Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam yang
diampu oleh Ahmad Abdul Rochim M,Pd
Disusun Oleh :
1. Cucu cahyati
2. Andrian afandi
3. Nur hilaliyah
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmatnya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik pikiran maupun materinnya.
Penulis sangat berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi yang baca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini
bisa pembaca praktekan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai penyusun
merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………..…............
DAFTAR ISI…………………………………………………………………. 2
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………….. 17
4
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kehadiran agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad Saw diyakini dapatmenjamin
terwujudnya kehidupan manusia yang sejahtera lahir dan batin. Petunjuk- petunjuk agama
mengenai berbagai kehidupan manusia, sebagaimana terdapat didalam sumber ajarannya,
Alquran dan Hadis, tampak amat ideal dan agung. Islammengajarkan kehidupan yang
dinamis. Islam turun sebagai agama yang sempurna,sebagai panutan hidup setiap manusia di
dunia. Islam artinya selamat adalah agamayang berkeinginan membawa seluruh ummatnya
pada jalan yang benar yaitu jalankeselamatan, jalan kebahagiaan, dan jalan kedamaian di
dunia dan akhirat. Sebab ituIslam merupakan agama yang melampaui berbagai aspek
kehidupan manusia di dunia, baik jasmani maupun rohani. Aspek dunia-akhirat ataupun
aspek jasmani-rohanisebenarnya bukanlah dua hal yang beda, yang meski diutamakan salah
satunya,keduanya adalah identitas yang integratif satu dengan yang lainnya dan
seharusnyaselalu diupayakan supaya keduanya melekat dalam diri umat muslim.
5
Manusia yang bebas menentukan pilihan adalah manusia modern, karenamanusia
modern adalah manusia yang mandiri terbebas dari penjajahan sesamanya.Akan tetapi dalam
perjalanan sejarahnya umat Islam yang diawal abad ke 7 hingga 13mengalami kemajuan atau
kemodernan, belakangan seakan kembali menjadimasyarakat yang taradisional yang sangat
menghargai tradisi-tradisi, adat istiadat,legenda bahkan nilai-nilai yang jauh dari nilai-nilai
Islam modern. Manusia mulaiterjerembab kepada syirik minimal syirik khafi, tetapi sangat
tampak dari perilakutidak rasional yang mengiringinya. Membicarakan kemodernan secara
umum tidakterlepas dengan aspek pskologis, kerena modern banyak terkait dengan nilai,
sikapdan perilaku seseorang sacara individual.
Begitu pula membicarakan Islam modern tentu tidak terlepas dengan pembicaraan
Islam tradisional bahkan Islam post modern. Islam tradisional dicirikandengan keterkaitan
lebih berat dengan tradisi-tradisi yang didukung oleh emosi/rasa,sementara Islam modern
lebih berat kepada rasional-ilmiah, dan Islam post modernlebih menitik beratkan
penghargaan terhadap perbedaan-perbedaan dan tidakterkungkung dengan tradisi, lebih
menyatukan antara sisi rasio dan emosi.Modern yang lebih berat kepada rasio-ilmiah
seringkali berlebihan sehinggadipandang dari sudut agama bisa menjadi leberal, tetapi yang
berlebihan kepadatradisional bisa menjadikan fondamentalis ekstrim. Keduanya seakan lepas
darimeanstream Islam yang sesungguhnya. Dengan memahami dan mengamalkan
semuaajaran Islam dengan baik dan benar sesuai syariatnya. Umat Islam diharapkan
mampumelihat berbagai ragam bentuk pengamalan agama Islam dalam konsep ruang
lingkupkehidupan sehari-hari.
B. Rumusan Masalah
3. Bagaimana cara membangun argumen tentang urgensi dan metode pribumisasi Al-Qur`an
C. Tujuan Masalah
3.Untuk mengetahui cara membangun argumen tentang urgensi dan metode pribumisasi Al-
Qur`an.
6
BAB II
PEMBAHASAN
Berkenaan dengan istilah modern, para ahli berbeda-beda menanggapi atas dasarteori
masing-masing. Ada yang menekankan bahwa modern artinya menghargai sesuatuyang
rasional, sebaliknya yang selalu mengetengahkan emosi disebut tidak modern.Ahli lain
melihat bahwa modern itu sama dengan maju yakni orang-orang yang selalumenghargai
perubahan, karena perubahan tersebut merupakan sunnatullah, sementaralawannya adalah
orang-orang yang senang kepada status quo, atau yang statis tidak mudahmenerima
perubahan. Bahkan dari segi teologi berpaham jabariah dan berperilaku fatalis.
Ada pula yang mengartikan modern sebagai yang baru muncul atau sesuatu
yangkontemporer sebagai lawan dari klasik, modern adalah hal-hal yang
bersifatkesekarangan, adapun yang klasik berarti sesuatu yang berkonotasi zaman
lampau.Kata modern selalu terkait erat dengan modernisasi, yang menurut Nurcholish Madjid
pengertiannya identik atau hampir identik dengan pengertian rasionalisasi. Dalam hal ini
berarti proses perombakan pola berpikir dan tata-kerja lama yang tidak akliah (rasional),dan
menggantinya dengan pola berpikir dan tata-kerja baru yang akliah. Kegunaannyaialah untuk
memperoleh daya-guna dan efisiensi yang maksimal. Istilah modern ada yangmengaitkan
dengan pemikiran Barat, Sigit Bayu Aji, menyatakan adalah barang tentumenjadi pertanyaan
kembali, mengingat pemikiran kontemporer Islam yang bersifat Islamiitu dihubungkan
dengan modern yang identik dengan Barat.
7
Maka, berbagai kerangka pemikiran yang mengabsenkan Al Qur’an dan Sunnah yang
menjadi khasnya- barang tentu tidak dikatakan sebagai pemikiran Islam. Adapun pada tataran
aksiologis, pemikiran Islam ataupun Barat akan membias dan hilang corakkhasnya karena
disesuaikan dengan yang ada. Memang membicarakan istilahmodern dikaitkan dengan Islam
selalu saja dibarengi oleh kekhawatiran-kekhawatiran justru rasionalisasi yang berasal dari
Barat seringkali membawa budayanya sendiri yaknimaterialisme, empirisme, skularisme,
positivisme dan pragmatisme. Islam tidakmenentang upaya rasional, tetapi Islam tidak
berhenti pada hasil upaya rasio/akliah bahkanmenganjurkan penggunaan rasio atau pikir
untuk menghayati segala sesuatu. Akan tetapiIslam menghendaki agar manusia
memanfaatkan potensi lain untuk menggapai kebenaranilmiah. Nurcholish Madjid
melukiskan bahwa bagi seorang muslim yang sepenuhnyameyakini kebenaran Islam sebagai
dengan sendirinya menganut cara berpikirIslami. Demikianlah, dalam menetapkan penilaian
tentang modernis juga berorientasikepada nilai-nilai besar Islam. Dia berpendapat bahwa
modernisasi (upaya menjadimodern) adalah keharusan bahkan kewajiban yang mutlak.
Modernisasi merupakan pelaksanaan perintah dan ajaran Tuhan Yang Maha Esa. Dasar sikap
tersebut adalah:
1. Allah mencipakan seluruh alam ini dengan haq bukan batil atau palsu (QS An Nahlayat 3;
Shad ayat 27)
2. Dia mengaturnya dengan pengaturan Ilahi (Sunnatullah) yang menguasai dan pasti (QSAl-
A’raf ayat 54 dan Al-Furqan ayat 2)
3. Sebagai buatan Tuhan Maha Pencipta, alam ini adalah baik, menyenangkan(mendatangkan
kebahagiaan duniawi dan harmonis (QS Al-Anbiya ayat 7 dan Al-Mulkayat 3)
4. Manusia diperintah oleh Allah untuk mengamati dan menelaah hukum-hukum yang ada
dalam ciptaan-Nya (QS Yunus ayat 101).
5. Allah menciptakan seluruh alam raya untuk kepentingan manusia, kesejahteran hidupdan
kebahagiaannya sebagai rahmat dari-Nya. Akan tetapi hanya golongan manusiayang berpikir
atau rasional yang akan mengerti kemudian memanfaatkan karunia itu(QS Al-Jatsiyah
ayat13).
6. Karena adanya perintah untuk menggunakan akal pikiran (rasio) itu, Allah melarangsegala
sesuatu yang menghambat perkembangan pemikiran, yaitu terutama berupa pewarisan
8
membuta terhadap tradisi-tradisi lama yang merupakan cara berpikir dan tatakerja generasi
sebelumnya (QS Al-Baqarah ayat 170, Al-Zukhruf ayat 22-25).
Mengenai standar maju atau modern itu terserah siapa yang mengukurnya,
bangsamana yang berkepentingan, dan lain-lain. Oleh sebab itu maju atau modern
menurutmasyarakat Barat belum tentu disebut maju atau modern oleh masyarakat Timur.
Akantetapi ada standar yang mungkin bisa disepakati yakni apa yang diketengahkan oleh
AlexInkles bahwa modern itu terkait dengan sikap bukan style hidup seseorang. Sikap
seorangmodern itu adalah objektif, ilmiah, open minded, transparan, etos kerja
tinggi,disipilin, kreatif, dinamis dan inovatif. Apabila modern diartikan dengan maju, terbuka,
berubah, cinta kepada kualitas, berorientasi ke masa depan bukan kepada tradiri-tradisimasa
lalu, mendekati sesuatu berdasarkan pikiran rasional seperti objektif danilmiah, maka Islam
modern melebihi semua itu karena Islam modern mendasarkaneksistensinya kepada tauhid
sehingga manusia betul-betul menjadi bebas dan merdeka dari belenggu ekploitasi, bebas dari
belenggu skularistis, kapitalistis dan paragmatis yangsangat berkembang saat ini
.Hal seperti inilah yang diemban oleh Islam untuk dikembangkan di tengah-
tengahmasyarakat. Makna kemerdekaan akan mampu ditumbuhkan bilamana kita
memahamikemerdekaan yang hakiki. Kemerdekaan yang hakiki adalah terbebasnya manusia
dari berbagai penjajahan, penguasaan, pengaruh, penyusahan atau
penghambaan.Penghambaan hanya satu yakni penghambaan kepada Tuhannya.
Penghambaan kepadaTuhan sesungguhnya membebaskan manusia dari penghambaan kepada
manusia, penghambaan kepada orang lain, materi atau kepada diri sendiri. Untuk itu
dibutuhkantauhid sebagai lawan dari syirik. Secara individu dia bebas dari pengaruh individu
lain.Mempengaruhi orang lain adalah penjajah, dipengaruhi orang lain adalah terjajah, harus
dihindari oleh siapapun. Oleh karena itu Nabi mengajarkan sebuah do’a: “Ya Allah aku
berlindung dengan Engkau dari ketidak mampuan bayar utang dan dari pengaruh seseorang”.
Manusia yang terbebaskan dari keinginan mempengaruhi orang dan terbebas dari
pengaruh orang lain, adalah manusia yang menyadari status dirinya yakni sama-samasebagai
makhluk Tuhan, dan bahwa kekuasaan yang dimilikinya tidak lebih hanyalah pemberian
Tuhannya. Yusuf Al-Qardhawi menegaskan bahwa datangnya Islammenetapkan paham
kebebasan, ketika manusia pada masa itu tidak bebas, baik dalam berpikir, berpolitik, baik di
bidang agama, ekonomi atau masyarakat. Maka seiring dengandatangnya Islam ini, diakuilah
kebebasan berakidah, kebebasan berbicara dan mengeritik.
9
Beliau mengutip ucapan Umar bin Khattab berikut: “Mulai kapan kamu
memperbudak manusia, sedangkan mereka dilahirkan oleh ibu-ibu mereka dalam keadaan
bebas”
2. Definisi Keindonesiaan
Upaya memahami Islam secara baik, benar dan kompherensif perludiperhatikan hal-
hal sebagai berikut:Islam harus dipelajari dari sumbernya yang asli yaitu Al-Qur’an dan As-
Sunnah Rasulullah saw. Kekeliruan memahami Islam, karena orang hanyamengenalnya dari
sebagian ulama yang telah jauh dari bimbingan Al-Qur’an dan As-Sunnah, atau melalui
pengenalan dari sumber kitab-kitab fikih dantasawuf yang semangatnya sudah tidak sesuai
dengan perkembangan zaman.
1. Islam harus dipelajari secara integral, tidak parsial. Artinya dipelajari secaramenyeluruh
sebagai satu kesatuan, tidak hanya sebagian saja. Memahami Islamsecara parsial akan
membahayakan, menimbulkan sikap skeptis, bimbang, dan penuh keraguan.
10
2. Islam perlu dipelajari dari kepustakaan atau buku-buku yang ditulis oleh paraulama besar,
cendikiawan muslim, sarjana-sarjana Islam, karena pada umumnyamereka memiliki
pemahaman yang baik, yaitu pemahaman yang lahir dari perpaduan ilmu yang dalam
terhadap Al-Qur’an dan As-Sunnah Rasulullah saw.dengan pengalaman dari praktik ibadah
yang dilakukannya setiap hari.
3. Islam hendaknya dipelajari dari ketentuan-ketentuan normatif teologis yang adadalam Al-
Qur’an, baru kemudian dihubungkan dengan kenyataan historis,
4. Islam dipelajari dan dihubungkan dengan berbagai persoalan yang dihadapimsnusia dalam
masyarakat dan dilihat relasi serta relevansinya dengan persoalan- persoalan politik,
ekonomi, sosial, budaya, sains sepanjang sejarah manusiaterutama sejarah umat Islam.
6. Islam dipelajari dengan metode yang sesuai dengan agama dan ajaran Islam.
Ali Syari’ ati lebih lanjut menyatakan, ada berbagai cara dalam memahami islam
melalui metode perbandingan, yaitu :
Terdapat metode lain dalam memahami Islam yaitu metode tipologi.Metode ini oleh
banyak ahli sosiologi dianggap objektif, berisi klasifikasi topikdan tema yang mempunyai
tipe yang sama. Terdapat lima aspek atau ciri dariagama Islam, yaitu :
11
1. aspek ketuhanan,
2.aspek kenabian,
4. aspek keadaan
Dalam bukunya Studi Agama Islam, terdapat tiga metode dalam memahamiagama
Islam , yaitu:
1. Metode Filosofis
Filsafat adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang membahas segala sesuatudengan
tujuan untuk memperoleh pengetahuan sedalam-dalamnya sejauh jangkauan kemampuan akal
manusia, kemudian berusaha untuk sampai kepadakesimpulan-kesimpulan yang universal
dengan meneliti akar permasalahannya.Memahami Islam melalui pendekatan filosofis ini,
seseorang tidak akan terjebak pada pengalaman agama yang bersifat formalistik, yakni
mengamalkan agamadengan tidak memiliki makna apa-apa atau kosong tanpa arti. Namun
bukan pulamenafikan atau menyepelekan bentuk ibadah formal, tetapi ketika
diamelaksanakan ibadah formal disertai dengan penjiwaan dan penghayatan terhadapmaksud
dan tujuan melaksanakan ibadah tersebut.
2. Metode Historis
Metode historis ini sangat diperlukan untuk memahami Islam, karena Islam itusendiri
turun dalam situasi yang konkret bahkan sangat berhubungan dengankondisi sosial
kemasyarakatan. Melalui metode sejarah, seseorang diajak untukmemasuki keadaan yang
sebenarnya dan hubungannya dengan terjadinya suatu peristiwa.
3. Metode Teologi
12
yang di dalamnya belum terdapat penalaran pemikiran manusia. Dari beberapa metode diatas
kita melihat bahwa metode yang dapat digunakan untukmemahami Islam secara garis besar
adalah dengan metode Komparasi, yaitu suatucara memahami agama dengan
membandingkan seluruh aspek yang ada dalamagama Islam tersebut dengan agama lainnya,
dengan demikian akan dihasilkan pemahaman Islam yang obyektif dan utuh.
4. Metode ilmiah
digunakan untuk memahami Islam yang terkandung dalam kitab suci. Melalui metode
teologis normatif ini seseorang memulai dari meyakini Islam sebagaiagama yang mutlak
benar. Hal ini didasarkan pada alasan, karena agama bersal dariTuhan, dan apa yang berasal
dari Tuhan Mutlak benar, maka agamapun mutlak benar. Setelah itu dilanjutkan dengan
melihat agama sebagai norma ajaran yang berkaitan dengan aspek kehidupan manusia yang
secara keseluruhan diyakini amatideal. Melalui metode teologi normatif yang tergolong tua
usianya ini dapatdihasilkan keyakinan dan kecintaan yang kuat, kokoh dan militan pada
Islam,sedangkan metode ilmiah yang dinilai sebagai tergolong muda usianya ini
dapatdihasilkan kemampuan menerapkan Islam yang diyakini dan dicintainya itu
dalamkenyataan hidup serta memberi jawaban terhadap berbagai permasalahan yang dihadapi
manusia.
a. Islam Normativitas
Adalah suatu ajaran yang ditelaah lewat berbagai suatu pendekatan darisumber-
sumber hukum tentang persoalan ketuhanan. Islam Normatif adalah pengumpulan sumber-
sumber hukum yang terdapat dalam AlQur’an dan Hadits/Sunnah Nabi yang kebenarannya
bersifat mutlak yang murni dari firmanTuhan tanpa ada campur tangan manusia. Sebagai
contoh yaitu suatu ayat Alqur’an yang turun itu merupakan aspek normatif Islam yang
kedudukannya adalah absolut, sehingga kebenaran yang ada di dalam al-Qur’an merupakan
kebenaran yang pasti.
Islam Normatif di maknai sebagai Islam yang datang memuat nilai-nilai,aturan, etika
yang murni dari Tuhan tanpa adanya intervensi manusia. Islamnormatif memuat seperangkat
nilai-nilai yang kebenarannya absolut. Padaumumnya, normativitas ajaran wahyu (teologis-
normatif) dibangun, diramu,dibakukan, dan ditelaah lewat pendekatan doktrinal-teologis.
Pendekatan ini berangkat dari teks yang sudah ditulis dalam kitab suci.
13
Teologi adalah pemikiran tentang persoalan ketuhanan. Contoh persoalanketuhanan
diantaranya adalah adanya nabi palsu dan manusia pada umumnyadapat mempercayainya.
Untuk mengatasi hal tersebut seseorang harusmengetahui arti dari Islam normatif dan historis
dengan sesungguhnya
14
b. Islam Historik
Ketika Islam dilihat dari sisi historis atau sebagaimana yang tampak alammasyarakat,
Islam tampil sebagai sebuah disiplin ilmu atau ilmu keIslaman. Kajianhistorisitas keagamaan
ditelaah lewat berbagai pendekatan keilmuan social– keagamaan yang bersifat multi dan
interdisipliner, baik lewat pendekatan historis,filosofis, psikologis, sosiologis, kultural,
maupun anthropologis.
Islam Historik atau Islam sebagai produk sejarah adalah Islam yang dipahami
danIslam yang dipraktekkan kaum muslim di seluruh penjuru dunia, mulai dari masa
nabiMuhammad SAW sampai sekarang.
15
berisi sejarah turunnya ayat al-qur’an.dengan ilmu asbaban-nuzul ini seseorang akan dapat
mengetahui hikmah yang terkandung dalam suatu ayat yang berkenaan dengan hukum
tertentu dan ditujukan untuk memelihara syari’at dari kekeliruan yang memahaminya.
Pribumisasi islam telah menjadikan agama dan budaya tidak saling mengalahkan,
melainkan terwujud dalam pola nalar keagamaan yang tidak lagi mengambil bentukautentik
dari agama serta berusaha memberikan jembatan yang selama ini melintasantara agama dan
budaya. Islam pribumi justru memberi keanekaragaman interpretasidalam praktik kehidupan
beragama (Islam) disetiap wilayah yang berbeda-beda.Dengan demikian, islam tidak lagi
dipadandang secara tunggal, melainkan beranekaragam.
Islam pribumi sebagai jawaban dari Islam autentik mengandaikan tiga hal; pertama,
Islam pribumi memiliki sifat kontekstual, yakni Islam dipahami sebagai ajaranyang terkait
dengan konteks zaman. Perubahan waktu dan perbedaan wilayah menjadikunci untuk
menginterpretasikan ajaran. Dengan demikian islam akan mengalami perubahan dan
dinamika dalam merespon perubahan zaman. Kedua, Islam pribumi bersifat progresif, yakni
kemajuan zaman bukan dipahami sebagai ancaman terhadap penyimpangan ajaran dasar
agama (Islam), tetapi dilihat sebagai pemicu untukmelakukan respons kreatif secara inten.
Ketiga, Islam Pribumi memiliki karakterliberatif, yaitu Islam menjadi ajaran yang dapat
menjawab problem-problemkemanusiaan secara universal tanpa melihat perbedaan agama
dan etnik.
Kedudukan Al-quran
Sesungguhnya Al-Qur’an merupakan tali Allah yang sangat kuat dan jalan-Nyayang
lurus. Allah telah meyebutkan dengan sifat yang sangat agung. Sebagaimana firman Allah
16
dalam surah An Nisa’:174.“Hai manusia sesungguhnya telah datang kepadamu bukti
kebenaran dari Rabb-mu, dan telah kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang
(AlQur’an).” (QS.An Nisa’:174)
Tafsir merupakan disiplin ilmu yang cakupannya paling luas dan yang palingmulia.
Tafsir dikatakan memiliki cakupan paling luas karena seorang ahli tafsirmembahas berbagai
macam disipin ilmu, diantaranya membahas tentang akidah, fikih,dan akhlak. Sedangkan
tafsir dikatakan paling mulia karena kemuliaan sebuah ilmu itu berkaitan dengan867 materi
yang dipelajarinya. Disamping itu, seseorang dapat memetik pelajaran dari ayat-ayat Al
Qur’an tentunya dengan mengetahui makna-maknanya yang terkandung dalam Al Qur’an itu
sendiri.
Sebagai sumber asasi ajaran islam yang dianut masyarakat Arab era turunnya al-
Qur’an, al-Qur’an tentu menduduki posisi sentral bagi masyarakat penganutnya. Terutama
sejak al-Qur’an mengalahkan berbagai tantangan yang dilontarkannya parakahin dan penyair
Arab saat itu.kendati muncul suara minor al-Qur’an sebgai sihir yang diadopsi Muhammadd
dari para penyair Arab pra al-Qur’an , al-Qur’an mulai diminati banyak orang dan bahkan
dijadikannya sebagai way of life dan pandangan hidupmasyarakat Arab saat itu. Sejak itulah,
al-Qur’an sebagai sumber asasi Islam yangdianut masyarakat Arab menduduki posisi sentral
dalam peradaban Arab.
Pada konteks seanjutnya akan tercipta pola-pola keberagamaan (islam) sesuai dengan
konteks lokalnya dalam wujud “Islam Pribumi” sebagai jawaban dari “IslamAutentik” yang
ingin melakukan proyek arabisme di dalam setiap komunitas Islam diseluruh penjuru dunia. “
Islam Pribumi” justru memberi keanekaragaman interpretasi dalam praktek kehidupan
beragama Islam di setiap wilayah yang berbeda-beda. Dengandemikian, Islam tidak lagi
dipandang secara tunggal melainkan beraneka ragam. Tidakada lagi anggapan Islam yang di
Timur Tengah sebagai Islam yag murni dan paling benar, karena Islam sebagai agama
mengalami historisitas yang terus berlanjut.
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada era globalisasi ini umat Islam perlu memupuk rasa persaudaraan antarsesama
dengan didasari atas landasan keimanan dan paham kemajemukan/pluralisme.Faham
kemajemukan ini ditegakkan dengan prinsip bahwa masing-masing manusia berhak
bereksistensi dan menempuh hidup sesuai dengan keyakinannya. Pandangankepada manusia
hendaknya berdasarkan prinsip optimis dan positif. Pelaksanan ajaranIslam di Indonesia
menuntut pengetahuan dan pemahaman lingkungan Indonesia, baikfisik maupun sosial
budaya. Yang pada kenyataannya Indonesia bersifat heterogen danIslam di Indonesia
merupakan pendatang baru, yang sebelumnya pernah berjayaagama-agama Hindu dan Budha
kemudian digantikan dengan Kristen. Dalammemahami ajaran agama Islam tidak hanya
ditekankan pada aspek normatif dandogmatis saja tapi hendaknya dikaitkan dengan aspek-
aspek peradaban Islam.Ketentuan-ketentuan normatif diusahakan dapat dilihat dalam
kemungkinan pelaksanaan historisnya. Kemodernan merupakan suatu keharusan dan harus
disikapidan dihadapi oleh Muslim dengan keimanan dan aqidah Islamiyah. Semua
masalahyang muncul dalam kehidupan modern ini akan teratasi dengan tetap berpegang
teguh,menghayati makna, dan melaksanakan simpul-simpul keagamaan seperti takwa,
tawakkal dan ikhlas dalam kehidupan sehari-hari.
18