Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

AGAMA ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN


MUQADDIMAH ANGGARAN DASAR MUHAMMADIYAH

DI SUSUN OLEH

Kelompok 6:
Sri Ramadani (105711100821)
Julia Habiba (105711101621)
Angrayani. A (105711102821)
Mirwan (105711100621)
Dimas Dwi Marham (105711104521)
Feby Reski Utami (105711101521)

UNIVERSITAS MUHAMMMADIYAH MAKASSAR

EKONOMI PEMBANGUNAN

2022
KATA PENGANTAR

Bismillah hirahmanirrahim, puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang


hingga saat ini masih memberikan kami nikmat iman dan kesehatan sehingga kami
diberi kesempatan yang luar biasa ini yaitu kesempatan untuk menyusun makalah yang
berjudul “Mukaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah” ini dengan tepat waktu.
Adapun penyusunan makalah ini sebagai pemenuhan tugas mata kuliah AIK III, kami
berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman pembaca
lebih jauh lagi agar dapat bermanfaat di kehidupan nantinya. Kami menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan berbagai kekurangan, mengingat
terbatasnya kemampuan dan kurangnya pengalaman yang kami miliki. Untuk itu
dengan kerendahan hati kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 5 Oktober 2022


Penulis

Kelompok 6

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii


DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan ................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................. 3
A. Pengertian Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah .............................. 3
B. Sejarah Perumusan Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah ................ 3
C. Tafsir Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah...................................... 6
BAB III PENUTUP..................................................................................................... 10
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 10
B. Saran................................................................................................................. 10
Daftar Pustaka ............................................................................................................. 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Muhammadiyah adalah suatu persyarikatan yang
merupakan“Gerakan Islam”Maksud geraknya ialah, “Dakwah islam
dan amar makruf nahi mungkar” yang ditujukan kepada dua bidang:
perseorangan dan masyarakat. Dakwah dan amar makruf nahi mungkar pada
bidang yang pertama terbagi pada dua golongan: kepada yang telah
islam bersifat pembaharuan(tajdid), yaitu mengembalikan kepada
ajaran-ajaran islam yang asli murni, dan yang kedua kepada yang belum
islam be rsi fa t se rua n da n a ja ka n unt uk m em el uk a ga m a i sla m .
Ada pun dakwah dan amar makruf dan nahi mungkar yang kedua, ialah
kepada masyarakat, bersifat perbaikan, bimbingan dan peringatan.
Kesemuanya itu dilaksanakan bersama dengan bermusyawarah atas dasar
takwa dan mengharap keridhaan Allah semata. Mukaddimah Anggaran Dasar
Muhammadiyah pada hakikatnya merupakan ideologi M u h a m m a d i y a h a n
yang merupakan pandangan muhammadiyah mengenai
kehidupan manusia dimuka bumi ini, cita-cita yang ingin diwujudkan
dan cara-cara yang dipergunakan untuk mewujudkan cita-cita tersebut
sebagai ideologi, Muqaddimah Anggaran Dasar menjiwai segala gerak dan
usaha muhammadiyah dan proses penyusunan system kerja sama yang
dilakukan untuk mewujudkan tujuannya.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas terdapat beberapa rumusan masalah, yaitu :
1. Jelaskan pengertian muqaddimah anggaran dasar muhammadiyah?
2. Bagaimana sejarah perumusan muqaddimah anggaran dasar
muhammadiyah?

1
3. Jelaskan tafsir yang terdapat pada muqaddimah anggaran dasar
muhammadiyah?

C. Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah di atas terdapat beberapa tujuan penulisan, yaitu :
1. Untuk mengetahui pengertian muqaddimah anggaran dasar
muhammadiyah.
2. Untuk mengetahui sejarah perumusan muqaddimah anggaran dasar
muhammadiyah.
3. Untuk mengetahui tafsir yang terdapat pada muqaddimah anggaran dasar
muhammadiyah.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah


Mukadimah Anggaran Dasar muhammadiyah merupakan doktrin ideologi
Muhammadiyah yang memberikan gambaran tentang pandangan
Muhammadiyah mengenai kehidupan manusia di muka bumi ini.
Muhammadiyah berdiri pada tanggal 8 Zulhijjah 1330 H dan mendapatkan
status berbadan hukum. Sebagai suatu organisasi sudah semestinya ketika akan
mencatatkan diri menjadi sebuah badan hukum harus memenuhi berbagai
syarat antara lain harus ada anggaran dasar. Syarat adanya anggaran dasar pada
saat itu masih sederhana, yaitu hanya memuat batang tubuh saja belum ada
pembukaan. Ditinjau dari segi ilmu hukum, mukaddimah anggaran dasar
menempati kedudukan yang lebih tinggi. Mukaddimah anggaran dasar memuat
pokok-pokok pikiran yang sangat fundamental, yang didalamnya tertuang suatu
pandangan hidup, tujuan hidup, serta cara dan alat untuk mencapai suatu tujuan
hidup yang di cita-citakan. Perumusan mukaddimah anggaran dasar
muhammadiyah baru terealisasi pada masa muhammadiyah di bawah
kepemimpinan Ki Bagus Hadikusumo ( 1942-1953). Setelah melewati empat
periode kepemimpinan.
1. Periode K.H. Ahmad Dahlan (1912-1923)
2. Periode K.H. Ahmad Ibrahim (1923-1934)
3. Periode K.H. Hisyam (1934-1936)
4. Periode K.H. Mas Mansur (1936-1942

B. Sejarah Perumusan Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah


Muqaddimah Anggaran Dasarr Muhammadiyah disusun dan dirumuskan
oleh Ki Bagus Hadikusuino sebagai hasil penyorotan dan pengungkapan
kembali terhadap pokok pikiran yang dijadikan dasar amal usaha dan
perjuangan K.H Ahmad Dahlan dengan menggunakan wadah persyerikatan

3
Muhammadiyah. Rumusan “Muqaddimah” diterima dan disahkan oleh
Muhammadiyah ke 31 yang dilangsungka dikota Yogyakarta pada tahun 1950,
setelah melewai penyempurnaan segi redaksional yang dilaksanakan oleh
sebuah team yang dibentuk oleh siding Tanwir. Team penyempurnaan tersebut
anggota-anggotanya terdiri dari Buya Hamka, K.H. Farid Ma’ruf, Mr. Kasman
Singodimedjo serta Zain Jambek.
Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah disusun dan dirumuskan baru
pada periode Ki Bagus Hadikusumo, sebab-sebabnya antara lain:
1. Belum adanya kepastian rumusan tentang cita-cita dan dasar perjuanga
Muhammadiyah. K.H Ahmad Dahlan membangun Muhammadiyah
bukannya didasarkan pada teori yang terlebih dahulu dirumuskan secara
ilmiyah dan sistematis. Akan tetapi apa yang telah diresapinya dari
pemahaman agama yang bersumber pada Al-Qur’an dan Hadits beliau
segera diwujudkan dalam amalan yang nyata, Oleh karena itu K.H Ahmad
Dahlan lebih tepat dikatakan sebagai seorang ulama yang praktis, bukannya
ulama teoritis. Pada awal perjuangan Muhammadiyah, keadaan serupa itu
tidak mengaburkan penghayatan seseorang terhadap Muhammadiyah, baik
ia seorang Muhammadiyah sendiri ataupun seorang luar yang berusaha
memahaminya. Akan tetapi serentak Muhammadiyah semakin luas serta
bertambah banyak anggota dan simpatisannya mengakibatkan semakin
jauh mereka dari sumber gagasan. Karena itu wajar apabila terjadi
kekaburan penghayatan terhadap dasar-dasar pokok yang menjadi daya
pendorong K.H Ahmad Dahlan dalam menggerakkan persyarikatan
Muhammadiyah.
2. Kehidupan rohani keluarga Muhammadiyah menampakkan gejala
menurun, akibat terlalu berat mengejar kehidupan duniawi. Perkembangan
masyarakat terus maju, ilmu pengetahuan dan teknologi tidak henti-
hentinya menyajikan hal-hal yang membuat manusia kaget dan
mencengangkan, membuat dunia semakin ciut dan sempit. Pengaruh
budaya secara timbal-balik terjadi dengan lancarnya antara satu negara

4
dengan negara lainnya baik yang bersifat positif ataupun yang bersifat
negatif. Keadaan itu tidak terkecuali mengenai masyarakat Indonesia.
Tersebab adanya perkembangan zaman serupa itu yang seluruhnya hampir
dapat dinyatakan mengarah kepada kehidupan duniawi dan sedikit sekali
yang mengarah kepada peningkatan kebahagiaan rohani, menyebabkan
masyarakat Indonesia termasuk di dalamnya keluarga Muhammadiyah
terhimbau oleh gemerlapan kemewahan duniawi.
3. Makin kuatnya berbagai pengaruh dari luar yang langsung atau tidak,
berhadapan dengan faham dan keyakinan Muhammadiyah. Bersama
dengan perkembangan zaman yang membawa berbagai perubahan dalam
masyarakat, maka tidak ketinggalan pengaruh cara-cara berfikir, sikap
hidup atau pandangan hidup masuk ke tengah-tengah masyarakat
Indonesia. Selain banyak yang bermanfaat, tak sedikit yang dapat merusak
keyakinan dan faham Muhammadiyah.
4. Dorongan disusunnya preambul UUD 1945 Sesaat menjelang proklamasi
Kemerdekaan Negara Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, tokoh-
tokoh pergerakan bangsa Indonesia dihimpun oleh pemerintah Jepang
dalam wadah "Badan Penyelidik" usaha persiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI), yang tugasnya antara lain mempelajari Negara Indonesia
Merdeka. Dan di antara hal yang penting adalah terumuskannya "Piagam
Jakarta" yang kelak dijadikan "Pembukaan UUD 1945" setelah diadakan
beberapa perubahan dan penyempurnaan di dalamnya. Pada saat
merumuskan materi tersebut, para pimpinan pergerakan bangsa Indonesia
benar-benar memusyawarahkan secara matang dengan disertai debat yang
seru antara satu dengan yang lain, yang ditempuh demi mencari kebenaran.
Pengalaman ini dialami sendiri oleh Ki Bagus Hadikusumo yang kebetulan
terlibat di dalamnya karena termasuk sebagai anggota BPUPKI. Beliau
merasakan betapa pentingnya rumusan Piagam Jakarta, sebab piagam ini
akan memberikan gambaran kepada dunia luar atau kepada siapapun
tentang cita-cita dasar, pandangan hidup serta tujuan luhur bangsa

5
Indonesia bernegara. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada saat
periode Ki Bagus Hadikusumo, adanya "Muqaddimah Anggaran Dasar
Muhammadiyah" benar-benar sudah sangat diperlukan karena adanya
beberapa alasan dan kenyataan tersebut.

C. Tafsir Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah


Sebelum memasuki keterangan secara terperinci, terlebih dahulu perlu
diketahui bahwa apabila Muqaddimah tersebut di atas disimpulkan, maka akan
didapatkan tujuh pokok pikiran, yaitu :

Keterangan pokok pikiran pertama:

"Hidup manusia harus mentauhidkan Allah; ber-Tuhan, beribadah serta tunduk


dan taat hanya kepada Allah".

Manusia adalah salah satu makhluk Allah yang diberi kedudukan tertinggi di antara
makhluk-makhluk lainnya, dan ia dititahkan dengan disertai satu tujuan tertentu.
Oleh karena itu sudah seharusnyalah kalau manusia menyesuaikan hidup dan
kehidupannya sejalan dengan maksud dan tujuan Allah menciptakannya dengan
cara mendasarkan seluruh hidupnya di atas dasar Tauhid, dalam arti hidup ber-
Tuhan, beribadah serta tunduk dan taat hanya kepada Allah semata.

Manusia harus percaya dan yakin dengan sesungguh-sungguhnya, bahwa tidak ada
sesuatu apapun yang wajib disembah, tak ada sesuatu apapun yang pantas ditakuti,
tidak ada sesuatu apapun yang pantas dicintai, dan tidak ada sesuatu apaun yang
wajib ditaati serta diagung-agungkan kecuali hanya kepada Allah semata-mata.
Kalaupun di dalam hidupnya seseorang mesti mencurahkan rasa cinta ataupun
kesadaran mentaati sesuatu, maka keseluruhannya dilaksanakan dalam kerangka
dasar mencintai dan mentaati kepada Allah juga.

Keterangan pokok pikiran kedua:

"Hidup manusia adalah bermasyarakat".

6
Hidup bermasyarkat bagi manusia adalah sunnatullah seperti ditegaskan oleh Allah
dalam surat al-Hujurat ayat 13: "Sesungguhnya Kami menjadikan engkau semua
dalam bentuk berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar saling kenal-mengenal".

Secara pengalaman telah diakui oleh para cerdik-cendekiawan, bahwa kehidupan


manusia selalu bergerombol. Hal seperti itu karena manusia didorong berbagai
dorongan, seperti dorongan spirituil, dorongan intelektuil, dorongan biologis,
ataupun dorongan harga diri. Karena kenyataan serupa itu Aristoteles memandang
manusia sebagai makhluk bermasyarakat (Zoon politikon).

Islam mengakui manusia sebagai makhluk yang mandiri dan berpribadi. Sekalipun
demikian ia tidak akan dapat melepaskan diri dari hubungan sesama manusia,
bahkan dengan mempelajari sifat dan susunan hidup manusia maka bagaimanapun
juga tinggi nilai pribadinya akan totapi ia tidak akan menpunyai nilai bila sifat
kehidupannya hanya semata-mata berguna bagi dirinya sendiri. Nilai seseorang
akan ditentukan oleh ukuran seberapa jauh ia memberikan pengorbanan dan darma
baktinya dalam upaya membina kelestarian hidup bersama. Jadi hanya dengan
hidup bermasyarakat terletak arti dan nilai kehidupan manusia.

Hubungan pengertian antara pokok pikiran pertama dengan pokok pikiran kedua
adalah erat sekali karena adanya manusia berpribadi yang dilandasi dengan jiwa
tauhid merupakan unsur pokok dalam membentuk dan mewujudkan suatu
masyarakat yang baik, teratur lagi tertib.

Keterangan pokok pikiran ketiga:

"Hanya hukum Allah satu-satunya hukum yang dapat dijadikan sendi pembentukan
pribadi utama dan pengatur tertib hidup bersama menuju kehidupan bahagia
sejahtera yang hakiki dunia dan akhirat".

Pendirian pokok pikiran ketiga ini lahir dan kemudian menjadi keyaninan yang
kokoh dan kuat adalah sebagai hasil penelaahan dan pecnahaman terhadap ajaran
Islam dalam arti dan sifat yang sebenar-benarnya. Oleh karena itu pokok-pikiran
ini merupakan "bekal keyakinan dan pendangan hidup".

7
Keterangan pokok pikiran keempat:

"Berjuang menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam untuk mewujudkan


masyarakat Islam lyang sebenar-benarnya adalah wajib, sebagai ibadah kepada
Allah dan berbuat ihsan dan ishlah kepada sesama manusia".

Berjuang menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam dengan mencari


keridhaan Allah termasuk sabilillah yang artinya: "Jalan yang dapat
menyampaikan kepada yang diridhai Allah atas semua amal yang diizinkanya".

Pokok pikiran keempat, sebagai konsekuensi atas keyakinan dan pandangan hidup
sebagaimana tersimpul dalam pokok pikiran ketiga. Adanya pandangan dan
keyakinan hidup bahwa hanya ajaran Islam satu-satunya yang dapat dijadikan sendi
mengatur ketertiban hidup manusia menuju kebahagiaan dan kesejahteraan dunia
dan akhirat, akhirnya menumbuhkan kesadaran wajib berjuang, menegakkan ajaran
Islam.

Oleh karena itu antara pokok pikiran ketiga dan keempat terjadi hubungan yang
erat sekali, sebab satu cita-cita dan keyakinan baru dipandang positif apabila
keyakinan tersebut diperjuangkan. Bahkan manusia dinyatakan hidup yang
sebenarnya bilamana ia mempunyai suatu keyakinan hidup dan diperjuangkan
dengan sepenuh pengorbanan hidupnya.

Keterangan pokok pikiran kelima:

"Perjuangan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam untuk mewujudkan


masyarakat Islam yang sebenar-benarnya hanya akan berhasil bila mengikuti
jejak perjuangan para Nabi, terutama Perjuangan Nabi Muhammad saw.".

Apabila pokok pikiran keempat membicarakan tentang konsekuensi terhadap


pandangan hidup yang telah diyakini kebenarannya, maka pokok pikiran kelima
memperssoalkan tentang bagaimana cara dan akhlak berjuang menegakkan
keyakinan hidup tersebut.

Keterangan pokok pikiran keenam:

8
"Perjuangan mewujudkan maksud dan tujuan di atas hanya akan dapat tercapai
apabila dilaksanakan dengan berorganisasi”.

Pokok pikiran keenam membicarakan tentang alat perjuangan sebagai rangkaian


logis pokok pikiran-pokok pikiran yang sebelumnya, ialah munculnya keyakinan
dan pandangan hidup yang menumbuhkan konsekuensi untuk memperjuangkannya
dengan suatu metode dan akhlak tertentu serta dilaksanakan dengan menggunakan
alat perjuangan demi efisiensi pelaksanaannya.

Keterangan pokok pikiran ketujuh:

"Seluruh perjuangan mengarah ke satu tujuan Muhammadiyah, yakni terwujudnya


masyarakat Islam yang sebenar-benarnya".

Pokok pikiran ketujuh membicarakan tentang tujuan perjuangan. Di mana


Muhammadiyah selaku organisasi menetapkan bahwa segala amal perjuangan
yang telah dan yang akan dirintisnya tidak boleh lepas dari tujuan yang dicita-
citakan sejak semula, yakni terwujudnya masyarakat utama, adil dan makmur yang
diridlai Allah Subhanahu wata'ala. Adapun wujud dari masyarakat utama, adil dan
makmur yang diridlai Allah SWT dapat diberi ciri sebagai berikut: “Masyarakat
yang sejahtera, aman, damai, makmur dan bahagia yang diwujudkan atas dasar
keadilan, kejujuran, persaudaraan dan gotong-royong, saling tolong-menolong
dengan bersendikan hukum Allah yang sebenar-benarnya, lepas dari pengaruh
syaitan dan hawa nafsu”.

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Mukaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah didirikan tahun oleh ketua
pengurus besar Muhammadiyah 1942 sampai 1953 yaitu Ki Bagus H
Hadikusuma dengan bantuan beberapa sahabatnya. Latarbelakang didirikanya
Mukaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah yaitu adanya kekeburan dalam
Muhammadiyah sebagai akibat dari proses kehidupnya sesudah lebih dari 30
tahun yang ditandai oleh terdesaknya pertumbuhan dan perkembangan jiwa/roh
Muhammadiyah oleh perkembangan lahiriah dan masuknya pengaruh dari luar
yang tidak seuai yang sudah menjadi lebih kuat.

B. Saran
Demikian makalah ini kami buat, penulis berharap agar pembaca mengerti dan
mengetahui tentang Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah, Terima
kasih.

10
Daftar Pustaka

Fatmawati.Politeknik Muhammadiyah Makassar/Mukaddimah anggaran


dasar dan anggaran rumah tangga muhamadiyah.2020
Kurniawan,Agus,and Firmansyah.”MUQADDIMAH ANGGARAN DASAR
MUHAMMADIYAH.”PROSIDING FAI 1.1(2022).
Kurniawan,A.,&Firmansyah,F.(2022).MUQADDIMAH ANGGARAN
DASAR MUHAMMADIYAH. PROSIDING FAI,1(1).

11

Anda mungkin juga menyukai