Anda di halaman 1dari 24

KOMUNIKASI,INFORMASI, EDUKASI

Dra.Indah Setyaningsih,M.Farm.,Apt
DEFINISI
Komunikasi adalah penyampaian pesan secara
langsung atau tidak langsung melalui saluran
komunikasi kepada penerima pesan untuk
mendapatkan tanggapan.
 Tanggapan (respon) diperoleh karena telah terjadi
penyampaian pesan yang dimengerti oleh masing-masing
pihak.
Informasi adalah keterangan, gagasan maupun
kenyataan yang perlu diketahui masyarakat (pesan yang
disampaikan) dan dimanfaatkan seperlunya.
Edukasi adalah: sesuatu kegiatan yang mendorong
terjadinya penambahan pengetahuan, perubahan sikap,
perilaku dan ketrampilan seseorang/kelompok secara
wajar.
TUJUAN
Menambah Pengetahuan, mengubah sikap ,
kepercayaan, nilai-nilai dan perilaku individu atau
kelompok.
Secara aktif mendukung suatu masalah/issu dan
mencoba untuk mendapatkan dukungan dari pihak
lain
Meletakan dasar bagi mekanisme sosio-kultural
yang dapat menjamin berlangsungnya proses
penerimaan masyarakat terhadap issu
KIE mendidik individu dan masyarakat tentang
keberadaan dan manfaat suatu issu
PROSES PELAKSANAAN KIE
1. Saluran, sarana yang digunakan untuk
menyampaikan pesan KIE
2. Pesan, informasi yang disampaikan
3. Penerima, ada audiens atau kelompok masyarakat
yang mendapatkan informasi
4. Gangguan, hambatan dalam penyampaian
informasi/pesan
5. Pengirim, pihak yang memberikan
informasi/komunkator
6. Umpan Balik, ada respon atau tanggapan balik dari
masyarakat tentang informasi yang disampaikan.
LANGKAH MENGGUNAKAN KIE
1. Mempertajam analisa sasaran, difokuskan pada sasaran yang akan
mendapatkan informasi (apakah kelompok anak, kelompok orang tua,
guru, masyarakat, atau aparat desa, dll)
2. Penetapan Strategi, cara yang tepat dalam penyampaian pesan
3. Memperbesar arus komunikasi, mengefektifkan semua jenis media KIE
untuk memperbesar arus komunikasi ke semua pihak
4. Penyusunan Isi Pesan, menyusun materi dan isi terkait pesan yang akan
disampaikan
5. Desain Media, merancang media yang efektif dan sesuai dengan
kebutuhan masyarakat sasaran dengan memilih penentuan gambar,
cover serta memperhatikan estetika yang bisa menarik perhatian
masyarakat
6. Pelaksanaan KIE, KIE yang sudah disusun dan didesain dengan tepat
didistribusikan ke kelompok masyarakat sasaran.
7. Evaluasi, melihat/mengamati, menilai kembali bahan KIE yang sudah
dihasilkan dan yang sudah didistribusikan. Sejauh mana memberi
manfaat bagi masyarakat serta berdampak pada perubahan sikap dan
perilaku pada masyarakat.
PRINSIP PELAKSANAAN
Prinsip yang harus dipilih dalam penggunaan/pelaksanaan KIE
adalah
1. JELAS, menggunakan alat peraga yang menarik perhatian
dan atau mengambil contoh dari kehidupan sehari-hari
2.LENGKAP, informasinya lengkap dan utuh, menyesuaikan
materi KIE dengan latar belakang kelompok sasaran
3. SINGKAT/SEDERHANA,memberikan penjelasan dengan
bahasa sederhana dan mudah dipahami
4.BENAR/TEPAT ; memahami, menghargai dan menerima
kedaan kelompok sasaran (status pendidikan, sosial ekonomi
dan situasi emosional) sebagaimana adanya
5.SOPAN ; memperlakukan kelompok sasaran dengan sopan,
baik dan ramah
MENENTUKAN PILIHAN MEDIA KIE
YANG EFEKTIF
• Melakukan Identifikasi terkait isu yang sedang
dikembangkan
Memetakan segmentasi terhadap kelompok-
kelompok yang ada di masyarakat
Menentukan kelompok sasaran yang menjadi target
kerja atau kempanye
Melakukan penelitian untuk memperjelas masalah
 Membuat strategi dan pesan yang akan dikemas
 Monitoring dan evaluasi, memastikan bahwa bahan
KIE yang dikembangkan bisa sesuai dengan kebutuhan
masyarakat sasaran, bermanfaat serta sejauh mana
berdampak pada perubahan perilaku dalam masyarakat
sasaran
JENIS-JENIS MEDIA KIE
1. Buku
Penggunaan Buku sebagai sumber bacaan bagi semua kalangan tapi tidak
semua orang tertarik untuk membaca buku kalau tidak dibiasakan untuk
membaca. Karena isinya yang cendrung lebih padat, monoton tulisan.
2. Modul.
Penggunaan modul harus dilalui dengan pelatihan yang lebih sistimatis agar
bisa memahami isi dan subtansi dari isu perlindungan anak yang akan
dikembangkan di komunitas. Modul lebih difokuskan pada isi dan
substansi
3. Buku Panduan
Buku Panduan berisikan langkah-langkah penggunaan dari modul dan Isu
Thematik Perlindungan Anak yang dikembangkan di masing-masing
wilayah. Buku panduan ditekankan pada langkah-langkah atau teknis
penggunaannya.
4. Poster
Poster adalah sebagai wujud kombinasi visual dari rancangan yang kuat,
dengan warna dan pesan dengan maksud untuk menangkap perhatian
orang yang lewat tetapi cukup lama menanamkan gagasan yang berarti di
dalam ingatannya,(Nana Sidjana dan Ahmad Rivai, 2010
5. Komik
Komik dapat memberikan model yang dapat digunakan untuk
mengembangkan kepribadian anak.
Ciri-cirinya:a. Bersifat proporsional; komik mampu membuat pembaca
terlibat secara emosional dalam membaca komik b. Bahasa percakapan;
bahasa yang digunakan dalam komik biasanya bahasa percakapan sehari-
hari, jadi pembaca mudah mengerti dan memahami bacaaan komik.c.
Bersifat kepahlawanan; umumnya isi cerita yang a da didalam komik akan
cenderung membuat pembaca mempunyai rasa atau sifat kepahlawanan
d. Pengembaraan watak; penggambaran watak dalam komik,
digambarkan secara sederhana. Penggambaran secara sederhana
dilakukan agar pembaca mudah mengerti karakteristik tokoh-tokoh yang
terlibat dalam komik tersebut.e. Menyediakan humor; humor kasar yang
tersaji dalam komik akan mudah dipahami seseorang karena memang
humor tersebut sering ada di masyarakat
• Stiker
Stiker adalah media promosi kegiatan yang ditempel atau dilekatkan pada
suatu tempatyang mudah dikenal orang.Fungsi stiker :- sebagai label
kegiatan. - Sebagai bentuk promosi kegiatan- Meningkatkan nilai jual
suatu kegiatan- Sebagai media informasi kepada masyarakatBentuk
stiker : disesuaikan dengan kebutuhan kegiatan. Bentuknya bisa
berbentuk kotak, bulat, dan banyak bentuk sesuai kreatifitas yang bisa
menarik perhatian masyarakat
7. Buku Saku
Buku-buku kecil yang berisi pesan-pesan singkat, ringkas, jelas dan padat terkait
issu
8. Brosur
Brosur pada umumnya didesaindalam ukuran kertas yang standar dan dapat
dilipat, baik diliipat bagi dua atau dibagi tiga.
9. Leaflet
Leaflet memiiki ukuran yang lebih kecil daripada brosur akan tetapi memiliki
desain yang lebih rumit dan berwarna. Leaflet pada umumnya dibaca dengan
cepat. Sekilas leaflet memiliki fungsi dan definsi yang sama dengan selebaran.
Kelebihan Leaflet :• Dapat dikatakan dengan ringkas dan simple• Dapat
didistribusikan dalam berbagai kesempatan• Karena desainnya simple,
masyarakat atau peng
10. Banner
Banner adalah media informasi yang hampir sama persis dengan spanduk. Yaitu
rentangan yang berisi slogan, propaganda, atau berita yang perlu diketahui oleh
masyarakat umum.Perbedaan antara spanduk dan banner hanya ada pada bahan
pembuatan dan cara mencetaknya saja, untuk spanduk terbuat dari bahan kain
dengan cara disablon dan untuk banner terbuat dari bahan banner dengan cara
di print (cetak), sehingga tampilan banner biasanya lebih halus dan lebih bagus
dibandingkan dengan spanduk
• Spanduk

 
12. Billboard
Billboard adalah media informasi yang hampir mirip dengan baliho, yang
dipasang dengan ukuran yang sangat besar dan dipasang ditempat-
tempat umum.
13. Baliho
Baliho adalah media informasi atau publikasi yang berlebih-lebihan
ukurannya agar menarik perhatian masyarakat (biasanya dengan gambar
yang besar di tempat-tempat ramai).
14. Film-film pendek
Film-film yang dibuat dengan durasi pendek yang tujuannya untuk
memberikan informasi singkat kepada konsumen/ masyarakat terkait
permasalahan tertentu
15. Souvenir, suatu benda yang identik dengan suatu event atau suatu daerah
tertentu, pada umumnya bentuknya ringkas, mungil, serta mempunyai
nilai artistic (Nurnitasari: 2009)
16. TV.
TV bisa digunakan sebagai media KIE di saat kita bisa memanfaatkan
space-space tertentu dengan waktu tertentu untuk membahas issu
17. Surat kabar
Surat kabar bisa digunakan sebagai media KIE ketika kita bisa
memanfaatkan ruang/space tertentu dan pada waktu tertentu untuk
mempromosikan isu  
BENTUK KOMUNIKASI
1. Komunikasi verbal ( verbal communication )
 adalah bentuk komunikasi yang disampaikan komunikator
kepada komunikan dengan cara tertulis (written) atau lisan
(oral).
 Komunikasi verbal menempati porsi besar. Karena
kenyataannya, ide-ide, pemikiran atau keputusan, lebih mudah
disampaikan secara verbal ketimbang non verbal. Dengan
harapan, komunikan (baik pendengar maun pembaca ) bisa
lebih mudah memahami pesan-pesan yang disampaikan.
 contoh : komunikasi verbal melalui lisan dapat dilakukan
dengan menggunakan media, contoh seseorang yang
bercakap-cakap melalui telepon. Sedangkan komunikasi verbal
melalui tulisan dilakukan dengan secara tidak langsung antara
komunikator dengan komunikan.
 Proses penyampaian informasi dilakukan dengan menggunakan
media surat, lukisan, gambar, grafik dan lain-lain.
Contoh Komunikasi Verbal
Surat-menyurat
Berbicara melalui telepon
Presentasi kepada audiens
Membaca koran
Membaca majalah
Menonton televisi
Mendengarkan siaran radio
Dan lain sebagainya
2. Komunikasi non verbal ( non verbal communicarion)
 Banyak komunikasi verbal tidak efektif hanya karena
komunikatornya tidak menggunakan komunikasi non
verbal dengan baik dalam waktu bersamaan.
Melalui komunikasi non verbal, orang bisa mengambil
suatu kesimpulan mengenai sesuatu hal tentang
berbagai macam persaan orang, baik rasa senang,
benci, cinta, kangen dan berbagai macam perasaan
lainnya.
 Bentuk komunikasi non verbal sendiri di antaranya
adalah, bahasa isyarat, ekspresi wajah, sandi, symbol-
simbol, pakaian sergam, warna dan intonasi suara.
 Contoh : Sentuhan, gerakan tubuh , Vokalik, Kronemik
Contoh Komunikasi Non Verbal
 Sentuhan dapat termasuk: bersalaman, menggenggam tangan, berciuman,
sentuhan di punggung, mengelus-elus, pukulan, dan lain-lain.
 Gerakantubuh
Dalam komunikasi nonverbal, kinesik atau gerakan tubuh meliputi kontak
mata, ekspresi wajah, isyarat, dan sikap tubuh. Gerakan tubuh biasanya
digunakan untuk menggantikan suatu kata atau frase, misalnya mengangguk
untuk mengatakan ya; untuk mengilustrasikan atau menjelaskan sesuatu;
menunjukkan perasaan,
 Vokalik
Vokalik atau paralanguage adalah unsur nonverbal dalam suatu ucapan, yaitu
cara berbicara. Contohnya adalah nada bicara, nada suara, keras atau
lemahnya suara, kecepatan berbicara, kualitas suara, intonasi, dan lain-lain.
 Kronemik
Kronemik adalah bidang yang mempelajari penggunaan waktu dalam
komunikasi nonverbal. Penggunaan waktu dalam komunikasi nonverbal
meliputi durasi yang dianggap cocok bagi suatu aktivitas, banyaknya aktivitas
yang dianggap patut dilakukan dalam jangka waktu tertentu, serta ketepatan
waktu (punctuality).
BARRIER KOMUNIKASI
1. Gangguan Teknis, misalnya gangguan pada stasiun radio, jaringan telepon,
kerusakan pada alat komunikasi.
2. Gangguan Semantik merupakan gangguan yang disebabkan karena kesalahan
pada bahasa yang digunakan. Misalnya, kata-kata yang terlalu banyak
memakai jargon asing, penggunaan bahasa yang berbeda, dan penggunaan
struktur bahasa yang tidak sebagaimana mestinya.
3. Gangguan psikologis merupakan rintangan yang terjadi karena adanya
persoalan dalam diri individu. Misalnya, rasa curiga, situasi berduka, atau
gangguan kejiwaan.
4. Rintangan fisik merupakan rintangan karena letak geografis. Misalnya, jarak
yang jauh sehingga sulit dicapai alat transportasi dan komunikasi.
5. Rintangan status sosial merupakan rintangan yang terjadi karena perbedaan
status sosial dan senioritas. Misalnya, antara atasan dan bawahan, atau antara
dosen dan mahasiswa.
6. Rintangan kerangka berpikir merupakan rintangan yang terjadi karena adanya
perbedaan pola piker. Perbedaan pola pikirbisa disebabkan karena
pengalaman dan latar belakang pendidikan yang berbeda.
7. Rintangan budaya merupakan rintangan yang disebabkan oleh perbedaan
norma, kebiasaan, dan nilai-nilai yang dianut.
Keterampilan Komunikasi
Keterampilan komunikasi ada tigamacam,
1.Keterampilan Komunikasi Lisan
Keterampilan komunikasi lisan meliputi kemampuan dalam
wawancara kerja, seminar, lokakarya, public speaking, pidato
formal dan presentasi (Djoko Purwanto, 2006: 77).
Keterampilan komunikasi lisan sudah digunakan sejak zaman
dahulu, sebab keterampilan komunikasi lisan menjadi hakikat
komunikasi yang digunakan sejak manusia diciptakan.
Komunikasi lisan menjadi sebuah budaya bagi masyarakat
dalam menyampaikan pesan secara lisan atau kata-kata.
Seperti halnya, kita berbicara kepada orang laindalam
masyarakat.
2. Keterampilan Komunikasi Tulisan
 Keterampilan membuat pesan-pesan secara
tertulis dalam berbagai macam bentuk, seperti
memo, surat, proposal, dan laporan.
 Kelebihan keterampilan komunikasi tulisan ialah
penulis memiliki kesempatan untuk merencanakan
dan mengendalikan pesan-pesan yang dibuat
(Djoko Purwanto, 2006: 78).
 Keterampilan komunikasi lisan dan tulisan memiliki
perbedaan, baik dalam media maupun cara
penyampaian.
Tabel Komunikasi Lisan dan Tulisan
Komunikasi Lisan Komunikasi Tulisan
• a.Umpan balik (feedback)dapat a.Tidak memerlukan umpan balik
disampaikan secara langsung dari (feedback) segera.
audien. b.Pesan sangat rinci, kompleks,
• b.Pesan relatif sederhana dan dan memerlukan perencanaan
yang hati-hati.
mudah diterima.
c.Memerlukan catatan
• c.Tidak memerlukan catatan permanen.
permanen d.Dapat mencapai audienyang
• d.Dapat mengumpulkan audien lebih luas
mudah dan ekonomis e.Memperkecil kesalahan dalam
• e.Interaksi dapat dilakukan secara penyampaian pesan
Media Komunikasi Media Komunikasi
a. Percakapan secara langsung, pidato, a.Surat-surat, memo, laporan,
pertemuan-pertemuan. proposal,
b. Telepon dan surat suara (voice mail). b.Surat reguler dan khusus
c. Telekonferensi dan konferensi video
c.Faksimile
3. Keterampilan Komunikasi Visual
Keterampilan komunikasi visual menurut Rakhmat Supriyono
(2010: 9) merupakan kemampuan seseorang dalam
mengkomunikasikan pesan atau informasi dengan pembaca
dengan berbagai kekuatan visual, seperti tipografi, ilustrasi,
warna, garis, dan lain sebagainya dengan bantuan teknologi.
Keterampilan komunikasi visual salah satunya dapat dilihat
dari karya desain grafis.
Desain grafis dapat dikategorikan sebagai commercial art,
karena merupakan paduan antara seni rupa (visual art)dan
keterampilan komunikasi untuk berbisnis.
Desain grafis menjadi salah satu upaya penyampaian informasi
atau pesan dengan menggunakan elemen-elemen visual ,
seperti huruf, garis, warna, gambar, dan bidang yang sudah
disusun semenarik mungkin.
Desain grafis ini juga dapat menjadi pesan yang komunikatif
dan menarik saat diwujudkan dengan bantuan ilustrator,
fotografer, visualizer, kartunis, dan lain sebagainya.
Komunikasi Efektif pada Pasien
1. Mendengarkan dengan utuh
 mampu mendengarkan keluhan dan ungkapan perasaan yang dimiliki oleh pasien
sampai mereka lega dan berikan kesan bahwa kita mendengarkan dan mencoba
memahami apa yang diungkapkan oleh pasien.
2. Menjawab dengan sabar dan pengertian
harus bisa memberikan jawaban terhadap pertanyaan yang diberikan oleh pasien
dengan sabar dan pengertian. Dengan demikian pasien bisa merasa nyaman dan
tenang serta memahami pesan yang disampaikan
3. Penjelasan singkat, jelas dan mudah dimengerti
harus menggunakan penjelasan yang singkat, jelas, dan juga mudah dimengerti.
Ibaratnya kita berusaha untuk menjelaskan suatu hal pada anak kecil atau orang
lain yang belum paham dan tidak memiliki wawasan tentang hal tersebut
sebelumnya.
4. Gunakan bahasa tubuh yang sesuai
Walaupun bahasa yang digunakan baik, akan tetapi dari bahasa tubuhnya kita tidak
menunjukkan bahasa tubuh yang mendukung, maka bisa jadi maksud yang
sebenarnya dari pesan tersebut justru berlawanan dengan apa yang kita inginkan.
Misalnya senyum, intonasi yang sesuai untuk menunjukkan keramahan, dan
berbagai macam bahasa tubuh lain yang mendukung sesuai dengan kepentingan
komunikasi
Hal yang perlu diperhatiatikan saat
berkomunikasi dengan pasien
1. Mengatur Skenarionya
Pilih waktu yang tepat untuk berbicara dengan orang tersebut atau bernegosiasi dulu.
Cobalah pancing dengan menggunakan topik topik yang pasien gemari. Jika pasien tidak
merasa nyaman dengan topik yang dibacarakan, sadari tanda tandanya.
2. Mulailah Berbicara Tentang Hal Kecil
Pengungkapan diri adalah wilayah yang asing bagi sebagian orang. Orang lain mungkin
tidak memiliki kosakata untuk menggambarkan perasaan mereka, tidak melihat
relevansi dengan memberi tahu orang lain, mungkin mengharapkan penilaian atau
ketakutan yang tidak diinginkan ‘membuka pintu air’ dan membuat banyak orang lain
atau orang lain. Pikirkan topik kecil dan kurang emosional sebagai cara membuka pintu
untuk percakapan yang lebih signifikan. Terkadang, jika Anda berbicara tentang apa
yang Anda pikirkan dan rasakan, orang lain akan mengikuti dengan perlahan.
3. Dengarkan dan Ajukan Pertanyaan
Mendengarkan tanpa menyela adalah hal yang penting. Hal Ini mampu menyampaikan
minat dan rasa hormat terhadap sudut pandang orang lain. Luangkan waktu untuk
benar-benar mendengarkan apa yang sedang dikatakan (ini tidak berarti Anda harus
setuju dengannya). Pertahankan kontak mata dan buat ucapan yang memberi semangat
seperti ‘Saya mengerti yang Anda katakan …’ dan ‘Lanjutkan …’ dan ajukan lebih banyak
pertanyaan. Sekali lagi, pertanyaan terbuka memberi cara paling ampuh untuk
memahami posisi atau perasaan orang lain. Gunakan pertanyaan yang dimulai dengan
mengapa, apa, kapan, dimana dan bagaimana.
4. Batasi Pengekspresian Asumsi dan Pendapat untuk suatu Waktu
Mengembalikan pola komunikasi lama bisa menghalangi yang baru.
Orang-orang yang telah mengenal satu sama lain selama bertahun-tahun,
jika tidak sepanjang hidup mereka, akan merasa seolah-olah beberapa
diskusi (walaupun penting) tidak lagi layak karena sepertinya selalu
berakhir dengan cara yang sama. Tidak menanggapi dengan cara yang
sama seperti mereka selalu bisa membantu orang lain untuk lebih toleran
dan mencoba mencapai landasan baru.
5. Awali secara perlahan
Dalam beberapa keadaan yang sangat sulit, seperti perjalanan seorang
pasien dengan kanker atau seseorang yang hampir meninggal, orang
mungkin merasa tertekan untuk mulai membicarakan topik dan pikiran
dan perasaan yang berarti (misalnya, jika seseorang telah menerima
beberapa kabar mengecewakan bahwa pengobatan belum berhasil sebaik
yang diharapkan). Bagi mereka yang telah menghindari komunikasi sejauh
ini, ini menghadapi dan sangat menantang. Komunikasi tentang isu-isu
yang sulit jauh lebih mudah jika langkah-langkah kecil telah dilakukan
terlebih dahulu. Cobalah untuk menggunakan waktu yang berharga yang
Anda miliki untuk membuka diskusi secara perlahan.
6. Jadilah Tegas Saat diperlukan. Gunakan pernyataan 'saya’
Bersikap tegas melibatkan mengekspresikan pikiran dan perasaan Anda sendiri
tanpa mengabaikan atau menyalahgunakan hak orang lain (yaitu agresi).
Terutama bila ada kekhawatiran bahwa sebuah diskusi dapat menghasilkan
konflik, dengan menggunakan pernyataan ‘Saya’ dan bukan ‘Anda’ adalah
keterampilan yang berguna. Misalnya, mengatakan ‘Saya merasa kecewa saat
pulang ke rumah dan tidak bertanya kepada saya tentang bagaimana perawatan
saya berjalan’ adalah cara yang tidak terlalu menuduh untuk mengekspresikan
perasaan Anda daripada 'Anda membuat saya begitu marah saat Anda bahkan
tidak repot-repot bertanya kepada saya bagaimana Pengobatan saya pergi.
‘Gunakan yang sederhana:’ Saya pikir ‘,’ saya merasa ‘dan’ saya ingin
'mendekatinya. Misalnya, 'Saya pikir radioterapi membutuhkan banyak waktu
dan usaha. Aku merasa sangat lelah hampir setiap hari. Saya ingin Anda
membantu di rumah dengan membuat makan siang Anda sendiri '.
7. Lakukan terus menerus
Saat berbicara dengan orang lain (terutama anak-anak atau pasien yang lebih
tua) kita tidak hanya memiliki satu kesempatan untuk mengatakan sesuatu - tidak
harus ‘sempurna’. Komunikasi berkembang dan hampir selalu ada kesempatan
lain untuk berbicara. Bersikap realistis terhadap harapan Anda - menetapkan
tujuan komunikasi yang realistis dan bersabar, namun termotivasi, untuk
menciptakan perubahan kecil sekalipun.
8. Berkomunikasi Tanpa Kata
Komunikasi penuh kasih dan dukungan tidak perlu berputar di sekitar kata-kata.
Cukup berada di sana, berpegangan tangan, tersenyum, berbagi kontak mata
yang berarti dan menunjukkan kasih sayang secara fisik adalah cara yang sangat
berarti untuk menunjukkan rasa hormat

Anda mungkin juga menyukai