Anda di halaman 1dari 29

Tugas Kelompok 2

Dasar-dasar Pengetahuan

MATA KULIAH : FILSAFAT DAN SEJARAH PEMIKIRAN MIPA


NAMA DOSEN : 1) Dr. SUHARTO
2) Dra. SUMARYATI T, M.Pd.

Program STUDI : PASCASARJANA PENDIDIKAN MIPA


DISUSUN OLEH : 1) BANGGA NURACHMAN (20207270114)
2) NANA SURYANA (20207270112)
3) SEPTIKA WIBARINI (20207270106)
4) EMMY SUHERMI (20207270059)
5) IFFAH FITRIEYAH ( 20207270168)
KELAS : MIPA 1b Non Reguler A

FAKULTAS PASCASARJANA PENDIDIKAN MIPA


UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
JAKARTA 2020

0
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumWr. Wb.
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
banyak memberikan beribu-ribu nikmat kepada kita umatnya. Rahmat beserta salam
semoga tetap tercurahkan kepada jungjunan kita, pemimpin akhir zaman yang
sangat dipanuti oleh pengikutnya yakni Nabi Muhammad SAW. “Dasar-dasar
Pengetahuan” ini sengaja di bahas karena sangat penting untuk kita khususnya
sebagai mahasiswa yang ingin lebih mengenal mengenai dasar-dasar pengetahuan
pada filsafat ilmu..
Selanjutnya, penyusun mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang telah memberikan pengarahan-pengarahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tidak lupa juga kepada bapak/ibu
dosen dan teman-teman yang lain untuk memberikan sarannya kepada kami agar
penyusunan makalah ini lebih baik lagi.
Demikian, semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penyusun dan
umumnya semua yang membaca makalah ini.
Wassallamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, Oktober 2019

Penyusun

Kelompok 2

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ……………………………………………………………………………1


Daftar Isi ……………………………………………………………………………………2
Bab 1 Pendahuluan ……………………………………………………………………….3
A. Latar Belakang …………………………………………………………………….3
B. Rumusan Masalah ………………………………………………………………...4
Bab 2 Pembahasan ……………………………………………………………………….5
A. Penalaran …………………………………………………………………………..5
B. Logika ……………………………………………………………………………….8
C. Sumber Pengetahuan ……………………………………………………………..9
D. Kriteria Kebenaran ………………………………………………………………..13
Bab 3 Kesimpulan ………………………………………………………………………...18
Daftar Pustaka …………………………………………………………………………….20

2
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mendefinisikan pengetahuan merupakan kajian panjang sehingga terjadi
pergulatan sejarah pemikiran filsafati dalam menemukan pengertian pengetahuan.
Hal ini wajar karena “keistimewaan” filsafat adalah perselisihan, pergumulan
pemikirannya itu berlangsung terus selamanya.
Suatu produk pemikiran filsafat selalu ada yang menguatkan, mengkritik,
melemahkan bahkan akan ada yang merobohkan pemikiran itu. Kelakpun akan
dijumpai yang satu menegaskan sedang yang lain mengingkari. Begitulah
seterusnya akan selalu berada dalam bingkai dialektika.
Sedangkan Ilmu merupakan pengetahuan yang terorganisasi dan diperoleh
melalui proses keilmuan. Sedangkan proses keilmuan adalah cara memperoleh
pengetahuan secara sistematsi tentang suatu sistem.
Perolehan sistematis ini biasanya atau pada umunya berupa metode ilmiah.
Dari proses metode ilmiah itu melahirkan “science”. Science atau tepatnya Ilmu
pengetahuan memilki arti spesifik bila digandengkan dengan ilmu pengetahuan yaitu
sebagai kajian keilmuan yang tersistematis sehingga menjadi teori ilmiah-obyektif
(dapat dibuktikan secara empiris) dan prediktif (menduga hasil empiris yang bisa
diperiksa sehingga bisa jadi hasilnya bersesuaian atau bertentangan dengan realita
empiris).
Pengetahuan dalam pandangan Rasionalis bersumber dari “Idea”. Tokoh
awalnya adalah Plato (427-347). Menurutnya alam idea itu kekal, tidak berubah-
ubah. Manusia semenjak lahir sudah membawa ide bawaan sehingga tinggal
mengingatnya kembali untuk menganalisa sesuatu
Istilah yang digunakan Rene Descartes (1596-1650) sebagai tokoh rasionalis
dengan nama “innete idea”. Penganut rasionalis tidak percaya dengan inderawi
karena inderawi memiliki keterbatasan dan dapat berubah-ubah.
Sesuatu yang tidak mengalami perubahan itulah yang dapat dijadikan
pedoman sebagai sumber ilmu pengetahuan. Aristatoles dan para penganut
Empirisme-Realisme menyangggah yang disampaikan oleh kaum Rasionalis.
Mereka berdalih bahwa ide-ide bawaan itu tidak ada. Hukum-hukum dan

3
pemahaman yang universal bukan hasil bawaan tetapi diperoleh melalui proses
panjang pengamatan empiric manusia.
Aristatoles berkesimpulan bahwa ide-ide dan hukum yang universal itu
muncul dirumuskan akal melalui proses pengamatan dan pengalaman
inderawi.Pengetahuan yang tidak bisa diukur dan dibuktikan dengan empiric-
realitas-material merupakan pengetahuan yang hayali, tahayul dan bohong (mitos).
Aliran empirisme menyatakan bahwa pengetahuan itu diperoleh melalui
pengalaman-pengalaman yang konkrit.
Sedangkan aliran rasionalis berpendapat bahwa pengetahuan manusia
didapatkan melalui penalaran rasional. Kedua pendekatan ini merupakan cikal bakal
lahirnya positivisme modern dalam kajian keilmuan.
Penalaran merupakan suatu proses berpikir dalam menarik sesuatu
kesimpulan yang berupa pengetahuan. Manusia pada hakikatnya merupakan
mahluk yang berpikir, merasa, bersikap dan bertindak. Sikap dan tindakan yang
bersumber pada pengetahuan yang didapat melalui kegiatan merasa atau berpikir.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penulisan makalah ini, maka dirumuskan
masalah sebagai berikut:
1) Apakah yang dimaksud dengan dasar-dasar pengetahuan yang berupa
penalaran?
2) Apakah yang dimaksud dengan dasar-dasar pengetahuan yang berupa
logika?
3) Apakah yang dimaksud dengan dasar-dasar pengetahuan yang berupa
sumber pengetahuan?
4) Apakah yang dimaksud dengan dasar-dasar pengetahuan yang berupa kriteria
kebenaran?

4
BAB 2
PEMBAHASAN

A. PENALARAN
1. Pengertian Penalaran
Menurut Andi Hakim Nasoetion dalam sebuah ceramahnya
didepan layar televisi, sekiranya binatang mempunyai kemampuan
menalar,maka bukan harimau jawa yang sekarang ini dilestarikan supaya
jangan punah melainkan manusia jawa, demikian kelakarnya.
Kemampuan menalar ini menyebabkan manusia mampu
mengembangkan pengetahuan yang merupakan rahasia kekuasaan-
kekuasaannya.
Manusia adalah satu-satunya makhluk yang mengembangkan
pengetahuan ini secara sungguh-sungguh. Binatang juga mempunyai
pengetahuan, namun pengetahuan ini terbatas untuk kelangsungan
hidupnya (survival).
Manusia mengembangkan pengetahuannya mengatasi
kebutuhan kelangsungan hidup ini. Dia memikirkan hal-hal baru,
menjelajah ufuk baru, karena dia hidup bukan sekedar untuk
kelangsungan hidup, namun lebih dari itu.
Perbedaan manusia dengan makhluk lainnya:
a) Manusia mengembangkan kebudayaan
b) Manusia memberikan makna kepada kehidupan
c) Manusia “memanusiakan” diri dalam hidupnya

Pada hakikatnya manusia itu dalam hidupnya mempunyai tujuan


tertentu yang lebih tinggi dari sekedar kelangsungan hidupnya. Inilah yang
menyebabkan manusia menhembangkan pengetahuannya dan
pengetahuan inilah yang mendorong manusia menjadi makhluk yang
bersifat khas dimuka bumi ini

Pengetahuan ini mampu dikembangkan manusia disebabkan dua


hal utama yaitu:

5
a) Manusia mempunyai bahasa yang mampu mengkomunikasikan informasi
dan jalan pikiran yang melatarbelakangi informasi tersebut
b) Kemampuan berpikir menurut suatu alur kerangka berpikir tertentu.
Secara garis besar cara berpikir ini disebut penalaran.
Dua kelebihan inilah yang memungkinkan manusia
mengembangkan pengetahuannya yakni bahasa yang bersifat komunikatif
dan pikiran yang mampu menalar.
Secara umum pengertian penalaran adalah proses berpikir yang
bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan
sejumlah konsep dan pengertian.

2. Hakikat Penalaran
Penalaran merupakan suatu proses berpikir dalam menarik sesuatu
kesimpulan yang berupa pengetahuan. Manusia pada hakikatnya merupakan
makhluk yang berpikir, merasa, bersikap, dan bertindak. Sikap dan tindakannya
yang bersumber pada pengetahuan didapatkan lewat kegiatan merasa atau
berpikir.
Penalaran menghasilkan pengetahuan yang dikaitkan dengan dengan
kegiatan berpikir menyandarkan diri pada penalaran. Jadi penalaran
merupakan kegiatan berpikir yang mempunyai karakteristik tertentu dalam
menemukan kebenaran
Berpikir merupakan suatu kegiatan untuk menemukan pengetahuan
yang benar. Apa yang disebut benar bagi tiap orang adalah tidak sama maka
oleh sebab itu kegiatan proses berpikir untuk menghasilkan pengetahuan yang
benar itu pun juga berbeda-beda.
Dapat dikatakan bahwa tiap jalan pikiran mempunyai apa yang disebut
sebagai kriteria kebenaran, dan kriteria kebenaran ini merupakan landasan
bagi proses penemuan kebenaran tersebut. Penalaran merupakan suatu
proses penemuan kebenaran dimana tiap-tiap jenis penalaran mempunyai
kriteria kebenarannya masing-masing.
Sebagai suatu kegiatan berpikir maka penalaran mempunyai ciri-ciri
tertentu yaitu :

6
a) Adanya suatu pola berpikir yang secara luas dapat disebut logika. Dalam
hal ini maka dapat kita katakan bahwa tiap bentuk penalaran mempunyai
logikanya tersendiri. Atau dapat juga disimpulkan bahwa kegiatan penalaran
merupakan suatu proses berpikir logis, dimana berpikir logis di sini harus
diartikan sebagai kegiatan berpikirmeneurut suatu pola tertantu atau
dengan kata lain logika tertentu. Hal ini patut kita sadari bahwa berpikir logis
itu mempunyai konotasi yang bersifat jamak (plural) dan bukan tunggal
(singular).
b) Sifat analitik dari proses berpikirnya. Penalaran merupakan suatu kegiatan
berpikir yang menyandarkan diri kepada suatu analisis dan kerangka
berpikir yang dipergunakan untuk analisis dan kerangka berpikir yang
dipergunakan untuk analisis tersebut adalah logika penalaran yang
bersangkutan.
Berdasarkan kriteria penalaran tersebut diatas maka dapat kita katakan
bahwa tidak semua kegiatan berpikir bersifat logis dan analitis. Atau lebih jauh
dapat kita simpulkan bahwa cara berpikir yang tidak termasuk ke dalam
penalaran bersifat tidak logis dan tidak analitik. Dengan demikian maka kita
dapat membedakan secara garis besar ciri-ciri berpikir menurut penalaran dan
berpikir yang bukan berdasarkan penalaran.
Perasaan merupakan suatu penarikan kesimpulan yang tidak
berdasarkan penalaran. Kegiatan berpikir juga ada yang tidak berdasarkan
penalaran umpamanya adalah intuisi. Intuisi merupakan suatu kegiatan berpikir
yang nonanalitik yang tidak mendasarkan diri kepada suatu pola berpikir
tertentu. Berpikir intuitif ini memegang peranan yang penting dalam masyarakat
yang berpikir nonanalitik, yang kemudian sering bergalau dengan perasaan.
Jadi secara luas dapat kita katakan bahwa cara berpikir masyarakat
dapat dikategorikan menjadi dua yaitu :
a) Cara berpikir analitik yang berupa penalaran
b) Cara berpikir nonanalitik yang berupa intuisi dan perasaan

Disamping itu masih terdapat bentuk lain dalam usaha manusia untuk
mendapatkan pengetahuan yakni wahyu. Ditinjau dari hakikat usahanya, maka

7
dalam rangka menemukan kebenaran, kita dapat bedakan dua jenis
pengetahuan yaitu :
a) Pengetahuan yang didapatkan dari hasil usaha yang aktif dari manusia
untuk menemukan kebenaran, baik melalui penalaran maupun lewat
kegiatan lain seperti perasaan dan intuisi.
b) Pengetahuan yang bukan kebenaran yang didapat sebagai hasil usaha aktif
manusia. Dalam hal ini maka pengetahuan yang didapat itu bukan berupa
kesimpulan sebagai produk dari usaha aktif manusia dalam menemukan
kebenaran, melainkan berupa pengetahuan yang ditawarkan atau diberikan,
umpamanya wahyu yang diberikan Tuhan lewat malaikat-malaikat dan nabi-
nabinya.

B. LOGIKA
Penalaran merupakan suatu proses berpikir yang membuahkan
pengetahuan. Agar pengetahuan yang dihasilkan penalaran itu mempunyai
dasar kebenaran maka proses berpikir itu harus dilakukan suatu cara tertentu.
Suatu penarikan kesimpulan baru dapat dikatakan sahih (valid) jika proses
penarikan kesimpulan tersebut dilakukan menurut cara tertentu tersebut. Cara
penarikan kesimpulan inilah yang disebut dengan LOGIKA. Atau jika
didefinisikan secara luas dapat katakan “pengkajian untuk berpikir secara sahih”.
Cara penarikan kesimpulan berdasarkan penalaran ilmiah, menggunakan 2 cara,
yaitu:
1) Logika Induktif
Cara penarikan kesimpulan dari kasus-kasus individual nyata menjadi
kesimpulan yang bersifat umum atau dapat dikatakan menarik kesimpulanya dari
hal yang khusus menuju ke hal yang umum.
Contoh : Seekor kambing memiliki mata. Seekor sapi memiliki mata, seekor
kucing memiliki mata ,demikian juda seekor singa memiliki mata. Dari
kenyaataan , fakta yang kita lihat ini dapat ditarik sebuah kesimpulan: Bahwa
semua binatang memiliki mata.
Kesimpulan yang bersifat umum ini memiliki 2 keuntungan, yaitu:

8
1. Bersifat ekonomis, kehidupan yang beraneka ragam dengan berbagai corak
dan segi dapat direduksikan menjadi beberapa pernyataan.
2. Dimungkinkan proses penalaran selanjutnya baik secara induktif maupun
secara deduktif. Secara induktif maka dari berbagai pernyataan yang bersifat
umum dapat disimpulkan pernyataan yang bersifat lebih umum lagi.
2) Logika Deduktif
Merupakan kegiatan penarikan kesimpulan dengan cara berpikir yang sebaliknya
dari induktif, dimana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan
yang bersifat khusus. Dalam hal ini digunakan pola berpikir yang disebut
silogismus. Silogismus ini disusun dari dua buah pernyataan dan sebuah
kesimpulan. Pernyataan yang mendukung silogismus ini disebut premis mayor
dan premis minor. Kesimpulan merupakan pengetahuan yang didapat dari
penalaran deduktif berdasarkan kedua premis tersebut.
Contoh : Premis Mayor : Semua mahluk hidup mempunyai mata
Premis Minor : Si Bona adalah seorang mahluk
Kesimpulan : Jadi Si Bona mempunyai mata.
Kesimpulan yang diambil bahwa si Bona mempunyai mata adalah sah menurut
penalaran deduktif, sebab kesimpulan ini ditarik secara logis dari premis yang
mendukungnya. Ketepatan penarikan kesimpulan tergantung dari tiga hal yaitu
kebenaran premis mayor, kebenaran premis minor dan keabsahan pengambilan
kesimpulan.

C. SUMBER PENGETAHUAN
Tuhan menciptakan dua macam benda sebagai pengisi bumi yang sifatnya
organis dan anorganis. Benda hidup disebut makhluk yang memiliki ciri-ciri unik dan
memiliki tingkatan (tumbuhan, hewan, manusia), serta tunduk pada hukum biologis.
Benda tak hidup bersifat mati, tetap dan tunduk pada hukum alam (deterministis),
terdiri dari benda yang berwujud padat, cair dan gas.
Makhluk hidup memiliki ciri-ciri yang membedakannya dengan benda tak hidup,
yaitu dapat berkembang biak, bernafas, dapat bergerak, melakukan adaptasi, serta
peka terhadap rangsang (iritabilitas). Manusia sabagai mahluk hidup sama seperti
mahluk hidup lainnya mempunyai ciri hidup, yaitu berkembang biak, memerlukan

9
nutrisi, bergerak tumbuh dan berkembang, beradaptasi serta peka terhadap
rangsang.

Sifat lain dari manusia selain unik adalah rasa ingin tahu yang sangat besar.
Sifat rasa ingin tahu yang sangat besar yang dimiliki manusia biasanya timbul ketika
manusia dihadapkan pada suatu masalah. Masalah yang menyangkut hidup
manusia telah ada sejak permulaan kehidupan manusia. Masalah tersebut misalnya
munculnya wabah penyakit, bencana alam, kelaparan. Ketika muncul hal tersebut
maka dengan akal dan pikirannya manusia mulai berfikir dan berusaha untuk
mencari penyebabnya. Sejak saat itulah munculah ilmu pengetahuan,

Sebagai umat beragama kita sudah sepantasnya mengambil pelajaran dari


sebuah wahyu akan pentingnya sebuah ilmu pengetahuan seperti yang tercantum
dalam sebuah ayat yang artinya: ‘“Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup
menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, Maka lintasilah, kamu tidak dapat
menembusnya kecuali dengan kekuatan.”( QS. Ar-Rahman ayat 33)

Manusia sebagai mahluk tuhan yang berpikir maka di wariskannya dunia ini
untuk manusia ‘ manusia yang berpikir”

1) Pengertian ilmu pengetahuan


Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau
disadari oleh seseorang. Pengetahuan termasuk, tetapi tidak dibatasi pada
deskripsi, hipotesis, konsep, teori, prinsip dan prosedur yang secara probabilitas
Bayesian adalah benar atau berguna

Dalam pengertian lain, pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui


dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal. Pengetahuan muncul ketika
seseorang menggunakan akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian
tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya. Misalnya ketika
seseorang mencicipi masakan yang baru dikenalnya, ia akan mendapatkan
pengetahuan tentang bentuk, rasa, dan aroma masakan tersebut.

Pengetahuan adalah informasi yang telah dikombinasikan dengan


pemahaman dan potensi untuk menindaki; yang lantas melekat di benak
seseorang. Pada umumnya, pengetahuan memiliki kemampuan prediktif terhadap

10
sesuatu sebagai hasil pengenalan atas suatu pola. Manakala informasi
dan data sekadar berkemampuan untuk menginformasikan atau bahkan
menimbulkan kebingungan, maka pengetahuan berkemampuan untuk
mengarahkan tindakan. Inilah yang disebut potensi untuk menindaki.; ‘Wikipedia
bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas ‘

Definisi ilmu pengetahuan adalah pengetahuan atau studi yang teratur


tentang pekerjaan hokum umum, sebab akibat dalam suatu kelompok masalah
yang sifatnya sama baik dilihat dari kedudukannya maupun hubungannya.
’’Mohammad Hatta’’
Bila kita merasa sebagai manusia yang berpikir sudah sepantasnya kita
haus akan ilmu, karena dengan ilmu kita akan mampu menikmati ala mini, kita akan
selalu mampu mencukupi kebutuhan kita dengan baik, dengan memiliki ilmu
manusia akan semakin bijak, jangan sampai manusia yang diberikan kelebihan
akal dan pikiran setelah memiliki sebuah imu menjadi manusia yang lebih sadis dari
makhluk apapun di bumi ini.
Seperti pribahasa manusia harus seperti padi, karena padi makin tua
makin merunduk adalah Orang berilmu yang semakin banyak ilmunya semakin
merendahkan dirinya. Seperti artinya yang jika kita memiliki dan mendapat banyak
ilmu setiap harinya maka harusnya kita semakin berendah diri.

2) Sumber sumber ilmu pengetahuan.

Pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang tentu saja berasal dari berbagai
sumber. Berikut adalah sumber pengetahuan

1. Kepercayaan yang didasarkan dari tradisi

2. Kebiasaan-kebiasaan dan agama


3. Pancaindra/pengalaman
4. Akal pikiran
5. Intuisi individual

Dalam kajian filsafat dijelaskan dengan jelas pengetahuan yang dimiliki


oleh manusia memiliki sumber. Dengan kata lain pengetahuan itu tidak timbul

11
dengan sendirinya. Ada empat sumber pengetahuan yang dimaksud
yaitu Rasio, Empiris, Intuisi, dan Wahyu. Keempat sumber ini memiliki pengertian
yang berbeda-beda dalam menafsirkan sumber dari pengetahuan manusia
tersebut.
1. Rasio, merupakan pengetahuan yang bersumber dari penalaran manusia.
Pada sumber pengetahuan ini diketahui bahwa pengetahuan adalah hasil
pemikiran manusia.
2. Empiris, merupakan pengetahuan yang bersumber dari pengalaman yang
dialami manusia. Sumber pengetahuan ini dirumuskan berdasarkan kegiatan
manusia yang suka memperhatikan gejala-gejala yang terjadi disekitarnya.
Misalnya peristiwa terjadinya hujan di bumi. Peristiwa ini terus terulang-ulang
dan dengan proses kejadian yang sama. Hal ini menjadi daya tarik bagi
manusia, muncul pertanyaan mengapa selalu turun hujan. Dari pengalaman
itulah manusia tergerak untuk bernalar hingga melakukan penelitian
penyebab terjadinya hujan.
3. Intuisi, merupakan sumber pengetahuan yang tidak menentu dan didapatkan
secara tiba-tiba. Terkadang kita sebagai manusia ketika dihadapkan dengan
suatu permasalahan, otak akan berpikir sangat keras untuk menemukan
solusi dari permasalahan tersebut. Tingkat berpikir otak berbanding lurus
dengan masalah yang akan diselesaikan. Semakin sulit tingkat permaslahan
yang akan dipecahkan semakin keras juga kinerja otak dalam berpikir
menyelesaikan masalah tersebut. Dalam kondisi tertentu, terkadang semakin
kita berusaha untuk memecahkan masalah, semakin sulit menemukan
solusinya. Tapi dalam kondisi yang berlawanan ketika kita tidak sedang
berpikir untuk menyelesaikan masalah dan melakukan aktivitas-aktivitas, kita
seakan terpikirkan solusi untuk permasalahan. Solusi itu muncul tiba-tiba
dalam benak kita, tanpa sedikitpun kita menjadwalkan atau berusaha
mencarinya. Hal yang demikian bisa dikatakan sebagai intuisi.
4. Wahyu, atau bisa dikatakan dengan sumber pengetahuan yang non-analiktik
karena tidak ada proses berpikir dari manusia tersebut. Wahyu merupakan
sumber pengetahuan yang berasal dari yang Maha kuasa. Biasanya yang
dapat menerima sumber pengetahuan yang seperti ini adalah manusia-

12
manusia pilihan. Contoh yang paling dekat adalah para nabiallah, yang
menerima pengetahuan dari Allah. Kisah-kisah merekapun banyak
mengispirasi banyak orang.

Dari keempat sumber pengetahuan diatas dapat disimpulkan bahwa cara


berpikir itu ada dua yaitu analatik; Rasio, dan Empiris. Dikatakan sebagai cara
berpikir yang analitik karena ada proses berpikir yang rincih yang dilakukan
manusia. Adapula cara berpikir yang non-analitik; intuisi, dan wahyu yang tidak
memiliki proses berpikir secara rincih yang dilakukan oleh manusia.

Dalam hakikat penalaran ilmiah terbagi atas dua, yakni Deduktif atau
bisa dikatakan berhubungan dengan rasional atau Induktif, berdasarkan empiris
atau pengalaman dan data lapangan. Keduanya dikombinasikan agar dapat
ditarik kesimpulan dari penalaran ilmiah tersebut. Dalam penarikan kesmipulanpun
harus menggunakan logika induktif dan logika deduktif. Setelah penarikan
kesimpulan, menguji kebenaran dari suatu penalaranpun perlu dilakukan. Suatu
penalaran dianggap benar jika koherensi, korespondensi, dan pragmatis atau ada
manfaatnya.

D) KRITERIA KEBENARAN

Sumber pengetahuan dalam dunia ini berawal dari rasa ingin tahu, ingin
kepastian, dan sikap manusia yang meragukan setiap gejala yang ada di alam
semesta ini. Pengetahuan yang memuaskan manusia adalah pengetahuan yang
benar. Pengetahuan tidak benar adalah kekeliruan. Untuk Mendapatkan
pengetahuan tersebut maka manusia harus melakukan proses berfikir.

Berfikir adalah suatu aktifitas manusia untuk menemukan kebenaran.Apa


yang disebut benar oleh seseorang belum tentu benar bagi orang lain. Oleh karena
itu diperlukan suatu kriteria atau ukuran kebenaran. Dalam Kamus besar bahasa
Indonesia (KBBI) kebenaran berarti keadaan yang cocok dengan keadaan atau hal
yang sesungguhnya. Atau sesuatu yang sungguh benar – benar ada. Sementara
kriteria berarti ukuran yang menjadi dasar penilaian atau ketetapan sesuatu.

13
Teori- teori Kebenaran meliputi :

1. Teori Koherensi (coherence theory)

Teori ini menyatakan bahwa kebenaran tergantung pada adanya saling


hubungan secara tepat antara ide – ide yang sebelumnya telah diakui
kebenarannya. The Consistence theory of truth/Coherence theory of truth
mengatakan bahwa kebenaran ditegakkan atas hubungan antara putusan yang baru
dengan putusan-putusan lain yang telah kita ketahui dan akui kebenarannya terlebih
dahulu.

Jadi suatu pernyataan cenderung benar bila pernyataan tersebut koheren


(saling berhubungan) dengan pernyataan lain yang benar atau bila arti yang
dikandung oleh pernyataan tersebut koheren dengan pengalaman kita.

Misalnya : Pernyataan bahwa ”Penyakit Covid-19 tidak dapat diobati karena


penyakit yang disebabkan virus”, adalah benar apabila pengetahuan tersebut
disebabkan oleh virus Corona kecuali dengan meningkatkan system imun di dalam
tubuh penderita”, Pernyataan tersebut benar karena bersesuaian dengan penyakit
yang di sebabkan oleh virus dapat dicegah dengan vaksinasi atau di lawan dengan
meningkatkan system imun penderita agar di dalam tubuh penderita terbentuk
antibodi terhadap virus tersebut.

· Pernyataan bahwa ”Semua bayi lahir pasti menangis adalah sebuah


pernyataan yang benar, maka pernyataan bahwa si fulan ketika lahir dan si fulan
pasti menangis adalah benar pula, sebab pernyataan kedua konsisten dengan
pernyataan pertama dikarenakan dengan menangis membantu membuka paru-
parunya agar bisa menghirup oksigen.

Kesimpulan Teori :

1) Kebenaran adalah kesesuaian antara suatu pernyataan dengan pernyataan –


pernyataan lainnya yang sudah lebih dahulu kita ketahui.
2) Teori ini dinamakan juga teori justifikasi/penyaksian tentang kebenaran,
karena menurut teori ini suatu putusan dianggap benar apabila mendapat

14
penyaksian – penyaksian /justifikasi oleh putusan-putusan lainnya yang
terdahulu yang sudah diketahui, diterima, diakui kebenarannya secara umum.
3) Ukuran dari teori ini adalah konsistensi dan persisi/ketelitian
4) Dapat terjebak dalam validitas, suatu pernyataan dapat benar untuk diri
sendiri tetapi bisa jadi salah jika dihubungkan dengan pernyataan lain di luar
diri sendiri,
5) Mengarah pada relativisme kebenaran

2. Teori Korespondensi (corespondence theory)

Teori ini diterima oleh kaum realis dan kebanyakan orang. Teori ini
menyatakan bahwa jika suatu pernyataan sesuai dengan fakta, maka pernyataan itu
benar. Jika tidak, maka pernyataan itu salah menerangkan bahwa kebenaran atau
sesuatu keadaan benar itu terbukti benar bila ada kesesuaian antara arti yang
dimaksud suatu pernyataan/pendapat dengan objek yang dituju/dimaksud oleh
pernyataan/pendapat tersebut.

Kebenaran adalah kesesuaian pernyataan dengan fakta, yang berselaras


dengan realitas, yang serasi dengan situasi aktual tersebut. Kebenaran adalah
kesesuaian pernyataan dengan fakta, yang berselaras Titus dkk berpendapat
”Kebenaran adalah persesuaian antara pernyataan tentang fakta itu sendiri”

Misalnya : Bila ada orang yang menyatakan bahwa benda padat mempunyai
ciri-ciri, bentuk,ukuran dan volume tetap, maka pernyataan itu adalah benar sebab
pernyataan itu sesuai dengan fakta. Karena secara faktual benda padat mempunyai
bentuk, ukuran dan volume yang tetap/tidak berubah.

· Pernyataan ” fotosintesis terjadi pada siang har”i, maka pernyataan ini adalah
benar sebab pernyataan ini sesuai dengan fakta yakni proses fotosintesis ada tahap
reaksi terang yang memerlukan cahaya.
Kesimpulan Teori ini :

1) Menurut teori ini kita mengenal 2 (dua) hal yaitu : Pernyataan dan Kenyataan.
2) Kebenaran adalah kesesuaian antara pernyataan tentang sesuatu dengan
kenyataan sesuatu itu sendiri.

15
3) Suatu pernyataan tidak bisa dikatakan suatu kebenaran apabila tidak dapat
dibuktikan atau diindrai atau non empiris

3. Teori Pragmatis (pragmatic theory)

Teori dicetuskan oleh Charles S.Pierce (1839-1914). Teori ini menganggap


suatu pernyataan, teori atau dalil itu memiliki kebenaran bila memiliki kegunaan dan
manfaat bagi kehidupan manusia. Kaum pragmatis menggunakan kriteria
kebenarannya dengan kegunaan (utility), dapat dikerjakan (workanility) dan akibat
yang memuaskan (satisfactory consequence). Oleh karena itu tidak ada kebenaran
yang mutlak/tetap. Kebenarannya tergantung pada kerja, manfaat dan akibatnya.
Kriteria pragmatism juga diperuntukkan oleh ilmuwan dalam menentukan kebenaran
ilmiah dalam perspektif waktu.

Secara historis pernyataan ilmiah yang sekarang dianggap benar suatu


mungkin tidak lagi demikian. Dihadapkan dengan masalah seperti ini, maka ilmuwan
bersifat pragmatis selama pernyataan itu fungsional dan mempunyai kegunaan
maka pernyataan itu dianggap benar, sekiranya pernyataan itu tidak lagi bersifat
demikian, disebabkan perkembangan ilmu itu sendiri yang menghasilkan pernyataan
baru, maka pernyataan itu ditinggalkan (Jujun, 1990:59),

Misalnya : Teori penanaman dengan teknik hidroponik merupakan pernyatan


benar bagi petani yang tidak punya lahan tanah pertanian yang luas, tapi menjadi
tidak benar untuk petani dengan lahan tanah pertanian yang luas

Pernyataan tentang PSBB menjadi benar jika di terapkan di daerah pandemik


zona merah sampai dengan hitam, bisa jadi pernyataan yang tidak tepat di daerah
lainnya, Kesimpulan Teori ini :

1) Kebenaran suatu pernyataan dapat diukur dengan kriteria apakah pernyataan


tersebut bersifat pragmatis atau fungsional dalam kehidupan praktis.
2) Kebenaran yang cenderung menghalalkan segala cara untuk memperolehnya

Kesimpulan Ketiga Teori dan Kriteria Kebenaran, ketiga teori diatas memiliki
beberapa persamaan yakni meliputi :

16
1) Seluruh teori melibatkan logika baik formal maupun material (deduktif dan
induktif).
2) Melibatkan bahasa untuk menguji kebenaran itu.
3) Menggunakan pengalaman untuk mengetahui kebenaran.

Kriteria kebenaran cenderung menekankan salah satu atau lebih dari tiga
pendekatan yaitu :

(1) Yang benar adalah yang memuaskan keinginan kita.

(2) Yang benar adalah yang dapat dibuktikan dengan eksperimen,

(3) Yang benar adalah yang membantu dalam perjuangan hidup biologis.

Oleh karena teori-teori kebenaran (koresponden, koherensi, dan


pragmatisme) itu lebih bersifat saling menyempurnakan daripada saling
bertentangan, maka teori tersebut dapat digabungkan dalam suatu definisi tentang
kebenaran. kebenaran adalah persesuaian yang setia dari pertimbangan dan ide
kita kepada fakta pengalaman atau kepada alam seperti adanya. Akan tetapi karena
kita dengan situasi yang sebenarnya, maka dapat diujilah pertimbangan tersebut
dengan konsistensinnya dengan pertimbangan-pertimbangan lain yang kita anggap
sah dan benar, atau kita uji dengan faidahnya dan akibat-akibatnya yang praktis
(Titus, 1987:245).

17
BAB 3

KESIMPULAN

Penalaran menghasilkan pengetahuan yang dikaitkan dengan kegiatan


berpikir dan bukan dengan perasaan. Penalaran mempunyai ciri, yaitu: merupakan
suatu proses berpikir logis, dimana berpikir logis diartikan sebagai kegiatan berpikir
menurut suatu pola tertentu atau menurut logika tertentu dan sifat analitik dari
proses berpikirnya, menyandarkan diri pada suatu analisis dan kerangka berpikir
yang digunakan untuk analisis tersebut aalah logika penalaran yang bersangkutan,
artinya kegiatan berpikir analisis adalah berdasarkan langkah-langka tertentu.
Tidak semua kegiatan berpikir mendasarkan pada penalaran seperti
perasaan dan intuisi. Ditinjau dari hakikat usahanya, maka dalam rangka
menemukan kebenaran, kita dapat bedakan jenis pengetahuan.
Pertama, pengetahuan yang didapatkan melalui usaha aktif dari manusia
untuk menemukan kebenaran, baik secara nalar maupun lewat kegiatan lain seperti
perasaan dan intusi.
Kedua, pengetahuan yang didapat tidak dari kegiatan aktif menusia
melainkan ditawarkan atau diberikan seperti ajaran agama. Untuk melakukan
kagiatan analisis maka kegiatan penalaran tersebut harus diisi dengan materi
pengetahuan yang berasal dari sumber kebenaran yaitu dari rasio (paham
rasionalisme) dan fakta (paham empirisme).
Penalaran ilmiah pada hakikatnya merupakan gabungan penalaran deduktif
(terkait dengan rasionalisme) dan induktif (terkait dengan empirisme).
Penalaran merupakan proses berpikir yang membuahkan pengetahuan. Agar
pengetahuan yang dihasilkan dari penalaran itu mempunyai dasar kebenaran maka
proses berpikir itu harus dilakukan dengan suatu cara tertentu. Penarikan
kesimpulan dianggap benar jika penarikan kseimpulan dilakukan menurut cara
tertentu tersebut. Cara penarikan kesimpulan ini disebut dengan logika.
Pada dasarnya terdapat dua cara yang pokok bagi manusia untuk
mendapatkan pengetahuan yang benar. pertama, mendasarkan diri pada rasional
dan mendasarkan diri pada fakta.

18
Disamping itu adanya intuisi dan wahyu. Intuisi merupakan pengetahuan
yang didapat tanpa melalui proses penalaran tertentu, seperti ”orang yang sedang
terpusat pemikirannya pada suatu masalah tiba-tiba menemukan jawabannya.
Salah satu pembahasan dalam epistimoogi adalah sumber-sumber ilmu
pengetahuan.
Sumber pengetahuan pada masyarakat relegius berawal dari sesuatu yang
sakral dan transenden. Tuhan merupakan sumber dan sebab pertama “causa prima”
dari segala sesuatu. Manusia tidak akan menemukan kebenaran yang hakiki selama
meninggalkan yang esensi ini.
Sumber ilmu pengetahuan untuk mengatahui hakekat segala sesuatu bagi
masyarakat relegius tidak cukup dengan menggunakan panca indera dan akal saja
tetapi ada dua unsur lain yaitu ” wahyu ( revelation) dan ilham (intuisi)”. Wahyu itu
adalah salah satu dari wujud “Ketuhanan” dan ilham atau intuisi adalah
termanifestaasikan dalam diri para nabi dan rasul. Sehingga para agamawan
mengatakan bahwa kitab suci (wahyu) merupakan sumber ilmu pengetahuan yang
disampaikan oleh manusia pilihan Tuhan kepada umat manusia.
Pengetahuan adalah pelbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia mel
alui pengamatan akal. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan akal bu
dinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau
dirasakan sebelumnya. Sumber pengetahuan terdiri dari empirisme (indera), rasiona
lisme (akal), intuisionisme (intuisi), dan wahyu.

Aliran Filsafat dalam Berbicara tentang Pengetahuan yaitu yang disebutkan a


dalah Ideliasme, positivisme, kristisisme, naturalisme, dualisme, empirisme, rasionali
sme dan Pragmatisme.

Agama merupakan salah satu aspek yang terpenting dalam kehidupan manu
sia dikarenakan, agama mempunyai pengaruh besar bagi kehidupan manusia. Man
usia memerlukan agama sebagai pegangan (pedoman) hidup dan penenang jiwa.
Manusia menganut agama berdasarkan keyakinan dan kepercayaan masing-
masing. Ditinjau dari sumbernya agama yang dikenal manusia terdiri atas dua jenis
agama yaitu agaman samawi dan agama ardhi.

19
DAFTAR PUSTAKA

Suriasumantri S. Jujun. FILSAFAT ILMU Sebuah Pengantar Populer. Jakarta


Penerbit Sinar Harapan,1985.

Suriasumantri, Jujun S. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta:Pustaka


Sinar Harapan, 2009

Suhartono,Ph.D. Suparlan. Filsafat Ilmu Pengetahuan. Yogyakarta Penerbit AR


RUZZ MEDIA. 2005.

Ibrahim S, Slamet. FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN .Sekolah Farmasi ITB 2008

REVIEW BUKU: Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, Trio Saputra, 2019, jujun
suriasumantri

https://catarts.wordpress.com/2012/03/25/dasar-dasar-pengetahuan-filsafat-ilmu-7/

https://media.neliti.com/media/publications/167158-ID-sumber-sumber-ilmu-
pengetahuan-dalam-al.pdf,

https://www.academia.edu/25608723/MAKALAH_SUMBER_ILMU_PENGETAHUAN
_DAN_METODENYA,

http://srihendrawati.blogspot.com/2011/12/manusia-makhluk-berpikir.html,,

https://id.wikipedia.org/wiki/Pengetahuan,,

https://www.zonareferensi.com/pengertian-ilmu/

https://sites.google.com/site/auroranight0912/filsafat-ilmu/sumber-pengetahuan,

http://nurhayatielzahra.blogspot.com/2016/12/makalah-filsafat-ilmu-sumber.html

20
BIODATA

1) Data Pribadi
a) Nama : Iffah Fitrieyah, S.Pd.
b) Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 12 Juli 1982
c) Alamat : Taman Wisma Asri Jl. Semangka 3
Blok E26 No. 16 RT 4 RW 12 Teluk
Pucung Bekasi Utara
d) No. HP : 08128668931
e) Pendidikan Terakhir : S1 Pendidikan Matematika
f) Status : Menikah
g) Agama : Islam
2) Riwayat Pendidikan
a) SDN Bhakti Handayani tahun 1987-1993
b) SMPN 3 Bekasi tahun 1993-1996
c) SMUN 2 Bekasi tahun 1996-1999
d) Universitas Negeri Jakarta tahun 1999-2004
3) Riwayat Pekerjaan
a) SMP Mutiara 17 Agustus tahun 2004-2005
b) SMA Mutiara 17 Agustus tahun 2005-2011
c) MTsN 42 Jakarta tahun 2011- sekarang
4) Pelatihan
a) Pelatihan Penyusunan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
b) Pelatihan Pembuatan Blog
c) Penyusunan RPP Berbasis Blended Learning
d) Merancang Pembelajaran Matematika Berbasis HOTS
e) Pembuatan Multimedia Interaktif
f) PKG PembaTIK (Pembelajaran Berbasis TIK) Level Literasi
g) PKG PembaTIK (Pembelajaran Berbasis TIK) Level Implementasi
h) PKG PembaTIK (Pembelajaran Berbasis TIK) Level Kreasi
i) Bahan Ajar dan Soal HOTS Bilangan, Aljabarm Geometri, Statistika
j) Pembuatan Alat Peraga Pelajaran Matematika
k) Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan Integrasi STEM

21
l) Pelatihan Pembuatan Lembar Kerja Matematika Menggunakan Aplikasi
DESMOS
5) Kegiatan Organisasi
a) Angkatan Muda Islam Masjid Nurul Iman tahun 2000-2004
b) Badan Eksekutif Mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika tahun 2000-
2001
6) Prestasi dari SD s/d SMA
a) Peringkat Ketiga di SD Kelas III Caturwulan 1
b) Peringkat Kedua di SD Kelas IV Caturwulan 3
c) Peringkat Pertama di SMP Kelas I Semester 2
d) Peringkat Ketiga di SMP Kelas II Semester 1
e) Peringkat Kedua di SMP Kelas III Semester 1
f) Peringkat Kedua di SMP Kelas III Semester 2
g) Peringkat Ketiga di SMU Kelas II Caturwulan 1
h) Peringkat Kedua di SMU Kelas II Caturwulan 2
i) Peringkat Kedua di SMU Kelas II Caturwulan 3

22
BIODATA

1) Data Pribadi
a) Nama : Emmy Suhermi S.Si
b) Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 27 April 1969
c) Alamat : Jalan Biduri Bulan VI no 12 Sumur Batu,
Kemayoran, Jakarta Pusat 10640
d) No. HP : 082299700604
e) Pendidikan Terakhir : S1 Fakultas Biologi
f) Status : Menikah
g) Agama : Islam
2) Riwayat Pendidikan
a) SDN 423 Surabaya tahun 1976-1982
b) SMPN 22 Surabaya tahun 1982-1985
c) SMUN 68 Jakarta tahun 1985-1988
d) Universitas Jenderal Soedirman tahun 1988-1993
3) Riwayat Pekerjaan
a) SMA Global Islamic School 2005-2017
4) Pelatihan
a) Pelatihan Penyusunan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
b) Penyusunan RPP Berbasis Blended Learning
c) Merancang Pembelajaran Biologi Berbasis HOTS
5) Prestasi dari SD s/d SMA
a) Peringkat Umum UN ketiga SMPN 22 Surabaya

23
BIODATA

1. DATA PRIBADI
A. Nama : Septika Wibarini, S.Pd
B. Tempat Tgl Lahir : Tegal, 10 September 1973
C. Alamat : Jl. Haji Ipin Rt 011 / 01 No 1D, Pondok Labu
Cilandak Jakarta Selatan.
D. No Hp : 085780337793
E. Pendidikan Terakhir : S1 Pendidikan Biologi
F. Status : Menikah
G. Agama : Islam

2. RIWAYAT PENDIDIKAN
A. SDN 03 Pagi Pondok Labu, Jakarta Selatan 1986
B. SMPN 2 Balikpapan, Kalimantan Timur, 1989
C. SMAN 34 Pondok Labu, Jakarta Selatan 1992
D. UHAMKA , S1-FPMIPA (Biologi),Jakarta Selatan 1997

3. RIWAYAT PEKERJAAN
A. SMAN 34 Jakarta Selatan 1995 – 2015
B. SEKOLAH KEBIDANAN FATMAWATI 1998 – 1999
C. SMAN 38 Lenteng Agung, Jakarta Selatan 2015 – 2016
D. SMAN 66 Jakarta Selatan, 2016 – sekarang

4. PELATIHAN
1. Pelatihan Pembina PMR
2. Pelatihan Pembina UKS
3. Pelatihan Guru tingkat Nasional
4. Pelatihan Pengelolaan Laboratorium MIPA
5. Pelatihan IT dalam Kependidikan
6. Pelatihan Pengolahan dan Pemanfaat Limbah, Go Green untuk sekolah
ADIWIYATA
7. Pelatihan pembuatan PTK
8. Pelatihan Penyusunan RPP , RPP KURTILAS, RPP BERKARAKTER,
RPP HL, RPP BDR, RPP HL
9. Pelatihan penyusunan soal HOTS
10. Pelatihan pembuatan soal UN SMA
11. Pelatihan penulisan berbagai jenis buku
12. Pelatihan Kultur Jaringan dan pengembangan tanaman
13. dll

24
5. KEGIATAN ORGANISASI
1. Koperasi Sekolah (anggota)
2. PGRI Jaksel (anggota)
3. MGMP BIOLOGI (anggota)
4. MGMP PKWU (anggota)
5. IGI Jakarta Selatan (anggota)

6. PRETASI SD sampai dengan SMA


1. SD
- Juara 1 kelas 1 , 2, 3 dan 4
- Juara 1 dan 2 saritilawah
- Juara 3 Membaca Puisi
2. SMP
- Juara 2 kelas 2
- Juara Umum kelas 3
- Juara 1 vokal group
- Juara 1 vokalis
3. SMA
- Siswi Teladan
- Finalis Lomba Karya Ilmiah Remaja sejabodatabek
- Juara 2 Ekskul Tata Boga

25
BIODATA

1) Data Pribadi
a) Nama : BANGGA NURACHMAN, S.Pd
b) Tempat, Tanggal Lahir : karawang, 03 maret 1981
c) Alamat : kp mekarjati rt 01/01 desa cikampek
timur kec cikampek
d) No. HP : 08567398-602
e) Pendidikan Terakhir : S1 PGSD SD
f) Status : Menikah
g) Agama : Islam
2) Riwayat Pendidikan
a) SDN 1 TIRTASARI tahun 1987 -1993
b) SMPN 1 TIRTAMULYA 1993 -1996
c) SMUN 1 Balaraja tahun 1996- 1999
d) Universitas UPI PURWAKARTA TAHUN 2000-2002
3) Riwayat Mengajar
a) SDN KARANGSINOM III 2002-2008
b) SDN TIRTASARI 2 2008 -2007
c) SDN TIRTASARI 1 2007 -2019
d) SDN TIRTASARI 2 2018 -2020
e) SDN DAWUAN TENGAH V 2020 –SAMPAI SEKARANG
4) Pelatihan
a) PLPG 2013, Penyelenggara: UNPAS.

5). Kegiatan Organisasi

a) Humas PGRI kec. Tirtamulay.2009-2019

26
BIODATA

1) Data Pribadi
a) Nama : Nana Suryana, S.Pd
b) Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 01 Januari 1981
c) Alamat : Perum Bumi Jati Elok Blok C5/10 Desa
Malang Nengah, Kec. Pagedangan, Kab. Tangerang, Banten
d) No. HP : 0812-8031-2233
e) Pendidikan Terakhir : S1 Pend. Matematika
f) Status : Menikah
g) Agama : Islam
2) Riwayat Pendidikan
a) SDN Pasir Nangka tahun 1988 -1994
b) SMPN 1 Tigaraksa tahun 1994 -1997
c) SMUN 1 Balaraja tahun 1997- 2000
d) Universitas Muhammadiyah Prof, Dr. Hamka (UHAMKA)
3) Riwayat Mengajar
a) SMK Pustek Mitra – Kab. Tangerang 2004-2006
b) SMP Pustek Mitra – Kab. Tangerang 2004-2006
c) SMA Nasional 1 – Kota Bekasi 2006 – 2007
d) Bimbingan Belajar “Bintang Pelajar” – Jakarta 2007
e) SDS Model Islamic Village – Kab. Tangerang 2007 – 2009
f) SMP Negeri 1 Gunung Kaler – Kab. Tangerang 2009-2012
g) SMP Negeri 2 Kelapa Dua – Kab. Tangerang 2012 – Sekarang
4) Pelatihan
a) Pelatihan Guru Inti PKP Berbasis Zonasi,Tahun 2019, Penyelenggara:
P4TK Matematika.

27
b) WORKSHOP SAGUSABLOG DASAR 14 SAGUSABLOG (Satu
Guru Satu Blog) Tahun 2019 Penyelenggara: IGI
c) WORKSHOP SAGUSABLOG LANJUT 14 SAGUSABLOG (Satu
Guru Satu Blog) Tahun 2019 Penyelenggara: IGI
5) Kegiatan Organisasi
a) Ketua Umum HIMA P MIPA UHAMKA (2003-2004)
b) Kastrad KAMMI Komsat. UHAMKA (2004-2005)
c) Keorganisasian PK IMM FKIP UHAMKA (2003 – 2004)
d) Sekretaris DKM Masjid Al Amin Perum.Bumi Jati Elok (2013-2015)
e) Bendahara DKM Masjid Al Amin Perum. Bumi Jati Elok (2015-2020)

28

Anda mungkin juga menyukai