Anda di halaman 1dari 11

CRITICAL JOURNAL REVIEW

KAJIAN FILOSOFI MAD’U

Disusun Oleh

M. IMAM MALIK (0101193117)

Komunikasi dan Penyiaran Islam


Reguler C 2019

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUMATERA UTARA
T.A 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, yang telah
memberikan kita rahmat kesehatan dan kesempatan, sehingga bisa menyusun atau menyelesaikan
penyusunan CJR Kajian Filosofi Mad’u. Pembuatan makalah ini bertujuan sebagai tugas
individu dan sebagai bahan perkuliahan.

saya ucapkan terima kasih kepada dosen pengampu yang sudah mendukung
menyelesaikan makalah ini. Makalah ini saya yakini jauh dari kata kesempurnaan, mohon
maaf bila dalam penyusunan makalah banyak kekurangan ,semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua .

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. RASIONALISASI PENTINGNYA CJR


Mengkritik Jurnal (Critical Journal Review) merupakan kegiatan mengulas
suatu jurnal agar dapat mengetahui dan memahami apa yang disajikan dalam suatu jurnal.
Kritik jurnal sangat penting karena dapat melatih kemampuan kita dalam menganalisis da
nmengevaluasi pembahasan yang disajikan peneliti. Sehingga menjadi masukan
berharga bagi proses kreatif kepenulisan lainnya. Critical Journal Review yangberbentuk
makalah ini berisi tentang review dari jurnal yang sudah ditentukan dengan judul “THE
INFLUENCE OF DA’I PERSONALITY AND DA’WAH BIL-HAL TOWARDS
SPIRITUAL MOTIVATION OF MAD’U”.Semoga usaha ini dapat bermanfaat bagi
pembaca umumnya dan bagi penulis khususnya.

B. TUJUAN
1. Meningkatkan kemampuan meringkas isi jurnal.
2. Meningkatkan kemampuan membedakan suatu artikel dengan artikel lain.
3. Menilai Konstruksi Jurnal (Cover, Isis, Referensi).

C. MANFAAT
1. Membantu pembaca mengetahui gambaran dan penilaian umum dan sebuah jumal
atau hasil karya tulis ilmiah lainnya secara ringkas.
2. Mengetahui kelebihan dan kelemahan jurnal yang dikritik.
3. Mengetahui latar belakang dan alasan jurnal tersebut dibuat.
4. Memberi masukan kepada penulis jurnal berupa kritik dan saran terhadap
cara penulisan, isi, dan substansi jurnal

1|Page
D. IDENTITAS JURNAL
1. IDENTITAS JURNAL UTAMA

JUDUL PSIKOLOGIS MAD’U DI ERA MEDIA


ELEKTRONIK
PENULIS Farida
NAMA JURNAL JURNAL STAIN KUDUS
VOLUME 4
NOMOR 2
TAHUN 2016
ISSN -
HALAMAN 275-302

2. IDENTITAS JURNAL PEMBANDING

JUDUL FIKIH DAKWAH KEPADA MUNKAROT (


Kajian Psikologi Mad’u)
PENULIS Moh. Syahri Sauma
NAMA JURNAL Jurnal Prodi Komunikasi Penyiaran Islam
VOLUME -
NOMOR -
TAHUN -
ISSN 2598-4012
HALAMAN 73-94

2|Page
BAB II
RINGKASAN ISI JURNAL

A. INTISARI JURNAL UTAMA


Manusia memiliki aspek fisiologis dan psikologis yang harus dioptimalkan
dengan memenuhi kebutuhan fisik melalui kebutuhan primer (sandang dan pangan)
dan memenuhi kebutuhan psikis dengan berinteraksi di lingkungan. Sehingga manusia
dengan semua potensi dapat beradaptasi dengan lingkungan, sesama manusia dan
mengelola alam semesta. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa manusia “ada”
dengan potensi pasif yang dimiliki dapat tumbuh dan kembang “mengada” dengan
logika komunikasi dalam memperoleh pengetahuan untuk sempurna, baik di budaya
tradisional maupun modern.
Para filsuf membedakan manusia dari binatang karena memiliki logika.
Namun ada unsur pembeda lain, yakni kemampuan berkomunikasi dengan simbol-
simbol. Manusia adalah makhluk yang tahu bagaimana harus bereaksi tidak hanya
terhadap lingkungan fisiknya, namun juga simbol-simbol yang dibuatnya sendiri.
Anjing yang lapar hanya akan bereaksi terhadap makanan yang disodorkan dengan
memakannya, sedangkan manusia akan menanggapinya dengan berbagai cara,
tergantung pada penafsirannya atas simbol-simbol. Bisa jadi akan membuang
makanan meskipun lapar, kalau cara atau orang menyodorkannya tidak disukainya,
bisa pula menolak karena kebetulan makanan itu tidak sesuai dengan selera atau
dietnya. Itu berarti manusia memiliki lingkungan yang tidak dikenal oleh hewan
(hanya kenal lingkungan fisik dan reaksi terhadap segala sesuatu sangat sederhana).
Ditemukannya teknologi elektronik yang semakinn canggih dapat
dimanfaatkan oleh da’i untuk memudahkan berdakwah Islam melalui siaran radio dan
tayangan televisi. Oleh karenanya, melek media harus dimiliki oleh da’i dan mad’u.
Namun karena da’i dituntut untuk mampu memahamkan dan memberikan
keteladanan pada ma’u harus dapat mengetahui kondisi psikologis mad’u ketika
menyampaikan materi dakwah. Sehingga da’i tidak hanya kompeten dalam
penguasaan materi agama dan keagamaan tetapi juga penggunaan media dakwah dan
kemampuan untuk memprediksi perubahan perilaku masyarakat.
Tujuan utama berdakwah untuk rahmatan lil alamin dapat tetap terus
diupayakan dengan menggunakan media siaran radio dan tayangan televisi sebagai
media publik yang jangkauannya lebih luas kepada seluruh masyarakat, sehingga

3|Page
dakwah yang ramah dan saling menghormati dengan mengutamakan toleransi
menjadi sifat dakwah di era modern. Karena da’i tidak dapat membatasi pendengar
maupun penonton televisi pada acara-acara: diskusidialog keagamaan, ceramah
tentang ibadah, akidah, syariah dan mu’amalah serta tanya jawab tentang masalah
keseharian yang dapat dituntaskan dengan ketakwaan kepada Allah Swt. Sehingga
kondisi psikologis mad’u di era modern tetap diperhatikan oleh da’i agar dapat
diprediksi perubahan perilaku masyarakat yang semakin bermanfaat untuk diri sendiri
dan lingkungan.

B. INTISARI JURNAL PEMBANDING


Fikih dakwah dapat dikelompokkan dalam wilayah muamalah. Sesuatu yang
tidak perlu diragukan lagi bahwa fikih dakwah telah menjadi salah satu bidang ilmu
dari ilmuilmu mu‟tabar (yang sah dan diakui), yang memiliki ushul dan qawa‟id.
Maka setiap da‟i memperhatikan kaidah-kaidah itu, karena ia menyeru manusia untuk
memeluk agama Allah. Tidak cukup seorang da‟i hanya beribadah saja, karena selain
aktif beribadah yang itu memang dituntut, ia juga harus memiliki pemahaman yang
mendalam dan kepekaan yang tajam, sehingga ia dapat berdakwah atas dasar
pengetahuan yang nyata. Karena tanpa memahami seluk beluk dakwah mungkin
seorang da‟i akan membahayakan dan tidak berguna atau ia membuat orang semakin
menjauh, tidak tertarik, atau bahkan ia akan memecah belah umat

Pengertian Fikih Dakwah

Fikih memuat bahasaan hasil pemikiran ajaran Islam yang aplikatif dan hasil
pemikiran itu disampaikan kepada masyarakat melalui dakwah. Jadi fikih dakwah
adalah masalah fikih yang terkait dengan kegiatan dakwah. Dalam fikih dakwah,
permasalahan semakin komplek ketika diterapkan pada masyarakat modern yang
berorientasi pada kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi komunikasi.

Kaidah Fikih Dakwah

1. Nilaisegalasesuatutergantungpadatujuannya (al-umuur bi maqaashidiha)


2. Bahaya itu harus dihilangkan (al-dlarar yuzaal)
3. Kesulitan dapat mendatangkan kemudahan (al-masyaqqah tajlib al-taysiir)
4. Adat istiadat dapat menjadi hukum (al-„aadah muhakkamah)
5. Mencegahlebihefektifdaripadamenindak(al-daf‟uaqwaa min al-raf‟i)

4|Page
Urgensi Amar Ma’ruf Nahi Mungkar

Ma‟ruf diambil dari kata ma‟rifah. Dalam bahasa arab asalnya adalah: suatu
kata yang diketahui oleh hati dan menenangkannya, dan dengannya jiwa merasa
sakinah. Oleh karena yang ma‟ruf itu dinamakan ma‟ruf adapun ma‟ruf menurut
syariat adalah semua isim yang dicintai oleh Allah Ta‟ala; di antaranya adalah taat
dan berbuat baik kepada hambaNya. Dan mungkar menurut bahasa adalah suatu
isimyang diingkari oleh jiwa, tidak diterima, dibenci serta tidak diketahui. Ia adalah
kebalikan dari ma‟ruf. adapun menurut syari‟at adalah semua isimyang diketahui
oleh syar‟at maupun akal tentang jeleknya; yakni maksiat kepada Allah SWT dan
menzhalimi hambaNya.

Psikologi Mad’u

Psikologi berasal dari bahasa Yunani kuno, dari kata psyche dan logos. Secara
etimologis psyche berarti jiwa, roh, sukma dan nyawa, logos, bermakna ilmu, kajian
atau studi. Jadi secara etimologis, psikologis sering diartikan sebagai ilmu jiwa atau
ilmu yang mempelajari tentang roh. Arti psikologi sebagai suatu kajian (studies)
tentang jiwa atau roh bertahan dalam waktu yang cukup lama, terutama ketika
psikologi masih merupakan bagian dari filsafat atau sering disebut dengan psikologi
kuno

Mad‟u adalah objek dakwah bagi seorang da‟i yang bersifat individual, kolektif
atau masyarakat umum. Masyarakat sebagai objek dakwah atau sasaran dakwah
merupakan salah satu unsur yang penting dalam sistem dakwah yang tidak kalah
peranannya dibandingkan dengan unsur-unsur dakwah yang lain. Oleh sebab itu
masalah masyarakat ini seharusnya dipelajari dengan sebaik-baiknya sebelum
melangkah ke aktivitas dakwah yang sebenarnya, itu sebagai bekal dakwah dari
seorang da‟i/mubaligh hendaknya bekal dirinya dengan beberapa pengetahuan dan
pengalaman yang erat hubungannya dengan masalah masyarakat.

Pengetahuan tentang apa dan bagaimana mad‟u baik ditinjau dari aspek
psikologis, pendidikan, lingkungan sosial, ekonomi serta keagamaan, merupakan
suatu hal yang pokok dalam dakwah tersebut sangat membantu dalam pelaksanaan
dakwah, terutama dalam hal penentuan tingkat dan macam materi yang akan
disampaikan, atau metode apa yang akan diterapkan, serta media apa yang tepat untuk
dimanfaatkan, guna menghadapi mad‟u dalam proses dakwahnya.

5|Page
Mad‟u, yaitu manusia yang menjadi sasaran dakwah, atas manusia penerima
dakwah, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok, baik manusia yang
beragama Islam maupun tidak, atau dengan kata lain, manusia secara keseluruhan.
Kepada manusia yang belum beragama Islam, dakwah bertujuan untuk mengajak
mereka untuk mengikuti agama Islam, sedangkan kepada orangorang yang telah
beragama Islam dakwah bertujuan meningkatkan kualitas iman, Islam, dan ihsan.
Secara umum al-Qur‟an menjelaskan ada tiga tipe mad‟u, yaitu : mukmin, kafir, dan
munafik.

6|Page
BAB III
ANALISIS JURNAL

A. PEMBAHASAN ISI JURNAL


1. Menurut Jurnal utama Tujuan utama berdakwah untuk rahmatan lil alamin dapat
tetap terus diupayakan dengan menggunakan media siaran radio dan tayangan
televisi sebagai media publik yang jangkauannya lebih luas kepada seluruh
masyarakatuntuk membantu guru dalam melakukan pekerjaan mereka secara
efektif sedangkan jurnal pembanding memaparkan bahwa fikih dakwah adalah
masalah fikih yang terkait dengan kegiatan dakwah. Dalam fikih dakwah,
permasalahan semakin komplek ketika diterapkan pada masyarakat modern yang
berorientasi pada kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi komunikasi.
2. Jurnal utama hanya mengutip da’i tidak dapat membatasi pendengar maupun
penonton televisi pada acara-acara: diskusidialog keagamaan, ceramah tentang
ibadah, akidah, syariah dan mu’amalah serta tanya jawab tentang masalah
keseharian yang dapat dituntaskan dengan ketakwaan kepada Allah Swt. Sehingga
kondisi psikologis mad’u di era modern tetap diperhatikan oleh da’i agar dapat
diprediksi perubahan perilaku masyarakat yang semakin bermanfaat untuk diri
sendiri dan lingkungan. Sedangkan pada jurnal pembanding selain aktif beribadah
yang itu memang dituntut, ia juga harus memiliki pemahaman yang mendalam
dan kepekaan yang tajam, sehingga ia dapat berdakwah atas dasar pengetahuan
yang nyata. Karena tanpa memahami seluk beluk dakwah mungkin seorang da‟i
akan membahayakan dan tidak berguna atau ia membuat orang semakin menjauh,
tidak tertarik, atau bahkan ia akan memecah belah umat.

7|Page
B. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN JURNAL

1. Kelebihan Jurnal Utama :


❖ Memaparkan secara jelas dan lengkap tentang dakwah
❖ Penulisan jurnal ini sesuai dengan kaidah pembuatan dan penulisan jurnal,
seperti mencantumkan sitasi pada kalimat yang bersumber dari literatur
lainnya, tahun penerbitan, serta volume dan nomor jurnal.
❖ Jurnal ini membawa pembaca membayangkan bahwa tugas seorang dai
sungguh bukan tugas yang mudah dan penuh tanggung jawab
2. Kelemahan Jurnal Utama :
❖ Letak sitasi yang berada di awal ataupun ditengah paragraf sangat
mengganggu karena dapat membuat pembaca kesulitan sehingga membacanya
mengulang dari kalimat pertama dalam paragraf itu.
❖ Tidak menjelaskan secara terperinci tentang mad’u
❖ Judul jurnal tidak di bold dan hurufnya terlalu kecil
❖ Tidak memiliki ISSN
❖ Untuk terbitan tahun 2016 jurnal ini sudah agak tertinggal dan bukan yang
terbaru lagi

1. Kelebihan Jurnal Pembanding:


❖ Latar belakang penulisan jurnal, rumusan masalah, metode, hasil dan
pembahasan disampaikan secara rinci oleh penulis.
❖ Jurnal ini ditulis sesuai dengan kaidah pembuatan jurnal.
❖ Kalimat yang dikutip dari karya orang lain dicantumkan pada daftar pustaka
dan diberi sitasi pada kalimat
❖ Dilengkapi dengan ISSN

2. Kelemahan Jurnal Pembanding :


❖ Tidak tercantum tahun penerbitan
❖ Penggunaan fitur numbering yang tidak teratur membuat reviewer kesulitan
sehingga saat membaca jurnal ada point-point yang tertinggal.
❖ Penyusunan jurnal sedikit kacau dan tidak beraturan.
❖ Tidak memiliki volume dan nomor jurnal

8|Page
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Mad‟u, yaitu manusia yang menjadi sasaran dakwah, atas manusia penerima dakwah,
baik sebagai individu maupun sebagai kelompok, baik manusia yang beragama Islam maupun
tidak, atau dengan kata lain, manusia secara keseluruhan. Kepada manusia yang belum
beragama Islam, dakwah bertujuan untuk mengajak mereka untuk mengikuti agama Islam,
sedangkan kepada orangorang yang telah beragama Islam dakwah bertujuan meningkatkan
kualitas iman, Islam, dan ihsan. Secara umum al-Qur‟an menjelaskan ada tiga tipe mad‟u,
yaitu : mukmin, kafir, dan munafik

B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil Critical Journal Review yang reviewer review diatas yang lebih
cocok dijadikan bahan bacaan adalah jurnal pembanding dikarenakan memuat pengertian
mad’u secara jelas dan lengkap

9|Page

Anda mungkin juga menyukai