A.Pengertian Muhammadiyah
Muhammadiyah adalah rumusan yang menggambarkan hakekat Muhammadiyah,
serta apa yang menjadi dasar dan pedoman amal usaha dan perjuangan
Muhammadiyah, serta sifat-sifat yang dimilikinya. Sesungguhnya Kepribadian
Muhammadiyah itu merupakan ungkapan dari kepribadian yang memang sudah ada
pada Muhammadiyah sejak lama berdiri
C.Sifat-sifat Muhammadiyah
1.“Beramal dan berjuang untuk perdamaian dan kesejahteraan”. Dengan sifat ini
Muhammadiyah tidak boleh mencela dan mendengki golongan lain. Sebaliknya
Muhammadiyah harus tabah menghadapi celaan dan kedengkian golongan lain tanpa
mengabaikan hak untuk membela diri kalau perlu dan itu pun harus dilakukan secara baik
tanpa dipengaruhi perasaan aneh .
4.”Bersifat Keagamaan dan Kemasyarakatan”, Sifat ini merupakan sifat Muhammadiyah sejak
lahir , yang tidak mungkin terlepas dari jiwa dan raga Muhammadiyah, karena
Muhammadiyah sejak lahir mengemban misi agama, sedang agama diturunkan oleh Allah
melalui para Nabi-Nya untuk masyarakat, yakni untuk memperbaiki masyarakat.
Masyarakat “lahan” bagi segala aktivitas perjuangan Muhammadiyah.
5.“Mengindahkan segala Hukum, Undang-undang serta dan falsafah Negara yang sah”
Muhammadiyah sebagai satu organisasi mempunyai sejumlah anggota.
6.”Amar Ma’ruf Nahi Munkar dalam segala lapangan serta menjadi contoh teladan yang baik”
Salah satu kewajiban tiap muslim ialah beramar ma’ruf dan bernahi munkar, yakni
menyuruh berbuat baik dan mencegah kemungkaran. Tanda adanya amar ma’ruf dan nahi
munkar kebaikan tidak akan dapat ditegakkan, dan kejahatan tidak akan diberantas.
7.“Aktif dalam Perkembangan Masyarakat dengan maksud Ishlah dan pembangunan sesuai
dengan ajaran Islam” kapan pun dan dimanapun Muhammadiyah memang harus selalu aktif
dalam perkembangan masyarakat, sebab tanpa begitu, Muhammadiyah akan kehilangan
peran dan ketinggalan sejarah, Muhammadiyah adalah kekuatan ishlah dan pembangunan
sesuai dengan ajaran Islam.
8.“Kerjasama dengan golongan lain mana pun, dalam usaha menyiarkan dan mengamalkan
Ajaran Islam serta membela kepentingannya” Menyiarkan Islam, mengamalkan dan
mengamalkan dan membela kepentingan islam, bukan hanya tugas Muhammadiyah perlu
menjalin kerjasama dengan semua golongan umat islam. Tanpa Kerjasama ini, tidak mudah
kita melaksanakan tugas yang berat ini.
9.“Membantu Pemerintah serta kerjasama dengan golongan lain dalam memelihara Negara
dan membangunnya, untuk mencapai Masyarakat yang adil dan Makmur yang Diridhoi” .
Adalah suatu keharusan dijalinnya kerjasama di antara semua unsure pemilik Negara, untuk
membangun Negara dan bangsa menuju tercapainya masyarakat yang adil dan makmur yg di
ridhoi Allah. Bersifat adil serta korektif ke dalam dan keluar, dengan bijaksana” dengan sifat
tersebut , Muhammadiyah tidak senang melihat sesuatu yang tidak semestinya, dan ingin
mengubahnya dengan yang lebih tepat dan lebih baik, meskipun mengenai dirinya sendiri
Kelompok III
IDIOLOGI MUHAMMADIAH DALAM BIDANG AQIDAH DAN IBADAH
I. PENGERTIAN IDEOLOGI
Ideologi berasal dari bahasa Yunani dan merupakan gabungan dari dua kata
yaitu edios yang artinya gagasan atau konsep dan logos yang berarti ilmu. Pengertian
ideology secara umum adalah sekumpulan ide, gagasan, keyakinan, pandangan dan
kepercayaan yang menyeluruh dan sistematis.
Yaitu perkara yang wajib dibenarkan oleh hati dan jiwa menjadi tenteram
karenanya, sehingga menjadi suatu kenyataan yang teguh dan kokoh, yang tidka
tercampuri oleh keraguan dan kebimbangan.
Dengan kata lain, keimanan yang pasti tidak terkandung suatu keraguan apapun
pada orang yang menyakininya. Dan harus sesuai dengan kenyataannya; yang tidak
menerima keraguan atau prasangka. Jika hal tersebut tidak sampai pada singkat
keyakinan yang kokoh, maka tidak dinamakan aqidah. Dinamakan aqidah, karena
orang itu mengikat hatinya diatas hal tersebut.
Ajaran mengenai aqidah ini merupakan tujuan utama Rasul diutus ke dunia,
yang mana hal ini dinyatakan dalam AL-qur’an, yang berbunyi:
“Dan Kami tidak mengutus seorang Rasul pun sebelum kamu (Muhammad)
melainkan Kami wahyukan kepadanya, bahwasanya tiada Tuhan (yang hak) melainkan
Aku, maka sembahlan olehmu sekalian akan Aku” (QS. 21: 25)
Untuk itu signifikansi akidah dalam kehidupan seseorang muslim dapat dilihat
paling tidak dalam empat hal, yaitu:
4. Untuk menetapkan seseorang sebagai muslim atau non muslim. Begitu pentingnya
kajian akidah islam hingga bidang ini telah menjadi perbincangan serius di kalangan
para ahli sejak zaman awal Islam sampai hari ini, termasuk di Indonesia.
akidah adalah iman yang teguh dan pasti, yang tidak ada keraguan sedikit pun
bagi orang yang meyakininya.
Dalam bidang aqidah muhammadiyah bekerja untuk terlaksanakannya aqidah
islam yang murni bersih dari gejala-gejala kemusrikan, bid’ah dan khurofat tanpa
mengabaikan prinsip toleransi menurut ajaran islam , sedangkan dalam bidang aqlak,
muhammadiyah bekerja untuk tegaknya nilai-nilai aqlak mulia dengan berpedoman
kepada ajaran-ajaran Al Qur’an dan sunah Rosul, tidak bersendi kepada nilai-nilai
ciptaan manusia.
IV. MUHAMMADIYAH DALAM BIDANG IBADAH
1. Definisi Ibadah
Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk.
Sedangkan menurut syara’ (terminologi), ibadah mempunyai banyak definisi, tetapi
makna dan maksudnya satu. Definisi itu antara lain adalah:
a. Ibadah adalah taat kepada Allah dengan melaksanakan perintah-Nya melalui lisan para
Rasul-Nya.
b. Ibadah adalah merendahkan diri kepada Allah Azza wa Jalla, yaitu tingkatan tunduk
yang paling tinggi disertai dengan rasa mahabbah (kecintaan) yang paling tinggi.
c. Ibadah adalah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridhai Allah
Azza wa Jalla, baik berupa ucapan atau perbuatan, yang zhahir maupun yang bathin.
Yang ketiga ini adalah definisi yang paling lengkap.
d. Dan ibadah itu tidak bisa dikatakan benar kecuali dengan adanya dua syarat:
i. Ikhlas karena Allah semata, bebas dari syirik besar dan kecil
ii. Ittiba’, sesuai dengan tuntunan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. .
Muhammadiyah dalam bidang ibadah bekerja sesuai dengan tuntunan
Rosululloh SAW tanpa tambahan dan perubahan dari manusia, sedangkan dalam
muamalat duniawiyah (pengolahan dunia dan pembinaan masyarakat)denagn
berdasarkan ajaran agama serta menjadikan semua kegiatan dalam bidang ini sebagai
ibadah kepada Allah SWT.
Muhammadiyah mengajak segenap lapisan bangsa Indonesia yang telah
mendapatkan karunia Allah berupa tanah air yang mempunyai sumber-sumber
kekayaan,kemerdekaan bangsa dan Negara republik Indonesia berfalsafah
pancasila,agar menjadikan Negara yang adil dan makmur diridhoi Allah SWT.
2. Fungsi Ibadah Dalam Kehidupan Manusia
Bahwa Allah sangat mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh
semua makhluq-Nya, dan oleh sebab itu Allah memberikan jalan yang paling sesuai
untuk menjaga dan memelihara sekaligus meningkatkan fungsi dari setiap unsur yang
dimiliki oleh semua makhluq-Nya; termasuk didalamnya adalah manusia. Dalam
kerangka tersebut Allah menun-jukkan jalan untuk meraihnya, misalnya dengan
melaksanakan berbagai berntuk pengabdian kepada Allah.
Maka jika dikaji secara detail setiap bentuk ritual dalam agama Islam memiliki tujuan
dan fungsi tersendiri; ibadah Mahdhoh – merupakan
KELOMPOK IV
Istilah ideology dibentuk oleh kata ideo yang artinya pemikiran, khayalan, konsep atau
keyakinan dan “logoi” artinya logika ilmu atau pengetahuan.Secara harfiayah ideology berarti
pengetahuan tentang ide keyakinan atau tentang berbagai gagasan.Menurut Sastra Pratedja
ideology aalah seperangkat gagasan atau pikiran yang berorientasi pada tindakan yang
diorganisir menjadi suatu sistem yang teratur.
Ideologi berarti ide, gagasan, paham, falsafah, pandangan yang menjadi keyakinan.
Ideologi muhammadiyah maksudnya adalah ide, gagasan, falsafah, pandangan muhammadiyah
terhadap ajaran islam dan kehidupan yang di jadikan keyakinan untuk diamalkan.
5
3. Akhlak Universal : Sesuai dengan kemanusiaan yang universal dan menyangkut
segala aspek kehidupan manusia baik yang berdimensi vertikal, maupun horizontal.
(Q.S. Al-An’nam : 151-152).
4. Akhlak Keseimbangan : Akhlaq Islam dapat memenuhi kebutuhan sewaktu hidup di
dunia maupun di akhirat, memenuhi tuntutan kebutuhan manusia duniawi maupun
ukhrawi secara seimbang, begitu juga memenuhi kebutuhan pribadi dan kewajiban
terhadap masyarakat, seimbang pula. (H.R. Buhkori).
5. Akhlaq Realistik : Akhlaq Islam memperhatikan kenyataan hidup manusia walaupun
manusia dinyatakan sebagai makhluk yang memiliki kelebihan dibanding dengan
makhluk lain, namun manusia memiliki kelemahan-kelemahan itu yaitu sangat
mungkin melakukan kesalahan-kesalahan. Oleh karena itu Allah memberikan
kesempatan untuk bertaubat. Bahkan dalam keadaan terpaksa. Islam membolehkan
manusia melakukan yang dalam keadaan biasa tidak dibenarkan. (Q.S. Al- Baqarah /
27 : 173).
2.3 IDEOLOGI MUHAMMADIYAH DALAM BIDANG MUAMALAH
Mua’malah adalah aspek kemasyarakatan yang mengatur pergaulan hidup manusia diatas
bumi ini, baik tentang harta benda, perjanjian-perjanjian, ketatanegaraan, hubungan antar
negara dan lain sebagainya.Di dalam prinsip-prinsip Majlis Tarjih disebutkan “Dalam hal-hal
termasuk Al-Umurud Dunyawiyah yang tidak termasuk tugas para nabi, menggunakan akal
sangat diperlukan, demi untuk tercapainya kemaslahatan umat.”
Adapun prinsip-prinsip mu’amalah dunyawiyah yang terpenting antara lain:
1. Menganut prinsip mubah.
2. Harus dilakukan dengan saling rela artinya tidak ada yang dipaksa.
3. Harus saling menguntungkan. Artinya mu’amalah dilakukan untuk menarik manfaat
dan menolak kemudharatan.
Harus sesuai dengan prinsip keadila
Kelompok V
1. MATAN KEYAKINANDAN CITA-CITA HIDUP MUHAMMADIYAH
b. Akhlak
Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya nilai-nilai akhlak mulia dengan
berpedoman kepada ajaran-ajaran Al-Qur’an dan Sunnah rasul, tidak bersendi
kepada nilai-nilai ciptaan manusia.
c.Ibadah
Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya ibadah yang dituntunkan oleh Rasulullah
SAW, tanpa tambahan dan perubahan dari manusia.
d.Muamalah Duniawiyah
Berdasarkan keyakinan dan cita-cita hidup yang bersumberkan ajaran Islam yang
murni seperti tersebut diatas, Muhammadiyah menyadari kewajibannya: berjuang dan
mengajak segenap golongan dan lapisan bangsa Indonesia, untuk mengatur dan
membangun tanah air dan negara Republik Indonesia, sehingga merupakan masyarakat
dan negara yang adil dan makmur, sejahtera bahagia, materil dan sprituil yang diridhai
Allah SWT. Mengingat perkembangan sejarah dan kenyataan bangsa Indonesia sampai
dewasa ini, semua yang ingin dilaksanakan dan dicapai oleh Muhammadiyah dari pada
keyakinan dan cita-cita hidupnya, bukanlah hal yang baru, dan hakekatnya adalah
sesuatu yang wajar. Sedang pola perjuangan Muhammadiyah dalam melaksanakan dan
mencapai keyakinan dan cita-cita hidupnya dalam masyarakat Negara Republik
Indonesia, Muhammadiyah menggunakan dakwah Islam dan Amar Ma’ruf nahi Munkar
dalam arti dan proporsi yang sebenar-benarnya, sebagai jalan satusatunya.
Lebih lanjut mengenai soal ini dapat diketahui dan difahami dalam “Khittah Perjuangan
Muhammadiyah”.
1. Hakikat Muhammadiyah
Perkembangan masyarakat Indonesia, baik yang disebabkan oleh daya dinamik dari
dalam ataupun karena persentuhan dengan kebudayaan dari luar, telah menyebabkan
perubahan tertentu.
sosial, ekonomi, politik dan kebudayaan, yang menyangkut perubahan strukturil dan
perubahan pada sikap serta tingkah laku dalam hubungan antar manusia.
Muhammadiyah sebagai gerakan, dalam mengikuti perkembangan dan perubahan
mungkar, serta menyelenggarakan gerakan dan amal usaha yang sesuai dengan
terwujud masyarakat utama, adil dan makmur yang diridlai Allah SWT.
Muhammadiyah.
gerakan Muhammadiyah, juga bagi gerakan dan amal usaha dan hubungannya dengan
Islam lainnya.
masyarakat, dengan maksud yang terutama ialah membentuk keluarga dan masyarakat
untuk mencapai Keyakinan dan Cita-Cita Hidup yang bersumberkan ajaran Islam dan
bagi usaha untuk terwujudnya masyarakat utama, adil dan makmur yang diridhai Allah
SWT.
operasionil dan secara kongkrit riil, bahwa ajaran Islam mampu mengatur masyarakat
dalam Negara Republik Indonesia yang berdasar Pancasila dan Undang Undang Dasar
1945 menjadi masyarakat yang adil dan makmur serta sejahtera, bahagia, materiil dan
kepribadiannya.
Muhammadiyah adalah Gerakan Dakwah Islam yang beramal dalam segala bidang
dan tidak merupakan afiliasi dari sesuatu Partai Politik atau Organisasi apapun.
Setiap anggota Muhammadiyah sesuai dengan hak asasinya dapat tidak memasuki
atau memasuki organisasi lain, sepanjang tidak menyimpang dari Anggaran Dasar,
Muhammadiyah.
lainnya.
Kelompok VI
A. Sejarah Sebelum Terbentuknya Mukaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah
Muhammadiyah berdiri pada tanggal 8 Zulhijjah 1330 H dan mendapatkan status
berbadan hukum. Sebagai suatu organisasi sudah semestinya ketika akan mencatatkan
diri menjadi sebuah badan hukum harus memenuhi berbagai syarat antara lain harus
ada anggaran dasar. Syarat adanya anggaran dasar pada saat itu masih sederhana,
Ditinjau dari segi ilmu hukum, mukaddimah anggaran dasar menempati kedudukan
yang lebih tinggi. Mukaddimah anggaran dasar memuat pokok-pokok pikiran yang
sangat fundamental, yang didalamnya tertuang suatu pandangan hidup, tujuan hidup,
serta cara dan alat untuk mencapai suatu tujuan hidup yang di cita-citakan yaitu hanya
memuat batang tubuh saja belum ada pembukaan.
B. Sejarah Perumusan Mukaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah
Mukaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah di susun secara formal setelah
muhammadiyah melancarkan aktivitas dan usaha selama 38 tahun. Tetapi bukan berarti
sebelum itu muhammadiyah belum memiliki jiwa semangat, dan nafsu perjuangan
secara pasti. Sebab K.H. Ahmad dahlan dalam mendirikan mendirikan muhammadiyah
mengacu kepada Al-Qur’an meskipun belum tertuang dalam tulisan. Hal seperti diatas
tidak dapat dipertahankan sebab kepemimpinan akan terus berganti ditambah lagi
adanya tuntutan kepastian terhadap cita-cita muhammadiyah hal itu yang mendorong
Ki Bagus Hadikusumo untuk merumuskan secara tertulis mukaddimah anggaran dasar
muhammadiyah.
C. Faktor-Faktor Yang Melatar Belakangi Mukaddimah Anggaran Dasar
Muhammadiyah
Belum adanya rumusan formal tentang dasar dan cita-cita perjuangan
muhammadiyah K.H. Ahmad dahlan membangun persyarikatan
muhammadiyah bukan di dasri pada suatu materi yang dirumuskan secara rinci,
sistematik dan ilmiah. Apa yang beliau temukan dalam al-qur’an dan al-hadis
langsung beliau amalkan dan ajarkan. Akan tetapi, setalah muhammadiyah
berkembang luas mengakibatkan mereka semakin jauh dari sumber gagasn dan
ide yang menjadi landasan pijak muhammadiyah.
a) Kehidupan ruchani warga muhammadiyah menampakkan gejala menurun
akibat pengaruh kehidupan duniawi
b) Ilmu Pengetahuan dan Teknologi terus berkembang dengan pesatnya.
Banyak hal yang baru bermunculan mencengangkan semua orang termasuk
warga muhammadiyah, budaya asing masuk melalui sarana teknologi seperti
media cetak (koran dan majalah) dan elektronik seperti film, radio, dan televisi.
Perkembangan hidup duniawi menjadi semakin
tak terkendali dan menampkan pengaruh lebih dominan kepada masyarakat
muhammadiyah.
c) Makin kuatnya berbagai pengaruh alam pikiran luar, yang langsung atau tidak
langsung bersinggungan dengan faham dan keyakinan hidup muhammadiyah
Dari perkembangan zaman maka pengaruh luar masuk berwujud seperti cara
pikir, sikap hidup dan falsafah asing. Disinilah letak pentingnya adanya
rumusan resmi dari muhammadiyah yang dapat dijadikan pegangan bagi
mereka agar tidak terombang-ambing oleh keadaan.
d) Dorongan disusunnya pembukaan undang-undang dasar 1945
Ki Bagus Hadikusumo merupakan salah seorang yang terlibat langsung
dalam penyusunan UUD 1945 remasuk pembukaannya. dari pengalaman itu
beliau menyadari pentingnya embukaan UUD. Namun betapa kagetnya beliau
ketika menyadari bahwa anggaran dasar muhammadiyah baru terdiri dari
batang tubuh berupa pasal-pasal, namun belum memiliki mukaddimah padahal
di dalam mukaddimah itulah terdapat fondasi atau roh muhammadiyah.
A. PEMAHAMAN
Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah adalah seperangkat nilai dan norma
Islami yang bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah untuk menjadi pola bagi tingkah laku
warga Muhammadiyah dalam menjalani kehidupan sehari-hari sehingga tercermin kepribadian
Islami menuju terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah merupakan pedoman untuk
menjalani kehidupan dalam lingkup pribadi, keluarga, bermasyarakat, berorganisasi,
mengelola amal usaha, berbisnis, mengembangkan profesi, berbangsa dan bernegara,
melestarikan lingkungan, mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan
mengembangkan seni dan budaya yang menunjukkan perilaku uswah hasanah (teladan yang
baik).
Landasan dan sumber Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah ialah Al- Quran
dan Sunnah Nabi yang merupakan pengembangan dan pengayaan dari pemikiran-pemikiran
formal (baku) dalam Muhammadiyah seperti Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup
Muhammadiyah, Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah, Matan Kepribadian
Muhammadiyah, Khittah Perjuangan Muhammadiyah, serta hasil-hasil Keputusan Majelis
Tarjih.
C. KEPENTINGAN
D. SIFAT
E. TUJUAN
Terbentuknya perilaku individu dan kolektif seluruh anggota Muhammadiyah
yang menunjukkan keteladanan yang baik (uswah hasanah) menuju terwujudnya
Masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
F. KERANGKA
Materi Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah dikembangkan dan
dirumuskan dalam kerangka sistematika sebagai berikut:
1. Bagian Umum : Pendahuluan
2. Bagian Kedua : Islam dan Kehidupan
3. Bagian Ketiga : Kehidupan Islami Warga Muhammadiyah
a. Kehidupan Pribadi
b. Kehidupan dalam Keluarga
c. Kehidupan Bermasyarakat
d. Kehidupan Berorganisasi
e. Kehidupan dalam Mengelola Amal usaha
f. Kehidupan dalam Berbisnis
g. Kehidupan dalam Mengembangkan Profesi
h. Kehidupan dalam Berbangsa dan Bemegara
i. Kehidupan dalam Melestarikan Lingkungan
j. Kehidupan dalam mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
k. Kehidupan dalam Seni dan Budaya
4. Bagian Keempat : Tuntunan Pelaksanaan
5. Bagian Kelima : Penutup
Islam adalah agama untuk penyerahan diri semata-mata kepada Allah2, Agama semua
Nabi-nabi3, Agama yang sesuai dengan fitrah manusia4, Agama yang menjadi petunjuk bagi
manusia5, Agama yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan dan hubungan manusia
dengan sesama6, Agama yang menjadi rahmat bagi semesta alam7. Islam satu-satunya agama
yang diridhai Allah8 dan agama yang sempurna9.
Dengan beragama Islam maka setiap muslim memiliki dasar/landasan hidup Tauhid
kepada Allah10, fungsi/peran dalam kehidupan berupa ibadah11, dan menjalankan
kekhalifahan12, dan bertujuan untuk meraih Ridha serta Karunia Allah SWT13. Islam yang
mulia dan utama itu akan menjadi kenyataan dalam kehidupan di dunia apabila benarbenar
diimani, difahami, dihayati, dan diamalkan oleh seluruh pemeluknya (orang Islam, umat Islam)
secara total atau kaffah14 dan penuh ketundukan atau penyerahan diri15. Dengan pengamalan
Islam yang sepenuh hati dan sungguh-sungguh itu maka terbentuk manusia muslimin yang
memiliki sifat-sifat utama:
a. Kepribadian Muslim16,
b. Kepribadian Mu'min17,
c. Kepribadian Muhsin dalam arti berakhlak mulia18, dan
d. Kepribadian Muttaqin19.
Setiap muslim yang berjiwa mu'min, muhsin, dan muttaqin, yang paripuma itu dituntut
untuk memiliki keyakinan (aqidah) berdasarkan tauhid yang istiqamah dan bersih dari syirk,
bid'ah, dan khurafat; memiliki cara berpikir (bayani), (burhani), dan (irfani); dan perilaku serta
tindakan yang senantiasa dilandasi oleh dan mencerminkan akhlaq al karimah yang menjadi
rahmatan li-`alamin.
Dalam kehidupan di dunia ini menuju kehidupan di akhirat nanti pada hakikatnya Islam
yang serba utama itu benar-benar dapat dirasakan, diamati, ditunjukkan, dibuktikan, dan
membuahkan rahmat bagi semesta alam sebagai sebuah manhaj kehidupan (sistem kehidupan)
apabila sungguh-sungguh secara nyata diamalkan oleh para pemeluknya. Dengan demikian
Islam menjadi sistem keyakinan, sistem pemikiran, dan sistem tindakan yang menyatu dalam
diri setiap muslim dan kaum muslimin sebagaimana menjadi pesan utama risalah da'wah Islam.
Da'wah Islam sebagai wujud menyeru dan membawa umat manusia ke jalan Allah20 pada
dasarnya harus dimulai dari orang-orang Islam sebagai pelaku da'wah itu sendiri (ibda
binafsika) sebelum berda’wah kepada orang/pihak lain sesuai dengan seruan Allah: “Hai
orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari siksa neraka....”21.
Upaya mewujudkan Islam dalam kehidupan dilakukan melalui da'wah itu ialah mengajak
kepada kebaikan (amar ma’ruf), mencegah kemunkaran (nahyu munkar), dan mengajak untuk
beriman (tu'minuna billah) guna terwujudnya umat yang sebaikbaiknya atau khairu ummah22
Berdasarkan pada keyakinan, pemahaman, dan penghayatan Islam yang mendalam dan
menyeluruh itu maka bagi segenap warga Muhammadiyah merupakan suatu kewajiban yang
mutlak untuk melaksanakan dan mengamalkan Islam dalam seluruh kehidupan dengan jalan
mempraktikkan hidup Islami dalam lingkungan sendiri sebelum menda’wahkan Islam kepada
pihak lain. Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam maupun warga Muhammadiyah sebagai
muslim benar-benar dituntut keteladanannya dalam mengamalkan Islam di berbagai lingkup
kehidupan, sehingga Muhammadiyah secara kelembagaan dan orang-orang Muhammadiyah
secara perorangan dan kolektif sebagai pelaku da'wah menjadi rahmatan lil `alamin dalam
kehidupan di muka bumi ini.
KELOMPOK VIII
PEDOMAN HIDUP ISLAM WARGA MUHAMMADIAH
A. KEHIDUPAN PRIBADI
1. Dalam Aqidah
a. Setiap warga Muhammadiyah harus memiliki prinsip hidup dan kesadaran imani berupa
tauhid kepada Allah Subhanahu Wata'ala yang benar, ikhlas, dan penuh ketundukkan sehingga
terpancar sebagai lbad ar-rahman yang menjalani kehidupan dengan benar-benar menjadi
mukmin, muslim, muttaqin, dan muhsin yang paripurna.
b. Setiap warga Muhammadiyah wajib menjadikan iman dan tauhid sebagai sumber seluruh
kegiatan hidup, tidak boleh mengingkari keimanan berdasarkan tauhid itu, dan tetap menjauhi
serta menolak syirk, takhayul, bid'ah, dan khurafat yang menodai iman dan tauhid kepada Allah
Subhanahu Wata'ala.
2. Dalam Akhlaq
a. Setiap warga Muhammadiyah dituntut untuk meneladani perilaku Nabi dalam
mempraktikkan akhlaq mulia, sehingga menjadi uswah hasanah yang diteladani oleh sesama
berupa sifat sidiq, amanah, tabligh, dan fathanah.
b. Setiap warga Muhammadiyah dalam melakukan amal dan kegiatan hidup harus
senantiasa didasarkan kepada niat yang ikhlas dalam wujud amalamal shalih dan ihsan, serta
menjauhkan diri dari perilaku riya’, sombong, ishraf, fasad, fahsya, dan kemunkaran.
c. Setiap warga Muhammadiyah dituntut untuk menunjukkan akhlaq yang mulia (akhlaq
al-karimah) sehingga disukai/diteladani dan menjauhkan diri dari akhlaq yang tercela (akhlaq
al-madzmumah) yang membuat dibenci dan dijauhi sesama.
d. Setiap warga Muhammadiyah di mana pun bekerja dan menunaikan tugas maupun dalam
kehidupan sehari-hari harus benar-benar menjauhkan diri dari perbuatan korupsi dan kolusi
serta praktik-praktik buruk lainnya yang merugikan hak-hak publik dan membawa kehancuran
dalam kehidupan di dunia ini.
3. Dalam Ibadah
a. Setiap warga Muhammadiyah dituntut untuk senantiasa membersihkan jiwa/hati ke arah
terbentuknya pribadi yang mutaqqin dengan beribadah yang tekun dan menjauhkan diri dari
jiwa/nafsu yang buruk, sehingga terpancar kepribadian yang shalih yang menghadirkan
kedamaian dan kemanfaatan bagi diri dan sesamanya.
b. Setiap warga Muhammadiyah senantiasa berpikir secara burhani, bayani, dan irfani yang
mencerminkan cara berpikir yang Islami yang dapat membuahkan karya-karya pemikiran
maupun amaliah yang mencerminkan keterpaduan antara orientasi habluminallah dan
habluminannas serta maslahat bagi kehidupan umat manusia.
c. Setiap warga Muhammadiyah harus mempunyai etos kerja Islami, seperti: kerja keras,
disiplin, tidak menyia-nyiakan waktu, berusaha secara maksimal/optimal untuk mencapai suatu
tujuan.
B KEHIDUPAN DALAM KELUARGA
1. Kedudukan Keluarga
a. Keluarga merupakan tiang utama kehidupan umat dan bangsa sebagai tempat sosialisasi
nilai-nilai yang paling intensif dan menentukan, karenanya menjadi zkewajiban setiap anggota
Muhammadiyah untuk mewujudkan kehidupan keluarga yang sakinah, mawaddah warahmah
yang dikenal dengan Keluarga Sakinah.
b. Keluarga-keluarga di lingkungan Muhammadiyah dituntut untuk benar-benar dapat
mewujudkan Keluarga Sakinah yang terkait dengan pembentukan Gerakan Jama’ah dan
da'wah Jama’ah menuju terwujudnya Masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
2. Fungsi Keluarga
a. Keluarga-keluarga di lingkungan Muhammadiyah perlu difungsikan selain dalam
mensosialisasikan nilai-nilai ajaran Islam juga melaksanakan fungsi kaderisasi sehingga anak-
anak tumbuh menjadi generasi muslim Muhammadiyah yang dapat menjadi pelangsung dan
penyempuma gerakan da'wah di kemudian hari.
c. menghormati antar anggota keluarga, memberikan pendidikan akhlaq yang mulia secara
paripuma, menjauhkan segenap anggota keluarga dari bencana siksa neraka, membiasakan
bermusyawarah dalam menyelasaikan urusan, berbuat adil dan ihsan, memelihara persamaan
hak dan kewajiban, dan menyantuni anggota keluarga yang tidak mampu.
3. Aktifitas Keluarga
a. Di tengah arus media elektronik dan media cetak yang makin terbuka, keluarga-keluarga
di lingkungan Muhammadiyah kian dituntut perhatian dan kesungguhan dalam mendidik anak-
anak dan menciptakan suasana yang harmonis agar terhindar dari pengaruh-pengaruh negatif
dan terciptanya suasana pendidikan keluarga yang positif sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam.
d. Pelaksanaan shalat dalam kehidupan keluarga harus menjadi prioritas utama, dan kepala
keluarga jika perlu memberikan sanksi yang bersifat mendidik.
C. KEHIDUPAN BERMASYARAKAT
a. Islam mengajarkan agar setiap muslim menjalin persaudaraan dan kebaikan dengan
sesama seperti dengan tetangga maupun anggota masyarakat lainnya masing-masing dengan
memelihara hak dan kehormatan baik dengan sesame muslim maupun dengan non-muslim,
dalam hubungan ketetanggaan bahkan Islam memberikan perhatian sampai ke area 40 rumah
yang dikategorikan sebagai tetangga yang harus dipelihara hak-haknya.
c. kepada tetangga, jangan menyakiti tetangga, bersikap kasih sayang dan lapang dada,
menjauhkan diri dari segala sengketa dan sifat tercela, berkunjung dan saling tolong menolong,
dan melakukan amar ma'ruf nahi munkar dengan cara yang tepat dan bijaksana. Dalam
bertetangga dengan yang berlainan agama juga diajarkan untuk bersikap baik dan adil, mereka
berhak memperoleh hak-hak dan kehormatan sebagai tetangga, memberi makanan yang halal
dan boleh pula menerima makanan dari mereka berupa makanan yang halal, dan memelihara
toleransi sesuai dengan prinsip-prinsip yang diajarkan Agama Islam.
d. Dalam hubungan-hubungan sosial yang lebih luas setiap anggota Muhammadiyah baik
sebagai individu, keluarga, maupun jama'ah (warga) dan jam'iyah (organisasi) haruslah
menunjukkan sikap-sikap sosial yang didasarkan atas prinsip menjunjung-tinggi nilai
kehormatan manusia, memupuk rasa persaudaraan dan kesatuan kemanusiaan, mewujudkan
kerjasama umat manusia menuju masyarakat sejahtera lahir dan batin, memupuk jiwa
toleransi, menghormati kebebasan orang lain, menegakkan budi baik
RANGKUMAN KEMUHAMADIAHAN II
OLEH
NAMA:FEBRYANA RAHMADANI SAFUTRI
NIM :15.72.016284