Anda di halaman 1dari 9

AMAL USAHA SEBAGAI SARANA DAKWAH

Muhammadiyah sebagai gerakan Islam yang berlandaskan Al-Qur’an


dan As-Sunnah dengan watak tajdid yang dimilikinya senantiasa
beristikomah dan aktif dalam melaksanakan dakwah Islam amar
ma’ruf nahi munkar disegala bidang sehingga menjadi rahmatin lil
alamin. Dengan melihat sejarah pertumbuhan dan perkembangan
persyarikan Muahammadiyah sejak kelahirnnya, memperhatikan
faktor-faktor yang melatar belakangi berdirinya, amal usaha
muhammdiyah, nyata sekali bahwa didalamnya terdapat ciri-ciri
khusus, yang menjadi identitas dari hakekat atau jati diri persyarikan
Muhammadiyah.

A. Amal Usaha
Pasal 7 ayat 1 AD Muhammadiyah:
“ Untuk mencapai maksud dan tujuannya, Muhmmadiyah
melaksanakan Dakwah Amar Ma’ruf Nahi Mungkar dan Tajdid yang
diwujudkan dalam usaha di segala bidang kehidupan”
Ayat 2 menyebutkan :
“Usaha Muhammadiyah diwujudkan dalam bentuk amal usaha ,
program, dan kegiatan yang macam dan penyelenggaraannya diatur
dalam Anggaran Rumah Tangga”
Muhammadiyah dalam segala bentuk usahanya diwujudkan dalam
penerapan amal usaha, program dan kegiatan yang meliputi :
1. Menanamkan keyakinan, memperdalam dan memperluas
pemahaman, meningkatkan pengamalan, serta menyebarluaskan
ajaran Islam dalam berbagai aspek kehidupan.
2. Memperdalam dan mengembangkan pengkajian ajaran Islam
dalam berbagai aspek kehidupan untuk mendapatkan kemurnian dan
kebenarannya.
3. Meningkatkan semangat ibadah, jihad, zakat, infak, wakaf,
shadaqah, hibah, dan amal shalih lainnya.
4. Meningkatkan harkat, martabat, dan kualitas sumberdaya
manusia agar berkemampuan tinggi serta berakhlaq mulia.
5. Memajukan dan memperbaharui pendidikan dan kebudayaan,
mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, serta
meningkatkan penelitian.
6. Memajukan perekonomian dan kewirausahaan ke arah
perbaikan hidup yang berkualitas.
7. Meningkatkan kualitas kesehatan dan kesejahteraan
masyarakat.
8. Memelihara, mengembangkan, dan mendayagunakan
sumberdaya alam dan lingkungan untuk kesejahteraan.
9. Mengembangkan komunikasi, ukhuwah, dan kerjasama dalam
berbagai bidang dan kalangan masyarakat dalam dan luar negeri.
10. Memelihara keutuhan bangsa serta berperan aktif dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.
11. Membina dan meningkatkan kualitas serta kuantitas anggota
sebagai pelaku gerakan.
12. Mengembangkan sarana, prasarana, dan sumber dana untuk
mensukseskan gerakan.
13. Mengupayakan penegakan hukum, keadilan, dan kebenaran
serta meningkatkan pembelaan terhadap masyarakat.
14. Usaha-usaha lain yang sesuai dengan maksud dan tujuan
Muhammadiyah.
Sehingga secara garis besar, perwujudan pemikiran-pemikiran
tersebut dapat dikelompokkan menjadi beberapa amal usaha.

B. Jenis-Jenis Amal Usaha Muhammadiyah


1. Bidang Da’wah
Dalam da’wahnya, Muhammadiyah selalu menekankan amar ma’ruf
nahi munkar (menyeru kepada perbuatan yang benar lagi baik dan
mencegah segala bentuk kemungkaran) di lingkungan masyarakat,
beraqidah dan mengajak kepada aqidah Islam, dan bersumber pada
Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW. Untuk menyamakan gerak
langkah dalam da’wah, para da’i Muhammadiyah berpedoman pada
putusan tarjih sebagai hasil proses analisis dalam menetapkan
hukum dengan menetapkan dalil yang lebih kuat (rajih), lebih tepat
analogi dan lebih kuat mashlahatnya. Putusan tarjih itu dihasilkan
oleh Majelis Tarjih yaitu lembaga ijtihad jama‘i (organisatoris) di
lingkungan Muhammadiyah yang anggotanya terdiri dari orang-
orang yang memiliki kompetensi ushuliyyah dan ilmiah dalam
bidangnya masing-masing.
2. Bidang Agama Islam
a. Program gerakan
- Menamkan keyakinan, memperdalam danmemperluas
pemahaman, meningkatkanpengamalan serta menyebarluaskan
ajaranIslam dalam berbagai aspek kehidupan.
- Memperdalam dan mengembangkanpengkajian ajaran Islam dalam
berbagaiaspek kehidupan untuk mendapatkankemurnian dan
kebenarannya.
b. Wujud aksi amal usahanya
- Memurnaikan ajaran tauhid dalamkeseharian dengan cara:
Meniadakan kebiasaan/tradisi upacaraselamatan-selamatan (mitoni
orang hamil,selamatan kematian dll).
- Memberantas tradisi keagamaan yang dianggap sebagai ajaran
Islam seperti Selamatan/khaul untuk para wali/syeh, Ziarah kubur
pada bulan-bulan tertentu, Kepercayaan pada zimat huruf al-Qur’an,
Puji-pujian kepada Rasulullah s.a.w, Membaca ayat al-Qur’an, misal
surat Yasin padamalam Jum’at .
- Memurnikan dan meluruskan amaliahibadah seperti Meluruskan
arah qiblat, Melaksanakan shalat tarawih 11 rakaat dandiawali
dengan shalat iftitah dua rakaat ringan, Memnyelenggarakan shalat
hari raya di tanahlapang, Pengumpulan dan penyaluran zakat maal
danfitrah kepada yang berhak menerimanya, Penyederhanaan
upacara dalam rangkakelahiran, khitanan, pernikahan dan kematian
dan Menghilangkan kebiasaan berziarah ke makam-makam para wali
yang dikeramatkan.
- Memelopori pembentukan DepartemenAgama pada tahun 1946
dan menteriAgama pertama adalah H.M. Rosyidi, seorang tokoh
Muhammadiyah, Membentuk Majelis-majelis yangmengelola bidang
keagamaan Islam, yaitu :Majelis Tarjih dan Tajdid, Majelis
Tabligh,Majelis Wakaf dan Kehartabendaan.
3. Bidang Pendidikan
Pendidikan yang dirintis Muhammadiyah adalah pendidikan yang
berorientasi kepada dua hal, yaitu perpaduan antara sistem sekolah
umum dan madrasah/pesantren. Untuk mewujudkan rintisan
pendidikannya itu, maka Muhammadiyah mendirikan amal usaha
berupa : Sekolah-sekolah umum modern yang mengajarkan
keagamaan, Mendirikan madrasah/pesantren yang mengajarkan
ilmu pengetahuan umum/modern dan Mendirikan perguruan tinggi.
4. Bidang Kesehatan dan KesejahteraanMasyarakat
Sejak awal berdirinya Muhammadiyah menaruh perhatian besar
terhadap kesejahteraan masyarakat, khususnya masyarakat kelas
dhu’afa. Penyaluran dan pembagian zakat fitrah dan maal kepada
fakir miskin dan asnaf yang lain Pendirian panti asuhan, panti miskin,
panti jompo, Pendirian, Balai kesehatan, poliklinik, Rumah sakit Ibu
dan Anak dan Rumah Sakit Umum.
Pendampingan terhadap masyarakat kelas dhu’afa agar dapat
mandiri Untuk mengelola amal-amal usaha tersebut,dibentuk majelis
dan lembaga :– Majelis Pelayanan Kesehatan masyarakat– Majelis
Pelayanan Sosial– Majelis Pemberdayaan Masyarakat– Majelis
Lingkungan Hidup– Lembaga Penangulangan Bencana.
5. Bidang Politik Kenegaraan
Muhammadiyah adalah gerakan Islam, gerakan dakwah dan gerakan
tajdid dan bukan organisasi ataupun partai politik serta juga bukan
bagian dari partai politik. Muhammadiyah berkeyakinan bahwa
agama Islam adalah agama yang mengatur segenap kehidupan
manusia di dunia, termasuk kehidupan di bidang politik kenegaraan.
Muhammadyah mempunyai sikap yang sangat peduli dan ikut
bertanggung jawab dalam pelaksanaan kehidupan berbangsa dan
bernegara yang baik dan benar.
Untuk menjalankan kepeduliannya itu, maka Muhammadiyah
membentuk majelis dan Lembaga : Majelis Hukum dan Hak Asasi
Manusia, Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik.
6. Bidang Ekonomi dan Keuangan
Bertujuan untuk membimbing masyarakat ke arah perbaikan dan
mengembangkan ekonomi sesuai dengan ajaran Islam serta untuk
meningkatkan kualitas pengelolaan amal usaha Muhammadiyah.
Amal Usaha di bidang ini meliputi antara lain: BPR, BMT, Koperasi,
Biro Perjalanan dll.
Untuk menjalankan amal usaha di bidang ini dibentuk majelis dan
lembaga Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan– Lembaga Pemerikasa
dan Pengawasan Keuangan.

C. Kehidupan dalam Mengelolah Amal Usaha


Amal usaha Muhammadiyah adalah milik Persyarikatan dan
Persyarikatan bertindak sebagai Badan Hukum/Yayasan dari seluruh
amal usaha itu, sehingga semua bentuk kepemilikan Persyarikatan
hendaknya dapat diinventarisasi dengan baik serta dilindungi dengan
bukti kepemilikan yang sah menurut hukum yang berlaku. Karena itu,
setiap pimpinan dan pengelola amal usaha Muhammadiyah di
berbagai bidang dan tingkatan berkewajiban menjadikan amal usaha
dengan pengelolaannya secara keseluruhan sebagai amanat umat
yang harus ditunaikan dan dipertanggungjawabkan dengan sebaik-
baiknya.
Pimpinan amal usaha Muhammadiyah diangkat dan diberhentikan
oleh pimpinan persyarikatan dalam kurun waktu tertentu. Dengan
demikian pimpinan amal usaha dalam mengelola amal usahanya
harus tunduk kepada kebijaksanaan Persyarikatan dan tidak
menjadikan amal usaha itu terkesan sebagai milik pribadi atau
keluarga, yang akan menjadi fitnah dalam kehidupan dan
bertentangan dengan amanat.
Pimpinan amal usaha Muhammadiyah adalah anggota
Muhammadiyah yang mempunyai keahlian tertentu di bidang amal
usaha tersebut, karena itu status keanggotaan dan komitmen pada
misi Muhammadiyah menjadi sangat penting bagi pimpinan tersebut
agar yang bersangkutan memahami secara tepat tentang fungsi amal
usaha tersebut bagi Persyarikatan dan bukan semata-mata sebagai
pencari nafkah yang tidak peduli dengan tugas-tugas dan
kepentingankepentingan Persyarikatan.
Pimpinan amal usaha Muhammadiyah harus dapat memahami peran
dan tugas dirinya dalam mengemban amanah Persyarikatan. Dengan
semangat amanah tersebut, maka pimpinan akan selalu menjaga
kepercayaan yang telah diberikan oleh Persyarikatan dengan
melaksanakan fungsi manajemen perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan yang sebaik-baiknya dan sejujur jujurnya.
Pimpinan amal usaha Muhammadiyah senantiasa berusaha
meningkatkan dan mengembangkan amal usaha yang menjadi
tanggung jawabnya dengan penuh kesungguhan. Pengembangan ini
menjadi sangat penting agar amal usaha senantiasa dapat berlomba-
lomba dalam kabaikan (fastabiq al khairat) guna memenuhi tuntutan
masyarakat dan tuntutan zaman.
Sebagai amal usaha yang bisa menghasilkan keuntungan, maka
pimpinan amal usaha Muhammadiyah berhak mendapatkan nafkah
dalam ukuran kewajaran
sesuai ketentuan yang berlaku) yang disertai dengan sikap amanah
dan tanggungjawab akan kewajibannya. Untuk itu setiap pimpinan
persyarikatan hendaknya membuat tata aturan yang jelas dan tegas
mengenai gaji tersebut dengan dasar kemampuan dan keadilan.
Pimpinan amal usaha Muhammadiyah berkewajiban melaporkan
pengelolaan amal usaha yang menjadi tanggung jawabnya,
khususnya dalam hal keuangan/kekayaan kepada pimpinan
Persyarikatan secara bertanggung jawab dan bersedia untuk diaudit
serta mendapatkan pengawasan sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
Pimpinan amal usaha Muhammadiyah harus bisa menciptakan
suasana kehidupan Islami dalam amal usaha yang menjadi tanggung
jawabnya dan menjadikan amal usaha yang dipimpinnya sebagai
salah satu alat da'wah maka tentu saja usaha ini menjadi sangat
perlu agar juga menjadi contoh dalam kehidupan bermasyarakat.
Karyawan amal usaha Muhammadiyah adalah warga (anggota)
Muhammadiyah yang dipekerjakan sesuai dengan keahlian atau
kemampuannya.Sebagai warga Muhammadiyah diharapkan
karyawan mempunyai rasa memiliki dan kesetiaan untuk memelihara
serta mengembangkan amal usaha tersebut sebagai bentuk
pengabdian kepada Allah dan berbuat kebajikan kepada
sesama.Sebagai karyawan dari amal usaha Muhammadiyah tentu
tidak boleh terlantar dan bahkan berhak memperoleh kesejahteraan
dan memperoleh hak-hak lain yang layak tanpa terjebak pada rasa
ketidakpuasan, kehilangan rasa syukur, melalaikan kewajiban dan
bersikap berlebihan.
Seluruh pimpinan dan karyawan atau pengelola amal usaha
Muhammadiyah berkewajiban dan menjadi tuntutan untuk
menunjukkan keteladanan diri, melayani sesama, menghormati hak-
hak sesama, dan memiliki kepedulian social yang tinggi sebagai
cerminan dari sikap ihsan, ikhlas, dan ibadah.
Seluruh pimpinan, karyawan, dan pengelola amal usaha
Muhammadiyah hendaknya memperbanyak silaturahim dan
membangun hubungan-hubungan sosial yang harmonis
(persaudaraan dan kasih sayang) tanpa mengurangi ketegasan dan
tegaknya sistem dalam penyelenggaraan amal usaha masingmasing.
Seluruh pimpinan, karyawan, dan pengelola amal usaha
Muhammadiyah selain melakukanaktivitas pekerjaan yang rutin dan
menjadi kewajibannya juga dibiasakan melakukan kegiatan-kegiatan
yang memperteguh dan meningkatkan taqarrub kepada Allah dan
memperkaya ruhani serta kemuliaan akhlaq melalui pengajian,
tadarrus serta kajian Al-Quran dan As-Sunnah , dan bentuk-bentuk
ibadah dan mu'amalah lainnya yang tertanam kuat dan menyatu
dalam seluruh kegiatan amal usaha Muhammadiyah.

D. Kedudukan dan Fungsi Amal Usaha Muhammadiyah


1. Kedudukan Amal Usaha
Muhammadiyah mempunyai semboyan dalam gerakannya : “Sepi Ing
Pamrih rame ing gaweatau Sedikit Bicara Banyak Bekerja” Sebagai
bentuk realisasi dari kegiatan Muhammadiyah dalam berbagai
bidang kehidupan untuk mencapai maksud dana tujuan
Muhammadiyah• Sebagai wujud dari pelakasanaan gerakan dakwah
Muhammadiyah dalam bidang-bidang kehidupan agar manfaatnya
dapat langsung dirasakan masyarakat
2. Fungsi Amal Usaha
Untuk membimbing masyarakat ke arah perbaikan kehidupan sesuai
dengan tuntunan Islam dalam bentuk kerja nyata, Sebagai wadah
atau sarana peribadatan bagiwarga Muhammadiyah.

Anda mungkin juga menyukai