muhammadiyah Cabang Bekonang Daerah
Sukoharjo. Surakarta: eprints.ums.ac.id