OLEH:
2021/2022
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang muhammadiyah
sebagai gerakan sosyal ini dengan lancar.
Makalah ini telah kartu susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapet memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami ucapkan terimakasih
kepada semua pihak yang sudah ikut berkontribusi dalam pembuatan makalah ini dengan
memberikan sumbangkan baik materi mampun pikirannya.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari dengan sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata kami berharap semogah makalah tentang muhammadiyah sebagai gerakan
sosial ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman serta memberikan manfaat bagi para
pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………………………………….
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………………………
C. Tujuan…………………………………………………………………………………………...
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan……………………………………………………………………………………
B. Saran…………………………………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui nilai-nilai dan ajaran sosyal kemanusiaan muhammadiyah (teologi Al-
ma’un)
2. Untuk mengetahui gerakan peduli kepada fakir miskin dan anak yatim
3. Untuk mengetahui bentuk dan model gerakan sosyal kemanusiaan muhammadiyah
4. Untuk mengetahui revitalisasi gerakan sosyal muhammadiyah
BAB II
PEMBAHASAN
Surah Al-Ma’un
“Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Maka itulah orang yang menghardik anak
yatim, dan tidak menganjurkan untuk memberi makan (orang miskin. Maka celakalah orang
yang sholat, (yaitu) orang-orang yang lalai terhadap shalatnya, yang berbuat riya", dan enggan
(memberikan) bantuan.” (Al Ma'un; 1-7).
Surat Al Ma'un termasuk dari surat-surat pendek yang ada di juz 30. Surat yang terdiri
dari tujuh ayat tersebut termasuk Makkiyah (diturunkan di Mekkah). Adapun mengenai surah
tersebut, salah satu ulama tafsir, seperti Syeikh Jamaluddin Abdur Rahman bin Ali bin
Muhammad Al Jauzi (W.597) dalam kitabnya “Zaadal Masiir fi Ilmi Tatsur", ayat tersebut turun
berkenaan dengan orang-orang munafik (Pendapat Ibnu Abbas). Umar bin A’idz (Pendapat Ad-
Dzihak), Walid bin Al Mughirah (Pendapat As-Sidi), Ash bin Wa’il (pendapat Ibnu Sa’ib), Abi
Sufyan Harb (Pendapat Ibnu Jarij), Abi Jahal (Pendapat Al-Mawardi).
Tipe-tipe Orang Yang Mendustakan Agama (Surat Al-Ma’un)
` Baru para murid itu paham bahwa Al-Qur’an tidak saja menyangkut dimensi kognitif,
tetapi sekaligus sebagai pedoman bagi aksi sosial. Mulailah para murid itu mencari orang-orang
miskin dan anak yatim di sekitar Yogyakarta untuk disantuni dan diperhatikan. Maka, berdirinya
Panti-Panti Asuhan dan Rumah Sakit PKU tahun 1923 adalah salah satu perwujudan dari aksi
sosial ini.
Surat Al-Ma'un adalah salah satu di antara surat-surat Makkiyah. Surat Ini tidak
tanggung-tanggung mengategorikan sebagai pendusta terhadap agama mereka yang tidak peduli
atas nasib anak yatim dan orang miskin. Rupanya Ahmad Dahlan telah menangkap isyarat Al-
Quran itu sehingga kajian tafsirnya perlu diulang-ulang sampai para muridnya benar-benar
memahami betul tentang apa tujuan pengulangan itu.
Kelompok penerimaan zakat, fakir miskin dan yatim piatu termasuk golongan yang wajib
menerima zakat. Karena anak yatim dan yatim piatu adalah anak yang ditinggal meninggal oleh
orang tuanya baik ayahnya atau ibunya atau keduanya dan belum dewasa serta belum dapat
mencari nafkah sendiri.
Muhammadiyah adalah institusi dan institusionalisasi teologi Al-Ma'un yang diharapkan
perduli pada kaum tersebut dalam mengikis problematika social. Muhammadiyah dalam praktisi
sosial dengan pemihakan terhadap kaum mustadI'afin, dhuafa, masakin, dan anak yatim,
mengilhami Muhammadiyah untuk mendirikan banyak lembaga pendidikan, panti asuhan,
rumah sakit, dan tempat layanan sosial lainnya. Pendirian tempat layanan sosial adalah
kepedulian Muhammadiyah kepada kaum miskin dan kepentingan umat.
Dalam realitas keseharian dapat disaksikan banyak orang kaya Islam khusyuk merata
dahi di atas sajadah, semantara di sekitarnya banyak tubuh layu kekurangan gizi dan di grogoti
penyakit. Banyak orang rajin beribadah padahal kemiskinan, kebodohan, kelaparan, dan
kesulitan mendera saudara saudaranya. Fakta dan realitas kemiskinan adalah wajah lain
dehumanisasi. Kemiskinan terjadi akibat kemungkaran sosial dan dosa sosial akut. Ia bukan
masalah individu, tetapi masalah bersama yang harus dicari jalan keluarnya. Dalam kontek ini
muhammadiyah dapat memainkan peran strategis, dengan member sumbangsi nyata terhadap
masyarakat.
2. Bidang Kesehatan
Dalam amal usaha bidang kesehatan, Muhammadiyah telah dan terus mengembangkan
layanan kesehatan masyarakat, sebagai bentuk kepedulian. Balai-balai pengobatan seperti
rumah sakit PKU (Pembina Kesejahteraan Umat) Muhammadiyah, yang pada masa
berdirinya Muhammadiyah bernama PKO (Penolong Kesengsaraan Oemat), kini mulai
meningkat baik kuantitas maupun kualitasnya. Berdasarkan buku Profil dan Direktori Amal
Usaha Muhammadiyah & “Aisyiyah Bidang Kesehatan pada tahun 1997, sebagai berikut:
a. Rumah sakit berjumlah 34
b. Rumah bersalin berjumlah 85
c. Balai Kesehatan Ibu dan Anak berjumlah 504. Balai Kesehatan Masyarakat
berjumlah 115
d. Balai pengobatan berjumlah 846
e. Apotek dan KB berjumlah 4
3. Bidang Kesehatan Sosyal
Hingga tahun 2000 Muhammadiyah telah memiliki:
a. 228 panti asuhan yatim
b. 18 panti jompo
c. 22 balai kesehatan social
d. 161 santunan keluarga
e. 5 pantiwreda/manula
f. 13 santunan wreda/manula
g. 1 panti cacat netra
h. 38 santunan kematian
i. serta 15 BPKM (Balai Pendidikan Dan Keterampilan Muhammadiyah).
4. Bidang Kaderisasi
Dalam bidang kaderisasi Muhammadiyah telah melakukan program diantaranya:
a. Peningkatan kualitas pengkaderan
b. Melaksanakan program pengkaderan formal dan mformalsecara berkelanjutan
c. Menyelenggaraka baitul argam dan darul arqam Muhammadiyah
d. Tranformasi kader per jenjang dan per generasi
e. Sinergi Building antar unit persyarikatan untuk kaderisasi
.
4. Solusi dalam Revitalisasi Gerakan Muhammadiyah
a. Menggerakkan kembali Ranting dan jama'ah sebagai basis gerakan Muhammadiyah
b. Menggerakkan kembali pengajian persyarikatan yang terstruktur (terprogram),
kurikulum jelas dan tersedia narasumber yang kompeten
c. Optimalisasi masjid wakaf Muhammadiyah sebagai basis pembinaan warga
persyarikatan.
d. Menggerakkan seluruh potensi angkatan muda dan organisasi otonom
Muhammadiyah sebagai basis kader dan pimpinan Persyarikatan.
e. Pendataan kebutuhan kader (termasuk kader pengelola) cross cek dengan
ketersediaan/potensi yang ada.
f. Meningkatkan kuantitas dan kualitas kegiatan pengkaderan formal.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teologi Al-Ma’un yang merupakan dasar ajaran nilai sosial kemanusiaan
Muhammadiyah mengajarkan bahwa ajaran Islam tidak pernah memisahkan ibadah ritual
dengan ibadah sosial antara duniawi dan ukhrowi, atau membiarkan ibadah tersebut berjalan
sendiri-sendiri. Selain itu, teologi Al-Ma'un juga mengajarkan arti keikhlasan, dan kesediaan
untuk mengulurkan bantuan kepada orang-orang lemah yang membutuhkan dalam bentuk apa
pun dan sekecil apapun. Bahkan KH Ahmad Dahlan merasa perlu harus mengulang ulang tafsir
dari surat Al-Ma'un tersebut agar murid-muridnya benar-benar memahami ajaran dalam surat
Al-Ma'un, apakah sekedar untuk dibaca atau langsung diamalkan sebagai aksi sosial. Sebagai
organisasi Islam terbesar di Indonesia bahkan Asia Tenggara yang telah berdiri selama dua abad
dan memiliki banyak bidang yang dijalankan, Muhammadiyah dihadapkan pada berbagai
persoalan. Muhammadiyah diibaratkan seperti gajah gemuk yang semakin lamban dalam
memberikan respons terhadap tantangan zaman. Oleh karena itu, Muhammadiyah perlu
merevitalisasi gerakannya diberbagai aspek antara lain aspek teologi, ideologi, pemikiran,
organisasi, kepemimpinan, amal usaha dan aksi agar terus dapat memberikan kontribusi positif
kepada masyarakat luas.
B. Saran
Nilai-nila ajaran sosial kemanusiaan dalam teologi Al-Ma'un (AlMaunisme) perlu benar-
benar dihayati dan diamalkan oleh seluruh masyarakarat pada umumnya dan anggota
Muhammadiyah pada khususnya agar tercipta masyarakat yang sejahtera dan memiliki jiwa
sosial dan nilai-nilai.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.artikelsiana.com
http://riadhariansari.blogspot.com
http://eprints.uinsby.ac.id/47/
http://dokumen.tips/documents/makalah-revitalisasi-gerakan-muhammadiyahkel12.html
Algensindo Ahmad, Bojes. Makna muhammadiyah dalam gerakan sosyal.www.academia.edu