Anda di halaman 1dari 2

Nama: Fatasya Zurlizatul Chusna Azahra

NIM: 202010420311022
Kelas: PSIK A
Pertemuan 9 AIK III

Model-Model Gerakan Muhammadiyah Dalam Bidang Keagamaan

1. Makna kehadiran Muhammadiyah sebagai gerakan keagamaan.


Gerakan-gerakan keagamaan yang muncul pada awal ke-20 seperti dilakukan
Muhammadiyah, merupakan bentuk dari revitalisasi atau kebangkitan Islam untuk
perubahan yang bercorak pembaruan yang disebut “revitalisme”, “modernisasi”, dan
“reformisme”. Semangat dasarnya adalah pergerakan untuk perubahan.
Muhammadiyah bukan sebagai gerakan sosial-keagamaan yang biasa, tetapi sebagai
Gerakan Islam. Selain terkena hukum pergerakan, Muhammadiyah dalam gerakannya
terkait dengan Islam. Bergerak bukan asal bergerak, harus selalu dilandasi, dibingkai,
dan diarahkan dengan Islam. Islam bukan sekedar asas formal, tetapi menjiwai,
melandasi, mendasari, mengkerangkai, memengaruhi, menggerakan dan menjadi
pusat orientasi dan tujuan. Islam yang menjadi basis gerakan Muhammadiyah pun
benarbenar kokoh yakni bersumber pada Al’Qur’an dan As-Sunnah as-makbulah
disertai pengembangan ijtihad atau penggunaan akal pikiran sesuai jiwa ajaran Islam.
Jadi, Muhammadiyah itu bukan sekedar organisasi biasa yang serba formal dan tanpa
jiwa. Muhammadiyah itu organisasi pergerakan Islam. Kini tuntutannya adalah
bagaimana para anggota terutama kader dan pimpinan Muhammadiyah di berbagai
lingkungan Persyarikatan memaknai dan menjadikan Gerakan Islam yang beridentitas
dan berasas fundamental tersebut sebagai jiwa dalam keseluruhan sikap dan
tindakannya.

2. Model gerakan keagamaan Muhammadiyah.


Setiap gerakan sosial yang memiliki jaringan organisasi hingga ke tingkat akar
rumput tentu akan memikirkan bagaimana model mengembangkan aktivitas
organisasi di tingkat akar rumput sebagai basis gerakan. Muhammadiyah sebenarnya
telah menggagas tentang penguatan basis gerakan ini sejak awal berdirinya, bahkan
Muktamar tahun 1970-an telah memutuskan untuk menggalang gerakan jama’ah dan
dakwah jamaah (GJDJ), hanya saja gagasan itu belum maksimal diimplementasikan
dalam aktivisme organisasi. Program GJDJ sebagai bagian untuk mengadaptasikan
gerakan Muhammadiyah di akar rumput dengan kecenderungan birokratisasi,
politisasi serta kapitalisasi yang berlangsung secara massif pasca Orde Baru.

3. Gerakan Jamaah dan Dakwah Jamaah (GJDJ).


Esensi GDJD adalah penguatan kesadaran jamaah dan kepedulian mereka
terhadap lingkungan sosialnya. Definisi sederhana tentang jamaah adalah kumpulan
keluarga muslim yang berada dalam suatu lingkungan tempat tinggal. Ajakan warga
aktif merupakan landasan gerakan Muhammadiyah yang menuntut adanya komunitas
yang solid dan terorganisir untuk memperjuangkan tegaknya kebaikan menentang
segala macam keburukan. Orientasi dari gerakan ini adalah membangun basis
kehidupan dakwah bil halal di bidang pendidikan, sosial, ekonomi dan Kesehatan.
a. Langkah Penguatan Jama’ah.
Langkah yang dapat dilakukan untuk meningkatkan cabang dan ranting
Muhammadiyah melalui gerakan jamaah dan dakwah jamaah :
➢ Melakukan Assesment awal mengenai kehidupan keagamaan di desa atau
komunitas atau ranting,
➢ Memantapkan konsep dakwah jamaah yang akan dipergunakan agar sesuai
dengan kondisi sosial, ekonomi dan budaya masyarakat basis,
➢ Melakukan sosialisasi dan pelatihan bagi para fasilitator yang akan
menggerakan cabang dan ranting,
➢ Memantapkan organisasi gerakan di akar rumput (Pimpinan Ranting)
sebagai ujung tombak gerakan dakwah jamaah,
➢ Melakukan pendampingan dakwah jamaah.
Untuk sinergikan langkah-langkah diatas, diperlukan adanya keterlibatan
berbagai lembaga amal Muhammadiyah seperti sekolah, rumah sakit, ataupun
masjid yang tumbuh begitu cepat di berbagai daerah di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai