Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH ALAT-ALAT LABORATORIUM

DISUSUN OLEH :

NAMA : SELLA ADRIANI PURBA

NIM : 4201131023

KELAS : PSPK 20D

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


1. Gelas Ukur

Gelas ukur berbentuk silinder, terbuat dari jenis gelas borosilikat.


Digunakan untuk mengukur cairan dan tidak masuk di dalam
perhitungan (dengan tingkat ketelitian rendah), dapat digunakan
pula untuk merendam pipet dalam asam pencuci. Gelas ukur ada
yang dilengkapi dengan tutup asah, digunakan untuk melarutkan
zat hingga volume tertentu (tidak teliti). Kapasitas volume gelas
ukur 5 hingga 2000 ml.

Gelas ukur berbentuk pipa dan umumnya terbuat dari bahan plastik (polipropilen) yang dilengkapi
dengan bagian bawah yang lebar, sebagai kaki untuk menjaga kestabilan gelas ukur. Tidak boleh
digunakan untuk mengukur larutan/pelarut dalam kondisi panas. Perhatikan meniscus pada saat
pembacaan skala.

2. Labu Ukur = Labu takar ( Volumetric Flask)

Labu takar umumnya terbuat dari jenis gelas


borosilikat. Labu takar mempunyai mulut labu
dengan ukuran standar yang dilengkapi dengan
tutupnya. Tutupnya labu dapat terbuat dari gelas
asah atau Teflon. Labu takar mempunyai tipe
gelas tidak berwarna (clear glass) dan berwarna
(amber glass).

Labu takar tidak boleh dipanaskan. Fungsi dari labu ukur yaitu Membuat suatu larutan dengan
volume yang diketahui secara teliti mengencerkan larutan sampai volume tertentu dengan
ketelitian yang tinggi.

2
3. Tabung Reaksi dan Rak Tabung Reaksi

Tabung reaksi sebagai tempat untuk mereaksikan bahan kimia,


dalam skala kecil dan dapat digunakan sebagai wadah untuk
perkembangbiakkan mikroba. Fungsi tabung reaksi adalah wadah
untuk pengenceran, menumbuhkan mikroba dan pengujian
biokimiawi.

Tabung reaksi ada yang mempunyai bibir atau pelek yang berguna
untuk menahan tang pada pemanasan, ada pula tabung reaksi yang
dilengkapi dengan tutup berulir atau sekrup aluminium. Rak tabung reaksi yaitu tempat
meletakkan tabung reaksi saat digunakan dan untuk menyimpan atau mengeringkan tabung reaksi
setelah dicuci.

4. Pipet Tetes

Pipet mempunyai bentuk pendek atau panjang dan


dilengkapi dengan karet penghisapnya. Digunakan
untuk berbagai keperluan laboratorium atau
lainnya, misalnya untuk meneteskan pereaksi,
menambahkan cairan tetes demi tetes hingga
volume tepat dan sebagainya.

5. Labu Erlemeyer

Labu Erlenmeyer adalah jenis labu laboratorium yang


banyak digunakan. Alat berbentuk kerucut dengan
leher silinder dan dasar yang datar yang datar ini
diambil dari nama “Emil Erlenmeyer”. seorang
kimiawan asal jerman. Labu Erlenmeyer terbuat dari
jenis gelas borosilikat sehingga tahan ketika
dipanaskan.

3
Labu Erlenmeyer ada yang dilengkapi dengan tutup dan tanpa tutup. Tutup labu Erlenmeyer
terbuat dari kaca asah dan mulut labu juga kaca asah. Tutup/mulut labu Erlenmeyer berukuran
standar, mulut labu ada yang berukuran sedang dan lebar tergantung dari keperluan. Labu
Erlenmeyer tutup asah digunakan untuk reaksi yang memerlukan pengocokan kuat, atau digunakan
untuk titrasi, dihubungkan dengan alat ekstraksi, alat destilasi dan sebagainya. Sedangkan labu
Erlenmeyer tanpa tutup asah digunakan untuk titrasi dengan pengocokan lemah hingga sedang.
Labu Erlenmeyer juga digunakan untuk mencampur, mengukur dan menyimpan cairan.

6. Beaker Glass

Gelas yang sering disebut gelas piala dan gelas kimia ini
adalah alat laboratorium yang berfungsi sebagai
penampung. Alat berbentuk silinder dengan alas datar ini,
biasanya terbuat dari tipe borosilikat. Gelas kimia
biasanya digunakan untuk wadah larutan yang masih
memerlukan pekerjaan lain, tempat melarutkan zat, tempat
memanaskan, menguapkan larutan/air untuk bejana titrasi
dengan menggunakan bantuan pengaduk 7emperat dan
sebagainya.

Biasanya digunakan untuk bahan kimia yang bersifat korosif yang terbuat dari PPTE. Dan untuk
mencegah terjadinya kontaminasi atau hilangnya cairan, gelas ini biasa dipasangkan dengan gelas
arloji sebagai penutup. Bentuk gelas piala ada tipe tinggi, dan pendek, mempunyai kapasitas
ukuran dari 5 hingga

6000 ml.

7. Corong

Corong terbuat dari jenis borosilikat atau 9empera digunakan


untuk menyaring larutan, memindahkan zat cair atau sampai padat.
Corong mempunyai garis tengah 35 hingga 300 mm dan ada yang
mempunyai tangkai corong panjang, sedang dan pendek.

4
Disamping itu tangkai corong ada yang berlubang lebar digunakan untuk mengalirkan zat cair
yang kental. Penggunaan kertas saring yang telah dibentuk kerucut tidak boleh lebih tinggi dari
kerucut corong. Pemilihan tangkai corong tergantung dari kegunaan. Fungsinya yaitu Fungsi
sebagai alat bantu untuk memindah atau memasukkan larutan ke wadah yang mempunyai dimensi
pemasukkan sampel bahan kecil, juga sebagai alat bantu dalam melakukan penyaringan, yaitu
sebagai tempat meletakkan kertas saring.

8. Batang Pengaduk

Terbuat dari gelas, polietilen atau logam yang dibungkus


dengan polietilen. Pada umumnya terbuat dari kaca pejal,
borosilikat (pyrex). Ukurannya hampir sama dengan sedotan
minuman, namun sedikit pandang dengan ujung membulat.
Batang pengaduk mempunyai panjang sesuai dengan
keperluan. Batang pengaduk umumnya bergaris tengah 2-4
mm dan mempunyai panjang yang bervariasi 6 hingga 30 cm.

Batang pengaduk digunakan sebagai pengaduk larutan atau emperat yang umumnya dalam labu
piala, erlenmeyer atau tabung reaksi pada saat mencampur cairan dengan bahan kimia. Kadang-
kadang digunakan pula sebagai alat bantu untuk memindahkan cairan dari suatu bejana ke bejana
lain. Fungsi batang pengaduk juga adalah untuk membantu dekantasi larutan, menginduksi
kristalisasi dan memecahkan emulsi pada suatu ekstraksi.

9. Mortal dan Pestle

Mortar dan Pestle atau dalam bahasa Indonesia dinamai Lesung


dan Alu. Perlu diketahui juga, Mortal (lesung) adalah bagian
wadah sedangkan pestle (alu) adalah bagian batang yang kita
pegang. Fungsi alat laboratorium ini adalah untuk
menghancurkan atau menghaluskan suatu bahan atau zat yang
masih bersifat padat atau kristal.

5
Dalam laboratorium biologi mortar dan alu ini juga digunakan untuk menghancurkan atau
menghaluskan bahan-bahan praktek seperti daun, biji-bijian, akar, protein, atau zat yang masih
bersifat padat atau Kristal.

10. Pipet Volume

Pipet gondok atau pipet volume. Berbeda dengan pipet tetes, pipet
volume memiliki ukuran yang lebih besar sehingga mampu
memindahkan cairan dari wadah ke wadah. Peralatan laboratorium
ini merupakan alat ukur kuantitatif dengan tingkat ketelitian tinggi.
Pipet volume memiliki bagian menggelembung ditengahnya.
Fungsinya adalah untuk mengambil larutan dengan volume yang
tepat dan sesuai dengan label yang tertera pada bagian yang
menggelembung tersebut.

11. Pipet Ukur

Pipet ukur terbuat dari gelas jenis soda jernih, mempunyai kapasitas 0,01
hingga 50 ml yang dilengkapi dengan pembagian skala pada dinding pipet
0.001 hingga 0.5 ml. Pipet ukur ada yang dilengkapi dengan pengaman
dan ada juga yang diberi garis schellbach untuk memudahkan pembacaan
meniscus. Pipet ukur merupakan alat ukur kualitatif, berfungsi untuk
memindahkan larutan secara terukur sesuai dengan volume.

12. Spatula Stainless


Spatula sebagai alat yang digunakan untuk mengambil objek
penelitian. Alat laboratorium ini berbentuk sendok kecil, pipih,
dan memiliki tangkai. Fungsi Spatula adalah untuk mengambil
bahan kimia padat maupun serbuk pada saat akan di timbang.
Selain untuk mengambil bahan kimia, spatula juga digunakan
untuk mengaduk campuran dalam bentuk larutan.

6
Spatula logam terbuat dari bahan stainless steel, sehingga bersifat anti karat. Bahan dasar dari
spatula logam adalah besi, dimana dalam pembuatannya dicampurkan dengan bahan anti karat
lainnya. Spatula jenis ini biasanya digunakan untuk pengambilan objek sangat kecil yang sudah
melalui proses pengirisan dan disiapkan untuk diamati pada mikroskop.

13. Pembakar Spirtus

Pembakar spiritus adalah alat laboratorium yang digunakan


untuk menghasilkan nyala api. Bahan bakar dari alat ini
menggunakan spiritus yang disalurkan menggunakan sumbu.
Sumbu ini akan menyerap spiritus dan di keluarkan ke bagian
atas dari alat ini. Pembakar spiritus berfungsi sebagai alat
penunjang dalam proses pengujian yang membutuhkan
pemanasan di dalamnya. Pengujian ini biasanya bersifat
kualitatif dalam kimia analitik. Contohnya seperti pemanasan
uji kualitatif pada tabung reaksi, erlenmeyer dan gelas beaker.
Penggunaan Pembakar Spirtus :

Pada saat melakukan pemanasan pada tabung reaksi membutuhkan api yang langsung mengenai
tabung reaksi. Untuk melakukan hal ini perlu mengunakan penjepit tabung reaksi agar proses
pengujiannya lebih mudah. Sterilisasi juga dapat dilakukan dengan bantuan pembakar ini. Namun
hanya sterilisasi skala kecil saja yang bisa dilakukan. Selain itu pembakar spiritus juga dapat
digunakan sebagai alat untuk menguapkan bahan kimia dengan menggunakan cawan porselin.
Tentu proses penguapan ini akan dibantu dengan rangkaian kaki tiga dan kawat kasa. Dengan
bantuan alat ini proses penguapan sampel laboratorium akan lebih cepat lagi.

Penggunaanya yaitu, Pertama kita harus isi terlebih dahulu bahan bakarnya menggunakan spiritus.
Kemudian tutup dan diamkan beberapa saat hingga sumbu pembakar ini menyerap secara
sempurna. Jika sudah pembakar spiritus sudah dapat digunakan untuk pengujian. Kita hanya perlu
menyalakan alat ini dengan korek api. Sementara untuk mematikan alat ini kita hanya perlu
menutupkan kembali dengan penutupnya. Tidak disarankan mematikan alat ini dengan cara
meniupnya karena meniupnya tidak akan dapat mematikan pembakar spirtus.

7
14. Cawan Porselen

Cawan porselin (evaporating dish) adalah alat


laboratorium yang terbuat dari porselin, yaitu bahan
perlatan laboratorium yang tahan terhadap panas. Cawan
porselin biasanya digunakan untuk menguapkan pelarut
yang ada dalam sampel. Cawan porselen memiliki bentuk
setengah bola yang mirip dengan mangkok kecil. bentuk
inilah yang memudahkan proses evaporasi atau penguapan
lebih mudah karena luas permukaannya yang lebar.

Fungsi Cawan Porselin yaitu dapat menahan suhu yang sangat panas dan tidak akan mengalami
keretakan. Sehingga cawan porselin berfungsi sebagai alat yang digunakan pada proses penguapan
pelarut. Selain digunakan untuk penguapan bahan kimia, cawan porselin juga dapat digunakan
sebagai tempat pemisahan campuran atau rekristalisasi, dan juga proses pengeringan sampel kimia.
Proses pengeringan ini dapat dilakukan dengan bantuan alat yang disebut sebagai desikator. Silika
yang ada pada desikator akan mengikat kadar air yang ada di dalam bahan kimia dengan sangat
cepat.

15. Kaki Tiga

Kaki tiga didefinisikan sebagai suatu alat yang memiliki fungsi


untuk menyangga pembakar spiritus. Alat ini biasa digunakan
pada saat pemanasan sebagai alternatif apabila tidak ada
hotplate di laboratorium. Kaki tiga masuk sebagai salah alat
laboratorium non gelas karena bahan kaki tiga laboratorium
adalah besi murni.

Kaki tiga memiliki peranan penting guna menahan berat bejana atau gelas ukur saat menjalankan
percobaan reaksi kimia. Fungsi Kaki Tiga Laboratorium untuk menyangga ring pada saat proses
pemanasan. Biasanya untuk menyangga sampel uji, kaki tiga membutuhkan kawat kasa sebagai
penopangnya yang diletakan diatas ring. Selain itu kaki tiga mempunyai fungsi sebagai alat yang
digunakan untuk meletakkan pembakar spiritus di bawahnya. Fungsi ini sama persis dengan
hotplate yaitu pemanasan sampel yang dilakukan di laboratorium.

8
Namun perlu diperhatikan jika pemanasan menggunakan kaki tiga memiliki kelemahan jika
dibandingkan dengan hotplate, yaitu pada suhu pemanasan yang tidak dapat diatur sesuai
kebutuhan atau suhu panasnya tidak bisa konstan.

Cara menggunakan kaki tiga :

Pertama letakkan kaki tiga ditempat yang rata serta tidak menghantarkan api. Letakkan saja alat
tersebut diatas lantai atau ubin, jangan meletakkan diatas kayu maupun meja besi karena bisa
menyebabkan kebakaran akibat gesekan api dengan konduktornya.

Selanjutnya, tambahkan kawat kassa di lingkarannya agar bisa menyangga gelas ukur maupun
gelas beaker saat dipanaskan. Gunakan pemanas spiritus atau pemanas bunsen pada saat
melakukan pengujian yang membutuhkan proses pembakaran.

16. Kawat Kasa

Kawat kasa terbuat dari selembaran kawat tipis yang teridiri dari
beberapa susunan, yaitu rangkaian kawat dengan keramik dibagian
tengahnya. keramik ini berguna sebagai penyuplai panas agar lebih
merata ke semua sisi ketika melakukan pemanasan. Di dalam
laboratorium kawat kasa memiliki peran dalam proses pemananasan
sampel pengujian. Fungsi kawat kasa dalam laboratorium adalah
sebagai tempat meletakan wadah sampel seperti gelas beaker ataupun
erlenmeyer. Namun wadah lain juga dapat digunakan sebagai alternatif lain.

Terdapat 2 hal yang dapat dilakukan ketika menggunakan alat ini, yaitu Pemanasan Larutan dan
Penguapan Larutan. Pada saat pemanasan larutan dengan proses pemananasan secara konvensional
ini bisa dilakukan dengan meletakan kawat kasa diatas kaki tiga. Kemudian pemanasan bisa
dilakukan dengan bantuan bunsen ataupun pembakar spiritus.

Pada penguapan Larutan, kawat juga juga dapat digunakan untuk penguapan. Biasanya dalam
proses penguapan ini akan digunakan cawan sebagai wadahnya. proses penguapan secara
konvensional ini sering digunakan dalam proses pemurnian garam dan rekristalisasi. Cara
menggunakan kawat kasa dalam penguapan ini juga hampir sama dengan proses pemanasan.

9
17. Kertas Saring

Kertas saring adalah sebuah lembaran kertas yang digunakan


untuk keperluan filtrasi atau menyaring zat cair. Dalam
laboratorium kertas saring memiliki ukuran pori tertentu
sehingga dengan adanya pori tersebut akan memungkinkan
partikel dengan ukuran lebih kecil dari pori untuk melewatinya
sedangkan partikel dengan ukuran lebih besar untuk tertinggal
dan terpisah. Kertas saring berfungsi dalam memisahkan zat
berdasarkan perbedaan ukuran partikelnya.

Terdapat banyak jenis kertas saring yang dibedakan berdasarkan nomor. Perbedaan masing masing
kertas saring tersebut adalah terletak pada ukuran pori dari kertas. Kertas saring terbuat dari bahan
tertentu yang pastinya tidak sama dengan kertas biasa yaitu adalah selulosa sehingga bahan ini
tidak larut ketika digunakan untuk menyaring berbagai jenis larutan.

Fungsi Kertas Saring adalah memisahkan fasa padat dan cair, karakteristik ini dipergunakan untuk
memisahkan fasa padat dan cair yang tidak homogen. Dengan fungsi tersebut tentusaja sangat
banyak proses kimia yang dapat dilakukan dengan kertas saring. Sebagai contohnya adalah saat
kita melakukan rekristalisasi pemurnian garam, maka kertas saring digunakan untuk menyaring
larutan garam dengan tujuan untuk memisahkannya dari pengotor padat yang mungkin terdapat
dalam garam sehingga akan tertinggal dalam kertas saring. Cara Menggunakan Kertas Saring,
penggunaan kertas saring dibagi menjadi dua cara yakni dalam penyaringan biasa dan dalam
penyaringan bertekanan.

18. Karet Penghisap

Karet penghisap atau rubber bulb adalah peralatan


laboratorium yang terbuat dari material karet yang cukup
solid. Alat ini memiliki 3 bagian utama yang perlu kita
perhatikan fungsinya.

10
Berikut ini adalah 3 bagian utama dari rubber bulb laboratorium :

a. Katup Aspirate : Katup ini biasanya bersimbol (A) dan terletak pada bagian atas pipet filler.
Fungsi dari katup ini yaitu untuk mengeluarkan udara pada gelembung pipet filler.
b. Katup Suction : Katup ini biasanya bersimbol (S) dan terletak pada bagian tengah pipet
filler. Fungsi dari katup ini yaitu untuk menyedot larutan ke dalam pipet.
c. Katup Exhaust : Katup ini biasanya bersimbol (E) dan terletak pada bagian bawah pipet
filler. Fungsi dari katup ini yaitu untuk mengeluarkan larutan yang ada di dalam pipet.

Kegunaan karet penghisap adalah sebagai alat yang digunakan untuk menghisap dan
mengeluarkan cairan. Cara kerja karet penghisap ini adalah dengan memasangkannya ke ujung
pipet. Sebelum dipasangkan, karet di kempeskan agar dapat menarik udara masuk kedalam pipet.
Berikut ini adalah cara menggunakan karet penghisap:

• Pertama kempeskan bola karet penghisap dengan menekan katup A (Aspirate) pada ujung atas
sambil menekan udaranya hingga kempes.
• Kemudian pasangkan ke dalam pipet ukur atau pipet volume.
• Siapkan larutan pengujian yang ingin dipipet dan masukan mulut pipet ke dalamnya.
• Tekan katup S (Suction) yang ada pada bagian tengah untuk menyedot larutan. Larutan akan
tersedot kedalam pipet secara perlahan.
• Tepatkan larutan yang ada di pipet pada garis miniskus. Apabila larutan di dalam melebihi garis
miniskus, kalian bisa mengeluarkannya dengan cara menekan katup E (Exhaust) pada pipet
filler.
• Jangan lupa untuk menekan bagian luar pipet sebelum memindahkannya kedalam wadah
lainnya. Caranya cukup lap bagian luar pipet dengan tisu bersih.
• Jika sudah tepat volume yang dipipet, keluarkan larutan dengan menekan katup E atau bisa juga
melepaskan karet penghisap dengan pipet yang digunakan.

11

Anda mungkin juga menyukai