Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

STUDI TAFSIR INSTITUSI ORMAS DI INDONESIA

tentang

MUHAMMADIYAH

Oleh:

KELOMPOK 2

Esa Kurnia 1915020146


Muhammad Ridhuan 2015050123
Elfina Rosa 2115050064
Fauzan Amri 2115050065
Yulia Daramitha 2115050068

Dosen pengampu:
Sefri Auliya, S. Th.I., M. Ud

PRODI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUSSIN DAN STUDI AGAMA
UNIVERSITAS NEGERI IMAM BINJOL PADANG
2023 M / 1444 M
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan kepadat Allah SWT, yang atas
rahmat-Nya dan karunia-Nya kita dapat menyelesaikan makalah ini tepat
waktunya. Shalawat beriringan salam tidak lupa kita hadirkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa ummat nya dari zaman jahiliyah sampai
kepada zaman penuh ilmu pengetahuan seperti sekarang ini. Adapun judul dari
makalah ini adalah muhammadiyah

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-


besarnya kepada dosen pengampu mata kuliah Studi Tafsir Institusi Ormas di
Indonesia yang dipandu oleh Bapak Sefri Auliya, S. Th.I., M. Ud yang telah
memberi tugas terhadap kami. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang turut membantu dalam pembuatan makalah ini.

Makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu keterbatasan waktu
dan kemampuan kami diharapkan kritik dan saran yang senantiasa dapat
membangun makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca.

Padang, 12 Maret 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii


DAFTAR ISI...................................................................................................... iii
BAB I ................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan dan Batasan Masalah .............................................................. 2
C. Tujuan ..................................................................................................... 2
BAB II ................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN ................................................................................................. 3
A. Latar Belakang Berdirinya Muhammadiyah ........................................... 3
B. Tujuan dari Didirikannya Muhammadiyah ............................................. 6
C. Pro-Kontra Muhammadiyah ................................................................... 7
D. Tokoh dan Kitab Tafsir Rujukan Muhammadiyah ................................. 8
E. Contoh Penafsiran Ayat oleh Muhammadiyah ..................................... 11
BAB III.............................................................................................................. 13
A. Kesimpulan ........................................................................................... 13
B. Saran ..................................................................................................... 13
DAFTAR KEPUSTAKAAN ........................................................................... 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kiprah K.H.Ahmad Dahlan dalam dakwah Islam terutama jika lihat pada
aspek gerakan sosial dan pendidikan membawa pengaruh dalam pembangunan
bangsa. Ia memiliki ide-ide pembaruan yang signifikan untuk kemajuan umat
Islam dan bangsa Indonesia. Sejak tahun 1905, K. H. Ahmad Dahlan telah banyak
melakukan dakwah dan pengajian-pengajian yang berisi faham baru dalam Islam
dan menitik beratkan pada segi amaliyah. Menurutnya, Islam adalah agama amal,
suatu agama yang mendorong umatnya untuk banyak melakukan kerja dan
berbuat sesuatu yang bermanfaat.

Ahmad Dahlan mempertanyakan bahwa kenapa banyak gerakan gerakan


Islam yang tidak berhasil dalam usahanya ? Hal ini disebabkan banyak orang yang
bergerak dan berjuang tetapi tidak berilmu luas. Sebaliknya banyak orang yang
berilmu akan tetapi tidak mau mengamalkan ilmunya. Oleh karena itu pada tahun
1911 ia mendirikan Sekolah Muhammadiyah. Sekolah itu menempati sebuah
ruangan dengan meja dan papan tulis.

Ahmad Dahlan begitu peka melihat situasi atas kedatangan bangsa- bangsa
Eropa terutama belanda ke Indonesi khususnya aspek kebudayaan, peradaban dan
keagamaan telah membawa pengaruh buruk terhadap perkembangan Islam di
Indonesia. Lewat pendidikan model barat yang mereka kembangkan dengan ciri-
ciri yang ditonjolkan sifat intelektualistik, individualistik, elistis, diskriminatik
serta tidak memperhatikan dasar-dasar asas-asas moral keagamaan. Oleh karena
itu Ahmad Dahlan kemudian mendirikan sebuah organisasi dengan nama
Muhammadiyah yang bertujuan untuk memperjuangkan Islam di tengah-tengah
masyarakat Indonesia.

Dari masa ke masa Muhammadiyah terus mengembangkan dakwahnya


untuk memajukan Islam, yakni dengan melakukan gerakan nyata seperti bidang

1
sosial, ekonomi, politik, kesehatan, pendidikan dan perberdayaan kaum
perempuan yang memiliki peranan yang strategis dalam kehidupan keluarga,
masyarakat, bangsa dan negara.
Pembahasan lebih lanjut tentang Muhammadiyah akan dibahas di dalam
makalah ini yaitu tentang latar belakang berdirinya Muhammadiyah, tujuan
didirikannya muhammadiyah, pro-kontra, tokoh-tokohnya dan model
penafsirannya.

B. Rumusan Masalah
Makalah ini membahas tentang “ sejarah muhammadiyah dan model
penafsirannya”. Agar pembahasan mengenai Muhammadiyah ini tidak terlalu
luas kami memberikan batasan masalah berupa:
1. Bagaimana latar belakang berdirinya Muhammadiyah?
2. Apa tujuan dari didirikannya Muhammadiyah?
3. Apa saja pro-kontra Muhammadiyah?
4. Siapa tokoh atau tafsir rujukan Muhammadiyah?
5. Bagaimana contoh penafsiran ayat oleh Muhammadiyah?

C. Tujuan
Penulis makalah ini memiliki tujuan untuk:
1. Mengetahui latar belakang berdirinya Muhammadiyah
2. Mengetahui tujuab dari didirikannya Muhammadiyah
3. Mengetahui pro-kontra Muhammadiyah
4. Mengetahui tokoh atau tafsir rujukan Muhammadiyah
5. Mengetahui contoh penafsiran ayat oleh Muhammadiyah

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Berdirinya Muhammadiyah


Muhammadiyah merupakan organisasi yang didirikan oleh Ahmad Dahlan
pada 18 November 1912 M bertepatan tanggal 8 Dzulhijah 1330 H.1 Organisasi
ini didirikan untuk melaksanakan cita-cita pembaruan dalam cara berpikir dan
beramal menurut tuntunan agama Islam serta ingin mengajak umat Islam
Indonesia untuk kembali hidup menurut tubtunan al-Qur‟an dan Hadis.2 Ahmad
Dahlan dikenal sebagai ulama yang „alim, saleh, moderat, tolerans, dan sangat
peduli (concern) dengan keadaan umat Islam yang saat itu mengalami kondisi
keterbelakangan, kemiskinan dan kebodohan.3

Secara garis besar, faktor-faktor yang melatarbelakangi berdirinya


Muhammadiyah dapat dilihat pada dua faktor yaitu teologis dan sosiologis:
1. Faktor teologis, yaitu hasil hasil pengkajian K. H. Ahmad Dahlan
terhadap Al-Qur‟an. Ia melakukan tadabbur, memperhatikan dan
mencermati terhadap apa yang tersirat dalam ayat-ayat al-Quran,

‫ولتكن منكم أمة یدعون ايل اخلری أیمرون ابملعروف وینھون عن املنكر أولئك ھم امللفحوون‬

kemudian termotivasi ketika melihat QS. Ali-Imran ayat 104


Terjemahnya : Dan hendaklah ada di antara kamu sekalian segolongan
umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh yang makruf dan
mencegah yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung.
2. Faktor sosiologis. Faktor ini dapat dibagi kepada dua bagian yaitu internal
yaitu faktor yang muncul di tengah kehidupan masyarakat Islam
Indonesia, dan faktor eksternal, yaitu penyebab yang ada di luar tubuh
masyarakat Islam Indonesia.
a. faktor internal

1
Suwarno, Kelahiran Muhammadiyah dari Perspektif Hermeneutik, Vol. 3 No. 1, Gadjah
Mada Journal of Humanities, 2019, h. 55.
2
Suwarno, Dari Yokyakarta Merajut Indonesia: Perkembangan Muhammadiyah 1912-
1950, Vol. 21 No. 2, Akademika, 2016, h. 198.
3
Suwarno, Loc. Cit.

3
Ketidak murnian amalan Islam disebabkan adanya pengaruh agama
Hindu dan Budha sebelum Islam masuk ke Indonesia. Lembaga
pendidikan yang dimiliki umat Islam belum mampu menyiapkan
generasi yang siap mengemban misi selaku khalifah Allah di bumi.
b. Faktor eksternal
1) Semakin meningkatnya gerakan kristenisasi di tengah kehidupan
masyarakat Indonesia.
2) Penetrasi bangsa Eropa terutama Belanda ke Indonesia.
3) Pengaruh dari gerakan pembaruan dalam dunia Islam. K. H. Ahmad
Dahlan merupakan salah satu mata rantai yang panjang dari
gerakan pembaharuan dalam Islam yang dimulai sejak tokoh
pertamanya, yaitu Ibnu Taimiyah, Ibnul Qayyim al-Jauziah,
Muhammad bin Abd.Wahab, Jamaluddin al- Afghani,Muhammad
Abduh, Rasyid Ridha dan sebagainya. Dengan demikian, K. H.
Ahmad Dahlan terinspirasi mendirikan gerakan Muhammadiyah
setelah adanya kontak dengan para pembaharu baik lewat
pertemuan langsung maupun dengan membaca karya-karya
pembaharu.4

Sebagai sebuah organisasi kemasyarakatan Muhammadiyah tidak hanya


menangani masalah-masalah pendidikan saja, tetapi juga melayani berbagai usaha
pelayanan masyarakat seperti kesehatan, pemberian hukum (fatwa), panti asuhan,
penyuluhan dan lain-lain.
Adapun dasar-dasar metodologis paham agama dalam Muhammadiyah
1. Pengertian agama
Adapun pengertian agama islam dalam Muhammadiyah , sebagaimana
tertuang dalam kitab al-Masail al-Khams ( masalah lima ), dibagi
menjadi 2 pengertian, pengertian agama Islam dalam arti luas ialah “
agama ialah apa yang disyariatkan Allah dalam perantaraan nabi-
nabinya, berupa perintah-perintah dan larangan-larangan serta
4
Gustia Tahir, Muhammadiya (Gerakan Sosial Keagamaan dan Pendidikan), Vol X No.
2, Jurnal Adabiyah, 2010, h. 162.

4
petunjuk-petunjuk untuk kebahagiaan di dunia dan akhirat, sedangkan
dalam arti sempit ”agama ialah agama islam yang dibawa oleh Nabi
Muhammad SAW ialah apa-apa yang diturunkan Allah di dalam al-
Qur‟an dan yang tersenut dalam sunnah maqbullah, berupa perintah-
perintah, larangan-larangn dan petunjuk-petunjuk bagi kebahagiaan
hidup manusia di dunia dan akhirat.
2. Prinsip-prinsip pemahaman agama
a. Dasar agama Islam: dalam naskah keyakinan dan cita-cita hidup
Muhammadiyah ditegaskan bahwa dasar agama Islam adalah al-
Qur‟an dan as-Sunnah. Sementara itu akal pikiran adalah untuk,
mengungkapkaan dan mengetahui kebenaran yang terkandung
dalam al-Qur‟an dan sunnah rasul, mengetahui maksud-maksud
yang tercakup dalam pengertian al-Qur‟an dan sunnah rasul.
b. Aspek-aspek ajaran islam, Muhammadiyah berpendirian bahwa
ajaran Islammerupakan “kesatuan ajaran” yang utuh tidak dapat
dipisah-pisah dan meliputi:
1).Aqidah : Di bidang ini,Muhammadiyah berupaya untuk
tegaknya aqidah Islam yang murni,bersih dari gejala-gejala
kemusryikan, bid‟ah dan khurafat tanpa mengabaikan prinsip-
prinsip toleransi menurut ajaran Islam.
2).Akhlak: Di bidang ini, Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya
nilai-nilai akhlak mulia dengan berpedoman kepada Al Qur‟an
dan Sunnah Rasul, bukan bersendikan kepada nilai-nilai ciptaan
manusia.
3).Ibadah (Mahdhah): Dibidang ini, Muhammadiyah berusaha
untuk tegaknya ibadah sesuai yang dituntunkan oleh Rasulullah
tanpa tambahan dan perubahan dari manusia.
4).Mu‟amalah Dunyawiyah (Ibadah am)‟, Muhammadiyah
berupaya untuk terlaksananya muamalah duniawiyah dengan
berdasarkan ajaran agama Islam serta menjadikan semua

5
kegiatan dalam bidang ini sebagai ibadah kepada Allah Swt. dan
ihsan kepada sesama.5

B. Tujuan dari didirikannya Muhammadiyah


Maksud dan tujuan Muhammadiyah sebagaimana yang telah dirumuskan
dalam Anggaran Dasar Muhammadiyah adalah:
1. Menegakkan, berarti mebuat dan mengupayakan agar tetap tegak dan
tidakcondong apalagi roboh. Semua itu dapat terealisasikan bila
diletakkan di atasfondasi, landasan, atau asas yang kokoh dan solid,
dipertahankan, dibela sertadiperjuangkan dengan penuh konsekuen.
2. Menjunjung Tinggi, berarti membawa atau menjunjung di atas segala-
galanya,mengindahkan serta menghormatinya.
3. Agama Islam, yaitu Agama Allah yang diwahyukan kepada para Rasul-
Nya sejak Nabi Adam sampai kepada Nabi penutup Muhammad SAW
sebagai hidayah danrahmat Allah kepada umat manusia sepanjang
zaman, serta menjamin kesejahteraanhakiki duniawi maupun ukhrawi.
4. Terwujud, berarti menjadi satu kenyataan akan adanya atau akan
wujudnya.
5. Masyarakat utama, yaitu masyarakat yang senantiasa mengejar
keutamaan dankemaslahatan untuk kepentingan hidup umat manusia,
masyarakat yang selalumengindahkan dengan penuh keikhlasan terhadap
ajaran-ajaran-Nya, serta menaruhhormat terhadap sesama manusia selaku
makhluk Allah.
6. Adil dan Makmur, yaitu kondisi masyarakat yang didalamnya terpenuhi
duakebutuhan hidup yang pokok, yaitu:
a. Adil , suatu kondisi masyarakat yang positif dari aspek batiniah.
Apabilakeadaan ini dapat diwujudkan secara konkret dan nyata maka
akanterciptalah masyarakat yang damai, aman dan tenteram.

5
Syamsul Hidayat, Metode Pengambilan Sumber dan Rujukan Materi Dakwah, Vol. 19
No. 2, Suhuf, 2007, h. 115-118

6
b. Makmur, yaitu kondisi masyarakatyang positif dari aspek lahiriah,
yangsering digambarkan secara sederhana dengan terpenuhinya
kebutuhansandang, papan dan kesehatan.
c. Yang diridhai Allah SWT, artinya dalam rangka mengupayakan
terciptanya keadilan dan kemakmuran masyarakat maka jalan dan cara
yang ditempuh haruslah selalu bermotifkan semata-mata mencari
keridhaan Allah.6

C. Pro-Kontra Muhammadiyah
Muhammadiyah merupakan sebuah organisasi Islam di Nusantara yang
memperjuangkan bagaimana memurnikan ajaran Islam dalam kehidupan
masyarakat, diantara upaya dan gerakannya antara lain melalui jalur keagamaan.
Namun, Muhammadiyah juga mendapat sorotan dan kontroversi dikalangan
masyarakat.7
Pro:
1. Menurut sebagian masyarakat metode dan pola dakwah yang dipakai
Muhammadiyah sangat ramah, dan toleran.8
2. Dakwah yang disampaikan Muhammadiyah diterima dengan baik oleh
masyarakat, masyarakat juga sangat setuju dan memberikan respon
baikterhadap dakwah tersebut.9
3. Kehadiran organisasi Muhammadiyah sebagai gerakan Tajdid,
dipandang sebagai suatu kemajuan besar dikalangan umat Islam di
Indonesia.
4. Menurut pandangan masyarakat yang yang masyarakatnya mayoritas
tinggal di daerah tersebut memandang bahwa Muhammadiyah sangat

6
Kiki Aulia, “ Maksud dan Tujuan Muhammadiyah” (diakses pada 11 Maret 2023, pukul
21.39).
7
Nurholis, Sejarah Muhammadiyah dan Pengaruhnya Terhadap Sosial Keagamaan di
Kota Bengkulu Tahun 2000-2015, (Bengkulu : IAIN Bengkulu, 2020), h. 1.
8
Mahsun, Fundamentalisme Muhammadiyah, (Surabaya, Perwira Media Nusantara
(PMN), 2013).
9
Rahman, Sikap Masyarakat Terhadap Gerakan Dakwah Muhammadiyah Desa
Pattangko Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai, ( Makassar: UIN Alauddin Makassar,
2012), h. 56.

7
memperhatikan masyarakat dalam berbagai bidang sosial, ekonomi,
agama, pendidikan dan sebagainya.

Kontra
1. Masyarakat menganggap bahwa Muhammadiyah merupakan aliran
sesat, dan selalu mengajarkan hal-hal yang menyimpang dari agama.
2. Masyarakat menganggap bahwa Muhammadiyah adalah organisasi
yang banyak aturan, dan organisasi yang kaku, yang hanya
mengikuti apa yang dilakukan nabi Muhammad SAW pada zaman
dahulu, serta tidak mengikuti perkembangan zaman.
3. Muhammadiyah merupakan organisasi yang keras. Organisasi yang
tidak ramah terhadap budaya lokal, anti tahlilan serta anti barzanji.10
4. Masyarakat tidak setuju langkah K.H. Ahmad Dahlan melakukan
pembaharuan di dalam pendidikan Islam yang mana beliau
menyatukan antara pendidikan pesantren dengan sekolah model
Belanda, banyak masyarakat yang menganggap model pendidikan
tersebut sebagai acuan pendidikan orang kafir.11

D. Tokoh dan Kitab Tafsir Rujukan Muhammadiyah


Sebagai organisasi Islam, tentunya Muhammadiyah menjadikan Al-Qur‟an
sebagai sumber utama rujukannya. Oleh karena itu, dakwah amar ma‟ruf nahi
munkar yang dijalankan Muhammadiyah, salah satunya adalah memberikan
pemahaman Al-Qur‟an dengan menggunakan tafsirnya. Literatur tafsir karya
Muhammadiyah amat kaya. Muhammadiyah sejak awal berdirinya, pernah
menulis kitab tafsir pertamanya yang diberi nama Tafsir Al-Qoer‟an, Djoez ke
Satoe. Tafsir ini merupakan tafsir resmi milik Muhammadiyah yang disusun
secara kolektif. Tafsir ini sekarang diarsipkan oleh Majelis Tarjih dan Tajdid PP

10
Fitri Fathia, “Stigma Masyarakat Terhadap Muhammadiyah” (diakses pada 13 Maret,
pukul 11.56).
11
Mar‟ati Zarro, ddk., Muhammadiyah Sebagai Gerakan Islam dan Pendidikan, Jurnal
Sejarah dan Pendidikan Sejarah, Vol. 9 No. 1, h. 64.

8
Muhammadiyah. Penulis dari Tafsir Al-Qoer‟an, Djoez ke Satoe ini berasal dari
mufasir yang dipilih oleh Ladjnah Tafsir dari Majelis Tarjih Muhammadiyah.
Mufasir yang tergabung berasal dari latar belakang pondok pesantren di Jawa dan
juga sebagian dari mereka lulusan dari Mesir dan Mekkah.
Penulis Tafsir Al-Qoer‟an, Djoez ke Satoe terdiri dari 6 orang, dan
semuanya mendapat gelar Kiai. Ke-6 orang tersebut adalah K.R.H Hadjid, K.H
Mas Mansur, K.H Ahmad Badawi, Ki Bagus Hadikusumo, K.H Farid Ma‟ruf, dan
K.H Aslam Zainuddin.
Metode penguraian tafsir (turuq al-tafsir) yang digunakan Tafsir Al-Qoer‟an
Djoez ke Satoe dapat kita ambil sebagai tafsir ijmali (global). Penafsiran yang
singkat dan padat dapat dilihat pada bagian footnote dari ayat yang
ditafsirkan.Sumber penafsiran yang digunakan dasar riwayah dan lebih dominan
ijtihad mufasir. Artinya, penggunaan akal terhadap penafsiran diutamakan agar
penafsiran dapat menyentuh persoalan masyarakat.12

Kemudian kitab tafsir Muhammadiyah selanjutnya yaitu Tafsir at-Tanwir


merupakan karya tim yang melibatkan banyak pihak, tim pelaksana ini secara
garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua tim; tim penyusun dan tim
editor.Tim penyusun tafsir at-Tanwir adalah: Prof. Dr.Yunahar Ilyas, Lc, M.Ag,
Prof. Dr. Syamsul Anwar, MA, Prof. Dr. Muh. Zuhri, MA, Prof. Dr. Salman
Harun, Prof. Dr. Rusydi A.M, Prof. Dr. Muhammad Chizrin, Prof. Dr. Sa‟ad
Abdul Wahid, Dr. Hamim Ilyas, M.Ag, Dr. Agung Danarto, M.Ag,
Dr.Muhammad Amin, Lc, MA, Dr. Ustadi Hamsah, M.Ag, Dra. Siti Aisyah,
M.Ag, Aly Aulia, Lc,M.Hum, Mohamad Dzikron, Lc, M.Hum.Tim Editor; Dr.
Muhammad Amin, Lc, MA, Dr. Ustadi Hamsah, M.Ag, Dra. Siti Aisyah, M.Ag,
Aly Aulia, Lc, M.Hum, Mohamad Dzikron, Lc, M.Hum. Nama-nama tersebut
merupakan ulama dan pakar dari bidang keilmuan yang beragam dan berasal dari

12
An-Najmi Fikri R, “ Mengenal Tafsir Kelembagaan Pertama Muhammadiyah, (diakses
pada 13 Maret 2023, pukul 09.59).

9
berbagai lembaga dan perguruan tinggi yang kesemuanya berasal dari lembaga
dan anggota organisasi Muhammadiyah.13

Dalam perhelatan akbar lima tahunan pada tahun 2010 di Yokyakarta,


Muktamar Muhammadiyah mengamanatkan agar menyusun satu tafsir yang
menjadi rujukan bagi anggota persyerikatan. Menurut Abdul Mu'ti kehadiran
Tafsir at-Tanwir ini memiliki tiga makna strategis. Pertama dari sisi internal, tafsir
ini merupakan respon atas banyaknya permintaan warga Muhammadiyah
sehingga kehadirannya dapat menjadi pemandu dan pedoman pemahaman Al-
Qur‟an resmi bagi warga Muhammadiyah. Kedua, tafsir ini bisa menjadi
pembanding bagi khalayak terkait dengan banyaknya tafsir Al-Qur‟an yang
beredar di masyarakat serta memperkaya khazanah keilmuan Al-Qur‟an di
Indonesia dan di dunia Muslim. Ketiga, meningkatkan pemahaman masyarakat
Muslim atas Al-Qur‟an sehingga dapat menjadi pedoman di dalam berperilaku
dalam beribadah, pribadi, dan kehidupan masyarakat. Sesuai dengan namanya
“Tafsir at-Tanwir” yang berarti Tafsir yang memberikan pencerahan. Tafsir ini
dimaksudkan untuk menghadirkan pencerahan bagi masyarakat Indonesia dan
menjawab persoalan yang muncul di Indonesia.

Tafsir at-Tanwil ini termasuk tafsir ijmali/tahliliy karena membahas secara


berurutan dimulai dari surat al Fatihah ayat 1-7, kemudian surat al Baqarah mulai
dari ayat 1 sampai selanjutnya. Namun tafsir ini tidak menyingkap makna bahasa
kecuali dalam hal-hal tertentu. Di lihat dari sisi metode tafsir maudhu‟iy, tafsir at-
Tanwir tidak mempergunakan metode tafsir maudhu‟iy secara penuh seperti
mengangkat tema tertentu dengan menghimpun berbagai ayat yang serupa dari
berbagai ayat dan surat. Akan tetapi dalam tafsir ini kelompok ayat dan surat
tertentu dijadikan tema tertentu.

13
Muhammad Taufiq,Epistemologi Muhammadiyah dalam Tafsir Al- Tanwir, Vol 8 o.2 ,
Jurnal Ulunnuha,2019,hlm 172.

10
Tafsir at-Tanwir mirip dengan tafsir yang ditulis oleh Muhammad Abduh
yang bercorak adabi ijtima‟iy dengan tujuan untuk menjawab dan merespon
berbagai tantangan dan problem yang dihadapi oleh umat secara keseluruhan.14

E. Contoh Penafsiran Ayat oleh Muhammadiyah

Persoalan mendasar di tengah kehidupan masyarakat Indonesia sejatinya


terjawab dengan nilai-nilai qur‟aniyah. Tafsir at-Tanwir dalam posisi ini dan
merespon persoalan yang muncul. Misalkan persoalan kepemimpinan orang kafir,
dimana masyarakat Indonesia sedang akan menentukan kepemimpinan bangsa
yang tidak tertutup kemungkinan di pimpin oleh orang non muslim. Dalam
menafsirkan ayat 129 surat al Baqarah, disebutkan dalam konteks keindonesiaan,
pemimpin niscaya dipilih dengan seksama dari anak bangsa yang terbaik dari
berbagai aspeknya. Tidak pada tempatnya seseorang dipilih menjadi pemimpin
karena kesamaan golongan, suku, agama, organisasi massa, dan partai politik
semata. Kalimat "Tidak pada tempatnya seorang dipilih menjadi pemimpin karena
faktor kesamaan golongan, suku, agama, organisasi massa, dan partai politik
semata" yang terdapat dalam Tafsir at-Tanwir dipandang mengecoh publik
dengan menghalalkan hal yang diharamkan oleh Allah yaitu umat Islam boleh
memilih pemimpin non muslim, padahal telah tegas adanya larangan tersebut
sebagaimana tercantum dalam QS. Ali „Imran: 28

‫اّللِ ِ ِْف اش ْي ٍء اََِّلٓ ا ْن تاتَّ ُق ْوا ِمْن ُه ْم‬ ِ ‫ك فالاي‬ ِ‫َّخ ِذ الْمؤِمن و ان الْ ٰك ِف ِرين اولِي ۤاء ِمن دو ِن الْمؤِمنِ َۚي ومن يَّ ْفعل ٰذل‬
ِ ‫اَل ي ت‬
ّٰ ‫س م ان‬
‫ا‬ ْ ‫ا‬ ْ ‫ْ ا ْ ا ا ْ ُْ ُ ْ ْ ا ا ا ْ ا‬ ُْ ُْ ‫ا‬
ِ ‫تُقٰىةً ۗ وُُي ِّذرُكم ٰاّلل نا ْفسهٗ ۗۗ واِ ال ٰاّللِ الْم‬
‫ص ْي‬ ‫ا ّ ا‬ ‫ا ا ُ ُ ُّ ا‬
"Janganlah orang-orang beriman menjadikan orang kafir sebagai
pemimpin,melainkan orang-orang beriman.Barang siapa berbuat demikian,
niscaya dia tidak akan memperoleh apa pun dari Allah, kecuali karena
(siasat) menjaga diri dari sesuatu yang kamu takuti dari mereka. Dan Allah
memperingatkan kamu akan diri (siksa)Nya dan hanya kepada Allah tempat
kembali".

14
Ibid., h. 176.

11
Inilah hakikat dari tafsir at-Tanwir yang pada hakikatnya memberikan
tawaran solusi terhadap umat Islam di Indonesia atas persoalan yang terjadi. Jika
ada yang berbeda dalam menanggapinya, ada dua kemungkinan; bisa jadi
kesalahan tim dalam menyusun tafsir ini dan ada kemungkinan juga perbedaan
persepsi dalam menanggapi ayat tersebut; Satu hal yang membanggakan, dimana
tafsir ini telah mampu menjawab persoalan kemanusiaan dan memberikan solusi
atas persoalan bangsa.15

15
Ibid., h. 175

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Muhammadiyah merupakan organisasi yang didirikan oleh Ahmad Dahlan
pada 18 November 1912 M bertepatan tanggal 8 Dzulhijah 1330 H. Organisasi ini
didirikan untuk melaksanakan cita-cita pembaruan dalam cara berpikir dan
beramal menurut tuntunan agama Islam serta ingin mengajak umat Islam
Indonesia untuk kembali hidup menurut tubtunan al-Qur‟an dan Hadis.
Maksud dan tujuan Muhammadiyah yaitu Menegakkan, berarti mebuat dan
mengupayakan agar tetap tegak dan tidakcondong apalagi roboh. Menjunjung
Tinggi, berarti membawa atau menjunjung di atas segala-galanya,mengindahkan
serta menghormatinya. Agama Islam, yaitu Agama Allah yang diwahyukan
kepada para Rasul-Nya sejak Nabi Adam sampai kepada Nabi penutup
Muhammad SAW sebagai hidayah danrahmat Allah kepada umat manusia
sepanjang zaman, serta menjamin kesejahteraanhakiki duniawi maupun ukhrawi.
Muhammadiyah merupakan sebuah organisasi Islam di Nusantara yang
memperjuangkan bagaimana memurnikan ajaran Islam dalam kehidupan
masyarakat, diantara upaya dan gerakannya antara lain melalui jalur keagamaan.
Namun, Muhammadiyah juga mendapat sorotan dan kontroversi dikalangan
masyarakat.
Muhammadiyah memiliki kitab-kitab Tafsir dua diantaranya yaitu Tafsir
Al-Qoer‟an, Djoez kesatoe dan Tafsir at-Tanwir.

B. Saran

Pemahaman materi tentang Muhammadiyah perlu dipahami oleh kita


bersama. Oleh karena itu, penulis menyarankan kepada para pembaca agar
membaca, mengulas, dan memahami lebih baik tentang materi ini. Makalah ini
jauh dari kata sempurna, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca untuk menjadikan makalah ini menjadi lebih baik kedepannya.

13
DAFTAR KEPUSTAKAAN

Suwarno. 2019. Kelahiran Muhammadiyah dari Perspektif Hermeneutik. Gadjah


Mada Journal of Humanities. Vol. 3 No. 1.

Suwarno. 2016. Dari Yokyakarta Merajut Indonesia: Perkembangan


Muhammadiyah 1912-1950. Akademika. Vol. 21 No. 2.

Tahir, Gustia. 2010. Muhammadiya (Gerakan Sosial Keagamaan dan Pendidikan).


Jurnal Adabiyah. Vol. X No. 2.

Hidayat, Syamsul. Metode Pengambilan Sumber dan Rujukan Materi Dakwah.


Suhuf. Vol. 19 No. 2.

Aulia, Kiki. Maksud dan Tujuan Muhammadiyah. :


https://id.scribd.com/document/394173636/Maksud-Dan-Tujuan-
Muhammadiyah. (diakases pada Sabtu 11 Maret 2023, pukul 21.39)

Nurholis. 2020. “Sejarah Muhammadiyah dan Pengaruhnya Terhadap Sosial


Keagamaan di Kota Bengkulu Tahun 2000-2015”. Bengkulu : IAIN
Bengkulu.

Mahsun. 2013. Fundamentalisme Muhammadiyah. Surabaya: Perwira Media


Nusantara (PMN).

Rahman. 2012. “ Sikap Masyarakat Terhadap Gerakan Dakwah Muhammadiyah


Desa Pattangko Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai”. Makassar:
UIN Alauddin Makassar.

Fathia, Firi. 2020. https://tajdid.id/2020/11/24/stigma-masyarakat-terhadap-


muhammadiyah/ . “Stigma Masyarakat Terhadap Muhammadiyah”
(diakses pada 13 Maret, pukul 11.56).

Zarro,Mar‟ati. ddk., Muhammadiyah Sebagai Gerakan Islam dan Pendidikan.


Jurnal Sejarah dan Pendidikan Sejarah. Vol. 9 No. 1.

R,Fikri An-Najm. 2020. https://ibtimes.id/mengenal-tafsir-kelembagaan-pertama-


muhammadiyah/ “ Mengenal Tafsir Kelembagaan Pertama
Muhammadiyah, (diakses pada 13 Maret 2023, pukul 09.59).

Taufiq, Muhammad. 2019. Epistemologi Muhammadiyah dalam Tafsir Al-


Tanwir. Jurnal Ulunnuha . Vol 8 No.2.

14

Anda mungkin juga menyukai