Anda di halaman 1dari 13

MUHAMMADIYAH SEBAHAGAI GERAKAN SOSIAL DAN KESEHATAN

Disusun oleh :

1. Achmad Mualim Nur Kholis / G2A221058


2. Natasya Nur Oktaviani / G2A221060
3. Rantiana / G2A221059

S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pemurah dan lagi Maha Penyayang, puji
syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan Hidayah, Inayah dan
Rahmat-nya sehingga kami mampu menyelesaikan penyusunan makalah Al-Islam dan
Kemuhammadiyahan yang berjudul “Muhammadiyah Sebahagai Gerakan Sosial dan
Kesehatan” dengan tepat.

Penyusunan makalah sudah kami lakukan semaksimal mungkin dengan dukungan dari
banyak pihak, sehingga bias memudahkan dalam penyusunannya. Untuk itu kami pun tidak lupa
mengucapkan terimah kasih dari berbagai pihak yang sudah membantu kami dalam rangka
menyelasikan makalah ini.

Tetapi tidak lepas dari semua itu, kami sadar sepenuhnya bahwa dalam makalah ini masih
terdapat banyak kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa serta aspek-aspek lainnya.Maka
dari itu, dengan lapang dada kami membuka seluas-luasnya pintu bagi para pembaca yang ingin
memberikan kritik atupun sarannya demi penyempurnaan makalah ini.

Semarang, September 2021

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..............................................................................................................................i
Daftar Isi.......................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................2
C. Tujuan ..............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Nilai-nilai dan Ajaran Sosial-Kemanusiaan Muhammadiyah (Teologi Al-Ma'un)..........3
B. Tipe-tipe Orang yang Mendustakan Agama, Menurut Surat Al-Ma'un............................4
C. Gerakan Peduli Kepada Fakir Miskin dan Anak Yatim....................................................5
D. Bentuk dan Model Gerakan Sosial-Kemanusiaan Muhammadiyah.................................5
E. Revitalisasi Gerakan Sosial Muhammadiyah....................................................................7
F. Macam-macam Aspek Revitalisasi Gerakan Muhammadiyah.........................................8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .....................................................................................................................9
B. Saran .................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam perjalanannya, Muhammadiyah merupakan gerakan dakwah "Amar Ma'ruf Nahi
Munkar", dan bukan hanya semata menyeru terhadap kebaikan dan mencegah yang munkar.
Akan tetapi, mengandung 3 hal yang mencakup gerakan tersebut, yakni liberasi, humanisasi,
dan transendensi.
Liberasi merupakan membebaskan manusia dari segala bentuk ketertindasan, dalam
artian kebodohan, penyakit, kelompok rentan, hingga kemiskinan. Humanisasi sendiri bisa
diartikan memanusiakan manusia, atau bisa disebut juga manusia yang diberdayakan.
Transendensi yang berarti membawa manusia kepada keimanan dan kesholehan.
Melalui teologi Al-Maun, Muhammadiyah telah membuktikan diri sebagai gerakan yang
sangat menekankan mengenai pentingnya amal saleh. Bahkan, Muhammadiyah juga telah
membuktikan ajaran sedikit berbicara banyak bekerja, disiplin, kerja keras, dan tanggung
jawab secara organisasi.
Hingga sekarang, Muhammadiyah mencoba tetap berusaha dalam menjalin komunikasi
yang baik, hingga memberikan pelayanan sosial terhadap masyarakat dan bagi siapa saja
yang membutuhkan. Hal inilah yang dinilai penting dalam perkembangan Muhammadiyah
itu sendiri.
Sementara itu, revitalisasi gerakan Muhammadiyah bisa dimaknai sebagai salah satu
bentuk atau proses dalam penguatan kembali sistem paham dan jati diri, sesuai dengan
prinsip ideal dalam mewujudkan tercapainya kekuatan Muhammadiyah, sebagai gerakan
Islam, yang bisa menjalankan fungsi dakwah, demi terwujudnya masyarakat Islam yang
sebenar-benarnya.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana prinsip nilai-nilai dan ajaran sosial-kemanusiaan Muhammadiyah (teologi
Al-Ma'un)?
2. Bagaimana langkah Muhammadiyah dalam kepedulian terhadap fakir miskin dan anak
yatim?
3. Bagaimana bentuk dan model gerakan sosial-kemanusiaan Muhammadiyah?
4. Langkah apa yang harus ditempuh dalam revitalisasi gerakan sosial Muhammadiyah?

C. Tujuan
1. Tujuan umum :
Penyusunan makalah berjudul "Muhammadiyah sebagai Gerakan Sosial dan
Kesehatan " bertujuan untuk memberikan banyak wawasan secara lebih luas, tentang
peranan Muhammadiyah.
2. Tujuan khusus :
a. Menambah pengetahuan akan pentingnya peranan Muhammadiyah di berbagai
bidang, khususnya di bidang sosial dan Kesehatan.
b. Menerapkan materi perkuliahan yang telah didapatkan dari kampus

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Nilai-nilai dan Ajaran Sosial-Kemanusiaan Muhammadiyah (Teologi Al-Ma'un)


Teologi dalam bahasa Yunani dikenal dengan "theos" yang berarti Tuhan dan "logia"
yang berarti kata-kata, ucapan, atau wacana. Jadi, teologi adalah wacana yang berdasar nalar
tentang agama, spiritualitas, dan Tuhan. Dengan demikian, teologi merupakan suatu ilmu
yang mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan keyakinan beragama. Teologi
meliputi segala sesuatu yang berhubungan dengan Sang Pencipta.
Teologi memampukan seseorang dalam memahami tradisi agamanya sendiri atau agama
lain, melestarikan, memperbarui, hingga menerapkan sumber dari suatu tradisi dalam situasi
atau kebutuhan yang terjadi di masa kini, atau bisa juga dijadikan sebagai alasan yang lain.
Surat Al-Ma'un termasuk ke dalam surat-surat pendek yang terdapat di dalam juz 30. Surat
ini terdiri atas sebanyak 7 ayat, yang tergolong Makkiyah (yang diturunkan di Mekkah).
Pada suatu ketika, seorang anak yatim datang meminta sedikit daging yang sudah
disembelih tersebut. Akan tetapi, Abu Jahal dan Abu Sofyan malah tidak memberinya, malah
anak yatim tersebut dihardik dan diusir. Jika seseorang membenci anak yatim, maka orang
tersebut membenci keberasalan Nabi Muhammad. Sebab, Nabi merupakan anak yatim, yang
dipinggirkan oleh keluarganya, dan hidup dengan cara menggembala, berkutat dengan
kemiskinan selama masa kecilnya.
Kata Al-Ma'un dalam bahasa Arab berarti bantuan, membantu dengan bantuan yang jelas
(baik itu dengan alat ataupun fasilitas), sehingga memudahkan tercapainya sesuatu yang
diharapkan. Sementara itu, Al-Ma'un juga bisa bermakna :
• Zakat
• Harta benda
• Alat-alat rumah tangga
• Air
• Keperluan sehari-hari
• dan lain sebagainya

3
B. Tipe-tipe Orang yang Mendustakan Agama, Menurut Surat Al-Ma'un
1. Orang yang menghardik dan berlaku keras terhadap anak yatim
"Maka itulah orang yang menghardik anak yatim" (Al-Ma'un ayat 2)
Orang yang di sini berlaku sewenang-wenang terhadap anak yatim, dengan cara
menganiaya haknya dan tak memberi makan, serta memperlakukan dengan kasar. Di
dalam ayat ini sangat jelas melarang untuk membiarkan dan meninggalkan anak yatim
dalam kondisi apapun dan di manapun, termasuk juga mengabaikan anak yatim.
2. Orang yang tidak saling menganjurkan untuk memberi makan orang miskin
"Dan tidak menganjurkan untuk memberi makan orang miskin" (Al-Ma'un ayat 3)
Mengentaskan kemiskinan tidak hanya menjadi tanggung jawab orang-orang
berada. Semua muslim memiliki tanggung jawab yang sama terhadap orang-orang
miskin. Jika tidak mampu memberikan bantuan secara langsung, seorang muslim masih
memiliki kewajiban untuk mendorong dan bersama-sama untuk membantu yang miskin.
Tak ada alasan lagi untuk muslim tidak ikut membantu orang-orang yang
membutuhkan.
3. Orang yang lalai terhadap sholatnya
"Maka celakalah orang yang sholat, (yaitu) orang-orang yang lalai terhadap sholatnya"
(Al-Ma'un ayat 4-5)
Yang dimaksud celaka di sini adalah orang-orang yang mengerjakan sholat secara
terang-terangan, sedangkan dalam kesendirian, orang tersebut malah tidak sholat.
Orang-orang yang lalai di sini bisa ditafsirkan seseorang yang tidak menunaikan sholat
di awal waktu, melainkan malah menangguhkannya hingga batas akhir waktu, secara
terusmenerus, dan malah lama-kelamaan menjadi kebiasaan.
4. Orang yang riya'
"yang berbuat riya" (Al-Ma'un ayat 6)
Riya' merupakan melakukan suatu perbuatan yang bukan diniatkan karena Allah
SWT, melainkan agar orang lain bisa melihat dan merasa takjub dengan apa yang
dilakukan oleh orang tersebut.
Seperti yang kita ketahui, setiap manusia suka dipuji dan disanjung orang lain.
Maka dari itu, seorang muslim yang baik harus bisa menata niat, sehingga amal
ibadahnya hanya ditujukan untuk Allah SWT.

4
5. Orang yang enggan memberikan bantuan
"Dan enggan (memberikan) bantuan" (Al-Ma'un ayat 7)
Tipe yang terakhir ini ialah orang yang enggan memberi bantuan, walaupun
berupa hal-hal kecil yang bersifat remeh.
C. Gerakan Peduli Kepada Fakir Miskin dan Anak Yatim
Tujuan dakwah Muhammadiyah ialah meningkatkan kualitas atau taraf hidup manusia.
Segala amal usaha Muhammadiyah digerakkan untuk tujuan tersebut. Hal ini bukan tanpa
alasan, namun semenjak pendirian Muhammadiyah, upaya dari KH Ahmad Dahlan yang
dilandasi dengan dasar ayat Al Quran dan Hadits, mampu menggerakkan dinamika
kehidupan masyarakat Islam di bidang pendidikan, ekonomi, dan sosial budaya.
Salah satu teologi Al-Ma'un, KH Ahmad Dahlan secara organisatoris menggerakkan
usaha-usaha di bidang ekonomi, dalam mengangkat dan mengentaskan kemiskinan umat
Islam. Dengan gerakan inilah, mendorong inspirasi untuk warga Muhammadiyah dalam
upaya mewujudkan kepedulian terhadap masyarakat di berbagai bidang dan berbagai macam
cara.
Muhammadiyah dalam praktisi sosial dengan pemihakan terhadap kaum mustadh'afin
(lemah atau tidak berdaya), dhuafa, miskin, dan anak yatim, yang mengilhami
Muhammadiyah untuk mendirikan banyak lembaga, seperti :
• Pendidikan
• Panti asuhan
• Rumah sakit
• dan tempat layanan sosial yang lainnya

D. Bentuk dan Model Gerakan Sosial-Kemanusiaan Muhammadiyah


1. Bidang Pendidikan
Pendidikan yang dirintis oleh Muhammadiyah merupakan pendidikan yang
berorientasi terhadap 2 hal, yakni perpaduan antara sistem sekolah umum dan madrasah
atau pesantren.
Dalam mewujudkan rintisan pendidikan tersebut, Muhammadiyah mendirikan
amal usaha, seperti :
a. Sekolah umum modern

5
b. Madrasah/pesantren modern
c. Perguruan tinggi
2. Bidang Kesehatan
Sejak awal berdiri, Muhammadiyah meletakkan perhatian besar terhadap kesejahteraan
masyarakat, terlebih masyarakat dhuafa. Hal tersebut terbukti, dengan :
a. Penyaluran dan pembagian zakat fitrah dan zakat maal kepada fakir miskin atau
golongan lain yang berhak menerima
b. Pendirian panti asuhan, panti miskin, hingga panti jompo
c. Pendirian balai kesehatan, poliklinik, rumah sakit umum, hingga rumah sakit ibu
dan anak
d. Pendampingan terhadap masyarakat dhuafa agar bisa hidup mandiri
3. Bidang Ekonomi
Dalam bidang ekonomi, memiliki tujuan guna membimbing dan mendampingi
masyarahat ke arah perbaikan dan mengembangkan ekonomi, sesuai dengan ajaran
Islam dan untuk meningkatkan kualitas pengelolaan amal usaha Muhammadiyah. Amal
usaha Muhammadiyah di bidang ekonomi, meliputi :
a. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
b. Baitul Maal wa Tamwil (BMT)
c. Koperasi
d. Biro perjalanan
e. dan lain sebagainya
4. Bidang Kaderisasi
Di bidang kaderisasi, Muhammadiyah mencoba untuk terus tetap mengepakkan
sayapnya dengan berbagai macam jalan yang harus ditempuh. Program yang dilakukan
oleh Muhammadiyah di bidang kaderisasi, meliputi :
a. Peningkatan kualitas pengkaderan
b. Melaksanakan program pengkaderan formal dan informal secara berkelanjutan
c. Menyelenggarakan baitul arqam (ajang penambah wawasan) dan darul arqam
(sistem pengkaderan) Muhammadiyah
d. Transformasi kader per jenjang dan per generasi
e. Synergy building antar unit persyarikatan untuk kaderisasi

6
E. Revitalisasi Gerakan Sosial Muhammadiyah
Revitalisasi merupakan suatu bentuk proses atau cara dan perbuatan dalam
menghidupkan kembali hal yang sebelumnya terberdaya, sehingga konsep revitalisasi berarti
menjadikan sesuatu atau perbuatan untuk menjadi vital.
Dalam hal ini, Muhammadiyah mencoba untuk melakukan proses perubahan yang
direncanakan, meliputi berbagai macam tahapan, mulai dari penataan, pemantapan,
peningkatan, dan pengembangan, yang kesemuanya tersebut dilakukan secara
berkesinambungan.
Beberapa langkah revitalisasi gerakan Muhammadiyah dalam menguatkan dan
menggerakkan segenap potensi Muhammadiyah dalam menjalankan amanat Muktamar,
dengan melalui langkah-langkah sebagai berikut :
1. Memperluas peran Muhammadiyah dalam dinamika kehidupan bermasyarakat di
daerah lokal, nasional, dan global, dengan cara menjalankan fungsi dakwah dan tajdid,
serta mengembangkan ukhuwah dan kerja sama dengan semua pihak.
2. Mewujudkan kehidupan Islami sesuai dengan paham agama dalam Muhammadiyah,
dengan mengedepankan uswah hasanah.
3. Mengembangkan pemikiran Islam, sesuai dengan prinsip Manhaj Tajrih dan ijtihad,
yang menjadi salah satu acuan atau pedoman Muhammadiyah.
4. Mengembangkan infrastruktur dan perbaikan sistem pengelolaan organisasi yang
mampu menjalankan fungsi-fungsi gerakan dan kian mengarah terhadap pencapaian
tujuan Muhammadiyah.
5. Mendinamisasi kepemimpinan Persyarikatan di berbagai tingkatan, dalam lingkup
wilayah, daerah, cabang, dan ranting.
6. Meningkatkan kualitas dan memperluas jaringan amal usaha Muhammadiyah.
7. Mengembangkan model-model kegiatan atau aksi yang lebih sensitif dalam hal umat,
masyarakat, dan dunia, yang berkaitan dengan kemanusiaan, secara konsisten.
8. Menggerakkan seluruh potensi angkatan muda dan ortom (organisasi otonom)
Muhammadiyah.
9. Meningkatkan berbagai macam arahan, bimbingan, dan panduan, kepada seluruh
tingkatan pimpinan dan warga Muhammadiyah.
10. Menggerakkan kembali ranting dan jamaah sebagai basis gerakan Muhammadiyah.

7
F. Macam-macam Aspek Revitalisasi Gerakan Muhammadiyah
1. Revitalisasi Teologis. Menyangkut ikhtiar dalam menafsir ulang pemikiran dasar
keagamaan (keislaman) dalam Muhammadiyah, sebagaimana prinsip tersebut
mengenai agama Islam, dunia, ibadah, sabilillah, dan ijtihad.
2. Revitalisasi Ideologis. Menyangkut penyusunan ulang dan penguatan sistem paham,
disertai dengan langkah-langkah pelembagaannya, yang menjadi landasan guna
membangun kesadaran dan ikatan kolektif, guna memperjuangkan gerakan
Muhammadiyah.
3. Revitalisasi Pemikiran. Menyangkut upaya dalam mengembangkan wawasan
pemikiran bagi seluruh anggota, termasuk kader dan pemimpin, baik itu dalam format
pemikiran Muhammadiyah sebagai gerakan Islam yang bercorak dakwah dan tajdid
(pembaharuan), maupun dalam memahami berbagai macam permasalahan dan
perkembangan kehidupan di tingkat lokal, nasional, hingga global.
4. Revitalisasi Organisasi. Menyangkut terhadap perbaikan sistem atau tata kelola
kelembagaan persyarikatan, yang menyangkut penataan struktur dan fungsi organisasi,
birokrasi, pengelolaan dan pelayanan administrasi, hingga pengembangan organisasi
yang mengarah terhadap peningkatan kualitas, dan efisiensi-efektivitas.
5. Revitalisasi Kepemimpinan. Menyangkut langkah-langkah penguatan kualitas fungsi
efektivitas pimpinan persyarikatan di seluruh lini, termasuk itu di lingkungan
organisasi otonom dan amal usaha, di mana secara langsung menjadi suatu kekuatan
dinamik dalam menggerakkan Muhammadiyah.
6. Revitalisasi Amal Usaha. Menyangkut pengembangan kualitas amal usaha
Muhammadiyah di berbagai macam bidang yang tumbuh di atas visi dan misi gerakan,
sekaligus mampu memenuhi hajat hidup masyarakat.
7. Revitalisasi Aksi. Menyangkut pengembangan model-model kegiatan atau aktivitas
gerakan Muhammadiyah, di mana secara langsung mampu memenuhi kepentingan
masyarakat luas, dengan misi dakwah dan tajdid (pembaharuan).

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam masalah sosial, Muhammadiyah mengambil surat Al-Ma'un dan
mengaplikasikannya di dalam kehidupan manusia. Hal inilah yang tak mengherankan,
Muhammadiyah begitu gencar dan begitu banyak memiliki amal usaha, mulai di bidang
pendidikan, ekonomi, kesehatan, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Sementara itu, Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah Islam juga tengah melakukan
upaya revitalisasi, sehingga bisa berubah dan berkembang, menjadi lebih baik dan lebih
maju, dari kondisi yang sebelumnya.
Muhammadiyah mencoba melakukan revitalisasi di seluruh lini dalam segala bidang,
dengan penguatan seluruh aspek gerakan dan menggerakkan segenap potensi
Muhammadiyah, dalam menjalankan amanat Muktamar.

B. Saran
Dalam melakukan upaya revitalisasi, tentu tidak serta-merta jalannya lurus, melainkan
banyak rintangan dan hambatan yang harus dilalui.
Revitalisasi memang diperlukan, sehingga Muhammadiyah bisa kokoh dalam mengimbangi
perkembangan zaman, sehingga bisa secara terus-menerus berkontribusi positif dalam
maslahat umat.
Maka dari itu, semua warga, semua lini, di segala penjuru, harus saling bisa mendorong,
saling membantu satu sama lain, sehingga tercipta revitalisasi yang lebih optimal ke
depannya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Irwanda, B. G. (2016, 27 September). Muhammadiyah adalah Gerakan Dakwah "Amar Ma'ruf


Nahi Munkar".
https://medium.com/@bobbygilangirwanda/muhammadiyah-adalah-gerakan-
dakwahamar-maruf-nahi-munkar-dan-itu-bukan-semata-mata-menyeru-125c677ee562.

Ishomuddin (2013, 24 September). Memahami Gerakan Peduli Kepada Fakir Miskin dan Anak
Yatim.
https://id.scribd.com/doc/170652121/Gerakan-Peduli-Fakir-Miskin-AIK-III-S5.

Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum. (2017). Diktat Kuliah Kemuhammadiyahan Tei 3311 .


https://wahyutris13.blogspot.com/2016/04/muhammadiyah-sebagai-gerakan-sosial.html

10

Anda mungkin juga menyukai