Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

‘’Kehidupan Organisasi Dan Mengelola Amal Usaha Muhammadiyah’’

Di susun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok

Mata Kuliah : Kemuhammadiyahan III

Dosen Pengampu : Ahmad Nashir S.Pd, I. M.Pd, I.

Di Susun Oleh :

KELOMPOK 8

1. FITRI (105281100921)
2. FAHMI ULIL AMRI (105281101921)

KELAS 3A

BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah swt karena atas limpahan
Rahmat taufik dan hidayahnya sehingga kita masih di berikan kesehatan sampai
pada hari ini, sehingga kita tetap beriman dan berkomitmen sebagai insan yang
haus akan ilmu pengetahuan

Shalawat serta salam tetapa tercurahkan kepada sang revolusioner sejati


yakni nabi Muhammad SAW, nabi yang mengubah peradaban dari yang biadab
menuju yang beradab serta menjadi panutan kita di dunia ini.

Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ahmad Nashir S.Pd, I. M.Pd, I. selaku dosen pengampuh yang telah


memberikan pengarahan yang sangat berarti bagi penyusunan makalah
ini
2. Rekan-rekan yang membantu dalam proses pembuatan makalah hingga
selesai.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,


karena kesempurnaan hanya milik allah swt, untuk itu saran dan kritik yang
membangun sangan kami perlukan sebagai perbaikan untuk pembuatan makalah
ini serta pembuatan makalah-makalah berikutnya.

Demikianlah makalah ini di buat, semoga bermanfaat bagi penyusun


khususnya dan para pembaca pada umunya.

Makassar, 28 Desember 2022

Kelompok 8

i
DAFTAR ISI

SAMPUL

KATA PENGANTAR....................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1

A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................1
C. Tujuan Penulisan..................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3

A. Struktur Organisasi Muhammadiyah....................................................3


B. Organisasi Otonom Muhammadiyah....................................................5
C. Gerakan Beramal Usaha.......................................................................6
D. Dasar Penyelenggaraan Amal Usaha Muhammadiyah.........................8
E. Macam-Macam Amal Usaha Muhammadiyah.....................................9

BAB III PENUTUP.........................................................................................16

A. Simpulan...............................................................................................16
B. Saran.....................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kiprah Muhammadiyah dalam membangun peradaban masyarakat di
Indonesia dalam kurun waktu 1 abad lamanya telah memberikan pencerahan
diberbagai bidang. Pada masa-masa awal dimana Muhammadiyah didirikan
Oleh KH. Ahmad Dahlan, keadaan masyarakat pada saat itu dalam keadaan
memperihatinkan dari berbagai aspek, diantaranya pada aspek keagamaan
(Islam), aspek pendidikan, kemiskinan, dan keterbelakangan.
Dari permasalahan di atas KH. Ahmad Dahlan berinisiasi untuk
melepaskan keterpurukan yang dialami oleh masyarakat pada saat itu, melalui
jalan perenungan yang panjang yang pada akhirnya KH. Ahmad Dahlan
mendirikan Persyarikatan Muhammadiyah. Hal ini bertujuan untuk
menyampaikan dakwah kepada umat Islam yang merupakan agama mayoritas,
namun aplikasinya tidak sesuai dengan apa yang disampaikan suri teladan
umat Islam Nabi Muhammad Saw, inilah yang sesungguhnya yang menjadi
pemicu umat Islam hidup dalam kesusahan dalam berbagai aspek. Kemudian,
untuk mewujudkan gerakannya, menyampaikan visi dakwah amar ma‟ruf nahi
munkar Muhammadiyah sangat berkeyakinan cara yang paling efektif adalah
dengan mendirikan amal usaha, strategi inilah yang menjadikan
Muhammadiyah fokus utama untuk menyebarkan dakwah kepada umat Islam.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana yang dimaksud dengan Struktur Organisasi Muhammadiyah?
2. Bagaimana yang dimaksud dengan Organisasi Otonom Muhammadiyah?
3. Bagaimana yang dimaksud dengan Gerakan Beramal Usaha?
4. Bagaimana yang dimaksud dengan Dasar Penyelenggaraan Amal Usaha
Muhammadiyah?
5. Bagaimana yang dimaksud dengan Macam-Macam Amal Usaha
Muhammadiyah?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Struktur Organisasi Muhammadiyah
2. Untuk mengetahui Organisasi Otonom Muhammadiyah
3. Untuk mengetahui Gerakan Beramal Usaha
4. Untuk mengetahui Dasar Penyelenggaraan Amal Usaha Muhammadiyah
5. Untuk mengetahui Macam-Macam Amal Usaha Muhammadiyah

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Struktur Organisasi Muhammadiyah
Muhammadiyah dalam menjalankan misi sebagai organisasi keagamaan
dan sosial kemasyarakatan berusaha melakukan gerakan dalam mengamalkan
ajaran agama islam dan gerakan dakwah amar maruf nahi munkar sebagai
wujud kepedulian terhadap penyeberanluaskan kebeneran dan kebaikan
membangun persatuan dan ukhuwah islamiah, menegakkan persamaan dan
keadilan, mewujudkan kerukunan dan kedamaian dalam lingkungan berbangsa
dan bernegara.
Karena itu muhammadiyah memiliki struktur organisasi yang lengkap dan
jelas, baik secara vertical maupun horizontal. Muhammadiyah secara vertical
terdiri atas pusat, wilayah, daerah, cabang, dan ranting, kemudian secara
horizontal dapat dilihat pada struktur kepemimpinan Muhammadiyah yang
terdiri atas, a) Pimpinan Persyarikatan, b) Pembantu Pimpinan (majelis dan
lembaga), dan c) Organisasi Otonomi
Adapun ketentuan dan persyaratan struktur organisasi Muhammadiyah
disebutkan dalam Anggaran Rumah Tangga pasal 5-9 sebagai berikut:
1. Ranting
Ranting adalah kesatuan anggota disuatu tempat atau kawasan
yang terdiri atas sekurang-kurangnya 15 orang berfungsi melakukan
pembinaan dan pemberdayaan anggota (pasal 5). Selanjutnya Pimpinannya
disebut dengan pimpinan Ranting Muhammadiyah sekurang-kurangnya 5
orang yang berkedudukan di ibu kota Desa dan Kelurahan, kadang-kadang
1 Desan dua Ranting.
2. Cabang
Cabang adalah kesatuan ranting disuatu tempat yang terdiri atas
sekurang-sekurangnya tiga Ranting, Pimpinannya disebut dengan
Pimpinan Cabang Muhammadiyah disingkat (PCM) sekurang-kurangnya 7
orang berkedudukan di kota kecamatan, hanya saja satu kecamatan dua
atau tiga cabang Muhammdiyah yang berfungsi: a) Melakukan

3
Pembinaan, Pemberdayaan dan Koordinasi Ranting; b) Penyelenggaraan
Pengelolaan Muhammadiyah; c) Penyelenggaraan amal usaha (pasal 6).
3. Daerah
Daerah adalah kesatuan cabang di kabupaten/kota tang terdiri atas
sekurang-kurangnya tiga cabang, Pimpinannya disebut dengan Pimpinan
Daerah Muhammdiyah sekurang-kurangnya 9 orang berkedudukan di ibu
kota Kabupaten/Kota, yang berfungsi: a) Melakukan Pembinaan,
Pemberdayaan, dan Koordinasi Cabang; b) Penyelenggaraan, Pembinaan,
dan pengawasan pengelolaan Muhammadiyah; c) Penyelenggaraan,
Pembinaan, dan Pengawasan amal usaha; d) Perencanaan Program dan
kegiatan (pasal 7).
4. Wilayah
Wilayah adalah kesatuan daerah yang berada dalam satu provinsi
yang terdiri atas sekurang-kurangnya tiga daerah, pimpinannya disebut
dengan pimpinan wilayah muhammadiyah sekurang-kurangnya 11 orang
yang berkedudukan di ibu kota Provinsi, yang berfungsi: a) Melakukan
pembinaan, pemberdayaan, dan koordinasi daerah; b) Penyelenggeraan,
pembinaan, dan pengawasan pengelolaan Muhammadiyah; c)
Penyelenggaraan, pembinaan, dan pengawasan amal usaha; d)
perencanaan program dan kegiatan (pasal 8).
5. Pusat
Pusat adalah kesatuan wilayah dalam Negara Republik Indonesia,
Pimpinannya disebut dengan Pimpinan Pusat Muhammadiyah terdiri atas
sekurang-kurangnya 13 orang, yang berkedudukan di Yogyakarta dan
Jakarta, yang berfungsi: a) Melakukan pembinaan, pemberdayaan, dan
koordinasi wilayah; b) Penyelenggaraan, pembinaan, dan pengawasan
pengelolaan Muhammadiyah; c) Penyelenggaraan, pembinaan, dan
pengawasan amal usaha; d) Perencanaan program dan kegiatan (pasal 9).

Adapun struktur organisasi Muhammadiyah secara horizontal adalah


susunan organisasinya berdasarkan bidang-bidang kerja, tugas dan fungsi

4
yang menjadi konsentrasi gerakannya yang ada pada setiap level organisai dan
kepemimpinan dalam bentuk majelis dan lembaga sebagai unsur pembantu
Pimpinan yang ditetapkan melalui keputusan Pimpinan Pusat. Kemudian
Organisasi Otonom bergerak sesuai tugas, fungsi, dan kewenangan yang di
atur dalam Anggaran Rumah Tangga Muhammdiyah, Kaidah Organisasi
Otonom, Anggaran Dasar dan Anggaran Ruma Tangga masing-masing
Organisasi Otonom Muhammdiyah.

B. Organisasi Otonom Muhammadiyah


Organisasi Otonom dibentuk atau didirikan oleh Pimpinan Pusat
Muhammadiyah sejak berdirinya, yang dikonstruksi oleh masing-masing
pimpinan pada periode kepemimpinan sebagai sebuah upaya penyempurnaan
organisasi sesuai kebutuhan dan perkembangan masyarakat yang menjadi ciri
dan identitas tersendiri pada setiap periode.
Organisasi Otonom umum, yaitu:Hizbul Wathan, Nasyi’atul Aisyiyah,
Pemuda Muhammadiyah, Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah, dan Tapak Suci Putra Muhammadiyah. Adapun organisasi
Otonom Khusus yaitu: Aisyiyah
1. Aisyiyah, Organisasi Perempuan Muhammadiyah
Aisyiyah adalah organisasi yang memiliki otonomi khusus dari
Muhammadiyah yang berdiri pada tanggal 27 Rajab 1335 H bertepatan
tanggal 19 Mei tahun 1917 M di Yogyakarta oleh Nyai Ahmad Dahlan
( ST. Walidah) merupakan organisasi kaum ibu-ibu atau perempuan
Muhammadiyah, yang mendapatkan status otonomi khusus dari
Persyarikatan Muhammadiyah untuk dapat mengelola amal usaha, seperti
Sekolah dan Rumah Sakit, dan Panti Asuhan.
2. Nasyiatul Aisyiyah, organisasi remaja putri
Nasyiatul aisyiyah berdiri pada tanggal 27 Zulhijjah 1349 H
bertepatan tanggal 16 Mei tahun 1931 M, di Yogyakarta, merupakan
organisasi remaja putri Muhammadiyah sebagai salah satu organisasi
kader angkatan muda putri Muhammadiyah.

5
3. Pemuda Muhammdiyah
Pemuda Muhammadiyah berdiri pada tanggal 25 zulhijjah 1350 H/
bertepatan tanggal 02 Mei 1932 M di Yogyakarta, merupakan organisasi
kepemudaan atau remaja putra muhammadiyah sebagai salah satu
organisasi kader angkatan muda Muhammadiyah.
4. Kepanduan Hizbul Wathan
Hizbul Wathan berdiri pada tahun 1933 merupakan organisai
kepanduan Muhammadiyah yang dipersiapkan menjadi kader bangsa
sebagai pembela tanah air.
5. Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM)
Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) adalah organisasi otonom
Muhammadiyah yang bergerak dibidang dakwah kaderisasi di kalangan
pelajar, baik yang belajar di sekola Muhammadiyah, maupun di luar
sekolah Muhammadiyah yang didirikan pada tanggal 05 Shafar 1381 H
bertepatan tanggal 18 Juli 1961 di Surakarta
6. Tapak Suci Putra Muhammadiyah
Tapak Suci Putra Muhammadiyah berdiri pada tanggal 10 Rab
Awal 1383 H/ 31 Juli 1963 di kauman Yogyakarta. Organisasi otonom
Tapak Suci merupakan organisasi yang bergerak dalam bidang seni
berbela diri sebagai langkah upaya mempersiapkan kader yang memiliki
seni bela diri untuk bela tanah air.
7. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah yang berdiri pada tahun 1965
merupakan organisasi kader yang mengurus putra putri yang menempuh
pendidikan di perguruan tinggi, baik di perguruan tinggi Muhammadiyah
maupun yang menempuh pendidikan di perguruan tinggi pada umunya.

C. Gerakan Beramal Usaha


Diantara kekuatan persyarikatan Muhammadiyah sebagai organisasi
keagamaan dan sosial kemasyarakatan, yakni adanya gerakan beramal usaha

6
yang tumbuh dan berkembang dimana saja dalam wilayah Nusantara. Amal
usaha yang diselenggarakan Muhammadiyah dalam berbagai bentuk dan
bidang usaha yang tersebar di seluruh wilayah nusantara Indonesia.
Amal usaha tersebut merupakan bentuk kerja nyata dari seluruh komponen
warga dan simpatisan Muhammadiyah bersinergi dalam menyelenggarakan
amal usaha yang telah melembaga, seperti: dalam bidang peribadatan dengan
membangun masjid, mushallah, langgar, dan kelompok-kelompok pengajian ,
dalam bidang pendidikan dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi,
dari program diploma sampai program doctor.
Kemudian dalam bidang kesehatan diselenggarakan poliklinik, apotek,
Rumah Sakit Bersalin, Rumah Sakit Ibu dan Anak, Rumah Sakit Umum, dan
lain-lain, dalam bidang pelayanan sosial diselenggarakan panti asuhan anak
yatim, panti asuhan jompo, penanggulangann bencana, kemudian dalam
bidang ekonomi diselenggarakan koprasi, pertokoan, minimarket dan
supermarket.
Dengan kata lain, amal usaha Muhamamadiyah merupakan salah satu
factor yang sangat urgen dalam memahami dan mengamalkan ajaran agama
islam yang dihadirkan oleh muhammadiyah untuk melakukan gerakan islam
dalam berbagai aspek kehidupan, meliputi sosial, ekonomi, politik, budaya,
pendidikan, kesehatan, pelayanan sosial, penanggulangan bencana dan
pemberdayaan masyarakat.
Amal usaha pendidikan muhammadiyah tersebut selain berfungsi sebagai
lembaga pendidikan juga sebagai lembaga dakwah. Dalam menjalankan
fungsinya, lembaga pendidikan tidak berdiri sendiri dan karenanya didesain
menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari gerakan dakwah muhammadiyah.
Adalah sangat menunjang perluasan dakwah dikalangan Mahasiswa
diamanahkan kepada Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) di berbagai
kampus negeri maupun swasta, perguruan tinggi Muhammadiyah atau
perguruan tinggi non Muhammadiyah, untuk menegakkan dakwah amar
ma’ruf Nahy Munkar

7
D. Dasar penyelenggaran Amal Usaha Muhammadiyah
Muhammadiyah sebagai organisasi keagamaan mendasarkan segala gerak
dan langkahnya dengan al-qur’an dan hadis nabi saw, sehingga ayat-ayat dan
hadis tersebut menjadi landasan utama dilakukannya gerakan amal sebagai
bentuk amal usaha yang melakukan pencerahan dan pencerdasan anak bangsa
yang harus dilaksanakan sebagai upaya untuk mewujudkan cita-cita yang
diharapkan, yakni Indonesia merdeka dan berdaulat adil dan makmur,
sejahtera lahir dan batin, Indonesia merdeka agama Islam dapat dilaksanakan
dengan baik.
Muhammadiyah sebagai organisasi sosial kemasyarakatan dan keagamaan,
maka Muhammadiyah memiliki anggaran dasar yang memuat atau
menjelaskan tentang amal usaha, maka pembentukan amal usaha berdasar
pada pasal 7 tentang usaha:
a. Untuk mencapai tujuan dan maksud Muhammadiyah melaksanakan
dakwah amar makruf nahi munkar dan tajdid yang diwujudkan dalam
bentuk usaha di segala bidang kehidupan.
b. Usaha Muhammadiyah diwujudkan dalam bentuk amal usaha, program,
dan kegiatan, yang macam dan penyelenggaraanya di atur dalam Anggaran
Rumah Tangga.
c. Penentu kebijakan dan penanggung jawab amal usaha, program, dan
kegiatan adalah Pimpinan Muhammadiyah.

Rumusan usaha Muhammadiyah yang dapat pada Anggaran Dasar


Muhammadiyah tersebut, di terjemahkan dalam Anggaran Rumah Tangga
Muhammdiyah pasal 3 tentang usaha, yang diuraikan secara terperinci sebagai
berikut:
1. Menanamkan keyakinan, memperdalam dan memperluas pemahaman,
meningkatkan pengalaman, serta menyebarluaskan ajaran islam dalam
berbagai aspek kehidupan;

8
2. Memperdalam dan mengembangkan pengkajian ajaran islam dalam
berbagai aspek kehidupan untuk mendapatkan kemurnian dan
kebenarannya;
3. Meningkatkan semangat ibadah, jihad, zakat, infak, wakaf, shadaqah,
hibah, dan amal shalih lainnya;
4. Meningkatkan harkat, martabat, dan kualitas sumberdaya manusia agar
berkemampuan tinggi serta berakhlaq mulia;
5. Memajukan dan memperbaharui pendidikan dan kebudayaan,
mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, serta
meningkatkan penelitian;
6. Memajukan perekonomian dan kewirausahaan kearah perbaikan hidup
yang berkualitas;
7. Meningkatkan kualitas kesehatan dan kesejahteraan masyarakat;
8. Memelihara, mengembangkan, dan mendayagunakan sumberdaya alam
dan lingkungan untuk kesejateraan;
9. Mengembangkan komunikasi, ukhuwah, dan kerjasama dalam berbagai
bidang dan kalangan masyarakat dalam dan luar negeri;
10. Memelihara keutuhan bangsa serta berperan aktif dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara;
11. Membina dan meningkatkan kualitas serta kuantitas anggota sebagai
pelaku gerakan;
12. Mengembangkan sarana, prasarana, dan sumber dana untuk mesukseskan
gerakan;
13. Mengupayakan penegakan hukum, keadilan, dan kebenaran serta
meningkatkan pembelaan terhadap masyarakat;
14. Usaha-usaha yang sesuai dengan maksud dan tujuan Muhammadiyah.

E. Macam-Macam Amal Usaha Muhammadiyah


Dalam perjuangan menegakkan dan mewujudkan masyarakat islam yang
sebenar-benarnya Muhammadiyah memiliki berbagai amal usaha dalam
berbagai bidang kehidupan.

9
Muhammadiyah dalam mengelola amal usahanya didasarkan pada mencari
ridlo Allah semata demi kemaslahatan masyarakat, bergemanya syri'ah islam.
Gerakan dakwah Islamiyah melalui amal usaha ini secara langsung telah
dirasakan dan dikenyam manfaatnya oleh masyarakat dan bangsa Indonesia.
Segala amal usaha Muhammadiyah berjalan dengan landasan untuk beramal
dan mewujudkan masyarakat Islam yang sebenarnya. Keikhlasan, kesabaran,
serta ketekunan menjadi modal utama para pengelola amal usaha
Muhammadiyah ini.
Sudah menjadi ciri khas dalam Muhammadiyah adanya semboyan “sedikit
bicara banyak bekerja”, tidak ada semboyan di bibir, tetapi sungguh-sungguh
dibuktikan dengan amaliyah. Oleh karena itu tidak mengherankan, bila
Muhammadiyah memiliki beberapa bidang amal usaha serta hasil-hasilnya.
Hal ini dibuktikan, sebagai berikut:
1. Bidang Keagamaan
Pada bidang inilah pusat seluruh kegiatan Muhammadiyah, dasar
dan jiwa setiap amal usaha Muhammadiyah. Dan apa yang dilaksanakan
pada bidang-bidang lainnya tak lain dari dorongan keagamaan. Karena
baik kegiatan bersifat kemasyarakatan, perekonomian, pendidikan, dan
politik semua tak dapat dipisahkan dari jiwa, dasar, dan semangat
keagamaan.
2. Bidang Pendidikan
Salah satu sebab didirikannya Muhammadiyah ialah karena
lembaga- lembaga pendidikan di Indonesia sudah tidak memenuhi lagi
kebutuhan dan tuntutan zaman. Tidak saja isi dan metode pengajar yang
tidak sesuai, bahkan system pendidikannya harus diadakan perombakan
yang mendasar.Maka dengan didirikannya sekolah yang tidak lagi
memisah-misahkan antara pelajaran yang dianggap agama dan pendidikan
yang digolongkan ilmu umum, pada hakekatnya merupakan usaha yang
sangat penting dan besar. Karena dengan sistem tersebut bangsa Indonesia
dididik menjadi bangsa yang utuh kepribadiannya, tidak terbelah menjadi
pribadi yang berilmu umum atau berilmu agama saja.Menjadi kenyataan

10
yang sampai sekarang masih dirasakan akibatnya, adalah Sekolah-Sekolah
yang bersifat netral terhadap agama, dimana akhirnya tidak sedikit para
siswanya hanya memiliki keahlian dalam bidang umum dan tidak
mempunyai keahlian dalam bidang agama. Dengan kenyataan ini banyak
orang yang mudah goyah dan goncang hidupnya dalam menghadapi
bermacam-macam cobaan.
3. Bidang Kemasyarakatan
Muhammadiyah adalah suatu gerakan Islam yang mempunyai tugas
Dakwah Islam dan Amar Makruf Nahi Munkar dalam bidang
kemasyarakatan. Sudah dengan sendirinya banyak usaha-usaha
ditempatkan dalam bidang kemasyarakatan seperti:
a. Mendirikan rumah-rumah sakit modern, lengkap dengan segala
peralatan, membangun balai-balai pengibatan, rumah bersalin, apotik
dan sebagainya.
b. Mendirikan panti-panti asuhan baik putra maupun putri, untuk
menyantuni mereka.
c. Mendirikan perusahaan percetakan, penerbitan dan toko buku, yang
banyak mempublikasikan majalah-majalah, brosur, dan buku-buku
yang sangat membantu penyebarluasan paham- paham keagamaan,
ilmu, dan
kebudayaan Islam.
d. Mendirikan bank perkreditan rakyat, Baitut Mal wa Tamwil (BMT)
koperasi warga Muhammadiyah, BUMM berupa PT berjumlah 1579
buah.
e. Memberikan bimbingan dan penyuluhan keluarga mengenai hidup
sepanjang tuntunan Illahi.

Adapun prinsip umum pengelolaan amal usaha telah termaktub dalam


pedoman hidup Islami Warga Muhammadiyah, khususnya pada bagian
kehidupan dalam mengelola amal usaha

11
1. Amal usaha Muhammadiyah adalah salah satu usaha dari usaha-usaha dan
media da’wah Persyarikatan untuk mencapai maksud dan tujuan
Persyarikatan, yakni menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam
sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Oleh
karenanya semua bentuk kegiatan amal usaha Muhammadiyah harus
mengarah kepada terlaksananya maksud dan tujuan persyarikatan dan
seluruh pimpinan serta pengelola amal usaha berkewajiban untuk
melaksanakan misi utama muhammadiyah itu dengan sebaik-baiknya
sebagai misi da’wah;
2. Amal usaha muhammadiyah adalah milih persyarikatan dan persyarikatan
bertindak sebagai badan hukum/yayasan dari seluruh amal usaha itu,
sehingga semua bentuk kepemilikan persyarikatan hendaknya dapat
diinventarisasi dengan baik serta dilindungi dengan bukti kepemilikan
yang sah menurut hukum yang berlaku. Karena itu, setiap pimpinan dan
pengelola amal usaha Muhammadiyah di berbagai bidang dan tingkatan
berkewajiban menjadikan amal usaha dengan pengelolaannya secara
keseluruhan sebagai amanat umat yang harus ditunaikan dan
dipertanggungjwabkan dengan sebaik-baiknya;
3. Pimpinan amal usaha muhammadiyah diangkat dan diberhentikan oleh
pimpinan persyarikatan dalam kurun waktu tertentu. Dengan demikian
pimpinan amal usaha dan mengelola amal usahanya harus tunduk kepada
kebijaksanaan persyarikatan dan tidak menjadikan amal usaha itu terkesan
sebagai milik pribadi atau keluarga, yang akan menjadi fitnah dalam
kehidupan dan bertentangan dengan amanat;
4. Pimpinan amal usaha Muhammadiyah adalah anggota Muhammadiyah
yang mempunyai keahlian tertentu di bidang amal usaha tersebut, karena
itu status keanggotaan dan komitmen pada misi Muhammadiyah sangat
penting bagi pimpinan tersebut agar yang bersangkutan memahami secara
tepat tentang fungsi amal usaha tersebut bagi persyarikatan dan bukan
semata-mata sebagai pencari nafkah yang tidak peduli dengan tugas tugas
dan kepentingan-kepentingan persyarikatan;

12
5. Pimpinan amal usaha Muhammadiyah harus dapat memahami peran dan
tugas dirinya dalam mengemban amanah persyarikatan. Dengan semangat
amanah tersebut, maka pimpinan akan selalu menjaga kepercayaan yang
telah diberikan oleh persyarikatan dengan melaksanakan fungsi
manajemen perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan yang sebaik-
baiknya dan sejujur-jujurnya;
6. Pimpinan amal usaha Muhammadiyah senantiasa berusaha meningkatkan
dan mengembangkan amal usaha yang menjadi tanggung jawabnya
dengan penuh kesungguhan. Pengembangan ini menjadi sangat penting
agar amal usaha senantiasa dapat berlomba-lomba dalam kebaikan
(fastabiq al khairat) guna memenuhi tuntutan masyarakat dan zaman;
7. Sebagai amal usaha yang bisa menghasilkan keuntungan, maka pimpinan
amal usaha Muhammadiyah berhak mendapatkan nafkah dalam ukuran
kewajaran (sesuai ketentuan yang berlaku) yang disertai dengan sikap
amanah dan tanggungjawab akan kewajibannya. Untuk itu setiap pimpinan
persyarikatan hendaknya membuat tata aturan yang jelas dan tegas
mengenai gaji tersebut dengan dasar kemampuan dan keadilan;
8. Pimpinan amal usaha Muhammadiyah berkewajiban melaporkan
pengelolaan amal usaha yang menjadi tanggung jawabnya, khususnya
dalam hal keuangan/kekayaan kepada pimpinan persyarikatan secara
bertanggung jawab dan bersedia untuk diaudit serta mendapatkan
pengawasan sesuai dengan peraturan yang berlaku;
9. Pimpinan amal usaha Muhammadiyah harus bisa menciptakan suasana
kehidupan islami dalam amal usaha yang menjadi tanggung jawabnya dan
menjadikan amal usaha yang dipimpinnya sebagai salah satu alat da’wah
maka tentu saja usaha ini menjadi sangat perlu agar juga menjadi contoh
dalam kehidupan masyarakat;
10. Karyawan amal usaha Muhammadiyah adalah warga (anggota)
Muhammadiyah yang dipekerjakan sesuai dengan keahlian atau
kemampuannya. Sebagai warga Muhammadiyah diharapkan karyawan
mempunyai rasa memiliki dan kesetiaan untuk memelihara serta

13
mengembangkan amal usaha tersebut sebagai bentuk pengabdian kepada
allah dan berbuat kebajikan kepada sesame. Sebagai karyawan dari amal
usaha Muhammadiyah tentu tidak boleh terlantar dan bahkan berhak
memperoleh hak-hak lain yang layak tanpa terjebak pada rasa
ketidakpuasan, kehilangan rasa syukur, melalaikan kewajiban dan bersikap
berlebihan;
11. Seluruh pimpinan dan karyawan atau pengelola amal usaha
Muhammadiyah berkewajiban dan menjadi tuntutan untuk menunjukkan
keteladanan diri, melayani sesama, menghormati hak-hak sesama, dan
memiliki kepedulian sosial yang tinggi sebagai cerminan dari sikap ihsan,
ikhlas, dan ibadah;
12. Seluruh pimpinan, karyawan dan pengelola amal usaha Muhammadiyah
hendaknya memperbanyak silahturahim dan membangun hubungan-
hubungan sosial yang harmonis (persaudaraan dan kasih sayang) tanpa
mengurangi ketegasan dan tegaknya system dalam penyelenggaraan amal
usaha masing-masing;
13. Seluruh pimpinan, karyawan, dan pengelola amal usaha Muhammadiyah
selain melakukan aktivitas pekerjaan yang rutin dan menjadi kewajibannya
juga di biasakan melakukan kegiatan-kegiatan yang memperteguh dan
meningkatkan taqarrub kepada Allah dan memperkaya ruhani serta
kemuliaan akhlaq melalui pengajian, tadarrus, kajian Al-qur’an, dan al-
Sunnah, dan bentuk-bentuk ibadah dan mu’amalah lainnya yang tertanam
kuat dan menyatu dalam seluruh kegiatan amal usaha Muhammadiyah.

Amal usaha Muhammadiyah tidak mengalami proses inovasi yang merata


dan signifikann, karena setiap amal dan usaha tumbuh dan berjalan di
tempatnya sendiri, sesuai kekuatan dan kemampuan daya saingnya sendiri,
kendati di beberapa tempat mulai bangkit mengembangkan ide-ide dan metode
baru dalam peningkatan kualitas dan daya saing menghadapi persaingan
global, Muhammadiyah tetap menunjukkan keberadaan atau eksistensi amal
usahanya.

14
Oleh karena itu, kedepan Muhammadiyah dalam perjalanan yang masih
panjang pada abad kedua, perlu mempersiapkan dan menetapkan strategis
pengembangan amal usaha dalam rangka meningkatkan kualitas dan daya
saingnya melalui usaha kreatif dan inovasi melahirkan keunggulan, yang
bersinergi antara satu dengan yang lain, tidak berjalan sendiri-sendiri,
sehingga setiap amal usaha Muhammadiyah maju dan berkembang dalam
mengemban misi gerakan Islam, gerakan dakwah, dan gerakan tajdid, sebagai
upaya mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

15
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Sebagaimana uraian di atas, Muhammadiyah berdiri atas inisiasi KH.
Ahmad Dahlan secara langsung untuk menggerakkan dan merintis berdirinya
persyarikatan Muhammadiyah. Hal tersebut karena didasari adanya paham dan
penghayatan agama KH. Ahmad Dahlan yang kemudian menjadi keyakinan
dan cita-cita hidupnya. Sebagai ulama yang memiliki perhatian penuh
terhadap kehidupan umat Islam di sekitarnya, Dahlan merasa sangat prihatin
pada kondisi nyata umat Islam yang mengalami berbagai krisis, sehingga tidak
menampakkan agama Islam sebagai agama Rahmatan lil‟amin. Untuk
memudahkan gerak dakwahnya bila Muhammadiyah memiliki beberapa
bidang amal usaha serta hasil-hasilnya. Diantaranya adalah bidang
keagamaan, pendidikan, dan kemasyarakatan

B. Saran
Setelah mengetahui apa saja hal yang menjadi kehidupan Organisasi dan
Mengelola Amal Usaha Muhammdiyah kita sebaiknya bisa tetap
mempertahankan nilai-nilai tersebut, dan mengamalkan apa saja yang sudah
ditetapkan serta sebagai mahasiswa tidak hanya sampai disini untuk terus
menambah ilmu karena kami sadar bahwasanya dalam makalah ini masih
memiliki banyak kekurangan.

16
DAFTAR PUSTAKA
Asse, A, 2021, MUHAMMADIYAH GERAKAN ISLAM BERKEMAJUAN
UNTUK INDONESIA PERADABAN, Cetakan Ketiga, Darul Hikmah wa
al-Ulum. Makassar.
Subarkah, M. A. (2017). Muhammadiyah dan amal usaha di bidang
pendidikan. Rausyan Fikr: Jurnal Pemikiran dan Pencerahan, 13(2).

17

Anda mungkin juga menyukai