Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN MINI RISET DAN REKAYASA IDE

PENCEMARAN DARAT

DOSEN PENGAMPU:
Drs. Jasmidi, M.Si.
Rini Selly, S.Pd, M.Sc

DISUSUN OLEH:

ARIF GUNAWAN (4192431012)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, karena telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya serta kesehatan dan kemudahan kepada saya
sehingga mampu menyelesaikan tugas Laporan MR-RI ini. Tugas ini dibuat untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kimia Lingkungan.
Tugas Laporan MR-RI ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan
dan wawasan kita semua. Kami menyadari bahwa tugas Laporan MR-RI ini masih jauh
dari kesempurnaan, apabila dalam tugas ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan,
kami memohon maaf karena sesungguhnya pengetahuan dan pemahaman yang masih
terbatas, karena keterbatasan ilmu dan pemahaman yang belum seberapa.
Karena itu kami sangat menantikan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya
membangun guna menyempurnakan tugas ini. Kami berharap semoga tugas Laporan
MR-RI ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Atas perhatiannya kami mengucapkan terima
kasih.

Medan, 4 Mei 2022

Penulis

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pencemaran lingkungan telah menjadi prioritas dunia, bahkan
kepopulerannya sering disejajarkan dengan masalah hak asasi manusia (HAM)
dan demokrasi. Lingkungan adalah bagian dari integral kehidupan manusia
kapan dan dimanapun mereka berada. Dengan lingkungan manusia melakukan
interaksi, dalam melakukan interaksi manusia membutuhkan kenyamanan dan
ketenangan. Untuk memperoleh kenyamanan harus memiliki lingkungan yang
sehat dan bersih, kesehatan yang sangat di butuhkan oleh manusia. Kebersihan
adalah merupakan prasyarat untuk memperoleh kesehatan. Kebersihan yang
dimaksudkan adalah bersih jiwa dan bersih lingkungan, bersih lingkungan di
peroleh dengan pengelolaan sampah yang baik.
Kota Medan adalah merupakan salah satu kota yang padat
penduduknya. Boleh dikatakan bahwa produksi sampah sangat banyak setiap
hari, baik sampah masyarakat maupun sampah industri. Sampah pada dasarnya
merupakan bahan yang dibuang atau yang terbuang dari suatu hasil aktifitas
manusia maupun proses–proses alam yang dipandang tidak memiliki manfaat
lagi. Menurut UU No.18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah rumah
tangga. Sampah didefinisikan dengan sisa kegiatan sehari–hari manusia atau
peroses alam yang berbentuk padat atau semi padat.
Majelis Ulama Indonesia sebagaimana disebutkan dalam fatwa MUI
No.47 Tahun.2014, sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia atau
proses alam.3 Secara keseluruhan sampah merupakan konsekuensi dari adanya
aktifitas manusia sehingga dalam penangananya memerlukan biaya, tenaga dan
waktu yang relatif besar .
WHO (world health organization) mengartikan sampah ialah sesuatu
yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang dibuang
yang berasal dari kegiatan manusia.

1
Atas dasar informasi diatas sudah seharusnya setiap warga atau
masyarakat baik dari golongan apapun di manapun dan kapanpun waktunya
bertanggung jawab terhadap kebersihan lingkungannya dengan tidak
membuang sampah yang merupakan hasil dari aktivitas masyarakat itu sendiri,
karena pada dasarnya setiap kegiatan warga masyarakat menghasilkan sampah
baik ketika memproduksi maupun ketika mengkonsumsi. Sehingga sampah
inilah yang cukup besar andilnya dalam pencemaran dan merusak estetika
lingkungan sebagaimana yang terihat sekarang dibeberapa tempat di kota
Medan ditemukan timbunan atau tumpukan sampah.
Sampah dan sisa makanan yang dibuang secara sembarangan
mengundang banyak kuman dan parasit. Hal ini karena sampah yang dibiarkan
tergeletak di dalam rumah atau di tanah membusuk dan banyak kuman akan
tumbuh di atasnya, terlebih jika cuaca sedang hangat dan lembap. Kuman-
kuman tersebut dapat menularkan berbagai macam penyakit apabila disentuh
oleh manusia. Itu mengapa, penting untuk tidak membuang sampah
sembarangan karena untuk mencegah timbulnya penyakit.
Keadaan yang terjadi di Kecamatan Sunggal Desa Sei Mencirim Dusun
1 tidak jauh berbeda dengan wilayah lainnya di kota Medan, sampah rumah
tangga yang dihasilkan masyarakatnya mengalami peningkatan setiap harinya.
Tentu kondisi ini membawa dampak tersendiri bagi kesehatan masyarakat dan
lingkungan seperti masalah pelayanan, masalah pengelolaan, masalah
pengumpulan atau masalah pengangkutan sampah Rumah tangga, serta
dampak yang paling tinggi adalah terjadinya banjir. Hal ini terbukti betapa
seringnya ditemukan di sekitar rumah penduduk, di pinggir jalan atau Gang
warga, di lahan-lahan kosong dan di drainase (parit busuk) dipenuhi gumpalan-
gumpalan sampah yang seharusnya bukan tempat pembuangan sampah.
Pembuatan label sampah organik dan anorganik dapat membantu
meminimalisir terjadinya pencemaran darat yang disebabkan oleh sampah. Hal
ini juga dapat membantu kinerja Petugas layanan sampah serta dapat menjadi
sumber pendapatan untuk masyarakat-masyarakat sekitar. Sampah organik
dapat diubah menjadi pupuk kompos dan dapat diaplikasikan untuk masyarakat

2
yang memiliki lahan pertanian. Sedangkan sampah anorganik dapat dijual
kembali kepada penadah barang rongsokan.
Kegiatan sosialisasi pun harus sering-sering dilaksanakan dan
dilakukan kepada masyarakat, tak lain tujuan sosialisasi ini adalah untuk
mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan, dampah
sampah, dan juga mengenai solusi mencegah pencemaran darat yang dilakukan
oleh sampah.
Berdasarkan informasi yang telah dipaparkan, maka penulis
melaksanakan Mini riset dan rekayasa ide “Pemanfaatan Sampah Melalui
Trash Labels Bankers untuk Mengurangi Masalah Sampah di Dusun I
Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal”

1.2. Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan dari Laporan ini yaitu:
a. Untuk mencari tahu permasalahan pencemaran darat di lingkungan rumah
penulis
b. Untuk memberikan solusi terhadap permasalahan pencemaran darat di
lingkungan rumah penulis

1.3. Manfaat Penulisan


Berikut merupakan manfaat dari penulisan Laporam MR-RI ini yaitu
sebagai berikut:
a. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang pencemaran darat
b. Sebagai bahan pertimbangan untuk mengatasi masalah sampah
c. Seagai sumber bacaan untuk pelajar tentang pencemaran darat

3
BAB II
USULAN IDE

2.1. Bank Sampah


Menurut PP No. 81 tahun 2012, tentang Pengelolaan Sampah Sejenis
Sampah Rumah Tangga, pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis,
menyeluruh dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan
penanganan sampah. Pengelolaan sampah dimulai dari sumber, pewadahan,
pengumpulan, transfer/pemindahan dan transport/pengangkutan, pengolahan
serta pembuangan akhir. Pengurangan meliputi pembatasan timbulan, pendaur
ulangan sampah dan atau pemanfaatan kembali sampah. Penanganan sampah
meliputi kegiatan pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, dan pemrosesan
akhir sampah.
Bank sampah yaitu suatu unit kerja yang melakukan pengelolaan
sampah dimana kegiatannya meliputi pemilahan sampah dari sumbernya yang
kemudian dikumpulkan pada suatu tempat kemudian dijual ke pihak ketiga
atau diolah kembali. Bank Sampah dibuat dengan menerapkan Undang-
Undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah bahwa prinsip
pengelolaan sampah adalah reduce, reuse, dan recycle yaitu mengurangi,
menggunakan kembali dan mengolah sampah. Dengan permasalahan sampah
di Indonesia yang semakin pelik, keberadaan bank sampah dapat menjadi
solusi dalam mengatasi sampah dengan pengumpulan sampah dan pengolahan
sampah.
Kegiatan operasional bank sampah selama ini masih menunggu bola
yaitu dengan memperoleh sampah dari warga sekitar atau pemulung yang ingin
menyetorkan sampahnya ke bank sampah. Sebagian besar sampah yang
diperoleh di bank sampah adalah sampah limbah sampah non organik yang
mudah untuk diolah. Namun perlunya kesadaran masyarakat dalam menjaga
lingkungan serta menyetorkan sampah ke Bank sampah. Terlebih lagi kendala
masyarakat yang tidak mengetahui letak lokasi dari bank sampah yang ada di

4
Kecamatan Sunggal. Hal tersebut menjadi kendala pemerintah untuk
memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam penyetoran sampah.

2.2 Trash Label


2.2.1 Pengertian Trash Label
Trash Label adalah label yang digunakan untuk menandai sampah sesuai
dengan sifatnya. Trash label digunakan untuk memudahkan masyarakat
mengetahui kemana ia harus membuang sampah yang sifatnya organik atau
anorganik. Trash label berguna untuk meminimalisir terjadinya penumpukan
sampah yang menyebabkan terjadinya pencemaran darat.
2.2.2 Trash Label Organic
Sampah organik terdiri dari bahan- bahan penyusun tumbuhan dan
hewan yang diambil dari alam atau dihasikan dari kegiatan rumah tangga,
pertanian, perkantoran, dan kegiatan lain. Sampah ini dengan mudah diuraikan
dalam proses alami. Sampah rumah tangga sebagian besar merupakan bahan
organik. Sampah organik itu adalah sampah dari dapur seperti sisa makanan,
sayuran, kulit buah, rampah-rempah dan lain-lain.
Trash label organik merupakan label untuk sampah-sampah yang dapat
diurai oleh bakteri atau dikenal dengan sampah organik. Penggunaan trash
label organic ini ditempelkan pada setiap penampung sampah khusus organik,
serta diberikan juga contoh-contoh dari sampah organik tersebut.

5
2.2.3 Trash Label Anorganic
Sampah anorganik berasal dari sumber daya alam tak terbaharui seperti
mineral, minyak bumi, dan atau dari proses industri. Beberapa dari bahan ini
tidak terdapat di alam seperti plastik dan alumunium. Sebagai zat anorganik
secara keseluruhan tidak dapat di urai oleh alam, sedangkan sebagaian lainya
hanya dapat diurai dalam waktu yang sangat lama. Sampah jenis ini dalam
tingkat rumah tangga dalam bentuk botol kaca, botol plastik, tas plastik, dan
kaleng. Kertas, koran dan karton yang berupa perkecualian. Berdasarkan
asalnya, kertas, koran dan karton termasuk sampah organik. Tetapi karena
kertas, koran dan karton dapat di daur ulang seperti sampah anorgaik lain
(misalnya gelas, kaleng dan plastik), maka dimasukkan kedalam kelompok
sampah anorganik.

6
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Hasil Mini Riset


Mini riset ini dilakukan dengan cara mewawancarai kepala dusun 1
desa sei mencirim kecamatan sunggal. Kepala dusun memaparkan
bahwassannya memang masalah sampah merupakan salah satu masalah yang
hingga saat ini masih terus dilakukan perbaikan dan pembenahan. Selain
penyelenggaran pengelolaan sampah oleh pemerintah harus melewati surat
menyurat yang panjang, kesadaran masyarakat juga belum sepenuhnya paham
akan mengenai sampah dan dampak yang akan ditimbulkan. Di dusun 1 desa
sei mencirim sendiri, terdapat beberapa titik tumpukan sampah yang biasa
dijadikan tempat pembuangan oleh masyarakat sekitar.
Trash Label adalah label yang digunakan untuk menandai sampah sesuai
dengan sifatnya. Trash label digunakan untuk memudahkan masyarakat
mengetahui kemana ia harus membuang sampah yang sifatnya organik atau
anorganik. Trash label berguna untuk meminimalisir terjadinya penumpukan
sampah yang menyebabkan terjadinya pencemaran darat.
Nantinya sampah organik yang telah terkumpul akan dialurkan kepada
pengelola sampah menjadi pupuk dan sebagainya, sedangkan sampah-sampah
anorganik akan diolah kembali kepada penadah barang rongsokan. Hal ini
dapat menjadi pundi-pundi penghasilan bagi masyarakat sekitar daripada
sampah yang dihasilkan dibuang dan dibiarkan saja hingga menimbulkan bau
tak sedap dan menjadi sumber penyakit.
Pembuatan label sampah organik dan anorganik dapat membantu
meminimalisir terjadinya pencemaran darat yang disebabkan oleh sampah. Hal
ini juga dapat membantu kinerja Petugas layanan sampah serta dapat menjadi
sumber pendapatan untuk masyarakat-masyarakat sekitar. Sampah organik
dapat diubah menjadi pupuk kompos dan dapat diaplikasikan untuk masyarakat

7
yang memiliki lahan pertanian. Sedangkan sampah anorganik dapat dijual
kembali kepada penadah barang rongsokan.

3.2 Kendala yang Dialami


Masih banyak masyarakat sekitar yang belum memahami apa itu
sampah organik dan sampah anorganik. Hal ini menjadi kendala ketika
mengaplikasikan trash label ini kepada masyarakat. Sehingga Kegiatan
sosialisasi pun harus sering-sering dilaksanakan dan dilakukan kepada
masyarakat, tak lain tujuan sosialisasi ini adalah untuk mengedukasi
masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan, dampah sampah, dan juga
mengenai solusi mencegah pencemaran darat yang dilakukan oleh sampah.
Masyarakat juga diberitahu mengenai petunjuk trash label dan bagaimana
untuk menjual sampahnya kepada penadah sampah organik dan anorganik.

8
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh dan
berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah.
Pengelolaan sampah dimulai dari sumber, pewadahan, pengumpulan,
transfer/pemindahan dan transport/pengangkutan, pengolahan serta
pembuangan akhir. Pengurangan meliputi pembatasan timbulan, pendaur
ulangan sampah dan atau pemanfaatan kembali sampah. Penanganan sampah
meliputi kegiatan pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, dan pemrosesan
akhir sampah.
Trash Label adalah label yang digunakan untuk menandai sampah sesuai
dengan sifatnya. Trash label digunakan untuk memudahkan masyarakat
mengetahui kemana ia harus membuang sampah yang sifatnya organik atau
anorganik. Trash label berguna untuk meminimalisir terjadinya penumpukan
sampah yang menyebabkan terjadinya pencemaran darat.

9
10

Anda mungkin juga menyukai