Anda di halaman 1dari 19

LANDASAN OPERASIONAL MUHAMMADIYAH

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok


Mata Kuliah: Kemuhammadiyahan

Dosen Pengampu
Selamat Pohan, S.Ag., MA

Disusun Oleh
Kelompok 7

Dini Lestari (2201020201)


Devi Permata Sari (2201020200)

FAKULTAS AGAMA ISLAM


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
T.A 2023/2024
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah atas segala limpah karunia Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Atas
izin-Nya lah pemakalah dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Tak lupa pemakalah
kirimkan shalawat serta salam kepada junjungan Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi
Wasslam. Beserta keluarganya, para sahabatnya, dan seluruh ummatnya yang senantiasa
istiqamah hingga akhir zaman.

Penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas makalah mata kuliah


Kemuhammadiyahan dengan judul Landasan Operasional Muhammadiyah. Penyusunan
makalah semaksimal mungkin diupayakan dan didukung bantuan berbagai pihak, sehingga
dapat memperlancar dalam penyusunannya. Untuk itu tidak lupa pemaklah mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu pemakalah dalam merampungkan
makalah ini, terkhusus kepada dosen pengampu Bapak Selamat Pohan, S.Ag., MA.
Akhirul kalam, pemakalah menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Karena itu kami mengharapkan saran dan kritik konstruktif demi perbaikan
makalah ini masa mendatang. Harapan pemakalah semoga makalah ini dapat bermanfaat dan
memenuhi harapan berbagai pihak. Aamiin.

Medan, 19 Oktober 2023

Pemakalah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................................i

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................1

A. Latar Belakang ..........................................................................................................1


B. Rumusan Masalah .....................................................................................................2
C. Tujuan .......................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN .....................................................................................................3

A. Khittah Perjuangan Muhammadiyah ........................................................................3


B. AD/ART Muhammadiyah .........................................................................................10
C. Visi dan Misi Muhammadiyah ..................................................................................12

BAB III PENUTUP .............................................................................................................14

A. Kesimpulan ...............................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................................16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Muhammadiyah merupakan gerakan umat Islam yang lahir di Yogyakarta 18


November 1912. Awal perkembangannya sejak tahun 1920 menunjukkan grafik yang
semakin meningkat. Melihat perkembangan Muhammadiyah ini ada sebagian yang
menyebutkan sejarah Indonesia 1925-1945 adalah sejarah Muhammadiyah. Pernyataan
tersebut menggambarkan betapa besar peranan gerakan Muhammadiyah atau kader-
kader Muhammadiyah dalam dinamika sejarah umat dan bangsa ini. Dalam aspek sosial
gerakan Muhammadiyah banyak memberikan kontribusi perkembangan umat dan
bangsa.
Gerakan Muhammadiyah sebagai salah satu organisasi Islam dan sosial di Indonesia
ini tentunya memiliki landasan dengan rangkaian kebijakan dan kegiatannya yang
senantiasa berpijak pada landasan yang sudah ditentukan. Landasan ideal
Muhammadiyah meliputi Alquran dan Sunnah sebagai sumber ajaran dan hukum dalam
kehidupan, sedangkan tujuan gerakan Muhammadiyah ialah untuk mewujudkan
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Sedangkan unruk mencapai tujuan
Muhammadiyah maka semua aktivitas harus berlandaskan dengan landasan operasional
Muhammadiyah.
Pentingnya memahami landasan operasional Muhammadiyah maka pada bagian ini
pemakalah akan membahas landasan operasional yang merupakan pijakan bagi
persyarikatan Muhammadiyah dalam menjalankan aktivitas-aktivitas untuk mencapai
maksud dan tujuannya yang meliputi beberapa hal, diantaranya “Khittah Perjuangan
Muhammadiyah, AD/ART Muhammadiyah, serta visi dan misi Muhammadiyah”.
Penulisan makalah ini bertujuan guna menambah khazanah pengetahuan bagi umat Islam
dan terkhusus bagi kader-kader Muhammadiyah.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan khittah perjuangan Muhammadiyah?
2. Apa yang dimaksud dengan anggaran dasar (AD) dan anggaran rumah tangga (ART)
Muhammadiyah?
3. Apa saja visi dan misi Muhammadiyah?

1
C. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan malalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui khittah perjuangan Muhammadiyah.
2. Untuk mengetahui anggaran dasar (AD) dan anggaran rumah tangga (ART)
Muhammadiyah.
3. Untuk mengetahui visi dan misi Muhammadiyah.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Khittah Perjuangan Muhammadiyah

Pergerakan organisasi Muhammadiyah untuk mencapai sesuai maksud dan


tujuannya agar tidak melenceng dari ketentuan yang sudah digariskan, maka semua
pimpinan dan anggota butuh adanya landasan dalam "mengoperasikan" atau
menggerakkan dan menjalankan persyarikatan. Perlunya pijakan dan landasan dalam
perjuangan ini yang dikenal dengan Khittah Perjuangan Muhammadiyah.

Khittah berasal dari bahasa Arab yang artinya rencana, design, skema, garis
kebijakan. Khittah perjuangan muhammadiyah dapat diartikan sebagai garis besar
perjuangan. Khittah mengandung pemikiran perjuangan yang merupakan tuntunan,
pedoman, dan arah perjuangan sebagai landasan berpikir dan landasan amal usaha bagi
semua pimpinan dan anggota Muhammadiyah.

Ditinjau dari stuktur konsepsinya, pada hakekatnya perjuangan Muhammadiyah


merupakan operasionalisasi strategis dari Khittah perjuangan muhammadiyah. Karena itu
Khittah Perjuangan Muhammadiyah dapat dikatakan dengan sebagai pola dasar dari
strategi perjuangan Muhammadiyah. Sedangkan dilihat dari substansinya, Khittah
Perjuangan Muhammadiyah dapat dikatakan sebagai teori perjuangan, yakni sebagai
kerangka berfikir untuk memahami dan memecahkan persoalan yang dihadapi
Muhammadiyah sesuai dengan gerakannya dalam konteks situasi dan kondisi yang
dihadapi.

Pada setiap periode kepemimpinan Muhammadiyah telah terlahir khittah. Setiap


khittah disusun mengikuti perkembangan masa periode tertentu. Oleh karenanya isi
khittah menyesuaikan dasar dan tujuan Muhammadiyah saat itu. Khittah yang pernah ada
dari sejak Muhammadiyah didirikan sampai sekarang sebagai berikut:

1. Khittah Langkah Duabelas (tahun 1938)

Langkah dua belas berisi buah pikiran dan perenungan KH. Mas Mansur setelah
menelaah kembali situasi Muhammadiyah sebagai gerakan Islam dan perjuangan.
Khittah ini terbagi menjadi 2 bagian, yaitu langkah ilmi dan langkah amal. Langkah
ilmi adalah langkah nomor 1 hingga langkah nomor 7 (langkah a-g), sedangkan
langkah amali adalah langkah nomor 8 sampai dengan langkah 12 (langkah h-l).

3
Langkah ilmi maksudnya adalah langkah-langkah ini masih memerlukan penjelasan
lebih lanjut untuk melaksanakannya. Sedangkan langkah amali berarti langkah-
langkah yang tersebut tidak memerlukan lagi penjelasan, tinggal melaksanakannya,
karena dianggap sudah jelas.

Adapun isi Khittah Langkah 12 sebagai berikut:

a. Memperdalam Masuknya Iman

Hendaklah iman itu ditablighkan, disiarkan dengan selebar-lebarnya, yakni


diberi riwayatnya dan diberi dalil buktinya, dipengaruhkan dan digembirakan,
sampai iman itu mendarah daging, masuk di tulang sumsum dan mendalam di hati
sanubari kita, sekutu-sekutu Muhammadiyah seumumnya.

b. Memperluas Faham Agama

Hendaklah faham agama yang sesungguhnya itu dibentangkan dengan arti


yang seluas-luasnya, boleh diujikan dan diperbandingkan, sehingga kita sekutu-
sekutu Muhammadiyah mengerti perluasan Agama Islam, itulah yang paling benar,
ringan dan berguna, maka, mendahulukanlah pekerjaan keagamaan itu.

c. Memperbuahkan Budi Pekerti

Hendaklah diterangkan dengan jelas tentang akhlaq yang terpuji dan akhlaq
yang tercela serta diperbahaskannya tentang memakainya akhlaq yang mahmudah
dan menjauhkannya akhlaq yang madzmumah itu, sehingga menjadi amalan kita,
ya seorang sekutu Muhammadiyah, kita berbudi pekerti yang baik lagi berjasa.

d. Menuntun Amalan Intiqad (self correctie)

Hendaklah senantiasa melakukan perbaikan diri kita sendiri (self correctie),


segala usaha dan pekerjaan kita, kecuali diperbesarkan, supaya diperbaikilah juga.
Buah penyelidikan perbaikan itu dimusyawarahkan di tempat yang tentu, dengan
dasar mendatangkan maslahat dan menjauhkan madlarat, sedang yang kedua ini
didahulukan dari yang pertama.

e. Menguatkan Persatuan

4
Hendaklah menjadikan tujuan kita juga, akan menguatkan persatuan organisasi
dan mengokohkan pergaulan persaudaraan kita serta mempersamakan hak-hak dan
memerdekakan lahirnya pikiran-pikiran kita.

f. Menegakkan Keadilan

Hendaklah keadilan itu dijalankan semestinya, walaupun akan mengenai badan


sendiri, dan ketetapan yang sudah seadil-adilnya itu dibela dan dipertahankan di
mana juga.

g. Melakukan Kebijaksanaan

Dalam gerak kita tidaklah melupakan hikmah, hikmah hendaklah disendikan


kepada Kitabullah dan Sunnaturrasulillah. Kebijaksanaan yang menyalahi ke-dua
pegangan kita itu, mestilah kita buang, karena itu bukan kebijaksanaan yang
sesungguhnya. Dalam pada itu, dengan tidak mengurangi segala gerakan
kemuhammadiyahan, maka pada tahun 1838-1940 H. Muhammadiyah
mengemukakan pekerjaan akan:

h. Menguatkan Majlis Tanwir

Sebab majlis ini nyata-nyata berpengaruh besar dalam kalangan kita


Muhammadiyah dan sudah menjadi tangan kanan yang bertenaga disisi
Hoofdbestuur (PP) Muhammadiyah, maka sewajibnyalah kita perteguhkan dengan
diatur yang sebaik-baiknya.

i. Mengadakan Konperensi Bagian

Untuk mengadakan garis yang tentu dalam langkah-langkah bagian kita, maka
hendaklah kita berikhtiar mengadakan Konperensi bagian, umpama: Konperensi
Bagian: Penyiaran Agama seluruh Indonesia dan lain-lain sebagainya.

j. Mempermusyawaratkan Putusan

Agar dapat keringanan dan dipermudahkan pekerjaan, maka hendaklah setiap


ada keputusan yang mengenai kepala Majlis (Bagian), dimusyawarahkanlah
dengan yang bersangkutan itu lebih dahulu, sehingga dapatlah mentanfidzkan
dengan cara menghasilkannya dengan segera.

k. Mengawaskan Gerakan Jalan

5
Pemandangan kita hendaklah kita tajamkan akan mengawasi gerak kita yang
ada di dalam Muhammadiyah, yang sudah lalu, yang masih langsung dan yang
bertambah (yang akan datang/berkembang).

l. Mempersambungkan Gerakan Luar

Kira berdaya-upaya akan memperhubungkan diri kepada iuran (ekstern), lain-


lain persyarikatan dan pergerakan di Indonesia, dengan dasar silaturahim, tolong-
menolong dalam segala kebaikan, yang tidak mengubah asasnya masing-masing,
terutama perhubungan kepada persyarikatan dan pemimpin Islam.

2. Khittah Palembang (tahun 1959)

Khutbah Palembang disahkan pada Muktamar Muhammadiyah ke-33 di


Palembang tahun 1956. Ketua umum Muhammadiyah pada waktu itu adalah Buya
AR. Sutan Mansur.

Berikut ini isi Khittah Palembang:

a. Menjiwai pribadi anggota dan pimpinan Muhammadiyah dengan memperdalam


dan mempertebal tauhid, menyempurnakan ibadah dengan khusyu’ dan tawadlu’,
mempertinggi akhlak, memperluas ilmu pengetahuan, dan menggerakkan
Muhammadiyah dengan penuh keyakinan dan rasa tanggung jawab.

b. Melaksanakan uswatun hasanah.

c. Mengutuhkan organisasi dan merapikan administrasi.

d. Memperbanyak dan mempertinggi mutu anak.

e. Mempertinggi mutu anggota dan membentuk kader.

f. Memperoleh ukhuwah sesama Muslim dengan mengadakan badan ishlah untuk


menganti-sipasi bila terjadi keretakan dan perselisihan.

g. Menuntun penghidupan anggota.

3. Khittah Perjuangan / Khittah Pnorogo (tahun 1969)

Kelahiran Parmusi merupakan buah dari Khittah Ponorogo (1969). Dalam rumusan
Khittah tahun 1969 ini disebutkan bahwa dakwah Islam amar ma'ruf nahi munkar
dilakukan melalui dua saluran: politik kenegaraan dan kemasyarakatan.

6
Muhammadiyah sendiri memposisikan diri sebagai gerakan Islam amar ma'ruf nahi
munkar dalam bidang kemasyarakatan. Sayangnya, partai parmusi ini gagal sehingga
khittah ponorogo kemudian "dinasakh" meminjam istilah Haedar nashir lewat khittah
ujung pandang. Isi Khittah Ponorogo:

a. Muhammadiyah berjuang untuk mencapai atau mewujudkan suatu cita-cita dan


keyakinan hidup yang bersumber ajaran Islam.

b. Dakwah Islam amar ma'ruf nahi munkar dalam arti dan proporsi yang sebenar-
benarnya sebagimana yang dituntunkan oleh Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi
Wassalm adalah satu-satunya jalan untuk mencapai cita-cita dan keyakinan hidup.

c. Dakwah Islam amar ma'ruf nahi munkar seperti yang dimaksud harus dilakukan
memalui dua saluran/bidang secara simultan, yaitu saluran politik kenegaraan
(politik praktis) dan saluran masyarakat.

d. Untuk melakukan perjaungan dakwah Islam dana amar ma'ruf nahi munkar seperti
yang dimaksud di atas dibuatnalatnya masing-masing berupa organisasi.Untuk
saluran/bidang politik kenegaraan (politik praktis) dengan organisasi politik
(partai) dan untuk saluran/bidang masyarakat dengan oraginsasi non partai

4. Khittah Ujung Pandang (tahun 1971)

a. Muhammadiyah adalah Gerakan Da’wah Islam yang beramal dalam segala


bidang kehidupan manusia dan masyarakat, tidak mempunyai hubungan
organisatoris dengan dan tidak merupakan afiliasi dari sesuatu partai politik atau
organisasi apapun.

b. Setiap anggota Muhammadiyah sesuai dengan hak asasinya dapat tidak


memasuki atau memasuki organisasi lain, sepanjang tidak menyimpang dari
ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam Persyarikatan Muhammadiyah.

c. Untuk lebih memantapkan muhammadiyah sebagai gerakan da’wah islam setelah


pemilu tahun 1971, muhammadiyah melakukan amar ma’ruf nahi munkar secara
konstruktif dan positif terhadap partai muslimin Indonesia.

d. Untuk lebih meningkatkan partisipasi muhammadiyah dalam pelaksanaan


pembangunan nasional.

5. Khittah Perjuangan / Khittah Surabaya (tahun 1978)

7
Khittah Perjuangan Muhammadiyah tahun 1978 merupakan grais besar
perjuangan Muhammadiyah yang diputuskan pada Muktamar Muhammadiyah Ke-40
di Surabaya. Berikut ini isi (matan) Khittah Perjuangan Muhammadiyah tahun 1978:

a. Hakikat Muhammadiyah

b. Muhammadiyah dan Masyarakat

c. Muham-madiyah dan Politik

d. Muhammadiyah dan Ukhuwah Islamiyyah

e. Dasar Program Muhammadiyah

6. Khittah Denpasar (tahun 2002)

Khittah Muhammadiyah dalam Berbangsa dan Bernegara atau dikenal juga


dengan sebutan Khittah Denpasar diputuskan dalam sidang Tanwir Muhammadiyah
di Bali tahun 2002. Muhammadiyah dengan tetap berada dalam kerangka gerakan
dakwah dan tajdid yang menjadi fokus dan orientasi utama gerakannya dapat
mengembangkan fungsi kelompok kepentingan atau sebagai gerakan social civil-
society dalam memainkan peran berbangsa dan bernegara (2018).

Khittah terakhir di Denpasar lebih lengkap mengandung pandangan Muhammadiyah


akan politik, bahwa Muhammadiyah tidak alergi apalagi bersikap sekuler tentang politik,
justru memiliki sikap bahwa politik itu penting tetapi areanya merupakan ranah
mu’amalah dan ranah ijtihadiyah yang disebut al-Umūru al-Dunyawiyyah. Pemisahan
jalur gerakan politik dan dakwah itu merupakan langkah ijtihad Muhammadiyah dalam
memandang aspek dunia politik di mana basis pemikirannya berangkat dari perspektif
modernisme Islam yang bersifat orientasi nilai dan konsep ketimbang formalistic
(Rohmansyah, 2018).

Muhammadiyah sebagai organisasi sosial dan keagamaan (organisasi


kemasyarakatan) yang mengemban misi da'wah amar ma'ruf nahi munkar senantiasa
bersikap aktif dan konstruktif dalam usaha-usaha pembangunan dan reformasi nasional
sesuai dengan khittah (garis) perjuangannya serta tidak akan tinggal diam dalam
menghadapi kondisi-kondisi kritis yang dialami oleh bangsa dan negara. Karena itu,
Muhammadiyah senantiasa terpanggil untuk berkiprah dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara dengan berdasarkan pada khittah perjuangan sebagai berikut:

8
1. Muhammadiyah meyakini bahwa politik dalam kehidupan bangsa dan negara
merupakan salah satu aspek dari ajaran Islam dalam urusan keduniawian (al-umur ad-
dunyawiyat) yang harus selalu dimotivasi, dijiwai, dan dibingkai oleh nilai-nilai luhur
agama dan moral yang utama.

2. Muhammadiyah meyakini bahwa negara dan usaha-usaha membangun kehidupan


berbangsa dan bernegara, baik melalui perjuangan politik maupun melalui
pengembangan masyarakat, pada dasarnya merupakan wahana yang mutlak
diperlukan untuk membangun kehidupan di mana nilai-nilai Ilahiah melandasi dan
tumbuh subur bersamaan dengan tegaknya nilai-nilai kemanusiaan, keadilan,
perdamaian, ketertiban, kebersamaan, dan keadaban untuk terwujudnya “Baldatun
Thayyibatun Wa Rabbun Ghafur”.

3. Muhammadiyah memilih perjuangan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara


melalui usaha-usaha pembinaan atau pemberdayaan masyarakat guna terwujudnya
masyarakat madani (civil society) yang kuat sebagaimana tujuan Muhammadiyah
untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

4. Muhammadiyah mendorong secara kritis atas perjuangan politik yang bersifat praktis
atau berorientasi pada kekuasaan (real politics) untuk dijalankan oleh partai-partai
politik dan lembaga-lembaga formal kenegaraan dengan sebaik-baiknya menuju
terciptanya sistem politik yang demokratis dan berkeadaban sesuai dengan cita-cita
luhur bangsa dan negara.

5. Muhammadiyah senantiasa memainkan peranan politiknya sebagai wujud dari


dakwah amar ma’ruf nahi munkar dengan jalan mempengaruhi proses dan kebijakan
negara agar tetap berjalan sesuai dengan konstitusi dan cita-cita luhur bangsa.
Muhammadiyah secara aktif menjadi kekuatan perekat bangsa dan berfungsi sebagai
wahana pendidikan politik yang sehat menuju kehidupan nasional yang damai dan
berkeadaban.

6. Muhammadiyah tidak berafiliasi dan tidak mempunyai hubungan organisatoris


dengan kekuatan-kekuatan politik atau organisasi manapun. Muhammadiyah
senantiasa mengembangkan sikap positif dalam memandang perjuangan politik dan
menjalankan fungsi kritik sesuai dengan prinsip amar ma’ruf nahi munkar demi
tegaknya sistem politik kenegaraan yang demokratis dan berkeadaban.

9
7. Muhammadiyah memberikan kebebasan kepada setiap anggota Persyarikatan untuk
menggunakan hak pilihnya dalam kehidupan politik sesuai hati nurani masing-
masing. Penggunaan hak pilih tersebut harus merupakan tanggungjawab sebagai
warga negara yang dilaksanakan secara rasional dan kritis, sejalan dengan misi dan
kepentingan Muhammadiyah, demi kemaslahatan bangsa dan negara.

8. Muhammadiyah meminta kepada segenap anggotanya yang aktif dalam politik untuk
benar-benar melaksanakan tugas dan kegiatan politik secara sungguh-sungguh dengan
mengedepankan tanggung jawab (amanah), akhlak mulia (akhlaq al-karimah),
keteladanan (uswah hasanah), dan perdamaian (ishlah). Aktifitas politik tersebut harus
sejalan dengan upaya memperjuangkan misi Persyarikatan dalam melaksanakan
da’wah amar ma’ruf nahi munkar.

9. Muhammadiyah senantiasa bekerjasama dengan pihak atau golongan mana pun


berdasarkan prinsip kebajikan dan kemaslahatan, menjauhi kemudharatan, dan
bertujuan untuk membangun kehidupan berbangsa dan bernegara ke arah yang lebih
baik, maju, demokratis dan berkeadaban (Nurhayati dkk, 2018).

B. Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) Muhammadiyah


Mukadimah AD/ART Muhammadiyah disusun secara formal setelah Gerakan
Muhammadiyah melancarkan aktifitas dan usahanya selama 38 tahun. Hakekatnya
merupakan suatu kesimpulan dari perintah dan ajaran Alquram dan Sunnah tentang
pengabdian manusia kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, amal dan perjuangan bagi
setiap muslim yang sadar akan kedudukannya selaku hamba dan khalifah di muka bumi.
Fungsi Mukadimah AD Muhammadiyah merupakan jiwa, nafas, dan semangat
pengabdian dan perjuangan ke dalam tubuh dan segala gerak organisasinya, yang harus
dijadikan asas serta pusat tujuan perjuangan Muhammadiyah.
Anggaran Dasar (AD) Muhammadiyah merupakan anggaran pokok yang
menyatakan dasar, maksud dan tujuan organisasi Muhammadiyah, peraturan-peraturan
pokok dalam menjalankan organisasi, dan usaha-usaha yang harus dilakukan untuk
mencapai maksud dan tujuan tersebut. Anggaran Dasar Muhammadiyah terdapat pada
hasil keputusan muktamar muhammadiyah ke-45. Adapun maksud dan tujuan yang
dicapai oleh persyarikatan Muhammadiyah sebagaimana yang dicantumkan dalam AD
pasal 2, yang berbunyi “menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sebagai

10
terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya”. Sedangkan usaha-usaha yang harus
dilakukan untuk maksud dan tujuan tersebut meliputi 17 subsistem sebagaimana yang
tercantum dalam pasal 3, diantaranya;
1. Menyebarluaskan agama Islam terutama dengan mempergiat dan
menggembirakan tabligh.
2. Mempergiat dan memperdalam kajian ajaran Islam untuk mendapatkan
kemurnian dan kebenarannya.
3. Memperteguh Iman mempergiat ibadah Meningkatkan semangat jihad
dan mempertinggi akhlak.
4. Memajukan dan memperbarui pendidikan dan kebudayaan
mengembangkan ilmu pengetahuan teknologi dan seni serta mempergiat
penelitian menurut tuntunan Islam.
5. Menggembirakan dan membimbing masyarakat untuk berwakaf serta
membangun dan memelihara tempat ibadah.
6. Meningkatkan harkat dan martabat manusia serta tuntunan Islam.
7. Membina dan menggerakkan angkatan muda sehingga menjadi manusia
muslim yang berguna bagi Agama nusa dan bangsa.
8. Membimbing masyarakat ke arah perbaikan kehidupan dan
mengembangkan ekonomi sesuai dengan ajaran Islam.
9. Memelihara melestarikan dan memberdayakan kekayaan alam untuk
kesejahteraan masyarakat.
10. Membina dan memberdayakan petani nelayan pedagang kecil dan buruk
untuk meningkatkan taraf kehidupan.
11. Menjalin hubungan kemitraan dengan dengan dunia usaha.
12. Membimbing masyarakat dalam menunaikan zakat infaq shadaqah hibah
dan wakaf.
13. Menggerakkan dan menghidup suburkan amal tolong-menolong dalam
kebajikan dan taqwa dalam bidang kesehatan sosial pengembangan
masyarakat dan keluarga sejahtera.
14. Menumbuhkan dan meningkatkan ukhuwah islamiyah dan kekeluargaan
dalam Muhammadiyah.
15. Menanamkan kesadaran agar tuntunan dan peraturan Islam diamalkan
dalam masyarakat.

11
16. Memantapkan kesatuan dan persatuan bangsa serta peran serta dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara dan,
17. Usaha-usaha lainnya yang sesuai dengan maksud dan tujuan
persyarikatan (Hidayat dkk, 2018).

C. Visi dan Misi Muhammadiyah

Setiap organisasi termasuk Muhammadiyah memiliki visi dan misi tertentu yang
diembannya. Sejak sebuah organisasi didirikan, para pendirinya sudah merancangkan
langkah-langkah strategis apa yang perlu dilakukan, agar cita-cita yang ingin dicapai
dengan mendirikan organisasi itu bisa diwujudkan. Visi dan misi yang merupakan tugas
utama organisasi yang sifatnya mendasar dan fundamental, mempunyai posisi dan
peranan yang sangat penting dan strategis bagi sebuah organisasi. Di samping visi dan
misi itu menjadi semacam “penuntun” bagi semua komponen organisasi kearah
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan, ia juga menjadi pembeda antara organisasi yang
satu dengan organisasi lainnya yang bergerak di bidang yang serupa. Dengan perkataan
lain, visi dan misi membentuk organisasi memiliki ciri yang khas, yang membedakannya
dari organisasi lainnya yang sejenis.

Muhammadiyah sebagai gerakan Islam yang berlandaskan Alquran dan Sunnah


dengan watak tajdid yang dimilikinya senantiasa istiqamah dan aktif dalam
melaksanakan dakwah Islam amar ma'ruf nahi munkar di semua bidang dalam upaya
mewujudkan Islam sebagai rahmatan lil'alamin menuju terciptanya/terwujudnya
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya (Suanda, 2014).

Muhammadiyah sebagai gerakan Islam, dakwah amar ma'ruf nahi munkar memiliki
visi dan misi, diantaranya;

1. Visi Muhammadiyah sebagai gerakan islam yang berlandaskan Alquran dan Sunnah
dengan watak tajdid yang dimilikinya senantiasa istiqamah dan aktif dalam
melaksanakan dakwah amar ma’ruf nahi munkar di segala bidang sehingga menjadi
rahmatan li al-‘alamin bagi umat, bangsa, dan dunia kemanusiaan menuju terciptanya
masyarakat utama yang diridhai Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam kehidupan
didunia.

2. Misi Muhammadiyah, menegakkan keyakinan tauhid yang murni sesuai dengan


ajaran Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang dibawa oleh Rasul Allah yang disyariatkan

12
sejak nabi Nuh ‘Alaihi Sallam hingga Nabi Muhammadiyah Shalallahu ‘Alaihi
Wassalam.

3. Memahami agama denganmenggunakan akal pikiran sesuai dengan jiwa ajaran Islam
untuk menjawab dan menyelesaikan persoalan-persoalan kehidupan yang bersifat
dunuawi.

4. Menyebar luaskan ajaran Islam yang bersumber kepada Alquran dan Sunnah Rasul.

5. Mewujudkan amalan-amalan Islam dalam kehidupan pribadi, keluarga, dan


masyarakat

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Gerakan Muhammadiyah sebagai salah satu organisasi Islam dan sosial di Indonesia
ini tentunya memiliki landasan dengan rangkaian kebijakan dan kegiatannya yang
senantiasa berpijak pada landasan yang sudah ditentukan. Landasan ideal
Muhammadiyah meliputi Alquran dan Sunnah, sedangkan landasan operasional
yang merupakan pijakan bagi persyarikatan Muhammadiyah dalam menjalankan
aktivitas-aktivitas untuk mencapai maksud dan tujuannya yang meliputi beberapa
hal, diantaranya Khittah Perjuangan Muhammadiyah, AD/ART Muhammadiyah,
serta visi dan misi Muhammadiyah.
2. Khittah perjuangan muhammadiyah dapat diartikan sebagai garis besar perjuangan.
Khittah mengandung pemikiran perjuangan yang merupakan tuntunan, pedoman, dan
arah perjuangan sebagai landasan berpikir dan landasan amal usaha bagi semua
pimpinan dan anggota Muhammadiyah. Setiap khittah disusun mengikuti
perkembangan masa periode tertentu. Oleh karenanya isi khittah menyesuaikan dasar
dan tujuan Muhammadiyah saat itu.
3. AD/ART Muhammadiyah disusun secara formal setelah Gerakan Muhammadiyah
melancarkan aktifitas dan usahanya selama 38 tahun. Hakekatnya merupakan suatu
kesimpulan dari perintah dan ajaran Alquram dan Sunnah. Fungsi Mukadimah AD
Muhammadiyah merupakan jiwa, nafas, dan semangat pengabdian dan perjuangan ke
dalam tubuh dan segala gerak organisasinya, yang harus dijadikan asas serta pusat
tujuan perjuangan Muhammadiyah. Anggaran Dasar (AD) Muhammadiyah
merupakan anggaran pokok yang menyatakan dasar, maksud dan tujuan organisasi
Muhammadiyah, peraturan-peraturan pokok dalam menjalankan organisasi, dan
usaha-usaha yang harus dilakukan untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut.
Anggaran Dasar Muhammadiyah terdapat pada hasil keputusan muktamar
muhammadiyah ke-45.
4. Muhammadiyah sebagai gerakan Islam, dakwah amar ma'ruf nahi munkar memiliki
visi dan misi, diantaranya; Visi Muhammadiyah sebagai gerakan islam yang
berlandaskan Alquran dan Sunnah dengan watak tajdid yang dimilikinya senantiasa
istiqamah dan aktif dalam melaksanakan dakwah amar ma’ruf nahi munkar di segala
bidang sehingga menjadi rahmatan li al-‘alamin bagi umat, bangsa, dan dunia

14
kemanusiaan menuju terciptanya masyarakat utama yang diridhai Allah Subhanahu
Wa Ta’ala dalam kehidupan didunia. Sedangkan misi Muhammadiyah, menegakkan
keyakinan tauhid yang murni, memahami agama dengan menggunakan akal pikiran
sesuai dengan jiwa ajaran Islam, menyebar luaskan ajaran Islam dan mewujudkan
amalan-amalan Islam dalam kehidupan pribadi, keluarga, dan masyarakat.

15
DAFTAR PUSTAKA

Nurhayati, dkk. 2018. Muhammadiyah Dalam Perspektif Sejarah, Organisasi, Dan Sistem
Nilai, Yogyakarta: Trust Media Publishing.

Rohmansyah. 2018. Kuliah Kemuhammadiyahan, Yogyakarta: LP3M Universitas


Muhammadiyah Yogyakarta.

Suanda dan Deden Rusdian Maulana. 2014. “Landasan Operasional Muhammadiyah”.


Makalah

Widyastusi, Tri dan Ika Sofia Rizqiani. 2022. Pedoman Kemuhammadiyahan, Sukabumu:
LAIK Ummi.

Hidayat, Syamsul. 2018. Studi Kemuhammadiyahan Kajian Historis, Ideologis, dan


Organisasi, Surakarta: LPPIK Universitas Muhmmadiyah Surakarta.

Indrie. 2013. “Landasan Operasional Muhammdiyah”, diakses melalui


http://iendrie20.blogspot.com/2013/10/landasan-operasional-muhammadiyah.html,
pada tanggal 19 Oktober 2023.

Sekolah MU Online. 2018. “Landasan Operasional Muhammadiyah (Khittah Perjuangan


Muhammadiyah)”, diakses melalui
https://www.sekolahmuonline.com/2018/03/landasan-operasional-
muhammadiyah.html, pada tanggal 19 Oktober 2023.

16

Anda mungkin juga menyukai