Anda di halaman 1dari 18

ii

KAJIAN INDONESIA PASCA MUHAMMADIYAH

MAKALAH

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Al-Islam dan Kemuhammadiyahan


Pada Program Doktor (S3) Pendidikan Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Makassar

DOSEN PENGAMPU:
Dr. H. DARWIS MUHDINA, M.Ag.

OLEH:
WA SREE GALUATRY RACHMAN
NIM: 105081100423

PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI S-3 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2023
i

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah ta’ala atas nikmat dan kemudahan menuntut ilmu yang

diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyusun makalah yang berjudul Kajian

Indonesia Pasca Muhammadiyah. Makalah ini merupakan upaya untuk menjelajahi sejarah

dan dampak perubahan yang telah terjadi di Indonesia setelah organisasi Muhammadiyah

didirikan.

Sebagai salah satu gerakan reformasi Islam terbesar di Indonesia, Muhammadiyah

telah memainkan peran penting dalam perkembangan sosial, budaya, dan politik negara ini.

Melalui kajian ini, penulis berusaha untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam

tentang bagaimana Muhammadiyah telah memengaruhi dinamika sosial dan budaya

Indonesia, serta peran penting yang dimainkan dalam pembentukan identitas nasional.

Ucapan terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah memberikan banyak

pencerahan dan wawasan baru mengenai eksistensi Muhammadiyah dalam perjalanan bangsa

Indonesia dan dunia Islam. Penulis sadar bahwa makalah ini tidaklah sempurna, dan sangat

menghargai saran dan kritik konstruktif dari pembaca. Bagi penulis setiap kritik dan saran

adalah ilmu yang harus menjadi perhatian. Semoga makalah ini dapat menjadi sumber

pengetahuan yang berguna dan dapat memberikan wawasan yang lebih dalam tentang peran

Muhammadiyah dalam perubahan Indonesia pasca berdirinya organisasi tersebut.

Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi semua yang membacanya, dan

semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala senantiasa memberikan rahmat-Nya kepada kita semua

dalam menapaki jejak perubahan sejarah Indonesia.

Muna, 28 Rabiul awal 1445 H


13 Oktober 2023 M

Wa Sree Galuatry Rachman


i
Al Islam Kemuhammadiyahan
ii

DAFTAR ISI

Halaman Judul ............................................................................................................

Kata Pengatar .............................................................................................................. i

Daftar Isi ...................................................................................................................... ii

Bab I Pendahuluan ................................................................................................... 1

A. Latar Belakang .................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 3

C. Tujuan Makalah ................................................................................................. 3

Bab II Pembahasan .................................................................................................... 4

A. Kondisi Indonesia Pada Awal Terbentuknya Muhammadiyah .......................... 4

B. Peran Muhammadiyah Dalam Perjuangan Kemerdekaan Indonesia ............... 5

C. Pengaruh Muhammadiyah dalam Politik dan Pemikiran Islam ....................... 7

D. Pengaruh Muhammadiyah terhadap Identitas Nasional ..................................... 9

E. Tantangan dan Kontroversi yang Dihadapi Muhammadiyah .......................... 12

Bab III Penutup ........................................................................................................ 13

a. Pembahasan ...................................................................................................... 13

b. Simpulan ........................................................................................................... 14

Daftar Pustaka

ii
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan,menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah
orang- orang yang beruntung. (QS. Ali Imron: 104)

Ayat yang tersebut diatas (QS. Ali Imron: 104) adalah pemicu utama pemikiran KH.

Ahmad Dahlan dalam mendirikan Muhammadiyah sebagai sebuah persyarikatan Islam.

Dimulai dari adanya kegelisahan dan keprihatinan dalam aspek sosial, religius, dan moral

akibat kebodohan, kemiskinan, dan keterbelakangan umat, perilaku sosial yang positif namun

sering kali disertai dengan takhayul, bid'ah, dan khurafat serta kaburnya garis pemisah antara

yang baik dan buruk, yang pantas dan tidak pantas menjadi semakin memperkuat keputusan

tersebut. (Pasha:2003)

Setelah KH Ahmad Dahlam mendeklarasikan berdirinya Muhammadiyah pada tahun

1912, kondisi Indonesia mulai mengalami perubahan yang signifikan dalam beberapa aspek

termasuk pandangan tokoh- tokoh pergerakan nasional di Indonesia. Tercatat tokoh- tokoh

pergerakan nasional seperti Soekarno, Mohammad Hatta, dan Haji Agus Salim adalah

beberapa dari mereka yang terpengaruh oleh Muhammadiyah. Organisasi ini telah

memberikan kontribusi penting dalam membangun kesadaran politik dan perjuangan

kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Belanda.

1
Al Islam Kemuhammadiyahan
2

Kelahiran Muhammadiyah mampu memadukan paham Islam yang ingin kembali pada

Al-Quran dan Sunnah Nabi dengan orientasi tajdid yang membuka pintu ijtihad untuk

kemajuan bangsa Indonesia meliputi aspek- aspek tauhid, aqidah, ibadah, mu’amalah, dan

pemahaman terhadap ajaran Islam dan kehidupan umat Islam, dengan mengembalikan kepada

sumbernya yang asli yakni Al-Quran dan Sunnah Nabi yang Shakhih, dengan membuka

ijtihad. Bukan hanya itu saja tetapi pengaruh yang cukup besar terjadi pula dalam bidang

pendidikan, social budaya, dan agama, serta memainkan peran penting dalam perkembangan

bangsa Indonesia hingga saat ini.

Dari segi pendidikan dan kesadaran beragama masyarakat Muslim Indonesia mulai

memiliki akses yang lebih baik ke pendidikan agama Islam melalui lembaga- lembaga

pendidikan yang didirikan oleh Muhammadiyah. Muhammadiyah juga mewakili gerakan

pembaruan Islam moderat di Indonesia. Pandangan ini memengaruhi cara pandang

masyarakat tentang Islam yang lebih sesuai dengan perkembangan zaman modern. Pembaruan

ini menjadikan Islam sebagai agama yang dapat dihayati dalam konteks modern.

Muhammadiyah juga menerapkan konsep pemberdayaan umat sehingga memotivasi

masyarakat untuk mandiri secara ekonomi dan sosial. Hal ini mendorong usaha- usaha

ekonomi masyarakat dan meningkatkan kemandirian dalam berbagai aspek kehidupan.

Dalam gerakan perjuangan kemerdekaan Muhammadiyah juga berperan besar dalam

upaya tersebut. Bersama dengan organisasi- organisasi Islam lainnya Muhammadiyah dan

juga berperan dalam membentuk identitas nasional Indonesia. Mereka berupaya untuk

mengintegrasikan nilai- nilai Islam dengan semangat nasionalisme Indonesia, menciptakan

pondasi ideologis untuk Indonesia. Selama periode perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Muhammadiyah aktif terlibat dalam perlawanan terhadap penjajahan Belanda. Para anggota

Muhammadiyah berkontribusi dalam upaya melawan kolonialisme, baik secara politik

maupun sosial.
3

Salah satu contohnya adalah peran aktif Muhammadiyah dalam Sarekat Islam pada

masa itu, sebuah organisasi perjuangan yang berjuang untuk kesejahteraan umat Muslim dan

kemerdekaan Indonesia.

A. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah:

1. Bagaimana kontribusi politik dan sosial Muhammadiyah dalam memperjuangkan


kemerdekaan Indonesia?

2. Bagimana kontroversi dan tantangan yang dihadapi oleh Muhammadiyah dalam


pembaruan Islam di Indonesia?

3. Bagaimana peran Muhammadiyah dalam pembentukan identitas Nasional Indonesia?

B. Tujuan

Secara umum makalah ini disusun dengan tujuan menggali informasi dan analisis

yang mendalam terkait dampak yang dirasakan oleh bangsa Indonesia dengan adanya

kontribusi dan peran Muhammadiyah dalam konteks pendidikan, politik, sosial budaya,

ekonomi, kesehatan, dan ketahanan pangan Indonesia mulai dari masa perjuangan

kemerdekaan hingga saat ini. Selanjutnya tujuan yang lebih spesifik lagi adalah:

1. Menganalisis dan menguraikan dampak yang dirasakan bangsa Indonesia dengan adanya
kontribusi politik dan sosial Muhammadiyah dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia,
memahami bagaimana organisasi ini turut berperan dalam pergerakan nasional menuju
kemerdekaan.

2. Menyelidiki kontroversi dan tantangan yang dihadapi oleh Muhammadiyah dalam upaya
pembaruan Islam di Indonesia, serta mengidentifikasi dampak dari kontroversi tersebut
pada perkembangan pemikiran dan gerakan dalam Islam moderat di Indonesia.

3. Mengkaji manfaat yang didapat bangsa Indonesia dengan adanya peran besar
Muhammadiyah dalam pembentukan identitas nasional Indonesia dan bagaimana
organisasi ini mengintegrasikan nilai- nilai Islam dengan semangat nasionalisme, dengan
tujuan memahami dampaknya pada konstruksi identitas nasional yang unik di Indonesia.
4

BAB I
PEMBAHASAN

A. Kondisi Indonesia Pada Awal terbentuknya Muhammadiyah

Selain bertujuan untuk mensucikan ajaran Islam, Muhammadiyah juga berkomitmen

dalam beragam aspek untuk mewujudkan masyarakat Muslim yang sesuai dengan ajaran

Islam yang murni. Hal ini bertujuan agar seluruh umat Islam di Indonesia dapat

mempraktikkan ajaran Islam sesuai dengan syariah, terutama mengikuti teladan ajaran Nabi

Muhammad SAW.

Pada awal terbentuknya pengaruh paham modern dari masa kolonial telah merasuki

Indonesia. Kehadiran kolonial Belanda memengaruhi banyak aspek kehidupan, termasuk

sistem pendidikan, ekonomi, dan administrasi. Diketahui bahwa negara- negara penjajah yang

datang ke Indonesia mulai memperkenalkan gagasan- gagasan modern Eropa seperti

individualisme, liberalisme, rasionalisme, dan sekulerisme. Beberapa dari gagasan- gagasan

ini sejalan dengan prinsip- prinsip Islam, tetapi yang lainnya bertentangan. Oleh karena itu,

jika tidak diatasi dengan cepat, hal ini dapat membawa konsekuensi lahirnya generasi Islam

yang cenderung mengikuti pemikiran liberal dan sekuler. Dalam perspektif organisasi ini,

prinsip- prinsip Islam yang dimaksud mencakup semua bidang kehidupan, seperti keyakinan

aqidah, akhlaq, dan mu'amalat. (Juniwandahlan: 2017)

Pada masa itu kondisi sosial dan ekonomi masyarakat Indonesia masih dihadapkan

pada tantangan sosial dan ekonomi. Banyak orang hidup dalam kemiskinan, dan akses

pendidikan terbatas. Pendidikan yang ada pada masa itu lebih berfokus pada pendidikan

agama Islam tradisional. Termasuk sistem pendidikan Islam yang ada pada masa itu lebih

bersifat tradisional dan klasik, dengan kurikulum yang sangat terbatas. Hal Inilah yang

mendorong KH Ahmad Dahlan, untuk mendirikan organisasi ini dengan tujuan

4
5

memodernisasi pendidikan Islam dan memadukan ajaran Islam dengan ilmu pengetahuan

modern. Meskipun Muhammadiyah telah mendirikan sekolah terlebih dahulu yakni Madrasah

Ibtidaiyah Diniyah Islamiyah (MIDI) pada 1 Desember 1911 tetapi dengan adanya deklarasi

secara resmi syarikat ini sehingga dampak yang ditimbulkan dalam bidang pendidikan

semakin memudahkan masyarakat Indonesia mendaptkan akses pendidikan dengan ilmu yang

lebih luas bukan hanya ilmu agama Islam saja tetapi juga ilmu pengetahuan umum yang pada

masa awal tersebut hanya didapatkan oleh kaum tertentu saja.

Pemikiran islam terdapat berbagai aspek yang muncul dalam masyarakat seringkali

bertentangan dengan pandangan KH Ahmad Dahlan namun masih didukung oleh kelompok-

kelompok Islam lainnya yang ada. Beragam asumsi inilah yang membuat masyarakat menjadi

bingung. Muhammadiyah muncul sebagai gerakan pembaruan dalam Islam yang bertujuan

untuk membersihkan dan memurnikan ajaran Islam dari praktik- praktik yang dianggap tidak

sesuai dengan ajaran aslinya. Meskipun kehadirannya menimbulkan kontroversi di kalangan

para cendekiawan islam konservatif lainnya tetapi tidak sedikit pula tokoh- tokoh bangsa yang

berpikiran maju mendukung sepenuhnya keberadaan Muhammadiyah yang dianggap sebagai

gerakan pembaharauan bangsa. Termasuk Masyarakat yang berada di sekitar Kauman

Yogyakarya sangat merasakan dampak positif dari keberadaan Muhammadiyah. Inilah yang

menyebabkan Muhammadiyah menjadi mudah diterima keberadaanya oleh masyarakat dan

tokoh- tokoh nasional pada masa itu.

B. Peran Muhammadiyah Dalam Perjuangan Kemerdekaan Indonesia

Sebelum mendirikan Muhammadiyah pada tahun 1912, KH Ahmad Dahlan pernah

menjadi anggota organisasi Boedi Utomo. Keikutsertaannya dalam Boedi Utomo memberikan

dampak yang signifikan dalam peran Muhammadiyah terhadap perjuangan kemerdekaan

bangsa Indonesia. KH Ahmad Dahlan beranggapan betapa pentingnya pendidikan dalam

mengangkat kesadaran nasional di kalangan masyarakat Indonesia, pentingnya persatuan di


6

antara masyarakat Indonesia, sehingga Muhammadiyah berjuang melalui pendidikan dan

social kemanusiaan dengan mendirikan klinik kesehatan (PKU/ Penolong Kesengsaraan

Umat) untuk membantu masyarakat miskin Tahun 1923 di Notoprajan, Yogyakarta.

(Pribadi:2010)

Dalam menyuarakan keinginan untuk merdeka dari penjajahan Belanda

Muhammadiyah membangkitkan semangat kebangsaan melalui para ulama untuk

menyebarkan pemikiran kemerdekaan dan semangat perlawanan terhadap penjajah melalui

khutbah, tulisan, dan ceramah. Muhammadiyah juga aktif dalam organisasi nasional seperti

Budi Utomo dan Sarekat Islam, menyumbangkan ide dan tenaga dalam upaya perjuangan

bersama.

Muhammadiyah juga memberikan bantuan medis dan sosial kepada para pejuang

kemerdekaan dan korban perang. Mereka mendirikan rumah sakit, pusat pelayanan sosial, dan

mendukung perlawanan rakyat. Keterlibatan Perempuan Muhammadiyah dalam perjuangan

kemerdekaan menjadi salah satu hal yang sangat penting. Sejarah mencatat bahwa organisasi

perempuan pertama yang didirikan di Indonesia adalah Aisyiyah pada tanggal 27 Rajab 1335

H, bertepatan pada 19 Mei 1917 M (Suratmin: 1977)

Selain keterlibatan perempuan Muhammadiyah menyebarkan dakwah untuk

membangkitkan semangat bangsa Indonesia melalui media massa. Dikarenakan kesulitan

dalam mengakses dan meyebarkan berita dakwah maka pada 1915 berdirilah majalah Suara

Muhammadiyah sebagai sarana pendidikan informal dalam rangka menyebarkan ajaran Islam.

Pada awalnya bahasa yang digunakan, yaitu bahasa Jawa dan Melayu namun sejak tahun

1921 Suara Muhammadiyah mulai menggunakan bahasa Indonesia, dengan penggunaan

istilah dalam bahasa Belanda. (Rahman: 2007)


7

Keterlibatan langsung tokoh- tokoh Muhammadiyah dalam perjuangan kemerdekaan

Indonesia juga sangatlah penting bagi bangsa Indonesia tercatat tokoh- tokoh tersebut adalah

KH Ahmad Dahlan pendiri Muhammadiyah pada tahun 1912, KH Hasyim Asy'ari meskipun

beliau adalah pendiri Nahdlatul Ulama (NU), organisasi Islam lain yang memiliki peran besar

dalam perjuangan kemerdekaan, KH Hasyim Asy'ari juga memiliki keterkaitan dengan

Muhammadiyah. Ia pernah menjadi pengajar di salah satu madrasah Muhammadiyah, KH

Mas Mansur adalah salah seorang tokoh Muhammadiyah yang aktif dalam gerakan

perjuangan kemerdekaan. KH Agus Salim seorang tokoh Muhammadiyah yang sangat aktif

dalam diplomasi internasional. Ir Soekarno, Presiden Pertama Republik Indonesia. Ia menjadi

anggota dan sosok yang mencintai Muhammadiyah, Jenderal Soedirman, Panglima Besar

TNI dan Pahlawan Nasional yang aktif di organisasi Muhammadiyah dan masih banyak lagi

lainnya.

C. Pengaruh Muhammadiyah dalam Politik dan Pemikiran Islam

Muhammadiyah memiliki pengaruh yang signifikan terhadap politik dan pemikiran

Islam di Indonesia dan di dunia. Muhammadiyah dikenal sebagai gerakan pembaruan Islam

yang mendukung ijtihad (penalaran) dalam pemahaman agama. Upaya ini dilakukan untuk

menghilangkan bid'ah dan merujuk kembali kepada ajaran asli Islam, yaitu Al-Quran dan As-

sunnah. Pendekatan ini berdampak pada pemikiran Islam di Indonesia dan membantu

menyebarkan pemahaman Islam yang lebih moderat. (Asyari: 2010)

Sebagai organisasi masyarakat Islam terbesar di Indonesia yang memiliki sejarah yang

panjang dan menjadi saksi berdirinya negara Indonesia pada tahun 1945. Organisasi ini

merupakan gerakan sosial Islam yang memiliki banyak dimensi, aktif di bidang agama,

pendidikan, kesehatan, sosial, dan ekonomi. Namun, keberadaannya juga turut memberi

dampak signifikan dalam ranah politik dan kenegaraan. partisipasinya dalam politik tak bisa

diabaikan. Namun karena dinamika politik Indonesia yang selalu berkembang peran
8

Muhammadiyah selalu berubah seiring waktu, terutama dipengaruhi oleh pemerintah yang

berkuasa.

Pada masa Demokrasi Terpimpin, Muhammadiyah menghadapi tantangan signifikan

dalam dunia politik. Ini terkait dengan posisinya sebagai anggota istimewa dalam partai

Masyumi yang tengah mengalami krisis. Pada tahun 1960 Muhammadiyah bahkan

diwajibkan membubarkan diri sebagai bagian dari upaya pembersihan politik. (Syaifullah:

1997). Hingga pasca berakhirnya era orde baru dan berganti era reformasi Muhammadiyah

tetap memberikan sumbangan pemikiran yang besar bagi bangsa Indonesia. Tercatat pada era

reformasi di masa kepemimpinan Amien Rais (1994-1998) memperlihatkan corak

menguatnya prinsip dakwah amar ma’ruf nahi munkar. Di era ini Muhammadiyah bersikap

lebih kritis, terutama dalam merespon persoalan ketimpangan sosial, politik, dan

pembangunan ekonomi bangsa.

Warisan sikap akomodatif, kooperatif, dan moderatif masih melekat, tetapi berkaitan

dengan semangat amar ma’ruf nahi munkar kritisisme sikap semakin menguat untuk

menegakkan kebenaran dan keadilan. Secara terbuka Muhammdiyah mengkritisi kebijakan

pemerintah yang tidak populis dan merugikan rakyat Indonesia, seperti kasus Busang dan

Freeport. Dengan lantang mengkritisi roda pemerintahan Orde Baru yang sarat Korupsi,

Kolusi, dan Nepotisme (KKN), berupa tuntutan suksesi kepemimpinan bangsa melalui

gerakan reformasi. Kritik pedas dan terbuka ini akhirnya menjadi salah satu tonggak sejarah

dalam perjalanan politik bangsa Indonesia yang melahirkan era demokrasi yang baru yakni

era reformasi. (Jurdi: 2010)

Pada Akhirnya Muhammadiyah telah melahirkan kader- kader Islam yang berkualitas

dan berkomitmen untuk berkontribusi sejak masa perjuangan kemerdekaan hingga masa

seakrang. Tecatat dengan tinta emas nama- nama besar seperti Jenderal Soedirman, Ir.

Soekarno, Fatmawati yang merupakan kader Aisiyah, Ir. Juanda, Buya Hamka termasuk
9

Presiden Indonesia seperti KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang menjabat sebagai

Presiden pada tahun 1999-2001, Amien Rais dll. (Tamami: 2017)

Bagi bangsa Indonesia kontribusi Muhammadiyah dalam bidang politik sangatlah

berarti. Peran Muhammadiyah dalam pendidikan politik ikut membantu mengedukasi

masyarakat sehingga masyarakat memahami bagaimana praktik berpolitik yang sesuai dengan

tuntunan Al Quran dan As Sunnah dengan menyelenggarakan pelatihan dan program

pendidikan untuk para anggotanya dan masyarakat umum. Muhammadiyah mengedukasi

tentang hak dan kewajiban warga negara serta nilai- nilai Islam yang relevan dalam politik.

Muhammadiyah juga aktif dalam membela hak asasi manusia (HAM) dan memperjuangkan

keadilan social melalui Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC). (Admin:

2022)

Meskipun Muhammadiyah bukanlah sebuah partai politik. Namun organisasi ini selalu

berpegang pada prinsip bahwa ia adalah lembaga sosial dan pendidikan Islam. Namun,

kontribusi mereka dalam bidang politik telah membantu membentuk dan memperkuat

demokrasi di Indonesia serta mempromosikan nilai- nilai Islam yang inklusif dan berkeadilan

dalam politik.

D. Pengaruh Muhammadiyah terhadap Identitas Nasional

Muhammadiyah, sebagai salah satu organisasi Islam terbesar dan paling berpengaruh

di Indonesia, memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pembentukan identitas nasional

Indonesia. Sejak awal berdirinya Muhammadiyah telah mempromosikan gagasan kebangsaan

dan patriotisme di antara anggotanya dan masyarakat umum, mendorong kadernya untuk

terlibat dalam pergerakan nasionalis dan membantu memimpin perjuangan melawan

penjajahan Belanda. Muhammadiyah juga mendorong nilai- nilai pluralisme dan toleransi

dalam Islam, hal ini terbukti dengan mudahnya kehadiran Muhammadiyah diterima oleh

seluruh lapisan ethnis dan agama masyarakat Indonesia. Muhammadiyah juga melibatkan diri
10

dalam pendidikan, politik, dan aktivitas sosial yang mempromosikan persatuan dan identitas

nasional.

Untuk lebih jelasnya bagaimana kiprah Muhammadiyah dalam berkontribusi terhadap

pembentukan identitas nasional Indonesia yang berlandaskan nilai-nilai Islam, keadilan,

pluralisme, dan persatuan akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Dalam bidang Pendidikan

Sejak mendirikan Sekolah Agama Modern bernama Madrasah Ibtidaiyah Diniyah

Islamiyah (MIDI) 1 Desember 1911 oleh pendiri Muhammadiyah K.H. Ahmad Dahlan,

hingga saat ini secara konsisten Muhammadiyah terus berupaya menjalankan perintah UUD

1945 yakni Mencerdaskan Kehidupan Bangsa. Muhammadiyah telah lama berperan aktif

dalam bidang pendidikan di Indonesia. Sekolah yang dibangun mulai dari TK/PAUD hingga

perguruan tinggi memberikan pendidikan modern berbasis Islam. Pendidikan yang diberikan

oleh Muhammadiyah membantu menyatukan beragam kelompok etnis dan budaya di

Indonesia dalam satu sistem pendidikan nasional yang mendasarkan pada nilai- nilai Islam.

Ini telah berkontribusi pada pembentukan identitas nasional Indonesia yang berakar pada

pluralitas budaya dan persatuan dalam kerangka nilai-nilai Islam.

Tercatat Muhammadiyah telah mendirikan banyak lembaga pendidikan hampir di

seluruh wilayah Indonesia berjumlah total 3.334 Jika ditelusuri data jumlah lembaga

pendidikan yang telah didirikan oleh Muhammadiyah bukanlah sesuatu yang tiba-tiba ada,

melainkan melewati proses perjuangan panjang sejak awal pendirian hingga saat ini.

(Kapitan: 2023)

2. Dalam bidang Politik

Sejak dirikan tahun 1912 Indonesia telah mengalami banyak perubahan signifikan

dalam berbagai bidang politik, sosial, dan budaya akibat dari berdirinya organisasi
11

Muhammadiyah. Pada masa perjuangan kemerdekaan beberapa tokoh Muhammadiyah

berperan dalam perundingan dengan pemerintah kolonial Belanda untuk berdiplomasi demi

tercapainya kemerdekaan Indonesia. Salah seorang diplomat terbaik yang dimiliki oleh

bangsa Indonesia adalah Haji Agus Salim. Beliau adalah diplomat ulung dengan kemampuan

bernegosiasi luar biasa. Pada Konferensi Meja Bundar tahun 1949 di Den Haag, Agus Salim

menjadi perwakilan Indonesia yang berperan penting dalam memperoleh pengakuan

internasional terhadap kedaulatan Indonesia dari Belanda. (Muhammad. 2023)

3. Dalam bidang kesetaraan gender.

Dari segi kesetaraan gender Muhammadiyah sejak awal didirikan telah menunjukan

kepeduliannya terhadap hal- hal yang feminism hal ini ditunjukan dengan merintis gerakan

perempuan ‘Aisyiyah tahun 1917, yang ide dasarnya dari pandangan Kyai agar perempuan

muslim tidak hanya berada di dalam rumah, tetapi harus giat di masyarakat dan secara khusus

menanamkan ajaran Islam serta memajukan kehidupan kaum perempuan. (Remiswal: 2021)

4. Dalam bidang ekonomi

Semenjak pendirian Muhammadiyah upaya dari KH Ahmad Dahlan yang

dilandasi dengan dasar ayat Al Quran dan Hadits, mampu menggerakkan dinamika

kehidupan masyarakat Islam di bidang ekonomi, dan sosial budaya. Salah satu teologi

Al-Ma'un, KH Ahmad Dahlan secara organisatoris menggerakkan usaha- usaha di bidang

ekonomi, dalam mengangkat dan mengentaskan kemiskinan umat Islam.

5. Dalam bidang kesehatan, social kemanusiaan

Salah satu pemikiran KH. Ahmad Dahlan yang melandasi etos sosialnya ialah Al-

Qur’an surat Al-Maun. Surat Al-Ma’un hasil pemikiran Kiai Dahlan ini menjadi ide

penggerak organisasi Muhammadiyah selama bertahun-tahun. Karena Al Maun inilah Kiai


12

Dahlan mempelopori yang melahirkan rumah miskin dan yatim. Bahkan lahir poliklinik

pertama yang waktu itu rumah sakit hanya dimiliki kaum zending atau dari Kristen.

Tahun 1923 pertama kali PKU didirikan di Notoprajan, Yogyakarta. Arti PKU waktu

adalah Penolong Kesengsaraan Umat. Yang itu artinya, Muhammadiyah sejak dulu memang

memiliki empati terhadap bagaimana memberi pertolongan kepada masyarakat

Kiai Dahlan mengimplementasikan Al Maun menjadi rumah miskin dan yatim, dan rumah

sakit yang waktu itu masih susah,” (Haedar Nashir: 2022)

E. Tantangan dan Kontroversi yang Dihadapi Muhammadiyah

Meskipun sejak awal berdirinya Muhammadiyah sangat baik penerimaanya dalam

masyarakat dan tokoh- tokoh nasional pada masa itu namun organisasi ini telah menghadapi

berbagai tantangan dan kontroversi sepanjang sejarahnya, organisasi ini telah terus berjuang

untuk mencapai tujuan asalnya dalam meningkatkan pendidikan, kesejahteraan sosial, dan

memajukan nilai- nilai Islam yang inklusif.

Tak hanya tantangan dari pemerintah Belanda, Muhammadiyah bahkan menghadapi

masyarakat dan umat Islam yang menolak Muhammadiyah. Sebab, ide- ide pembaharuan KH

Ahmad Dahlan dianggap aneh dan menyeleweng dari Islam. Penolakan kepada

Muhammadiyah karena sejumlah hal. Misalnya Kiai Dahlan dengan mendirikan sekolah yang

mengajarkan ilmu agama juga ilmu umum, hingga mengajarkan seni bermusik kepada

siswanya. Bahkan Kiai Dahlan pada saat itu dituduh sebagai kiai kafir. Kendati demikian,

perjuangan Ahmad Dahlan tak berhenti. Bahkan gagasannya disebarkan melalui tabligh ke

berbagai kota melalui relasi-realsi yang dimilikinya. Pada akhirnya gagasannya pun diterima

masyarkat di berbagai wilayah. (Andrian: 2018). Seiring waktu, peran dan dampak

Muhammadiyah dalam masyarakat Indonesia terus berkembang dan mendapat pengakuan

sebagai organisasi Islam yang berperan penting dalam perkembangan Indonesia.


13

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Muhammadiyah memiliki peran yang sangat penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia

melalui keterlibatan aktif dalam gerakan nasional, penyediaan pendidikan serta penggalangan

dukungan sosial dan kemanusiaan. Muhammadiyah memainkan peran penting dalam perjalanan

menuju kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945. Kontribusi politik dan sosial Muhammadiyah

membantu memajukan cita-cita kemerdekaan, persatuan, dan kesejahteraan rakyat Indonesia.

2. Muhammadiyah, sebagai organisasi Islam terkemuka di Indonesia, telah menghadapi sejumlah

kontroversi dan tantangan dalam upayanya untuk memperbarui Islam di tanah air. Tantangan

tersebut meliputi perbedaan pendekatan dengan organisasi Islam lain, perlawanan dari kelompok

konservatif, kritik terhadap pemimpin organisasi, serta dilema dalam menjaga independensi dari

campur tangan pemerintah. Kontroversi-kontroversi ini mencerminkan dinamika kompleks dalam

upaya pembaruan Islam di tengah budaya dan tradisi yang kuat di Indonesia. Namun, upaya

Muhammadiyah dalam mempromosikan pendidikan, dan kesejahteraan sosial telah memberikan

kontribusi penting dalam pembentukan identitas Islam yang berakar pada nilai- nilai kesetaraan

dan keadilan di Indonesia.

3. Muhammadiyah telah memainkan peran penting dalam pembentukan identitas nasional Indonesia.

Melalui pendidikan modern yang mereka tawarkan, Nilai- nilai kesetaraan, keadilan sosial, dan

inklusivitas, Muhammadiyah telah membantu menyatukan beragam kelompok etnis dan budaya di

Indonesia dalam kerangka identitas nasional yang berakar dalam pluralitas dan persatuan. Melalui

dukungan terhadap perjuangan kemerdekaan, pendidikan, ekonomi, dan nilai-nilai inklusif dalam

Islam, Muhammadiyah membantu membentuk identitas nasional Indonesia yang berlandaskan

pada nilai- nilai keadilan, kebangsaan, dan persatuan, yang merupakan warisan berharga bagi

bangsa Indonesia.

13
14

B. Saran

Penulis menyadari adanya kekurangan dalam penyusunan makalah ini, dan sangat menghargai

kritik serta saran yang bersifat membangun sebagai kontribusi untuk perbaikan pada makalah

berikutnya. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat yang lebih besar di masa mendatang.
15

Daftar Pustaka

Andrian Saputra. 2018. Jalan Terjal Dakwah Ahmad Dahlan / Red: Karta Raharja Ucu
https://www.republika.co.id/berita/pieyot282/jalan-terjal-dakwah-ahmad-dahlan-
hingga-disebut-kiai-kafir. Diunduh tgl 20 Oktober 2023
Asyari Dr. Suaidi, MA, Ph.D. 2010. Nalar Politik NU-Muhammadiyah. Overcrossing Java
Sentris LKIS. Yogyakarta
Juniwandahlan. 2017. Ahmad Dahlan dalam Pemikirannya mengenai Pendidikan Islam di
Indonesia. https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/mkn/ahmad-dahlan-dalam-
pemikirannya-mengenai-pendidikan-islam-di-indonesia/ diunduh tanggal 11 oktober
2010
Jurdi Syarifuddin. 2010. Muhammadiyah dalam Dinamika Politik Indonesia. Pustaka Pelajar,
Yogyakarta
Kapitan Haryono. 2023. Jejak Perjuangan Jalan Pendidikan Muhammadiyah. Artikel.
https://muhammadiyah.or.id/ jejak-perjuangan-jalan-pendidikan-muhammadiyah/
Muhammad Raihan. 2023. Tokoh Muhammadiyah dalam Pusaran Perjuangan Bangsa
Indonesia. https://kumparan.com/raihan-muhammad/tokoh-muhammadiyah-dalam-
pusaran-perjuangan-bangsa-indonesia-20w7HlRK5E4/3. diunduh tgl 20 Oktober
2023
Nashir Haedar. 2022. Al-Maun dan Al-Ashr: Inspirasi Kiai Dahlan Membangun Amal Usaha
Muhammadiyah. https://muhammadiyah.or.id/al-maun-dan-al-ashr-inspirasi-kiai-
dahlan-membangun-amal-usaha-muhammadiyah/ diunduh tanggal 11 Oktober 2023
Pasha Mustafa Kamal dan Adabi Darban. 2003. Muhammadiyah Sebagai Gerakan Islam
dalam Perspektif Historis dan Idiologis. LPPI UMY
Pribadi, S. A. T. 2010. Kiprah K. H. Ahmad Dahlan dalam Modernisasi Pendidikan Islam di
Indonesia .Skripsi. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Remiswal. Suryadi Fajri. Rahmadina Putri. 2021. Aisyiyah dan Peranannya dalam
Meningkatkan Derajat Kaum Perempuan. Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial
Humaniora (KAGANGA) Volume 4, Nomor 1, Juni 2021 e-ISSN : 2598-4934 p-
ISSN : 2621-119X DOI. https://doi.org/10.31539/kaganga.v4i1.2341. Diunduh tgl 20
Oktober 2023
Superadmin. 2020. Kebencanaan dan Peran HAM Muhammadiyah. https://ip.umy.ac.id/
kebencanaan-dan-peran-ham-muhammadiyah/ diunduh tgl 20 Oktober 2023
Suratmin, S. (1977). Nyai Ahmad Dahlan. Jakarta: Depdikbud.
Syaifullah. 1997. Gerak Politik Muhammadiyah dalam Masyumi. Grafiti Jakarta
Tamami Muhammad Husni. 2023. Nama-Nama Tokoh Muhammadiyah Pejuang
Kemerdekaan, Soekarno hingga KH Ahmad Dahlan.
https://www.liputan6.com/islami/read/5372467/nama-nama-tokoh-muhammadiyah-
pejuang-kemerdekaan-soekarno-hingga-kh-ahmad-dahlan. Diunduh tgl 11 Oktober
2023
Tamami Muhammad Husni. 2023. Nama-Nama Tokoh Muhammadiyah Pejuang
Kemerdekaan, Soekarno hingga KH Ahmad Dahlan. https://www.liputan6.com/
islami/read/5372467/nama-nama-tokoh-muhammadiyah-pejuang-kemerdekaan-
soekarno-hingga-kh-ahmad-dahlan?page=3 diunduh tgl 20 Oktober 2023
Taufik Rahman. 2007. Tanah Ai Bahasa:Seratus Jejak Pers Indonesia, I BOEKOE. Jakarta:

15

Anda mungkin juga menyukai