Anda di halaman 1dari 34

Kelompok 1

Amal Usaha Muhammadiyah


A. Amal Usaha
“Usaha Muhammadiyah diwujudkan dalam bentuk amal usaha , program, dan
kegiatan yang macam dan penyelenggaraannya diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga”
Muhammadiyah dalam segala bentuk usahanya diwujudkan dalam penerapan amal
usaha, program dan kegiatan yang meliputi :
1. Menanamkan keyakinan, memperdalam dan memperluas pemahaman,
meningkatkan pengamalan, serta menyebarluaskan ajaran Islam dalam berbagai aspek
kehidupan.
2. Memperdalam dan mengembangkan pengkajian ajaran Islam dalam berbagai
aspek kehidupan untuk mendapatkan kemurnian dan kebenarannya.
3. Meningkatkan semangat ibadah, jihad, zakat, infak, wakaf, shadaqah, hibah, dan
amal shalih lainnya.
4. Meningkatkan harkat, martabat, dan kualitas sumberdaya manusia agar
berkemampuan tinggi serta berakhlaq mulia.
5. Memajukan dan memperbaharui pendidikan dan kebudayaan, mengembangkan
ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, serta meningkatkan penelitian.
6. Memajukan perekonomian dan kewirausahaan ke arah perbaikan hidup yang
berkualitas
7. Meningkatkan kualitas kesehatan dan kesejahteraan masyarakat

8. Memelihara, mengembangkan, dan mendayagunakan sumberdaya alam dan


lingkungan untuk kesejahteraan.
9. Mengembangkan komunikasi, ukhuwah, dan kerjasama dalam berbagai bidang
dan kalangan masyarakat dalam dan luar negeri.
10. Memelihara keutuhan bangsa serta berperan aktif dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara
11. Membina dan meningkatkan kualitas serta kuantitas anggota sebagai pelaku
gerakan.
12. Mengembangkan sarana, prasarana, dan sumber dana untuk mensukseskan
gerakan.
13. Mengupayakan penegakan hukum, keadilan, dan kebenaran serta meningkatkan
pembelaan terhadap masyarakat.
14. Usaha-usaha lain yang sesuai dengan maksud dan tujuan Muhammadiyah
Sehingga secara garis besar, perwujudan pemikiran-pemikiran tersebut dapat
dikelompokkan menjadi beberapa amal usaha
B.Jenis-Jenis Amal Usaha Muhammadiyah
1. Bidang Da’wah
Dalam da’wahnya, Muhammadiyah selalu menekankan amar ma’ruf nahi munkar
(menyeru kepada perbuatan yang benar lagi baik dan mencegah segala bentuk
kemungkaran) di lingkungan masyarakat, beraqidah dan mengajak kepada aqidah
Islam, dan bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW. Untuk
menyamakan gerak langkah dalam da’wah, para da’i Muhammadiyah berpedoman
pada putusan tarjih sebagai hasil proses analisis dalam menetapkan hukum dengan
menetapkan dalil yang lebih kuat (rajih), lebih tepat analogi dan lebih kuat
mashlahatnya. Putusan tarjih itu dihasilkan oleh Majelis Tarjih yaitu lembaga ijtihad
jama‘i (organisatoris) di lingkungan Muhammadiyah yang anggotanya terdiri dari
orang-orang yang memiliki kompetensi ushuliyyah dan ilmiah dalam bidangnya
masing-masing.

2.Bidang Agama Islam


a. Program gerakan
- Menamkan keyakinan, memperdalam danmemperluas pemahaman,
meningkatkanpengamalan serta menyebarluaskan ajaranIslam dalam berbagai aspek
kehidupan.
- Memperdalam dan mengembangkanpengkajian ajaran Islam dalam berbagaiaspek
kehidupan untuk mendapatkankemurnian dan kebenarannya
b. Wujud aksi amal usahanya
- Memurnaikan ajaran tauhid dalamkeseharian dengan cara: Meniadakan
kebiasaan/tradisi upacaraselamatan-selamatan (mitoni orang hamil,selamatan
kematian dll)dan
-Memberantas tradisi keagamaan yang dianggap sebagai ajaran Islam seperti
Selamatan/khaul untuk para wali/syeh, Ziarah kubur pada bulan-bulan tertentu,
Kepercayaan pada zimat huruf al-Qur’an, Puji-pujian kepada Rasulullah s.a.w,
Membaca ayat al-Qur’an, misal surat Yasin padamalam Jum’at .
- Memurnikan dan meluruskan amaliahibadah seperti Meluruskan arah qiblat,
Melaksanakan shalat tarawih 11 rakaat dandiawali dengan shalat iftitah dua rakaat
ringan, Memnyelenggarakan shalat hari raya di tanahlapang, Pengumpulan dan
penyaluran zakat maal danfitrah kepada yang berhak menerimanya, Penyederhanaan
upacara dalam rangkakelahiran, khitanan, pernikahan dan kematian dan
Menghilangkan kebiasaan berziarah ke makam-makam para wali yang dikeramatkan
- Memelopori pembentukan DepartemenAgama pada tahun 1946 dan menteriAgama
pertama adalah H.M. Rosyidi,seorang tokoh Muhammadiyah, Membentuk Majelis-
majelis yangmengelola bidang keagamaan Islam, yaitu :Majelis Tarjih dan Tajdid,
Majelis Tabligh,Majelis Wakaf dan Kehartabendaan.
Majelis Tarjih dan Tajid bertugas :Menghidupan tarjih, tajdid dan pemikiran Islam
dikalangan Muhammadiyah sebagai gerakanpembaruan yang kritis dan dinamis di
dalammasyarakat, Memberikan jawaban terhadap problem dantantangan
perkembangan sosial budaya dankehidupan umat Islam pada umumnya.
Majelis Tabligh bertugas :Memimpin pelaksanaan dakwah di bidang tablighsecara
terecana dan terprogram dengan jelas yangmeliputi seluruh aspek kegiatan dakwah
(pengajianrutin umat, pengajian rutin angoota dan pengajian pimpinan dan
sebagainya).
Majelis Wakaf bertugas :Mengelola bidang perwakafan, pertanahan dankekayaan
yang dimiliki persyarikatan
3.Bidang Pendidikan
Pendidikan yang dirintis Muhammadiyah adalah pendidikan yang berorientasi kepada
dua hal, yaitu perpaduan antara sistem sekolah umum dan madrasah/pesantren. Untuk
mewujudkan rintisan pendidikannya itu, maka Muhammadiyah mendirikan amal
usaha berupa : Sekolah-sekolah umum modern yang mengajarkan keagamaan,
Mendirikan madrasah/pesantren yang mengajarkan ilmu pengetahuan umum/modern
dan Mendirikan perguruan tinggi
4.Bidang Kesehatan dan KesejahteraanMasyarakat
Sejak awal berdirinya Muhammadiyah menaruh perhatian besar terhadap
kesejahteraan masyarakat, khususnya masyarakat kelas dhu’afa. Penyaluran dan
pembagian zakat fitrah dan maal kepada fakir miskin dan asnaf yang lain Pendirian
panti asuhan, panti miskin, panti jompo, Pendirian, Balai kesehatan, poliklinik,
Rumah sakit Ibu dan Anak dan Rumah Sakit Umum
Pendampingan terhadap masyarakat kelas dhu’afa agar dapat mandiri• Untuk
mengelola amal-amal usaha tersebut,dibentuk majelis dan lembaga :– Majelis
Pelayanan Kesehatan masyarakat– Majelis Pelayanan Sosial– Majelis Pemberdayaan
Masyarakat– Majelis Lingkungan Hidup– Lembaga Penangulangan Bencana
5. Bidang Politik Kenegaraan
Muhammadiyah adalah gerakan Islam, gerakan dakwah dan gerakan tajdid dan bukan
organisasi ataupun partai politik serta juga bukan bagian dari partai
politik.Muhammadiyah berkeyakinan bahwa agama Islam adalah agama yang
mengatur segenap kehidupan manusia di dunia, termasuk kehidupan di bidang politik
kenegaraan. Muhammadyah mempunyai sikap yang sangat peduli dan ikut
bertanggung jawab dalam pelaksanaan kehidupan berbangsa dan bernegara yang baik
dan benar
Untuk menjalankan kepeduliannya itu, maka Muhammadiyah membentuk majelis dan
Lembaga : Majelis Hukum dan Hak Asasi Manusia, Lembaga Hikmah dan Kebijakan
Publik
6.Bidang Ekonomi dan Keuangan
Bertujuan untuk membimbing masyarakat ke arah perbaikan dan mengembangkan
ekonomi sesuai dengan ajaran Islam serta untuk meningkatkan kualitas pengelolaan
amal usaha Muhammadiyah. Amal Usaha di bidang ini meliputi antara lain: BPR,
BMT, Koperasi, Biro Perjalanan dll. Untuk menjalankan amal usaha di bidang ini
dibentuk majelis dan lembaga Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan– Lembaga
Pemerikasa dan Pengawasan Keuangan

C. Kehidupan dalam Mengelolah Amal Usaha


Amal usaha Muhammadiyah adalah milik Persyarikatan dan Persyarikatan bertindak
sebagai Badan Hukum/Yayasan dari seluruh amal usaha itu, sehingga semua bentuk
kepemilikan Persyarikatan hendaknya dapat diinventarisasi dengan baik serta dilindungi
dengan bukti kepemilikan yang sah menurut hukum yang berlaku. Karena itu, setiap pimpinan
dan pengelola amal usaha Muhammadiyah di berbagai bidang dan tingkatan berkewajiban
menjadikan amal usaha dengan pengelolaannya secara keseluruhan sebagai amanat umat yang
harus ditunaikan dan dipertanggungjawabkan dengan sebaik-baiknya76.
Pimpinan amal usaha Muhammadiyah diangkat dan diberhentikan oleh pimpinan
persyarikatan dalam kurun waktu tertentu. Dengan demikian pimpinan amal usaha dalam
mengelola amal usahanya harus tunduk kepada kebijaksanaan Persyarikatan dan tidak
menjadikan amal usaha itu terkesan sebagai milik pribadi atau keluarga, yang akan menjadi
fitnah dalam kehidupan dan bertentangan dengan amanat77.
Pimpinan amal usaha Muhammadiyah adalah anggota Muhammadiyah yang mempunyai
keahlian tertentu di bidang amal usaha tersebut, karena itu status keanggotaan dan komitmen
pada misi Muhammadiyah menjadi sangat penting bagi pimpinan tersebut agar yang
bersangkutan memahami secara tepat tentang fungsi amal usaha tersebut bagi Persyarikatan
dan bukan semata-mata sebagai pencari nafkah yang tidak peduli dengan tugas-tugas dan
kepentingankepentingan Persyarikatan.
D. Pencapaian Amal Usaha Muhammadiyah dibeberapa Bidang
Gerak langkah organisasi Muhammadiyah dalam amal usahanya telah banyak
dirasakan oleh berbagai kalangan.Hal ini diakui, terutama oleh pemerintah, sangat membantu
pemberdayaan dan kondisi masyarakat luas saat ini. Dalam bidang pendidikan misalnya,
hingga tahun 2000 ormas Islam Muhammadiyah telah memiliki 3.979 taman kanak-kanak, 33
taman pendidikan Alquran, 6 sekolah luar biasa, 940 sekolah dasar, 1.332 madrasah
diniyah/ibtidaiyah, 2.143 sekolah lanjutan tingkat pertama (SMP dan MTs), 979 sekolah
lanjutan tingkat atas (SMA, MA, SMK), 101 sekolah kejuruan, 13 mualimin/mualimat, 3
sekolah menengah farmasi, serta 64 pondok pesantren. Dalam bidang pendidikan tinggi, hingga
tahun ini Muhammadiyah memiliki 36 universitas, 72 sekolah tinggi, 54 akademi, dan 4
politeknik (Data Cahgemawang, 2009). Nama-nama seperti Bustanul Athfal/TK
Muhammadiyah, SD Muhammadiyah, SMP Muhammadiyah, SMA Muhammadiyah, SMK
Muhammadiyah, dan Universitas Muhammadiyah bermunculan di berbagai daerah.
E. Kedudukan dan Fungsi Amal Usaha Muhammadiyah
1. Kedudukan Amal Usaha
Muhammadiyah mempunyai semboyan dalamgerakannya : “Sepi Ing Pamrih rame ing
gaweatau Sedikit Bicara Banyak Bekerja”• Sebagai bentuk realisasi dari kegiatan
Muhammadiyah dalam berbagai bidang kehidupan untuk mencapai maksud dana tujuan
Muhammadiyah• Sebagai wujud dari pelakasanaan gerakan dakwah Muhammadiyah dalam
bidang-bidang kehidupan agar manfaatnya dapat langsung dirasakan masyarakat
2. Fungsi Amal Usaha
Untuk membimbing masyarakat ke arah perbaikan kehidupan sesuai dengan tuntunan
Islam dalam bentuk kerja nyata, Sebagai wadah atau sarana peribadatan bagiwarga
Muhammadiyah.
Kelompok 2

SIFAT –SIFAT MUHAMMADIAH

A.Pengertian Muhammadiyah
Muhammadiyah adalah rumusan yang menggambarkan hakekat Muhammadiyah,
serta apa yang menjadi dasar dan pedoman amal usaha dan perjuangan
Muhammadiyah, serta sifat-sifat yang dimilikinya. Sesungguhnya Kepribadian
Muhammadiyah itu merupakan ungkapan dari kepribadian yang memang sudah ada
pada Muhammadiyah sejak lama berdiri

B.Apakah Muhammadiyah itu?


Muhammadiyah adalah suatu persyarikatan yang merupakan “Gerakan Islam”.
Maksud geraknya ialah, “Da’wah Islam & amar ma’ruf nahi munkar” yang ditujukan
kepada dua bidang: perseorangan dan masyarakat. Da’wah dan amar ma’ruf nahi
munkar pada bidang yang pertama terbagi kepada dua golongan: kepada yang telah
Islam bersifat pembaharuan (tajdid), yaitu mengembalikan kepada ajaran-ajaran Islam
yang asli murni; dan yang kedua kepada yang belum Islam bersifat seruan dan ajakan
untuk memeluk agama Islam. Adapun da’wah dan amar ma’ruf nahi munkar yang
kedua, ialah kepada masyarakat, bersifat perbaikan, bimbingan dan peringatan.
Kesemuanya itu dilaksanakan bersama dengan bermusyawarah atas dasar taqwa dan
mengharap keridlaan Allah semata

C.Sifat-sifat Muhammadiyah
1.“Beramal dan berjuang untuk perdamaian dan kesejahteraan”. Dengan sifat ini
Muhammadiyah tidak boleh mencela dan mendengki golongan lain. Sebaliknya
Muhammadiyah harus tabah menghadapi celaan dan kedengkian golongan lain tanpa
mengabaikan hak untuk membela diri kalau perlu dan itu pun harus dilakukan secara baik
tanpa dipengaruhi perasaan aneh .

2.“Memperbanyak kawan dari mengamalkan Ukhuwah Islamiyah”. Setiap warga


Muhammadiyah- siapapun orangnya- termasuk para pemimpin dan da’inya harus
memegang teguh sifat ini. Dalam Rangka untuk “memperbanyak kawan dan mengamalkan
Ukhuwah Islamiyah”, Inilah pada umumnya ceramah atau kegiatan dakwah lainnya yang
dilancarkan oleh dai-dai Muhammadiyah memakai gaya “sejuk penuh senyum’ bukan
dakwah yang agitatif menebar kebencian ke sana ke mari.
3.“Lapang Dada, Luas Pandang dengan Memegang Teguh Ajaran Islam” Lapang dada atau
toleransi adalah satu keharusan bagi siapapun yang hidup dalam masyarakat, apalagi hidup
dalam masyarakat yang majemuk seperti masyarakat Indonesia. Namun dalam berlapang
dada kita tidak boleh kehilangan identitas sebagai warga Muhammadiyah yang harus tetap
memegang teguh ajaran islam. Dengan demikian, bebas tetapi tetap terkendali.

4.”Bersifat Keagamaan dan Kemasyarakatan”, Sifat ini merupakan sifat Muhammadiyah sejak
lahir , yang tidak mungkin terlepas dari jiwa dan raga Muhammadiyah, karena
Muhammadiyah sejak lahir mengemban misi agama, sedang agama diturunkan oleh Allah
melalui para Nabi-Nya untuk masyarakat, yakni untuk memperbaiki masyarakat.
Masyarakat “lahan” bagi segala aktivitas perjuangan Muhammadiyah.
5.“Mengindahkan segala Hukum, Undang-undang serta dan falsafah Negara yang sah”
Muhammadiyah sebagai satu organisasi mempunyai sejumlah anggota.
6.”Amar Ma’ruf Nahi Munkar dalam segala lapangan serta menjadi contoh teladan yang baik”
Salah satu kewajiban tiap muslim ialah beramar ma’ruf dan bernahi munkar, yakni
menyuruh berbuat baik dan mencegah kemungkaran. Tanda adanya amar ma’ruf dan nahi
munkar kebaikan tidak akan dapat ditegakkan, dan kejahatan tidak akan diberantas.
7.“Aktif dalam Perkembangan Masyarakat dengan maksud Ishlah dan pembangunan sesuai
dengan ajaran Islam” kapan pun dan dimanapun Muhammadiyah memang harus selalu aktif
dalam perkembangan masyarakat, sebab tanpa begitu, Muhammadiyah akan kehilangan
peran dan ketinggalan sejarah, Muhammadiyah adalah kekuatan ishlah dan pembangunan
sesuai dengan ajaran Islam.
8.“Kerjasama dengan golongan lain mana pun, dalam usaha menyiarkan dan mengamalkan
Ajaran Islam serta membela kepentingannya” Menyiarkan Islam, mengamalkan dan
mengamalkan dan membela kepentingan islam, bukan hanya tugas Muhammadiyah perlu
menjalin kerjasama dengan semua golongan umat islam. Tanpa Kerjasama ini, tidak mudah
kita melaksanakan tugas yang berat ini.
9.“Membantu Pemerintah serta kerjasama dengan golongan lain dalam memelihara Negara
dan membangunnya, untuk mencapai Masyarakat yang adil dan Makmur yang Diridhoi” .
Adalah suatu keharusan dijalinnya kerjasama di antara semua unsure pemilik Negara, untuk
membangun Negara dan bangsa menuju tercapainya masyarakat yang adil dan makmur yg di
ridhoi Allah. Bersifat adil serta korektif ke dalam dan keluar, dengan bijaksana” dengan sifat
tersebut , Muhammadiyah tidak senang melihat sesuatu yang tidak semestinya, dan ingin
mengubahnya dengan yang lebih tepat dan lebih baik, meskipun mengenai dirinya sendiri
Kelompok III
IDIOLOGI MUHAMMADIAH DALAM BIDANG AQIDAH DAN IBADAH

I. PENGERTIAN IDEOLOGI

Ideologi berasal dari bahasa Yunani dan merupakan gabungan dari dua kata
yaitu edios yang artinya gagasan atau konsep dan logos yang berarti ilmu. Pengertian
ideology secara umum adalah sekumpulan ide, gagasan, keyakinan, pandangan dan
kepercayaan yang menyeluruh dan sistematis.

II. FUNGSI IDEOLOGI MUHAMMADIYAH

Adapun fungsi Ideologi Muhammadiyah adalah sebagai berikut:


1.Menjelaskan dan menanamkan “Islam agamaku, Muhammadiyah Gerakanku”
2.Membangun komitmen idealisme untuk menjalankan misi dan cita-cita gerakan
3.Mengikat solidaritas kolektif yang kokoh
4.Membela/ menjaga/ mempertahankan keutuhan organisasi sesuai prinsip gerakan

III. MUHAMMADIYAH DALAM BIDANG AQIDAH

1. Pengertian Aqidah Secara Istilah (Terminologi)

Yaitu perkara yang wajib dibenarkan oleh hati dan jiwa menjadi tenteram
karenanya, sehingga menjadi suatu kenyataan yang teguh dan kokoh, yang tidka
tercampuri oleh keraguan dan kebimbangan.
Dengan kata lain, keimanan yang pasti tidak terkandung suatu keraguan apapun
pada orang yang menyakininya. Dan harus sesuai dengan kenyataannya; yang tidak
menerima keraguan atau prasangka. Jika hal tersebut tidak sampai pada singkat
keyakinan yang kokoh, maka tidak dinamakan aqidah. Dinamakan aqidah, karena
orang itu mengikat hatinya diatas hal tersebut.
Ajaran mengenai aqidah ini merupakan tujuan utama Rasul diutus ke dunia,
yang mana hal ini dinyatakan dalam AL-qur’an, yang berbunyi:

“Dan Kami tidak mengutus seorang Rasul pun sebelum kamu (Muhammad)
melainkan Kami wahyukan kepadanya, bahwasanya tiada Tuhan (yang hak) melainkan
Aku, maka sembahlan olehmu sekalian akan Aku” (QS. 21: 25)
Untuk itu signifikansi akidah dalam kehidupan seseorang muslim dapat dilihat
paling tidak dalam empat hal, yaitu:

1. Sebagai landasan/Pondasi seluruh ajaran Islam Di atas keyakinan dasar inilah


dibangun ajaran Islam lainya, yaitu syari’ah (hukum islam) dan akhlaq (moral
Islam). Oleh karena itu, pengamalan ajaran Islam lainya seperti shalat, puasa, haji,
etika Islam (akhlak) dan seterusnya, dapat diamalkan di atas bagunan keyakinan
dasar tersebut. Tanpa keyakinan dasar, pengamalan ajaran agama tidak akan
memiliki makna apa-apa.
Untuk membentuk kesalehan seseorang di dunia sebagai modal awal mencapai
kebahagiaan di akhirat. perbuatan dan perubahan yang terjadi dalam perilaku dan
aktivitas seseorang sangat dipengaruhi oleh system teologi atau aqidah yang dianutnya.
2. Hal ini secara fungsional terwujud dengan adanya keyakinan terhadap kehidupan
kelak di hari kemudian dan setiap orang mempertanggungjawabkan perbuatanya di
dunia.

3. Untuk menyelamatkan seseorang dari keyakinan-keyakinan yang


menyimpang seperti bid’ah, khurafat, dan penyelewengan-penyelewengan lainya.

4. Untuk menetapkan seseorang sebagai muslim atau non muslim. Begitu pentingnya
kajian akidah islam hingga bidang ini telah menjadi perbincangan serius di kalangan
para ahli sejak zaman awal Islam sampai hari ini, termasuk di Indonesia.

akidah adalah iman yang teguh dan pasti, yang tidak ada keraguan sedikit pun
bagi orang yang meyakininya.
Dalam bidang aqidah muhammadiyah bekerja untuk terlaksanakannya aqidah
islam yang murni bersih dari gejala-gejala kemusrikan, bid’ah dan khurofat tanpa
mengabaikan prinsip toleransi menurut ajaran islam , sedangkan dalam bidang aqlak,
muhammadiyah bekerja untuk tegaknya nilai-nilai aqlak mulia dengan berpedoman
kepada ajaran-ajaran Al Qur’an dan sunah Rosul, tidak bersendi kepada nilai-nilai
ciptaan manusia.
IV. MUHAMMADIYAH DALAM BIDANG IBADAH

1. Definisi Ibadah
Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk.
Sedangkan menurut syara’ (terminologi), ibadah mempunyai banyak definisi, tetapi
makna dan maksudnya satu. Definisi itu antara lain adalah:

a. Ibadah adalah taat kepada Allah dengan melaksanakan perintah-Nya melalui lisan para
Rasul-Nya.
b. Ibadah adalah merendahkan diri kepada Allah Azza wa Jalla, yaitu tingkatan tunduk
yang paling tinggi disertai dengan rasa mahabbah (kecintaan) yang paling tinggi.
c. Ibadah adalah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridhai Allah
Azza wa Jalla, baik berupa ucapan atau perbuatan, yang zhahir maupun yang bathin.
Yang ketiga ini adalah definisi yang paling lengkap.
d. Dan ibadah itu tidak bisa dikatakan benar kecuali dengan adanya dua syarat:
i. Ikhlas karena Allah semata, bebas dari syirik besar dan kecil
ii. Ittiba’, sesuai dengan tuntunan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. .
Muhammadiyah dalam bidang ibadah bekerja sesuai dengan tuntunan
Rosululloh SAW tanpa tambahan dan perubahan dari manusia, sedangkan dalam
muamalat duniawiyah (pengolahan dunia dan pembinaan masyarakat)denagn
berdasarkan ajaran agama serta menjadikan semua kegiatan dalam bidang ini sebagai
ibadah kepada Allah SWT.
Muhammadiyah mengajak segenap lapisan bangsa Indonesia yang telah
mendapatkan karunia Allah berupa tanah air yang mempunyai sumber-sumber
kekayaan,kemerdekaan bangsa dan Negara republik Indonesia berfalsafah
pancasila,agar menjadikan Negara yang adil dan makmur diridhoi Allah SWT.
2. Fungsi Ibadah Dalam Kehidupan Manusia

Bahwa Allah sangat mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh
semua makhluq-Nya, dan oleh sebab itu Allah memberikan jalan yang paling sesuai
untuk menjaga dan memelihara sekaligus meningkatkan fungsi dari setiap unsur yang
dimiliki oleh semua makhluq-Nya; termasuk didalamnya adalah manusia. Dalam
kerangka tersebut Allah menun-jukkan jalan untuk meraihnya, misalnya dengan
melaksanakan berbagai berntuk pengabdian kepada Allah.
Maka jika dikaji secara detail setiap bentuk ritual dalam agama Islam memiliki tujuan
dan fungsi tersendiri; ibadah Mahdhoh – merupakan

KELOMPOK IV

“IDEOLOGI MUHAMMADIYAH DALAM BIDANG AKHLAK DAN


MUAMALAH
1 IDEOLOGI MUHAMMADIYAH

Istilah ideology dibentuk oleh kata ideo yang artinya pemikiran, khayalan, konsep atau
keyakinan dan “logoi” artinya logika ilmu atau pengetahuan.Secara harfiayah ideology berarti
pengetahuan tentang ide keyakinan atau tentang berbagai gagasan.Menurut Sastra Pratedja
ideology aalah seperangkat gagasan atau pikiran yang berorientasi pada tindakan yang
diorganisir menjadi suatu sistem yang teratur.

Ideologi berarti ide, gagasan, paham, falsafah, pandangan yang menjadi keyakinan.
Ideologi muhammadiyah maksudnya adalah ide, gagasan, falsafah, pandangan muhammadiyah
terhadap ajaran islam dan kehidupan yang di jadikan keyakinan untuk diamalkan.

2.2 IDEOLOGI MUHAHAMMADIYAH DALAM BIDANG AKHLAK


Mengingat pentingnya akhlaq dalam kaitannya dengan keimanan seseorang,
maka Muhammadiyah sebagai gerakan Islam juga dengan tegas menempatkan akhlaq sebagai
salah satu sendi dasar sikap keberagamaannya.
Akhlak adalah nilai-nilai dan sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan
perbuatan-perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan
pertimbangan (Imam Ghazali).Nilai dan perilaku baik dan burruk seperti sabar, syukur,
tawakal, birrul walidaini, syaja’ah dan sebagainya (Al-Akhlaqul Mahmudah).Dan sombong,
takabur, dengki, riya’, ‘uququl walidain dan sebagainya (Al-Akhlaqul Madzmuham).
Untuk menghidupkan akhlaq yang islami, maka Muhammadiyah berusaha memperbaiki
dasar-dasar ajaran yang sudah lama menjadi keyakinan umat Islam, yaitu dengan
menyampaikan ajaran yang benar-benar berdasar pada ajaran Alquran dan Sunnah Maqbulah,
membersihkan jiwa dari kesyirikan, sehingga kepatuhan dan ketundukan hanya semata-mata
kepada Allah. Usaha tersebut ditempuh melalui pendidikan, sehingga sifat bodoh dan
inferoritas berangsur-angsur habis kemudian membina ukhuwah antar sesame muslim yang
disemangati oleh Surat Ali Imron ayat 103.
Adapun sifat-sifat akhlak Islam dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Akhlaq Rabbani : Sumber akhlaq Islam itu wahyu Allah yang termasuk dalam Al-
Qur’an dan As-Sunnah, bertujuan mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat. Akhlaq
Islamlah moral yang tidak bersifat kondisional dan situasional, tetapi akhlaq yang
memiliki nilai-nilai yang mutlak. Akhlaq rabbanilah yang mampu menghindari nilai
moralitas dalam hidup manusia (Q.S.) Al-An’am / 6 : 153).
2. Akhlak Manusiawi : Akhlaq dalam Islam sejalan dan memenuhi fitrah manusia. Jiwa
manusia yang merindukan kebaikan, dan akan terpenuhi dengan mengikuti ajaran
akhlaq dalam Islam. Akhlaq Islam benar-benar memelihara eksistensi manusia sebagai
makhluk terhormat sesuai dengan fitrahnya.

5
3. Akhlak Universal : Sesuai dengan kemanusiaan yang universal dan menyangkut
segala aspek kehidupan manusia baik yang berdimensi vertikal, maupun horizontal.
(Q.S. Al-An’nam : 151-152).
4. Akhlak Keseimbangan : Akhlaq Islam dapat memenuhi kebutuhan sewaktu hidup di
dunia maupun di akhirat, memenuhi tuntutan kebutuhan manusia duniawi maupun
ukhrawi secara seimbang, begitu juga memenuhi kebutuhan pribadi dan kewajiban
terhadap masyarakat, seimbang pula. (H.R. Buhkori).
5. Akhlaq Realistik : Akhlaq Islam memperhatikan kenyataan hidup manusia walaupun
manusia dinyatakan sebagai makhluk yang memiliki kelebihan dibanding dengan
makhluk lain, namun manusia memiliki kelemahan-kelemahan itu yaitu sangat
mungkin melakukan kesalahan-kesalahan. Oleh karena itu Allah memberikan
kesempatan untuk bertaubat. Bahkan dalam keadaan terpaksa. Islam membolehkan
manusia melakukan yang dalam keadaan biasa tidak dibenarkan. (Q.S. Al- Baqarah /
27 : 173).
2.3 IDEOLOGI MUHAMMADIYAH DALAM BIDANG MUAMALAH
Mua’malah adalah aspek kemasyarakatan yang mengatur pergaulan hidup manusia diatas
bumi ini, baik tentang harta benda, perjanjian-perjanjian, ketatanegaraan, hubungan antar
negara dan lain sebagainya.Di dalam prinsip-prinsip Majlis Tarjih disebutkan “Dalam hal-hal
termasuk Al-Umurud Dunyawiyah yang tidak termasuk tugas para nabi, menggunakan akal
sangat diperlukan, demi untuk tercapainya kemaslahatan umat.”
Adapun prinsip-prinsip mu’amalah dunyawiyah yang terpenting antara lain:
1. Menganut prinsip mubah.
2. Harus dilakukan dengan saling rela artinya tidak ada yang dipaksa.
3. Harus saling menguntungkan. Artinya mu’amalah dilakukan untuk menarik manfaat
dan menolak kemudharatan.
Harus sesuai dengan prinsip keadila

Kelompok V
1. MATAN KEYAKINANDAN CITA-CITA HIDUP MUHAMMADIYAH

1. Muhammadiyah adalah Gerakan Islam dan Dakwah AmarMa’ruf Nahi Munkar,


beraqidah Islam dan bersumberpada Al-Qur’an dan Sunnah, bercita-cita dan bekerja
untuk terwujudnya masyarakat utama, adil, makmur yang diridhai Allah SWT, untuk
malaksanakan fungsi dan misi manusia sebagai hamba dan khalifah Allah di muka
bumi.

2. Muhammdiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah Agama Allah yang diwahyukan


kepada Rasul-Nya, sejak Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan seterusnya sampai
kepada Nabi penutup Muhammad SAW, sebagai hidayah dan rahmat Allah kepada
umat manusia sepanjang masa,dan menjamin kesejahteraan hidup materil dan
spritual, duniawi dan ukhrawi.

3. Muhammadiyah dalam mengamalkan Islam berdasarkan


a. Al-Qur’an: Kitab Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW;
b. Sunnah Rasul: Penjelasan dan palaksanaan ajaranajaran Al-Qur’an yang diberikan
oleh Nabi Muhammad SAW dengan menggunakan akal fikiran sesuai dengan jiwa
ajaran Islam.

4. Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaran-ajaran Islam yang meliputi


bidang-bidang:
a. ‘Aqidah
Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya aqida Islam yang murni, bersih dari
gejala-gejala kemusyrikan, bid’ah dan khufarat, tanpa mengabaikan prinsip
toleransi menurut ajaran Islam.

b. Akhlak
Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya nilai-nilai akhlak mulia dengan
berpedoman kepada ajaran-ajaran Al-Qur’an dan Sunnah rasul, tidak bersendi
kepada nilai-nilai ciptaan manusia.

c.Ibadah
Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya ibadah yang dituntunkan oleh Rasulullah
SAW, tanpa tambahan dan perubahan dari manusia.

d.Muamalah Duniawiyah

Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya mu’amalat duniawiyah


(pengolahan dunia dan pembinaan masyarakat) dengan berdasarkan ajaran Agama
serta menjadi semua kegiatan dalam bidangini sebagai ibadah kepada Allah SWT.

5. Muhammadiyah mengajak segenap lapisan bangsa Indonesia yang telah mendapat


karunia Allah berupa tanah air yang mempunyai sumber-sumber kekayaan,
kemerdekaa bangsa dan Negara Republik Indonesia yang berdasar pada Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945, untuk berusaha bersama-sama menjadikan suatu negara
yang adil dan makmur dan diridhoi Allah SWT: “BALDATUN THAYYIBATUB WA
ROBBUNGHOFUR”

2. SISTEMATIKA DAN PEDOMAN UNTUK MEMAHAMI RUMUSAN MATAN


KEYAKINAN DAN CITA-CITA HIDUP MUHAMMADIYAH

Rumusan matan “Keyakinan dan Cita-cita hidup Muhammadiyah” terdiri dari 5


(lima) angka :

1. Mengandung pokok-pokok persoalan yang bersifat ideologis yang


berbunyi:
 Muhammadiyah adalah Gerakan Islam dan Dakwah Amar Ma’ruf Nahi Munkar,
beraqidah Islam danbersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah, bercita-cita dan
bekerja untuk terwujudnya masyarakat utama,adil dan makmur yang diridhai
Allah SWT, untuk melaksanakan fungsi dan misi manusia sebagai hamba dan
khalifah Allah di muka bumi.
 Muhammadiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah Agama Allah yang
diwahyukan kepada para RasulNya, sejak Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa
dan seterusnya sampai kepada Nabi penutup Muhammad SAW sebagai hidayah
dan rahmat Allah kepada umatmanusia sepanjang masa, dan menjamin
kesejahteraan hidup materil dan sprituil, duniawi dan ukhrawi.

2.Mengandung persoalan mengenai faham Agama menurut Muhammadiyah, yang


berbunyi

1. Muhammadiyah dalam mengamalkan Islam berdasarkan:

a. Al-Qur’an: Kitab Allah yang diwahyukan kepadaNabi Muhammad SAW;

b. Sunnah Rasul: Penjelasan dan pelaksanaan ajaranajaran Al-Qur’an yang


diberikan oleh Nabi Muhammad SAW dengan menggunakan akal fikiran sesuai
dengan jiwa ajaran Islam.

3.Mengandung persoalan mengenai fungsi dan misi Muhammadiyah dalam masyarakat


Negara Republik Indonesia, yang berbunyi:
1. Muhammadiyah mengajak segenap lapisan bangs Indonesia yang telah mendapat
karunia Allah berupa tanah air yang mempunyai sumber-sumber kekayaan,
kemerdekaan bangsa dan negara Republik Indonesia yang berdasar Pancasila
dan Undang-Undang Dasar 1945, untuk berusaha bersama-sama menjadikan
suatu negara yang adil dan makmur dan diridhai Allah SWT: “BALDATUN
THAYYIBATUN WA ROBBUNGHAFUR”

3. FUNGSI DAN MISI MUHAMMADIYAH

Berdasarkan keyakinan dan cita-cita hidup yang bersumberkan ajaran Islam yang
murni seperti tersebut diatas, Muhammadiyah menyadari kewajibannya: berjuang dan
mengajak segenap golongan dan lapisan bangsa Indonesia, untuk mengatur dan
membangun tanah air dan negara Republik Indonesia, sehingga merupakan masyarakat
dan negara yang adil dan makmur, sejahtera bahagia, materil dan sprituil yang diridhai
Allah SWT. Mengingat perkembangan sejarah dan kenyataan bangsa Indonesia sampai
dewasa ini, semua yang ingin dilaksanakan dan dicapai oleh Muhammadiyah dari pada
keyakinan dan cita-cita hidupnya, bukanlah hal yang baru, dan hakekatnya adalah
sesuatu yang wajar. Sedang pola perjuangan Muhammadiyah dalam melaksanakan dan
mencapai keyakinan dan cita-cita hidupnya dalam masyarakat Negara Republik
Indonesia, Muhammadiyah menggunakan dakwah Islam dan Amar Ma’ruf nahi Munkar
dalam arti dan proporsi yang sebenar-benarnya, sebagai jalan satusatunya.

Lebih lanjut mengenai soal ini dapat diketahui dan difahami dalam “Khittah Perjuangan
Muhammadiyah”.

1. Hakikat Muhammadiyah
Perkembangan masyarakat Indonesia, baik yang disebabkan oleh daya dinamik dari

dalam ataupun karena persentuhan dengan kebudayaan dari luar, telah menyebabkan

perubahan tertentu.

Perubahan itu menyangkut seluruh segi kehidupan masyarakat, diantaranya bidang

sosial, ekonomi, politik dan kebudayaan, yang menyangkut perubahan strukturil dan
perubahan pada sikap serta tingkah laku dalam hubungan antar manusia.
Muhammadiyah sebagai gerakan, dalam mengikuti perkembangan dan perubahan

itu, senantiasa mempunyai kepentingan untuk melaksanakan amar ma’ruf nahi-

mungkar, serta menyelenggarakan gerakan dan amal usaha yang sesuai dengan

lapangan yang dipilihnya ialah masyarakat, sebagai usaha Muhammadiyah untuk

mencapai tujuannya: “menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga

terwujud masyarakat utama, adil dan makmur yang diridlai Allah SWT.

Dalam melaksanakan usaha tersebut, Muhammadiyah berjalan diatas prinsip

gerakannya, seperti yang dimaksud di dalam Matan Keyakinan Cita-cita Hidup

Muhammadiyah.

Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah itu senantiasa menjadi landasan

gerakan Muhammadiyah, juga bagi gerakan dan amal usaha dan hubungannya dengan

kehidupan masyarakat dan ketatanegaraan, serta dalam bekerjasama dengan golongan

Islam lainnya.

2. Muhammadiyah dan Masyarakat


Sesuai dengan khittahnya, Muhammadiyah sebagai Persyarikatan memilih dan

menempatkan diri sebagai Gerakan Islam amar-ma’ruf nahi mungkar dalam

masyarakat, dengan maksud yang terutama ialah membentuk keluarga dan masyarakat

sejahtera sesuai dengan Dakwah Jama’ah.

Di samping itu Muhammadiyah menyelenggarakan amal-usaha seperti tersebut pada

Anggaran Dasar Pasal 4, dan senantiasa berikhtiar untuk meningkatkan mutunya.


Penyelenggaraan amal-usaha, tersebut merupakan sebagian ikhtiar Muhammadiyah

untuk mencapai Keyakinan dan Cita-Cita Hidup yang bersumberkan ajaran Islam dan

bagi usaha untuk terwujudnya masyarakat utama, adil dan makmur yang diridhai Allah

SWT.

3. Muhammadiyah Dan Politik


Dalam bidang politik Muhammadiyah berusaha sesuai dengan khittahnya: dengan
dakwah amar ma ma’ruf nahi mungkar dalam arti dan proporsi yang sebenar-benarnya,
Muhammadiyah harus dapat membuktikan secara teoritis konsepsionil, secara

operasionil dan secara kongkrit riil, bahwa ajaran Islam mampu mengatur masyarakat

dalam Negara Republik Indonesia yang berdasar Pancasila dan Undang Undang Dasar

1945 menjadi masyarakat yang adil dan makmur serta sejahtera, bahagia, materiil dan

spirituil yang diridlai Allah SWT.

Dalam melaksanakan usaha itu, Muhammadiyah tetap berpegang teguh pada

kepribadiannya.

Usaha Muhammadiyah dalam bidang politik tersebut merupakan bagian

gerakannya dalam masyarakat, dan dilaksanakan berdasarkan landasan dan peraturan

yang berlaku dalam Muhammadiyah. Dalam hubungan ini Muktamar Muhammadiyah

ke-38 telah menegaskan bahwa:

Muhammadiyah adalah Gerakan Dakwah Islam yang beramal dalam segala bidang

kehidupan manusia dan masyarakat, tidak mempunyai hubungan organisatoris dengan

dan tidak merupakan afiliasi dari sesuatu Partai Politik atau Organisasi apapun.

Setiap anggota Muhammadiyah sesuai dengan hak asasinya dapat tidak memasuki

atau memasuki organisasi lain, sepanjang tidak menyimpang dari Anggaran Dasar,

Anggaran Rumah Tangga dan ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam Persyarikatan

Muhammadiyah.

4. Muhammadiyah Dan Ukhuwah Islamiyah


Sesuai dengan kepribadiannya, Muhammadiyah akan bekerjasama dengan
golongan Islam manapun juga dalam usaha menyiarkan dan mengamalkan Agama

Islam serta membela kepentingannya.

Dalam melakukan kerjasama tersebut, Muhammadiyah tidak bermaksud

menggabungkan dan mensubordinasikan organisasinya dengan organisasi atau institusi

lainnya.

Kelompok VI
A. Sejarah Sebelum Terbentuknya Mukaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah
Muhammadiyah berdiri pada tanggal 8 Zulhijjah 1330 H dan mendapatkan status
berbadan hukum. Sebagai suatu organisasi sudah semestinya ketika akan mencatatkan
diri menjadi sebuah badan hukum harus memenuhi berbagai syarat antara lain harus
ada anggaran dasar. Syarat adanya anggaran dasar pada saat itu masih sederhana,
Ditinjau dari segi ilmu hukum, mukaddimah anggaran dasar menempati kedudukan
yang lebih tinggi. Mukaddimah anggaran dasar memuat pokok-pokok pikiran yang
sangat fundamental, yang didalamnya tertuang suatu pandangan hidup, tujuan hidup,
serta cara dan alat untuk mencapai suatu tujuan hidup yang di cita-citakan yaitu hanya
memuat batang tubuh saja belum ada pembukaan.
B. Sejarah Perumusan Mukaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah
Mukaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah di susun secara formal setelah
muhammadiyah melancarkan aktivitas dan usaha selama 38 tahun. Tetapi bukan berarti
sebelum itu muhammadiyah belum memiliki jiwa semangat, dan nafsu perjuangan
secara pasti. Sebab K.H. Ahmad dahlan dalam mendirikan mendirikan muhammadiyah
mengacu kepada Al-Qur’an meskipun belum tertuang dalam tulisan. Hal seperti diatas
tidak dapat dipertahankan sebab kepemimpinan akan terus berganti ditambah lagi
adanya tuntutan kepastian terhadap cita-cita muhammadiyah hal itu yang mendorong
Ki Bagus Hadikusumo untuk merumuskan secara tertulis mukaddimah anggaran dasar
muhammadiyah.
C. Faktor-Faktor Yang Melatar Belakangi Mukaddimah Anggaran Dasar
Muhammadiyah
Belum adanya rumusan formal tentang dasar dan cita-cita perjuangan
muhammadiyah K.H. Ahmad dahlan membangun persyarikatan
muhammadiyah bukan di dasri pada suatu materi yang dirumuskan secara rinci,
sistematik dan ilmiah. Apa yang beliau temukan dalam al-qur’an dan al-hadis
langsung beliau amalkan dan ajarkan. Akan tetapi, setalah muhammadiyah
berkembang luas mengakibatkan mereka semakin jauh dari sumber gagasn dan
ide yang menjadi landasan pijak muhammadiyah.
a) Kehidupan ruchani warga muhammadiyah menampakkan gejala menurun
akibat pengaruh kehidupan duniawi
b) Ilmu Pengetahuan dan Teknologi terus berkembang dengan pesatnya.
Banyak hal yang baru bermunculan mencengangkan semua orang termasuk
warga muhammadiyah, budaya asing masuk melalui sarana teknologi seperti
media cetak (koran dan majalah) dan elektronik seperti film, radio, dan televisi.
Perkembangan hidup duniawi menjadi semakin
tak terkendali dan menampkan pengaruh lebih dominan kepada masyarakat
muhammadiyah.
c) Makin kuatnya berbagai pengaruh alam pikiran luar, yang langsung atau tidak
langsung bersinggungan dengan faham dan keyakinan hidup muhammadiyah
Dari perkembangan zaman maka pengaruh luar masuk berwujud seperti cara
pikir, sikap hidup dan falsafah asing. Disinilah letak pentingnya adanya
rumusan resmi dari muhammadiyah yang dapat dijadikan pegangan bagi
mereka agar tidak terombang-ambing oleh keadaan.
d) Dorongan disusunnya pembukaan undang-undang dasar 1945
Ki Bagus Hadikusumo merupakan salah seorang yang terlibat langsung
dalam penyusunan UUD 1945 remasuk pembukaannya. dari pengalaman itu
beliau menyadari pentingnya embukaan UUD. Namun betapa kagetnya beliau
ketika menyadari bahwa anggaran dasar muhammadiyah baru terdiri dari
batang tubuh berupa pasal-pasal, namun belum memiliki mukaddimah padahal
di dalam mukaddimah itulah terdapat fondasi atau roh muhammadiyah.

D.Hakikat Dan Fungsi Mukaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah

a. Hakekat Mukadimah Anggaran Dasar Muhammayadiah


Mukadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah pada hakekatnya merupakan
suatu kesimpulan dari perintah dan ajaran Al-Quran dan As-Sunah tentang
pengabdian dan manusia kepada Allah SWT, amal dan perjuangan bagi setiap umat
muslim yang sadar akan kedudukannya selaku hamba dan Khalifah dimuka bumi.

b. Fungsi Mukadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah


c. Fungsi Mukadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah
Mukadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah merupakan jiwa, nafas dan
semangat pengabdian dan perjuangan ke dalam tubuh dan segala gerak
organisasinya, yang harus dijadikan asas dan pusat tujuan perjuangan
Muhammadiyah.
E.Sistematika Rumusan Mukaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah

1. Rumusan Mukadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah terdiri dari :


a. Surat Al-Fatihah
b. Pernyataan dari atau Ikral: Radli tu billabi Rabban
c. Diktum Matan/materi “Mukadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah”
2. Perjuangan menegakan dan menjujung tinggi agama Islam Hanyalah akan berhasil
bila dengan megikuti jejak perjuangan para nabi, terutama perjuangan Nabi
Muhammad
3. Hidup manusia harus berdasarkan “TAHUID” Yaitu mengesahkan allah; bertuhan,
ibadah, serta patuh hanya kepada Allah semata.
4. Hidup manusia bermasyarakat.
5. Hanya ajaran islam satu-satunya hajaran hidup yang dapat dijadikan sendiri
pembentukan pribadi utama dan mengatur ketertiban hidup bersama
(bermasyarakat) menuju hidup bahagia sejahtera yang hakiki dunia akherat.
6. Berjuang menegakan dan menjujung tinggi agama islam untuk mewujudkan
masyarakat utama, adil, dan makmur yang diridhoi Allah SWT adalah WAJIB,
Sebagai ibadah pada Allah dan berbuat Islah dan Ihsan kepada sesame manusia.
7. Perjuangan menegakan dan menjujung tinggi agama Islam Hanyalah akan berhasil
bila dengan megikuti jejak perjuangan para nabi, terutama perjuangan Nabi
Muhammad.
1) Perjuangan mewujudkan pokok-pokok pikiran seperti di atas hanya dapat
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan akan berhasil bila dengan cara
berorganisasi.
2) Seluruh perjuangan diarahkan kepada tercapenya tujuan Muhammadiyah yaitu,
terwujudnya Masyarakat utama, adil, dan makmur yang diridhoi Allah SWT.

Secara logika, ketujuh pikiran yang disimpulkan Mukadimah Anggaran Dasar


Muhammadiyah dilihat dari sisitimatiaka penyusunan beberapa merupakan suatu
pemikiran yang sangat kritis dan terus secara sisitematiaka. Ketujuh pokok-pokok
pikiran tersebut masing–masing menegaskan bahwa:

1) Manusia dalam makhkuk tuhan.


Manusia dalam Makhluk sosial.

F.Kandungan Muqadimah Anggara Dasar Muhammadiyah


Muqadimah Anggara Dasar Muhammadiyah mengandung 7 pilar. Pendirian ialah:
1. Pokok Pikiran Pertama
Hidup manusia harus berdasarkan Tauhid (Mengesakan) Allah; ber-Tuhan
beribadah serta tuduk hanya kepada Allah. Pokok pikiran tersebut dirumuskan
dalam Muqaddimah Anggaran Dasar sebagai berikut:
“Amma ba’du, bahwa sesungguhnya ke-Tuhanan itu adalah Hak Allah semata-
mata, ber-Tuhan dan beribadah serta tunduk dan taat kepada Allah adalah satu-
satunya ketentuan yang wajib atas tiap-tiap makhluk, terutama manusia.”
2. Pokok Pikiran Kedua
Hidup manusia itu bermasyarakat. Pokok pikiran tersebut dirumuskan dalam
Muqaddimah Anggaran Dasar sebagai berikut:
3. Pokok Pikiran Ketiga
Hanya hukum Allah yang sebenar-benarnyalah satu-satunya yang dapat
dijadikan sendi untuk membentuk pribadi yang utama dan mengatur ketertiban
hidup bersama (bermasyarakat) dalam menuju hidup bahagia dan sejahtera yang
haqiqi, didunia dan akhirat. Pokok pikiran tersebut dirumuskan dalam Muqaddimah
Anggaran Dasar sebagai berikut:
“masyarakat uang sejahtera, aman, damai makmur dan bahagia hanyalah dapat
diwujudkan diatas keadilan, kejujuran, persaudaraan dan gotong royong, bertolong-
tolongan dengan bersendikan hukum Allah yang sebenar-benarnya, lepas dari
pengaruh syaitan dan hawa nafsu.”
4.Pokok Pikiran Keempat
Berjuang menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam untuk mewujudkan
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, adalah wajib, sebagai ibadah kepada
Allah berbuat ihs dan islah kepada manusia/mayarakat. Pokok pikiran tersebut
dirumuskan dalam Muqaddimah Anggaran Dasar sebagai berikut:
“Menjunjung tinggi huku Allah lebih dari pada hukum yang mana pun juga adalah
kewajiban mutlak bagi tiap-tiap orang yang mengaku bertuhan kepada Allah.
Agama Islam adalah Agama Allah yang dibawa oleh sekalian nabi, sejak Nabi
Adam sampai Nabi Muhammad SAW dan diajarkan kepada umatnya masing-
masing untuk mendapatkan hidup bahagia dunia dan akhirat.”

5.Pokok Pikiran Kelima


Perjuangan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam yang sebenar-
benarnya, hanyalah akan dapat berhasil bila dengan mengikuti jejak (ittiba)
perjuangan para Nabi terutama perjuangan Nabi Besar Muhammad SAW. Pokok
pikiran tersebut dirumuskan dalam Muqaddimah Anggaran Dasar sebagai berikut:
“Syahdan, untuk menciptakan masyarakat yang bahagia dan sentosa sebagaimana
yang tersebut diatas, tiap-tiap orang terutama ummat islam, yang percaya kepada
Allah dan Hari Kemudian, wajiblah mengikuti jejak sekalian Nabi yang suci itu,
beribadat kepada Allah dan berusaha segiat-giatnya mengumpulkan segala
kekuatan dan meggunakannya untuk menjelmaka masyarakat itu di dunia ini,
dengan niat yang murni tulus dan ikhlas karena Allah semata-mata dan hanya
mengharapkan karuia Allah dan ridla-Nya belaka serta mempunyai rasa tanggung
jawab dihadirat Allah atas segala perbuatannya, lagi pula harus sabar dan tawakkal
bertabah hati menghadapi segala kesukaran atau kesulitan yang menimpa dirinya,
dengan penuh pengharapan akan perlindungan dan pertolongan Allah Yang Maha
Kuasa.”

6.Pokok Pikiran Keenam

Perjuangan mewuudkan pikiran-pikiran tersebut hanyalah kan dapat


dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan berhasil, bila dengan cara berorganisasi.
Organisasi adalah satu-satunya alat atau cara perjuangan yag sebaik-baiknya. Pokok
pikiran tersebut dirumuskan dalam Muqaddimah Anggaran Dasar sebagai berikut :
“Untuk melaksanakan terwujudnya masyarakat yang demikian itu, maka dengan
berkat dirahmat Allah dan didorong oleh Firman Allah dalam Al-Qur’an:
Q.S ALI IMRAN 104
Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeruh kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar[217];
merekalah orang-orang yang beruntung.

7.Pokok Pikiran Ketujuh

Pokok pikiran/prinsip/pendirian seperti yang diuraikan dan diterangkan di muka


itu, adalah yang dapat untuk melaksanakan ideloginya terutama untuk mencapai
tujuan yang menjadi cita-citanya, ialah terwujudnya masyarakat adil dan makmur
lahir batin yang di ridhai Allah, ialah Masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Pokok pikiran tersebut dirumuskan dalam Muqaddimah Anggaran Dasar sebagai
berikut :
“Kesemua itu perlu untuk menunaikan kewajiban mengamalkan perintah-perintah
Allah dan mengikuti Sunnah Rasul-Nya Nabi Muhammad SAW guna mendapat
karunia dan ridhonya didunia dan akhirat untuk mencapai masyarakat yang sentosa
dan bahagia, disertai nikmat dan rahmat Allah yang melimpah-limpah, sehingga
merupakan:
“Suatu negara yang indah, bersih, suci dan makmur dibawah lindungan Tuhan yang
Maha Pengampun”
Pokok pikiran/prinsip/pendirian seperti yang diuraikan dan diterangkan di muka
itu, adalah yang dapat untuk melaksanakan ideloginya terutama untuk mencapai
tujuan yang menjadi cita-citanya, ialah terwujudnya masyarakat adil dan makmur
lahir batin yang di ridhai Allah, ialah Masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Pokok pikiran tersebut dirumuskan dalam Muqaddimah Anggaran Dasar sebagai
berikut :
“Kesemua itu perlu untuk menunaikan kewajiban mengamalkan perintah-perintah
Allah dan mengikuti Sunnah Rasul-Nya Nabi Muhammad SAW guna mendapat
karunia dan ridhonya didunia dan akhirat untuk mencapai masyarakat yang sentosa
dan bahagia, disertai nikmat dan rahmat Allah yang melimpah-limpah, sehingga
merupakan:
“Suatu negara yang indah, bersih, suci dan makmur dibawah lindungan Tuhan yang
Maha Pengampun”
Kelompok VII

MUHAMMADIAH ANGGARAN DASAR MUHAMMADIAH

A. PEMAHAMAN

Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah adalah seperangkat nilai dan norma
Islami yang bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah untuk menjadi pola bagi tingkah laku
warga Muhammadiyah dalam menjalani kehidupan sehari-hari sehingga tercermin kepribadian
Islami menuju terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah merupakan pedoman untuk
menjalani kehidupan dalam lingkup pribadi, keluarga, bermasyarakat, berorganisasi,
mengelola amal usaha, berbisnis, mengembangkan profesi, berbangsa dan bernegara,
melestarikan lingkungan, mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan
mengembangkan seni dan budaya yang menunjukkan perilaku uswah hasanah (teladan yang
baik).

B. LANDASAN DAN SUMBER

Landasan dan sumber Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah ialah Al- Quran
dan Sunnah Nabi yang merupakan pengembangan dan pengayaan dari pemikiran-pemikiran
formal (baku) dalam Muhammadiyah seperti Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup
Muhammadiyah, Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah, Matan Kepribadian
Muhammadiyah, Khittah Perjuangan Muhammadiyah, serta hasil-hasil Keputusan Majelis
Tarjih.

C. KEPENTINGAN

Warga Muhammadiyah dewasa ini makin memerlukan pedoman kehidupan yang


bersifat panduan dan pengayaan dalam menjalani berbagai kegiatan sehari-hari. Tuntutan ini
didasarkan atas perkembangan situasi dan kondisi antara lain:
1. Kepentingan akan adanya pedoman yang dijadikan acuan bagi segenap anggota
Muhammadiyah sebagai penjabaran dan bagian dari Keyakinan Hidup Islami Dalam
Muhammadiyah yang menjadi amanat Tanwir Jakarta 1992 yang lebih merupakan
konsep filosofis.
2. Perubahan-perubahan sosial-politik dalam kehidupan nasional di era reformasi yang
menumbuhkan dinamika tinggi dalam kehidupan umat dan bangsa serta mempengaruhi
kehidupan Muhammadiyah, yang memerlukan pedoman bagi warga dan pimpinan
Persyarikatan bagaimana menjalani kehidupan di tengah gelombang perubahan itu.
3. Perubahan-perubahan alam pikiran yang cenderung pragmatis (berorientasi pada nilai-
guna semata), materialistis (berorientasi pada kepentingan materi semata), dan
hedonistis (berorientasi pada pemenuhan kesenangan duniawi) yang menumbuhkan
budaya inderawi (kebudayaan duniawi yang sekular) dalam kehidupan modern abad
ke-20 yang disertai dengan gaya hidup modern memasuki era baru abad ke-21.
4. Penetrasi budaya (masuknya budaya asing secara meluas) dan multikulturalisme
(kebudayaan masyarakat dunia yang majemuk dan serba melintasi) yang dibawa oleh
globalisasi (proses hubungan-hubungan sosialekonomi- politik-budaya yang
membentuk tatanan sosial yang mendunia) yang akan makin nyata dalam kehidupan
bangsa.
5. Perubahan orientasi nilai dan sikap dalam bermuhammadiyah karena berbagai faktor
(internal dan eksternal) yang memerlukan standar nilai dan norma yang jelas dari
Muhammadiyah sendiri.

D. SIFAT

Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah memiliki beberapa sifat/kriteria sebagai


berikut:
1. Mengandung hal-hal yang pokok/prinsip dan penting dalam bentuk acuannilai dan
norma.
2. Bersifat pengayaan dalam arti memberi banyak khazanah untuk membentuk keluhuran
dan kemulian ruhani dan tindakan.
3. Aktual, yakni memiliki keterkaitan dengan tuntutan dan kepentingan kehidupan sehari-
hari.
4. Memberikan arah bagi tindakan individu maupun kolektif yang bersifat keteladanan.
5. Ideal, yakni dapat menjadi panduan umum untuk kehidupan sehari-hari yang bersifat
pokok dan utama.
6. Rabbani, artinya mengandung ajaran-ajaran dan pesan-pesan yang bersifat akhlaqi yang
membuahkan kesalihan.
7. Taisir, yakni panduan yang mudah difahami dan diamalkan oleh setiap muslim
khususnya warga Muhammadiyah.

E. TUJUAN
Terbentuknya perilaku individu dan kolektif seluruh anggota Muhammadiyah
yang menunjukkan keteladanan yang baik (uswah hasanah) menuju terwujudnya
Masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

F. KERANGKA
Materi Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah dikembangkan dan
dirumuskan dalam kerangka sistematika sebagai berikut:
1. Bagian Umum : Pendahuluan
2. Bagian Kedua : Islam dan Kehidupan
3. Bagian Ketiga : Kehidupan Islami Warga Muhammadiyah
a. Kehidupan Pribadi
b. Kehidupan dalam Keluarga
c. Kehidupan Bermasyarakat
d. Kehidupan Berorganisasi
e. Kehidupan dalam Mengelola Amal usaha
f. Kehidupan dalam Berbisnis
g. Kehidupan dalam Mengembangkan Profesi
h. Kehidupan dalam Berbangsa dan Bemegara
i. Kehidupan dalam Melestarikan Lingkungan
j. Kehidupan dalam mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
k. Kehidupan dalam Seni dan Budaya
4. Bagian Keempat : Tuntunan Pelaksanaan
5. Bagian Kelima : Penutup

G. PANDANGAN ISLAM TENTANG KEHIDUPAN


Islam adalah Agama Allah yang diwahyukan kepada para Rasul1, sebagai hidayah dan
rahmat Allah bagi umat manusia sepanjang masa, yang menjamin kesejahteraan hidup materiil
dan spirituil, duniawi dan ukhrawi. Agama Islam, yakni Agama Islam yang dibawa oleh Nabi
Muhammad sebagai Nabi akhir zaman, ialah ajaran yang diturunkan Allah yang tercantum
dalam Al-Quran dan Sunnah Nabi yang shahih (maqbul) berupa perintah-perintah, larangan-
larangan, dan petunjuk-petunjuk untuk kebaikan hidup manusia di dunia dan akhirat. Ajaran
Islam bersifat menyeluruh yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisah-pisahkan meliputi
bidang-bidang aqidah, akhlaq, ibadah, dan mu'amalah duniawiyah.

Islam adalah agama untuk penyerahan diri semata-mata kepada Allah2, Agama semua
Nabi-nabi3, Agama yang sesuai dengan fitrah manusia4, Agama yang menjadi petunjuk bagi
manusia5, Agama yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan dan hubungan manusia
dengan sesama6, Agama yang menjadi rahmat bagi semesta alam7. Islam satu-satunya agama
yang diridhai Allah8 dan agama yang sempurna9.

Dengan beragama Islam maka setiap muslim memiliki dasar/landasan hidup Tauhid
kepada Allah10, fungsi/peran dalam kehidupan berupa ibadah11, dan menjalankan
kekhalifahan12, dan bertujuan untuk meraih Ridha serta Karunia Allah SWT13. Islam yang
mulia dan utama itu akan menjadi kenyataan dalam kehidupan di dunia apabila benarbenar
diimani, difahami, dihayati, dan diamalkan oleh seluruh pemeluknya (orang Islam, umat Islam)
secara total atau kaffah14 dan penuh ketundukan atau penyerahan diri15. Dengan pengamalan
Islam yang sepenuh hati dan sungguh-sungguh itu maka terbentuk manusia muslimin yang
memiliki sifat-sifat utama:

a. Kepribadian Muslim16,
b. Kepribadian Mu'min17,
c. Kepribadian Muhsin dalam arti berakhlak mulia18, dan
d. Kepribadian Muttaqin19.

Setiap muslim yang berjiwa mu'min, muhsin, dan muttaqin, yang paripuma itu dituntut
untuk memiliki keyakinan (aqidah) berdasarkan tauhid yang istiqamah dan bersih dari syirk,
bid'ah, dan khurafat; memiliki cara berpikir (bayani), (burhani), dan (irfani); dan perilaku serta
tindakan yang senantiasa dilandasi oleh dan mencerminkan akhlaq al karimah yang menjadi
rahmatan li-`alamin.

Dalam kehidupan di dunia ini menuju kehidupan di akhirat nanti pada hakikatnya Islam
yang serba utama itu benar-benar dapat dirasakan, diamati, ditunjukkan, dibuktikan, dan
membuahkan rahmat bagi semesta alam sebagai sebuah manhaj kehidupan (sistem kehidupan)
apabila sungguh-sungguh secara nyata diamalkan oleh para pemeluknya. Dengan demikian
Islam menjadi sistem keyakinan, sistem pemikiran, dan sistem tindakan yang menyatu dalam
diri setiap muslim dan kaum muslimin sebagaimana menjadi pesan utama risalah da'wah Islam.

Da'wah Islam sebagai wujud menyeru dan membawa umat manusia ke jalan Allah20 pada
dasarnya harus dimulai dari orang-orang Islam sebagai pelaku da'wah itu sendiri (ibda
binafsika) sebelum berda’wah kepada orang/pihak lain sesuai dengan seruan Allah: “Hai
orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari siksa neraka....”21.
Upaya mewujudkan Islam dalam kehidupan dilakukan melalui da'wah itu ialah mengajak
kepada kebaikan (amar ma’ruf), mencegah kemunkaran (nahyu munkar), dan mengajak untuk
beriman (tu'minuna billah) guna terwujudnya umat yang sebaikbaiknya atau khairu ummah22

Berdasarkan pada keyakinan, pemahaman, dan penghayatan Islam yang mendalam dan
menyeluruh itu maka bagi segenap warga Muhammadiyah merupakan suatu kewajiban yang
mutlak untuk melaksanakan dan mengamalkan Islam dalam seluruh kehidupan dengan jalan
mempraktikkan hidup Islami dalam lingkungan sendiri sebelum menda’wahkan Islam kepada
pihak lain. Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam maupun warga Muhammadiyah sebagai
muslim benar-benar dituntut keteladanannya dalam mengamalkan Islam di berbagai lingkup
kehidupan, sehingga Muhammadiyah secara kelembagaan dan orang-orang Muhammadiyah
secara perorangan dan kolektif sebagai pelaku da'wah menjadi rahmatan lil `alamin dalam
kehidupan di muka bumi ini.

KELOMPOK VIII
PEDOMAN HIDUP ISLAM WARGA MUHAMMADIAH
A. KEHIDUPAN PRIBADI
1. Dalam Aqidah
a. Setiap warga Muhammadiyah harus memiliki prinsip hidup dan kesadaran imani berupa
tauhid kepada Allah Subhanahu Wata'ala yang benar, ikhlas, dan penuh ketundukkan sehingga
terpancar sebagai lbad ar-rahman yang menjalani kehidupan dengan benar-benar menjadi
mukmin, muslim, muttaqin, dan muhsin yang paripurna.

b. Setiap warga Muhammadiyah wajib menjadikan iman dan tauhid sebagai sumber seluruh
kegiatan hidup, tidak boleh mengingkari keimanan berdasarkan tauhid itu, dan tetap menjauhi
serta menolak syirk, takhayul, bid'ah, dan khurafat yang menodai iman dan tauhid kepada Allah
Subhanahu Wata'ala.

2. Dalam Akhlaq
a. Setiap warga Muhammadiyah dituntut untuk meneladani perilaku Nabi dalam
mempraktikkan akhlaq mulia, sehingga menjadi uswah hasanah yang diteladani oleh sesama
berupa sifat sidiq, amanah, tabligh, dan fathanah.

b. Setiap warga Muhammadiyah dalam melakukan amal dan kegiatan hidup harus
senantiasa didasarkan kepada niat yang ikhlas dalam wujud amalamal shalih dan ihsan, serta
menjauhkan diri dari perilaku riya’, sombong, ishraf, fasad, fahsya, dan kemunkaran.

c. Setiap warga Muhammadiyah dituntut untuk menunjukkan akhlaq yang mulia (akhlaq
al-karimah) sehingga disukai/diteladani dan menjauhkan diri dari akhlaq yang tercela (akhlaq
al-madzmumah) yang membuat dibenci dan dijauhi sesama.

d. Setiap warga Muhammadiyah di mana pun bekerja dan menunaikan tugas maupun dalam
kehidupan sehari-hari harus benar-benar menjauhkan diri dari perbuatan korupsi dan kolusi
serta praktik-praktik buruk lainnya yang merugikan hak-hak publik dan membawa kehancuran
dalam kehidupan di dunia ini.

3. Dalam Ibadah
a. Setiap warga Muhammadiyah dituntut untuk senantiasa membersihkan jiwa/hati ke arah
terbentuknya pribadi yang mutaqqin dengan beribadah yang tekun dan menjauhkan diri dari
jiwa/nafsu yang buruk, sehingga terpancar kepribadian yang shalih yang menghadirkan
kedamaian dan kemanfaatan bagi diri dan sesamanya.

b. Setiap warga Muhammadiyah melaksanakan ibadah mahdhah dengan sebaik-baiknya dan


menghidup suburkan amal nawafil (ibadah sunnah) sesuai dengan tuntunan Rasulullah serta
menghiasi diri dengan iman yang kokoh, ilmu yang luas, dan amal shalih yang tulus sehingga
tercermin dalam kepribadian dan tingkah laku yang terpuji.

4. Dalam Mu’amalah Duniawiyah


a. Setiap warga Muhammadiyah harus selalu menyadari dirinya sebagai abdi dan khalifah
di muka bumi, sehingga memandang dan menyikapi kehidupan dunia secara aktif dan positif
serta tidak menjauhkan diri dari pergumulan kehidupan dengan landasan iman, Islam, dan ihsan
dalam arti berakhlaq karimah.

b. Setiap warga Muhammadiyah senantiasa berpikir secara burhani, bayani, dan irfani yang
mencerminkan cara berpikir yang Islami yang dapat membuahkan karya-karya pemikiran
maupun amaliah yang mencerminkan keterpaduan antara orientasi habluminallah dan
habluminannas serta maslahat bagi kehidupan umat manusia.

c. Setiap warga Muhammadiyah harus mempunyai etos kerja Islami, seperti: kerja keras,
disiplin, tidak menyia-nyiakan waktu, berusaha secara maksimal/optimal untuk mencapai suatu
tujuan.
B KEHIDUPAN DALAM KELUARGA
1. Kedudukan Keluarga
a. Keluarga merupakan tiang utama kehidupan umat dan bangsa sebagai tempat sosialisasi
nilai-nilai yang paling intensif dan menentukan, karenanya menjadi zkewajiban setiap anggota
Muhammadiyah untuk mewujudkan kehidupan keluarga yang sakinah, mawaddah warahmah
yang dikenal dengan Keluarga Sakinah.
b. Keluarga-keluarga di lingkungan Muhammadiyah dituntut untuk benar-benar dapat
mewujudkan Keluarga Sakinah yang terkait dengan pembentukan Gerakan Jama’ah dan
da'wah Jama’ah menuju terwujudnya Masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

2. Fungsi Keluarga
a. Keluarga-keluarga di lingkungan Muhammadiyah perlu difungsikan selain dalam
mensosialisasikan nilai-nilai ajaran Islam juga melaksanakan fungsi kaderisasi sehingga anak-
anak tumbuh menjadi generasi muslim Muhammadiyah yang dapat menjadi pelangsung dan
penyempuma gerakan da'wah di kemudian hari.

b. Keluarga-keluarga di lingkungan Muhammadiyah dituntut keteladanan (uswah hasanah)


dalam mempraktikkan kehidupan yang Islami yakni tertanamnya ihsan/kebaikan dan bergaul
dengan ma’ruf, saling menyayangi dan mengasihi, menghormati hak hidup anak, saling
menghargai dan

c. menghormati antar anggota keluarga, memberikan pendidikan akhlaq yang mulia secara
paripuma, menjauhkan segenap anggota keluarga dari bencana siksa neraka, membiasakan
bermusyawarah dalam menyelasaikan urusan, berbuat adil dan ihsan, memelihara persamaan
hak dan kewajiban, dan menyantuni anggota keluarga yang tidak mampu.
3. Aktifitas Keluarga
a. Di tengah arus media elektronik dan media cetak yang makin terbuka, keluarga-keluarga
di lingkungan Muhammadiyah kian dituntut perhatian dan kesungguhan dalam mendidik anak-
anak dan menciptakan suasana yang harmonis agar terhindar dari pengaruh-pengaruh negatif
dan terciptanya suasana pendidikan keluarga yang positif sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam.

b. Keluarga-keluarga di lingkungan Muhammadiyah dituntut keteladanannya untuk


menunjukkan penghormatan dan perlakuan yang ihsan terhadap anakanak dan perempuan serta
menjauhkan diri dari praktik-praktik kekerasan dan menelantarkan kehidupan terhadap
anggota keluarga.

c. Keluarga-keluarga di lingkungan Muhammadiyah perlu memiliki kepedulian sosial dan


membangun hubungan sosial yang ihsan, ishlah, dan ma'ruf dengan tetangga-tetangga sekitar
maupun dalam kehidupan sosial yang lebih luas di masyarakat sehingga tercipta qaryah
thayyibah dalam masyarakat setempat.

d. Pelaksanaan shalat dalam kehidupan keluarga harus menjadi prioritas utama, dan kepala
keluarga jika perlu memberikan sanksi yang bersifat mendidik.

C. KEHIDUPAN BERMASYARAKAT
a. Islam mengajarkan agar setiap muslim menjalin persaudaraan dan kebaikan dengan
sesama seperti dengan tetangga maupun anggota masyarakat lainnya masing-masing dengan
memelihara hak dan kehormatan baik dengan sesame muslim maupun dengan non-muslim,
dalam hubungan ketetanggaan bahkan Islam memberikan perhatian sampai ke area 40 rumah
yang dikategorikan sebagai tetangga yang harus dipelihara hak-haknya.

b. Setiap keluarga dan anggota keluarga Muhammadiyah harus menunjukkan keteladanan


dalam bersikap baik kepada tetangga, memelihara kemuliaan dan memuliakan tetangga,
bermurah-hati kepada tetangga yang ingin menitipkan barang atau hartanya, menjenguk bila
tetangga sakit, mengasihi tetangga /sebagaimana mengasihi keluarga/diri sendiri, menyatakan
ikut bergembira/senang hati bila tetangga memperoleh kesuksesan, menghibur dan
memberikan perhatian yang simpatik bila tetangga mengalami musibah atau kesusahan,
menjenguk/melayat bila ada tetangga meninggal dan ikut mengurusi sebagaimana hak-hak
tetangga yang diperlukan, bersikap pemaaf dan lemah lembut bila tetangga salah, jangan
selidik-menyelidiki keburukan-keburukan tetangga, membiasakan memberikan sesuatu seperti
makanan dan oleh-oleh

c. kepada tetangga, jangan menyakiti tetangga, bersikap kasih sayang dan lapang dada,
menjauhkan diri dari segala sengketa dan sifat tercela, berkunjung dan saling tolong menolong,
dan melakukan amar ma'ruf nahi munkar dengan cara yang tepat dan bijaksana. Dalam
bertetangga dengan yang berlainan agama juga diajarkan untuk bersikap baik dan adil, mereka
berhak memperoleh hak-hak dan kehormatan sebagai tetangga, memberi makanan yang halal
dan boleh pula menerima makanan dari mereka berupa makanan yang halal, dan memelihara
toleransi sesuai dengan prinsip-prinsip yang diajarkan Agama Islam.

d. Dalam hubungan-hubungan sosial yang lebih luas setiap anggota Muhammadiyah baik
sebagai individu, keluarga, maupun jama'ah (warga) dan jam'iyah (organisasi) haruslah
menunjukkan sikap-sikap sosial yang didasarkan atas prinsip menjunjung-tinggi nilai
kehormatan manusia, memupuk rasa persaudaraan dan kesatuan kemanusiaan, mewujudkan
kerjasama umat manusia menuju masyarakat sejahtera lahir dan batin, memupuk jiwa
toleransi, menghormati kebebasan orang lain, menegakkan budi baik
RANGKUMAN KEMUHAMADIAHAN II

OLEH
NAMA:FEBRYANA RAHMADANI SAFUTRI
NIM :15.72.016284

UNIVERSITAS MUHAMMADIAH PALANGKA RAYA


PROGRAM STUDI DIII ANALIS KESEHATAN
2016

Anda mungkin juga menyukai