Astie Afriani
Roflin Melati
PENDAHULUAN
Pada tanggal 18 November 1912, Kiai Haji Ahmad
Dahlan mendirikan organisasi Muhammadiyah di
Yogyakarta.
Terdiri dari:
Ranting Alamiah
Ranting Campuran
PROSEDUR MENDIRIKAN
RANTING ALAMIAH
Mengadakan rapat anggota untuk mendirikan
ranting Muhammadiyah sekaligus susunan
pengurusnya.
Mengajukan anggota kepada Cabang terdekat
untuk ditetapkan.
Setelah cabang menetapkan lalu dikukuhkan
dalam pengajian umum yang dihadiri seluruh
anggota, jamaah pengajian, juga pengurus
Cabang yang ditugaskan dan berwenang untuk
melantik dan mengukuhkannya.
PROSEDUR MENDIRIKAN
RANTING CAMPURAN
Musyawarah pendirian cabang sekaligus
pemilihan pengurus ranting yang dihadiri
semua anggota dan juga pengurus cabang
yang ditugaskan.
Menetapkan pengurus ranting, akhirnya
melantik dan mengukuhkan pengurus ranting
baru dalam pengajian umum yang dihadiri
anggota, jamaah dan pengurus Cabang yang
ditugaskan.
KONSEP MENGHIDUPKAN
RANTING
Dan menurut Drs. Sunarto, M.Ag menghidupakan
ranting dan cabang kiranya
bisa dengan memberikan pemahaman tentang :
Ideologi Muhammadiyah
Kebanyakan anggota Muhammadiyah yang terdiri
dari para Pimpinan Ranting Muhammadiyah ini
belum seluruhnya memahami dengan baik ideology
Muhammadiyah.
Faham Agama Muhammadiyah
Faham Agama menurut Muhammadiyah adalah tercermin
pada poin ketiga dan keempat dalam Matan Keyakinan
dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah. Bahwa
Muhammadiyah dalam mengamalkan Islam berdasarkan
Al-Qur’an dan Sunnah Rasul dan Muhammadiyah
bekerja untuk terlaksanakannya ajaran-ajaran Islam yang
meliputi bidang aqidah, akhlak, ibadah, dan mu’amalat
dunyawiyah. Seluruh anggota Muhammadiyah telah
mengetahui bahwa Muhammadiyah dalam mengamalkan
Islam berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Fungsi dan Misi Muhammadiyah
Faktor Eksternal:
Budaya Materialisme, pragmatism dan
hedonism member pengaruh yang
tidak sehat bagi pengolaan dan
perjuangan dakwah islam
muhammadiyah.
PERMASALAHAN RANTING
MUHAMMADIYAH
Kekurangan Muhammadiyah:
Secara organisasi, muhammadiyah masih rapuh,
banyak cabang/ranting belum memiliki
kepengurusan lengkap.
Belum adanya tata tertib organisasi.
Lemahnya inisiatif.
Memiliki daya saing yang rendah dibandingkan
ormas islam lain yang baru bermunculan.
PEDOMAN REVITALISASI