Anda di halaman 1dari 9

MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN SOSIAL

NAMA ANGGOTA KELOMPOK :


1. SHERLY DWIKE MARADANI 201710200311165
2. BENING MAHDAHFIRA 201710200311166
MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN SOSIAL
MATERI :
1. Nilai-nilai dan Ajaran Sosial Kemanusiaan dalam prespektil Muhammadiyah
2. Gerakan peduli pada fakir miskin dan anak yatim
3. Bentuk dan Model gerakan sosial kemanusian
4. Revitalisai gerakan sosial
Nilai-nilai dan Ajaran Sosial Kemanusiaan dalam prespektil
Muhammadiyah
1. Nilai Kemanusiaan
Manusia mempunyai nilai universal tanpa dibatasi oleh keyakinan, wilayah, etnis dan jenis kelamin. Nilai itu adalah nilai
kemuliaan yang disandang oleh setiap anak cucu Adam. Manusia dapat dianggap mulia karena hartanya itulah sebabnya orang
kaya dihormati. Manusia dapat dianggap mulia karena jabatannya, itulah sebabnya pejabat biasa dihormati. Tetapi, kemiliaan
tersebut bukanlah kemuliaan yang dimaksudkan di dalam al-Qur’an. Kemuliaan tersebut dapat membawa nilai apabila diikuti
dengan sifat lain misalnya: ilmuwan mempunyai nilai apabila ia mengajarkan dan mengamalkan ilmunya.
2. Nilai religi atau nilai iman
Iman adalah sesusuatu yang menjadi ruh semangat keberagamaan, sesuatu yang menjadi sumber dan sekaligus
motivasi atau penggerak amaliah. Dalam pandangan Muhammadiyah, iman bukanlah barang yang pasif melainkan
aktif. Iman bukan sesuatu yang absolute dan tidak dapat diamati, tidak dapat diukur, melainkan iman dapat diamati,
diukur dan terlihat dalam interaksi sosial. Beriman, Memberikan harta yang dicintainya, Memerdekakan hamba
sahaya, Mendirikan shalat, Menunaikan zakat, Menepati janji, dan sabar. Tujuh item dari pesan ayat tersebut dapat
diidentifikasi jadi dua bagian. Bagian pertama terkait dengan hubungan kepada Tuhan: beriman dan mendirikan
shalat; bagian kedua menyangkut hubungan dengan sesama manusia: memberikan harta yang dicintainya,
memerdekakan hamba sahaya, menunaikan zakat, menpati janji dan sabar. Hal ini berarti tanda-tanda taqwa lebih
banyak berdimensi kemanusiaan.
Nilai-nilai dan Ajaran Sosial Kemanusiaan dalam prespektil
Muhammadiyah
3. Nilai belas kasih atau nilai al-rahmah
Nilai al-Rahmah atau cinta kasih atau belas kasihan merupakan ajaran dasar yang sangat prinsipil. Berbagai sifat
yang berlawanan dengan sifat al-Rahmah adalah pemarah, sombong, dengki, dendam. Rahmah adalah bagian dalam
atau bagian dari aspek kejiwaan (psikologi) yang menjadi dasar dari perasaan setiap orang. Perasaan tersebut
menjadi identitas diri kemanusiaan. Al-Rahmah adalah bagian dari cinta kasih sebagaimana disinggung pada awal
tulisan dan merupakan landasan atau basis pendirian amal usaha di bidang social yang dibina oleh Muhammadiyah.
Untuk memahami makna al-Rahmah berikut sebuah riwayat yang menceriterakan bahwa suatu ketika Nabi
menggendong seorang anak yang sedang menhadapi sakratulmaut, nafasnya tersenggal-senggal, menyaksikan
situasi tersebut air mata nabi Muhammad Saw menetes membasahi pipinya.
4. Nilai syukur
Syukur adalah bentuk pernyataan terima kasih atas nikmat yang telah diperoleh. Allah akan memberi balasan
kepada hambanya yang suka bersyukur (QS. Al-Qamar:35). Bentuk syukur yang diimplementasikan oleh
Muhammadiyah adalah kerja keras. Muhammadiyah memahami bahwa bekerja secara sungguh-sungguh dalam
mengelola lembaga pendidikan merupakan perwujudan bentuk syukur (tafsir syukur). Pintu untuk meraih
kebahagiaan adalah kerja keras (syukur). Allah tidak akan membiarkan hambaNya dalam keadaan termarjinal, dalam
keadaan tertinggal untuk keluar dari kesulitan apabila si hamba beriman dan bekerja keras (bersyukur) (QS. An-
Nisa:147) Lebih tegas, dinyatakan bahwa Allah pasti membalas orang-orang yang bekerja keras (syukur).
Nilai-nilai dan Ajaran Sosial Kemanusiaan dalam prespektil
Muhammadiyah
5. Nilai tolong-menolong
Tolong-menolong merupakan perinsip ajaran Islam dalam kehidupan bermasyarakat. Tolong-
menolong disebutkan dalam al-Qur’an surat al-Maidah ayat 2. Di dalamnya terkandung
pengertian kerja sama, saling menghargai, dan juga saling mengakui perbedaan. Hidup
bermuhammadiyah berarti memperbanyak kawan, dan berarti kita harus memelihara
kesetiakawanan. Hidup bermuhammadiyah berarti menghargai orang lain, menghargai organisasi
lain, dan menghargai agama lain.
Gerakan Peduli Pada Fakir Miskin dan Anak Yatim

 Istilah “fakir” dalam kamus bahasa Indonesia diartikan sebagai orang yang sangat
berkekurangan. Miskin diartikan sebagai tidak berharta benda, serba kekurangan
(berpenghasilan rendah). Dalam bahasa Arab, kata “miskin” berakar dari kata sa-ka-na yang
berarti diam atau tenang.
 Sikap dan perilaku memuliakan anak yatim dan sikap member makan orang miskin
digambarkan sebagai suatu perbuatan yang amat susah bagi orang-orang Quraisy, sehingga
ayat menyebutnya sebagai jalan yang mendaki.
Muhammadiyah memahami bahwa tujuan yang hendak dicapai dan diturunkannya agama di
muka bumi ini adalah mengatur menyelamatkan, dan membimbing manusia ke tujuan yang
luhur (baldatun thayyibatun warabbun ghafur), mencerahkan kehidupan, membebaskan
manusia dari segala bentuk perbudakan. Tidak ada penghambaan kecuali hanya menhambakan
diri kepada Allah SWT. Dalam konteks kehidupan sekarang, manusia harus dibebaskan paling
tidak dari tiga bentuk cengkeraman yakni: kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan.
Bentuk dan Model Gerakan Sosial Kemanusiaan Muhammadiyah
Teologi al-Ma’un diterjemahkan kedalam tiga pilar kerja atau tiga bentuk pelayanan yakni;
pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial. Tiga pilar tersebut secara
praktis dapat dideskripsikan sebagai berikut:
1. Pelayanan Pendidikan
Muhammadiyah mengelola lembaga pendidikan sebanyak 1132 Sekolah Dasr, 1769 Madrasah
Ibtidayah, 1184 Sekolah Menengah Pertama, 534 Madrasah Tsanawiyah, 511 Sekolah Menengah
Atas, 263 Sekolah Menengah Kejuruan, 172 Madrasah Aliyah, 67 Pondok Posantren, 55 Akademi,
4 Politeknik, 70 Sekolah Tinggi, dan 36 Universitas yang tersebar di seluruh Indonesia.
2. Pelayanan Kesehatan
Muhammadiyah mengelola Rumah Sakit, Rumah Bersalin, BKIA, BP dan lain sebagainya yang
secara keseluruhan telah berjumlah 457 buah.
3. Pelayanan Sosial
amal usaha Muhammadiyah dalam bidang social meliputi: Panti Asuhan, santunan, asuhan
keluarga dan lain sebagainya sebanyak318, panti jompo: 54, rehabilitasi cacat: 82, SLB: 71,
Mesjid: 6.118. Majelis-majelis yang terkait dengan urusan social adalah: Majelis Pelayanan Sosial,
Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan, Majelis Pemberdayaan masyarakat
Revitalisasi Gerakan Sosial
1. Revitalisasi Pendidikan
Gerakan Islam diharapkan mampu menjadi alternatif. Kerenanya, perlu meninjau ulang dan
memperbaharui pesan, pendekatan, strategi dan langka-langka gerakan Islam agar selain dapat
merawat jumlah pemeluk umat secara kuatitas, sekaligus mampu menjadi pemeluk Islam sebagai
umat terbaik. Muhammadiyah memandang bahwa untuk membangun Indonesia yang
berkemajuan, diperlukan dukungan manusia yang cerdas dan berkarakter. Ikhtiar untuk
membangun pendidikan yang mencerahkan menjadi pilihan utama.
2. Revitalisasi kader Muhammadiyah
Revitalisasi kader merupakan langkah penataan, pembinaan, peningkatan dan pengembangan
anggota inti persyarikatan yang dapat melaksanakan misi, usaha dan pencapaian tujuan
Muhammadiyah. Tujuan revitalisasi ialah berkembangnya jumlah kualitas kader Muhammadiyah
yang berperan aktif dalam persyarikatan, umat, bangsa dan kemanusiaan universal sebagai
perwujudan pelaku dakwah dan tajdid. Dengan revitalisasi kader, diharapkan agar rekruitmen
dan pengembangan kader benar-benar menjadi komitmen organisasi secara menyeluruh,
konsisten dan didukung bebagai sumber dana, jaringan, dan dukungan optimal.
AIK III

Tengkyu

Anda mungkin juga menyukai