Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MEMAHAMI LEMBAGA-LEMBAGA DALAM

STRUKTUR ORGANISASI MUHAMMADIYAH

DISUSUN OLEH:
LESI LENTISA
NAJMI LAILA
WIWI

DOSEN PENGAMPU:
RITA ZUNARTI, S.Th.I, M.Ag

PROGRAM S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
MUHAMMADIYAH MUARA BUNGO
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadiran tuhan, tuhan yang maha esa atas segala rahmat
yang di berikannya sehingga tugas makalah tentang “Konstitusi Indonesia“ dapat
kami selesaikan. Makalah ini kami buat sebagai kewajiban untuk memenuhi tugas.
Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu menyumbangkan ide dan pikiran demi terwujudnya makalah
ini. Kami menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan
segala kerendahan hati kami menerima kritik dan saran agar penyusunan makalah
selanjutnya lenih baik lagi. Semoga ini memberi manfaat bagi banyak pihak. Amin .

Muara Bungo, 29 November 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR . ................................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUA
A. Latarbelakang ..................................................................................................... 1
B. Rumusanmasalah ................................................................................................ 1
C. Tujuanpenulisan.................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian lembaga ............................................................................................... 3


B. Macam-macam lembaga ....................................................................................... 3
C. Fungsi dan tugas lembaga ..................................................................................... 3

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ......................................................................................................... 8
B. Saran ................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Muhammadiyah adalah sebuah organisasi Islam yang besar di Indonesia.
Nama organisasi ini diambil dari nama Nabi Muhammad SAW, yang berarti
bahwa Warga Muhammadiyah menjadikan segala bentuk tindakan, pemikiran
dan prilakunya didasarkan pada sosok seorang Rasulullah, Nabi Muhammad
SAW. Nabi dijadikannya model (uswah al hasanah), yang sebenarnya tidak
hanya bagi warga Muhammadiyah tetapi juga seluruh umat Islam bahkan bagi
warga non- muslim kaum yang tidak mempercayainya sebagai rasul sekalipun.
Sebagai sebuah organisasi yang berasaskan Islam, tujuan Muhammadiyah
yang paling penting adalah untuk menyebarkan ajaran Islam, baik melalui
pendidikan maupun kegiatan sosial lainnya. Selain itu meluruskan keyakinan
yang menyimpang serta menghapuskan perbuatan yang dianggap oleh
Muhammadiyah sebagai bid`ah.
Sejak didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan, Muhammadiyah mulai
menampakkan pengaruh yang cukup kuat di Indonesia. Sebagai sebuah
organisasi kemasyarakatan, Muhammadiyah tidak hanya menangani masalah-
masalah pendidikan saja, tetapi juga melayani berbagai usaha pelayanan
masyarakat seperti kesehatan, pemberian hukum (fatwa), panti asuhan,
penyuluhan dan lain-lain. Ini terbukti dengan berdirinya banyak sekolah, rumah
sakit, masjid, rumah yatim, rumah miskin, rumah jompo dan lain sebagainya
yang diprakarsai oleh Muhammadiyah. Selain itu, untuk membantu mewujudkan
cita-cita dan perserikatan Muhammadiyah, dibentuklah Majelis dan Lembaga
Muhammadiyah.
B. Rumus Masalah
1. Apa pengertian lembaga
2. Apa saja macam-macam lembaga
3. Menjelaskan fungsi dan tugas lembaga

1
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui pengertian lembaga
2. Mengetahui macam-macam lembaga
3. Mengetahui fungsi dan tugas lembaga

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Lembaga
Pengertian lembaga telah diatur dalam Anggaran Dasar Muhammadiyah, Bab VII
Unsur Pembantu Pimpinan, Pasal 20 ayat 3. Lembaga adalah unsur pembantu
pimpinan yang menjalankan sebagian tugas pendukung Muhammadiyah.
B. Macam-Macam Lembaga
1. Lembaga pengembangan cabang dan ranting
2. Lembaga pembina dan pengawas keuangan
3. Lembaga penanggulangan bencana
4. Lembaga amal zakat infaq dan shodaqqoh
5. Lembaga hikmah dan kebijakan public
6. Lembaga seni budaya dan olahraga
7. Lembaga hubungan dan kerjasama international
8. Lembaga pengembangan pesantren
9. Lembaga dakwah khusus
C. Fungsi dan Tugas Lembaga
1. Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting
Lembaga ini di bentuk untuk melakukan penguatan kembali Ranting
sebagai basis gerakan melalui proses penataan, pemantapan, peningkatan, dan
pengembangan ranting baru ke arah kemajuan dalam berbagai aspek gerakan
Muhammadiyah.
2. Lembaga Pembina dan Pengawas Keuangan
Fungsi dan tugas lembaga ini adalah melakukan pembinaan dan
pengawasan keuangan persyarikatan, amal usaha, dan ortom di lingkungan
persyarikatan Muhammadiyah, tugas tersebut meliputi :
Pembinaan tentang penataan sistem keuangan yang meliputi perencanaan dan
pengelolaan keuangan di persyarikatan dan amal usaha Muhammadiyah.
3. Lembaga Penanggulangan Bencana
Fungsi dan tugas dari lembaga penanggulangan bencana adalah:

3
a. Memfasilitasi dan membantu kegiatan penelitian melalui kerjasama dan
pengembangan jaringan penelitian didalam dan luar negeri.
b. Medorong inovasi, kretivitas, dan penemuan program baru di bidang
IPTEK yang bermanfaat.
c. Mendorong dan melaksanakan penelitian tentang muhammadiyah.
4. Lembaga Amal Zakat Infaq dan Shodaqoh LAZISMUH bertugas membantu
Pimpinan Persyarikatan dalam penerimaan, penampungan dan penyaluran
dana dari zakat, infaq dan shadaqah dari masyarakat Islam dan warga
Muhammadiyah.
5. Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik Fungsi dan tugas dari lembaga
hikmah dan kebijakan publik adalah:
a. Mengembangkan lembaga khusus sebagai kelompok pemikir (think-tank.
b. Berpartisipasi secara aktif dan kreatif dalam upaya penguatan masyarakat
sipil serta penegakan demokrasi dan hak asasi manusia.
c. Meneruskan gerakan antikorupsi dengan memanfaatkan kerjasama yang
telah dirintis selama ini.
d. Membangun jalinan yang sinergis dengan kader dan simpatisan
Muhammadiyah yang berada di lembaga legislatif, eksekutif, dan
yudikatif.
e. Meluaskan pendidikan kewarganegaraan (civic education)
Menyelenggarakan pendidikan kader politik dan menyusun panduan
tentang politik yang Islami.
6. Lembaga Seni Budaya dan Olahraga Fungsi dan tugas dari lembaga seni
budaya dan olahraga adalah:
a. Mengembangkan apresiasi kesenian, kesusastraan, dan pariwisata yang
Islami dan memberikan nuansa kehalusan budi dan spiritual Islami dalam
kehidupan warga Persyarikatan, umat, dan masyarakat luas.
b. Memproduksi film, buku, dan seni pertunjukan yang membawa pesan
kerisalahan dan peradaban Islami.

4
c. Melakukan kajian dan kritik terhadap praktik-praktik kesenian dan
berbagai publikasi yang bertentangan dengan nilai-nilai dan norma-norma
ajaran Islami serta merusak akhlak dan peradaban manusia.
d. Meningkatkan pengadaan dan pengelolaan sarana, prasarana, pendidikan,
produksi, dan pengembangan seni-budaya di lingkungan persyarikatan.
7. Lembaga Hubungan dan Kerjasama Internasional Berdasarkan garis besar
program, Lembaga ini mempunyai tugas pokok antara lain :
a. Mengembangkan kerjasama yang harmonis dan saling menguntungkan
dengan berbagai instansi, baik pemerintah, maupun swasta, serta dalam
maupun luar negeri, untuk mendukung gerak Pesyarikatan.
b. Berperan aktif dalam upaya membangun tata dunia baru yang adil dan
berkeadaban.
c. Mengembangkan kerjasama dengan berbagai pihak, baik dalam maupun
luar negeri, dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan umat Islam
guna mengejar ketertinggalan dalam berbagai bidang.
d. Mengefektifkan kerjasama dengan berbagai kalangan, baik dalam maupun
luar negeri, guna meningkatkan peran Muhammadiyah dan umat Islam
secara lebih luas sekaligus mengantisipasi segala bentuk pemojokan yang
merugikan Muhammadiyah dan umat Islam.
8. Lembaga pengembangan pesantren
Menurut Karel A. Steenbrink (1986: 55), pada tanggal 8 Desember
1921, Muhammadiyah telah mendirikan Pondok Muhammadiyah sebagai
lembaga pendidikan khusus yang mencetak para guru agama. Dalam
perkembangan berikutnya, pada tahun 1923, Pondok Muhammadiyah berubah
menjadi Kweekschool Muhammadiyah, lalu berubah pada tahun 1932
menjadi Madrasah Muallimin Muhammadiyah hingga kini.
Pondok Muhammadiyah sekalipun memiliki pondokan, masjid, dan
santri, tetapi tidak sekedar mengajarkan kitab kuning. Kitab-kitab dari para
ulama khalaf, bahkan buku-buku yang ditulis oleh para sarjana modern
menjadi rujukan dalam proses pembelajaran.

5
9. Lembaga dakwah khusus
Untuk menunaikan amanat Muktamar ke-47 di Makassar terkait dakwah
komunitas, Lembaga Dakwah Khusus (LDK) Pimpinan Pusat (PP)
Muhammadiyah mengambil empat model yang menjadi strategis dakwahnya.
1. Dakwah komunitas virtual.
Dalam hal ini seorang dai harus mampu menguasai teknologi internet
sehingga mampu memberi warna positif di sana.
2. Dakwah komunitas kalangan masyarakat kelas atas.
Yang termasuk kelompok ini adalah mereka yang memiliki kemampuan
ekonomi tinggi. Profesi, pendidikan, intelektual, dan status sosial juga
tinggi. Selain itu mereka juga punya kemampuan menguasai akses
ekonomi, politik, dan budaya. Oleh karena itu dakwah pada komunitas ini
harus lebih kreatif dan inovatif dengan kemasan dan gaya bahasa yang
sesuai dengan gaya hidup mereka.
3. Dakwah untuk komunitas kalangan marginal.
Kelompok ini memiliki karakteristik ekonomi rentan kemiskinan. Mereka
ini adalah buruh, buruh tani, nelayan, pedagang kecil, pengrajin dan
pegawai rendahan. Sikap keberagamaan kelompok ini mistikal, sinkretik.
Perilaku kelompok ini lebih pragmatis. Pendekatan dakwah yang perlu
dilakukan terhadap kelompok ini adalah pendekatan humanistik, merakyat
dengan materi-materi yang mudah dipahami sesuai dengan kebutuhan dan
problematika kehidupan sehari-hari.
4. Dakwah untuk masyarakat pedalaman atau 3T (tertinggal, terluar, dan
terpencil).
Menurut Suhardin, masyarakat suku terdalam seringkali kurang mendapat
perhatian dari banyak pihak secara personal maupun kelembagaan.
Termasuk mereka juga kurang mendapat perhatian dari para dai akibatnya
mereka terpinggirkan dan tidak mempunyai akses terhadap pembangunan
baik yang bersifat material maupun non material. Mereka juga tidak

6
mempunyai akses terhadap pendidikan terutama pendidikan agama
dimana hal ini menjadi bagian yang vital dalam kehidupan.

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Lembaga adalah unsur pembantu pimpinan yang menjalankan sebagian tugas
pendukung Muhammadiyah. Dan adapun macam-macam lembaga dalam srtuktur
organisasi muhammadiyah iyalah:
• Lembaga pengembangan cabang dan ranting
• Lembaga pembina dan pengawas keuangan
• Lembaga penanggulangan bencana
• Lembaga amal zakat infaq dan shodaqqoh
• Lembaga hikmah dan kebijakan public
• Lembaga seni budaya dan olahraga
• Lembaga hubungan dan kerjasama international
• Lembaga pengembangan pesantren
• Lembaga dakwah khusus

B. Saran
Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat memberikan manfaat bagi
pembaca sekalian. Apabila terdapat saran maupun kritik yang sekiranya ingin
disampaikan, silahkan sampaikan kepada kami. Apabila terdapat kesalahan
mohon untuk memaafkan, kami manusia tak ada yang sempurna maupun luput
dari kesalahan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Tim Majelis Diktilitbang dan LPI PP Muhammadiyah. 2010. 1 Abad Muhammadiyah


“Gagasan Pembaruan Sosial Keagamaan”. Jakarta : Kompas
http://www.muhammadiyah.or.id/content-201-list-majelis-lembaga.html
http://prmpendakian.blogspot.com/2012/12/struktur-organisasi-muhammadiyah.html

Anda mungkin juga menyukai