Anda di halaman 1dari 11

ARTIKEL

“ MEDIA NON ELEKTRONIK “

Mata kuliah: Media-Media Bk

Dosen Pengampuh: Sandi Pratama, S.Pd.,M.Pd

Di Susun Oleh:

KELOMPOK 1

Nuramelia Ramadhani

Musfirah

Mirdayanti

Zahra afifa

Naskiah pertiwi

Prodi Bimbingan Dan Konseling Pendidikan Islam

Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Makassar

2022/2023
PEMBAHASAN ARTIKEL

A. Pengertian media non- eleltronik

Kata “media” berasal dari kata latin, merupakan bentuk jamak dari kata

“medium”. Secara harfiah kata tersebut mempunyai arti perantara atau pengantar.

Menurut Heinich dkk (1989), media merupakan alat saluran komunikasi. Media berasal

dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang secara harfiah

berarti “perantara” yaitu perantara sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a

receiver). Heinich mencontohkan media ini seperti film, televisi, diagram, bahan tercetak

(printed materials), komputer dan instruktur. Contoh media tersebut bisa

dipertimbangkan sebagai media bimbingan dan konseling jika membawa pesan-pesan

(messages) dalam rangka mencapai tujuan bimbingan dan konseling.

Media bimbingan dan konseling adalah segala sesuatu yang dapat digunakan

untuk menyalurkan pesan bimbingan dan konseling yang dapat merangsang pikiran,

perasaan, perhatian dan kemauan konseli untuk memahami diri, mengarahkan diri,

mengambil keputusan serta memecahkan masalah yang dihadapi. Media bimbingan dan

konseling selalu terdiri atas dua unsur penting, yaitu unsur peralatan atau perangkat keras

(hardware) dan unsur pesan yang dibawanya (message/software). Perangkat lunak

(software) adalah informasi atau bahan bimbingan dan konseling itu sendiri yang akan

disampaikan kepada konseli, sedangkan perangkat keras (hardware) adalah sarana atau
peralatan yang digunakan untuk menyajikan pesan/bahan bimbingan dan konseling

tersebut. Untuk lebih jelasnya, contoh berikut ini: Pesawat televisi yang tidak

mengandung pesan/bahan belum bisa disebut media bimbingan dan konseling, itu hanya

peralatan saja atau perangkat keras saja. Agar dapat disebut sebagai media bimbingan dan

konseling maka pesawat televisi tersebut harus mengandung informasi atau pesan atah

bahan bimbingan dan konseling yang akan disampaikan. Contoh acara “sehat dengan

meditasi”.

Dapat disimpulkan bahwa (a) media bimbingan dan konseling merupakan wadah

dari pesan, (b) materi yang ingin disampaikan adalah pesan bimbingan dan konseling, (c)

tujuan yang ingin dicapai ialah perkembangan siswa secara optimal. Selanjutnya,

penggunaan media secara kreatif akan memperbesar kemungkinan bagi siswa/klien

tertarik layanan bimbingan dan konseling, serta untuk belajar lebih banyak, mencamkan

apa yang dipelajarinya lebih baik, dan meningkatkan penampilan dalam melakukan

ketrampilan sesuai dengan yang menjadi tujuan bimbingan dan konseling.

B. PENGEMBANGAN MEDIA BK

Pengembangan media merupakan salah satu faktor yang penting dalam proses

belajar-mengajar terutama dalam pelaksanaan program Bimbingan dan Konseling.

Dengan adanya pengembangan media seorang konselor dapat mengetahui kebutuhan dan

keinginan siswa terkait dengan aktivitas layanan yang akan dilakukan.

 Karakteristik Jenis Media Non Elektronik dalam Bimbingan dan Konseling


Jenis media menurut Leshin, Pollock & Reigeluth (Arsyad, 2002) antara lain:

 Media berbasis manusia, seperti guru, instruktur, pemain peran

 Media berbasis cetak, seperti brosur, leaflet, modul.

 Media berbasis visual, seperti gambar, buku, grafis, poster.

 Media berbasi audio visual, seperti video, film.

 Media berbasis komputer, seperti video interaktif, pengajaran dengan komputer.

Berdasarkan penjelasan diatas, jenis-jenis media sangat beragam, namun media Non

Elektronik yang dapat digunakan didalam pemberian layanan bimbingan dan konseling

yaitu diantaranya: Poster, Leaflet, Phamplet, Brosur, Modul dan Papan bimbingan.

Media Non Elektronik bisa digunakan bagi Guru Bimbingan dan konseling dalam

melaksanakan layanan bimbingan dan konseling yang sifatnya baik sebagai preventive

(pencegahan) atau Kurative (penyembuhan) serta media non elektronik didalam layanan

bimbingan dan konseling dapat sebagai dukungan dalam menyampaikan layanan

bimbingan baik sebagai pendamping layanan ataupun sebagai sebagai pengganti layanan

bimbingan dan konseling di bidang pribadi-sosial, karir, dan belajar .

C. JENIS-JENIS MEDIA NON ELEKTRONIK

Berikut ini jenis-jenis media Non Elektronik yang dapat digunakan didalam layanan

bimbingan bagi Guru Bimbingan dan konseling diantaranya yaitu:


1. Lefleat

Dalam Muflihah dkk (2015: 35) Lefleat adalah surat selebaran yang berupa siaran kilat

resmi tentang suatu perkembnagan atau hasil-hasil penyelidikan. Hal-Hal yang perlu

Diperhatikan Dalam Membuat Lefleat yakni:

 Ketahuilah topik Lefleat yang akan dibuat.

Ketika membuat selebaran atau lefleat, guru BK perlu mengetahui tentang topic

lefleat yang akan dibuat berdasarkan Assessment yang telah dilakukan. Setelah itu

meneliti topic dan pikirkan tentang poin kunci terpenting yang harus dimiliki pembaca

yakni siswa untuk memahami pesan yang akan disampaikan guru BK. Rencanakan

selebaran dengan menyimpan draf kasar pada kertas yang dilipat akan merangsang otak

bergerak secara kreatif. Rancangan kasar dapat digunakan untuk membantu mengerjakan

tata letak dan pengorganisasian.

 Pilih Judul

Ketika membangun selebaran, harus memiliki judul. Judul harus singkat dan

informatif, tetapi juga menarik perhatian pembaca dan mengundang pembaca untuk

membaca lebih lanjut. Jika Anda terjebak pada sebuah judul, cobalah menyelesaikan

selebaran dengan menambahkan judul terakhir.

 Berikan Gambaran Umum.


Suatu ikhtisar ataupembukaan singkat tetapi jelas yang menyatakan tujuan dari selebaran.

Buat pengantar yang ringkas dan kreatif. Jika perlu, gunakan poin-poin untuk menjaga

tujuan dari terlalu banyak teks atau informasi yang akan diberikan.

 Buat Teks Mudah Dibaca.

Ketika Membuat Selebaran teks akan dicetak sangat kecil dan padat. Hindari masalah

keterbacaan dengan menjaga teks pada ukuran minimal setidaknya 12 titik teks dalam

font yang jelas,. Hindari font yang aneh dan tidak jelas dan tetaplah pada paragraf pendek

dan sederhana, dengan banyak ruang di antaranya. Hindari penggunaan warna yang

berlebihan.

 Keep it simple.

Selebaran harus diatur dan dijaga sederhana. hindari kalimat terlalu rumit. Untuk

menjaga agar kalimat tetap sederhana, cobalah membacakannya untuk dirisendiri.

 Kelompokkan informasi yang Relevan Bersamaan.

Saat merancang selebaran, jagalah informasi yang relevan mengalir dengan mantap dan

logis. Jika memungkinkan, hindari mengulangi informasi.

 Mengkoreksi dan Edit.

Setelah semua informasi diketik, periksa kesalahan tata bahasa, ejaan dan pemformatan

atau memintaoranglain untuk mengoreksi.

2. Poster
Menurut Muflihah (2015: 35) poster merupakan media (plakat) untuk menyampaikan

informasi atau pemberitahuan/ pengumuman tentang suatu ide, gagasan, atau ide kegiatan

yang baru, yang diletakan di tempat-tempat baru umum atau tempat yang dapat dibaca

oleh umum. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menulis poster yakni:

 Ditulis dengan huruf yang jelas dan menarik

 Pilihan katanya menarik

 Kalimatnya singkat dan padat

Poster adalah media grafis yang merupakan perpaduan antara gambar dengan tulisan

untuk menyampaikan informasi, saran, seruan, peringatan, dan ide-ide lain. Gambar dan

tulisan dalam poster berbentuk sederhana hanya memberikan tekanan pada suatu ide

pokok sehingga dapat dimengerti hanya dengan sepintas lalu.

3. Modul

Modul adalah standar atau satuan pengukur. Dalam konteks pendidikan, modul paket

program belajar mengajar, mulai dari perencanaan,pelaksanaan, sampai ke evaluasi

terhadap dampak hasil pelaksanaan.

4. Papan Bimbingan

Menurut Bimo Walgito (2004:183) penyelenggaraan Papan Bimbingan merupakan

salah satu aspek kegiatan untuk merealisasikan bimbingan dan konseling di sekolah.

Berdasarkan tujuan dari layanan informasi bahwa tujuan layanan informasi adalah
membekali individu dengan berbagai pengetahuan dan pemamahaman tentang berbagai

hal yang berguna untuk mengenal diri, merencanakan dan mengembangkan pola

kehidupan sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat (Prayitno, 1997:76), maka

dapat disimpulkan bahwa tujuan dari pembentukkan papan bimbingan adalah

memberikan informasi yang jelas untuk membekali individu (siswa) dalam hidupnya.

 Tahap Pengembangan Media

Menurut Aryadi Warsito (2010: 3) dalam praktik pengembangan media

bimbingan dan konseling ada tiga tahapan yang harus ada yaitu:

D. Tahap Analisis Kebutuhan Media Bimbingan dan Konseling

Tahap ini dimulai dengan analisis kebutuhan lingkungan dan melaksanakan

kegiatan survei ke lapangan yang terkait dengan penggunaan media bimbingan dan

konseling yang sudah pernah dilaksanakan dilapangan. Dalam analisis kebutuhan juga

perlu adanya identifikasi permasalahan siswa baik itu masalah pribadi, sosial, belajar,

maupun karir untuk mengetahui dan memahami permasalahan yang muncul.

Tahap pengembangan media bimbingan dan konseling dapat dilakukan setelah

konselor mengembangkan bahan-bahan layanan bimbingan. Media ini mengacu pada

media bimbingan dan konseling yang paling diinginkan dan dibutuhkan oleh siswa dalam

membantu menyelesaikan permasalahan yang muncul.


 Langkah-langkah Perencanaan Media

Apa langkah-langkah dalam perencanaan media? Secara umum dapat dirinci sebagai

berikut:

 Identifikasi kebutuhan dan karakteristik siswa,

 Perumusan tujuan bimbingan dan konseling,

 Perumusan butir-butir materi yang terperinci,

 Mengembangkan alat pengukur keberhasilan,

 Manfaat Media

Menurut Sudjana dan Rivai (Aryadi Warsito, 2010: 11) mengemukakan manfaat

media dalam proses belajar mengajar yaitu:

 Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menimbulkan

motivasi belajar

 Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh

siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pengajaran

 Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak hanya komunikasi verbal melalui

penuturan kata-kata oleh guru sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak

kehabisan tenaga.
 Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya

mendengarkan uraian guru melainkan juga melakukan aktivitas lain seperti

mengamati, melakukan, mendemontrasikan, dan memerankan apa yang diperoleh

selama proses belajar.

Jenis – jenis media non elektronik diantaranya : sket, gambar, diagram, grafik, brosur, poster,

kartun, komik, mural, bagan arus.

Contoh pengembangan Media Bimbingan dan Konseling non-elektronik dalam bidang

belajar disajikan dalam bentuk brosur, dengan tema tips konsentrasi belajar sebagai

berikut.Contoh pengembangan Media Bimbingan dan Konseling Non-elektronik dalam bidang

Karier disajikan dalam bentuk poster dengan tema keahlian dasar menjadi entrepreneur.

Media Bimbingan dan Konseling Non Elektronik Bidang Karir Media non elektronik adalah

media visual yang menyajikan fakta, ide atau gagasan melalui penyajian kata kata, kalimat,

angka, dan symbol/gambar, biasanya digunakan untuk menarik perhatian, memperjelas sajian

atau ide, dan mengilustrasikan fakta fakta sehingga menarik dan diingat orang. Kelebihan media

non elektronik adalah :

1) Dapat mempermudah dan mempercapat pemahaman siswa terhadap pesan yang disajikan;

2) Dapat dilengkapi dengan warna warna sehingga lebih menarik perhatian

3) Pembuatan lebih mudan dan harganya murah.

Sedangkan kelemahan media grafis adalah :

1) Membutuhkan keterampilan khusus dalam pembuatannya untuk grafis tertentu yang

kompleks;
2) Penyajian pesan hanya berupa unsur visual.

DAFTAR PUSTAKA

Arfianti, A. D. (n.d.). Retrieved from https://asridewiarifianti.wordpress.com/bk-non-elektronik/

Yantika, P. (2020, juni). Retrieved from https://prisayantika.wordpress.com/2020/06/03/contoh-


pengembangan-media-bimbingan-dan-konseling-non-elektronik/

Agus Triyanto & Aryadi Warsito. (2010). Pengembangan Media Bimbingan dan


Konseling. Yogyakarta: BK UNY.

Moch. Nursalim. (2015). Pengembangan Media Bimbingan & Konseling.


Jakarta: Akademia Permata.

Anda mungkin juga menyukai