Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
Arina Fitriana
(2220114320044)
Dengan menyebut nama Tuhan yang Maha Pengasih lagi maha penyayang. Puji
syukur penulis panjatkan atas limpahan hidayah dan inayahNya, sehingga dapat menyelesaikan
tugas makalah kehumasan yang berjudul “Dasar-Dasar Pendidikan”.
Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang terlibat dalam
pembuatan makalah ini terutama kepada Dr. Noor Cahaya, M.Pd dan Dr. H. Moh. Fatah Yasin,
M.Pd selaku dosen pembimbing mata kuliah filsafat ilmu.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat berguna khususnya dalam menambah
wawasan. Penulis juga menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh karenanya, penulis berharap kritik, saran, dan usulan demi perbaikan
makalah yang telah penulis buat di masa yang akan datang.
Penyusun
2
Daftar Isi
Kata Pengantar..........................................................................................................................................2
Daftar Isi...................................................................................................................................................3
Bab I...........................................................................................................................................................4
Pendahuluan..........................................................................................................................................4
1.1 Latar belakang.......................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan...................................................................................................................4
1.4 Manfaat Penulisan.................................................................................................................5
Bab II..........................................................................................................................................................6
Pembahasan...........................................................................................................................................6
2.1 Pengertian Dasar-Dasar Pengetahuan.................................................................................6
2.2 Pengertian Sumber Ilmu Pengetahuan................................................................................7
2.3 Kriteria dari Teori Kebenaran.............................................................................................8
2.4 Konsep Penalaran dan Konsep Logika..............................................................................11
Bab III......................................................................................................................................................13
Penutup................................................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan...................................................................................................................................13
3.2 Saran...........................................................................................................................................13
3
Bab I
Pendahuluan
4
2. mengetahui bagaimana definisi ilmu pengetahuan
3. mengetahui bagaimana kriteria dan kategori kebenaran
4. mengetahui bagaimana konsep penalaran dan konsep logika
penulis sangat berharap dengan adanya makalah ini dapat menambah pemahaman
mengenai dasar-dasar pengetahuan khususnya dalam materi filsafat ilmu dan semoga
berguna bagi mahasiswa yang lainnya.
5
Bab II
Pembahasan
Pengetahuan selalu terdiri atas unsur yang mengetahui dan yang diketahui
serta kesadaran mengenai hal yang ingin diketahui. Karena itu pengetahuan
menuntut adanya subjek yang mempunyai kesadaran untuk mengetahui tentang
sesuatu dan objek yang merupakan sesuatu yang dihadapinya sebagai hal yang ingin
diketahuinya.
Burhanuddin Salam mengklasifikasikan bahwa pengetahuan yang
diperoleh manusia dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok, yaitu:
1. Pengetahuan biasa (common sense) yaitu pengetahuan biasa, atau dapat kita
pahami bahwa pengetahuan ini adalah pengetahuan yang karena seseorang
memiliki sesuatau karena menerima secara baik. Orang menyebut sesuatu itu
merah karena memang merah, orang menyebut benda itu panas karena
memang benda itu panas dan seterusnya.
2. Pengetahuan Ilmu (science) yaitu ilmu pengetahuan yang bersifat kuantitatif
dan objektif, seperti ilmu alam dan sebagainya.
3. Pengetahuan Filsafat, yakni ilmu pengetahuan yang diperoleh dari pemikiran
yang bersifat kontemplatif dan spekulatif. Pengetahuan filsafat lebih
menekankan pada universalitas dan kedalaman kajian tentang sesuatu.
4. Pengetahuan Agama, yaitu pengetahuan yang hanya didapat dari Tuhan lewat
para utusan-Nya. Pengetahuan agama bersifat mutlak dan wajib diyakini oleh
para pemeluk agama. Jadi perbedaan antara pengetahuan dan ilmu adalah jika
pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu manusia untuk memahami suatu
objek tertentu, sedangkan ilmu (science) adalah pengetahuan yang bersifat
positif dan sistematis.
6
dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi
materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau responden.
1. Empirisme
7
Kata ini berasal dari kata Yunani empeirikos, artinya pengalaman.
Menurut aliran ini manusia memperoleh pengetahuan melalui pengalamannya. Dan
bila dikembalikan kepada kata Yunaninya, pengalaman yang dimaksudkan ialah
pengalaman inderawi.
2. Rasionalisme
3. Intuisi
Menurut Henry Bergson intuisi adalah hasil dari evolusi pemahaman yang
tertinggi. Kemampuan ini mirip dengan insting, tetapi berbeda dengan kesadaran
dan kebebasannya. Ia juga mengatakan bahwa intuisi adalah suatu pengetahuan
yang langsung, yang mutlak dan bukan pengetahuan yang nisbi.
Intuisi bersifat personal dan tidak bisa diramalkan. Sebagai dasar untuk menyusun
pengetahuan secara teratur, intuisi tidak dapat diandalkan.
d. Wahyu
8
truth/Coherence theory of truth mengatakan bahwa kebenaran ditegakkan atas
hubungan antara putusan yang baru dengan putusan-putusan lain yang telah kita
ketahui dan akui kebenarannya terlebih dahulu. Bochenski berpendapat bahwa
kebenaran itu terletak pada adanya kesesuaian antara suatu benda atau hal dengan
pikiran atau idea. Titus dkk berpendapat ”Kebenaran itu adalah sistem pernyataan
yang bersifat konsisten secara timbal balik, dan tiap-tiap pernyataan memperoleh
kebenaran dari sistem tersebut secara keseluruhan”. Jadi suatu pernyataan
cenderung benar bila pernyataan tersebut koheren (saling berhubungan) dengan
pernyataan lain yang benar atau bila arti yang dikandung oleh pernyataan tersebut
koheren dengan pengalaman kita. Misalnya:
a) Pernyataan bahwa ”di luar hujan turun”, adalah benar apabila pengetahuan
tentang hujan (air yang turun dari langit) bersesuaian dengan keadaan cuaca
yang mendung, gelap dan temperatur dingin dan fakta-fakta yang menunjang.
b) Pernyataan bahwa ”Semua manusia pasti mati adalah sebuah pernyataan yang
benar, maka pernyataan bahwa si fulan adalah manusia dan si fulan pasti mati
adalah benar pula, sebab pernyataan kedua konsisten dengan pernyataan
pertama.
Kesimpulan Teori:
a. Kebenaran adalah kesesuaian antara suatu pernyataan dengan pernyataan-
pernyataan lainnya yang sudah lebih dahulu kita ketahui.
b. Teori ini dinamakan juga teori justifikasi atau penyaksian tentang
kebenaran, karena menurut teori ini suatu putusan dianggap benar apabila
mendapat penyaksian-penyaksian atau justifikasi oleh putusan-putusan
lainnya yang terdahulu yang sudah diketahui, diterima, diakui
kebenarannya.
c. Ukuran dari teori ini adalah konsistensi dan persisi.
9
itu benar, jika tidak maka pernyataan itu salah menerangkan bahwa kebenaran
atau sesuatu keadaan benar itu terbukti benar bila ada kesesuaian antara arti yang
dimaksud suatu pernyataan atau pendapat dengan objek yang dituju atau
dimaksud oleh pernyataan atau pendapat tersebut. Kebenaran adalah kesesuaian
pernyataan dengan fakta, yang berselaras dengan realitas, yang serasi dengan
situasi aktual. Titus dkk berpendapat ”Kebenaran adalah persesuaian antara
pernyataan tentang fakta itu sendiri. Misalnya :
a) Bila ada orang yang menyatakan bahwa sungai Nil adalah sungai terpanjang di
dunia, maka pernyataan itu adalah benar sebab pernyataan itu sesuai dengan
fakta. Karena secara faktual sungai Nil adalah sungai terpanjang di dunia.
b) Pernyataan ” Ibukota Indonesia adalah Jakarta, maka pernyataan ini adalah
benar sebab pernyataan ini sesuai dengan fakta yakni Jakarta adalah Ibukota
Indonesia.
10
fungsional dan mempunyai kegunaan maka pernyataan itu dianggap benar,
sekiranya pernyataan itu tidak lagi bersifat demikian, disebabkan perkembangan
ilmu itu sendiri yang menghasilkan pernyataan baru, maka pernyataan itu
ditinggalkan (Jujun, 1990:59), Misalnya:
a) Teori tentang partikel tak akan berumur lebih dari 4 (empat) tahun.
b) Ilmu Embriologi diharapkan mengalami revisi setiap kurun waktu 15 tahun.
Kedua ilmu di atas disesuaikan dengan perkembangan teknologi yang ada.
11
2. Logika
Suatu penarikan kesimpulan baru dianggap sahih (valid) apabila proses
penarikan kesimpulan tersebut dilakukan menurut cara tertentu. Cara penarikan
kesimpulan ini disebut logika. Secara lebih luas logika di definisikan sebagai
pengkajian untuk berpikir secara sahih (valid). Cara penarikan kesimpulan
berdasarkan pada penalaran ilmiah, yaitu logika induktif dan logika deduktif.
Logika induktif merupakan penarikan kesimpulan dari kasus-kasus individual
nyata (khusus) menjadi kesimpulan yang bersifat umum. Sedangkan logika
deduktif merupakan penarikan kesimpulan dari hal yang bersifat umum menjadi
kasus yang bersifat individual (khusus). Penarikan kesimpulan secara deduktif
menggunakan pola berpikir silogisme, yaitu disusun dari dua buah pertanyaan dan
sebuah kesimpulan. Pernyataan yang mendukung silogisme ini disebut premis
yang kemudian dapat dibedakan sebagai premis mayor dan premis minor.
12
Bab III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan:
3.2 Saran
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyarankan agar dalam ilmu pengetahuan
dapat diperoleh dengan penalaran dan logika yang bersumberkan pada pengalaman,
akal dan wahyu sehingga pada akhirnya didapatkanlah suatu kebenaran. Penulis
menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini sehingganya
kritikan dan saran sangat diharapkan guna untuk penyusunan makalah selanjutnya.
13
Daftar Pustaka
Suriasumantri, Jujun S.. 2010. FILSAFAT ILMU Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan.
14