Anda di halaman 1dari 10

SEJARAH BERDIRINYA MUHAMMADIYAH

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Kemuhammadiyahan

Dosen Pengampu:
Selamat Pohan, M.A

Oleh:
FAIRUZ SORAYA (2201020202)
LUTFIYAH NUR (2201020204)
ALIA AQILA (2201020150)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas limpahan
rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa ada
halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada bapak Selamat Pohan, M.A
sebagai dosen pengampu mata kuliah kemuhammadiyahan yang telah membantu
memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.

Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membutuhkan.

Medan, 18 Oktober 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1

1. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1


2. Rumusan Masalah ................................................................ 1
3. Tujuan ................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................... 2

A. Pengertian Muhammadiyah .............................................. 2


B. Tujuan Berdirinya Muhammadiyah ................................ 2
C. Faktor Yang Metalarbelakangi Berdirinya
Muhammadiyah.................................................................. 4

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ................................................ 6

A. Kesimpulan ...........................................................................

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 7

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Mempelajari sejarah dan perkembangan Muhammmadiyah adalah hal yang paling
besar dalam perjalanan perjuangan Islam di Indonesia. Secara garis besar kita membahas
Islam di Indonesia dan umumnya membahas sejarah bangsa di Indonesia. Muhammadiyah
merupakan bagian mata rantai umat Islam di Indonesia. Hal ini juga tidak terlepas karena
Muhammadiyah adalah organisasi Islam pertama kali yang didirikan oleh Muhammad
Darwis atau lebih dikenal dengan K.H. Ahmad Dahlan.

Muhammadiyah adalah salah satu gerakan pembaharuan Islam di Indonesia yang


dimulai pada permulaan abad ke 20. Dimana pada saat itu, adalah masa di Timur Tengah
mengalami perubahan-perubahan yang dibawakan seperti para tokoh: Ibnu Taimiyah,
Muhammad bin Abdul Wahab, Jamaludin Al Afghani, Muhammad Abduh dan Muhammad
Rasyid Ridho.

KH.Ahmad Dahlan memberi nama organisasi ini dengan nama muhammadiyah


bukan tanpa alasan, beliau berharap dengan diberikan nama muhammadiyah, warga
muhammadiyah dapat mengikuti Nabi Muhammad SAW dalam segala tindakan. Ada
sebuah wasiat yang terkenal dari Ahmad Dahlan, beliau menjelaskan kepada organisasi
muhammadiyah bahwa “Hidup-hiduplah Muhammadi-yah dan Tidak mencari
penghidupan dalam Muhammadiyah”. Artinya ideologi Muhammadiyah yang Beramar
Ma’ruf Nahi Mungkar harus murni dilakukan.

Adapun maksud dan tujuan dari berdirinya Muhammadiyah ialah menegakkan dan
menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-
benarnya.

1.2 Rumusan masalah


- Apa pengertian muhammadiyah ?
- Apa tujuan berdirinya muhammadiyah ?
- Apa saja faktor yang melatarbelakangi berdirinya muhammadiyah ?

1.3 Tujuan Masalah


- Untuk mengetahui pengertian muhammadiyah
- Untuk mengetahui tujuan berdirinya muhammadiyah
- Untuk mengetahui faktor yang melatarbelakangi berdirinya muhammadiyah

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Muhammadiyah

Secara etimologis, Muhammadiyah berasal dari bahasa Arab, dari kata “‫“ محمد‬yaitu
nama Nabi dan Rasul Allah yang terakhir. Kemudian mendapatkan tambahan yā’ nisbah yang
berfungsi menjeniskan atau membang-sakan atau bermakna pengikut. Jadi Muhammadiyah
berarti golongan yang berkemauan mengikuti Sunnah Nabi Muhammad saw.

Secara terminologi, menurut sumber-sumber primer dijelaskan sebagai berikut:

1. Muhammadiyah adalah organisasi Islam yang didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan,
pada tanggal 8 Dzulhijjah tahun 1330 H., bertepatan dengan tanggal 18 Nopember
tahun 1912 M di Yogyakarta.
2. Muhammadiyah adalah organisasi gerakan dakwah Islam amar ma’ruf nahi munkar
dan tajdid, berakidah Islam, dan bersumber pada Al-Qur’an dan as-Sunnah.

Nama “Muhammadiyah” pada mulanya diusulkan oleh kerabat, murid, sekaligus


sahabat Ahmad Dahlan yang bernama Muhammad Sangidu, seorang Ketib Anom Kraton
Yogyakarta dan tokoh pembaruan yang kemudian menjadi penghulu Kraton Yogyakarta, lewat
keputusan Ahmad Dahlan setelah melalui shalat istikhārah.

Pemberian nama Muhammadiyah oleh Ahmad Dahlan diharapkan warga


Muhammadiyah dapat mengikuti Nabi Muhammad saw dalam segala tindakannya. Sedangkan
organisasi itu merupakan alat atau wadah dalam usaha melancarkan kegiatan sesuai tujuan. Hal
ini dijelaskan Ahmad Dahlan yang terkenal dengan wasiatnya kepada organisasi
Muhammadiyah yaitu bahwa: “Hidup-hiduplah Muhammadi-yah dan Tidak mencari
penghidupan dalam Muhammadiyah”. Artinya ideologi Muhammadiyah yang Beramar Ma’ruf
Nahi Mungkar harus murni dilakukan.

2.2 Tujuan Berdirinya Muhammadiyah

Sejak didirikannya pada tahun 1912, Muhammadiyah telah melakukan beberapa kali
perubahan rumusan maksud dan tujuan.7 Rumusan yang saat ini berlaku adalah keputusan
Muktamar Muhammadiyah ke-44 tahun 2000 di Jakarta.

Rumusan yang pertama, yaitu rumusan yang dibuat dan ditetapkan ketika pergerakan
Muhammadiyah masih terbatas di Keresidenan Yogyakarta. Rumusan ini dibuat berdasarkan
rapat anggota 15 Juni 1914 dengan bunyi:

1. Menyebarkan pengajaran Kandjeng Nabi Muhammad Shallahualaihi wassalam kepada


penduduk bumi residensi Yogyakarta.
2
2. Memajukan hal agama kepada anggota-anggotanya

Muktamar ke 31 di Yogyakarta tahun 1950 menetapkan perubahan : “Maksud dan


tujuan Muhammadiyah ialah menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga
terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya”.

Pada tahun 1959, Muktamar Muhammadiyah ke 34 di kota Yogyakarta kembali


menghasilkan perubahan, yaitu mengganti kata “mewujudkan” menjadi “terwujud” sehingga
lengkapnya adalah “Maksud dan tujuan perserikatan ialah menegakkan dan menjunjung tinggi
Agama Islam sehingga dapat terwoedjoet masjarakat Islam yang sebenar-benarnya”.

Setelah diberlakukannya Undang-undang Nomor 8 tahun 1985, berubah menjadi


“Maksud dan tujuan perserikatan ialah menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam
sehingga terwujud masyarakat utama, adil, dan makmur yang diridhoi Allah Subhanahu
wata’ala”.

Pada tahun 2000, rumusan maksud dan tujuan Muhammadiyah dikembalikan kepada
rumusan sebelumnya, yaitu “Maksud dan tujuan Muhammadiyah ialah menegakkan dan
menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya”.
Rumusan ini terdiri dari dua bagian. Pertama adalah rumusan maksud, yaitu “menegakkan dan
menjunjung tinggi Agama Islam”. Kedua, berisi rumusan tujuan, yaitu “sehingga terwujud
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya”.

Penjelasan mengenai masyarakat Islam yang sebenar-benarnya sebagaimana yang


tertera dalam Maksud dan Tujuan Muhammadiyah di atas, oleh Pimpinan Pusat
Muhammadiyah dimaknai sebagai masyarakat tauhid yang moderat, teladan, inklusif dan
toleran, solid dan peduli sesama serta mempunyai kesadaran mengemban amanah sebagai
wakil Allah di bumi yang bertugas menciptakan kemakmuran, keamanan, kenyamanan dan
keharmoni-san serta cepat menyadari kesalahan dan kekhilafan untuk kemudian meminta
maaf, sehingga ummat terhindar dari dosa dan durhaka yang berkepanjangan sebagai upaya
mendapatkan kebahagiaan di akhirat.

Menurut Mukti Ali, Muhammadiyah sering disebut sebagai gerakan modern. Dimana
Muhammadiyah memiliki pemikiran yang berbeda, yakni dengan cara memahami Islam
langsung berpegang pada Al-Qur’an dan Assunnah lewat jalan Ijtihad, dalam permulaan abad
20 dimana pada umumnya umat Islam, memahami ajaran Islam dengan cara taklid serta
mengikuti para imam mazhab. Ada beberapa factor yang melatar belakangi berdirinya
Muhammadiyah di Indonesia, yang dikemukakan oleh Syaifullah dalam tesisnya untuk
menempuh gelar master menyebutkan 4 faktor diantaranya adalah :

1. Aspirasi K.H Ahmad Dahlan.

2. Realitas Sosial Agama di Indonesia.

3
3. Realitas Sosial dan Pendidikan di Indonesia.

4. Realitas Politik Islam Hindia-Belanda.

K.H. Ahmad Dahlan dalam mendirikan organisasi Muhammadiyah mempunyai


maksud dan tujuan yang mulia dimana tertera dalam Anggaran Dasar Muhammadiyah Pasal 1
disebutkan : Muhammadiyah adalah Gerakan Islam dan Da’wah Amar Ma’ruf Nahi Munkar
Berasaskan Islam dan Bersumber pada Al-Qur’an dan Hadits. Sudah jelas bahwa
Muhammadiyah adalah gerakan Islam yang sudah pasti menjunjung dan menegakkan Islam di
Indonesia dengan pemikiran pembaharuanya dan modernisasinya yang bertujuan jelas
tercantum dalam anggaran dasarnya yang berbunyi : menegakkan dan menjujung tinggi agama
Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Sejak berdirinya
Muhammadiyah tahun 1912 hingga tahun 2013 Muhammadiyah sudah melawati se-abad.
Didalam perjalanannya Muhammadiyah telah memberikan konstribusi dan prestasi. Menurut
Drs. Zamah Sari dalam artikelnya terdapat 3 hal yang menandai konstribusi dan prestasi
Muhammadiyah yakni 4:

1. Keberhasilan Muhammadiyah dalam mewarnai paham Islam modern dan berkemajuan di


Indonesia.

2. Kemampuanya dalam mengembangkan jaringan organisasi moderen yang meliputi seluruh


wilayah Indonesia.

3. Amal usaha dibidang pendidikan, kesehatan, sosial dan ekonomi dengan jumlah terbesar di
Indonesia, bahkan di dunia.

2.3 FAKTOR BERDIRINYA MUHAMMADIYAH

Adapun faktor-faktor yang melatar belakangi berdirinya Muhammadiyah terbagi atas dua
garis besar, yaitu :

1. Faktor Subyektif

Dapat dikatakan juga sebagai faktor utama dan faktor penentu berdirinya
Muhammadiyah. Faktor yang dianggap sebagai faktor penentu ini adalah hasil
pendalaman K.H. Ahmad Dahlan terhadap Al-Qur’an baik dalam hal gemar membaca
maupun menelaah, membahas dan mengkaji kandungan isinya. Ayat-ayat Al-Qur’an
ini ditelaah dengan sangat teliti, dipertanyakan asbabun nuzulnya serta apa yang harus
dilakukan setelahnya.

Salah satu ayat yang diperhatikan oleh K.H.Ahmad Dahlan adalah surat Ali Imran (3)
ayat 104, yang artinya : “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang

4
menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang
munkar merekalah orang-orang yang beruntung”.

Memahami seruan ayat tersebut K.H. Ahmad Dahlan tergerak hatinya untuk
membangun sebuah perkumpulan, organisasi, atau persyarikatan yang teratur dan rapi
yang tugasnya berkhidmat melaksanakan misi dakwah, amar ma’ruf nahi mungkar di
tengah-tengah masyarakat luas.

2. Faktor Obyektif

Beberapa sebab yang bersifat obyektif yang melatar belakangi berdirinya


Muhammadiyah yang dikelompokkan dalam dua faktor yakni:

a. Faktor internal,
yakni faktor yang muncul ditengah-tengah kehidupan umat Islam seperti
ketidakmurnian amalan Islam akibat tidak dijadikannya Al-Qur’an dan As-Sunnah
sebagai satu-satunya rujukan oleh sebagian besar umat Islam Indonesia dan
lembaga pendidikan yang dimiliki umat Islam belum mampu menyiapkan generasi
yang siap mengemban misi selaku ”khalifah Allah diatas bumi”.

b. Faktor eksternal,
yakni faktor-faktor penyebab yang ada diluar tubuh masyarakat Islam Indonesia,
seperti semakin meningkatnya gerakan kristenisasi ditengah-tengah masyarakat
Indonesia, penetrasi bangsa-bangsa Eropa, terutama bangsa-bangsa Belanda ke
Indonesia, pengaruh dan gerakan pembaharuan dalam dunia Islam.

Menurut pendapat Prof.Mukti Ali seperti dikutip Dr. Haedar Nashir menyatakan bahwa ada
empat faktor yang cukup menonjol yang melatar belakangi berdirinya Muhammadiyah, yaitu:

a. Ketidakbersihan dan campur aduknya kehidupan agama Islam di Indonesia.


b. Ketidakefektifannya lembaga-lembaga pendidikan agama Islam.
c. Aktifitas misi-misi katolik dan protestan.
d. Sikap acuh tak acuh, bahkan tidak jarang menunjukkan sikap merendahkan dari
golongan intelegensia terhadap Islam.

5
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Muhammadiyah adalah salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia.


Muhammadiyah merupakan organisasi yang mengikuti jejak Nabi Muhammad SAW, terutama
dalam menjalankan ibadah-ibadah wajib dan sunnah.

Muhammadiyah didirikan oleh seorang ulama bernama K.H. Ahmad Dahlan pada
tanggal 8 Agustus 1912 di Yogyakarta. K.H. Ahmad Dahlan adalah seorang pemikir Islam
yang terinspirasi oleh gerakan reformis dan memiliki visi untuk menghidupkan kembali Islam
yang murni dan menghilangkan praktik-praktik yang dianggap bid’ah.

Muhammadiyah dibentuk dengan tujuan untuk mengajarkan Islam yang bersifat


moderat, mendorong pendidikan Islam yang berkualitas, dan memperbaiki kondisi sosial dan
ekonomi ummat Muslim. Prinsip-prinsip Muhammadiyah adalah tauhid (keyakinan akan
keesaan Allah), risalah (kepercayaan pada kenabian Muhammad), dan akhlak mulia (budi
pekerti yang baik).

Muhammadiyah tumbuh pesat setelah didirikan. Dengan adanya cabang-cabang di


berbagai daerah, organisasi ini memperluas pengaruhnya di kalangan umat Muslim Indonesia.
Muhammadiyah juga memainkan peran penting dalam gerakan nasional Indonesia, terutama
dalam perjuangan melawan penjajahan Belanda dan memperjuangkan kemerdekaan negara.

6
DAFTAR PUSTAKA

Anis, A. (2019). Muhammadiyah Dalam Penyebaran Islam. JURNAL MIMBAR, 3

DKK, D. S. (2009). Studi Kemuhammadiyahan Kajian Historis Ideologi dan Organisasi . Surakarta:
LSI UMS

(Ed), A.N (2015). Ensiklopedi Muhammadiyah: Sejarah, Tokoh dan Pemikiran,YogyakartaMajelis


Ekonommi PWM DIY, LP3M-UMY dan Mata Bangsa

Karim, M. R. (1985). Dinamika Islam di Indonesia Sebuah Tinjauan dan Politik . Yogyakarta: PT.
Hinin Dita

Muhammadiyah, P. (2005). AD Muhammadiyah. Yogyakarta: Toko Buku Suara Muhammadiyah

Nashir, H. (2010). Muhammadiyah Gerakan Pembaruan. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah

Widyatmoko, P.,. (2014). Sejarah Dan Perkembangan Muhammadiyah Cabang Bekonang Daerah
Sukoharjo. Surakarta: eprints.ums.ac.id

Anda mungkin juga menyukai