JUDUL JURNAL Analisis Efektivitas Biaya Penggunaan
Kombinasi Antipsikotik pada Pasien Rawat Inap Skizofrenia TUJUAN Untuk menganalisis pilihan terapi antara kombinasi klozapin-haloperidol dengan klozapin-risperidon pada pasien skizofrenia yang paling cost-effective dengan mempertimbangkan durasi rawat inap (length of stay) sebagai efektivitas terapinya. JENIS BIAYA Biaya total yang dihitung adalah biaya medis langsung (direct medical cost) yang dikeluarkan oleh pasien.
Biaya total merupakan penjumlahan dari
fixed cost dan variable cost. Fixed cost merupakan biaya tetap dan berlaku sama bagi seluruh pasien yang terdiri dari biaya pendaftaran dan biaya rawat inap, sedangkan variable cost adalah biaya yang berbeda- beda bagi setiap pasien tergantung pada terapi yang digunakan, seperti biaya penggunaan antipsikotik (berdasarkan formularium rumah sakit), biaya tindakan medik, biaya terapi penunjang, biaya psikoterapi, dan biaya rehabilitasi. OUTCOME Kedua kombinasi ini diukur dengan menggunakan outcome yang sama, yaitu outcome tenang. Outcome tenang ini berkaitan dengan respon emosi yang ditunjukkan oleh pasien selama melakukan terapi. Terapi kombinasi klozapin-risperidon menunjukkan adanya peningkatan dalam mengurangi gejala negatif pada pasien skizofrenia, salah satunya adalah tingkat emosional pasien. KESIMPULAN Harga kombinasi klozapin-risperidon lebih tinggi bila dibandingkan kombinasi klozapin-haloperidol, namun rata-rata total biaya perawatan yang dikeluarkan oleh pasien pengguna terapi kombinasi klozapin- haloperidol lebih tinggi dibandingkan kombinasi klozapin-risperidon.
2. JURNAL 2
JUDUL JURNAL Analisis Efektivitas Biaya Penggunaan
Antibiotik Pasien Sepsis di Rumah Sakit di Bandung TUJUAN Untuk mengetahui kelompok kombinasi antibiotik empirik yang paling efektif secara biaya (cost effectiveness) yang digunakan pada sepsis sumber infeksi pernapasan yang dirawat di salah satu rumah sakit di kota Bandung periode tahun 2010–2012. JENIS BIAYA Biaya Langsung OUTCOME Mendapatkan kombinasi Antibiotik yang tepat untuk pasien sepsis dengan terapi kombinasi antibiotik empirik sefotaksim- eritromisin. KESIMPULAN Kombinasi antibiotik empirik sefotaksim- eritromisin memiliki efektivitas lebih baik dari aspek biaya (cost effectiveness) dibandingkan dengan kombinasi sefotaksim- metronidazol.
Tipe 2 Dengan Terapi Antidiabetik Oral Di RSUD ULIN BANJARMASIN TUJUAN Untuk mengetahui gambaran biaya pada pasien diabetes melitus tipe 2 dengan terapi antidiabetik oral di RSUD Ulin Banjarmasin. JENIS BIAYA Biaya Langsung : biaya obat (53,27%) yang di ikuti oleh biaya laboratorium sebesar (36,90%) dan biaya terendah adalah biaya untuk konsultasi dokter yaitu (9,83%). OUTCOME Outcome jangka panjang dari pengobatan penyakit DM sering terkait dengan menurunkan morbiditas dan mortalitas, karena DM merupakan penyakit yang selalu berkembang. Meskipun demikian komplikasi mikrovaskuler (retinopati, nefropati, dan neuropati) dan makrovaskuler (gangguan pembuluh darah jantung, gangguan pembuluh darah tepi dan gangguan pembuluh darah otak) dapat dikurangi atau dicegah dengan pengendalian glukosa yang baik. KESIMPULAN Hasil penelitian menunjukkan biaya terapi total rata-rata pasien adalah Rp.500.743 dengan biaya tertinggi adalah biaya obat yaitu 53,27%, diikuti dengan biaya laboratium sebesar 36,90% dan biaya terendah adalah biaya konsultasi dokter yaitu 9,83%. Kombinasi yang paling banyak di gunakan adalah golongan sulfonlurea dan penghambat α-glukosidase dengan persentase 40% dengan biaya rata-rata perbulan adalah Rp.168.100.
4. JURNAL 4
JUDUL JURNAL Analisis Efektifitas Biaya Penggunaan
Antibiotik Sefiksim dan Sefotaksim Pasien Diare di Rumah Sakit X Tahun 2017 TUJUAN Untuk menentukan terapi yang lebih cost- effective antara penggunaan antibiotik Sefiksim dan Sefotaksim pada pasien diare rawat inap di rumah sakit X. JENIS BIAYA Biaya Medik Langsung : terdapat 3 komponen biaya yaitu biaya perawatan, biaya pengobatan dan biaya uji laboratorium. OUTCOME Efektivitas pengobatan diare menggunakan antibiotik sefiksim menunjukan hasil negatif sehingga dapat disimpulkan bahwa Sefiksim adalah obat yang paling cost-effective untuk terapi pengobatan pasien diare rawat inap di rumah sakit X. KESIMPULAN Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terapi yang lebih cost-effective antara penggunaan antibiotik Sefiksim dan Sefotaksim pada pengobatan Diare di rumah sakit X. yaitu terapi dengan pemberian antibiotik Sefiksim yang dapat dilihat dari nilai ACER Sefiksim sebesar Rp. 323.428,14 / hari dibandingkan dengan nilai ACER Sefotaksim sebesar Rp. 477.180,26 / hari untuk setiap peningkatan efektifitas. Nilai ICER terkecil pada antibiotik Sefiksim yaitu Rp.-50.565,8.
5. JURNAL 5
JUDUL JURNAL Analisis Biaya Penyakit Stroke Pasien
Jaminan Kesehatan Nasional di RSUD Blambangan Banyuwangi TUJUAN Untuk memberikan gambaran biaya medik langsung dan komponennya, perbedaan biaya medik langsung dan paket tarif INA- CBGs berdasarkan tipe stroke, dan faktor- faktor yang mempengaruhi biaya riil. JENIS BIAYA Biaya medik langsung (direct medical cost) dengan perhitungan biaya menggunakan pendekatan bottom up yang meliputi komponen biaya administrasi, biaya akomodasi, biaya tindakan medik, biaya pelayanan medik, biaya penunjang medik dan biaya obat dan BMHP. OUTCOME Terapi yang diberikan secara terus menerus mengurangi gejala-gejala neurologis, menurunkan mortalitas dan morbiditas, mencegah terjadinya komplikasi sekunder pada anggota gerak dan disfungsi neurologis serta mencegah kekambuhan stroke. KESIMPULAN Total biaya medik langsung pada stroke iskemik lebih rendah Rp952.266.639 dibandingkan paket tarif INA-CBGs Rp1.107.055.700 terdapat selisih positif Rp154.789.068, sedangkan total biaya medik langsung stroke hemoragik lebih tinggi Rp572.969.865 dibandingkan paket tarif INA-CBGs Rp483.804.000 terdapat selisih negatif Rp89.165.865. Tidak terdapat perbedaan signifikan dari faktor usia, jenis kelamin, komorbid dan tipe stroke terhadap total biaya medik langsung (p-value >0,05) tetapi berbeda signifikan dari faktor kelas rawat inap dan lama rawat inap (p-value <0,05).