Anda di halaman 1dari 11

Al-Islam Kemuhammadiyahan

Dosen pengampu
Amelyadi, S.Ag, M.si

Kelompok 03 :

Chika Sulaswinda Ariska : S19128002


Japri : S19128005
Dira Puji Astuti : S19128007
Annisa Nurbaiti : S19128025
Risti Aprilia : S19128027
Heni Novi Antika : S19128028

DIII KEPERAWATAN
STIK MUHAMMADIYAH PONTIANAK
TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah kami ucapkan puja dan puji syukur atas kehadirat
Allah swt sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi
tugas kelompok untuk mata kuliah Al-Islam kemuhammadiyahan, dengan judul :
“berkunjung ke rumah warga yang kurang mampu”, dan tidak lupa pula saya
haturkan solawat serta salam kepada junjungan nabi besar kita Nabi Muhammad
saw. Yang kedua saya ucapkan terima kasih kepada dosen kami yang telah
memberikan kami pengetahuan.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam pembuatan
makalah dan menyadari pula bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, hal ini
karena kemampuan dan pengalaman kami yang masih ada dalam keterbatasan.
Maka dari itu kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan di masa yang akan datang. Semoga makalah yang kami buat
dapat bermanfaat bagi kita semua. Akhir kata kami mengucapkan terima kasih
semoga Allah Swt senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin

Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
A. LATAR BELAKANG.......................................................................... 1
B. TUJUAN KEGIATAN......................................................................... 2
C. MANFAAT KEGIATAN..................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 3
A. MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN SOSIAL..................... 3
B. PROFIL NARASUMBER.................................................................... 4
C. BIOGRAFI NARASUMBER............................................................... 5
D. POTRET KONDISI GUBUK NARASUMBER.................................. 6
E. PEMECAHAN MASALAH................................................................. 6
BAB III PENUTUP.......................................................................................... 7
A. KESIMPULAN..................................................................................... 7
B. SARAN................................................................................................. 7
DAFTAR PUSAKA......................................................................................... 8

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A . Latar Belakang
Muhammadiyah merupakan suatu gerakan dakwah Islam amar ma’ruf nahi
munkar dengan maksud dan tujuan yaitu menegakkan dan menjunjung tinggi
Agama islam Sehingga terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Organisasi ini didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan pada tanggal 18 November 1912
dengan melihat beberapa dinamika yang terjadi di masyarakat pada saat itu.
            Dalam usia yang sudah cukup tua ini gerakan Islam membawa tujuan
gerakan ke arah modernisme Islam  yang masih mampu menunjukkan gagasan
ataupun pergerakkannya untuk tetap bertahan dan berkiprah dalam percaturan
kehidupan umat manusia. Walaupun sudah menginjak umur 1 abad lebih
Muhammadiyah tidak pernah lelah untuk mengibarkan sayap dakwahnya
diberbagai bidang termasuk pendidikan, kesehatan, kemiskinan dll. William
Shapard (2004) mengkategorisasikan Muhammadiyah sebagai kelompok “Islamic
Modernism”, yang lebih terfokus bergerak membangun Islamic Society
ketimbang Islamic State; yang fokus gerakannya pada bidang pendidikan,
kesejahteraan sosial, serta tidak menjadi organisasi politik kendati para kadernya
tersebar di berbagai partai politik. (ideologi muhammadiyah hal 42).
Muhammadiyah membawa gerakan pencerahan dimana yang dimaksud
disini adalah membebaskan, memberdayakan dan memajukan kehidupan.
Muhammadiyah juga mempelajari dan mengaplikasikan surat Al-Maun sebagai
dasar berjalan pada ranah sosial. Gerakan ini hadir untuk memberikan jawaban
atas problem-problem kemanusiaan berupa kemiskinan, kebodohan,
ketertinggalan, dan persoalan-persoalan lainnya yang bercorak struktral dan
kultural. Kemudian melalui Ortom (organisasi Ortonom) yang dibentuk oleh
Muhammadiyah dapat menjadi tonggak perjuangan atau dakwah dalam berbagai
lini kehidupan dan mewujudkan negara atau umat islam ke arah lebih baik lagi.
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk
memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan pakaian, tempat berlindung,
pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat
pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan
pekerjaan. Menurut BAPPENAS (1993) mendefinisikan kemiskinan sebagai
situasi kekurangan yang terjadi bukan karena kehendak oleh orang miskin, tetapi
karena keadaan yang tidak bisa dihindari oleh kekuatan yang ada padanya.
Penyebab kemiskinan dapat terjadi karena kondisi alamiah dan ekonomi,
kondisi struktural dan sosial, serta kondisi kultural (budaya). Kemiskinan alamiah
dan ekonomi timbul akibat keterbatasan sumber daya alam, manusia, dan sumber

1
daya lain sehingga peluang produksi relatif kecil dan tidak dapat berperan dalam
pembangunan, atau memang alam yang ditempati oleh masyarakat tidak layak
atau tidak memungkinkan untuk aktivitas ekonomi secara baik, misalnya daerah
yang ditempati tandus, sulit dijangkau, rawan bencana alam. (Nashir, 2014)

B . Tujuan Kegiatan
1. Menambah wawasan Kemuhammadiyahan serta rasa empati kepada warga
yang kurang mampu
2. Membantu dan juga meringankan beban warga yang kurang mampu
3. Menumbuhkan semangat serta rasa persaudaraan mahasiswa untuk saling
tolong menolong terhadap sesama
C . Manfaat Kegiatan
Dengan dilakukannya kegiatan ini diharapkan untuk semua mahasiswa/i
atau masyarakat agar selalu saling membantu kepada warga yang kurang mampu
karena saling membantu merupakan suatu ajaran dari Kemuhammadiyahan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Muhammadiyah Sebagai Gerakan Sosial


Dengan melihat sejarah pertumbuhan dan perkembangan
persyarikatan Muhammadiyah sejak kelahirannya, memperhatikan faktor-
faktor yang melatarbelakangi berdirinya, aspirasi, motif, dan cita-citanya
serta amal usaha dan gerakannya, nyata sekali bahwa didalammya terdapat
ciri-ciri khusus yang menjadi identitas dari hakikat atau jati diri
Persyarikatan Muhammadiyah. Secara jelas dapat diamati dengan mudah
oleh siapapun yang secara sepintas mau memperhatikan ciri-ciri
perjuangan Muhammdiyah itu adalah sebagai berikut. Muhammadiyah
sebagai gerakan islam, Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah amar
ma’ruf nahi munkar, muhammadiyah sebagai gerakan tajdid, dan tidak
dipungkiri Muhammadiyah sebagai gerakan sosial.
Muhammadiyah sebgai gerakan Sosial disini muhammadiyah
mempunyai cita-cita yakni mewujudkan masyarakat yang sejahtera dan
makmur yang diridhai Allah. Dari sini kita ketahui bahwa Muhammadiyah
menghendaki terciptanya negara yang baik dan penuh akan ampunan
Allah. Inilah interpretasi dari ungkapan Islam adalah agama rahmatan
lill’alamin. Ayat yang menjadi landasan bagi gerakan-gerakan sosial
dalam Islam, yaitu Al-Maun. Ayat ini menginspirasi bagi kita semua
betapa penting menyadari realitas sosial pada saat ini. Al-maun dibuka
dengan sebuah pertanyaan ‘Taukan kamu orang mendustakan
agama?’.  Ayat kedua dan ketiga memberi penjelasan. Pertama, orang
yang menghardik anak yatim. Kedua, menolak memberi makan orang
miskin. Buya Hamka memberi tafsir ayat ini dengan kata “menolakkan”.
Didalam ayat kedua tertulis yadu‘u yang artinya menolak. Banyak orang
mentafsirkan dengan ‘menghardik’ atau sejenisnya, tetapi kata Hamka ini
lebih tepatnya ke ‘Menolak’. Maknanya adalah jika seorang merasa benci
dengan anak yatim karena keyatimannya. Berarti ia mendustakan
agama.  Kemudian, ada tiga parameter celakannya orang-orang yang shalat
(ayat4-7). Pertama, mereka yang lalai dalam shalatnya. Kedua, mereka
yang berbuat riya. Buya Hamka menafsirkan ‘lali’ adlah shalat tanpa
diikuti oleh kesadaran sebagai hamba Allah. Berarti ketika mengerjakan
ibadah harus didasarkan atas pengabdian kepada Allah. Walau ia
mengerjakan ibadah, ibadah tanpa kesdaran, adalah sebuah kelalian.
Mereka yang berbuat riya’ menodakan niat ikhlasnya pada suatu yang
bukan pada Allah. Ia melakukan suatu ibadah tetapi hanya dijadikan citra

3
untuk sesuatu (amal keduniaan). Intinya apabila kita menarik benang
merah dari surat Al-Maun ini adalah, membela kaum Mustadzafin.
Dengan semangat Al-Maun inilah menjadikan Muhammadiyah
mendirikan banyak lembaga pendidikan, panti asuhan, rumah sakit dan
tempat layanan sosial lainnya. Pendirian tempat layanan sosial adalah
bentuk dari kepedulian Muhammadiyah kepada kaum miskin dan
kepentingan umat. Aplikasi dari semangat surah Al-Maun sudah banyak
masyarakat rasakan dibidang pendidikan, sosial, kesehatan
Kemudian, Muhammadiyah membuat suatu organisasi otonomi
seperti IMM, IPM, Aisyiyah, HW, NA, PM, TS. Organisasi ini salah satu
tujuan dakwah Muhammadiyah juga membawa misi-misi sosial. Untuk
menciptakan masyrakat yang makmur dan sejahtera peranan ortom sangat
penting. Pemberdayaan perempuan dari yang orientasinya hanya menjadi
pelayan malalui ortom bisa mempunytai orientasi maju kedepan, dan
pemberdayaan-pemberdayaan masyrakat yang mengalami keterbatasan
akses. Tidak hanya itu,  Muhammadiyah membentuk suatu lembaga
seperti LAZISMU yang harapannya mampu memberi sumbangsih dalam
mendorong keadilan sosial, pembangunan manusia dan mampu
menuntaskan kemiskinan. LAZISMU dalam menajalankan perannnya
sebagai penghimpun dana dan penyaluran dana zakat kepada masyrakat

B. Profil Narasumber

Nama : Agus Salim bin Ali


TTL : Pontianak, 1967 (54 tahun)
Pekerjaan : Tidak memiliki pekerjaan
penghasilan : Hanya mendapat sumbangan dari tetangga dan
infaq masjid

4
Anak : 3
Riwayat penyakit : Katarak dan kaki sudah pincang
Alamat : Jalan Ya’m Sabran gg. Tanjung Ria, Tanjung Hulu
Pontianak Timur
C. Biografi Narasumber
Di pedalaman desa tanjung hulu, hiduplah seorang kakek
sebatangkara yang bernama kakek Agus. Dia telah hidup selama 11 tahun
di gubuk tua yang sudah reot dan hampir roboh. beliau telah berpisah dari
kelurganya sejak lama sehingga anak-anaknya tinggal bersama ibunya dan
hanya menjenguk ayahnya sesekali sehingga dia hanya hidup sendirian.
selama ini ia berdiam diri di masjid dan pulang ke gubuk nya hanya ketika
mengganti baju saja karena gubuk nya sudah sangat tidak layak untuk di
tinggali dan rawan roboh, jadi sehari-hari ia makan dan tidur di masjid.
ketika makan sehari-hari ia mendapatkan dari santunan masyarakat
sekitar dan uang infak masjid. kakek agus selalu bersyukur dan sangat
rajin beribadah walaupun kakinya pincang dan berjalan dibantu
menggunakan tongkat juga matanya yang sudah tidak bisa melihat, namun
ia tidak pernah mengeluh dan beliau berpesan kepada kami para
mahasiswa untuk selalu beribadah kepada Allah sang pencipta, juga untuk
tidak sombong terhadap harta yang kita miliki karena harta tersebut
bukanlah milik kita melainkan milik Allah SWT yang sewaktu-waktu bisa
saja Allah mengambilnya.

5
D. Kondisi Gubuk Kakek Agus

E. Pemecahan Masalah
Setelah melihat kondisi dan kehidupan pak agus kami merencanakan
beberapa hal yang dapat membantu pak agus diantaranya :
1) Memberikan bantuan berupa uang, makanan, dan pakaian layak pakai
2) kita sebagai salah satu tenaga kesahatan bisa mengecek kesehatan para
warga yang tidak mampu dan memberikan bantuan berupa obat
3) sebagai penyalur kepada pemerintah untuk menyampaikan bahwa
masih banyak warga kurang mampu yang belum mendapatkan bantuan

6
BAB III
PENUTUP

A . Kesimpulan
Kemiskinan dalam Islam bukanlah hal hina. Oleh karena itu, mari kuatkan
kepedulian kita terhadap sesama, terutama terhadap hamba-hamba Allah yang
diuji dengan kemiskinan. Kita jangan sampai tertipu merasa diri lebih disayang
Allah hanya karena segala benda kita punya. Andai pun itu ada dalam genggaman
kita, membantu mereka adalah langkah cerdas untuk selamat dunia-akhirat, seperti
firman Allah dalam surah Ali-Imran ayat 103 :
“Hendaklah ada diantara kamu yang menjadi umat yang terbaik dengan berbuat
yang makruf dan mencegah yang mungkar”

B . Saran
Sebagai umat islam dan juga Mahasiswa Muhammadiyah, kita wajib
saling membantu kepada umat yang kurang mampu karena dalam Islam dan
Kemuhammadiyahan telah mengajarkan kita arti sedekah dan saling menolong
sesama umat manusia.

7
DAFTAR PUSAKA

http://komisariatfisipolumy.blogspot.com/2017/03/kesenjangan-sosial-
gerakan-muhammadiyah.html

Anda mungkin juga menyukai