Istilah “fakir” dalam kamus bahasa Indonesia diartikan sebagai orang yang sangat
berkekurangan. Miskin diartikan sebagai tidak berharta benda, serba kekurangan
(berpenghasilan rendah). Dalam bahasa Arab, kata “miskin” berakar dari kata sa-ka-na yang
berarti diam atau tenang.
Sikap dan perilaku memuliakan anak yatim dan sikap member makan orang miskin
digambarkan sebagai suatu perbuatan yang amat susah bagi orang-orang Quraisy, sehingga
ayat menyebutnya sebagai jalan yang mendaki.
Muhammadiyah memahami bahwa tujuan yang hendak dicapai dan diturunkannya agama di
muka bumi ini adalah mengatur menyelamatkan, dan membimbing manusia ke tujuan yang
luhur (baldatun thayyibatun warabbun ghafur), mencerahkan kehidupan, membebaskan
manusia dari segala bentuk perbudakan. Tidak ada penghambaan kecuali hanya menhambakan
diri kepada Allah SWT. Dalam konteks kehidupan sekarang, manusia harus dibebaskan paling
tidak dari tiga bentuk cengkeraman yakni: kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan.
Bentuk dan Model Gerakan Sosial Kemanusiaan Muhammadiyah
Teologi al-Ma’un diterjemahkan kedalam tiga pilar kerja atau tiga bentuk pelayanan yakni;
pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial. Tiga pilar tersebut secara
praktis dapat dideskripsikan sebagai berikut:
1. Pelayanan Pendidikan
Muhammadiyah mengelola lembaga pendidikan sebanyak 1132 Sekolah Dasr, 1769 Madrasah
Ibtidayah, 1184 Sekolah Menengah Pertama, 534 Madrasah Tsanawiyah, 511 Sekolah Menengah
Atas, 263 Sekolah Menengah Kejuruan, 172 Madrasah Aliyah, 67 Pondok Posantren, 55 Akademi,
4 Politeknik, 70 Sekolah Tinggi, dan 36 Universitas yang tersebar di seluruh Indonesia.
2. Pelayanan Kesehatan
Muhammadiyah mengelola Rumah Sakit, Rumah Bersalin, BKIA, BP dan lain sebagainya yang
secara keseluruhan telah berjumlah 457 buah.
3. Pelayanan Sosial
amal usaha Muhammadiyah dalam bidang social meliputi: Panti Asuhan, santunan, asuhan
keluarga dan lain sebagainya sebanyak318, panti jompo: 54, rehabilitasi cacat: 82, SLB: 71,
Mesjid: 6.118. Majelis-majelis yang terkait dengan urusan social adalah: Majelis Pelayanan Sosial,
Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan, Majelis Pemberdayaan masyarakat
Revitalisasi Gerakan Sosial
1. Revitalisasi Pendidikan
Gerakan Islam diharapkan mampu menjadi alternatif. Kerenanya, perlu meninjau ulang dan
memperbaharui pesan, pendekatan, strategi dan langka-langka gerakan Islam agar selain dapat
merawat jumlah pemeluk umat secara kuatitas, sekaligus mampu menjadi pemeluk Islam sebagai
umat terbaik. Muhammadiyah memandang bahwa untuk membangun Indonesia yang
berkemajuan, diperlukan dukungan manusia yang cerdas dan berkarakter. Ikhtiar untuk
membangun pendidikan yang mencerahkan menjadi pilihan utama.
2. Revitalisasi kader Muhammadiyah
Revitalisasi kader merupakan langkah penataan, pembinaan, peningkatan dan pengembangan
anggota inti persyarikatan yang dapat melaksanakan misi, usaha dan pencapaian tujuan
Muhammadiyah. Tujuan revitalisasi ialah berkembangnya jumlah kualitas kader Muhammadiyah
yang berperan aktif dalam persyarikatan, umat, bangsa dan kemanusiaan universal sebagai
perwujudan pelaku dakwah dan tajdid. Dengan revitalisasi kader, diharapkan agar rekruitmen
dan pengembangan kader benar-benar menjadi komitmen organisasi secara menyeluruh,
konsisten dan didukung bebagai sumber dana, jaringan, dan dukungan optimal.
AIK III
Tengkyu