Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH FILSAFAT ILMU

“Dasar - Dasar Pengetahuan”

Dosen Pengampu:

Dr. H. Moh. Fatah Yasin, M.Pd.

Dr. Noor Cahaya, M.Pd.

Disusun Oleh:
Arina Fitriana
(2220114320044)

PROGRAM STUDI MAGISTER


PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2022
Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Tuhan yang Maha Pengasih lagi maha penyayang. Puji
syukur penulis panjatkan atas limpahan hidayah dan inayahNya, sehingga dapat menyelesaikan
tugas makalah kehumasan yang berjudul “Dasar-Dasar Pendidikan”.

Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang terlibat dalam
pembuatan makalah ini terutama kepada Dr. Noor Cahaya, M.Pd dan Dr. H. Moh. Fatah Yasin,
M.Pd selaku dosen pembimbing mata kuliah filsafat ilmu.

Penulis berharap semoga makalah ini dapat berguna khususnya dalam menambah
wawasan. Penulis juga menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh karenanya, penulis berharap kritik, saran, dan usulan demi perbaikan
makalah yang telah penulis buat di masa yang akan datang.

Surabaya, 08 September 2022

Penyusun

2
Daftar Isi

Kata Pengantar..........................................................................................................................................2
Daftar Isi...................................................................................................................................................3
Bab I...........................................................................................................................................................4
Pendahuluan..........................................................................................................................................4
1.1 Latar belakang.......................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan...................................................................................................................4
1.4 Manfaat Penulisan.................................................................................................................5
Bab II..........................................................................................................................................................6
Pembahasan...........................................................................................................................................6
2.1 Pengertian Dasar-Dasar Pengetahuan.................................................................................6
2.2 Pengertian Sumber Ilmu Pengetahuan................................................................................7
2.3 Kriteria dari Teori Kebenaran.............................................................................................8
2.4 Konsep Penalaran dan Konsep Logika..............................................................................11
Bab III......................................................................................................................................................13
Penutup................................................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan...................................................................................................................................13
3.2 Saran...........................................................................................................................................13

3
Bab I
Pendahuluan

1.1 Latar belakang

Manusia merupakan makhluk yang berpikir, merasa, mengindera: dan totalitas


pengetahuannya berasal dari ketiga sumber tersebut, disamping wahyu yang
merupakan komunikasai Sang Pencipta dengan makhluknya. Manusia memiliki sifat
yang berbeda dengan makhluk lain, yaitu sifat ingin tahu yang tinggi sehingga rasa
ingin tahu ini semakin hari semakin bertambah. Oleh sebab itu manusia dikatakan
sebagai makhluk yang mengembangkan pengetahuannya secara sungguh-sungguh.
Binatang juga memiliki pengetahuan, namun pengetahuannya hanya terbatas untuk
kelangsungan hidupnya. Sedangkan manusia mengembangkan pengetahuannya
untuk mengatasi kebutuhan hidupnya dan mengembangkan hal-hal baru. Hal ini
menunjukkan bahwa manusia dalam hidupnya tidak sekedar mengatasi kebutuhan
hidupnya namun memiliki tujuan tertentu yang lebih tinggi dari pada itu.

Pengetahuan merupakan segala sesuatu yang diperoleh manusia melalui sebuah


pengamatan. Saat seseorang mengamati suatu hal dan dia memperoleh sesuatu dari
pengamatannya, maka bisa disebut orang tersebut memperoleh sebuah pengetahuan.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang telah disimpulkan yaitu:
1. Bagaimana definisi dasar-dasar pengetahuan?
2. Bagaimana definisi ilmu pengetahuan?
3. Bagaimana kriteria dari teori kebenearan?
4. Bagaimana konsep penalaran dan konsep logika?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan dari penulisan makalah ini ialah:
1. mengetahui bagaimana definisi dasar-dasar pengetahuan

4
2. mengetahui bagaimana definisi ilmu pengetahuan
3. mengetahui bagaimana kriteria dan kategori kebenaran
4. mengetahui bagaimana konsep penalaran dan konsep logika
penulis sangat berharap dengan adanya makalah ini dapat menambah pemahaman
mengenai dasar-dasar pengetahuan khususnya dalam materi filsafat ilmu dan semoga
berguna bagi mahasiswa yang lainnya.

1.4 Manfaat Penulisan


Dengan adanya penulisan makalah ini, penulis sangat berharap dengan adanya
makalah ini dapat menambah pemahaman mengenai kehumasan dan semoga berguna
bagi mahasiswa yang lainnya

5
Bab II
Pembahasan

2.1 Pengertian Dasar-Dasar Pengetahuan

Pengetahuan selalu terdiri atas unsur yang mengetahui dan yang diketahui
serta kesadaran mengenai hal yang ingin diketahui. Karena itu pengetahuan
menuntut adanya subjek yang mempunyai kesadaran untuk mengetahui tentang
sesuatu dan objek yang merupakan sesuatu yang dihadapinya sebagai hal yang ingin
diketahuinya.
Burhanuddin Salam mengklasifikasikan bahwa pengetahuan yang
diperoleh manusia dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok, yaitu:

1. Pengetahuan biasa (common sense) yaitu pengetahuan biasa, atau dapat kita
pahami bahwa pengetahuan ini adalah pengetahuan yang karena seseorang
memiliki sesuatau karena menerima secara baik. Orang menyebut sesuatu itu
merah karena memang merah, orang menyebut benda itu panas karena
memang benda itu panas dan seterusnya.
2. Pengetahuan Ilmu (science) yaitu ilmu pengetahuan yang bersifat kuantitatif
dan objektif, seperti ilmu alam dan sebagainya.
3. Pengetahuan Filsafat, yakni ilmu pengetahuan yang diperoleh dari pemikiran
yang bersifat kontemplatif dan spekulatif. Pengetahuan filsafat lebih
menekankan pada universalitas dan kedalaman kajian tentang sesuatu.
4. Pengetahuan Agama, yaitu pengetahuan yang hanya didapat dari Tuhan lewat
para utusan-Nya. Pengetahuan agama bersifat mutlak dan wajib diyakini oleh
para pemeluk agama. Jadi perbedaan antara pengetahuan dan ilmu adalah jika
pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu manusia untuk memahami suatu
objek tertentu, sedangkan ilmu (science) adalah pengetahuan yang bersifat
positif dan sistematis.

Menurut KBBI, pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui yang


berkenaan dengan hal mata pelajaran Untuk melakukan pengukuran pengetahuan

6
dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi
materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau responden.

Pengetahuan yang dikenal dalam kehidupan masyarakat diklasifikasikan


menjadi 2, yaitu Pengetahuan ilmiah dan pengetahuan non ilmiah. Pengetahuan
ilmiah adalah pengetahuan yang diperoleh melalui metode dan penelitian ilmiah,
disusun secara sistematis, menggunakan pemikiran dan dapat di control secara kritis
oleh pihak lain. Sedangkan pengetahuan non ilmiah merupakan segala sesuatu yang
diketahui manusia namun belum pasti kebenarannya bila dibuktikan melalui metode
ilmiah. Pengakuan kebenaran pengetahuan non ilmiah hanya didasarkan atas nilai-
nilai dan norma serta budaya masyarakat.

2.2 Pengertian Sumber Ilmu Pengetahuan

Sumber pengetahuan merupakan aspek-aspek yang mendasari lahirnya


ilmu pengetahuan yang berkembang dan muncul dalam kehidupan manusia. Menurut
Suriasumantri terdapat empat cara pokok dalam mendapatkan pengetahuan, pertama
adalah pengetahuan yang berdasarkan rasio yang dikembangkan oleh kaum
rasionalis yang dikenal dengan rasionalisme. Kedua, pengetahuan yang berdasarkan
pada pengalaman yang dikenal dengan faham empirisme. Ketiga, pengetahuan yang
didapatkan tanpa melalui proses penalaran tertentu. Seseorang yang sedang
terpusatkan pemikirannya pada suatu masalah tiba-tiba saja menemukan jawaban
atas permasalahan tersebut. Intuisi bersifat personal dan tidak bisa diramalkan
sehingga intuisi tidak bisa digunakan sebagai dasar untuk menyusun pengetahuan
yang teratur. Sumber pengetahuan yang keempat adalah wahyu yang merupakan
pengetahuan yang disampaikan tuhan kepada manusia.

Sedangkan Amsal Bakhtiar mengungkapkan ada beberapa pendapat


tentang sumber pengetahuan antara lain:

1. Empirisme

7
Kata ini berasal dari kata Yunani empeirikos, artinya pengalaman.
Menurut aliran ini manusia memperoleh pengetahuan melalui pengalamannya. Dan
bila dikembalikan kepada kata Yunaninya, pengalaman yang dimaksudkan ialah
pengalaman inderawi.

2. Rasionalisme

Aliran ini menyatakan bahwa akal adalah dasar kepastian pengetahuan.


Pengetahuan yang benar diperoleh dan diukur dengan akal. Menusia memperoleh
penegetahuan melalui kegiatan menangkap objek. Bagi aliran ini kekeliruan pada
aliran empirisme yang disebabkan kelemahan alat indera dapat dikoreksi,
seandainya akal digunakan.

3. Intuisi

Menurut Henry Bergson intuisi adalah hasil dari evolusi pemahaman yang
tertinggi. Kemampuan ini mirip dengan insting, tetapi berbeda dengan kesadaran
dan kebebasannya. Ia juga mengatakan bahwa intuisi adalah suatu pengetahuan
yang langsung, yang mutlak dan bukan pengetahuan yang nisbi.
Intuisi bersifat personal dan tidak bisa diramalkan. Sebagai dasar untuk menyusun
pengetahuan secara teratur, intuisi tidak dapat diandalkan.

d. Wahyu

Wahyu adalah pengetahuan yang disampaikan oleh Tuhan kepada manusia


lewat perantaraan atau secara pasif. Sebagai manusia yang beragama pasti meyakini
bahwa wahyu merupakan sumber ilmu, karena diyakini bahwa wakyu itu bukanlah
buatan manusia tetapi buatan Tuhan Yang Maha Esa.

2.3 Kriteria dari Teori Kebenaran


1. Teori Koherensi (coherence theory).
Teori ini dikembangkan oleh kaum idealis dan sering disebut teori konsistensi
atau teori saling berhubungan. Dikatakan demikian karena teori ini menyatakan
bahwa kebenaran tergantung pada adanya saling hubungan secara tepat antara ide-
ide yang sebelumnya telah diakui kebenarannya. The Consistence theory of

8
truth/Coherence theory of truth mengatakan bahwa kebenaran ditegakkan atas
hubungan antara putusan yang baru dengan putusan-putusan lain yang telah kita
ketahui dan akui kebenarannya terlebih dahulu. Bochenski berpendapat bahwa
kebenaran itu terletak pada adanya kesesuaian antara suatu benda atau hal dengan
pikiran atau idea. Titus dkk berpendapat ”Kebenaran itu adalah sistem pernyataan
yang bersifat konsisten secara timbal balik, dan tiap-tiap pernyataan memperoleh
kebenaran dari sistem tersebut secara keseluruhan”. Jadi suatu pernyataan
cenderung benar bila pernyataan tersebut koheren (saling berhubungan) dengan
pernyataan lain yang benar atau bila arti yang dikandung oleh pernyataan tersebut
koheren dengan pengalaman kita. Misalnya:
a) Pernyataan bahwa ”di luar hujan turun”, adalah benar apabila pengetahuan
tentang hujan (air yang turun dari langit) bersesuaian dengan keadaan cuaca
yang mendung, gelap dan temperatur dingin dan fakta-fakta yang menunjang.
b) Pernyataan bahwa ”Semua manusia pasti mati adalah sebuah pernyataan yang
benar, maka pernyataan bahwa si fulan adalah manusia dan si fulan pasti mati
adalah benar pula, sebab pernyataan kedua konsisten dengan pernyataan
pertama.

Kesimpulan Teori:
a. Kebenaran adalah kesesuaian antara suatu pernyataan dengan pernyataan-
pernyataan lainnya yang sudah lebih dahulu kita ketahui.
b. Teori ini dinamakan juga teori justifikasi atau penyaksian tentang
kebenaran, karena menurut teori ini suatu putusan dianggap benar apabila
mendapat penyaksian-penyaksian atau justifikasi oleh putusan-putusan
lainnya yang terdahulu yang sudah diketahui, diterima, diakui
kebenarannya.
c. Ukuran dari teori ini adalah konsistensi dan persisi.

2. Teori Korespondensi (corespondence theory)


Teori ini diterima oleh kaum realis dan kebanyakan orang. Teori ini
menyatakan bahwa jika suatu pernyataan sesuai dengan fakta, maka pernyataan

9
itu benar, jika tidak maka pernyataan itu salah menerangkan bahwa kebenaran
atau sesuatu keadaan benar itu terbukti benar bila ada kesesuaian antara arti yang
dimaksud suatu pernyataan atau pendapat dengan objek yang dituju atau
dimaksud oleh pernyataan atau pendapat tersebut. Kebenaran adalah kesesuaian
pernyataan dengan fakta, yang berselaras dengan realitas, yang serasi dengan
situasi aktual. Titus dkk berpendapat ”Kebenaran adalah persesuaian antara
pernyataan tentang fakta itu sendiri. Misalnya :
a) Bila ada orang yang menyatakan bahwa sungai Nil adalah sungai terpanjang di
dunia, maka pernyataan itu adalah benar sebab pernyataan itu sesuai dengan
fakta. Karena secara faktual sungai Nil adalah sungai terpanjang di dunia.
b) Pernyataan ” Ibukota Indonesia adalah Jakarta, maka pernyataan ini adalah
benar sebab pernyataan ini sesuai dengan fakta yakni Jakarta adalah Ibukota
Indonesia.

Kesimpulan Teori ini:


a. Menurut teori ini kita mengenal 2 (dua) hal yaitu : Pernyataan dan
Kenyataan.
b. Kebenaran adalah kesesuaian antara pernyataan tentang sesuatu dengan
kenyataan sesuatu itu sendiri.
3. Teori Pragmatis (pragmatic theory)
Teori dicetuskan oleh Charles S.Pierce (1839-1914). Teori ini
menganggap suatu pernyataan, teori atau dalil itu memiliki kebenaran bila
memiliki kegunaan dan manfaat bagi kehidupan manusia. Kaum pragmatis
menggunakan kriteria kebenarannya dengan kegunaan (utility), dapat dikerjakan
(workability), dan akibat yang memuaskan (satisfactory consequence). Oleh
karena itu tidak ada kebenaran yang mutlak atau tetap, kebenarannya tergantung
pada kerja, manfaat dan akibatnya.
Kriteria pragmatisme juga dipergunakan oleh ilmuwan dalam menentukan
kebenaran ilmiah dalam perspektif waktu. Secara historis pernyataan ilmiah yang
sekarang dianggap benar suatu waktu mungkin tidak lagi demikian. Dihadapkan
dengan masalah seperti ini maka ilmuan bersifat pragmatis selama pernyataan itu

10
fungsional dan mempunyai kegunaan maka pernyataan itu dianggap benar,
sekiranya pernyataan itu tidak lagi bersifat demikian, disebabkan perkembangan
ilmu itu sendiri yang menghasilkan pernyataan baru, maka pernyataan itu
ditinggalkan (Jujun, 1990:59), Misalnya:
a) Teori tentang partikel tak akan berumur lebih dari 4 (empat) tahun.
b) Ilmu Embriologi diharapkan mengalami revisi setiap kurun waktu 15 tahun.
Kedua ilmu di atas disesuaikan dengan perkembangan teknologi yang ada.

Kesimpulan Teori ini:


Kebenaran suatu pernyataan dapat diukur dengan kriteria apakah pernyataan
tersebut bersifat pragmatis atau fungsional dalam kehidupan praktis.

2.4 Konsep Penalaran dan Konsep Logika


1. Penalaran
Penalaran merupakan suatu proses berpikir dalam menarik sesuatu
kesimpulan yang berupa pengetahuan. Penalaran menghasilkan pengetahuan yang
dengan kegiatan berpikir dan bukan dengan perasaan, tetapi tidak semua kegiatan
berpikir menyandarkan diri pada penalaran. Agar pengetahuan yang dihasilkan
penalaran itu mempunyai dasar kebenaran, maka proses berpikir harus dilakukan
dengan suatu cara tertentu. Penalaran juga dapat diartikan kegiatan berpikir yang
mempunyai karakteristik tertentu dalam menemukan kebenaran. Penalaran
memiliki cirr-ciri sebagai berikut:
a. Adanya suatu pola berpikir yang secara luas disebut logika.
Dalam hal ini maka kita dapat mengatakan bahwa tiap bentuk penalaran
mempunyai logikanya tersendiri, atau dapat pula disimpulkan bahwa kegiatan
peanalaran merupakan suatu proses berpikir logis, dimana berpikir logis disini
harus diartikan sebagai kegiatan berpikir menurut pola tertentu, atau dengan
logika tertentu.
b. Proses berpikirnya bersifat analitik. Penalaran dapat diartikan sebagai suatu
kegiatan berpikir yang menyandarkan diri kepada sesuatu analisis dan kerangka
berpikir. Analisis dan kerangka berpikir.

11
2. Logika
Suatu penarikan kesimpulan baru dianggap sahih (valid) apabila proses
penarikan kesimpulan tersebut dilakukan menurut cara tertentu. Cara penarikan
kesimpulan ini disebut logika. Secara lebih luas logika di definisikan sebagai
pengkajian untuk berpikir secara sahih (valid). Cara penarikan kesimpulan
berdasarkan pada penalaran ilmiah, yaitu logika induktif dan logika deduktif.
Logika induktif merupakan penarikan kesimpulan dari kasus-kasus individual
nyata (khusus) menjadi kesimpulan yang bersifat umum. Sedangkan logika
deduktif merupakan penarikan kesimpulan dari hal yang bersifat umum menjadi
kasus yang bersifat individual (khusus). Penarikan kesimpulan secara deduktif
menggunakan pola berpikir silogisme, yaitu disusun dari dua buah pertanyaan dan
sebuah kesimpulan. Pernyataan yang mendukung silogisme ini disebut premis
yang kemudian dapat dibedakan sebagai premis mayor dan premis minor.

12
Bab III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan:

1. Pengetahuan merupakan segala sesuatu yang diketahui manusia. Suatu hal


yang menjadi pengetahuan selalu terdiri atas unsur yang mengetahui dan yang
diketahui serta kesadaran mengenai hal yang ingin diketahui.
2. Sumber pengetahuan merupakan aspek-aspek yang mendasari lahirnya ilmu
pengetahuan yang berkembang dan muncul dalam kehidupan manusia.
Tedapat empat sumber pengetahuan yaitu : Empiris atau pengetahuan, Rasio
atau akal (pikiran), wahyu dan intuisi.
3. Kebenaran merupakan kesesuaian antara pikiran dan kenyataan dan menjadi
tujuan dari filsafat. Untuk menyatakan sesuatu itu benar dapat didasarkan
pada teori kebenaran. Aliran rasionalisme menyatakan suatu itu benar bila
sesuai dengan teori coherence theory of trurth, aliran empirisme menyatakan
suatu itu benar berdasarkan teori correspondence theory of truth), dan aliran
pragmatisme menyatakan suatu kebenaran itu bila sesuai dengan teori
Inherent theory of truth.
4. Penalaran merupakan salah satu proses dalam berpikir yang menggabungkan
dua pemikiran atau lebih untuk menarik sebuah kesimpulan untuk medapatkan
pengetahuan baru. Logika merupakan suatu cara untuk mendapatkan suatu
pengetahuan.

3.2 Saran
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyarankan agar dalam ilmu pengetahuan
dapat diperoleh dengan penalaran dan logika yang bersumberkan pada pengalaman,
akal dan wahyu sehingga pada akhirnya didapatkanlah suatu kebenaran. Penulis
menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini sehingganya
kritikan dan saran sangat diharapkan guna untuk penyusunan makalah selanjutnya.

13
Daftar Pustaka

Suriasumantri, Jujun S.. 2010. FILSAFAT ILMU Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan.

Wordpress,. (2016) Dasar-Dasar Ilmu Pengetahuan (Online),


https://vibrasayekti.wordpress.com/2016/04/10/makalah-filsafat-ilmu-dasar-dasar-pengetahuan/
diakses 8 September 2020

14

Anda mungkin juga menyukai