Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH FILSAFAT ILMU

“ILMU DAN PENGETAHUAN”

Oleh :
M. ZAINUL IKHWANDI
MUHAMAD ALI RAHMAN
NURIL BAYYINA

JURUSAN ADMINISTRASI PUBLIK


INSTITUT TEKNOLOGI SOSIAL DAN KESEHATAN ( ITSKes)
MUHAMMADIYAH SELONG
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt., atas rahmat dan karunia yang
dilimpahkan-Nya, sehingga makalah yang berjudul “Ilmu dan Pengetahuan” ini dapat
diselesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun berdasarkan tugas dari dosen pengampu sebagai tugas dalam mata
kuliah Filsafat Ilmu. Oleh sebab itu penulis berterima kasih kepada dosen pengampu yang
telah memberikan tugas pembuatan makalah ini sehingga memberikan kesempatan bagi
penulis untuk belajar lebih dalam mengenai materi ini.
Penulis meyakini, masih banyak pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu yang telah banyak memberikan motivasi, membantu, serta memahami penulis,
sehingga dapat menyelesaikannya sampai dengan waktu yang telah ditetapkan, untuk itu
ucapan terima kasih penulis sampaikan dengan iringan doa agar bantuan dan dukungan yang
diberikan kepada penulis dapat menjadi amal bagi mereka, dan mendapat pahala dari Allah
Swt.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih, semoga Allah Swt., selalu melimpahkan
karuni, hidayah dan ilmu yang bermanfaat bagi kita semua. Penulis berharap semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya. Amin.

Selong, 16 Februari 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................ii

DAFTAR ISI ...........................................................................................................................iii

BAB I.........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN......................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................1

1.3 Tujuan Penulisan.........................................................................................................2

BAB II........................................................................................................................................3

PEMBAHASAN........................................................................................................................3

2.1    Pengertian Pengetahuan...................................................................................................... 3

 Jenis- Jenis Pengetahuan ............................................................................4

 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan


........................................6

2.2    Sistematika Pengetahuan.....................................................................................................8

2.3     Pengertian, Perbedaan, dan Ciri - Ciri Ilmu dan Pengetahuan.......................................9

A. Pengertian Ilmu (Science)...................................................................................9

B. Syarat- Syarat Ilmu dan perbedaannya dengan pengetahuan.............................10

C. Ciri Ilmu Pengetahuan........................................................................................12

2.4     Hubungan Ilmu Dan Pengetahuan...................................................................................14

2.5 Manfaat Ilmu Dan Pengetahuan......................................................................................17

BAB III.....................................................................................................................................21

PENUTUP................................................................................................................................21

3.1 Kesimpulan................................................................................................................21

3.2 Saran..........................................................................................................................21

iii
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................22

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

          Pengetahuan merupakan hasil proses dari usaha manusia untuk tahu. Berbedanya
dalam cara mendapatkan pengetahuan tersebut serta tentang apa yang dikaji oleh
pengetahuan tersebut membedakan antara jenis pengetahuan yang satu dengan yang lainnya.

          Pengetahuan dikembangkan manusia disebabkan karena dua hal utama yaitu manusia
mempunyai bahasa yang mampu mengomunikasikan informasi dan jalan pikiran yang
melatarbelakangi informasi tersebut, dan kemampuan berpikir menurut suatu alur kerangka.
Secara garis besar, cara berpikir seperti ini disebut penalaran.

          Penalaran merupakan suatu proses berpikir dalam menarik suatu kesimpulan yang
berupa pengetahuan. Agar pengetahuan yang dihasilkan dari penalaran itu mempunyai dasar
kebenaran maka proses berpikir itu harus dilakukan melalui suatu cara tertentu. Suatu
penarikan kesimpulan baru dianggap sahih kalau proses penarikannya dilakukan menurut
cara tertentu tersebut. Cara penarikan kesimpulan ini disebut logika, dimana logika secara
luas dapat didefinisikan sebagai pengkajian untuk berpikir secara sahih.

          Pengetahuan banyak jenisnya, salah satunya adalah ilmu. Ilmu merupakan bagian dari
pengetahuan yang objek telaahnya adalah dunia empiris dan proses mendapatkan
pengetahuannya sangat ketat yaitu menggunakan metode ilmiah. Ilmu menggabungkan logika
deduktif dan induktif, dan penentu kebenaran ilmu tersebut adalah dunia empiris yang
merupakan sumber dari ilmu itu sendiri.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan pengetahuan?

2. Bagaimana sistematika pengetahuan?

3. Apa pengertian ilmu dan bagaimana ciri-ciri ilmu pengetahuan?

4. Bagaimana hubungan ilmu dan pengetahuan?

5. Bagimana manfaat ilmu dan pengetahuan ?

1
1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian pengetahuan.

2. Untuk mengetahui sistematika pengetahuan.

3. Untuk pengertian ilmu dan mengetahui ciri-ciri ilmu pengetahuan.

4. Mengetahui hubungan ilmu dan pengetahuan.

5. Mengetahui manfaat ilmu dan pengetahuan

         

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1    Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah suatu istilah yang dipergunakan untuk memutuskan apabila


seseorang mengenal tentang sesuatu. Suatu hal yang menjadi pengetahuannya adalah selalu
terdiri atas unsur yang mengetahui dan yang diketahui serta kesadaran mengenai hal yang
ingin diketahuinya itu. Oleh karena itu, pengetahuan selalu menuntut adanya subjek yang
mempunyai kesadaran untuk mengetahui tentang sesuatu dan objek yang merupakan sesuatu
yang dihadapinya sebagai hal yang ingin diketahuinya. Jadi, bisa dikatakan pengetahuan
adalah hasil tahu manusia terhadap sesuatu atau segala perbuatan manusia untuk memahami
suatu objek yang dihadapinya atau hasil usaha manusia untuk memahami suatu objek
tertentu.

Pengetahuan (bah. Yunani epistema) adalah daya pengenalan serta hasil pengalaman
melalui persepsi tentang apa yang dipandang sebagai fakta, evidensi, kebenaran, dan
kewajiban yang dipelihara dan diteruskan oleh peradaban. Kata pengetahuan, secara umum,
menandaskan adanya kebenaran, kepastian, dan validitas atau kesahihan tertentu, baik
berdasarkan pengalaman atau pemahaman. Pengetahuan, secara filosofis mencakup dua sisi
pengertian, yaitu; sisi statis berupa apa yang dimiliki (having) dan sisi dinamis (being) berupa
proses atau aktivitas mengetahui. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengetahuan
adalah segala sesuatu yg diketahui,

Secara etimologi, pengetahuan berasal dari bahasa inggris knowledge yang berarti
pemgetahuan. Berdasarkan the encyclopedia of phylosophy, Edwards, Paul (1972)
Pengetahuan adalah kepercayaan yang benar (Knowledge is justified true belief).

Menurut Notoatmodjo 2007, Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini
setelah orang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui
panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.
Sebagaian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telingan. Dalam wikipedia
dijelaskan; Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh
seseorang. Pengetahuan termasuk, tetapi tidak dibatasi pada deskripsi, hipotesis, konsep,
teori, prinsip dan prosedur yang secara Probabilitas Bayesian adalah benar atau berguna.
3
Menurut pendekatan kontruktivistis, pengetahuan bukanlah fakta dari suatu kenyataan
yang sedang dipelajari, melainkan sebagai konstruksi kognitif seseorang terhadap obyek,
pengalaman, maupun lingkungannya. Pengetahuan bukanlah sesuatu yang sudah ada dan
tersedia dan sementara orang lain tinggal menerimanya. Pengetahuan adalah sebagai suatu
pembentukan yang terus menerus oleh seseorang yang setiap saat mengalami reorganisasi
karena adanya pemahaman-pemahaman baru.

Dalam pengertian lain, pengetahuan adalah pelbagai gejala yang ditemui dan diperoleh
manusia melalui pengamatan akal. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan akal
budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau
dirasakan sebelumnya. Misalnya ketika seseorang mencicipi masakan yang baru dikenalnya,
ia akan mendapatkan pengetahuan tentang bentuk, rasa, dan aroma masakan tersebut.

Jadi pengetahuan adalah informasi akan suatu kejadian yang belum teruji
kebenarannya. Jangkauan Pengetahuan memiliki jangkauan yang sempit. Karena dalam
pengetahuan kita hanya tahu saja tanpa mengerti bagaimana dan mengapa sesuatu terjadi.

Semua pengetahuan hanya dikenal dan ada di dalam pikiran manusia, tanpa pikiran
pengetahuan tidak akan eksis. Oleh karena itu, keterkaitan antara pengetahuan dengan pikiran
merupakan sesuatu yang kodrati.

Menurut Jujun Suriasumantri (2010), pengetahuan pada hakikatnya merupakan segenap


apa yang kita ketahui tentang suatu objek tertentu, termasuk ke dalamnya ilmu. Ilmu
merupakan bagian dari pengetahuan yang diketahui manusia di samping berbagai
pengetahuan lainnya seperti seni dan agama. Pengetahuan merupakan khazanah kekayaan
mental. Tiap jenis pengetahuan pada dasarnya menjawab jenis pertanyaan tertentu yang
diajukan. Secara ontologis ilmu membatasi diri pada kajian objek yang berada dalam lingkup
pengalaman manusia, sedangkan agama memasuki daerah penjelajahan yang bersifat
transendental yang berada di luar pengalaman kita.

 Jenis- Jenis Pengetahuan

a) Pengetahuan Implisit

Pengetahuan implisit adalah pengetahuan yang masih tertanam dalam bentuk


pengalaman seseorang dan berisi faktor-faktor yang tidak bersifat nyata seperti

4
keyakinan pribadi, perspektif, dan prinsip. Pengetahuan diam seseorang
biasanya sulit untuk ditransfer ke orang lain baik secara tertulis ataupun lesan.
Kemampuan berbahasa, mendesain, atau mengoperasikan mesin atau alat yang
rumit membutuhkan pengetahuan yang tidak selalu bisa tampak secara
eksplisit, dan juga tidak sebegitu mudahnya untuk mentransferkannya ke orang
lain secara eksplisit. Contoh sederhana dari pengetahuan implisit adalah
kemampuan mengendara sepeda. Pengetahuan umum dari bagaimana
mengendara sepeda adalah bahwa agar bisa seimbang, bila sepeda oleh ke kiri,
maka arahkan setir ke kanan. Untuk berbelok ke kanan, pertama belokkan dulu
setir ke kiri sedikit, lalu ketika sepeda sudah condong ke kenan, belokkan setir
ke kanan. Tapi mengetahui itu saja tidak cukup bagi seorang pemula untuk
bisa menyetir sepeda. Seseorang yang memiliki pengetahuan implisit biasanya
tidak menyadari bahwa dia sebenarnya memilikinya dan juga bagaimana
pengetahuan itu bisa menguntungkan orang lain. Untuk mendapatkannya,
memang dibutuhkan pembelajaran dan keterampilan, namun tidak lantas
dalam bentuk-bentuk yang tertulis. Pengetahuan implisit seringkali berisi
kebiasaan dan budaya yang bahkan kita tidak menyadarinya

b) Pengetahuan Eksplisit

Pengetahuan eksplisit adalah pengetahuan yang telah didokumentasikan atau


disimpan dalam wujud nyata berupa media atau semacamnya. Dia telah
diartikulasikan ke dalam bahasa formal dan bisa dengan relatif mudah
disebarkan secara luas. Informasi yang tersimpan di ensiklopedia (termasuk
Wikipedia) adalah contoh yang bagus dari pengetahuan eksplisit. Bentuk
paling umum dari pengetahuan eksplisit adalah petunjuk penggunaan,
prosedur, dan video how-to. Pengetahuan juga bisa termediakan secara audio-
visual. Hasil kerja seni dan desain produk juga bisa dipandang sebagai suatu
bentuk pengetahuan eksplisit yang merupakan eksternalisasi dari keterampilan,
motif dan pengetahuan manusia. Bagaimana membuat pengetahuan implisit
menjadi eksplisit merupakan fungsi utama dari strategi Manajemen
Pengetahuan.

5
c) Pengetahuan Empiris

Pengetahuan yang lebih menekankan pengamatan dan pengalaman inderawi


dikenal sebagai pengetahuan empiris atau pengetahuan aposteriori.
Pengetahuan ini bisa didapatkan dengan melakukan pengamatan yang
dilakukan secara empiris dan rasional. Pengetahuan empiris tersebut juga
dapat berkembang menjadi pengetahuan deskriptif bila seseorang dapat
melukiskan dan menggambarkan segala ciri, sifat, dan gejala yang ada pada
objek empiris tersebut. Pengetahuan empiris juga bisa didapatkan melalui
pengalaman pribadi manusia yang terjadi berulangkali. Misalnya, seseorang
yang sering dipilih untuk memimpin organisasi dengan sendirinya akan
mendapatkan pengetahuan tentang manajemen organisasi.

d) Pengetahuan Rasionalisme

Pengetahuan rasionalisme adalah pengetahuan yang diperoleh melalui akal


budi. Rasionalisme lebih menekankan pengetahuan yang bersifat apriori; tidak
menekankan pada pengalaman. Misalnya pengetahuan tentang matematika.
Dalam matematika, hasil 1 + 1 = 2 bukan didapatkan melalui pengalaman atau
pengamatan empiris, melainkan melalui sebuah pemikiran logis akal budi.

 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

a) Pendidikan

Pendidikan adalah sebuah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang
atau kelompok dan juga usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan, maka jelas dapat kita kerucutkan sebuah visi
pendidikan yaitu mencerdaskan manusia.

b) Media

Media yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat
luas. Jadi contoh dari media massa ini adalah televisi, radio, koran, dan
majalah.

6
c) Informasi

Pengertian informasi menurut Oxford English Dictionary, adalah "that of


which one is apprised or told: intelligence, news". Kamus lain menyatakan
bahwa informasi adalah sesuatu yang dapat diketahui, namun ada pula yang
menekankan informasi sebagai transfer pengetahuan. Selain itu istilah
informasi juga memiliki arti yang lain sebagaimana diartikan oleh RUU
teknologi informasi yang mengartikannya sebagai suatu teknik untuk
mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan, memanipulasi, mengumumkan,
menganalisa, dan menyebarkan informasi dengan tujuan tertentu. Sedangkan
informasi sendiri mencakup data, teks, gambar, suara, kode, program
komputer, basis data. Adanya perbedaan definisi informasi dikarenakan pada
hakekatnya informasi tidak dapat diuraikan (intangible), sedangkan informasi
itu dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, yang diperoleh dari data dan
pengamatan terhadap dunia sekitar kita serta diteruskan melalui komunikasi.

Cara menyusun pengetahuan dalam kajian filsafat disebut epistemologi, dan landasan
epistemologi ilmu disebut metode ilmiah. Setiap jenis pengetahuan mempunyai ciri-ciri
spesifik mengenai apa (ontologi), bagaimana (epistemologi), dan untuk apa (aksiologi)
pengetahuan dikumpul oleh ilmu dengan tujuan untuk menjawab permasalahan kehidupan
yang sehari-hari dihadapi manusia. Pemecahan ini pada dasarnya yaitu dengan meramalkan
dan mengontrol gejala alam. Untuk bisa meramalkan dan mengontrol sesuatu, maka kita
harus menguasai pengetahuan yang menjelaskan peristiwa itu.

Pengetahuan itu merupakan pengetahuan awam apabila orang hanya sadar saja tentang
adanya gejala tersebut; dia dapat mengetahui bahwa gejala itu ada. Selanjutnya, dari banyak
gejala yang didasarinya hal ini, yaitu hubungan saling pengaruh yang ada antara satu gejala
dan gejala lainnya. Sebagai contoh, pengalaman atau pengamatan bahwa, bila mendung
biasanya lalu hujan. Pengetahuan tentang hubungan dua gejala ini merupakan pengetahuan
awam, walaupun  pada tingkat yang lebih tinggi. Pengetahuan orang tentang suatu gejala
merupakan pengetahuan ilmiah apabila dia dapat menjelaskan secara logis struktur dari gejala
itu, jadi tidak hanya sadar tentang adanya gejala yang timbul.

7
2.2    Sistematika Pengetahuan

Dalam ilmu filsafat, sistematika pengetahuan terdiri dari tiga macam, yaitu :

1. Ontologi

Ontologi adalah ilmu tentang yang ada. Menurut istilah, ontologi adalah ilmu yang
membahas tentang hakikat yang ada, yang merupakan ultimate reality baik yang berbentuk
jasmani/konkrit maupun rohani/abstrak. Dalam aspek ontologi diperlukan landasan-landasan
dari sebuah pernyataan-pernyataan dalam sebuah ilmu. Landasan-landasan itu biasanya kita
sebut dengan metafisika.

Selain metafisika, juga terdapat sebuah asumsi dalam aspek ontologi ini. Asumsi
berguna ketika kita akan mengatasi suatu permasalahan. Dalam asumsi juga terdapat
beberapa paham yang berfungsi untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tertentu,
yaitu determinisme ( suatu paham pengetahuan yang sama dengan
empiris), probablistik (paham ini tidak sama dengan determinisme, karena paham ini
ditentukan oleh sebuah kejadian terlebih dahulu), fatalisme (sebuah paham yang berfungsi
sebagai paham penengah antara determinisme dan pilihan bebas), dan paham pilihan bebas.

Setiap ilmuwan memiliki asumsi sendiri-sendiri untuk menanggapi sebuah ilmu dan
mereka mempunyai batasan-batasan sendiri untuk menyikapinya. Apabila kita memakai suatu
paham yang salah dan berasumsi yang salah, maka kita akan memperoleh kesimpulan yang
berantakan.

2. Epistemologi

Epistemologi adalah bagaimana sesuatu datang dan bagaimana kita mengetahuinya,


serta bagaimana kita membedakannya dengan yang lain. Bagaimana adalah pertanyaan yang
berkaitan dengan keadaan, berkenaan dengan situasi dan kondisi dimensi ruang serta waktu
sesuatu tersebut.

Epistemologi atau teori pengetahuan merupakan cabang filsafat yang berurusan dengan
hakikat dan lingkup pengetahuan, pengendalian-pengendalian, dan dasar-dasarnya serta
pengertian mengenai pengetahuan.

8
Pengertian yang diperoleh oleh manusia melalui akal, indra, dan lain-lain mempunyai
metode tersendiri dalam teori pengetahuan, diantaranya adalah metode induktif (suatu metode
yang menyimpulkan pernyataan-pernyataan hasil observasi disimpulkan dalam suatu
pernyataan yang lebih umum), metode deduktif ( suatu metode yang menyimpulkan bahwa
data-data empirik diolah lebih lanjut dalam suatu sistem pernyataan yang runtut), dan metode
positivisme (berpangkal dari apa yang telah diketahui).

3. Aksiologi

Aksiologi adalah ilmu yang mempelajari hakikat dan manfaat ilmu yang sesungguhnya.
Ilmu merupakan sesuatu yang paling penting bagi manusia karena dengan ilmu semua
keperluan dan kebutuhan manusia bisa terpenuhi secara lebih cepat dan lebih mudah. Dengan
kemajuan ilmu juga manusia bisa merasakan kemudahannya seperti transportasi, pemukiman,
pendidikan, komunikasi, dan lain sebagainya.

Aksiologi juga merupakan penerapan pengetahuan, jadi dibahas mulai dari


klarifikasinya, kemudian dengan melihat tujuan pengetahuan itu sendiri, dan akhirnya dilihat
perkembangannya.

2.3     Pengertian, Perbedaan, dan Ciri - Ciri Ilmu dan Pengetahuan.

A. Pengertian Ilmu (Science)


Secara etimologi ilmu berasal dari bahasa arab ilm yang berarti memahami, mengerti,
atau mengetahui. Dalam kaitan penyerapan katanya, ilmu pengetahuan dapat berarti
memahami suatu pengetahuan. Misalnya ilmu sosial dapat berarti mengetahui masalah-
masalah sosial, dan sebagainya. Menurut kamus, science is the systematic study of the nature
and behaviour of the material and physical universe, based on observation, experiment, and
measurement, and the formulation of laws to describe these facts in general terms ( Sains
adalah studi sistematis tentang sifat dan perilaku alam semesta material dan fisik, berdasarkan
pengamatan, eksperimen, dan pengukuran, dan perumusan hukum untuk menggambarkan
fakta-fakta ini secara umum ).
Menurut para ahli defenisi ilmu adalah:
1. Dr. Sheldon Gottlieb, Science is an intellectual activity carried on by humans that
is designed to discover information about the natural world in which humans live
and to discover the ways in which this information can be organized into

9
meaningful patterns.( Ilmu pengetahuan adalah kegiatan intelektual yang
dilakukan oleh manusia yang dirancang untuk menemukan informasi tentang dunia
alami di mana manusia hidup dan untuk menemukan cara-cara di mana informasi
ini dapat diatur ke dalam pola yang bermakna.)
2. Mohammad Hatta, menyatakan bahwa ilmu adalah pengetahuan yang teratur
tentang pekerjaan hokum sebab- akibat dalam suatu golongan masalah yang sama
sifatnya, baik menurut kedudukannya (jika dilihat dari luar) maupun menurut
hubungannya (jika dilihhat dari dalam).
3. M. Izuddin Taufiq, mengemukakan bahwa Ilmu adalah penelusuran data atau
informasi melalui pengamatan, pengkajian dan eksperimen, dengan tujuan
menetapkan hakikat, landasan dasar ataupun asal usulnya.
4. Thomas Kuhn, Ilmu adalah Ilmu adalah himpunan aktivitas yang menghasilkan
banyak penemuan, bail dalam bentuk penolakan maupun pengembangannya.
5. Dr. Maurice Bucaille, Ilmu adalah Ilmu adalah kunci untuk mengungkapkan segala
hal, baik dalam jangka waktu yang lama maupun sebentar.
6. Ns. Asmadi, Ilmu adalah Ilmu merupakan sekumpulan pengetahuan yang padat
dan proses mengetahui melalui penyelidikan yang sistematis dan terkendali
(metode ilmiah).
7. Poespoprodjo, Ilmu adalah Ilmu adalah proses perbaikan diri secara
bersinambungan yang meliputi perkembangan teori dan uji empiris.
8. Dr. H. M. Gade, Ilmu adalah Ilmu adalah falsafah. yaitu hasil pemikiran tentang
batas-batas kemungkinan pengetahuan manusia.
9. Francis Bacon, Ilmu adalah Ilmu adalah satu-satunya pengetahuan yang valid dan
hanya fakta-fakta yang dapat menjadi objek pengetahuan.
10. Charles Singer, Ilmu adalah Ilmu adalah suatu proses yang membuat pengetahuan
(science is the process which makes knowledge).
11. Sonny Keraf & Mikhael Dua, menyatakan bahwa Ilmu adalah keseluruhan sistem
pengetahuan manusia yang telah dibakukan secara sistematis.

B. Syarat- Syarat Ilmu dan perbedaannya dengan pengetahuan


Berbeda dengan pengetahuan, ilmu merupakan pengetahuan khusus tentang apa
penyebab sesuatu dan mengapa. Ada persyaratan ilmiah sesuatu dapat disebut sebagai ilmu.

10
Sifat ilmiah sebagai persyaratan ilmu banyak terpengaruh paradigma ilmu-ilmu alam yang
telah ada lebih dahulu, antara lain:
a) Objektif, Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu golongan masalah
yang sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya dari dalam.
Objeknya dapat bersifat ada, atau mungkin ada karena masih harus diuji
keberadaannya. Dalam mengkaji objek, yang dicari adalah kebenaran, yakni
persesuaian antara tahu dengan objek, sehingga disebut kebenaran objektif; bukan
subjektif berdasarkan subjek peneliti atau subjek penunjang penelitian.
b) Metodis, adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan
terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran. Konsekuensinya, harus ada
cara tertentu untuk menjamin kepastian kebenaran. Metodis berasal dari bahasa
Yunani “Metodos” yang berarti: cara, jalan. Secara umum metodis berarti metode
tertentu yang digunakan dan umumnya merujuk pada metode ilmiah.
c) Sistematis, Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan menjelaskan suatu
objek, ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan logis
sehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu ,
dan mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut objeknya.
Pengetahuan yang tersusun secara sistematis dalam rangkaian sebab akibat
merupakan syarat ilmu yang ketiga.
d) Universal, Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran universal yang
bersifat umum (tidak bersifat tertentu). Contoh: semua segitiga bersudut 180º.
Karenanya universal merupakan syarat ilmu yang keempat. Belakangan ilmu-ilmu
sosial menyadari kadar ke-umum-an (universal) yang dikandungnya berbeda
dengan ilmu-ilmu alam mengingat objeknya adalah tindakan manusia. Karena itu
untuk mencapai tingkat universalitas dalam ilmu-ilmu sosial, harus tersedia
konteks dan tertentu pula.
Ilmu adalah kumpulan pengetahuan yang telah teruji kebenarannya dan disusun secara
sistematis berdasarkan dengan metode ilmiah ( Pengertian Dilansir dari Australian Academy
of Science ). Sedangkan pengetahuan adalah informasi akan suatu kejadian yang belum teruji
kebenarannya. Jangkauan Pengetahuan memiliki jangkauan yang sempit. Karena dalam
pengetahuan kita hanya tahu saja tanpa mengerti bagaimana dan mengapa sesuatu terjadi.
Misalnya pengetahuan bahwa atom tersusun dari bagian lain yang lebih kecil. Maka ilmu
adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode
11
tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu di bidang (pengetahuan)
itu.
Dalam buku Ilmu Pengetahuan (Sonny Keraf & Mikhael Dua), disebutkan bahwa
pengetahuan itu adalah keseluruhan pemikiran, gagasan, ide, konsep, dan pemahaman yang
dimiliki manusia tentang dunia dan segala isinya, termasuk manusia dan kehidupannya.
Sedangkan ilmu pengetahuan adalah keseluruhan sistem pengetahuan manusia yang telah
dibakukan secara sistematis. Ini berarti pengetahuan jauh lebih spontan sifatnya, sedangkan
ilmun pengetahuan lebih sistematis dan reflektif.
Disini kita tidak tahu apa itu bagian terkecil dan bagaimana susunan atom tersebut.
Namun ilmu memiliki jangkauan yang lebih luas. Karena ilmu menguji dan juga meneliti
segala sesuatu. Misalnya dalam ilmu fisika inti kita dalam mengetahui bahwa atom terdiri
dari proton, neutron, dan elektron. Ilmu juga mengetahui bahwa elektron memiliki tingkan
energi yang berdampak pada sifat fisik atom tersebut. Metode Pembuktian Pengetahuan
bersifat subjektif atau bergantung pada siapa yang mengetahui hal tersebut.
Pengetahuan membuktikan sesuatu bergantung pada siapa yang membuktikannya. Jika
ia seorang pemuka agama, pengetahuan akan dibuktikan menurut agama yang dipercayainya.
Jika ia seorang politikus, maka pengetahuan akan dibuktikan menurut pemikiran politik dan
kepentingannya. Berbeda dengan ilmu yang selalu dibuktikan dengan metode ilmiah yang
sistematis. Dalam ilmu terdapat percobaan yang tersusun secara jelas dengan langkah-
langkah dan rambu-rambu yang sudah jelas. Hal ini membuat ilmu bersifat objektif. Tidak
peduli siapa yang membuktikan ilmu tersebut, yang akan dilihat hanyalah objek penelitiannya
saja.
Karena bersifat subjektif dan tidak terbukti secara ilmiah, pengetahuan memiliki
kebenaran yang tidak pasti. Beberapa pengetahuan bersifat pendapat yang tidak terbukti
apakah benar atau salah, melainkan hanya mengisi kekosongan dari suatu pertanyaan saja.
Namun ilmu merupakan sesuatu yang pasti kebenarannya karena terbukti

secara ilmiah dan bersifat objektif. Misalnya di negara manapun, ilmuwan

apapun, semuanya akan setuju bahwa kecepatan cahaya. Para ilmuwan di

seluruh dunia sepakat tentang kebenaran dari ilmu.

C. Ciri Ilmu Pengetahuan

12
Ilmu sebagai pengetahuan ilmiah berbeda dengan pengetahuan biasa, memiliki ciri
tersendiri diantara ciri yang dimiliki oleh ilmu pengetahuan seperti dikemukakan Konrad
Kebug (2011) yaitu sistematis, empiris, objektif, analitis, dan verifikatif.
Pertama, sistematis. Para filsuf dan ilmuwan sepaham bahwa ilmu adalah pengetahuan
atau kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis. Ciri-ciri sistematis ilmu
menunjukkan bahwa ilmu merupakan berbagai keterangan dan data yang tersusun sebagai
kumpulan pengetahuan tersebut mempunyai hubungan saling ketergantungan yang teratur
(pertalian tertib). Pertalian tertib dimaksud disebabkan adanya suatu asas tata tertib tertentu
diantara bagian-bagian yang merupakan pokok soalnya. 
Kedua, empiris. Bahwa ilmu mengandung pengetahuan yang diperoleh berdasarkan
pengamatan serta percobaan secara terstruktur di dalam bentuk pengalaman, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Ilmu mengamati, menganalisis, menalar, membuktikan,
dan menyimpulkan hal-hal empiris yang bersifat faktawi (faktual). Baik berupa gejala
maupun kebatinan, gejala alam, gejala kejiwaan, gejala kemasyarakatan, dan sebagainya.
Semua hal fakta yang dimaksud dihimpun dan dicatat sebagai data (datum) sebagai bahan
persediaan bagi ilmu. Ilmu dalam hal bukan sekedar fakta, melainkan fakta yang diamati
dalam suatu aktivitas ilmiah melalui pengalaman. Fakta bukan pula data, berbeda dengan
fakta, data lebih merupakan berbagai keterangan mengenai sesuatu hal yang diperoleh
melalui hasil pencerapan atau sensasi derawi. 
Ketiga, objektif. Bahwa ilmu menunjukkan pada bentuk pengetahuan yang bebas dari
prasangka perorangan (personal biasa), dan perasaan subjektif berupa kesukaan atau
kebencian pribadi. Ilmu haruslah hanya mengandung pernyataan serta data yang
menggambarkan secara terus terang atau mencerminkan secara tepat gejala yang ditelaahnya.
Objektivitas ilmu mensyaratkan bahwa kumpulan pengetahuan itu haruslah sesuai dengan
objeknya (baik objek material maupun objek formalnya), tanpa diserong oleh keinginan dan
kecondongan subjektif dari penelaahnya. 
Keempat, analitis. Bahwa ilmu berusaha mencermati, mendalami, dan membedakan
pokok soalnya ke dalam bagian-bagian yang terperinci untuk memahami sebagai sifat,
hubungan, dan peranan dari bagian-bagian tersebut. Upaya pemilihan atau penguraian suatu
kebulatan pokok soal ke dalam bagian-bagian, membuat suatu bidang keilmuan senantiasa
tersekat dalam cabang yang lebih sempit sasarannya. Melalui itu, masing-masing cabang ilmu
itu membentuk aliran pemikiran keilmuan baru yang berupa ranting-ranting keilmuan yang
terus dikembangkan secara khusu menuju spesialisasi ilmu. 
13
Kelima, verifikatif. Bahwa ilmu mengandung kebenaran yang terbuka untuk duiperiksa
tau dijui (diverifikasi) guna dapat dinyatakan sah (valid) dan disampaikan kepada orang lain.
Kemungkinan diperiksa kebenaran (verifikasi) dimaksudlah yang menjadi cirri pokok ilmu
yang terakhir. Pengetahuan, agar dapat diakui kebenarannya sebagai ilmu, harus terbuka
untuk diuji atau diverifikasi dari berbagai sudut telaah yang berlainan dan akhirnya diakui
benar. Ciri verifikasi ilmu sekaligus mengandung pengertian bahwa ilmu senantiasa
mengarah kepada tercapainya kebenaran. Ilmu dikembangkan oleh manusia untuk
menemukan suatu nilai luhur dalam kehidupan manusia yang disebut kebenaran ilmiah.
Kebenaran ini dapat berupa asas-asas atau kaidah yang berlaku umum atau universal
mengenai pokok keilmuan yang bersangkutan.

Selain kelima ciri ilmu di atas, masih terdapat beberapa ciri tambahan lainnya, misalnya
ciri instrumental dan ciri faktual. Ciri instrumental, dimaksudkan bahwa ilmu merupakan alat
atau sarana tindakan untuk melakukan sesuatu hal. Ilmu dalam hal ini sukar, namun juga
sangat mudah, dalam arti senantiasa merupakan sarana tindakan untuk melakukan banyak hal
yang mengagumkan dan membanjiri dunia dengan ide-ide baru. Ilmu berciri faktual, dalam
arti ilmu tidak memberikan penilaian baik atau buruk terhadap apa yang ditelaahnya, tetapi
hanya menyediakan fakta atau data bagi si pengguna. Pandangan terakhir ini, oleh filsuf kritis
telah diolah, karena menuntut mereka ilmu sebagai suatu hasil budaya manusia, selalu
bertautan atau berhubungan dengan nilai. Ilmu, karenanya tidak dapat membebaskan atau
meluputkan diri dari nilai dan selalu harus bertanggungjawab atasnya.

2.4     Hubungan Ilmu Dan Pengetahuan 

Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan adalah dua istilah yang sering kita dengar di
kehidupan sehari-hari. Seperti pembahasan diatas, kedua istilah tersebut bagi orang awam
mungkin akan terdengar biasa atau sama saja, karena mereka mungkin tidak menyadari atau
memahami arti dari kedua istilah di atas.

Sesungguhnya Ilmu Pengetahuan dan Pengetahuan adalah dua hal yang berbeda.
Mempelajari Pengetahuan berarti kita membahas hakekat pengetahuan dan mempelajari ilmu
pengetahuan berarti kita membahas hakekat ilmu pengetahuan. Meskipun kedua hal tersebut
berbeda namun keduanya masih memiliki hubungan yang saling mempengaruhi. Pengetahuan
jauh lebih luas dari ilmu pengetahuan karena pengetahuan mencakup segala sesuatu yang
diketahui manusia tanpa perlu berarti dibakukan secara sistematis. Pengetahuan mencakup
14
penalaran, penjelasan dan pemahaman manusia tantang segala sesuatu termasuk mencakup
praktek atau kemampuan teknis dalam memecahkan berbagai persoalan hidup yang belum
dibakukan secara sistematis dan metodis.

Ernest Nagel secara rinci membedakan pengetahuan (common sense) dengan ilmu
pengetahuan (science). Perbedaan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Dalam common sense informasi tentang suatu fakta jarang disertai penjelasan
tentang mengapa dan bagaimana. Common sense tidak melakukan pengujian kritis
hubungan sebab-akibat antara fakta yang satu dengan fakta lain. Sedang dalam
science di samping diperlukan uraian yang sistematik, juga dapat dikontrol dengan
sejumlah fakta sehingga dapat dilakukan pengorganisasian dan pengklarifikasian
berdasarkan prinsip-prinsip atau dalil-dalil yang berlaku.

2. Ilmu pengetahuan menekankan ciri sistematik.Penelitian ilmiah bertujuan untuk


mendapatkan prinsip-prinsip yang mendasar dan berlaku umum tentang suatu hal.
Artinya dengan berpedoman pada teori-teori yang dihasilkan dalam penelitian-
penelitian terdahulu, penelitian baru bertujuan untuk menyempurnakan teori yang
telah ada yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Sedang common sense tidak
memberikan penjelasan (eksplanasi) yang sistematis dari berbagai fakta yang
terjalin. Di samping itu, dalam common sense cara pengumpulan data bersifat
subjektif, karena common sense sarat dengan muatan-muatan emosi dan perasaan.

3. Dalam menghadapi konflik dalam kehidupan, ilmu pengetahuan menjadikan


konflik sebagai pendorong untuk kemajuan ilmu pengetahuan.Ilmu pengetahuan
berusaha untuk mencari, dan mengintroduksi pola-pola eksplanasi sistematik
sejumlah fakta untuk mempertegas aturan-aturan. Dengan menunjukkan hubungan
logis dari proposisi yang satu dengan lainnya, ilmu pengetahuan tampil mengatasi
konflik.

4. Kebenaran yang diakui oleh common sense bersifat tetap, sedang kebenaran dalam
ilmu pengetahuan selalu diusik oleh pengujian kritis. Kebenaran dalam ilmu
pengetahuan selalu dihadapkan pada pengujian melalui observasi maupun
eksperimen dan sewaktu-waktu dapat diperbaharui atau diganti.

15
5. Perbedaan selanjutnya terletak pada segi bahasa yang digunakan untuk
memberikan penjelasan pengungkapan fakta. Istilah dalam common sense biasanya
mengandung pengertian ganda dan samar-samar. Sedang ilmu pengetahuan
merupakan konsep-konsep yang tajam yang harus dapat diverifikasi secara
empirik.

6. Perbedaan yang mendasar terletak pada prosedur.Ilmu pengetahuan berdasar pada


metode ilmiah. Dalam ilmu pengetahuan alam (sains), metoda yang dipergunakan
adalah metoda pengamatan, eksperimen, generalisasi, dan verifikasi. Sedang ilmu
sosial dan budaya juga menggunakan metode pengamatan, wawancara,
eksperimen, generalisasi, dan verifikasi. Dalam common sense cara mendapatkan
pengetahuan hanya melalui pengamatan dengan panca indera.

Dengan pembedaan ini, menjadi jelas bagi kita bahwa tidak hanya ada filsafat ilmu
pengetahuan, melainkan juga ada filsafat pengetahuan. Filsafat pengetahuan terutama
berkaitan dengan upaya mengkaji segala sesuatu yang berkaitan dengan pengetahuan manusia
pada umumnya, terutama menyangkut gejala pengetahuan dan sumber pengetahuan manusia.
Di lain pihak filsafat ilmu pengetahuan adalah cabang filsafat yang mempersoalkan dan
mengkaji segala persoalan yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan.

Terlepas dari perbedaan pengetahuan dan ilmu pengetahuan di atas, kedua hal tersebut
memiliki hubungan yang sangat erat. Di dalam ilmu pengetahuan ada yang disebut metode
ilmiah, yang merupakan prosedur dalam mendapatkan pengetahuan yang di sebut ilmu. Jadi,
ilmu merupakan pengetahuan yang didapatkan lewat metode ilmiah. Tidak semua
pengetahuan dapat disebut ilmu sebab ilmu merupakan pengetahuan yang cara
mendapatkannya harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat yang harus dipenuhi
agar suatu pengetahuan dapat disebut ilmu tercantum dalam apa yang dinamakan metode
ilmiah.

Ilmu (Science) berhubungan dengan pengetahuan (knowledge). Setiap ilmu merupakan


pengetahuan, namun tidak semua pengetahuan adalah ilmu. Hal ini disebabkan karena adanya
pengetahuan-pengetahuan yang tidak ilmiah, misalnya mitos.

Contohnya: mitos orang Jawa tentang peristiwa terjadinya pelangi yang dikatakan
sebagai tangga menuju pemandian bagi dewi-dewi khayangan. Adapun hujan yang acapkali

16
rintik-rintik dikatakan sebagai air mata dewi-dewi tadi yang menangisi salah seorang dewi
yang tertinggal di bumi dan tidak bisa kembali ke khayangan karena selendangnya diambil
maling yang mengintip mereka sewaktu mandi. Kisah ini merupakan pengetahuan tipe mitos
yang tetap hidup dan bermanfaat, namun bukan ilmu dan tidak ilmiah/scientifik.

Menambah ilmu, pasti menambah pengetahuan, tapi kalau menambah pengetahuan


belum tentu menambah ilmu. Ilmu akan bertambah bila pengetahuan bertambah, dan
pengetahuan akan menjadi tidak berguna saat anda tidak mempunyai ilmu. Ilmu adalah hal
yang di dapat setelah meng-implementasikan pengetahuan yang di terima. Ilmu adalah
praktek dari pengetahuan. Apa yang kamu ketahui adalah pengetahuan, jika kamu
mempraktekkannya maka kamu berilmu. Ilmu adalah sekumpulan pengetahuan/ fakta yang
tersusun secara logis dan sistematis dan dapat diukur serta diuji kebenarannya, untuk
mendapatkan ilmu diperlukan pengetahuan, demikian juga didalam memperoleh pengetahuan
dibutuhkan juga ilmu. Jadi hungann ilmu dan pengetahuan sangat erat, karena antara ilmu
dan pengetahuan sulit untuk dipisahkan.

Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan dan ilmu pengetahuan
adalah hal yang berbeda namun memiliki hubungan yang erat. Suatu pengetahuan akan
menjadi sebuah ilmu apabila telah diuji secara empiris dan disusun secara sistematis dengan
menggunakan metode ilmiah.

2.5 Manfaat Ilmu Dan Pengetahuan

Ilmu pengetahuan merupakan suatu pemahaman yang didapatkan manusia melalui


penelitian atau penemuan yang tersusun secara sistematis dan dapat diuji melalui metode-
metode tertentu. Ilmu merupakan kunci utama dalam menjalani kehidupan sehari-hari, secara
sadar atau tidak semua hal yang kita lakukan sehari-hari tidak pernah lepas dari ilmu. Dalam
melakukan setiap tindakan atau perbuatan kita selalu membutuhkan pemahaman dalam
melakukannya.

Dengan memiliki ilmu, seseorang mampu melakukan hal-hal yang bermanfaat baik
bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Ilmu pengetahuan memiliki banyak manfaat dalam
kehidupan manusia. Tidak hanya dirasakan secara perorangan saja, ilmu pengetahuan juga
mampu memberi dampak positif berupa manfaat yang besar bagi lingkungan sekitar kita
bahkan masyarakat secara luas.

17
Dalam kehidupan dunia, ilmu berperan penting bagi perkembangan dan kemajuan umat
manusia. Berbagai keberhasilan yang dicapai manusia saat ini tidak lepas dari peran ilmu
pengetahuan. Oleh karena itu, setiap orang harus menyadari betapa pentingnya mencari ilmu.

Di samping itu, hampir semua agama menyatakan bahwa ilmu dapat meningkatkan
kebaikan bagi masing-masing individu. Dengan ilmu, seseorang dapat berperilaku baik di
kehidupan sosial masyarakat. Secara umum, berikut ini beberapa manfaat ilmu yang perlu
diketahui.

1. Meningkatkatkan keimanan terhadap Tuhan Yang Maha Kuasa.

2. Dapat Membedakan Benar-Salah

Dengan memiliki ilmu pengetahuan, seseorang tidak akan terjebak dalam tindakan
atau perbuatan yang salah. Seseorang yang memiliki ilmu tidak akan mudah
melakukan tindakan salah yang disebabkan pengaruh orang lain. Biasanya orang
berilmu memiliki prinsip hidup yang kuat dan selalu berupaya menempatkan diri
pada posisi yang tepat.

3. Ilmu Bermanfaat Hingga Wafat

Hal-hal yang bersifat duniawi secara alami akan terputus saat seseorang sudah
wafat. Hal ini disebabkan karena pada dasarnya manusia akan meninggalkan
semua bentuk urusan yang terjalin semasa hidup saat sudah wafat. Dengan ilmu
yang dibagikan semasa hidup, seseorang akan terkenang sampai kapanpun bahkan
setelah wafat. Misalnya, bagaimana ilmu dibagikan dalam bentuk tulisan yang
dapat terus dibaca dan bermanfaat bahkan hingga penulisnya wafat.

4. Langkah Menuju Surga

Pada kehidupan berikutnya, manusia hakikatnya akan menempati surga. Ilmu


merupakan sumber pengetahuan akan kebenaran yang dipercaya mampu
membantu setiap manusia menuju surga. Dengan memiliki pengetahuan akan
kebenaran, manusia akan semaksimal mungkin mungkin melakukan tindakan yang
benar dan berusaha menjauhi perbuatan atau tindakan yang dianggap salah.
Kebenaran tersebut yang akan membimbing seseorang menuju surga.

18
5. Menaikkan Derajat Manusia

Tingkatan atau derajat manusia akan semakin terangkat dengan ilmu pengetahuan
yang dimiliki. Baik di mata Tuham maupun sesama, orang yang memiliki ilmu
senantiasa dihargai dan memperoleh penghormatan yang baik. Bahkan ketika
seseorang sedang dalam tahapan menuntut ilmu biasanya lingkungan sosial
masyarakat sudah memberikan tanggapan atau pandangan yang positif.

6. Ilmu adalah Hal yang Lebih Berharga daripada Harta

Dalam kehidupan sosial ditengah-tengah masyarakat, banyak orang beranggapan


bahwa kekayaan dan harta merupakan dua hal yang paling berharga dalam
kehidupan manusia. Namun, terdapat hal lain yang mempunyai nilai lebih tinggi
dibanding kekayaan maupun harta yaitu ilmu pengetahuan. Kekayan dan harta
yang melimpah akan mendorong seseorang untuk berupaya menjaga harta
kekayaannya agar tidak hilang. Berbeda dengan ilmu pengetahuan yang justru
akan selalu menjaga diri manusia dan bahkan mampu mendatangkan harta
kekayaan. Kekayaan tidak akan mampu membuat orang bertahan dari kondisi
melimpah yang senantiasa ia jaga. Namun, dengan memiliki ilmu pengetahuan,
seseorang mampu berupaya untuk mendatangkan harta kekayaan secara
berkesinambungan dalam jangka waktu yang lama. Seiring dengan perkembangan
zaman, ilmu pengetahuan juga akan semakin berkembang demi mendukung
kualitas hidup dan pola pikir masyarakat yang semakin modern.

7. Meraih Kesuksesan.

Hampir dapat dipastikan keberhasilan atau kesuksesan seseorang selalu berkaitan


dengan ilmu yang dimiliki. Semakin tinggi ilmu seseorang, maka semakin
berpeluang besar bisa meraih kesuksesan. Banyak para pengusaha yang telah
membuktikan bahwa ilmu bisa membuat hidup seseorang lebih sukses.

8. Bijaksana dalam Mengambil Keputusan.

Manfaat ilmu untuk kehidupan sehari-hari berikutnya yaitu bisa membuat


seseorang bijaksana dalam mengambil keputusan. Orang yang berilmu cenderung
lebih bijak dan hati-hati dalam menyikapi berbagai persoalan.

19
9. Memudahkan dalam Beribadah.

Tak bisa dipungkiri bahwa manusia tidak bisa hidup tanpa ilmu. Hampir semua
sendi kehidupan membutuhkan ilmu, terutama dalam hal ibadah. Yang mana
dengan ilmu, manusia bisa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.

20
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Ternyata ilmu pengetahuan tidak sesederhana seperti yang kita bayangkan. Sebagai
seorang pengguna ilmu pengetahuan kita sering berprasangka bahwa ilmu pengetahuan hanya
berprinsip pada teori, riset, dan rekayasa perkembangan teknologi.

Ilmu pengetahuan ternyata merupakan sebuah dunia yang memiliki karakter dasar,
prinsip, dan struktur yang keseluruhannya itu menentukan arah dan tujuan pemanfaatan ilmu.

Pengetahuan adalah  berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui


pengamatan akal. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan akal budinya untuk
mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan
sebelumnya.

Berdasarkan pembahasan tentang hubungan ilmu dengan pengetahuan, maka dapat


disimpulkan bahwa hubungan ilmu dengan pengetahuan adalah dua hal yang tidak bisa
dipisahkan karena untuk memperoleh ilmu dibutuhkan pengetahuan, demikian juga untuk
memperoleh pengetahuan dibutuhkan ilmu.

3.2 Saran

1) Untuk dosen, sedapat mungkin seorang tenaga pengajar mampu menjelaskan dan
mendeskripsikan bagaimana hubungan antara ilmu dan pengetahuan.

2) Untuk mahasiswa, sedapat mungkin mampu memahami dan mengetahui bagaimana


hubungan antara ilmu dan pengetahuan.

21
DAFTAR PUSTAKA

 Mukhtar, Latif, Prof. Dr. M,Pd. 2014. Filsafat Ilmu. Jakarta: Kencana.

 Peter, Soedojo, Dr. B,Sc. 2004. Pengantar Sejarah dan Filsafat Ilmu Pengetahuan Alam.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

 Surajiyo, Drs. 2007. Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia. Jakarta: Bumi


Aksara.

 Suci Joya Pamungkas. 2013. Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi dalam Filsafat


Ilmu.(http://cacink252.blogspot.com/2013/05/ontologi-epistemologi-dan
aksiologi.html?m=1)

 Bakhtiar, Amsal. 2011. Filsafat Ilmu. Jakarta: Rajawali Press

 Hatta, Mohammad. 1960. Alam Pikir Yunani, I dan II. Jakarta: Tintamas.

 Edward, Paul. 1972. The Encyclopedia of Phylosophy. New York: Macmillan


Publishing.

 H. Noeng Muhadjir, Filsafat Ilmu: Positivisme, Post positivism dan Post Modernisme,
Yogyakarta: Rake Sarasin, 2001.

 Herabudin, Ilmu Alamiah Dasar, Bandung: Pustaka Setia, 2010.

 Husain Heriyanto, Paradigma Holistik Dialog Filsa-fat, Sains dan Kehidupan Menurut
Shadra dan White-head, Jakarta Selatan: Teraju, 2003

 Noerhadi, Filsafat Ilmu Pengetahuan, Jakarta: Pascasarjana Universitas Indonesia,


1998.

 Poedja Wijatna, Tahu dan Pengetahuan, Jakarta: Rineka Cipta, 2004

22

Anda mungkin juga menyukai