Disusun guna untuk memenuhi tugas mata kuliah tauhid dan ilmu kalam
Kelas B/semester 2
NAMA NPM
Untuk itu Pada kesempatan ini tidak lupa saya ucapkan terima kasih
kepada Dra. Beti Susilawati, S.Kom, MPd selaku Dosen pengampu.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan
dan kekurangan dalam penyusunannya, baik dalam penyajian data, bahasa
maupun sistematika pembahasannya. Penulis juga mengharapkan masukan atau
kritikan maupun saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penelitian
ini dikelanjutan hari nanti.
KELOMPOK 12
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan....................................................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN....................................................................................................3
A. Pengertian Teologi Islam Modern..........................................................................3
B. Ciri-ciri pemikiran Teologi Islam Modern.............................................................4
C. Aliran-Aliran Dalam Teologi Islam modern...........................................................5
D. pemikiran teologi islam modern menurut beberapa tokoh......................................6
BAB 3 PENUTUP...........................................................................................................12
A. Kesimpulan..........................................................................................................12
B. Kritik dan Saran...................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemikiran teologi modern salah satunya adalah rasional. Rasional ini
bermaksut tidak hanya mengandalkan al-qur’an dan as-sunnah tetapi juga
mengandalkan akal fikiran yang rasional. Karena dengan akal, manusia dapat
mengetahui kewajiban berterima kasih kepada tuhan dan juga merupakan ajaran
al-qu’an kitab suci ini memerintahkan kita untuk berfikir dan juga melarang kita
untuk memakai sifat taklit. Karena taklid adalah salah satu penyebab kemunduran
islam pada abad 19 dan 20. Banyak tokoh islam yang mencoba melakukan
pemikiran rasional.1
1
Endrika Widdia Putri Jurnal Al-Akidah : Pemikiran teologi Islam modern, volume 11,
Edisi 2, Desember 2019, Hal 152
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Teologi Islam Modern?
2. Apa saja ciri-ciri Teologi Islam Modern?
3. Jelaskan Aliran-aliran dalam teologi islam modern?
4. Jelaskan pemikiran teologi islam modern menurut beberapa tokoh :
a. Muhammad Abduh
b. Sayyid Ahmad Khan
c. Muhammad Iqbal
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian teologi islam modern
2. Untuk mengetahui ciri-ciri teologi islam modern
3. Untuk mengetahui aliran teologi islam modern
4. Untuk mengetahui pemikiran dan aliran teologi islam modern menurut
beberapa tokoh
2
BAB 2
PEMBAHASAN
2
Sari, Karina Purnama 2018, Perkembangan Pemikiran Kalam Klasik dan Modern
Pontianak. Jurnal Ad-Dirasah : Jurnal Hasil Pembelajaran ilmu-ilmu keislaman Hal 67
3
Teologi islam di zaman modern telah mengubah perubahan dalam
pola pikir umat islam untuk memahami makna dan rahmat yang telah
diberikan tuhan kepada manusia. Pola pikir yang dianugrahkan tuhan
kepada setiap individu menjadikan beberapa inovasi mengenai memahami
bagaimana wahyu dan kehidupan manusia memiliki keselarasan bersama.
Umat islam akan terus berkembang sesuai dengan perkembangan
zamannya, selain itu ilmu teologi juga akan mengalami hal yang serupa.
4
C. Aliran-Aliran Dalam Teologi Islam modern
a) Aliran Salafi
Aliran salafi banyak diikuti orang-orang hanabillah pada abad ke 4
H yang mengikuti pendapat imam ahmad bin hambal yang
cenderung mempertahankan ulama salaf, maka aliran ini
dinamakan aliran salafi. Pemikiran salafi hanya percaya pada
aqidah-aqidah dan dalil-dalil yang ditunjukkan oleh nas, karena nas
tersebut adalah wahyu yang diturunkan oleh allah kepada nabi
Muhammad. Aliran salafi tidak percaya terhadap logika rasional.
Jadi jalan untuk mengetahui aqidah-aqidah dan hukum-hukum
islam serta segala sesuatu yang berkaitan dengan itu, tidak lain
sumbernya dari al-qur’an dan hadist nabi sebagai penjelas.
Ketetapan ini harus diterima tidak boleh ditolak. Akal pikiran tidak
mempunyai kekuatan untuk menta’wilkan al-qur’an atau
menafsirkan atau menguraikannya, kecuali dalam batas-batas yang
diijinkan dan hadist menguatkannya. Kekuatan pikiran hanya
membenarkan dan tunduk kepada nas. Jadi fungsi pikiran hanya
menjadi saksi pembenar,bukan menjadi hakim yang mengadili dan
menolaknya.4
b) Aliran wahabi
Adapun aliran wahabi adalah suatu gerakan pembaharuan atau
reformasi yang muncul, menjelang masa-masa kemunduran dan
kebaharuan pemikiran di dunia islam.5 Wahabi menganggap
kelompoknya adalah Ahlussunnah yang mengikuti madzhab Imam
Ahmad bin Hambal yang ditafsirkan oleh Ibnu Taimiah Pemikiran
Wahabi yang paling mencolok adalah bidang Tauhid dan bidang
ibadah yaitu:
4
Ikhwanul muslimin, Hizbut Tahrir dan Dakwah salafi:pemikiran teologi islam modern
hal.65 tahun 2020
5
Ayu Juniarti, H. Abu bakar, H.M., Suryanti, Jurnal studi keislaman : Menelisi isu wahabi,
Tahun 2021, Hal 3
5
a) Penyembahan kepada selain Tuhan adalah salah, dan siapa yang
berbuat demikian maka ia dibunuh,
b) Orang mencari ampunan Tuhan dengan mengunjungi makam
orang-orang soleh, termasuk golongan orang-orang musyrikin,
c) Termasuk perbutan musyrik memberikan pengantar kata dalam
sholat terhadap nama nabi-nabi atau wali atau malaikat (seperti
sayyidina Muhammad),
c) Aliran ahmadiyah
Dalam masalah wahyu, secara umum aliran ahmadiah tidak
membahas akal-akal dan wahyu. Karena aliran ini muncul tidak
terlepas dari dinamika politik saat ini hanya saja argument tentang
klaim kenabian oleh tokoh utamanya membuat aliran ini
dimasukkan pada persoalan teologi. Karena ahmadiah mengklaim
tentang keberlanjutan kenabian setelah nabi Muhammad saw dan
memuncak pada kepemimpinan basyarudin Mahmud ahmad putra
dari Ghulam ahmad sehingga berangkat dari klaim kenabian maka
aliran ini secara tidak langsung sudah melenceng dan menyesatkan
ajaran islam yang telah final akan nabi Muhammad sebgai nabi dan
rosul terakhit sehingga secar atidak langsung mengingkari akan
wahyu.6
6
diperhatikan, akan tetapi perannya tidaklah mutlak. Wahyu hanya
sebagai sandaran awal dalam menginterprestasikan dengan akal pikiran
manusia.
Menurut Muhammad abduh teologi dalam pendapat Muhammad
abduh adalah jalan untuk mengetahui tuhan, bukan wahyu saja tapi
juga mengedepankan akal. Bagi Muhammad abduh, islam adalah
agama yang rasional iman tidak akan sempurna klau tidak didasarkan
pada akal, iman harus didasarkan pada keyakinan, bukan pendapat, dan
akallah yang menjadi sumber keyakinan terhadap tuhan. Akal dapat
mengetahui hal-hal berikut ini:
1) kedudukan akal dan fungsi wahyu
abduh berpendapat bahwa antara akal dan wahyu tidak ada
pertentangan, keduannya dapat disesuaikan. Jika diantara
wahyu dann akal bertentang maka ada dua kemungkinan
wahyu sudah diubah sehingga sudah tidak sesuai
dengan akal
kesalahan dalam menggunakan penalaran
2) kebebasan manusia dan fatalisme
bagi abduh, disamping mempunyai daya pikir, manusia juga
mempunyai kebebasan memilih. Manusia dengan akalnya
mampu mempertimbangkan akibat perbuatan yang
dilakukannya, kemudian mengambil keputusan dengan
kemauannya sendiri, dan selanjutnya mewujudkan
perbuatannya itu dengan daya yang ada dalam dirinya.
3) Sifat- sifat tuhan
Ia menjelaskan bahwa hal itu terletak diluar kemampuan
manusia, dengan demikian abduh cenderung kepada pendapat
bahwa sifat termasuk esensi tuhan walaupun tidak secara tegas
mengatakannya.
4) Kehendak mutlak tuhan
7
Tuhan telah membatasi kehendak mutlaknya dengan memberi
kebebasan dan kesanggupan kepada manusia dalam
mewujudkan perbutan-perbuatannya. Jadi tuhan membatasi
kehendaknya karna manusia sudah dibekali akal.
5) Keadilan tuhan
Ia berpendapat bahwa ala mini diciptakan untuk kepentingan
manusia dan tidak satupun ciptaan tuhan yang tidak membawa
manfaat bagi manusia. 7
b) Pemikiran sayyid ahmad khan
Tokoh yang lahir di Delhi, India di tahun 1812. Beliau
menyumbangkan pemikirannya terhadap teologi islam yang
mempunyai kesamaan dengan faham Qadariyah, seperti pemikiran
mengenai kebebasan disetiap diri manusia yang menentukan kehendak
dan perbuatannya berdasarkan keyakinan, kekuatan, dan kebebasan
akal pikirnya. Tuhan telah memberikan manusia beranekaragam daya,
antara lain daya pikir berupa akal dan fisik yang mendukung dalam hal
yang manusia inginkan. Sayyid Ahmad Khan memiliki pendapat
bahwa akal yang dimiliki setiap manusia memiliki keterbatasan dan
bukan segalanya.
Beliau mempunyai kesamaan pemikiran dengan Muhammad abduh.
Hal ini dapat dilihat dari beberapa ide yang dikemukakannya, terutama
tentang akal yang mendapat penghargaan tinggi dalam pandangannya.
Meskipun demikian, sebagai penganut ajaran islam yang taat dan
percaya akan kebenaran wahyu, beliau berpendapat bahwa akal
bukanlah segalanya dalam kekuatan akal pun terbatas. Berdasarkan
pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa pemikiran teologi
Sayyid Ahmad Khan hadir karena melihat kemunduran umat Islam
India yang jauh ketinggalan dari Barat, sehingga Sayyid Ahmad Khan
memberanikan diri membuat keputusan berteman dengan Barat dengan
tujuan mendapatkan keuntungan yang bermanfaat bagi umat Islam
7
Mubaeidi sulaeman, pemikiran teologi ulama modern BAB VII,tahun 2020,hal.245
8
India. Apa yang dilakukannya ini berhasil membuat posisi umat Islam
menjadi lebih baik lagi. Puncaknya dengan ia mampu mendirikan
sekolah The Anglo Mohammadan Oriental College di Aligarh yang
sangat membantu sekali perkembangan pemikiran umat Islam India.
8
Adapun pemikiran teologi modern Sayyid Ahmad Khan yaitu:
1) kedudukan akal dalam pandangan Sayyid Ahmad Khan sejalan
dengan Muktazilah, yang menempatkan akal pada kedudukan
tinggi. Meskipun akal memiliki batasan menurutnya, yang mana
secara umum akal dapat mengetahui empat hal dalam kajian
teologi, namun secara rinci akal membutuhkan nash.
2) mengenai perbuatan manusia sejalan dengan paham Qadariyyah,
bahwasanya manusia memiliki kebebasan dan kemerdekaan dalam
menentukan kehendak dan perbuatannya. kemajuan manusia bagi
Sayyid Ahmad Khan tergantung pada sejauh mana manusia
menggunakan daya-daya yang dianugerahi Tuhan tersebut.
3) terkait dengan pandangannya mengenai hukum sebab akibat /
kausalitas (sunnatullah) menurutnya Islam adalah agama yang
paling sesuai dengan hukum alam karena hukum alam adalah
ciptaan Tuhan dan al-Qur’an adalah firman-Nya, sudah tentu
keduanya sejalan dan tidak ada pertentangan.
c) Pemikiran Muhammad Iqbal
Dibandingkan sebagai teologi, Muhammad Iqbal sesungguhnya lebih
terkenal sebagai seorang filisof eksistensialis. Oleh karena itu, agak
sulit menemukan pandangannya mengenai wacana-wacana kalam
klasik, seperti fungsi akal dan wahyu, perbuatan Tuhan, Perbuatan
manusia dan kewajiban-kewajiban Tuhan. Itu bukan berarti bahwa ia
sama sekali tidak menyinggung ilmu kalam. Bahkan, ia sering
menyinggung beberapa aliran kalam yang pernah muncul dalam
sejarah islam.
8
Widdia, Jurnal Al-akidah, volume 11, Edisi 2, Desember 2019, Hal 164
9
Ajaran dasar Muhammad Iqbal dalam aspek teologis dibangun diatas
pondasi kesadaran bahwa manusia mempunyai potensi untuk maju dan
Islam pun mengajarkan kemajuan bukan kejumudan. Ajarannya
mengenai teologi Islam dalam tulisan ini dibatasi menjadi tiga hal,
yaitu jati diri manusia, dosa, serta surga dan neraka.
1) perihal Jati Diri Manusia
Menurut Iqbal, manusia memiliki ego yang diartikan sebagai
kepribadian; manusia hidup untuk mengetahui kepribadiannya
serta menguatkan dan mengembangkan potensi yang ada dalam
dirinya, dan bukan hidup untuk tunduk pada kejumudan. Pada
hakikatnya menafikan diri dari kehidupan dunia bukanlah
ajaran Islam, karena pada hakikatnya hidup adalah gerak, dan
gerak merupakan bagian dari sebuah perubahan.
2) perihal dosa
Dalam masalah dosa, Iqbal mengembangkan kisah Nabi Adam
yang diturunkan dari surga karena memakan buah terlarang.
Kejadian tersebut menurut Iqbal memiliki hikmah bagi
kesadaran manusia, yang antara lain kesadaran yang dikuasai
oleh naluri hawa nafsu menjadi kesadaran yang bersifat
individu dan bebas. Untuk itu, bagi Iqbal manusia bisa saja
melakukan kesalahan atau dosa, tetapi setelah itu ia mesti
bangkit dan menemukan kesadaran baru.
3) perihal surga dan neraka
Bagi Iqbal, neraka adalah pengalaman korektif yang dapat
memperkuat kesadaran diri (khudi) agar lebih sensitif dan
waspada terhadap berbagai bentuk tindakan. Sedangkan surga
bagi Iqbal bukanlah tempat untuk berlibur, melainkan
merupakan kesinambungan dari kehidupan dunia.
Dari ketiga ajaran teologi diatas, telah meneguhkan pandangan
Muhammad Iqbal tentang manusia sebagai makhluk yang harus
berpikir dan bertindak dinamis, tidak statis, guna
10
mengembalikan kehidupan umat Muslim yang lebih maju,
produktif, dan inovatif dalam membangun peradaban Islam.
Sehingga pemikiran Iqbal masih relevan untuk dikaji hingga
kini dan berpengaruh dalam khazanah pemikiran keislaman.9
9
Rosichin Mansur, Jurnal Lentera Kajian Keagamaan, Keilmuwan Dan Teknologi, Hal
78
11
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pokok pembahasan didalam teologi islam adalah pembahasan tentang ketuhanan.
Adapun perspektif dari beberapa ulama tentang teologi islam modern, diantaranya
menurut:
a. Muhammad abduh
Ia menyatakan bahwa jalan untuk mengetahui tuhan, bukan wahyu saja
tapi juga mengedepankan akal. Bagi Muhammad abduh, islam adalah
agama yang rasional iman tidak akan sempurna klau tidak didasarkan
pada akal, iman harus didasarkan pada keyakinan, bukan pendapat, dan
akallah yang menjadi sumber keyakinan terhadap tuhan. Akal dapat
mengetahui hal-hal berikut ini:
Kedudukan akal dan fungsi wahyu
Kebebasan manusia dan fatalism
Sifat-sifat tuhan
Kehendak mutlah tuhan
Keadilan tuhan
b. Syaid ahmad khan
Beliau memiliki pendapat yang sama dengan Muhammad abduh
namun syaid ahmad khan memiliki pendapat bahwa akal yang dimiliki
setiap manusia memiliki keterbatasan dan bukan segalanya. dapat
disimpulkan bahwa pemikiran teologi Sayyid Ahmad Khan hadir
karena melihat kemunduran umat Islam India yang jauh ketinggalan
dari Barat, sehingga Sayyid Ahmad Khan memberanikan diri membuat
keputusan berteman dengan Barat dengan tujuan mendapatkan
keuntungan yang bermanfaat bagi umat Islam India.
12
c. Muhammad Iqbal
Ajaran dasar Muhammad Iqbal dalam aspek teologis dibangun diatas
pondasi kesadaran bahwa manusia mempunyai potensi untuk maju dan
Islam pun mengajarkan kemajuan bukan kejumudan. Ajarannya mengenai
teologi Islam dalam tulisan ini dibatasi menjadi tiga hal, yaitu jati diri
manusia, dosa, serta surga dan neraka.
13
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, 2015, Paradigma dan corak pemikiran teologi islam warisan pemikiran
muslim klasik, Medan, Perdana publishing
Aminol rosid Abdullah, 2021, Teologi islam
Ayu Juniarti, H. Abu bakar, H.M., Suryanti , 2021 , Jurnal studi keislaman :
Menelisi isu wahabi
Endrika Widdia Putri, Desember 2020, Jurnal Al-Akidah : Pemikiran teologi
Islam modern, volume 11, Edisi 2
Ikhwanul muslimin, Tahun 2020 Hizbut Tahrir dan Dakwah salafi:pemikiran
teologi islam modern
Mubaeidi sulaeman, 2020, pemikiran teologi ulama modern BAB VII
Rosichin Mansur, Jurnal Lentera Kajian Keagamaan, Keilmuwan Dan Teknologi
Sari, Karina Purnama 2018, Perkembangan Pemikiran Kalam Klasik dan Modern
Pontianak. Jurnal Ad-Dirasah : Jurnal Hasil Pembelajaran ilmu-ilmu
keislaman
14
15