Anda di halaman 1dari 18

ILMU DAKWAH

“HAKIKAT ILMU DAKWAH”

OLEH :
KELOMPOK 1
AYU LISNAENI 02220160281
ANITA FIRDAUS 02220160327
RUSNELI 02220160342

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
KATA PENGANTAR

‫الر ِحي ِْم‬ َّ ِ‫ِب ْس ِم هللا‬


َّ ‫الر ْحمٰ ِن‬

Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan

makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan Dia penyusun tidak akan

sanggup menyelesaikannya dengan baik.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu

Dakwah tentang “Hakekat Ilmu Dakwah” yang kami sajikan berdasarkan

pengamatan dari beberapa sumber. Makalah ini disusun oleh penyusun dengan

berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari penyusun maupun yang datang dari

luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan yang

pada akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas

kepada pembaca. Penyusun menyadari makalah ini mempunyai banyak

kekurangan. Krtik dan saran yang bersifat membangun tentu sangat berarti bagi

kami.

Makassar, 7 April 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

1.1. Latar Belakang ...................................................................................... 1


1.2. Rumusan Masalah ................................................................................. 3
1.3. Tujuan ................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 5

2.1. Hakekat Dakwah dan Ilmu Dakwah ..................................................... 5


2.1.1. .. Dakwah dan Keilmuannya............................................................. 5
2.1.2. Dakwah sebagai Ilmu .................................................................... 7
2.2. Dakwah sebagai Disiplin Ilmu.............................................................. 8
2.3. Obyek Materi Ilmu Dakwah ................................................................. 11

BAB III PENUTUP ....................................................................................... 14

Kesimpulan .................................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sebelum mengetahui manusia terlebih dahulu melihat, mendengar,

serta merasa segala yang ada di sekitarnya. Segala yang dilihat, didengar,

dan dirasa itulah yang merangsang naluri ingin tahu seseorang. Sepanjang

hidupnya, manusia akan dirangsang alam sekitarnya untuk tahu. Hal utama

yang terkena rangsang adalah panca indera, yaitu penglihatan, penciuman,

perabaan, pendengaran, serta pengecapan. Hasil persentuhan alam dengan

panca indra disebut pengalaman. Ketika tersentuh rangsang, manusia akan

bereaksi. Namun, pengalaman semata-mata tidak membuat seseorang

menjadi tahu. Pengalaman hanya memungkinkan seseorang menjadi tahu.

Hasil dari tahu disebut pengetahuan. Pengetahuan ada jika

demi pengalamannya, manusia mampu mencetuskan pernyataan atau

putusan atas objeknya. Dengan kata lain, orang yang tidak dapat memberi

pernyataan atau putusan demi pengalamannya dikatakan tidak

berpengetahuan.

Dalam perkembangannya, pengetahuan yang dihasilkan dari

pengalaman manusia mengalami perkembangan sesuai dengan

lingkungannya. Kemudian dikembangkan manusia untuk mengetahui

keadaannya dan lingkungannnya, atau menyesuaikan lingkungannnya

dengan dirinya dalam rangka strategi hidupnya. Pengetahuan dikembangkan


berdasarkan analisis obyektif, lebih jauh hanya sekedar melalui keyakinan

seseorang. Hasilnya, pengetahuan berkembang menjadi ilmu pengetahuan

atau biasa disebut ilmu saja, didapat melalui akumulasi waktu

yang berkembang sejajar dengan perkembangan kemajuan manusia.

Pengetahuan adalah gambaran atau kesan yang terdapat dalam

fikiran manusia tentang suatu hal, baik mengenai sesuatu yang konkret

maupun abstrak sebagai hasil dari penangkapan beberapa inderanya.

S. I. Poeradisastro mengartikan pengetahuan sebagai kumpulan fakta

yang saling berhubungan satu sama lain mengenai suatu hal tertentu.

Terlepas apakah pengetahuan itu merupakan pengetahuan yang khusus

maupun pengetahuan yang umum, suatu pengetahuan itu memiliki dua

tingkatan yaitu pengetahuan biasa dan pengetahuan ilmiah.

Pengetahuan biasa adalah pengetahuan yang digunakan orang,

terutama untuk kehidupannya sehari-hari tanpa disertai penyelidikan lebih

lanjut dengan lebih intensif tentang seluk beluk sebab dan akibatnya.

Sedangkan pengetahuan ilmiah adalah pengetahuan yang tidak sekedar ilmu

semata-mata, tetapi pengetahuan yang disertai dengan penyelidikan yang

mendalam sehingga dapat diyakini kebenaranya serta diketahui apa

sebabnya demikian, dan mengapa harus demikian.

Pengetahuan mengenai dakwah seperti diterangkan diatas adalah

merupakan pengetahuan biasa, karena pengetahuan ini hanya sekadar tahu

tentang dakwah tanpa adanya penyelidikan dan analisis lebih lanjut, tentu

2
saja untuk menjadikan ilmu dakwah menjadi sebuah ilmu pengetahuan

memerlukan persyaratan.

Dakwah baru dikatakan sebagai ilmu pengetahuan, apabila

memenuhi beberapa syarat-syarat di bawah ini:

1. Objektif. Telah memiliki objek studi dan diterangkan secara objektif.

2. Universal. Pengetahuan dakwah yang telah diketahui kebenaranya

secara umum oleh masyarakat dan dapat terbuka, teruji oleh setiap

orang.

3. Metodik. Telah menggunakan metode yang tepat dalam memahami

objek studinya.

4. Sistematik. Pengetahuan dakwah telah tersusun secara menyeluruh

yang bagian-bagiannya memiliki kolerasi antara satu dengan yang

lainnya.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud Dakwah dan Keilmuannya ?

2. Apa yang dimaksud dengan Dakwah sebagai Ilmu ?

3. Apa yang dimaksud Dakwah sebagai Islam Disiplin Ilmu ?

4. Apa saja Obyek Materi Ilmu Dakwah ?

1.3. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa itu dakwah dan keilmuannya.

2. Untuk mengetahui apa itu dakwah sebagai ilmu.

3
3. Untuk mengetahui bagaimana dakwah dikatakan sebagai islam disiplin

ilmu.

4. Untuk mengetahui apa saja obyek materi ilmu dakwah.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Hakekat Dakwah dan Ilmu Dakwah

2.1.1 Dakwah dan Keilmuannya

Menurut M. Isa Anshari, dakwah yaitu menyampaikan seruan Islam,

mengajak dan memanggil umat manusia, agar menerima dan mempercayai

keyakinan dan hidup Islam.

Pendapat Ki. M. A. Mahfoeld, dakwah yaitu panggilan yang

tujuannya untuk membangkitkan keinsyafan orang agar kembali ke jalan

Allah SWT yang sifatnya adalah ekspansif, memperbesar jumlah orang

yang berada di jalan Allah SWT.

Pendapat Prof. Toha Jahja Omar MA, dakwah yaitu mengajak

manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan

perintah Tuhan, untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka di dunia dan

di akherat.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan dakwah

yaitu menyampaikan dan memanggil serta mengajak manusia ke jalan Allah

SWT, untuk melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya dalam

mencapai kehidupan bahagia di dunia dan di akherat, sesuai dengan

tuntunan dan contoh Rasulullah Saw.

Menurut M. Natsir, membedakan pengertian antara dakwah dan

risalah. Risalah dipikulkan kepada Nabi Muhammad Saw untuk

5
menyampaikan wahyu yang telah diterimanya kepada seluruh umat

manusia. Sedangkan dakwah adalah tugas para mubaligh, yaitu

mempertemukan fitrah manusia dengan wahyu ilahi.

Jalaludin Rahmat mengatakan bahwa dakwah dan pengetahuan

adalah fenomena Sosial yang dirangsang oleh nash-nash agama Islam.

Fakta-fakta sosial tersebut dapat dikaji secara empiris terutama pada aspek

penyampaian dakwah serta internalisasi nilai agama bagi penerima dakwah.

Dakwah yang demikian itu baik, yang mana dilakukan secara

perorangan atau kelompok, ataupun lembaga yang melakukan dengan

menggunakan berbagai media, pendek kata yaitu dakwah dengan segala

problematikanya, itu juga merupakan kenyataan sosial yang dapat diamati

sehingga akan memunculkan sebuah pengetahuan

Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan salah satu

modal penting bagi ummat Islam dalam melakukan dakwah di tengah

politik global. Dengan ilmu pengetahuan, masyarakat Islam dapat

berinteraksi dengan dunia global dan terlibat dalam proses demokratisasi.

Ilmu dakwah menurut Toha Yahya Umar adalah ilmu pengetahuan

yang berisi cara-cara dan tuntunan bagaimana seharusnya menarik perhatian

manusia untuk menganut, menyetujui, melaksanakan suatu ideologi,

pendapat ataupun pekerjaan tertentu.

Ilmu dakwah selalu membutuhkan bantuan ilmu-ilmu pengetahuan

lainnya didalam memahami objek studi materi dan objek studi formalnya.

6
Bentuk kerjasama atau keterkaitan antara ilmu dakwah dengan ilmu

pengetahuan lainnya antara lain dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Ilmu dakwah dan ilmu pengetahuan agama islam

Ilmu dakwah yang menerangkan seluk beluk dakwah islamiyyah

atau penyampaian ajaran Islam kepada orang lain yang memiliki kaitan

erat dengan ilmu pengetahuan agama Islam seperti fiqih, tafsir, dll.

2. Ilmu dakwah dan ilmu pengetahuan sosial politik

Ilmu pengetahuan sosial yang dibicarakan sesuatu menurut apa

adanya dan tidak membicarakan bagaimana suatu itu seharusnya, seperti

ilmu-ilmu normatif seperti sosiologi, antropologi, psikologi.

3. Ilmu dakwah dan ilmu-ilmu normative

Ilmu-ilmu normatif yang dimaksud yaitu ilmu-ilmu yang

membicarakan bagaimana sesuatu itu, contohnya ilmu penelitian atau

ilmu riset, ilmu logika, ilmu bimbingan dan penyuluhan.

2.1.2 Dakwah Sebagai Ilmu

Pengertian “ilmu’’ sering dikacaukan dengan pengertian

“pengetahuan’’. Pengetahuan adalah kesan yang terdapat di dalam

pemikiran manusia sebagai hasil sentuhan dengan objek tertentu. Kesan itu

kemudian diberi lambang dalam wujud ‘kata’ atau lukisan dalam wujud

untain kata-kata. Sedangkan “ilmu’’ adalah sejumlah pengetahuan yang

tersusun secara sistematis, logis, hasil pemikiran manusia, objektif atau

dapat diuji oleh siapapun.

7
Senada dengan pendapat diatas, Soekanto mengemukakan unsur-

unsur (elemen) yang merupakan bagian-bagian dari ilmu, antara lain adalah

pengetahuan (knowledge), tersusun secara sistematis, menggunakan

pemikiran, dapat dikontrol secara kritis oleh orang lain atau umum

(objektif).

Ilmu merupakan kumpulan pengetahuan, dimana pengetahuan

merupakan hasil tahu manusia terhadap sesuatu atau hasil usaha manusia

untuk memahami suatu objek tertentu. Ilmu, disamping merupakan

kumpulan pengetahuan, juga harus mempunyai objek dan metode (cara

kerja) tertentu yang sifatnya umum.

Sedangkan menurut Amrulloh Ahmad, ilmu adalah kumpulan

pengetahuan yang tersusun secara sistematis sebagai hasil belajar manusia

terhadap ayat-ayat Allah SWT dengan tujuan untuk beribadah kepada Allah,

mencari kebenaran, untuk kesejahteraan hidup di dunia dan agar semakin

bertaqwa kepada kepada Allah SWT.

Jadi, seorang dai haruslah memiliki ilmu dan pengetahuan yang luas

baik mengenai materi dakwahnya yakni Al-Qur’an dan Sunnah ataupun

problematika permasalahan agama zaman dulu maupun masa kini, agar

pandai dan cakap dalam memberikan materi dakwahnya serta cekatan

menanggapi pertanyaan ataupun tanggapan dari mad’unya dalam proses

berdakwah.

2.2 DAKWAH SEBAGAI DISIPLIN ILMU

8
Ilmu dakwah disebut sebagai sebuah disiplin ilmu, karena ilmu

dakwah merupakan bidang studi yang telah memiliki objek, system dan

metodenya sendiri. Untuk melihat bangunan keilmuan dakwah, dapat

dijelaskan dengan struktur keilmuannya. Kemudian disiplin ilmu dakwah

dapat di strukturkan sebagai berikut:

1. Disiplin Ilmu Murni

Disiplin ilmu yang memberikan karangka teori dan metodologi

dakwah yang memberikan prinsip-prinsip, paradigm, karangka teorotik,

system dan metodologi dakwah islam. Dalam kelompok disiplin ilmu ini

masalah dakwah dikaji secara ilmiah sesuai dengan bidang dan lingkup

masalah, metode-metode yang digunakan serta karangka teorotik yang

digunakan. Yang termasuk ilmu dasar teoritik ini antara lain: dasar ilmu

pengembangan masyarakat, metodologi dakwah, psikologi dakwah, studi

keluarga muslim dan lain-lain.

Ilmu dakwah teoritik berfungsi memberikan dasar-dasar teoritik

dan metodologi ke ahlian dawah islam.

2. Disiplin Ilmu Terapan

Ilmu teknik/terapan yaitu disiplin ilmu yang memberikan

kerangka teknis atau operasional kegiatan dakwah islam. Disiplin ini

memberikan kemampuan rteknis keahlian profesi dan disebut ilmu

terapan/teknis-operasionaldakwah (teknologi dakwah). Bagian disiplin

ilmu terapan/teknis terdiri dari empat kelompok pokok yaitu:

1) Teknologi tabligh (ilmu teknis komunikasi dan penyiaran islam)

9
Secara Bahasa tabligh berasal dari kata ballagha, yubbalighu,

tablighan yang berarti menyampaikan. Tabligh adalah kata kerja

transitif, yang berarti membuat seseorang sampai, menyampaikan,atau

melaporkan dalam arti menyampaikan sesuatu kepada orang lain.

Dalam Bahasa arab orang menyampaikan disebut muballigh.

2) Teknologi irsyad (ilmu teknis bimbingan dan penyuluhan islam)

Irsyad sebagai Bahasa berarti bimbingan. Secara irsyad sebagai istilah

adalah proses penyampaian dan internalisasi ajaran islam melalui

kegiatan bimbingan, penyuluhan dan psikoterapi islami dengan

sasaran individu atau kelompok kecil.

3) Teknologi tadbir (ilmu teknis manajemen dakwah)

Tadbir menurut Bahasa adalah pengurusan, pengelolaan manajemen,

sedangkan menurut istilah adalah kegiatan dakwah dengan

pentranformasian ajaran islam melalui kegiatan amal shaleh berupa

penataan lembaga-lembaga dakwah dan kelembagaan islam.

4) Teknologi Tathwir (ilmu tekhnis/ terapan pengembagan masyarakat

islam)

Tathwir menurut Bahasa berarti pengembahangan, menurut istilah

berarti kegiatan dakwah dengan pentransformasian ajaran islam

melalui aksi amal saleh berupa pemberdayaan (taghyir,tamkim)

sumber daya manusia dan sumber daya lingkungan dan ekonomi umat

dengan pengembangan pranata-pranata social, ekonomi, dan

10
lingkungan atau pengembahangan kehidupan muslim dalam aspek-

aspek kultur universal.

2.3 OBJEK MATERI ILMU DAKWAH

Ciri khusus untuk mengetahui ilmu yang satu dengan yang lain

adalah terletak pada objeknya terutama objek formalnya. Adapun objek

penelaahan ilmu dakwah adalah memiliki objek-objek material dan objek

formal.

Objek material dakwah sebagaimana ilmu-ilmu sejenis lainnya

adalah tentang tingkah laku manusia. Sedangkan objek formal nya adalah “

usaha manusia untuk menyeru/mengajak manusia lain dengan ajaran islam

agar menerima, meyakini dan mengamalkan ajaran islam bahkan

memperjuangkannya”.

Dengan demikian, maka yang menjadi objek telaahan ilmu dakwah

adalah manusia dengan segala sikap tingkah lakunya yang berkaitan dengan

aktivitas dakwah. Tegasnya, masalah-masalah yang dikandung dalam

pembahasan ilmu dakwah adalah semua permasalahan yang timbul dan

melingkupi persoalan aktivitas dakwah, sebagai konsekuensi sebab akibat

adanya manusia yang menyeru atau mengajak manusia lain kepada Islam.

Mad’u adalah objek dakwah bagi seorang dai yang bersifat

individual, kolektif atau masyarakat umum. masyarakat sebagai objek

dakwah atau sasaran dakwah merupakan salah satu unsur yang penting

dalam sistim dakwah yang tidak kalah peranannya dibandingkan dengan

unsur-unsur dakwah yang lain oleh sebab itu masalah masyarakat ini

11
seharusnya dipelajari dengan sebaik-baiknya sebelum melangkah ke

aktivitas dakwah yang sebenarnya. Maka dari itu sebagai bekal dakwah dari

seorang dai atau muballigh hendaknya memperlengkapi dirinya dengan

beberapa pengetahuan dan pengalaman yang erat hubungannya dengan

masalah masyarakat.

Sasaran dakwah (objek dakwah) meliputi masyarakat dilihat dari

berbagai segi:

1. Sasaran yang menyangkut kelompok masyarakat dilihat dari segi

sosiologis berupa masyarakat terasing pedesaan, kota besar dan kecil

serta masyarakat di daerah marginal dari kota besar.

2. Sasaran yang menyangkut golongan masyarakat dilihat dari sudut

struktur kelembagaan berupa masyarakat, pemerintahan dan keluarga.

3. Sasaran yang berupa kelompok dilihat dari segi social cultural berupa

golongan priyayi, abangan dan santri. Klasifikasi terletak dalam

masyarakat Jawa

4. Sasaran yang berhubungan dengan masyarakat dilihat dari segi tingkat

usia, berupa golongan anak-anak, remaja, dan orang tua.

5. Sasaran yang berhubungan dengan golongan masyarakat dilihat dari segi

okupasional (profesi atau pekerjaan) berupa golongan petani, pedagang,

seniman, buruh, pegawai negeri (administrator).

6. Sasaran yang menyangkut golongan masyarakat dilihat dari segi tingkat

hidup sosial ekonomi berupa golongan orang kaya, menengah dan

miskin.

12
7. Sasaran yang menyangkut kelompok masyarakat dilihar dari jenis

kelamin berupa golonga pria dan wanita,

8. Sasaran yang berhubungan dengan golongan dilihat segi khusus berupa

golongan masyarakat tuna susial, tuna wisma, tuna karya, narapidana.

13
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Dakwah yaitu menyampaikan dan memanggil serta mengajak manusia ke

jalan Allah SWT, untuk melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya

dalam mencapai kehidupan bahagia di dunia dan di akherat, sesuai dengan

tuntunan dan contoh Rasulullah Saw. Ilmu dakwah disebut sebagai sebuah

disiplin ilmu, karena ilmu dakwah merupakan bidang studi yang telah memiliki

objek, system dan metodenya sendiri. Adapun objek telaahan dari ilmu dakwah

adalah manusia dengan segala sikap tingkah lakunya yang berkaitan dengan

aktivitas dakwah.

14
DAFTAR PUSTAKA

Abdillah Faiz, 2014. Dakwah sebagai Ilmu Pengetahuan. Makalah. Dikutip dari

https://www.academia.edu/31730815/DAKWAH_SEBAGAI_ILMU_PENGETA

HUAN. Diakses tanggal 7 April.

Anda mungkin juga menyukai