Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

GERAKAN JAMA’AH DAN DAKWAH JAMA’AH

Dosen Pengampu :
Tenti Anggreani,S.AG.

Disusun oleh :
Kelompok 9 : Ayu Aulia ( 212020297 )
: Dila Notasa ( 212020273 )
: Elin Restiani ( 21202239 )
: M. Joko Hendri ( 212020343 )
Kelas :R
Mata Kuliah : Gerakan Pembaharuan Islam
Program Studi : Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Universitas Muhammadiyah Palembang
Tahun Ajaran 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segalarahmat, berkah, dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Gerakan
Jama’ah dan Dakwah Jama’ah”. Makalah ini disusun guna memberikan informasi tambahan
mengenai perspektif Islam tentang gerakan dan dakwah jama’ah, dan juga untuk memenuhi
tugas mata kuliah Gerakan Pembaharuan Islam.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang sumbernya berupa artikel
dan tulisan telah penulis jadikan referensi guna penyusunan makalah ini, semoga dapat terus
berkarya guna menghasilkan tulisan-tulisan yang mengacu terwujudnya generasi masa depan
yang lebih baik. Penulis berharap, semoga informasi yang ada dalam makalah ini dapat
berguna bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Penulis menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,banyak kekurangan dan kesalahan. Penulis
menerima kritik dan saran yang membantu guna penyempurrnaan makalah ini.

Palembang, Desember 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................................... 1
B. Rumusan masalah........................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................... 2
A. Objek Gerakan Jama’ah................................................................................. 2
B. Unit Gerakan Jama’ah.................................................................................... 3
C. Materi dan Bidang Kegiatan Jama’ah............................................................ 3
D. Program Gerakan........................................................................................... 4
E. Peran Ranting dan Gerakan Jama’ah dan Dakwah Jama’ah.......................... 4
F. Cara Pembentukan dan Diskusi Permasalahan Dalam Lapangan.................. 5

BAB III PENUTUP.................................................................................................... 7


A. Kesimpulan.................................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Persyerikatan Muhammadiyah yang didirikan pada tanggal 8 Dzulhijjah1330 H atau18
November 1912 M di Kauman Yogyakarta Menurut asal katanya diambil dari bahasa arab
yang berarti “Muhammad” adalah nama rasul terakhir Muhammad saw, “iyah” berarti
pengikut, jadi muhammadiyah adalah pengikut Nabi Muhammad saw. Dengan kata lain
Muhammadiyah itu adalah umat islamyang hidup dan kehidupannya mengikuti,
mencintai dan menghidupkan sunnah,tuntunan dan pelajaran serta melangsungkan usaha
Da’wah Islam A’mar Ma’ruf Nahi Munkar.
Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah, maka muhammadiyah berhadapan dengan
tantangan cultural. Suatu hal tak perlu ditanyakan lagi , bahwatantangan itu berasal dari
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)yang pesat yang banyak membawa
perubahan, boleh dikata dalam semualapangan kehidupan. Muhammadiyah dikenal
sebagai Gerakan Dakwah Islam, Amar Ma’ruf Nahi Munkar (memerintahkan
kebajikan/kebaikan dan mencegah kemungkaranatau apa saja yang diingkari dan ditolak
oleh islam).
Penegasan seperti ini jelasmenggambarkan komitmen Muhammadiyah terhadap Surat
Al-Imran ayat 104,suatu ayat yang menjadi factor utama yang melatarbelakangi
berdirinya perjuangan gerakan Muhammadiyah.Berdasarkan ayat tersebut
Muhammadiyahmeletakkan khittah atau strategi dasar perjuangannya, yaitu Dakwah
(menyeru, mengajak) Islam Amar Ma’ruf Nahi Munkar dengan masyarakat sebagai
medan/kancah perjuangannya.Muhammadiyah berkiprah ditengah-tengah masyarakat
bangsa Indonesiadengan membangun berbagai amal usaha yang benar-benar dapat
menyentuh hajatorang banyak semacam berbagai ragam lembaga pendidikan dari sejak
TamanKanak-kanak, hingga Perguruan Tinggi, membangun sekian banyak Rumah
Sakit,Panti Asuhan, dsb. Seluruh amal usaha diadakan dengan niat dan tujuan yang
unggal, yaitu dijadikan sarana dan wahana dakwah islam sebagaimana yang diajarkan
oleh Al-Quran dan As-sunnah Shahihah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu objek gerakan jamaah ?
2. Apa itu unit gerakan jamaah ?
3. Apa saja materi dan bidang kegiatan jamaah ?
4. Bagaimana program gerakan ?
5. Apa peran ranting dalam kegiatan jamaah dan dakwah jamaah ?
6. Bagaimana cara pembentukan dan diskusi permasalahan dalam lapangan ?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Objek Gerakan Jamaah


Subjek dakwah jama’ah adalah seluruh anggota persyarikatan Muhammadiyah
yang kooridnasinya dipegang oleh Majelis Tabligh bersama Pimpinan persyarikatan,
apabila kondisi anggota belum memungkinkan, maka mubaligh Muhammadiyah
merupakan penggerak gerakan tersebut. Dengan demikian pada fase awal, yang
menjadi inti jama’ah adalah para mubaligh Muhammadiyah yang tergabung dalam
Korp Mubaligh Muhammadiyah. Namun bila keadaan sudah memungkinkan inti
jama’ah bisa saja bukan mubaligh.
Untuk mewujudkan jama’ah sebagai objek dakwah, maka ada 4 bentuk atau
tahapan jama’ah yang harus dilakukan, yaitu:
1. Realisasi anggota Muhammadiyah dalaam suatu lingkungan menjadi jama’ah
yaitu suatu kelompok anggota yang suatu kelompok anggota yang merupakan
suatu kesatuan sosial.
2. Realisasi anggota atau karyawan suatu unit amal usaha Muhammadiyah seperti
sekolah, rumah sakit, panti asuhan, masjid, dan lain-lain, menjadi satu kesatuan
dalam jama’ah.
3. Reallisasi pemeluk Islam dalam suatu lingkungan tempat tinggal sebagai
jama’ah atau kesatuan sosial.
4. Mewujudkan satu lingkungan sosial tempat tinggal pemeluk Islam dan
Muhammadiyah bersama anggota masyarakat lainnya baik Muslim maupun
Non Muslim sebagai kesatuan sosial.

B. Unit Gerakan Jamaah


1. Di dalam satu kelurahan, inti-inti jamaah bergabung menjadi satu unit, satu
kesatuan, yang disebut Unit Gerakan jamaah.
2. Unit gerakan jamaah dipimpin langsung oleh pimpinan ranting Muhammadiyah,
bermusyawarah tentang:
a. Hambatan-hambatan yang perlu dipecahkan bersama,
b. Kegiatan-kegiatan masyarakat yang perlu menjadi perhatian inti inti jamaah
untuk memanfaatkan dalam pembinaan kesejahteraan kelurahannya.
c. Kerjasama yang diperlu direncanakan untuk saling meningkatkan gerakan
jamaah masing-masing.
d. Unit gerakan jamaah menjadi forum untuk meningkatkan kesadran dan
kemampuan anggota inti jamaah sebagai mubaligh dakwah jamaah.
e. Unit gerakan jamaah menjadi satu-satunya saluran formal nit gerakan
jamaah menjadi forum untuk meningkatkan kesadran dan kemampuan
anggota inti jamaah sebagai mubaligh dakwah jamaah.
f. Unit gerakan jamaah menjadi satu-satunya saluran formal organisasi dan
persyerikatan terhadap gerakan jamaah ini. (Almanak Muhammadiyah
1416 H : 156-157)

2
C. Materi dan Bidang Kegiatan Jamaah
a. Bidang pendidikan: menumbuhkan kesadaran dan memberikan pengertian tentang
mutlak perlunya pendidikan bagi anak-anak dan generasi muda, khususnya
pendidikan agamanya, untuk menjadi pegangan hidup dan kehidupannya di masa
depan.
b. Bidang sosial: membina kehidupan yang serasi antara keluarga yang satu dengan
yang lainnya, saling tolong menolong dan bantu membantu mengatasi kesulitan
yang sedang dialami oleh anggota jama'ahnya. Menghilangkan sifat egois dan
menutup diri.
c. Bidang ekonomi: berusaha mencegah kesulitan-kesulitan ekonomi/ penghidupan
yang dialami oleh anggota jama'ahnya, antara lain dengan membantu permodalan,
mencarikan pekerjaan, memberikan latihan ketrampilan/ keahlian dan sebagainya.
d. Bidang kebudayaan: membina kebudayaan yang tidak bertentangan dengan Islam
sebagai sarana / alat da'wah dan mengikis/ menghindarkan pengaruh kebudayaan
yang merusak, dari manapun datangnya.
e. Bidang hukum: membina kesadaran dan memberikan pengertian tentang tertib
hukum untuk kebaikan bersama dalam kemasyarakatan. Melaksanakan dan
mempraktekkan ajaran-ajaran agama (Islam) yang berhubungan dengan mu'amalah
duniawiyah.
f. Bidang hubungan luar negeri (solidaritas): menumbuhkan rasa setia kawan dan
simpati terhadap sesama umat Islam khususnya dan umat manusia umumnya yang
sedang mengalami musibah, penderitaan, penindasan dan sebagainya kemudian
menyata-laksanakannya dengan mengumpulkan bantuan dan sebagainya.

D. Bagaimana program gerakan

Sebagai sebuah konsep dan strategi dakwah, maka untuk menjalankan dan
mengembangkan GJDJ ini dibutuhkan gagasan dan perencanaan yang bisa diterapkan.
Pokok – pokok pikiran berikut perlu dipertimbangkan sebagai program pemgembangan
kegiatan GJDJ dalam rangka pemberdayaan umat dan komunitas masyarakat :

1. Fokus utama pengembangan kegiatan dan dakwah jamaah harus diarahkan untuk
memperkuat kemampuan masyarakat local ( komunitas ) dalam memobilisasi
sumber – sumber local dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Satuan social yang
dipilih adalah berdasarkan lokalitas ( ruang local ), sebab warga akan lebih siap
diberdayakan melalui isu – isu lokal.
Pengertian lokal adalah tempat orang berada untuk berkreasi dan mengembangkan
diri di sebuah tempat. Dalam konteks lokal , warga akan berinteraksi satu dengan
yang lain dengan intensitas yang hampir bersinggungan dan biasanya mereka terikat
secara geografis maupun organisasional. Satuan lokal itu bisa berupa RT, kelompok
pengguna air (irigasi) kelompok tani, kelompok arisan, kelompok pengajian, dan
organisasi – organisasi yang menjadi tumbuhnya pengembangan dan interaksi
pribadi masyarakat. Inisiatif dan penentuan kebutuhan warga dibuat di tingkat lokal
oleh warga setempat melalui proses partisipatif.

3
2. Pengembangkan kegiatan dan dakwah jamaah harus mengakui adanya variasi dan
perbedaan, baik antar aktor yang terlibat maupun variasi potensi dan permasalahan
lokal yang tidak sama. Satuan pengambil keputusan bukanlah sosok yang tunggal,
melainkan prural yang mencakup individu, keluarga, birokrasi local, perusahaan –
perusahaan yang berskala kecil, dan organisasi – organisasi kemayarakatan lokal.
Semua aktor tersebut akan berpartisipasi dan memobilisasi sumber – sumber
pembangunan / potensi lokal yang sangat variatif.
3. Cara mencapai tujuan bersama program pengembangan jama’ah dilakukan melalui
proses pembelajaran sosial ( social learning ). Pengembangan kemampuan dilakukan
melalui proses interaksi dalam memecahkan persoalan bersama secara langsung.
Komunitas didorong terus menerus untuk belajar aktif melalui pengalaman empirik
dan aksi sehingga dapat membangun kapasitas komunitas dalam memahami,
mengidentifikasi, serta memformulasikan potensi yang dimilikinya, merumuskan
permasalahan yang dihadapinya, penyusunan alternatif – alternatif pemecahan
masalah yang perlu dilakukan.
Dalam hal ini peran fasilitator adalah sebagai agen perubahan dan organisator dalam
rangka menumbuhkan kesadaran kritis, melatih ketrampilan, dan meningkatkan
kepercayaan diri warga komunitas. Di satu sisi, komunitas pembelajar demikian
akan dapat memunculkan sikap kerja yang dibutuhkan untuk meningkatkan daya
saing mereka dan meningkatkan kecerdasan kolektif komunitas; disisi lain, dapat
memperkokoh solidaritas dan persaudaraan antar warga dalam komunitas.
4. Untuk menjamin efektifitas program, berbagai bentk kegiatan dan dakwah jama’ah
dalam rangka pemberdayaan masyarakat harus terorganisasikan, terkoordinasikan,
dan terintegrasikan dengan rapi, cermat, dan berkelanjutan dalam satuan – satuan
sosial wilayah tempat tinggal. Dengan demikian semua kegiatan masyarakat yang
terorganisasikan (organized community activities ), dan bukan merupakan fragmen –
fragemen kegiatan yang berserak dan terpisah.
E. Apa peran ranting dalam kegiatan jamaah dan dakwah jamaah

Ranting merupakan kesatuan anggota dalam suatu tempat atau kawasan. Jika
diperhatikan ketentuan dalam AD/ART Muhammadiyah, tugas pokok ranting adalah
pertama, membina anggota. Kedua, membina masyarakat lingkungannya melalui
program dakwah konvensional dan program dakwah jamaah. Tugas pembinaan anggota
merupakan tugas yang sangat penting dan strategis, mengingat Muhammadiyah adalah
sebuah gerakan dakwah yang mengoperasionalkan gerakan dakwahnya memerlukan
pelaksana yang benar-benar memahami visi dan misi gerakan, di samping memiliki
wawasan, keahlian, dam keterampilan yang diperlukan bagi pelaksanaan dakwah
tersebut. Dalam kaitan Muhammadiyah sebagai organisasi gerakan, posisi, dan peranan
anggota adalah sebagai kader atau inti gerakan. Anggota adalah pelaku utama dalam
proses gerakan dakwah yang multidimensional itu. Dengan demikian, pada dasarnya
tidak seorangpun dari anggota Muhammadiyah tidak mengemban tugas dakwah.

4
Mekanisme penugasan anggota dalam kegiatan dakwah melalui dua jalur. Pertama,
jalur Amal Usaha, baik yang dikelola oleh cabang maupun oleh daerah dan wilayah.
Kedua, melalui jalur dakwah jamaah.
Ranting dituntut untuk mampu mempersiapkan anggotanya agar sebagian mampu
melaksanakan kegiatan di berbagai amal usaha dan sebagian lagi mampu
menggerakkan dakwah jamaah. Tugas pembinaan anggota dengan sasaran semacam itu,
bukanlah tugas yang ringan. Pelaksanaan tugas tersebut memerlukan keuletan,
ketekunan, dan kesabaran serta keterampilan dan kemampuan. Jadi, hidupnya
Muhammadiyah dimulai dari berdetaknya ranting melalui kegiatan jamaah yang dapat
dilakukan melalui dua jalur, yaitu amal usaha dan dakwah jamaah. Ranting-ranting
yang masih separuh nyawa harus dihidupkan kembali dengan menumbuhkan kesadaran
dan pembekalan agar para anggotanya siap untuk melaksanakan amanah dari Gerakan
Dakwah Amar Ma’ruf Nahi Munkar yang diusung Persyarikatan Muhammadiyah.
Pimpinan Ranting Muhammadiyah dan Pimpinan Cabang Muhammadiyah
mengatur jalannya jama’ah diranting dan cabang sekaligus sebagai motivator dan
Pimpinan Daerah Muhammadiyah mengatur serta mengembangkan kehidupan jama’ah
di daerahnya sebagai pemegang kebijakan.
Jama’ah bukan sebagai wujud organisasi, maka hubungan pimpinan dengan
jama’ah bukanlah hubungan yang bersifat struktural. Akan tetapi hanya bersifat
fungsional. Dengan demikian maka pembinaan Pimpinan Ranting Muhammadiyah dan
Pimpinan Cabang Muhammadiyah kepada jama’ah dilakukan melalui anggota-anggota
Muhammadiyah yang ada disetiap jama’ah tersebut.

F. Bagaimana cara pembentukan dan diskusi permasalahan dalam lapangan


Salah satu fungsi Gerakan Jama’ah dan Dakwah Jama’ah adalah mendiskusikan
dan mencarikan solusi atas permasalahan-permasalahan yang sedang dihadapi oleh
anggota jama’ahnya.

Contohnya antara lain :

1. Apabila kita mau membantu persoalan para nelayan bagaimana cara mendapatkan
ikan. Maka cara mengatasi masalah mereka bukan dengan cara memberikan ikan
sebanyak mungkin. Akan tetapi, berilah mereka kail dan ajarilah cara
menggunakannya, bahkan lebih dari itu, ajari mereka bagaimana cara membuat kail.
2. Membantu seseorang yang tidak mampu membayar SPP dan biaya sekolah anaknya,
tidak cukup dengan memberinya uang. Tetapi, jauh lebih membantu lagi jika mereka

5
dibimbing atau diberi pekerjaan agar mendapatkan uang untuk menutupi keperluan-
keperluannya.
3. Dua contoh diatas adalah di antara permasalahan yang terjadi pada masyarakat,
termasuk anggota jama’ah. Sehubungan dengan itu, maka fungsi Pembimbing atau
Bapak/Ibu sebagai Inti jama’ah, sangat diperlukan untuk memberikan bimbingan
dan penyuluhan terhadap anggota jama’ahnya, baik yang menyangkut masalah
agama dan masalah keduniaan mereka. Sehingga tujuan Gerakan Jama’ah untuk
mewujudkan keluarga sejahtera dan bahagia akan tercapai. (Mulkhan S.U
1990:115).

6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Objek Gerakan Jamaah Subjek dakwah jama’ah adalah seluruh anggota


persyarikatan Muhammadiyah yang kooridnasinya dipegang oleh Majelis Tabligh
bersama Pimpinan persyarikatan, apabila kondisi anggota belum memungkinkan,
maka mubaligh Muhammadiyah merupakan penggerak gerakan tersebut.
Unit gerakan jamaah dipimpin langsung oleh pimpinan ranting Muhammadiyah,
bermusyawarah tentang: a. Hambatan-hambatan yang perlu dipecahkan
bersama, b. Kegiatan-kegiatan masyarakat yang perlu menjadi perhatian inti inti
jamaah untuk memanfaatkan dalam pembinaan kesejahteraan kelurahannya.Unit
gerakan jamaah menjadi satu-satunya saluran formal nit gerakan jamaah menjadi
forum untuk meningkatkan kesadran dan kemampuan anggota inti jamaah sebagai
mubaligh dakwah jamaah.(Almanak Muhammadiyah 1416 H : 156-157)
Materi dan Bidang Kegiatan Jamaah a. Bidangpendidikan: menumbuhkan
kesadaran dan memberikan pengertian tentang mutlak perlunya pendidikan bagi
anak-anak dan generasi muda, khususnya pendidikan agamanya, untuk menjadi
pegangan hidup dan kehidupannya di masa depan.
Bidang sosial: membina kehidupan yang serasi antara keluarga yang satu dengan
yang lainnya, saling tolong menolong dan bantu membantu mengatasi kesulitan
yang sedang dialami oleh anggota jama'ahnya.
Bidang hubungan luar negeri (solidaritas): menumbuhkan rasa setia kawan dan
simpati terhadap sesama umat Islam khususnya dan umat manusia umumnya yang
sedang mengalami musibah, penderitaan, penindasan dan sebagainya kemudian
menyata-laksanakannya dengan mengumpulkan bantuan dan sebagainya.
Bagaimana program gerakan Sebagai sebuah konsep dan strategi dakwah, maka
untuk menjalankan dan mengembangkan GJDJ ini dibutuhkan gagasan dan
perencanaan yang bisa diterapkan.Pengembangkan kegiatan dan dakwah jamaah
harus mengakui adanya variasi dan perbedaan, baik antar aktor yang terlibat maupun
variasi potensi dan permasalahan lokal yang tidak sama.
Komunitas didorong terus menerus untuk belajar aktif melalui pengalaman
empirik dan aksi sehingga dapat membangun kapasitas komunitas dalam memahami,
mengidentifikasi, serta memformulasikan potensi yang dimilikinya, merumuskan
permasalahan yang dihadapinya, penyusunan alternatif – alternatif pemecahan
masalah yang perlu dilakukan.Di satu sisi, komunitas pembelajar demikian akan
dapat memunculkan sikap kerja yang dibutuhkan untuk meningkatkan daya saing
mereka dan meningkatkan kecerdasan kolektif komunitas; disisi lain, dapat
memperkokoh solidaritas dan persaudaraan antar warga dalam komunitas.

7
Untuk menjamin efektifitas program, berbagai bentk kegiatan dan dakwah
jama’ah dalam rangka pemberdayaan masyarakat harus terorganisasikan,
terkoordinasikan, dan terintegrasikan dengan rapi, cermat, dan berkelanjutan dalam
satuan – satuan sosial wilayah tempat tinggal.
Tugas pembinaan anggota merupakan tugas yang sangat penting dan strategis,
mengingat Muhammadiyah adalah sebuah gerakan dakwah yang
mengoperasionalkan gerakan dakwahnya memerlukan pelaksana yang benar-benar
memahami visi dan misi gerakan, di samping memiliki wawasan, keahlian, dam
keterampilan yang diperlukan bagi pelaksanaan dakwah tersebut.Pimpinan Ranting
Muhammadiyah dan Pimpinan Cabang Muhammadiyah mengatur jalannya jama’ah
dir anting dan cabang sekaligus sebagai motivator dan Pimpinan Daerah
Muhammadiyah mengatur serta mengembangkan kehidupan jama’ah di daerahnya
sebagai pemegang kebijakan. Dengan demikian maka pembinaan Pimpinan Ranting
Muhammadiyah dan Pimpinan Cabang Muhammadiyah kepada jama’ah dilakukan
melalui anggota-anggota Muhammadiyah yang ada disetiap jama’ah tersebut.
Bagaimana cara pembentukan dan diskusi permasalahan dalam lapangan Salah
satu fungsi Gerakan Jama’ah dan Dakwah Jama’ah adalah mendiskusikan dan
mencarikan solusi atas permasalahan-permasalahan yang sedang dihadapi oleh
anggota jama’ahnya. Sehubungan dengan itu, maka fungsi Pembimbing atau
Bapak/Ibu sebagai Inti jama’ah, sangat diperlukan untuk memberikan bimbingan
dan penyuluhan terhadap anggota jama’ahnya, baik yang menyangkut masalah
agama dan masalah keduniaan mereka.

8
DAFTAR PUSTAKA

http://jatim.muhammadiyah.or.id/artikel-gerakan-jamaah-dan-dakwah-jamaah-detail-
474.html
http://malang.muhammadiyah.or.id/content-91-sdet-gerakan-jamaah-dakwah-jamaah-dalam-
muhammadiyah.html
http://malang.muhammadiyah.or.id/content-91-sdet-gerakan-jamaah-dakwah-jamaah-dalam-
muhammadiyah.html
https://id.scribd.com/document/369036330/Gerakan-Jamaah-Dakwah-Jamaah-
Muhammadiyah
https://id.scribd.com/document/411561234/Makalah-Aik-4

Anda mungkin juga menyukai