AIK II
MEMAHAMI LANDASAN NORMATIF DALAM ORGANISASI MUHAMMADIYAH
1. Roma Doni
2. Putri Yanti
3. Rahma Dahniar
Segala puji dan puncak ke Agungan hanya semata tertuju kepada Allah SWT. Dialah
yang telah menganugerahkan Al-qur’an sebagai hudan li an-nas,rahmatan lil al-‘alamin.
Dialah Yang Maha Mengetahui makna dan maksud kandungannya. Shalawat serta salam
semoga tercurah limpah kepada Nabi Muhammad SAW. Dialah Rasulullah SAW penyampai,
pengamal serta penafsir pertama dan utama terhadap Al-qur’an Al-Karim..
Dengan pertolongan dan hidayah Nya-lah, kami dapat menyusun makalah Strategi
Belajar Mengajar tentang “Memahami Landasan Normatif Dalam Organisasi
Muhammadiyah”. Makalah ini disusun berdasarkan hasil referensi dari beberapa buku dan
internet dengan harapan dapat di manfaatkan oleh pembaca dan sebagai bahan penilaian serta
diskusi pada mata kuliah AIK II.
Kami berharap kepada pembimbing khususnya, dan umumnya kepada setiap pembaca
makalah ini, memberikan kritik dan masukan yang positif serta segala saran atas
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami berharap agar makalah ini tercatat sebagai amal saleh dan kami
ucapkan terima kasih atas segala perhatiannya.
Kelompok 6
DAFTAR ISI
ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 1
C. Tujuan Masalah ......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................3
A. Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah..........................................3
B. Kepribadian Muhammadiyah ......................................................................6
C. MKCH Muhammadiyah .............................................................................9
BAB III PENUTUP .................................................................................................11
A. Kesimpulan .................................................................................................11
B. Saran ...........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Muhammadiyah sebagai salah satu ormas Islam terbesar di Indonesia memiliki posisi
dan peranan yang cukup strategis, baik sebelum Indonesia merdeka maupun setelah
kemerdekaan hingga saat ini. Muhammadiyah bukan saja dikenal sebagai gerakan dakwah
semata, namun dikenal pula sebagai gerakan Tajdid (pembaharu) dan garakan kebangsaan
(nasional). Muhammadiyah dalam kancah nasional memberikan kontribusi yang sangat
signifikan terutama dalam bidang pendidikan. Lembaga pendidikan yang dikelola
Muhammadiyah banyak tersebar di seluruh nusantara.
B. Rumusan Masalah
1
Adapun rumusan masalah adalah sebagai berikut :
1. Apa itu Muqaddimah AD Muhammadiyah?
2. Bagaimanakah Kepribadian Muhammadiyah?
3. Apa itu MKCH Muhammadiyah?
C. Tujuan Masalah
Adapun tujuan masalah adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apa itu Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah
2. Untuk Mengetahui apa itu Kepribadian Muhammadiyah
3. Untuk mendeskripsikan MKCH Muhammadiyah
2
BAB II
PEMBAHASAN
Muncul pula konsep lain yang disusun HAMKA dan kawan-kawan isinya lebih
menitikberatkan pada peranan dan sumbangsih Muhammadiyah dalam mengisi
kemerdekaan dan pembangunan Negara dan Bangsa. Muktamar belum bisa memutuskan
lalu diserahkan pada sidang Tanwir tahun 1951 yang memutuskan menerima konsep Ki
Bagus Hadikusumo dengan penyempurnaan susunan redaksionalnya. Lalu dibentuk Tim
Penyempurnaan yang ditunjuk oleh sidang Tanwir: HAMKA, Mr. Kasman Singodimejo,
K.H. Farid Ma’ruf dan Zein Djambek.
a. Belum adanya rumusan formal tentang dasar dan cita- cita perjuangan Muhammadiyah.
3
c. Semakin kuatnya berbagai pengaruh alam pikiran dari luar, yang langsung atau tidak
langsung berhadapan dengan paham dan keyakinan hidup Muhammadiyah
Muqaddimah anggaran dasar Muhammadiyah memiliki fungsi dan hakikat yang sangat
penting bagi persyarikatan Muhammadiyah sebagai berikut:
a. Surat Al Fatihah
b. Pernyataan diri atau ikrar Radhitu Billaahi Rabban wa bil islami diinan wa
bimuhammadin nabiyyan wa rosuulan
4
b. Hanya ajaran Islam satu-satunya ajaran hidup yang dapat dijadikan sendi
pembentuk pribadi utama dan mengatur ketertiban hidup bersama. Dalam
kehidupan bermasyarakat menuju hidup bahagia sejahtera yang hakiki dunia dan
akhirat
B. Kepribadian Muhammadiyah
Kepribadian Muhammadiyah adalah suatu rumusan yang menjelaskan tentang jati diri,
apa, dan siapa Muhammadiyah. Yang kemudian dituangkan dalam bentuk sebuah teks yang
dikenal sebagai “Matan Kepribadian Muhammadiyah”. Adapun sejarah pembentukannya
dapat dijabarkan sebagai berikut ini. Rumusan Kepribadian Muhammadiyah untuk pertama
kalinya disusun oleh sebuah Tim yang terdiri dari K.H fakih Usman, K.H. FArid Ma’ruf,
K.H. Wardan Diponingrat, Dr. Hamka, H. Djarnawi Hadikusumo, M. Djindar Tamimy dan
M. Saleh Ibrahim. Pembentukan tim dilakukan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah,
merespon isi pidato K.H. Fakih Usman. Pidto yang berjudul “Apakah Muhammadiyah itu?”
disampaikan dalam kursus pimpinan Muhammadiyah se-Indonesia. Diselenggarakan pada
bulan Ramadhan 1381 H atau 1961 M.
Isi pidato mengandung makna yang sangat dalam, menggugah dan menarik perhatian
para tokoh Muhammadiyah yang datang dari seluruh Indonesia. K.H. Fakih Usman dikenal
kaya pengalaman, luas ilmunya dan mendalam ruhul islamnya. Dengan kemampuannya
beliau dapat menggugah semangat para pemimpin Muhammadiyah pada saat itu. Setelah
selesai beliau menyampaikan pidatonya, terjadi mufakat antar tokoh Muhammadiyah.
Kemufakatan untuk merumuskan buah pikiran K.H. Fakih Usman agar kelak dimiliki kader-
kader Muhammadiyah. Sekaligus dijadikan sebagai pedoman organisasi. Hasil kerja tim tadi
kemudian diserahkan kepada Pimpinan Pusat. Oleh PP Muhammadiyah ditetapkan sebagai
agenda sidang Tanwir pada tanggal 25 - 28 Agustus 1962. Setelah melalui pembahasan dan
5
penyempurnaan, akhirnya siding Tanwir dapat menerimanya. Kemudian dibicarakan kembali
pada Muktamar ke-35 di Jakarta atau dikenal “Muktamar Setengah abad”. Pada tanggal 29
April 1963 rumusan tersebut telah sempurna dan lahirlah “Matan Rumusan Kepribadian
Muhammadiyah”.
a. Hidup manusia harus berdasar tauhid, ibadah, dan taat kepada Allah.
6
c. Mematuhi ajaran-ajaran agama Islam dengan berkeyakinan bahwa ajaran Islam itu
satu-satunya landasan kepribadian dan ketertiban bersama untuk kebahagiaan dunia
akhirat.
d. Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam dalam masyarakat adalah kewajiban
sebagai ibadah kepada Allah dan ikhsan kepada kemanusiaan.
“Karena dunia medsos menjadi arena yang paling keras termasuk untuk sekarang
menyuarakan apa saja dengan terbuka dan bebas. Orang seperti tanpa redaksi menulis apa
saja. Kalau hal itu terus terjadi, jangan-jangan-jangan perang dunia ke-3 lahir dari media
sosial,” kata Haedar. Haedar mengingatkan, sepuluh Sifat Kepribadian Muhammadiyah
sebagai moderasi di era media sosial itu perlu terus menerus disuarakan dan
diimpelementasikan karena Muhammadiyah sangat penting agar bangsa ini semakin
cerdas tercerahkan, dan akhil baligh dalam sehingga kemudian tumbuh menjadi
masyarakat yang maju, dan kemudian memiliki karakter dan kepribadian .
4. Sifat Muhammadiyah
7
3. Lapang dada, luas pandangan dengan memegang teguh ajaran Islam
6. Amar ma'ruf nahi mungkar di segala lapangan serta menjadi contoh teladan yang baik.
7. . Aktif dalam perkembangan masyarakat dengan maksud ishlah dan pembangunan, sesuai
dengan ajaran Islam.
8. Kerjasama dengan golongan Islam manapun juga dalam usaha menyiarkan dan
mengamalkan agama Islam serta membela kepentingannya
9. Membantu pemerintah serta bekerjasama dengan golongan lain dalam memelihara dan
membangun Negara untuk mencapai masyarakat adil dan makmur yang diridlai Allah
SWT.
10. Bersifat adil serta kolektif ke dalam dan keluar dengan bijaksana.
8
Islam berdasarkan; Al-Qur’an: Kitab Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad
SAW, Sunah Rasul, Penjelasan dan pelaksanaan ajaran-ajaran Al-Qur’an yang diberikan oleh
Nabi Muhammad SAW dengan menggunakan akal pikiran sesuai jiwa ajaran Islam.
Rumusan Matan dan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah ditetapkan dalam
sidang Tanwir tahun 1969 di Ponorogo dan direvisi pada tahun 1970 tepatnya pada sidang
Tanwir di Yogyakarta. Rumusan tersebut antara lain :
1. Muhammadiyah adalah Gerakan Islam dan Dakwah Amar Ma'ruf Nahi Munkar, beraqidah
Islam dan bersumber pada Al-Qur'an dan Sunnah, bercita-cita dan bekerja untuk
terwujudnya masyarakat utama, adil, makmur yang diridhai Allah SWT, untuk
malaksanakan fungsi dan misi manusia sebagai hamba dan khalifah Allah di muka bumi.
2. Muhammdiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah Agama Allah yang diwahyukan kepada
Rasul-Nya, sejak Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan seterusnya sampai kepada
Nabi penutup Muhammad SAW, sebagai hidayah dan rahmat Allah kepada umat manusia
sepanjang masa, dan menjamin kesejahteraan hidup materil dan spritual, duniawi dan
ukhrawi.
a. Aqidah. Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya aqidah Islam yang murni, bersih dari
gejala-gejala kemusyrikan, bid'ah dan khufarat, tanpa mengabaikan prinsip toleransi
menurut ajaran Islam.
9
d. Muamalah Duniawiyah. Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya mu'amalat
duniawiyah (pengolahan dunia dan pembinaan masyarakat) dengan berdasarkan
ajaran Agama serta menjadi semua kegiatan dalam bidang ini sebagai ibadah kepada
Allah SWT.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
10
Mungkin inilah yang diwacanakan pada penulisan kelompok kami meskipun penulisan
ini jauh dari sempurna minimal kita mengimplementasikan tulisan ini. Masih banyak
kesalahan dari penulisan kelompok kami, juga butuh saran atau kritikan agar bisa menjadi
motivasi untuk masa depan yang lebih baik daripada masa sebelumnya. Kami juga
mengucapkan terima kasih atas dosen pembimbing mata kuliah AIK yang telah memberi
kami tugas kelompok demi kebaikan diri kita sendiri dan untuk negara dan bangsa.
DAFTAR PUSTAKA
Mukti Ali, 1990. “Amalah Kyai Haji Ahmad Dahlan”, dalam Sujarwanto & Haedar Nashir,
Muhammadiyah dan Tantangan Masa Depan, Yogyakarta: Tiara Wacana,
Offset Yogyakarta.
11