presentasi AIK
Disusun oleh Kelompok 10
halo
semuanya
anggota kelompok
Jelfidha Sukma Yolanda (22150025)
Dylla Melisa (22150030)
Ririn Febrianis (22150042)
Yusy Lovena Putri (2150051)
Winni Angelia Eka Putri (22150091)
Dinda Rama Zulfia (22150219)
A. Nilai nilai sosial
kemanusiaan
Ayat yang menjadi landasan bagi gerakan-gerakan sosial dalam Islam, itulah Al-Ma'un. Surah
ini pendek, ayatnya tidak banyak, hanya sekitar tujuh ayat.
Ayat kedua dan ketiga memberikan penjelasan. Pertama, orang yang menghardik anak yatim
(ayat 2). Kedua, menolak memberi makan orang miskin (ayat 3).
Menghardik anak yatim adalah refleksi kesombongan diri, merasa diri lebih baik dan Allah
menolak kesombongan. Oleh sebab itu, mereka yang sombong dan bakhil seperti kata Hamka
dengan menghardik anak yatim sebagai simbolisasi, patut diucap sebagai "pendusta agama".
Menolak memberi pertolongan adalah bentuk kezaliman yang lain lagi. Orang- orang yang
mendustakan agama selalu mengelakkan dari menolong
Sebah, kata Buya Hamka tidak ada rasa cinta di dalam hatinya, yang ada ialah rasa benci.
Memberi pertolongan adalah wujud kemanusiaan. Dan menolak memberi pertolongan,
membiarkan orang lain dalam kesusahan, melawan hakikat kemanusiaan. Riya', kata Buya
Hamka, adalah simbol kebohongan dan kepalsuan, sementara menolak memberi bantuan
adalah simbol individualisme dan kezaliman. .
Maksud mengamalkan surat al-Ma'un, Menurut beliau, mengamalkan bukan
sekadar menghafal atau membaca ayat tersebut. Namun, mengamalkan berarti
mempraktikkan al-Ma'un dalam bentuk amalan nyata. "Oleh karena itu", lanjut KH
Ahmad Dahlan, "carilah anak-anak yatim, bawa mereka pulang ke rumah, berikan
sabun untuk mandi, pakaian yang pantas, makan dan minum, serta berikan
mereka tempat tinggal yang layak. Untuk itu pelajaran ini kita tutup, dan
laksanakan apa yang telah saya perintahkan kepada kalian". KH Ahmad Dahlan
lantas mengajak murid- muridnya mencari anak yatim, dan kemudian
melaksanakan apa yang sudah difirmankan Allah tersebut. Dari sana, lahirlah
Muhammadiyah dengan amal usahanya. Inilah teologi Al-Ma'un, landasan bagi
gerakan sosial Islam. Dan dimensinya yang universal menembus batas jama'ah,
menembus batas ormas, bahkan menembus batas-batas agama.
B.Gerakan Peduli Pada Fakir Miskin Dan
Yatim Piatu
Gerakan peduli pada fakir miskin dan yatim piatu salah satunya adalah
berzakat. Di jelaskan dalam Surat At-Taubah 60 tentang kelompok penerimaan
zakat, fakir miskin dan yatim piatu termasuk golongan yang wajib menerima
zakat. Karena anak yatim dan yatim piatu adalah anak yang ditinggal
meninggal oleh orang tuanya baik ayahnya atau ibunya atau keduanya dan
belum dewasa serta belum dapat mencari nafkah sendiri.Sedangkan fakir
miskin adalah golongan yang tidak mendapati sesuatu yang mencukupi
kebutuhan mereka. Ada yang mencontohkan bahwa fakir itu pendapatan
sehari-hari kurang dari separuh kebutuhannya, sedangkan miskin
pendapatannya kurang dari kebutuhannya tetapi pendapatannya diatas 50%
kebutuhannya namun masih kurang.
C.Bentuk Dan Model Gerakan
Sosial Muhammadiyah
1. Bidang Pendidikan
Dalam bidang pendidikan hingga tahun 2000 ormas Islam. Muhammadiyah telah memiliki :
6. Peningkatan kualitas dan memperluas jaringan amal usaha Muhammadiyah menuju tingkat
kompetisi dan kepentingan misi Persyarikatan yang tinggi, serta menjadikannya sebagai
pelaksana usaha yang terikat dan memiliki ketaatan pada kepemimpinan Persyarikatan.
7. Pengembangan model-model kegiatan/aksi yang lebih sensitif terhadap kepentingan-
kepentingan aktual/nyata umat, masyarakat, dan dunia kemanusiaan dengan pengelolaan
yang lebih konsisten.
9. Meningkatkan bimbingan, arahan, dan panduan kepada seluruh tingkatan pimpinan dan
warga Muhammadiyah.
10. Menggerakkan kembali Ranting dan jamaah sebagai basis gerakan Muhammadiyah.
Macam macam aspek revitalisasi gerakan yaitu:
1. Revitalisasi Teologis
Revitalisasi teologis menyangkut ikhtiar merekonstruksi atau menafsir ulang pemikiran-
pemikiran dasar kegamaan (keislaman) dalam muhammadiyah sebagaimana prinsip-
prinsipnya tentang agama islam, dunia, ibadah sabilullah dan ijtihad
2. Revitalisasi Ideologis
Revitalisasi ideologis menyangkut penyusunan ulang dan penguatan sistem paham disertai
langkah-langkah pelembagaannya yang menjadi landasan membangun kesadaran dan ikatan
kolektif dalam memperjuangkan gerakan muhammadiyah
3. Revitalisasi Pemikiran
Revitalisasi pemikiran menyangkut upaya mengembangkan wawasan pemikiran seluruh
anggota, termasuk kader dan pemimpin, baik mengenai format pemikiran muhammadiyah
sebagai gerakan islam yang bercorak dakwah dan tajdid, maupun dalam memahami
permasalahan-permasalahan dan perkembangan kehidupan tingkat lokal, nasional, dan global.
4. Revitalisasi Organisasi
Revitalisasi organisasi berkaitan dengan perbaikan-perbaikan sistem pengelolaan
kelembagaan persyarikatan seperti menyangkut penataan struktur dan fungsi organisasi,
birokrasi, pengelolaan dan pelayanan administrasi, hingga pengembangan organisasi yang
mengarah pada peningkatan kualitas, efisiesnsi-efektivitas, dan menjadikan organisasi
sebagai instrument gerakan untuk kemajuan dan pencapaian tujuan Muhammadiyah.
5. Revitalisasi Kepemimpinan
Revitalisasi kepemimpinan merupakan langkah penguatan kualitas fungsi efektivitas pimpinan
persyarikatan diseluruh lini, termasuk di lingkungan organisasi otonom dan amal usaha, yang
secara langsung menjadi kekuatan dinamik dalam menggerakan muhammadiyah