Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami mengenai jenis-jenis media non-elektronik


yang dapat dimanfaatkan dalam kegiatan bimbingan dan konseling

Di susun oleh:

Nama : Dani Ginanjar


NIm : -
Prodi : Bimbingan Konseling Islam (BKI)

Makalah Ini Di Susun Untuk Memenuhi sala Salah Satu Tugas Prodi Bimbingan Konseling
Pendidikan Islam (BKPI)

STAI KH BADRUZZAMAN
Jenis-Jenis Media dalam BK: Media Non-Elektronik

Media bimbingan dan konseling adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan bimbingan dan konseling yang dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian, dan kemauan siswa / konseli untuk memahami diri, mengarahkan diri, mengambil
keputusan serta memecahkan masalah yang dihadapi (Nursalim, 2013: 6). Media bimbingan
dan konseling sendiri di bagi atas 2 bentuk media yakni media ekeltronik dan media non-
elektronik1.
Kelompok kategori media non elektronik didasarkan kepada cara pengelompokan
atau klasifikasi media berdasarkan diperlukan tidaknya perangkat elektronik untuk
menjalankan media tersebut. Menurut Abdulhak & Sanjaya (1995), media non elektronik
adalah media yang dapat digunakan tanpa bantuan alat-alat elektronik seperti media grafis,
media berbasis visual dan media berbasis cetak. Karena tidak adanya tuntutan perangkat
elektronik yang pada umumnya memerlukan energi listrik, memungkinkan kelompok media
ini dapat digunakan di berbagai daerah yang belum memiliki sumber energi listrik.

Media non elektronik adalah media visual yang menyajikan fakta, ide atau gagasan
melalui penyajian kata – kata, kalimat, angka, dan symbol/gambar, biasanya digunakan untuk
menarik perhatian, memperjelas sajian atau ide, dan mengilustrasikan fakta – fakta sehingga
menarik dan diingat orang.2

JENIS-JENIS MEDIA BIMBINGAN DAN KONSELING

Jenis-jenis media menurut Leshin, Pollock & Reigeluth (Arsyad, 2002) antara lain:
1. Media berbasis manusia, seperti guru, instruktur, pemain peran
2. Media berbasis cetak, seperti brosur, leaflet, modul
3. Media berbasis visual, seperti gambar, buku, grafis, poster
4. Media berbasi audio visual, seperti video, film
5. Media berbasis komputer, seperti video interaktif, pengajaran dengan komputer

1
Farihthanna. https://psychoheroblog.wordpress.com/non-elektronik/
2
Niken cahayaningsih. https://nikencahyaningsih.wordpress.com/media-bk-non-elektronik/
Jenis-jenis media sangat beragam, namun dalam makalah ini yang akan dibahas adalah
media bimbingan dan konseling non eletronik yaitu poster, leaflet, kartun, dan papan
bimbingan.

A. Poster
Media poster adalah iklan warna berukuran besar pada selembar kertas dan ditempatkan
pada panel, dinding, atau jendela. Menurut Wikipedia, poster adalah karya seni atau desain
grafis yang memuat komposisi gambar dan huruf di atas kertas berukuran besar yang berisi
pesan-pesan atau informasi yang ditempel di dinding atau tempat umum lainnya.
Berdasarkan segi penempatannya poster terbagi menjadi dua, yaitu poster dalam dan poster
luar. Poster dalam yaitu poster yang digunakan atau diletakkan dalam suatu ruangan tertutup
(indoor), sedangkan poster luar yaitu poster yang diletakkan atau ditempat di ruang terbuka
(outdoor).
Tujuan poster adalah memberikan informasi kepada pembaca tentang sebuah informasi
yang dikemas dengan kata-kata singkat, padat, jelas, dan menarik. Sedangkan manfaat poster
yaitu agar pembaca lebih mengerti apa yang ingin diungkapkan oleh penulis dengan
menggunakan kata-kata yang singkat dan sederhana namun jelas makna dan tujuannya.
Poster biasanya ditampilkan dengan gambar-gambar menarik dengan pesan-pesan
singkat sehingga pembaca akan langsung mengerti dengan tujuan materi yang disampaikan.
Beberapa Ciri sebuah poster, antara lain:
1. Teks sebaiknya disertai gambar.
2. Bahasa singkat dan jelas.
3. Karena itu poster biasanya dibuat dengan warna-warna kontras dan kuat.
4. Pengaplikasiannya dengan ditempel di dinding, tempat-tempat umum atau
permukaan datar lainnya dengan sifat mencari perhatian mata sekuat mungkin.
5. Desain grafisnya memuat komposisi gambar dan huruf di atas kertas berukuran besar
6. Dapat dibaca sambil lalu
Dalam pembuatan poster, penulis perlu memerhatikan beberapa syarat ketentuan dalam
pembuatan poster. Hal ini dilakukan agar poster yang ditampilkan akan sesuai dengan tujuan
yang ingin dicapai. Beberapa syarat sebuah poster, antara lain:
1. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
2. Kalimatnya singkat, padat, jelas dan berisi
3. Dikombinasikan juga dalam bentuk gambar
4. Menarik minat untuk dilihat
5. Bahan yang digunakan bagus, tidak mudak rusak, sobek.
6. Ukuran disesuaikan dengan tempat pemasangan dan target pembaca.
Pembuatan poster tidak dapat dilakukan dengan sembarangan. Artinya selain
memerhatikan syarat dan ciri sebuah poster, penulis perlu memerhatikan hal-hal penting lain
dalam pembuatan poster, sebagai berikut:
1. Gambar dibuat mencolok sesuai dengan ide yang hendak disampaikan
2. Kata-kata efektif, sugestif, dan mudah diingat.
3. Tulisan dibuat besar-besar dan mudah dibaca.
4. Poster dipasang di tempat yang strategis.

B. Leaflet
Leaflet menurut onong uchana adalah lembaran kertas berukuran kecil mengandung
pesan tercetak untuk disebarkan kepada umum sebagai informasi mengenai suatu hal atau
peristiwa. Leaflet merupakan selembar kertas yang berisi tulisan cetak tentang sesuatu
masalah khusus untuk suatu sasaran dan tujuan tertentu dengan kalimat-kalimat yang
singkat, padat, mudah dimengerti dan gambar-gambar yang sederhana. Ukuran leaflet
biasanya 20 x 30 cm, berisi tulisan 200 – 400 kata. Biasanya terdiri dari satu lembar saja
dengan cetakan dua muka. Namun yang khas dari leaflet adalah adanya lipatan yang
membentuk beberapa bagian leaflet seolah-olah merupakan panel atau halaman tersendiri.
Syarat-syarat dalam pembuatan leaflet antara lain:
Menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami
Judul yang digunakan harus menarik untuk dibaca
Jangan terlalu banyak tulisan, sebaiknya ada keseimbangan antara gambar dan tulisan
Materi harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan leaflet antara lain:
1. Materi yang disampaikan harus menarik dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
oleh penulis
2. Penggunaan layout perlu menarik agar pembaca tertarik untuk membaca.
3. Penggunaan gambar perlu diseimbangkan dengan jumlah tulisan. Hal ini agar
penampilan leaflet menarik dan pembaca minat untuk membaca.

C. Papan Bimbingan
Papan bimbingan merupakan papan yang khusus digunakan untuk mempertunjukkan
materi-materi bimbingan dan konseling yang berisi tentang artikel, gambar, bagan, poster,
dan objek dalam bentuk tiga dimensi. Pada umumnya papan bimbingan terbuat dari
Styrofoam atau triplek. Menurut Bimo Walgito (2004:183) penyelenggaraan Papan Bimbingan
merupakan salah satu aspek kegiatan untuk merealisasikan bimbingan dan konseling di
sekolah. Berdasarkan tujuan dari layanan informasi bahwa tujuan layanan informasi adalah
membekali individu dengan berbagai pengetahuan dan pemamahaman tentang berbagai hal
yang berguna untuk mengenal diri, merencanakan dan mengembangkan pola kehidupan
sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat (Prayitno, 1997:76), maka dapat
disimpulkan bahwa tujuan dari pembentukkan papan bimbingan adalah memberikan
informasi yang jelas untuk membekali individu (siswa) dalam hidupnya.
Papan bimbingan adalah papan yang khusus digunakan untuk mempertunjukkan materi-
materi bimbingan dan konseling yang berisi artikel, gambar, bagan poster, dan objek dalam
bentuk tiga dimensi.
Papan bimbingan merupakan media bimbingan dan konseling yang sangat murah, mudah
pengadaannya, sangat efektif dilihat banyak siswa, tidak memerlukan perawatan khusus, dan
sangat familier bagi guru, konselor, maupun siswa. Papan bimbingan merupakan media untuk
memberikan informasi, imbauan, tempat menuangkan kreativitas, gagasan dan ide bagi siswa
dan semua warga sekolah selama hal tersebut demi pertumbuhan dan perkembangan siswa.
Papan bimbingan ini seringkali menjadi tempat semua siswa mendapatkan dan bahkan
mencari informasi berkaitan dengan informasi belajar, karir/peluang kerja, dan studi lanjut,
bahkan pencerahan spiritual untuk meningkatkan kadar keimanan dan pendidikan
moral/akhlak mulia siswa.
Dalam papan bimbingan tersebut ditempelkan berbagai informasi bimbingan dengan
berbagai bentuk, seperti : artikel, poster, buletin, karikatur, gambar-gambar, tips-tips, tulisan-
tulisan misalnya peringatan-peringatan, kata-kata mutiara, semboyan dan sebagainya. Di
samping itu dapat pula berupa potongan-potongan majalah atau surat kabar serta brosur-
brosur lainnya yang mempunyai atau mengandung unsur bimbingan. Adapun papan
bimbingan tersebut hendaknya diletakkan/ditempel/digantung pada tempat yang mudah
dijangkau oleh semua siswa, memiliki keleluasaan yang bisa memungkinkan siswa membaca
dengan rileks serta pencahayaan yang cukup agar tidak mengganggu siswa pada saat
membaca, sehingga siswa dapat dengan mudah mengakses dan memahami hal-hal yang perlu
diketahui.
Mengingat begitu pentingnya papan bimbingan bagi siswa maka menuntut para guru
pembimbing/konselor untuk senantiasa menyajikan informasi yang up to date, dipajang
dengan menarik, menggunakan bahasa lugas tetapi mengenai sasaran. Guru
pembimbing/konselor mempersilakan siswa untuk memberikan informasi seluas-luasnya
selama itu berguna bagi perkembangan dan membuka wawasan siswa lainnya yang
sebelumnya melalui bimbingan/seizing guru pembimbing/konselor. Jadi tidak selamanya
guru pembimbing/konselor sekolah sibuk dan repot mencari data/informasi sendiri dan
selanjutnya ditempel pada papan bimbingan, namun disadari bahwa siswa juga memiliki
kemampuan luar biasa mencari informasi penting melalui internet yang dapat disebarluaskan
kepada teman-temannya di sekolah melalui papan bimbingan. Dengan demikian fungsi guru
pembimbing/konselor ialah memotivasi siswa memanfaatkan semaksimal mungkin papan
bimbingan baik untuk menerima informasi maupun memberikan sumbangan informasi pada
bidang belajar, pribadi, sosial, karir, maupun kehidupan berkeagamaan/akhlak mulia.
Manfaat Media Papan Bimbingan. Secara umum media mempunyai kegunaan, diantaranya:
1. Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.
2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya indra.
3. Menimbulkan gairah siswa, interaksi lebih langsung antara siswa dengan guru
bimbingan dan konseling (guru BK).
4. Proses layanan bimbingan dan konseling dapat lebih menarik.
5. Kualitas layanan bimbingan dan konseling dapat ditingkatkan.
6. Meningkatkan sikap positif peserta didik terhadap materi layanan bimbingan dan
konseling.
7. Dapat mengatasi berbagai keterbatasan pengalaman peserta didik.
8. Dapat membangkitkan keinginan dan minat baru.
9. Dapat membangkitkan motivasi dan merangsang peserta didik untuk belajar
Beberapa kelebihan dalam penggunaan apan bimbingan yaitu pembuatannya mudah dan
biaya murah, dapat menarik perhatian siswa. Sedangkan kelemahan dari penggunaan papan
bimbingan adalah membutuhkan ketrampilan dalam pembuatannnya, penyajian pesan hanya
unsur visual saja (yang dapat dilihat).
Syarat-syarat yang perlu diperhatikan dalam pembuatan bentuk Papan Bimbingan, Rinda
(2009) mengutip Widodo menjelaskan bahwa:
1. Ukuran papan bimbingan tidak boleh terlalu besar ataupun terlalu kecil
2. Ukuran hurufnya jangan terlalu kecil agar mudah dibaca
3. Papan Bimbingan harus menarik
4. Alas untuk papan bimbingan dapat menggunakan triplek atau steroform.
5. Agar menarik, perlu dicat dengan warna dan diberi bingkai agar terlihat rapi
6. Berilah judul yang menarik dengan warna dan ukuran yang besar agar terlihat
dengan jelas
7. Kumpulkanlah bahan-bahan berupa gambar, kartun objek, buku, poster, lem, paku
payung, gunting dan lain-lain
8. Gunakan gradasi warna agar lebih menarik siswa untuk melihat.
9. Gunakan penyajian dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh siswa, bukan
bahasa guru maupun bahasa yang terlalu formal
10. Lay out dan design menggunakan teknik dummy, yaitu meletakkan gambar agar
seimbang
11. Tempelkan materi dalam papan bimbingan sesuai dengan fungsinya.

D. Kartun atau komik


Komik atau kartun menurut pengertian Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yaitu suatu
bentuk seni yang menggunakan gambar-gambar tidak bergerak yang disusun sedemikian rupa
sehingga membentuk jalinan cerita. Biasanya komik dicetak di atas kertas dan dilengkapi
dengan teks. Komik atau kartun dapat diterbitkan dalam berbagai bentuk, mulai dari strip di
Koran, dimuat dalam majalah, atau dicetak dengan buku sendiri.
Secara garis besar menurut Trimo (1997) media komik dapat dibedakan menjadi 2 yaitu
komik strip (comic strip) dan buku komik (comic book). Komik strip adalah suatu bentuk komik
yang terdiri dari beberapa lembar bingkai kolom yang dimuat dalam suatu harian atau
majalah, biasanya disambung ceritanya, sedangkan yang dimaksud buku komik adalah komik
yang berbentuk buku. Penelitian ini menggunakan bentuk komik strip karena lebih simpel,
waktu yang digunakan lebih efektif dan akan lebih cepat dipahami siswa.
Beberapa kelebihan media komik dalam media pembelajaran menurut Trimo (1997)
antara lain:
1. Komik menambah perbendaharaan kata bagi pembaca
2. Mempermudah siswa dalam menangkap rumusan atau hal-hal yang abstrak
3. Dapat mengembangkan minat baca siswa
4. Seluruh jalan cerita komik menuju alur cerita mengenaik kebaikan
Sedangkan kelemahan dari media komik dalam media pembelajaran, antara lain:
1. Kemudahan dalam membaca komik akan menimbulkan penolakan bagi
penggemarnya terhadap buku bacaan lain karena terbiasa dengan tampilan komik
yang menarik
2. Kebanyakan komik menggunakan bahasa yang kurang sopan dan formal sehingga
dapat berdampak pada tata bahasa pembaca
3. Banyak adegan percintaan yang lebih ditonjolkan
Nilai edukatif dalam media komik dalam proses belajar mengajar tidak diragukan lagi.
Menurut Sudjana dan Rivai (2002) menyatakan media komik dalam proses belajar mengajar
menciptakan minat para peserta didik, mengefektifkan proses belajar mengajar, dapat
meningkatkan minat belajar dan menimbulkan minat apresiasinya. Media komik dalam
pembelajaran sebaiknya tidak menggunakan kata-kata kotor tetapi menggunakan kata-kata
yang mengandung pesan-pesan pengetahuan gambar-gambar pelaku kekerasan diganti
dengan contoh- contoh perilaku bernuansa moral, adegan percintaan diganti dengan adegan
yang mengarahkan rasa cinta dan kasih sayang terhadap sesama makhluk dan penciptanya.
Komik memiliki sesuatu yang saling berkaitan dan menjadi rangkaian yang menguatkan
suatu alur cerita yaitu pencitraan, alur cerita, dialog, komposisi, gestur, dan bermacam pilihan
lainnya. Pilihan-pilihan itu terbagi menjadi lima tipe dasar:
1. Pilihan momen
Pemilihan momen adalah memilih momen-momen yang ingin ditampilkan ke dalam
panel dan momen-momen yang harus dibuang.
2. Pilihan bingkai
Pemilihan bingkai adalah tahap ketika komikus menentukan seberapa dekat bingkai
sebuah aksi untuk menunjukkan rincian yang pantas atau seberapa jauh bingkai agar
pembaca dapat melihat tempat aksi berlangsung dan mungkin membangkitkan kesan berada
di tempat kejadian. Proses ini ditentukan oleh beberapa faktor komposisi seperti cropping
(tata oandang), balance (keseimbangan), dan kemiringan.
3. Pilihan citra
Pemilihan citra adalah bagaimana komikus mengisi bingkai dengan gambar yang
membawa cerita yang dibuat ke dalam bentuk rupa yang terlihat hidup. Pemilihan citra untuk
komikus berbeda-beda sesuai dengan gaya komikus. Pemilihan citra yang baik akan sangat
mempengaruhi kesan pembaca terhadap komik.
4. Pilihan kata
Dalam komik, kata dapat muncul dalam beberapa hal. Pertama berperan maksimal
sebagai dialog atau percakapan dalam komik. Hal ini terwujud dalam bentuk balon kata atau
semacamnya. Kedua, kata dapat berperan menjadi narasi untuk menjelaskan gambar. Ketiga
kata mengambil fungsi sound effect (efek suara) yang membuat pembaca seperti mendengar
bunyi dalam komik. Keempat, kata menjadi bagian langsung dari gambar sebagai bentuk
terintegrasi. Seperti kata dalam gambar rumah, dan sebagainya.
5. Pilihan alur
Pilihan alur dalam komik sangat berkaitan dengan tata panel. Tujuan utama pemilihan
alur adalah untuk menuntun pembaca mengikuti jalan cerita komik dari awal sampai akhir.
Dalam komik, alur baca ditentukan dengan pengaturan panel ke panel yang tepat, baik
penempatan panel maupun jarak antar panel. Diberbagai Negara, alur cerita disepakati
anatara komikus dan pembaca baik kiri ke kanan atau kanan ke kiri.3

3
Nurlatifah . https://nurlatifah21bima.wordpress.com/2016/06/13/media-bk-non-elektronik/

Anda mungkin juga menyukai