Anda di halaman 1dari 13

REKAYASA IDE

AKHLAK TASAWUF
DOSEN PENGAMPU: RUSDI ANDHORI HRP, M.Pd.

KESEMPURNAAN MORAL DALAM

TRADISI TASAWUF

Disusun oleh:

DINDA SABDA AULIA

0304231019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah wa Syukurillah, penulis mengucapkan terima kasih


setinggi-tingginya kepada Allah SWT. Atas segala rahmat dan kanunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.

Shalawat dan salam penulis hadiahkan kepada Nabi Muhammad saw.


Sebagai pemberi syafaat besar pada hari berhenti.Dalam penulisan makalah
ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada eknis
penulisan maupun materi. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat
penulis harapkan demi penyempurnaan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih


yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam
menyelesaikan makalah ini.

Akhimya penulis berharap semoga Allah memberikan ketidakseimbangan


yang setimpal pada mereka memberikan bantuan dan dapat menjadikan
semua bantuan ini sebagai ibadah, Amin Yau Robbal Alamiin.

Medan, 26 September 2023


Penulis

Daftar isi

Kata pengantar____________________________________________i

Daftar isi________________________________________________ ii

BAB I. Pendahuluan________________________________________ 1

1.Latar Belakang Masalah_______________________________ 1

2.Rumusan Masalah___________________________________ 1

3.Tujuan Masalah______________________________________ 1

BAB II. Pembahasan_________________________________________2

1.Pengertian dan Karakteristik Tasawuf_____________________2

2.Peran Tasawuf Dalam Mengatasi Krisis Masyarakat Modern___3

3.Nilai Moral Tasawuf___________________________________5

BAB III. Penutup____________________________________________ 7

1.kesimpulan_________________________________________7

2.Saran______________________________________________7

Daftar pustaka______________________________________________8
BAB I. Pendahuluan

1. Latar Belakang Masalah

Moral dalam kehidupan manusia memiliki kedudukan yang sangat


Penting. Nilai-nilai moral sangat diperlukan bagi manusia, baik Kapasitasnya
sebagai individu maupun sebagai anggota suatu kelompok (masyarakat dan
bangsa). Dalam hidupya, manusia Harus taat dan patuh pada norma-norma,
aturan-aturan, adat-adat Istiadat, dan hukum yang berlaku dalam masyarakat.

Secara etimologis, kata moral berasal dari kata mos dalam bahasa Latin,
Bentuk jamaknya mores, yang artinya adalah tata-cara atau adat-istiadat.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989: 592), moral diartikan sebagai
akhlak, budi Pekerti, atau susila. Secara terminologis, terdapat berbagai
rumusan pengertian moral, Yang dari segi substantif materiilnya tidak ada
perbedaan, akan tetapi bentuk Formalnya berbeda. Widjaja (1985: 154)
menyatakan bahwa moral adalah ajaran baik Dan buruk tentang perbuatan
dan kelakuan (akhlak). Al-Ghazali (1994: 31) Mengemukakan pengertian
akhlak, sebagai padanan kata moral, sebagai perangai (watak, tabiat) yang
menetap kuat dalam jiwa manusia dan merupakan sumber Timbulnya
perbuatan tertentu dari dirinya secara mudah dan ringan, tanpa perlu
Dipikirkan dan direncanakan sebelumnya. Sementara itu Wila Huky,
sebagaimana Dikutip oleh Bambang Daroeso (1986: 22) merumuskan
pengertian moral secara lebih Komprehensip rumusan formalnya sebagai
berikut :

1. Moral sebagai perangkat ide-ide tentang tingkah laku hidup, dengan


warna dasar
Tertentu yang dipegang oleh sekelompok manusia di dalam
lingkungan tertentu.

2. Moral adalah ajaran tentang laku hidup yang baik berdasarkan


pandangan hidup
Atau agama tertentu.
3. Moral sebagai tingkah laku hidup manusia, yang mendasarkan pada
kesadaran, Bahwa ia terikat oleh keharusan untuk mencapai yang baik
, sesuai dengan nilai Dan norma yang berlaku dalam lingkungannya.
4.

Nilai–nilai tasawuf yang menjadi ciri seorang sufi diindikasikan pada


beberapa sifat, yaitu zuhud, qana’ah, tawakal, sabar, wara’, dan ikhlas. Dari
nilai-nilai tasawuf tersebut dapat menjadi penunjang persoalan problematis
manusia di Era modern.

2. Rumusan Masalah
1.Apa yang dimaksud dengan pengertian dan karakteristik tasawuf?

2. Bagaimana peran tasawuf dalam Mengatasi Krisis Masyarakat Modern?

3.Apa saja nilai moral dalam tasawuf?

3 . Tujuan masalah
1.pembaca dapat memahami pengertian dan karakteristik tasawuf
2.pembaca dapat mengetahui bagaimana peran tasawuf dalam mengatasi
ktisis masyarakat modern

3.pembaca dapat mengetahui nilai moral tasawuf.

BAB II. Pembahasan

1.Pengertian dan Karakteristik Tasawuf


Sebagaimana diketahui bahwa ada segolongan umat Islam yang belum
merasa puas degan penedekatan diri kepada Allah melalui ibadah
shalat,Puasa dan haji.Mereka ingin merasa Iebih dekat Lagi dengan Allah.
Jalan untuk Mencapainya adalah dengan tasawuf
Beberapa pengertian tentang tasawuf: Antara lain sebagaiberikut:

1. Tasawuf adalah istilah khusus yang dipakai untuk menggambarkan


mitisisme dalam Islam. Tujuan Mistisisme .• adalah mencarihubungan
langsung dengan Allah. Inti sari

Mistisisme termasuk di dalamnya Tasawuf adalah kesadaran terhadap


adanya komunikasi dan dialog antara manusia dengan
Allah dalarn istilah arab disebut ittihad dan istilah. lnggris disebut
mystical union. Tasawu(merupakan suatu ilmu pengetahuan},dan
sebagai ilmu pengetahuan,Tasawuf atau sufisme mempelajari Cara
jalan bagaimana seorang muslim dapat berada sedekat mungkin
dengan Allah SWT.

2.Tasawuf berasal dari ,kata suf yaitu· Wol, yang dimaksud bukanlah
wol Dalam arti modern, wol yang dipakai Oleh orang-orang kaya, tetapi
wol Primitif dan kasar yang dipakai pada zaman dahulu oleh orang-orang
miskin di Timur Tengah. Pada zaman Itu pakaian kemewahan adalah sutra
orang .sufi ingin hidup sederhana dan menjauhi hidup keduniawian dan
kesenangan jasmani dan untuk itu mereka hidup sebagai orang-orang
miskin dengan memakai wol kasar tersebut .Dikatakan bahwa tasawuf
datang dari luar dan masuk ke dalam Islam.

5. Menurut· ahli bahasa dan sejarah pada Bahwa dewasa ini menyatakan
bahwa Perkataan “shufi” itu bukan hanya dari Bahasa Arab,
.melainkan dari bahasa Yunani lama yang telah dibahasa Arabkan,
yaitu .berasa 1 darikata‘’theosofi’’, artinya .. ilmu Ketuhanan,
Kemudian diucapkan dengan lidah Orang Arab berubah menjadi
“Tasakuf’.

6. Menurut Ibnu Khaldun,tasawuf adalah semacan ilmu syari’ah yang


timbul kemudian di dalam agama. Asalnya Ialah tekun beribadah dan
memutuskan hubungan dengan segala Selain Allah hanya menghadap
Allah Semata,menolak hiasan-biasan dunia Serta membenci perkara-
perkara yang selalu memperdaya orang banyak, kelezatan harta benda
dan kemegahan serta menyendiri menuju jalan Allah dalam khalawat
dan ibadah.

7. Menurut Junaid tasawuf ialah keluar dari ,budi, peran yang tercela dan
masuk kepada budi perangai yang terpuji, sedangkan menurut AI
Hallaj,yaitu pada waktu ia disalib dan menunggu ajalnya, dan ia
berkeyakinan bahwa ,dirinya dapat bersatu dengan ‘Allah, kenudian
datang seseorang bertanya kepadanya : “Apakah arti yang sejati
dari’·tasawuf Itu ?”. Darah telah keluar dari tubuh dan matanya,
punggungnya, telah hangus kepanasan hanya menunggu tubuhnya
akan dipotong. Pada ‘waktu ia berkata untuk yang terakhir kalinya:
“Tasawuf ,ialah ,yang engkau libat dengan matamu ini. Inilah dia
tasawuf !”.
2.Peran Tasawuf dalam Mengatasi Krisis
Masyarakat Modern

Peran Tasawuf dalam Mengatasi Krisis Masyarakat Modern Di


antara sekian banyak masalah yang muncul di zaman modern ini,
Krisis mental adalah salah satunya. Krisis ini ditandai dengan semakin
Banyaknya orang yang merasa cemas, resah dan hampa. Akibat
selanjutnya adalah merebaknya penyakit-penyakit spritual yang
menimbulkan stress dan frustasi, melindungi martabat manusia dan
mengancam keberadaan Manusia itu sendiri. Beberapa ahli spiritual
mencoba memberikan nilai-nilai yang berkaitan dengan dimensi
spiritual. Di antara nilai-nilai tersebut, Dalam Islam terdapat aspek
tasawuf.

Era modern ditandai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan


Teknologi, yang dapat membawa kesejahteraan bagi umat manusia.
Namun Di balik kemajuan zaman modern, ada sisi buruk yang sangat
Mempengaruhi pemikiran umat Islam, yaitu nilai-nilai intelektual
Diprioritaskan sebagai nilai-nilai absolut sedangkan nilai-nilai
spiritual Terpinggirkan. Hal tersebut dapat menggelapkan pikiran,
kemudian Membuat pikiran menjadi kotor dan jelek, sehingga muncul
banyak sifat Buruk seperti keserakahan, iri hati, kesombongan,
hedonisme, keegoisan Dan kekuatan teknologi yang tersedia,
menyebabkan banyak kecemburuan Sosial dan persaingan tidak sehat
dalam industri, seperti perdagangan, Pendidikan, politik, budaya dan
bahkan agama.
Gaya hidup modern sangat bermanfaat bagi masyarakat
karena Semua aspek kehidupan dapat diakomodasi dengan mudah.
Namun, itu Juga identik dengan materialisme dan individualisme.
Gaya hidup Materialistis ini memaksa orang untuk bekerja tanpa henti
untuk Mendapatkan apa yang mereka inginkan dan agama jarang
diperhatikan. Hubungan dengan orang lain hanya dilakukan jika dapat
membawa Keuntungan materi. Karena orang hanya menghabiskan
waktunya untuk Mengejar kekayaan, orang kurang berinteraksi satu
sama lain, bahkan Ketika mereka berinteraksi karena ada motifnya,
oleh karena itu, Muncullah karaktrer individualisme.

Ajaran tasawuf dalam Islam sangat relevan dengan konteks


dan Relevan dengan kondisi kekinian. Sufisme memberi manusia
sarana yang Komprehensif untuk mencapai tujuan yang mulia
(Nurhasanah, 2017). Sejak awal kebudayaan manusia, pendidikan
spiritual telah menjadi proses Sosialisasi dan integrasi budaya ke
dalam masyarakat. Tasawuf pada
Hakikatnya bukanlah sikap acuh tak acuh terhadap realitas sosial.
Namun Sebaliknya, tasawuf berperan penting dalam membawa
perubahan moral Dan spiritual masyarakat.

Peran dalam kehidupan sosial memiliki pengaruh besar dalam


Mengatasi kejahatan sosial yang ada dalam pikiran kita, demikian
juga Mengobati dan mensucikan jiwa dari keinginan yang sakit, yang
menghiasi Jiwa dengan sifat-sifat terpuji.

Menerapakan ajaran tasawuf dalam kehidupan akan


menciptakan Lingkungan yang harmonis. Konsep tahalli adalah
menyucikan diri dari Perilaku dan sifat yang tidak menyenangkan.
Konsep ini dapat digunakan Sebagai cara menyucikan jiwa dari
gangguan jiwa. Konsep lain yang dihadirkan dalam tasawuf adalah
zuhud berarti kebebasan dari bahan daya Tarik. Dalam konteks
kekinian, penerapan konsep zuhud sangat sesuai dengan kondisi
manusia modern yang terlalu materialistis. Akan tetapi, Harus
ditekankan bahwa konsep ini tidak berarti bahwa kita sepenuhnya
Menyelesaikan diri kita dari dunia, tetapi bahwa kita menolak cinta
yang Berlebihan terhadapnya.

Pada dasarnya tasawuf membimbing manusia untuk mencapai


Kedekatan yang hakiki dengan Tuhan. Dengan menghilangkan
kejahatan Di dalam, dan kemudian menghiasinya dengan kebaikan
yang mulia, untuk Menciptakan ketenangan dalam diri manusia.

3.Nilai Moral dalam tasawuf

Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang memiliki akal


budi. Perbuatan moral mencetuskan kodrat manusiawi sekaligus
mulia. Perbuatan semacam inilah yang menjadi lapangan penjelasan
etika, karena Perbuatan ini normative dan mengajukan nilai-nilai.
Nilai moral bukan Opsional, melainkan wajib. Dihadapan nilai kita
tidak dapat bersikap ya Atau tidak. Kesaksian tentang kewajiban ada
dalam tindakan dan bahasa Manusia sehari-hari. Kewajiban manusia
hadir dalam tindakan dan bahasa Bukan pikiran. Bahasa melukiskan,
mengungkapkan, memberikan wacana Atau semacamnya berkaitan
dengan fenomen kewajiban sedangkan Tindakan mewujudkan
kewajibannya. Dengan tindakan, yang dimaksudkan Dalam artian
luas, bukan hanya sekedar fisik melainkan juga segala apa Yang
merupakan pencetusan eksistensi manusiawi kita. Konfirmasi
Mengenai karakter normative etika ada dalam keseharian hidup
manusia. Karakter normative etika dibuktikan dalam fenomen
peristiwa-peristiwa Kehidupan yang konkret.

Prinsip bonum faciendum et malum vitandum (kebaikan


harus Dilakukan dan keburukan harus dihindarkan) adalah
penegasan realitas Bahwa hidup manusia langsung menyentuh pada
kewajiban moral. Mengapa kebaikan harus atau wajib dilakukan dan
keburukan harus atau Dicegah?. Bagi Immanuel Kant “harus” artinya
wajib, mutlak dan tidak Boleh tidak dan memiliki daya ikat, kebaikan
atau baik itu memiliki daya Ikat untuk dilakukan karena itulah kodrat
kebaikan. Bagi Aristoteles Kebaikan harus dilakukan karena
menjanjikan kebahagiaan. Etika kebaikan Aristotelian bersifat
teologis, yaitu menuju kepada kebahagiaan. Dengan Demikian
kebahagiaan itu jelas tidak dating dengan sendirinya dan tidak Begitu
saja dapat diraih. Menurut Aristoteles, keharusan untuk menjalankan
kebaikan menemukan alasannya pada tujuan kebahagiaan dan
menurut Immanuel Kant keharusannya terletas pada kodrat kebaikan
Itu sendiri.

Di bawah ini ada beberapa pengertian yang berkaitan dengan Esensi


nilai moral:

a. Moralitas Ekstrinsik

Teori yang mengaitkan nilai moral suatu perbuatan dengan


Hokum positif (baik dari Tuhan maupun manusia) disebut
Positivism moral. Namun lebih tepat dikatakan sebagai moralitas
Ekstrinsik. Moralitas ekstrinsik adalah penilaian baik buruk atas
Tindakan manusia yang didasarkan dalam konformitasnya atau
Kesesuaiannya dengan hokum positif atau pemerintah.174
b. Moralitas Intrinsik

Moralitas intrinsik menegaskan kebenaran bahwa tatanan


moral Manusia itu baik atau buruk, adil atau tidak adil bukankarena
Ditentukan oleh keputusan/pertimbangan manusia yang berkuasa atau
instansi yang berkuasa, melainkan kesadaran kita dalam arti Yang
sedalam-dalamnya sebagai manusia.

BAB III. Penutup

1.Kesimpulan

Banyak hal yang bisa diambil pelajaran dari tasawuf. Saat ini bukan saatnya
lagi kita memperdebatkan atau mempersoalkan tasawuf yang hanya akan
membuang-buang waktu saja. Saatnya kini kita mengambil apa yang baik dari
tasawuf dan meninggalkan apa yang tidaktidak sejalan dengan syariat.

Tasawuf dalam kehidupan sosial mempunyai pengaruh yang signifikan dalam


menuntaskan permasalahan dan penyakit sosial yang ada, amalan yang
terdapat dalam ajaran tasawuf akan membimbing seseorang dalam
mengarungi kehidupan dunia menjadi manusia yang arif, bijaksana dan
profesional dalam kehidupan bermasyarakat.

2.saran

Saya mohon maaf jika adanya kesalahan dalam makalah ini. Jika ada
masukan maka saya akan menerimanya dengan senang hati. Terimakasih atas
dukungan teman semua.
Daftar pustaka

Achlami.2012. Tasawuf Sosial dan Solusi Krisis Moral.Jurnal Dosen


Fakultas Dakwah UIN Raden Intan Lampung.

Ubabuddin.2018.Peran Tasawuf dan Pendidikan Islam terhadap Akhlak


Masyarakat Modern. Jurnal Alwatzikhoebillah. 4(1).108-120.

Nilyati. 2015.peranan Tasawuf Dalam Kehidupan Modern. Tajdid.XIV(1).


129-142.

Akhirat. 2016.Tasawuf dan Akulturasi Budaya. Jurnal As-salam. 1(1).1-17.

Anda mungkin juga menyukai