Anda di halaman 1dari 14

CRITICAL BOOK REVIEW

ETIKA,MORAL DAN AKHLAK

NAMA : MUHAMMAD KHAIRUL ARFAN


SARAGIH

NIM : 4203131054

KELAS : PSPK 20D

MATA KULIAH : AGAMA ISLAM

DOSEN PENGAMPU :Drs RAMLI, MA

DISUSUN OLEH:

PRODI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERITAS NEGERI MEDAN


KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya
kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Critical Book Report ini dengan
baik untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Pendidikan Agama Islam. Dan penulis ucapkan
terima kasih kepada dosen mata kuliah Bapak Drs. Ramli, MA. yang telah menjelaskan dan
memberikan tugas ini sehingga penulis dapat memahami isi buku yang kami report ini, karena
dalam tahap pengajarannya membutuhkan ketelitian tinggi untuk mendapat inti sari yang tepat
dari sebuah buku yang akan di review atau yang akan dibandingkan.
Semoga review ini bisa bermanfaat bagi pembaca, semoga bisa membawa dampak
positif, mendapatkan inovasi dalam dunia kependidikan, dan memberi inspirasi kepada pembaca
dan orang lain, Aamiin.

Kisaran, 23 Mei 2022

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Islam adalah agama kaffah (sempurna) yang memiliki aturan dankepedulian
kepada manusia, di dunia maupun di akhirat. Misi utamanyaadalah menjadi Rahmatal lil
'alamin (rahmat bagi seluruh alam). Salah satuaspek ajaran Islam adalah fiqh, yakni
sebuah produk ijtihad atau pemikiran ulama terhadap dalil-dalil pokok dan al-Quran dan
Sunnah mengenai amaliah praktis. Fiqh merupakan hasil karya pemikiran para ulama
yang dipengaruh oleh faktor sejarah, tentu saja dalam bahasanya sangat terkait dengan
waktu,kondisi sosial, kultural, dan letak geografi suatu masyarakat tertentu.
Dengandemikian karakteristik fiqh sangat responsif terhadap perubahan-perubahanyang
terjadi. Karakteristik yang demikian ini sepenuhnya dapat dipahami oleh masyarakat
dibelahan dunia muslim. Dan etika moral dan akhlak adalah hasil pemikiran ijtihad ulama
yang mempertemukan isi al quran dan hadis sebagai acuan dalam menentukan aturan dari
etika moral dan akhlak.

2. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah CBR ini yaitu untuk mengetahui atau
membandingkan isi antara dua buku tentang pemahaman tentang etika moral dan akhlak

3. Manfaat
Penulisan makalah ini diharapkan memberikan manfaat sebagai alat dalam
mengetahui secara ringkas isi buku tentang akhlak,moral dan etika
BAB II

PEMBAHASAN

1) Buku I
 Identitas Buku
1. Judul : Pendidikan Agam Islam Di Perguruan Tinggi Umum
2. Cetakan : Ke-VIII
3. Penulis : Dr. Hj. Nurhasanah Bakhtiar, M.Ag.
4. Penerbit : Aswaja Pressindo
5. Kota Terbit : Yogyakarta
6. Tahun Terbit : 2018
7. ISBN : 978-602-18663-1-3

 Ringkasan Buku
Etika berasal dari bahasa Yunani “ethos” yang artinya adat kebiasaan.
Moral juga berasal dari bahasa Yunani “mores” yang berarti adat kebiasaan. Etika
dan moral merupakan sebuah pranata prilaku seseorang atau sekelompok orang
yang tersusun dari suatu sistem nilai atau norma yang diambil dari gejala-gejala
alamiah kelompok masyarakat tersebut. (Ahmad Amin, 1975:3). Standar baik dan
buruk menurut etika adalah akal manusia. Sedangkan standar baik buruk menurut
moral berdasarkan adat istiadat sekelompok masyarakat. Oleh karena itu rumusan
etika dan moral bersifat lokal dan temporal. Etika merupakan bagian dari filsafat
yang menginginkan tentang keluhuran budi dengan mendorong manusia untuk
menggunakan akal budi dan daya pikirnya agar dia menjadi baik sejalan dengan
kaidah, hukum dan aturan yang ditetapkan.Sejalan dengan formulasi dan
pemahaman di atas, Hamzah Yakkub mengatakan, etika ialah ilmu yang
menyelidiki mana yang baik dan mana yang buruk dengan memperhatikan amal
perbuatan manusia sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikir.(Hamzah Yakkub,
1983:12).Kemudian dalam bahasan yang sama Asmaran AS, mengemukakan,
etika adalah ilmu yang mempelajari tingkahlaku manusia untuk menentukan nilai
perbuatan baik atau buruk. Sedangkan ukuran untuk menetapkan nilainya adalah
akal pikiran manusia. (Asmaran AS, 1972: 7)
Antara etika dan moral juga terdapat perbedaan. Etika lebih bersifat kajian
ilmu dan filsafat (teoritis), sedangkan moral lebih bersifat praktis. Kajian etika
lebih bersifat umum dari kajian moral.
Kata “akhlak”, secara etimologi berasal dari bahasa Arab (bentuk
tunggal) lalu menjadi (bentuk jamaknya) yang berarti perbuatan atau tingkah laku.
Kata juga bersinonim dengan kata (maru`ah) (adat) dan (tabiat) (Louwis Ma’luf,
Tt: 194). Kemudian kata tersebut sudah diserap ke dalam bahasa Indonsia menjadi
akhlak sehingga menjadi salah satu kosakata dalam bahasa bahasa Indonesia. Di
dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia kata akhlak diartikan “budi pekerti,
watak, tabiat” (WJS. Poewadarminta, 2002:25).
Kata “akhlak” sama akar katanya dengan “Khaliq” yang berasal dari
“khalaqa”. Ini berarti “akhlak” muncul sebagai mediator yang menjembatani
komunikasi antara khaliq (pencipta) dan makhluk (yang diciptakan) secara timbal
balik,yang kemudian disebut dengan hablum minallah. Dari produk hablum
minallah yang vertikal, lahirlah pola hubungan horizontal antara sesama manusia
yang disebut dengan hablum minannas.Sedangkan menurut terminologi, beberapa
pakar mengemukakan definisi akhlak antara lain: Ibn Maskawaih mengatakan
bahwa akhlak adalah keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk
melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan fikiran terlebih
dahulu.(Ibn Miskawaih: 25). Begitu pun Al-Ghazali menyebutkan bahwa akhlak
adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang daripadanya timbul perbuatan-
perbuatan dengan mudah tanpa memerlukan pertimbangan fikiran lebih dahulu.
(Al-Ghazali, Juz III: 56).
Dengan demikian jelaslah bahwa akhlak adalah daya kekuatan jiwa yang
mendorong perbuatan dengan mudah dan spontan tanpa dipikir dan direnungkan
lagi. Apabila perbuatan spontan itu baik menurut akal dan agama, maka perbuatan
tersebut disebut akhlak al-karimah. Sebaliknya apabila perbuatan spontan tersebut
buruk, maka disebut akhlak al- mazmumah.
Berikut ini adalah beberapa pandangan pemikiran tentang baik dan buruk
dalam kajian etika. Kajian etika sejak lama telah merumuskan tentang apa yang
disebut baik dan buruk sehingga melahirkan beberapa macam pandangan.
Pandangan tersebut adalah antara lain sebagai berikut:
a. Pandangan hedonisme, menyatakan bahwa yang baik itu ialah sesatu yang dapat
memberikan kepuasan sedangkan yang buruk adalah sesuatu yang tidak dapat
memberikan kepuasan.
b. Pandangan utilitarianisme; menyatakan bahwa yang baik adalah sesuatu yang
yang bernilai guna, sebaliknya sesuatu dianggap buruk bila ia tidak mengandung
nilai guna.
c. Pandangan vitalisme, menyatakan bahwa sesuatu dianggap baik jika ia dapat
mencerminkan kekuatan dalam hidup manusia sehingga dapat menaklukkan yang
lemah. Sebaliknya, sesuatu akan dianggap buruk apabila tidak mencerminkan
kekuatan di dalam hidup.
d. Pandangan sosialisme, menyatakan bahwa sesuatu dianggap baik apabila
dianggap baik oleh masyarakat tertentu.Sebaliknya, sesuatu akan dianggap buruk
apabila suatu masyarakat tertentu menganggapnya buruk.
e. Pandangan humanisme, menyatakan bahwa sesuatu dianggap baik apabila sesuai
dengan kodrat kemanusiaan.Sebaliknya, ia akan dianggap buruk apabila tidak
sesuai ataubberlawanan dengan kodrat kemanusiaan (Poejawiyatna,1990:44-47).

Apa yang sudah dikemukakan di atas semuanya merupakan hasil


pemikiran manusia (filsafat) sehingga melahirkan pandangan yang berbeda-beda
tentang ukuran baik dan buruk.Untuk tidak menimbulkan kebingungan dalam
memilih pandangan manakah yang akan kita pegangi dalam menentukan serta
menilai baik atau buruknya suatu perbuatan/tindakan. Dengan demikian,
pemikiran manusia semata tidak mampu menemukan kebaikan yang
sesungguhnya. Kebaikan dalam akhlak yang bersumber dai wahyu begitu
sempurna dengan dijadikannya Nabi Muhammad SAW sebagaimodelnya.

Nabi Muhammad SAW menegaskan bahwa sesungguhnya “aku diutus


hanyalah untuk menyempurnakan akhlak (budi pekerti)” umat manusia yang
sudah rusak, menunjukkan bahwa manusia yang hidup sebelum kedatangan Rasul
Allah bukan tidak berakhlak sama sekali melainkan akhlaknya sudah dirusak oleh
adat kebiasaan atau tradisi kaum jahiliah karena mereka tidak mendapat petunjuk
dari wahyu Allah. Mereka ibarat orang buta yang meraba-raba di tengah-tengah
kegelapan malam yang tidak ada sinar atau cahaya penerang. Kadatangan nabi
Muhammad ibarat bulan purnama atau matahari yang memberikan sinar penerang
bagi seluruh jagat raya.

2) Buku II
 Identitas Buku
1. Judul : Pendidikan Agama Islam
2. Penulis : Kuntarto, S.Ag., M.Pd.I., Drs. Abdul Rohman, M.Ag.,
Wahyudin, S.Ag., M.Si., Nur Laela, S.Ag., M.Ag., Munasib, S.Pd.I., M.Pd.I.,
Musmuallim, S.Pd.I., M.Pd.I., Lis Safitri, S.Th.I., M.Pd., Rifki Ahda Sumantri,
S.Pd.I., M.Pd.I., Muhamad Riza Chamadi, S.Pd.I., M.Pd.I., Ulul Huda, S.Pd.I.,
M.Si., Noor Asyik, M.Ag., Eka Safitri, S.Pd.I., M.Pd.I., Ahmad Yusuf
Prasetiawan, S.Pd.I., M.Pd.I.
3. Penerbit : UNSOED Press
4. Kota Terbit : Purwokerto
5. Tahun Terbit : 2019
6. ISBN : 978-623-7143-23-6
 Ringkasan Buku
Etika adalah cabang filsafat yang mencari hakikat nilai-nilai baik dan
jahat yang berkaitan dengan perbuatan dan tindakan seseorang, yang dilakukan
dengan penuh kesadaran berdasarkan pertimbangan pemikiranya. (Musa Asy’ari,
2002: 89). Secara etimologis, etika berasal dari bahasa Yunani, ethos, yang berarti
watak kesusilaan atau adat. (Abuddin Nata, 2017: 75). Ia membicarakan
kebiasaan (perbuatan), tetapi bukan menurut arti tata adat, melainkan tata adab,
yaitu berdasarkan inti sari atau sifat dasar manusia: baik buruk. (Rosihon Anwar,
2010: 15). Dalam pelajaran filsafat, para ahli berbeda-beda dalam memberikan
pengertian tentang etika, antara lain sebagai berikut:
a. Etika adalah ilmu tentang tingkah laku manusia prinsip-prinsip yang
disistematisir tentang tindakan moral yang betul (Webster’s Sirct)
b. Bagian filsafat yang memperkembangkan teori tenang tindakan: hujjah-
hujjahnya dan tujuan yang diarahkan kepada makna tindakan
(EnsiklopediWinkler Prins)
c. Ilmu tentng filsafat moral, tidak mengenai fakta tetapi tentang nilai-nilai, tidak
mengenai sifat tindakan manusia, tetapi tentang idenya, karena itu bukan ilmu
yang positif tetapi ilmu yang formatif (New American Ency)
d. Ilmu tentang moral/prinsip kaidah-kaidah moral tentang tindakan dan
kelakuan.(A.S. Hornby Dict)
e. Menurut Ahmad Amin, “Etika adalah ilmu pengetahuan yang menjelaskan arti
baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia,
menyatakan tujuan yang harus dicapai oleh manusia dalam perbuatan mereka,
dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang seharusnya diperbuat oleh
manusia”.

Dengan memperhatikan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa etika


adalah ilmu yang menyelidiki perbuatan baik dan perbuatan buruk dengan
memperhatikan amal perbuatan manusia sejuah dapat diketahui oleh akal pikiran.
(H.A. Mustofa, 2005, 14-15).Sementara moral berasal dari bahasa Latin, mores,
jamak dari kata mos yang berarti adat kebiasaan. Dalam bahasa Indonesia, moral
diterjemahkan sebagai susila. Moral artinya sesuai dengan ide-ide yang umum
diterima tentang tindakan manusia, yang baik dan wajar sesuai dengan ukuran
tindakan yang oleh umum diterima, meliputi kesatuan social atau lingkungan
tertentu. (Abuddin Nata, 77, Rosihon, 17).Dengan demikian maka etika dan moral
memiliki kesamaan arti tentang ukuran baik dan buruk, namun etika mendasarkan
pada ukuran akal pikiran, sedangkan moral mendasarkan perbuatan baik dan
buruk tersebut atas kebiasaan social atau lingkungan.Adapun akhlak berasal dari
bahasa Arab, khuluq yang jamaknya akhlaq. Menurut bahasa akhlak adalah
perangai, tabiat, dan agama. (Rosihon, op. cit., 11). Kata tersebut mengandung
segi-segi persamaan dengan kata makhluq (yang diciptakan) dan makhlaq(patut,
pantas), khaliq (Pencipta, pembuat). (Ahmad Warson Munawir,, 2002, 363-364).

Kesamaan akar kata tersebut menunjukkan bahwa dalam akhlak tercakup


pengertian keselarasan,kepatutan, dan kepantasan antara perilaku manusia dengan
kehendak Sang Pencipta, yang menciptakan manusia dan alam raya ini, sehingga
manusia mampu memancarkan citra ilahiah dalam kehidupannya. Dalam
hubungan ini, Harun Nasutiqon menggunakan istilah al—takhalluq bi akhlaqillah,
yaitu berbudi pekerti dengan budi pekerti Allah, atau al-ittishaf bi shifatillah,
yaitu mensifati diri dengan sifat-sifat yang dimiliki Allah. (Abuddin Nata, 17).

Untuk menjelaskan pengertian akhlak dari segi istilah kita dapat merujuk
kepada pendapat para pakar di bidang ini, antara lain:
a. Menurut Imam Al-Ghazali, “akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa
yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan gampang dan mudah,
tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.”
b. Sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan
perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan pikiran terlebih
dahulu. Keadaan ini terbagi dua, ada yang berasal dari tabiat aslinya, ada pula
yang diperoleh dari kebiasaan yang berulang-ulang. Bisa jadi, pada mulanya
tindakan itu melalui pikiran dan pertimbangan, kemudian dilakukan terus-
menerus, maka jadilah suatu bakat dan akhlak (Ibn Miskawaih).
c. Sifat yang tertanam dalam jiwa, yang denganya lahirlah macam-macam
perbuatan, baik atau buruk, tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan
(Ibrahim Anis).
d. Keadaan jiwa seseorang yang mendorong manusia untuk berbuat tanpa
melalui pertimbangan dan pikiran terlebih dahulu. Keadaan tersebut pada
seseorang bisa jadi merupakan tabiat atau bawan, dan bisa jadi juga
merupakan kebiasaan (Muhyiddin Ibnu Arobi).
e. Akhlak adalah sekumpulan keutamaan maknawi dan tabiat bathin manusia
(Syaikh Makarim Asy-Syirazy).
f. Akhlak adalah ungkapan untuk mewujudkan kondisi yang mandiri dalam jiwa
yang darinya muncul perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa melalui
perenungan dan pemikiran (Al-Faidh Al-Kasyani).
g. Sementara orang membuat definisi akhlak, bahwa yang disebut akhlak ialah
kehendak yang dibiasakan. Artinya bahwa kehendak itu bila membiasakan
sesuatu, maka kebiasaan itu disebut akhlak (Ahmad Amin). (Abuddin Nata, 2-
3, Rosihon, 12-14, dan H.A. Mustofa, 12-13).

Dari definisi-definisi tersebut dapat diambil substansinya paling tidak


terdapat lima ciri perbuatan akhalak : Pertama, perbuatan akhlak adalah perbuatan
yang telah tertanam kuat dalam jiwa seseorang, sehinggag telah menjadi
kepribadianya. Kedua, perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan
mudah dan tanpa pemikiran. Ketiga, perbuatan akhlak adalah perbuatan yang
timbul dari dalam diri orang yang mengerjakannya, tanpa paksaan atau tekanan
dari luar. Keempat, perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan
sesungguhnya, bukan main-main atau bersandiwara. Kelima, sejalan dengan ciri
yang keempat, perbuatan akhlak (khususnya akhlak yang baik) adalah perbuatan
yang dilakukan karena ikhlas semata-mata karena Allah bukan karena ingin dipuji
orang atau karena ingin mendapatkan pujian. (Abuddin Nata, 4-6).

3) Kelebihan dan Kekurangan Buku


 Buku I
o Kelebihan

Ketika saya membaca buku ini saya sangat begitu merasa saya sudah
menambah pengetahuan saya mengenai suatu materi baik itu materi
Etika,Moral dan Akhlak maupun pengetahuan tentang materi lain karena
konten yang disajikan buku ini sangat lengkap dam redaksi buku ini yang
sangat bagus dan warna sampul juga yang sangat bagus sehingga sangat cocok
dibaca dan digunakan sebagai penambah pemahaman tentang materi agama
islam

o Kekurangan

Masih terdapat typo di beberapa bagian yang lumayan menggangu bahkan


typo ini beberapa terdapat di istilah istilah asing sehingga sangat sulit
mengetahui arti sebenarnya

 Buku II
Ketika membaca buku ini secara tidak langsung akan menambah wawasan
serta pengetahuan kita terkait dengan topik yang disajikan dalam buku tersebut,
dikarenakan buku ini disajikan dalam tulisan ilmiah sehingga banyak istilah-
istilah ilmiah baru yang dapat menambah kosa kata ilmiah kita, selain itu litaratur
yang disajikan dalam buku ini sangat rinci dan detail, halaman pada buku ini
tersusun dengan baik dan rapi dan tersistematis sesuai dengan daftar isinya.
Pada bagian awal sebelum memasuki materi pada BAB 1, buku ini
menyajikan tabel berupa pedoman transliterasi, dimana tabel ini terdapat huruf
arab mulai dari alif sampai ya yang dibuat dalam versi nama latin Buku ini
dikemas dengan cover yang elegan dan design yang menarik, menggunakan
kertas berbahan halus dan ringan sehingga tersaji dalam bentuk formal,bahasa
yang digunakan dalam buku ini yaitu bahasa indonesia yang baik dan benar,dan
juga terdapat Ayat-Ayat al-qur’an dalam bahasa arab yang artikan juga ke dalam
bentuk bahasa Indonesia. Pada awal setiap bab yang terdapat dalam buku ini,
disajikan Capaian Pembelajaran Mata Kuliah dan sub Capaian Pembelajaran Mata
Kuliah yang akan dicapai terkait setiap topik serta gambaran secara keseluruhan
terhadap isi materi yang disajikan dan sedangkan pada bagian akhir topik setiab
BAB dilengkapi dengan daftar atau sumber referensi yang digunakan pada setiap
topik sehingga pada buku ini memiliki sajian referensi yang banyak sehingga
pembaca dapat memperoleh informasi secara lengkap dari sumber yang
terpercaya.
Selain itu juga terdapat tugas dan latihan yang dapat dikerjakan oleh
mahasiswa agar dapat lebih memahami terkait materi yang disajikan terkait materi
yng disajikan. Selain memiliki kelebihan, buku ini juga memiliki kekurangan
diantarannya adalah pada buku ini tidak menyajikan rangkuman diakhir materi
pada setiap bab
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan
Kepercayaan manusia terhadap Tuhan dengan sendirinya membentuk sistem nilai.
Selain hukum yang bersifat syar`i, ada juga ketentuan dalam Islam yang tidak mengikat
secara langsung dengan konsekuensi-konsekuensi hukum, baik yang duniawi (ta`zir)
maupun ukhrowi (azab). Seluruh kelengkapan sistem nilai Islam kemudian terangkum
akidah akhlak islamiah yang satu sama lain tidak terpisahkan. Dengan demikian tidak
bisa mempelajari tauhid (ketuhanan) tanpa bicara akhlak (kemanusiaan).
Dengan berbagai kelebihan dan kekurangan yang ada, kedua buku ini sangat
layak untuk dibaca bagi umum dan mahasiswa karena informasi yang disajikan dalam
buku ini sangat bermanfaat bagi pembaca khususnya umat Muslim yang dapat menambah
wawasan serta pengetahuan terhada akhlak, moral serta etika sebagaimana Rasullullah
saw sebagai suri tauladan bagi umat karena Rasullullah saw memiliki akhlak-akhlak
mulia. Semoga kita dapat mengamalkan akhlak yang mulia dalam diri kita
2. Saran
Semoga Tugas CBR mengenai Etika, Moral, dan Akhlak ini dapat bermanfaat
bagi pembaca dan menambah wawasan serta pengetahuan bagi kita semua, Makalah ini
bertujuan untuk menambah pengetahuan terkait Bagaimana perbedaan antara Etika,
Moral, dan Akhlak dalam agama islam dan memahaminnya sehingga kita dapat
mengaplikasikan materi yang ada di dalam makalah ini, dan semoga penulis juga dapat
mengembangkan makalah ini lebih baik lagi kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai