Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

AMAL USAHA MUHAMMADIYAH

OLEH :

NAMA : AFRIANI LA ALI

KELAS : A

NIM : 162001039

PRODI : MANAJEMEN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BUTON

TAHUN 2021
BAB I

PENDAHULUAN

A.        Latar Belakang

Muhammadiyah sebagai gerakan Islam yang berlandaskan Al-Qur’an dan As-Sunnah

dengan watak tajdid yang dimilikinya senantiasa beristikomah dan aktif dalam melaksanakan

dakwah Islam amar ma’ruf nahi munkar disegala bidang sehingga menjadi rahmatin lil alamin.

Dengan melihat sejarah pertumbuhan dan perkembangan persyarikan Muahammadiyah sejak

kelahirnnya, memperhatikan faktor-faktor yang melatar belakangi berdirinya, amal usaha

muhammdiyah, nyata sekali bahwa didalamnya terdapat ciri-ciri khusus, yang menjadi identitas

dari hakekat atau jati diri persyarikan Muhammadiyah.

B.        Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang disampaikan pada paparan diatas ada beberapa masalah yang

diangkat yaitu :

1.      Amal Usaha

2.      Jenis-Jenis Amal Usaha Muhammadiyah

3.      Kehidupan dalam Mengelolah Amal Usaha

4.      Kedudukan dan Fungsi Amal Usaha Muhammadiyah

C.        Tujuan Penulis

Adapun tujuan makalah ini adalah untuk memahami dasar, pedoman Amal Usaha

Muhammadiyah !
BAB II

PEMBAHASAN

A.    Amal Usaha

Pasal 7  ayat 1  AD Muhammadiyah:

“ Untuk mencapai  maksud dan tujuannya, Muhmmadiyah  melaksanakan Dakwah Amar

Ma’ruf Nahi Mungkar dan Tajdid yang diwujudkan dalam usaha di segala bidang kehidupan”

Ayat 2 menyebutkan :

“Usaha Muhammadiyah diwujudkan dalam bentuk amal usaha , program, dan kegiatan

yang macam dan penyelenggaraannya diatur dalam Anggaran Rumah Tangga”

Muhammadiyah dalam segala bentuk usahanya diwujudkan dalam penerapan amal usaha,

program dan kegiatan yang meliputi :

1.      Menanamkan keyakinan, memperdalam dan memperluas pemahaman, meningkatkan

pengamalan, serta menyebarluaskan ajaran Islam dalam berbagai aspek kehidupan.

2.      Memperdalam dan mengembangkan pengkajian ajaran Islam dalam berbagai aspek

kehidupan untuk mendapatkan kemurnian dan kebenarannya.

3.      Meningkatkan semangat ibadah, jihad, zakat, infak, wakaf, shadaqah, hibah, dan amal

shalih lainnya.

4.      Meningkatkan harkat, martabat, dan kualitas sumberdaya manusia agar berkemampuan

tinggi serta berakhlaq mulia.

5.      Memajukan dan memperbaharui pendidikan dan kebudayaan, mengembangkan ilmu

pengetahuan, teknologi, dan seni, serta meningkatkan penelitian.


6.      Memajukan perekonomian dan kewirausahaan ke arah perbaikan hidup yang berkualitas

7.      Meningkatkan kualitas kesehatan dan kesejahteraan masyarakat

8.      Memelihara, mengembangkan, dan mendayagunakan sumberdaya alam dan lingkungan

untuk kesejahteraan.

9.      Mengembangkan komunikasi, ukhuwah, dan kerjasama dalam berbagai bidang dan

kalangan masyarakat dalam dan luar negeri.

10.  Memelihara keutuhan bangsa serta berperan aktif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

11.  Membina dan meningkatkan kualitas serta kuantitas anggota sebagai pelaku gerakan.

12.  Mengembangkan sarana, prasarana, dan sumber dana untuk mensukseskan gerakan.

13.  Mengupayakan penegakan hukum, keadilan, dan kebenaran serta meningkatkan pembelaan

terhadap masyarakat.

14.  Usaha-usaha lain yang sesuai dengan maksud dan tujuan Muhammadiyah

Sehingga secara garis besar, perwujudan pemikiran-pemikiran tersebut dapat dikelompokkan

menjadi beberapa amal usaha

B.     Jenis-Jenis Amal Usaha Muhammadiyah

1.      Bidang Da’wah

Dalam da’wahnya, Muhammadiyah selalu menekankan amar ma’ruf nahi munkar

(menyeru kepada perbuatan yang benar lagi baik dan mencegah segala bentuk kemungkaran) di

lingkungan masyarakat, beraqidah dan mengajak kepada aqidah Islam, dan bersumber pada Al-

Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW. Untuk menyamakan gerak langkah dalam da’wah, para

da’i Muhammadiyah berpedoman pada putusan tarjih sebagai hasil proses analisis dalam

menetapkan hukum dengan menetapkan dalil yang lebih kuat (rajih), lebih tepat analogi dan
lebih kuat mashlahatnya. Putusan tarjih itu dihasilkan oleh Majelis Tarjih yaitu lembaga ijtihad

jama‘i (organisatoris) di lingkungan Muhammadiyah yang anggotanya terdiri dari orang-orang

yang memiliki kompetensi ushuliyyah dan ilmiah dalam bidangnya masing-masing.

2.      Bidang Agama Islam

a.       Program gerakan

- Menamkan keyakinan, memperdalam danmemperluas pemahaman, meningkatkanpengamalan

serta menyebarluaskan ajaranIslam dalam berbagai aspek kehidupan.

- Memperdalam dan mengembangkanpengkajian ajaran Islam dalam berbagaiaspek kehidupan

untuk mendapatkankemurnian dan kebenarannya

b.      Wujud aksi amal usahanya

- Memurnaikan ajaran tauhid dalamkeseharian dengan cara: Meniadakan kebiasaan/tradisi

upacaraselamatan-selamatan (mitoni orang hamil,selamatan kematian dll)dan

- Memberantas tradisi keagamaan yang dianggap sebagai ajaran Islam seperti Selamatan/khaul

untuk para wali/syeh, Ziarah kubur pada bulan-bulan tertentu, Kepercayaan pada zimat huruf al-

Qur’an, Puji-pujian kepada Rasulullah s.a.w,  Membaca ayat al-Qur’an, misal surat Yasin

padamalam Jum’at .

- Memurnikan dan meluruskan amaliahibadah seperti Meluruskan arah qiblat, Melaksanakan

shalat tarawih 11 rakaat dandiawali dengan shalat iftitah dua rakaat ringan, Memnyelenggarakan

shalat hari raya di tanahlapang, Pengumpulan dan penyaluran zakat maal danfitrah kepada yang

berhak menerimanya, Penyederhanaan upacara dalam rangkakelahiran, khitanan, pernikahan dan

kematian dan Menghilangkan kebiasaan berziarah ke makam-makam para wali yang

dikeramatkan
- Memelopori pembentukan DepartemenAgama pada tahun 1946 dan menteriAgama pertama

adalah H.M. Rosyidi, seorang tokoh Muhammadiyah, Membentuk Majelis-majelis

yangmengelola bidang keagamaan Islam, yaitu :Majelis Tarjih dan Tajdid, Majelis

Tabligh,Majelis Wakaf dan Kehartabendaan.

3.      Bidang Pendidikan

Pendidikan yang dirintis Muhammadiyah adalah pendidikan yang berorientasi kepada

dua hal, yaitu perpaduan antara sistem sekolah umum dan madrasah/pesantren. Untuk

mewujudkan rintisan pendidikannya itu, maka Muhammadiyah mendirikan amal usaha berupa :

Sekolah-sekolah umum modern yang mengajarkan keagamaan, Mendirikan madrasah/pesantren

yang mengajarkan ilmu pengetahuan umum/modern dan Mendirikan perguruan tinggi

4.      Bidang Kesehatan dan KesejahteraanMasyarakat

Sejak awal berdirinya Muhammadiyah menaruh perhatian besar terhadap kesejahteraan

masyarakat, khususnya masyarakat kelas dhu’afa. Penyaluran dan pembagian zakat fitrah dan

maal kepada fakir miskin dan asnaf yang lain Pendirian panti asuhan, panti miskin, panti jompo,

Pendirian, Balai kesehatan, poliklinik, Rumah sakit Ibu dan Anak dan Rumah Sakit Umum

Pendampingan terhadap masyarakat kelas dhu’afa agar dapat mandiri Untuk mengelola

amal-amal usaha tersebut,dibentuk majelis dan lembaga :– Majelis Pelayanan Kesehatan

masyarakat– Majelis Pelayanan Sosial– Majelis Pemberdayaan Masyarakat– Majelis Lingkungan

Hidup– Lembaga Penangulangan Bencana

5.      Bidang Politik Kenegaraan

Muhammadiyah adalah gerakan Islam, gerakan dakwah dan gerakan tajdid dan bukan

organisasi ataupun partai politik serta juga bukan bagian dari partai politik. Muhammadiyah

berkeyakinan bahwa agama Islam adalah agama yang mengatur segenap kehidupan manusia di
dunia, termasuk kehidupan di bidang politik kenegaraan. Muhammadyah mempunyai sikap yang

sangat peduli dan ikut bertanggung jawab dalam pelaksanaan kehidupan berbangsa dan

bernegara yang baik dan benar

Untuk menjalankan kepeduliannya itu, maka Muhammadiyah membentuk majelis dan

Lembaga : Majelis Hukum dan Hak Asasi Manusia, Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik

6.      Bidang Ekonomi dan Keuangan

Bertujuan untuk membimbing masyarakat ke arah perbaikan dan mengembangkan

ekonomi sesuai dengan ajaran Islam serta untuk meningkatkan kualitas pengelolaan amal usaha

Muhammadiyah. Amal Usaha di bidang ini meliputi antara lain: BPR, BMT, Koperasi, Biro

Perjalanan dll.

Untuk menjalankan amal usaha di bidang ini dibentuk majelis dan lembaga Majelis

Ekonomi dan Kewirausahaan– Lembaga Pemerikasa dan Pengawasan Keuangan

C.    Kehidupan dalam Mengelolah Amal Usaha

Amal usaha Muhammadiyah adalah milik Persyarikatan dan Persyarikatan bertindak

sebagai Badan Hukum/Yayasan dari seluruh amal usaha itu, sehingga semua bentuk kepemilikan

Persyarikatan hendaknya dapat diinventarisasi dengan baik serta dilindungi dengan bukti

kepemilikan yang sah menurut hukum yang berlaku. Karena itu, setiap pimpinan dan pengelola

amal usaha Muhammadiyah di berbagai bidang dan tingkatan berkewajiban menjadikan amal

usaha dengan pengelolaannya secara keseluruhan sebagai amanat umat yang harus ditunaikan

dan dipertanggungjawabkan dengan sebaik-baiknya.

Pimpinan amal usaha Muhammadiyah diangkat dan diberhentikan oleh pimpinan

persyarikatan dalam kurun waktu tertentu. Dengan demikian pimpinan amal usaha dalam
mengelola amal usahanya harus tunduk kepada kebijaksanaan Persyarikatan dan tidak

menjadikan amal usaha itu terkesan sebagai milik pribadi atau keluarga, yang akan menjadi

fitnah dalam kehidupan dan bertentangan dengan amanat.

Pimpinan amal usaha Muhammadiyah adalah anggota Muhammadiyah yang mempunyai

keahlian tertentu di bidang amal usaha tersebut, karena itu status keanggotaan dan komitmen

pada misi Muhammadiyah menjadi sangat penting bagi pimpinan tersebut agar yang

bersangkutan memahami secara tepat tentang fungsi amal usaha tersebut bagi Persyarikatan dan

bukan semata-mata sebagai pencari nafkah yang tidak peduli dengan tugas-tugas dan

kepentingankepentingan Persyarikatan.

Pimpinan amal usaha Muhammadiyah harus dapat memahami peran dan tugas dirinya

dalam mengemban amanah Persyarikatan. Dengan semangat amanah tersebut, maka pimpinan

akan selalu menjaga kepercayaan yang telah diberikan oleh Persyarikatan dengan melaksanakan

fungsi manajemen perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan yang sebaik-baiknya dan sejujur

jujurnya.

Pimpinan amal usaha Muhammadiyah senantiasa berusaha meningkatkan dan

mengembangkan amal usaha yang menjadi tanggung jawabnya dengan penuh kesungguhan.

Pengembangan ini menjadi sangat penting agar amal usaha senantiasa dapat berlomba-lomba

dalam kabaikan (fastabiq al khairat) guna  memenuhi tuntutan masyarakat dan tuntutan zaman.

Sebagai amal usaha yang bisa menghasilkan keuntungan, maka pimpinan amal usaha

Muhammadiyah berhak mendapatkan nafkah dalam ukuran kewajaran

sesuai ketentuan yang berlaku) yang disertai dengan sikap amanah dan tanggungjawab akan

kewajibannya. Untuk itu setiap pimpinan persyarikatan hendaknya membuat tata aturan yang

jelas dan tegas mengenai gaji tersebut  dengan dasar kemampuan dan keadilan.
Pimpinan amal usaha Muhammadiyah berkewajiban melaporkan pengelolaan amal usaha

yang menjadi tanggung jawabnya, khususnya dalam hal keuangan/kekayaan kepada pimpinan

Persyarikatan secara bertanggung jawab dan bersedia untuk diaudit serta mendapatkan

pengawasan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Pimpinan amal usaha Muhammadiyah harus bisa menciptakan suasana kehidupan Islami

dalam amal usaha yang menjadi tanggung jawabnya dan menjadikan amal usaha yang

dipimpinnya sebagai salah satu alat da'wah maka tentu saja usaha ini menjadi sangat perlu agar

juga menjadi contoh dalam kehidupan bermasyarakat.

Karyawan amal usaha Muhammadiyah adalah warga (anggota) Muhammadiyah yang

dipekerjakan sesuai dengan keahlian atau kemampuannya.Sebagai warga Muhammadiyah

diharapkan karyawan mempunyai rasa memiliki dan kesetiaan untuk memelihara serta

mengembangkan amal usaha tersebut sebagai bentuk pengabdian kepada Allah dan berbuat

kebajikan kepada sesama.Sebagai karyawan dari amal usaha Muhammadiyah tentu tidak boleh

terlantar dan bahkan berhak memperoleh kesejahteraan dan memperoleh hak-hak lain yang layak

tanpa terjebak pada rasa ketidakpuasan, kehilangan rasa syukur, melalaikan kewajiban dan

bersikap berlebihan.

Seluruh pimpinan dan karyawan atau pengelola amal usaha Muhammadiyah berkewajiban

dan menjadi tuntutan untuk menunjukkan keteladanan diri, melayani sesama, menghormati hak-

hak sesama, dan memiliki kepedulian social yang tinggi sebagai cerminan dari sikap ihsan,

ikhlas, dan ibadah.

Seluruh pimpinan, karyawan, dan pengelola amal usaha Muhammadiyah hendaknya

memperbanyak silaturahim dan membangun hubungan-hubungan sosial yang harmonis


(persaudaraan dan kasih sayang) tanpa mengurangi ketegasan dan tegaknya sistem dalam

penyelenggaraan amal usaha masingmasing.

Seluruh pimpinan, karyawan, dan pengelola amal usaha Muhammadiyah selain

melakukanaktivitas pekerjaan yang rutin dan menjadi kewajibannya juga dibiasakan melakukan

kegiatan-kegiatan yang memperteguh dan meningkatkan taqarrub kepada Allah dan memperkaya

ruhani serta kemuliaan akhlaq melalui pengajian, tadarrus serta kajian Al-Quran dan As-Sunnah ,

dan bentuk-bentuk ibadah dan mu'amalah lainnya yang tertanam kuat dan menyatu dalam

seluruh kegiatan amal usaha Muhammadiyah.

D. Kedudukan dan Fungsi Amal Usaha Muhammadiyah

1.      Kedudukan Amal Usaha

Muhammadiyah mempunyai semboyan dalam gerakannya : “Sepi Ing Pamrih rame ing

gaweatau Sedikit Bicara Banyak Bekerja” Sebagai bentuk realisasi dari kegiatan Muhammadiyah

dalam berbagai bidang kehidupan untuk mencapai maksud dana tujuan Muhammadiyah• Sebagai

wujud dari pelakasanaan gerakan dakwah Muhammadiyah dalam bidang-bidang kehidupan agar

manfaatnya dapat langsung dirasakan masyarakat

2.      Fungsi Amal Usaha

Untuk membimbing masyarakat ke arah perbaikan kehidupan sesuai dengan tuntunan

Islam dalam bentuk kerja nyata, Sebagai wadah atau sarana peribadatan bagiwarga

Muhammadiyah.
BAB III

KESIMPULAN

A. Penutup

Sebagai sebuah gerakan Islam yang lahir pada tahun 1912 Masehi dan kini hampir memasuki

usia 100 tahun, telah banyak yang dilakukan oleh Muhammadiyah bagi masyarakat dan bangsa

Indonesia secara luas. Sehingga harus diakui bahwa Muhammadiyah memiliki kontribusi dan

perhatian yang cukup besar dalam dinamika kehidupan masyarakat Indonesia. Dalam rangka

mencapai tujuan Muhammadiyah untuk menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam

sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Persyarikatan Muhammadiyah

telah menempuh berbagai usaha meliputi bidang dakwah, sosial, pendidikan, ekonomi, politik,

dan sebagainya, yang secara operasional dilaksanakan melalui berbagai institusi organisasi

seperti majelis, badan, dan amal usaha yang didirikannya.

B. Saran

Sebagai bagian dari warga muhammadiyah tentunya kita harus mengetahui dan memhami segala

bentuk amal usaha dari Muhammadiyah itu sendiri agar kita mengetahui sejau mana

perkembangan Muhammadiyah dan seberapa besar pengaruh Muhammadiyah dalam kehidupan

bangsa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

http://smartgubuk.blogspot.com/2016/02/amal-usaha-kemuhammadiyahan.html

Anda mungkin juga menyukai