Mukaddimah
Bismillahirrahmanirrahim
Bahwa setiap upaya apresiasi terhadap kenyataan zaman membutuhkan tidak sekedar
pemikiran, tetapi lebih dari itu juga membutuhkan aksi. Tuhan menciptakan khalifah yang
berfungsi sebagai orang-orang yang mau melakukan pendekatan kepadanya, lalu kemudian
melakukan pendekatan kepada masyarakatnya. Kami sangat yakin dengan tugas-tugas
kekhalifaan itu di berikan pada manusia atau pada kita semua.
Oleh karena itu, maka dengan menyanjung Asma-Nya, segala syukur kepada-Nya dan
salawat kepada Nabi Muhammad saw beserta keluarganya yang suci, kami dirikan Yayasan
ini untuk mencoba menyatukan spiritualitas, intelektualitas dan sosialitas dengan
berdasarkan pada agama Islam yang membebaskan. Agama yang terbuka, egaliter dan non
sektarian. Kami ingin melakukan perubahan-perubahan sekecil apapun yang kami anggap
dapat berguna bagi masyarakat, sebagai bakti kami dalam upaya pelanjut misi profetik Nabi
Muhammad SAW beserta keluarganya yang suci. Bakti yang berangkat dari sebentuk rasa
cinta pada orang-orang suci tersebut.
Kami sadar bahwa kami hanyalah suatu bagian dari sekian banyak bagian, kami hanyalah
suatu yayasan dari sekian banyak yayasan yang juga berjuang untuk hal yang sama. Maka,
kami ingin menjalin kerjasama dan ukhuwah yang erat dengan berdasarkan pada
keterbukaan untuk menuju suatu pemberdayaan umat.
Akhirnya, langkah yang kami ayunkan sangatlah tergantung kemampuan dan daya
jangkauan kami untuk menapak. Mungkin langkah kami bukan langkah yang jauh, tetapi
Insya Allah ke depan Dan hanya kepada-Nyalah kami berserah diri…
Yakin dan sadar bahwa pesatnya pembangunan pendidikan, tempat-tempat peribadatan dan
kegiatan sosial keagamaaan ditanah air, maka dengan selalu mengharap taufiq, hidayat dan
inayah Allah Subhanahu Wa Ta’ala tersusunlah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga Yayasan Daarul Auliya Jatibarang sebagai berikut :
BAB I
Pasal 1
Pasal 2
Waktu Dan Lamanya
Yayasan ini mulai ada kegiatan tahun 2007 yang setatusnya adalah lembaga pendidikan
Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah dan didirikan mulai tanggal 3 Juli 2014, berlaku
untuk jangka waktu yang tidak ditentukan lamanya.
BAB II
Pasal 3
Azas
Pasal 4
Sifat
Yayasan ini bersifat terbuka dengan dasar kekeluargaan dan gotong royong serta sosial
edukatif.
Pasal 5
Visi
Yayasan ini memiliki visi membangun peradaban masyarakat Islam dengan Al-Qur’an,
dapat berpegang teguh kepada ajaran agamanya, dan berakhlak luhur.
Pasal 6
Misi
Melakukan usaha maksimal dalam pendidikan akhlak dan ilmu berdasar alquran dan
hadits
Agar generasi penerus tidak buta alquran atau jauh dari ajaran agamanya
BAB III
Pasal 7
Tujuan
Pasal 8
Sasaran
Pendidikan
2. Mendirikan atau Mengelola lembaga Pendidikan Formal dari tingkat Dasar sampai
Perguruan Tinggi (PT).
5. Membantu anak yatim, dan dhuafa untuk mendapatkan pendidikan yang layak.
Kemanusiaan
Keagamaan
Ekonomi
Pasal 9
Usaha
8. Menjalin dan memelihara kerjasama yang baik dengan berbagai elemen masyarakat.
14. Mengadakan usaha-usaha lain yang bermanfaat bagi Yayasan dan masyarakat.
Pasal 10
Kekayaan Yayasan
10. Modal pertama sebesar Rp. 10.000.000,- ( Spuluh juta ribu rupiah).
16. Usaha-usaha lain yang halal dan tidak bertentangan dengan peraturan pemerintah.
BAB IV
ORGAN YAYASAN
Pasal 11
1. Pembina;
2. Pengurus;
3. Pengawas
Pasal 12
Pembina
Dalam hal terdapat lebih dari seorang anggota Pembina,maka seorang diantaranya
diangkat sebagai Ketua Pembina.
Yang dapat diangkat sebagai anggota Pembina adalah orang perseorangan sebagai
Pendiri Yayasan dan atau mereka yang berdasarkan keputusan rapat anggota
Pembina dinilai mempunyai dedikasi yang tinggi untuk mencapai maksud dan
tujuan Yayasan.
Anggota Pembina tidak diberi gaji dan atau tunjangan oleh yayasan.
Dalam hal yayasan oleh karena sebab apapun juga tidak mempunyai anggota
Pembina, maka dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sejak terjadinya kekosongan
tersebut wajib diangkat anggota Pembina berdasarkan keputusan rapat gabungan
anggota Pengawas dan anggota Pengurus.
Pasal 13
1. Meninggal dunia ;
Anggota Pembina tidak boleh merangkap sebagai anggota Pengurus dan atau
anggota Pengawas.
Pasal 14
6. Penetapan garis besar pemakaian dana dan sumberdaya lain, termasuk garis
besar pengembangan dan pengelolaan dana abadi yayasan;
Dalam hal hanya ada seorang anggota Pembina,maka segala tugas dan wewenang
yang diberikan kepada Ketua Pembina atau anggota Pembina berlaku pula baginya.
Pasal 15
Rapat Pembina
Rapat Pembina diadakan paling sedikit sekali dalam 1 (satu) tahun, paling lambat
dalam waktu5 (lima) bulan setelah akhir tahun buku sebagai rapat tahunan,
sebagimana dimaksud dalam Pasal(12). Pembina dapat juga mengadakan rapat
setiap waktu bila dianggap perlu atas permintaan tertulis dari seorang atau lebih
anggota Pembina, anggota Pengurus, atau anggota Pengawas.
Panggilan Rapat Pembina dilakukan oleh Pembina secara langsung, atau melalui
surat dengan mendapat tanda terima, paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum rapat
diadakan dengan tidak memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal rapat.
Panggilan rapat itu harus mencantumkan hari,tanggal, waktu, tempat, dan acara
rapat.
Dalam hal semua anggota Pembina hadir, atau diwakili, panggilan tersebut tidak
diisyaratkandan Rapat Pembina dapat diadakan dimanapun juga dan berhak
mengambil keputusan yang sah dan mengikat.
Rapat Pembina dipimpin oleh Ketua Pembina, dan jika Ketua Pembina tidak hadir
atau berhalangan, maka Rapat Pembina akan dipimpin oleh seorang yang dipilih
oleh dan dari anggota Pembina yang hadir.
Seorang anggota Pembina hanya dapat diwakili oleh anggota Pembina lainnya
dalam Rapat Pembina berdasarkan surat kuasa.
Pasal 16
Rapat Pembina adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat
apabila :
1. Dihadiri paling sedikit 2/3 (dua per tiga)dari jumlah anggota Pembina ;
2. Dalam hal korum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a tidak
tercapai, maka dapat diadakan pemanggilan Rapat Pembina kedua ;
3. Suara yang abstain dan suara yang tidak sah tidak dihitung dalam
menentukan jumlah suara yang dikeluarkan.
Setiap Rapat Pembina dibuat berita acara rapat yang ditandatangani oleh ketua rapat
dan sekretaris rapat.
Pasal 17
Rapat Tahunan
1. Evaluasi tentang harta kekayaan, hak dan kewajiban Yayasan tahun yang lampau
sebagai dasar pertimbangan bagi perkiraan mengenai perkembangan Yayasan untuk
tahun yang akan datang ;
Pasal 18
1. Seorang Ketua ;
2. Seorang Sekretaris ; dan
3. Seorang Bendahara.
Dalam hal diangkat lebih dari 1 (satu) orang Ketua, maka 1 (satu) orang di
antaranya diangkat sebagai Ketua Umum.
Dalam hal diangkat lebih dari 1 (satu) orang Sekretaris, maka 1 (satu) orang
diantaranya diangkat sebagai Sekretaris Umum.
Dalam hal diangkat lebih dari 1 (satu) orang Bendahara, maka 1 (satu) orang di
antaranya diangkat sebagai Bendahara Umum.
Pasal 19
Yang dapat diangkat sebagai anggota Pengurus adalah orang perseorangan yang
mampu melakukan perbuatan hukum dan tidak dinyatakan bersalah dalam
melakukan pengurusan Yayasan yang menyebabkan kerugian bagi Yayasan,
masyarakat,atau negara berdasarkan putusan pengadilan,dalam jangka waktu 5
(lima) tahun terhitung sejak tanggal putusan tersebut berkekuatan hukum tetap.
Pengurus diangkat oleh Pembina melalui Rapat Pembina untuk jangka waktu 5
(lima) tahun dan dapat diangkat kembali.
Pengurus dapat menerima gaji, upah atau honorarium apabila Pengurus Yayasan:
1. bukan pendiri Yayasan dan tidak terafiliasi dengan Pendiri, Pembina dan Pengawas;
dan
Dalam hal jabatan Pengurus kosong, maka dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga
puluh) hari sejak terjadinya kekosongan, Pembina harus menyelenggarakan rapat,
untuk mengisi kekosongan itu.
Dalam hal jabatan Pengurus kosong, maka dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga
puluh) hari sejak terjadinya kekosongan tersebut, Pembina harus menyelenggarakan
rapat untuk mengangkat Pengurus baru, dan untuk sementara Yayasan diurus oleh
Pengawas.
Dalam hal terdapat penggantian Pengurus Yayasan,maka dalam jangka waktu paling
lambat 30 (tigapuluh) hari terhitung sejak tanggal dilakukan penggantian pengurus
Yayasan, Pembina wajib menyampaikan pemberitahuan secara tertulis kepada
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan instansi terkait.
1. Meninggal dunia ;
2. Mengundurkan diri ;
Pasal 21
Pengurus wajib menyusun program kerja dan rancangan anggaran tahunan Yayasan
untuk disahkan Pembina.
Pengurus wajib memberikan penjelasan tentang segala hal yang ditanyakan oleh
Pengawas.
Setiap anggota pengurus wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab
menjalankan tugasnya dengan mengindahkan peraturan yayasan.
Pengurus berhak mewakili Yayasan di dalam dan di luar pengadilan tentang segala
hal dan dalam segala kejadian, dengan pembatasan terhadap hal-hal sebagai berikut:
1. Meminjam atau meminjamkan uang atas nama Yayasan (tidak termasuk mengambil
uang Yayasan di Bank) ;
2. Mendirikan suatu usaha baru atau melakukan penyertaan dalam berbagai bentuk
usaha baik di dalam maupun di luar negeri ;
4. Membeli atau dengan cara lain mendapatkan/memperoleh harta tetap atas nama
Yayasan;
Pasal 22
Pasal 23
Dalam hal Ketua Umum tidak hadir atau berhalangan karena sebab apapun juga, hal
tersebut tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, maka seorang Ketua lainnya
bersama sama dengan Sekretaris Umum tidak hadir atau berhalangan karena sebab
apapun juga, hal tersebut tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, seorang Ketua
lainnya bersama-sama dengan seorang Sekretaris lainnya berwenang bertindak
untuk dan atas nama Pengurus serta mewakili Yayasan.
Dalam hal hanya ada seorang Ketua, maka segala tugas dan wewenang yang
diberikan kepada Ketua Umum berlaku juga baginya.
Sekretaris Umum bertugas mengelola administrasi Yayasan, dalam hal hanya ada
seorang Sekretaris, maka segala tugas dan wewenang yang diberikan kepada
Sekretaris Umum berlaku juga baginya.
Bendahara Umum bertugas mengelola keuangan Yayasan, dalam hal hanya ada
seorang Bendahara, maka segala tugas dan wewenang yang diberikan kepada
Bendahara Umum berlaku juga baginya.
Pembagian tugas dan wewenang setiap anggota Pengurus ditetapkan oleh Pembina
melalui Rapat Pembina.
Pengurus untuk perbuatan tertentu berhak mengangkat seorang atau lebih wakil atau
kuasanya berdasarkan surat kuasa.
Pasal 24
Pelaksana Kegiatan
Pasal 25
Dalam hal terjadi perkara di pengadilan antara yayasan dengan anggota Pengurus
atau apabila kepentingan pribadi seorang anggota Pengurus bertentangan dengan
Yayasan, maka anggota Pengurus yang bersangkutan tidak berwenang bertindak
untuk dan atas nama Pengurus serta mewakili Yayasan, maka anggota Pengurus
lainnya bertindak untuk dan atas nama Pengurus serta mewakili Yayasan.
Pasal 26
Rapat Pengurus
Rapat Pengurus dapat diadakan setiap waktu bila dipandang perlu atas permintaan
tertulis dari satu orang atau lebih Pengurus, Pengawas, atau Pembina.
Panggilan Rapat Pengurus itu harus mencantumkan tanggal, waktu, tempat, dan
acara rapat.
Rapat Pengurus dapat diadakan di tempat lain dalam wilayah Republik Indonesia
dengan persetujuan Pembina.
Pasal 27
Dalam hal Ketua Umum tidak dapat hadir atauberhalangan, maka Rapat Pengurus
akan dipimpin oleh seorang anggota Pengurus yang dipilih oleh dan dari Pengurus
yang hadir.
Satu orang Pengurus hanya dapat diwakili olehPengurus lainnya dalam Rapat
Pengurus berdasarkan surat kuasa.
Rapat Pengurus sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat apabila:
2. Dalam hal korum sebagaimana dimaksud dalamayat (4) huruf a, tidak tercapai,
maka dapatdiadakan pemanggilan Rapat Pengurus kedua;
5. Rapat Pengurus kedua sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat, apabila
dihadiri lebih dari 1/2 (satu per dua) jumlah Pengurus.
Pasal 28
Dalam hal keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, maka
keputusan diambil berdasarkan suara setuju lebih dari 1/2 (satu per dua) jumlah
suara yang sah.
Dalam hal suara setuju dan tidak setuju sama banyaknya, maka usul ditolak.
Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat suara tertutup tanpa
tanda tangan,sedangkan pemungutan suara mengenai hal-hal lain dilakukan secara
terbuka, kecuali Ketua Rapat menentukan lain dan tidak ada keberatan dari yang
hadir.
Suara abstain dan suara yang tidak sah tidak dihitung dalam menentukan jumlah
suara yang dikeluarkan.
Setiap Rapat Pengurus dibuat berita acara rapat yang ditandatangani oleh ketua
rapat dan 1 (satu) orang anggota Pengurus lainnya yang ditunjuk oleh rapat sebagai
Sekretaris rapat.
Penandatanganan yang dimaksud dalam ayat (6) tidak disyaratkan apabila Berita
Acara Rapat dibuat dengan akta notaris.
Pasal 29
Pengawas
Dalam hal diangkat lebih dari 1 (satu) orang Pengawas, maka 1 (satu) orang
diantaranya dapat diangkat sebagai Ketua Pengawas.
Pasal 30
Yang dapat diangkat sebagai angota Pengawas adalah orang perseorangan yang
mampu melakukan perbuatan hukum dan tidak dinyatakan bersalah dalam
melakukan pengawasan Yayasan yang menyebabkan kerugian bagi Yayasan,
masyarakat atau negara berdasarkan putusan pengadilan,dalam jangka waktu 5
(lima) tahun terhitung sejak tanggal putusan tersebut berkekuatan hukum tetap.
Pengawas diangkat oleh Pembina melalui Rapat Pembina untuk jangka waktu 5
(lima) tahun dapat diangkat kembali.
Dalam hal jabatan Pengawas kosong, maka dalam jangka waktu paling lama 30
(tiga puluh) hari sejak terjadinya kekosongan, Pembina harus menyelenggarakan
rapat, untuk mengisi kekosongan itu.
Dalam hal semua jabatan Pengawas kosong, maka dalam jangka waktu paling lama
30 (tiga puluh) hari sejak terjadinya kekosongan tersebut,Pembina harus
menyelenggarakan rapat untuk mengangkat Pengawas baru, dan untuk sementara
Yayasan diurus oleh Pengurus.
Pasal 31
1. Meninggal dunia ;
2. Mengundurkan diri ;
3. Bersalah melakukan tindak pidana berdasarkan putusan pengadilan yang diancam
dengan hukuman penjara paling sedikit 5 (lima) tahun ;
Pasal 32
Pengawas wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugas
untuk kepentingan Yayasan.
Ketua Pengawas dan satu anggota Pengawas berwenang bertindak untuk dan atas
nama Pengawas.
Pengawas berwenang:
2. Memeriksa dokumen ;
Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal pemberhentian sementara
itu,Pengawas diwajibkan untuk melaporkan secara tertulis kepada Pembina.
Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal laporan diterima oleh
Pembina sebagaimana dimaksud dalam ayat (6), maka Pembina wajib memanggil
anggota Pengurus yang bersangkutan untuk diberi kesempatan membela diri.
Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal pembelaan diri
sebagaimana dimaksud dalam ayat (7), Pembina dengan keputusan Rapat Pembina
wajib:
Pasal 33
Rapat Pengawas
Rapat Pengawas dapat diadakan setiap waktu bila dianggap perlu atas permintaan
tertulis dari seorang atau lebih Pengawas atau Pembina.
Rapat Pengawas dapat diadakan di tempat lain dalam wilayah hukum Republik
Indonesia dengan persetujuan Pembina.
Pasal 34
Dalam hal Ketua Umum tidak dapat hadir atau berhalangan, maka Rapat Pengawas
akan dipimpin oleh satu orang Pengawas yang dipilih oleh dan dari Pengawas yang
hadir.
Satu orang anggota Pengawas hanya diwakili oleh Pengawas lainnya dalam Rapat
Pengawas berdasarkan surat kuasa.
Rapat Pengawas sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat apabila:
3. ayat (4) huruf a tidak tercapai, maka dapat diadakan pemanggilan Rapat Pengawas
kedua ;
4. Pemanggilan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (4) huruf b, harus dilakukan
paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum rapat diselenggarakan, dengan tidak
memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal rapat ;
5. Rapat Pengawas kedua diselenggarakan paling cepat 10 (sepuluh) hari dan paling
lambat 21 (dua puluh satu) hari dari terhitung sejak Rapat Pengawas pertama ;
6. Rapat Pengawas kedua adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat,
apabila dihadiri oleh paling sedikit 1/2 (satu perdua) jumlah Pengawas.
Pasal 35
Dalam hal keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, maka
keputusan diambil berdasarkan suara setuju lebih dari 1/2 (satu per dua) jumlah
suara yang sah.
Dalam hal suara setuju dan tidak setuju sama banyaknya, maka usul ditolak.
Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat suara tertutup tanpa
tanda tangan,sedangkan pemungutan suara mengenai hal-hal lain dilakukan secara
terbuka, kecuali Ketua Rapat menentukan lain dan tidak ada keberatan dari yang
hadir.
Suara abstain dan suara yang tidak sah tidak dihitung dalam menentukan jumlah
suara yang dikeluarkan.
Setiap Rapat Pengawas dibuat berita acara rapat yang ditandatangani oleh ketua
rapat dan 1 (satu) orang anggota Pengurus lainnya yang ditunjuk oleh rapat sebagai
sekretaris rapat.
Penandatanganan yang dimaksud dalam ayat (6) tidak disyaratkan apabila Berita
Acara Rapat dibuat dengan akta Notaris.
Pengawas dapat juga mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan Rapat
Pengawas, dengan ketentuan semua Pengawas telah diberitahu secara tertulis dan
semua Pengawas memberikan persetujuan mengenai usul yang diajukan secara
tertulis dengan menandatangani usul tersebut.
Pasal 36
Rapat Gabungan
Rapat Gabungan adalah rapat yang diadakan oleh Pengurus dan Pengawas untuk
mengangkat Pembina, apabila Yayasan tidak lagi mempunyai Pembina.
Rapat Gabungan diadakan paling lambat 30 (tigapuluh) hari terhitung sejak Yayasan
tidak lagi mempunyai Pembina.
Panggilan Rapat Gabungan harus mencantumkan tanggal, waktu, tempat, dan acara
rapat.
Dalam hal Ketua Pengurus tidak ada atau berhalangan hadir, maka Rapat Gabungan
dipimpin oleh Ketua Pengawas.
Dalam hal Ketua Pengurus dan Ketua Pengawas tidak ada atau berhalangan hadir,
maka Rapat Gabungan dipimpin oleh dan dari Pengurus dan Pengawas yang hadir.
Pasal 37
Satu orang Pengurus hanya dapat diwakili oleh Pengurus lainnya dalam Rapat
Gabungan berdasarkan surat kuasa.
Satu orang Pengawas hanya dapat diwakili oleh Pengawas lainnya dalam Rapat
Gabungan berdasarkan surat kuasa.
Setiap Pengurus atau Pengawas yang hadir berhak mengeluarkan 1 (satu) suara dan
tambahan 1 (satu) suara untuk setiap Pengurus atau Pengawas lain yang
diwakilinya.
Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat suara tertutup tanpa
tanda tangan, sedangkan pemungutan suara mengenai hal-hal lain dilakukan secara
terbuka, kecuali Ketua Rapat menentukan lain dan tidak ada keberatan dari yang
hadir.
Suara abstain dan suara yang tidak sah dianggap tidak dikeluarkan, dan dianggap
tidak ada.
Pasal 38
Rapat Gabungan
1. Rapat Gabungan adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat
apabila dihadiri paling sedikit 2/3 (dua per tiga) dari jumlah anggota Pengurus dan
2/3 (dua per tiga) dari jumlah anggota Pengawas.
2. Dalam hal korum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a tidak tercapai,
maka dapat diadakan pemanggilan Rapat Gabungan kedua.
3. Pemanggilan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) huruf b, harus dilakukan
paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum rapat diselenggarakan, dengan tidak
memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal rapat.
4. Rapat Gabungan kedua diselenggarakan paling cepat 10 (sepuluh) hari dan paling
lambat 21(dua puluh satu) hari terhitung sejak Rapat Gabungan Pertama.
5. Rapat Gabungan kedua adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat
apabila dihadiri paling sedikit 1/2 (satu per dua) dari jumlah anggota Pengurus dan
1/2(satu per dua) dari jumlah anggota Pengawas.
o Berita Acara Rapat sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) menjadi bukti
yang sah terhadap Yayasan dan pihak ketiga tentang keputusan dan segala
sesuatu yang terjadi dalam rapat.
o Keputusan yang diambil dengan cara sebagaimana dimaksud dalam ayat (7)
mempunyai kekuatan yang sama dengan keputusan yang diambil dengan sah
dalam Rapat Gabungan.
Pasal 39
Pengurus harian bertindak pula mengatur pembagian pekerjaan diantara mereka dan
berusaha menjalankan pekerjaan itu sebaik-baiknya.
Jika terdapat lowongan dalam badan pengurus, maka pengurus harian harus mengisi
secepat mungkin, baik diambil dari mereka sendiri maupun orang luar, atas saran
para pendiri.
Pasal 40
Segala sesuatu yang belum diatur dalam anggaran dasar ini, akan diatur didalam anggaran
rumah tangga atau peraturan-peraturan lainnya, yang akan disusun oleh Badan Pengurus
dan sekali-kali tidak boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar ini.
Pasal 41
Tahun Buku
Tahun buku Yayasan selalu ditutup pada akhir bulan Desember dari sesuatu tahun.
Pada tiap akhir tahun diadakan rapat tahunan untuk mengesahkan neraca Yayasan,
pengesahan mana berarti pemberian, pemberesan dan pembebasan (acquit en
decharge) sepenuhnya kepada Pengurus terhadap perhitungan serta tanggung jawab
mereka dalam tahun yang bersangkutan.
Pasal 42
Dalam hal keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, maka
keputusan ditetapkan berdasarkan persetujuan paling sedikit 2/3 (dua per tiga) dari
seluruh jumlah Pembina yang hadir atau yang diwakili.
Dalam hal korum sebagaimana dimaksud dalam ayat(1) tidak tercapai, maka
diadakan pemanggilan Rapat Pembina yang kedua paling cepat 3 (tiga) hari
terhitung sejak tanggal Rapat Pembina yang pertama.
Rapat Pembina kedua tersebut sah, apabila dihadiri oleh lebih dari 1/2 (satu per dua)
dari seluruh Pembina.
Keputusan Rapat Pembina kedua sah, apabila diambil berdasarkan persetujuan suara
terbanyakdari jumlah Pembina yang hadir atau yang diwakili.
Pasal 43
Perubahan Anggaran Dasar dilakukan dengan akta notaris dan dibuat dalam bahasa
Indonesia.
Perubahan Anggaran Dasar tidak dapat dilakukan terhadap maksud dan tujuan
Yayasan.
Perubahan Anggaran Dasar tidak dapat dilakukan pada saat Yayasan dinyatakan
pailit, kecuali atas persetujuan kurator.
Pasal 44
Penggabungan
Pasal 45
Penggabungan Yayasan hanya dapat dilakukan berdasarkan keputusan Rapat
Pembina yang dihadiri paling sedikit 3/4 (tiga per empat) dari jumlah anggota
Pembina dan disetujui paling sedikit 3/4 (tiga per empat) dari seluruh jumlah
anggota Pembina yang hadir.
Pengurus dari masing-masing Yayasan yang akan menggabungkan diri dan yang
akan menerima penggabungan menyusun usul rencana penggabungan.
Dalam hal penggabungan Yayasan diikuti dengan perubahan Anggaran Dasar yang
memerlukan persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, maka akta
perubahan Anggaran Dasar Yayasan wajib disampaikan kepada Menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia untuk memperoleh persetujuan dengan dilampiri akta
penggabungan
Pasal 46
Pe m bu b a ra n
Yayasan ini dapat dibubarkan oleh rapat umum Badan Pengurus yang sengaja
diadakan untuk itu, dihadiri Pengurus lengkap, dan disetujui sekurang-kurangnya
2/3 (dua pertiga) dari yang hadir dalam rapat tersebut, dengan ketentuan Visi, Misi
dan Tujuan Yayasan tidak boleh dirubah.
Dalam keputusan pembubaran Yayasan, akan ditunjuk paling banyak 3 (tiga) orang
likuidator, penunjukan tersebut harus disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua
pertiga) dari yang hadir dalam rapat tersebut.
Sisa dari harta kekayaan Yayasan setelah dibayar segala hutang-hutang dan
kewajiban-kewajiban serta bebenahan-bebenahan lainnya, diserahkan kepada
Yayasan / badan-badan sosial / pendidikan yang seazas dan mempunyai tujuan yang
sama dengan Yayasan ini.
Pasal 47
Lain-lain
Hal-hal yang belum diatur dan/atau tidak cukup diatur dalam anggaran dasar ini, akan
diatur secara musyawarah oleh para pendiri bersama (Pengurus).
BAB I
KEPENGURUSAN
Pasal 1
Susunan Kepengurusan
5. Ketua
6. Sekretaris
7. Bendahara Umum
8. Bendahara
14. Koordinator Bidang WaZISQu (waqaq, zakat, infaq, shodaqoh dan qurban)
Pasal 2
keanggotaan
Anggota Yayasan Daarul Auliya adalah setiap orang yang memenuhi syarat dan sudah di
sahkan.
BAB II
Pasal 3
Tugas Ketua
Memimpin rapat pleno Pengurus dan rapat-rapat Pengurus lainnya sesuai dengan
ketentuan Anggaran Dasar Yayasan.
Wewenang Ketua
Memberikan pengarahan dan mencari solusi yang tepat dalam setiap kegiatan maupun
dalam pengambilan keputusan.
Menetapkan kebijakan pengembangan unit kerja atau unit usaha Yayasan dengan
mendapatkan persetujuan dari Pembina.
Pasal 5
Tugas Sekretaris
Mendampingi Ketua Pengurus dalam memimpin rapat pleno Pengurus dan rapat-
rapat Pengurus lainnya sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Yayasan.
Melaporkan seluruh kegiatan yang akan dan/atau telah dilaksanakan kepada Ketua
Pengurus.
Pasal 6
Wewenang Sekretaris
Melakukan inisiatif dan inovasi dalam bidang administrasi untuk kemajuan dan
pengembangan Yayasan, demi tercapainya maksud dan tujuan Yayasan.
Pasal 7
Tugas Bendahara
Melaporkan seluruh kegiatan yang akan dan/atau telah dilaksanakan kepada Ketua
Pengurus.
Pasal 8
Wewenang Bendahara
Pasal 9
Pasal 10
Wewenang wakil bendahara adalah dalam hal bendahara berhalangan maka wakil
bendahara dapat bertindak untuk dan atas nama bendahara.
Pasal 11
Menilai prestasi kerja bawahan sebagai bahan penyusunan laporan kepada atasan
untuk bahan pertimbangan dalam meningkatkan perkembangan karier.
Melaporkan seluruh kegiatan yang akan dan/atau telah dilaksanakan kepada Ketua
Pengurus secara benar dan tepat waktu .
Melakukan inisiatif dan inovasi yang variatif dalam pengembangan Yayasan, demi
tercapainya maksud dan tujuan Yayasan.
Pasal 12
Pelaksana Kegiatan merupakan satuan unit kerja dan atau lembaga yang dibentuk
Yayasan dalam rangka melaksanakan kegiatan – kegiatan Yayasan sesuai tujuan
yang telah ditetapkan.
Pelaksana Kegiatan diangkat oleh Pengurus atas persetujuan Pembina untuk jangka
waktu 2 (dua) tahun dan dapat diangkat kembali.
Pelaksana Kegiatan dalam melaksanakan kegiatannya bertanggung jawab kepada
Pengurus.
Pasal 13
Pelaksana Kegiatan diangkat untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan peraturan
khusus yang ditetapkan oleh Pengurus dan mendapat persetujuan dari Pembina.
Pasal 14
Mempunyai visi dan misi untuk mengembangkan bidang kegiatan yang akan dikelolanya
sesuai dengan maksud dan tujuan Yayasan.
Tidak sedang merangkap jabatan pada lembaga lain yang dapat mengganggu
kelancaran dalam menjalankan tugasnya sebagai Pelaksana Kegiatan Yayasan.
Pasal 15
1. Bidang Pendidikan
3. Bidang Keagamaan
4. Bidang Ekonomi
Pasal 16
Pasal 17
Melaksanakan program Yayasan dalam bidang kependidikan formal dan non formal
Pasal 18
Pasal 19
Bidang Ekonomi dipimpin oleh Ketua Bidang Pengembangan Usaha, yang berfungsi
sebagai penyelenggara kegiatan Pengembangan Usaha.
3. Menjalin kemitraan usaha dengan lembaga dan/ atau badan hukum lain;
Pasal 20
Bidang Sosial Kemanusiaan dipimpin oleh Ketua Bidang Sosial Kemanusiaan, berfungsi
sebagai pelaksana kegiatan social Kemanusiaan.
Pasal 21
Bidang WAZIS (Wakaf, Zakat, Infaq, dan Sedekah) / Qurban dipimpin oleh Ketua
Bidang WAZIS / Qurban, berfungsi merencanakan dan mengelola, serta
menyalurkan WAZIS / Qurban kepada yang berhak.
1. Menyiapkan sistem dan metode serta teknis dalam pengelolaan WAZIS / Qurban;
BAB IV
MASA JABATAN
Pasal 22
BAB V
Pasal 23
Tanah wakaf
Hibah
Retribusi pedagang.
Pasal 24
BAB VI
B I S YARAH
Pasal 25
1. HR mengajar Guru dihitung berdasarkan atas beban mata pelajaran dan jam.
2. Transportasi kehadiran.
Pasal 26
Bisyarah Pengurus Yayasan, Tunjangan sosial dan kesehatan, Tunjangan Hari Raya
(THR), dan Tunjangan Pengabdian ditanggungkan kepada Yayasan.
Tunjangan jabatan, HR dan Transportasi kehadiran Guru ditanggungkan kepada
masing-masing unit.
BAB VII
CUTI
Pasal 27
1. Hak cuti umum, yaitu hak untuk libur pada hari-hari yang diliburkan Yayasan dan
akan tetap mendapatkan bisyarah.
2. Cuti bersyarat, yaitu cuti yang diakibatkan kondisi yang tidak memungkinkan untuk
melaksanakan tugasnya.
3. Hak cuti bersyarat diberikan kepada yang memerlukan melalui pengajuan ijin cuti
terlebih dahulu kepada Yayasan melalui Koordinator Pendidikan.
4. Bagi pelaksana unit usaha yang dinyatakan cuti bersyarat tetap diberikan
tunjangannya, kecuali HR dan Transportasi mengajarnya akan diberikan kepada
penggantinya.
BAB VIII
ATURAN TAMBAHAN
Pasal 28
Anggaran Rumah tangga ini akan ditinjau kembali apabila dianggap perlu.