Anda di halaman 1dari 8

Tersedia online di EDUSAINS

Website: http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/edusains
EDUSAINS, 9 (1), 2017, 81-88

Research Artikel
INTEGRASI KONSEP-KONSEP PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM
PEMBELAJARAN DI SEKOLAH
Sujiyo Miranto
Program Studi Pendidikan Biologi FITK UIN Syarif HIdayatullah Jakarta
sujiyoubjmiranto@rocketmail.com

Abstract
This writing aims to provide a solution on how to integrate the concepts of environmental education at the
level of secondary school. Chiras (1985) states that the environmental damage that occurs at this time is
caused more by human frontier mentality. The frontier mentality based on the basic attitude of man,
namely: 1) view the world as a source of unlimited; 2) the view that human being is not apart from
nature; and 3) the view that nature as something that needs to be mastered. Education in secondary
schools can play an active role to build a society so that it is able to apply the principles of sustainability
and environmental ethics. The conclusion that can be drawn from the writings of her above are: 1)
School can be used as a means of support in implementing an environmental education by the way
directing its resources to improve the attitudes, awareness, knowledge and behavior of rational and
responsible for environmental issues; (2) Environmental education can be integrated to all subject matter
contained in the secondary schools.
Keywords: Environmental Education
Abstrak
Tulisan ini bertujuan untuk memberikan solusi tentang cara mengintegrasikan konsep-konsep pendidikan
lingkungan pada jenjang sekolah menengah. Chiras (1985) menyatakan bahwa akar dari kerusakan
lingkungan yang terjadi pada saat ini lebih banyak disebabkan oleh manusia yang bermental frontier.
Mentalitas frontier ini berdasarkan atas sikap dasar manusia, yaitu: (1) melihat dunia sebagai sumber
yang tidak terbatas; (2) berpandangan bahwa manusia terlepas dari alam; dan (3) berpandangan bahwa
alam sebagai suatu yang perlu dikuasai. Pendidikan pada jenjang pendidikan menengah dapat berperan
aktif untuk membangun masyarakat sehingga mampu menerapkan prinsip pembangunan keberlanjutan
dan etika lingkungan. Kesimpulan yang dapat diambil dari tulisan dia atas adalah: (1) Sekolah dapat
digunakan menjadi sarana pendukung dalam melaksanakan pendidikan lingkungan dengan cara
mengarahkan sumber daya yang dimilikinya untuk meningkatkan sikap, kesadaran dan pengetahuan serta
tingkah laku yang rasional dan bertanggungjawab terhadap masalah-masalah lingkungan; (2) Pendidikan
lingkungan hidup dapat diintegrasikan kepada seluruh materi pelajaran yang terdapat di sekolah
menengah.
Kata Kunci: Pendidikan Lingkungan

Permalink/DOI: http://dx.doi.org/10.15408/es.v9i1.5364

PENDAHULUAN jangkauan jauh melampaui batas kepentingan


sendiri di samping kemampuan dalam melihat
Masalah lingkungan hidup saat ini tengah
kenyataan yang sebenarnya dalam kehidupan
menjadi keprihatinan bersama, bukan saja di
(Soerjani, 1992). Krisis lingkungan merupakan isu
Indonesia, tetapi juga di mancanegara. Di
sosial dan ekologis, sebagai hasil interaksi dari
Indonesia sendiri masalah lingkungan hidup
berbagai keprihatinan global (Van Rensburg, 1994).
menjadi isu mendasar yang terpinggirkan dalam
simpang siur dan hiruk-pikuk isu politik yang Chiras (1985) telah mengingat kita bahwa
berkembang saat ini. Kerusakan lingkungan terjadi akar dari kerusakan lingkungan yang terjadi pada
karena kemampuan manusia untuk melihat dengan saat ini lebih banyak disebabkan oleh manusia yang

Copyright © CC-BY-SA, p-ISSN 1979-7281 e-ISSN 2443-1281


Integrasi Konsep Pendidikan Lingkungan Hidup dalam Pembelajaran di Sekolah Menengah

bermental frontier. Mentalitas frontier ini sudah strategy dari the international union for the
dimiliki oleh manusia selama berpuluh ribu tahun conservation of nature pada tahun 1980, kemudian
dan sampai sekarang masih mempengaruhi usaha pada tahun 1981 digunakan oleh Lester R. Brown
manusia dalam mengejar kesejahteraan hidupnya. dalam buku Building a Substainable Society (Sony
Keraf, 2010).
Mentalitas frontier ini disebabkan oleh: 1)
adanya tabiat imperialisme biologis yang terdapat Saat ini krisis lingkungan bukan lagi sebagai
pada setiap makhluk hidup termasuk manusia. ancaman masa depan. Tetapi telah menjadi realita
Dengan tabiat ini makhluk hidup berkembang biak kontemporer yang melebihi batas-batas toleransi
dan selalu mencari makan untuk dirinya dan untuk dan kemampuan adaptasi lingkungan. Pertumbuhan
keturunannya; 2) dibanding dengan makhluk hidup dan pertambahan kerusakan lingkungan
lainnya manusia diberi nalar dan kemampuan (environmental disasters) telah mencapai dimensi
verbal dalam usaha mencari kesejahteraan hidup. regional bahkan global.
Dengan kemampuan ini manusia tidak sekedar
Sistem pengelolaan lingkungan hidup,
ingin memenuhi kebutuhan hidupnya tapi juga
prinsip yang sangat menentukan adalah asas
ingin memiliki kelebihan jika dibanding makhluk
tanggung jawab negara, asas berkelanjutan dan asas
hidup lainnya termasuk sesama manusia; 3)
manfaat dengan tujuan untuk mewujudkan
manusia melihat lingkungan sekelilingnya sebagai
pembangunan yang berwawasan lingkungan hidup
bagian yang lain di luar manusia atau memandang
dalam rangka pembangunan manusia Indonesia
bahwa manusia bukan termasuk bagian alam; 4)
seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia
Manusia selalu berkeinginan membentuk status
seluruhnya.
yang lebih tinggi, sehingga berkeinginan
mendapatkan materi yang berlebihan. Bertolak dari uraian tersebut diatas,
pengelolaan lingkungan hidup adalah tanggung
Mentalitas frontier ini berdasarkan atas sikap
semua warga negara. Untuk berperan aktif
dasar manusia, yaitu: 1) melihat dunia sebagai
menciptakan suatu lingkungan hidup yang
sumber yang tidak terbatas; 2) berpandangan bahwa
berkelanjutan, baik pengelolaan sumber daya
manusia terlepas dari alam; dan 3) berpandangan
maupun kemanfaatan sumber daya tersebut untuk
bahwa alam sebagai suatu yang perlu dikuasai.
generasi yang akan datang.
Sebagai negara yang memiliki wilayah yang
Sebagai praktisi pendidikan sudah
sangat luas dengan kekayaan alam yang melimpah,
selayaknya kita berupaya melalui bidang yang kita
Indonesia belum memiliki desain pengelolaan
tekuni untuk mengatasi permasalahan lingkungan
lingkungan yang visioner dan dapat dimengerti oleh
hidup yang terjadi di sekitar kita. Salah satu
sebagian besar penduduknya. Salah satu
pemikiran yang dapat dikembangkan adalah
penyebabnya adalah karena pada tingkat
bagaimana memberikan pendidikan lingkungan
pengambilan keputusan, kepentingan pelestarian
kepada masyarakat secara baik.
sering diabaikan dan dikalahkan oleh kepentingan
lainnya seperti kepentingan pembangunan, Untuk mendukung rencana tersebut
pengentasan kemiskinan dan kepentingan ekonomi. diharapkan jalur pendidikan mulai dari tingkat
Kualitas lingkungan hidup yang semakin menurun Taman Kanak-Kanak sampai dengan Perguruan
telah mengancam kelangsungan perikehidupan Tinggi berperan aktif membangun masyarakat
manusia dan makhluk hidup lainnya sehingga perlu peduli lingkungan sehingga mampu menerapkan
dilakukan perlindungan dan pengelolaan prinsip pembangunan keberlanjutan dan etika
lingkungan hidup yang sungguh-sungguh dan lingkungan. Hal ini sejalan dengan tujuan jangka
konsisten oleh semua pemangku kepentingan. panjang Pendidikan Lingkungan Hidup yaitu
mengembangkan warga negara yang memiliki
Jika dicermati paradigma pengelolaan
pengetahuan tentang lingkungan biofisik dan
lingkungan hidup mulai bergeser kearah paradigma
masalahnya yang berkaitan, menumbuhkan
pembangunan berkelanjutan sejak tahun 1980-an.
kesadaran agar terlibat secara efektif dalam
Istilah ini muncul dalam world conservation
tindakan menuju pembangunan masa depan yang

EDUSAINS. Volume 9 Nomor 01 Tahun 2017, 82-88


Copyright © CC-BY-SA | EDUSAINS | p-ISSN 1979-7281 | e-ISSN 2443-1281
Miranto, S

lebih baik, dapat dihuni dan membangkitkan HASIL DAN PEMBAHASAN


motivasi untuk mengerjakannya (Stapp, et al.1970
Komitmen Pendidikan Lingkungan Hidup
dalam Istiadi, 2014).
Pengelolaan lingkungan hidup diartikan
Dengan demikian eksistensi pendidikan
sebagai upaya terpadu untuk melestarikan fungsi
lingkungan hidup sesungguhnya adalah untuk
lingkungan hidup yang mencakup kebijaksanaan
merubah pola pikir manusia yang bermental
penataan, pemanfaatan, pengembangan,
frontier menjadi manusia yang memiliki etika
pemeliharaan, pemulihan, pengawasan dan
lingkungan. Etika lingkungan mengajarkan kepada
pengendalian lingkungan hidup. Salah satu upaya
manusia agar: 1) menyadari dan meyakini bahwa
yang dapat dilakukan dalam pengelolaan
sumber alam di bumi adalah terbatas jumlahnya
lingkungan hidup adalah menata ulang pola pikir
sehingga manusia harus menggunakannya secara
masyarakat yang dilakukan melalui jalur
bijak dan menerapkan prinsip-prinsip efisiensi
pendidikan tentang pentingnya lingkungan hidup
sehingga lingkungan dapat tersedia bagi makhluk
bagi seluruh makhluk hidup di permukaan Bumi
hidu saat ini dan generasi yang akan datang; 2)
termasuk manusia. Masalah lingkungan hidup
manusia memiliki pandangan bahawa dirinya
sendiri sesungguhnya berhubungan erat dengan
sebagai bagian dari alam dan merupakan satu
pola pikir manusia. Oleh karena itu dalam
kesatuan dengan alam dan lingkungan sekitarnya,
pengembangan program pendidikan lingkungan
dan 3) manusia bukan sebagai penguasa bumi yang
hidup harus ditujukan pada aspek tingkah laku
dapat memanfaatkan dan menggunakanalam secara
manusia, terutama interaksi manusia dengan
tidak bertanggungjawab.
lingkungan hidupnya dan kemampuan memecahkan
Berdasarkan uraian di atas maka akan dikaji masalah lingkungan.
permasalahan yang berkenaan dengan pendidikan
Pendidikan Lingkungan Hidup adalah suatu
lingkungan hidup di Indonesia terutama berkenaan
program pendidikan untuk membina anak atau
dengan bagaimana cara mengintegrasikan konsep-
peserta didik agar memiliki pengertian, kesadaran,
konsep pendidikan lingkungan hidup dalam
sikap, dan perilaku yang rasional serta bertanggung
pembelajaran di sekolah menengah.
jawab tentang pengaruh timbal balik antara
penduduk dengan lingkungan hidup dalam berbagai
METODE
aspek kehidupan manusia (Pratomo, 2009)
Metode penelitian yang digunakan adalah
Konferensi antar negara tentang Pendidikan
library research penelitian kepustakaan) karena
Lingkungan pada tahun 1975 di Tbilisi, telah
kegiatan penelitian menggunakan literatur
merumuskan tujuan pendidikan lingkungan hidup
(kepustakaan), baik berupa buku, catatan,maupun
tersebut diantaranya: 1) meningkatkan kesadaran
laporan hasil penelitian dari penelitian terdahulu
yang berhubungan dengan saling ketergantungan
(Arikunto, 2010).
ekonomi, sosial, politik, dan ekologi antara daerah
Kegiatan penelitian dilakukan dengan cara perkotaan dan pedesaan; 2) memberikan
menelaah berbagai sumber seperti buku, kurikulum, kesempatan kepada setiap individu untuk
jurnal hasil penelitian, artikel, makalah, atau memperoleh pengetahuan, nilai-nilai, sikap
informasi lain yang berhubungan dengan judul tanggung jawab, dan keterampilan yang dibutuhkan
penelitian. Setelah data terkumpul selanjutnya untuk melindungi dan meningkatkan lingkungan; 3)
dilakukan analisis data. Analisis data dalam menciptakan pola baru perilaku individu, kelompok
penelitian ini adalah menganalisis dan mensintesis dan masyarakat secara menyeluruh menuju
dokumen tersebut untuk di kaji dan menjadi lingkungan yang sehat, serasi dan seimbang
gagasan baru dalam menunjang hasil penelitian. (Istiadi, 2014).
Tujuan pendidikan lingkungan menurut
Erwin (2009) untuk meningkatkan kesadaran,
kepedulian tentang lingkungan dengan segala
permasalahannya, dan dengan pengetahuan,

EDUSAINS. Volume 9 Nomor 01 Tahun 2017, 83-88


Copyright © CC-BY-SA | EDUSAINS | p-ISSN 1979-7281 | e-ISSN 2443-1281
Integrasi Konsep Pendidikan Lingkungan Hidup dalam Pembelajaran di Sekolah Menengah

ketrampilan,sikap, motivasi, dan komitmen untuk Tahun 1996 telah disepakati kerjasama
bekerja secara individu dan kolektif terhadap antara Departemen Pendidikan Nasional dengan
pemecahan permasalahan dan mempertahankan Kementerian Negara Lingkungan Hidup, untuk
kelestarian lingkungan. mengembangkan program Pendidikan Lingkungan
Hidup pada jenjang pendidikan dasar dan
Menurut Barlia (2008) secara khusus tujuan
menengah melalui program Adiwiyata. Pelaksanaan
pendidikan lingkungan hidup adalah sebagai
program Adiwiyata merupakan amanah Undang-
berikut: 1) kesadaran (awareness) yaitu membantu
Undang nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan
anak didik mendapatkan kesadaran dan peka
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan tindak
terhadap lingkungan hidup dan permasalahannya
lanjut Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup
secara menyeluruh; 2) pengetahuan (knowledge)
No: 02 tahun 2009 tentang pedoman pelaksanaan
yaitu membantu anak didik memperoleh dasar-
program Adiwiyata. Dalam program ini diharapkan
dasar pemahaman tentang fungsi lingkungan hidup,
setiap warga sekolah ikut terlibat dalam kegiatan
interaksi manusia dengan lingkungannya; 3) sikap
sekolah menuju lingkungan yang sehat serta
(attitudes) yaitu membantu anak didik mendapatkan
menghindari dampak lingkungan yang negatif.
seperangkat nilai-nilai dan perasaan tanggung
Dengan adanya program Adiwiyata maka sekolah
jawab terhadap lingkungan alam, serta motivasi dan
dapat lebih memaksimalkan perannya dalam
komitmen untuk berpartisipasi dalam
melaksanakan pendidikan lingkungan melaui
mempertahankan dan mengembangkan lingkungan
program-program yang akan dikembangkan.
hidup. 4) keterampilan (skills) yaitu membantu
anak didik mendapatkan keterampilan Permasalahan Pendidikan Lingkungan Hidup
mengidentifikasi, investigasi dan kontribusi Di Sekolah Menengah
terhadap pemecahan dan penanggulangan isu-isu
Jika dicermati pelaksanaan pendidikan
dan masalah lingkungan; 5) partisipasi
lingkungan hidup pada jenjang pendidikan
(participation) yaitu membantu anak didik
menengah terdapat berbagai variasi dalam
mendapatkan pengalaman, serta menggunakan
pelaksanaannya. Terdapat beberapa sekolah yang
pengetahuan dan keterampilan berpikirnya, untuk
menaruh perhatian besar terhadap peran penting
memecahkan dan menanggulangi isu-isu dan
pendidikan lingkungan ini dan memasukkannya
masalah lingkungan.
dalam kebijakan kurikulumnya bahkan terdapat
Sementara itu Djajadiningrat dalam Erwin sekolah yang menjadikan pendidikan lingkungan
(2009) menyatkan penyelenggaraan pendidikan sebagai mata pelajaran khusus yang harus diajarkan
lingkungan seharusnya mencapai tujuan: 1) kepada seluruh siswa, namun terdapat sebagian
memberikan kesempatan bagi setiap individu untuk yang masih belum melaksanakan dengan maksimal
memperoleh pengertian dasar tentang lingkungan bahkan terdapat sekolah yang tidak memiliki
hidup, permasalahannya serta peran dan tanggung kebijakan tentang pendidikan lingkungan ini sama
jawab manusia dalam upaya melestarikan fungsi- sekali.
fungsi lingkungan hidup; 2) membantu individu
Beberapa permasalahan yang menjadi
dan masyarakat mengembangkan ketrampilan yang
kendala dalam implimentasi pendidikan lingkungan
dibutuhkan dalam pengelolaan, menjaga kelestarian
di sekolah adalah: 1) sekolah tidak menyusun
fungsi-fungsi lingkungan dan memecahkan
kebijakan tentang pendidikan lingkungan ini dalam
permasalahan lingkungan; 3) memupuk kesadaran
kurikulum maupun program kerjanya; 2) jika
dan kepekaan terhadap lingkungan hidup dan
memiliki kebijakan pendidikan lingkungan, maka
permasalahannya, melalui penyuluhan terhadap
sosialisasi isi kebijakan pendidikan lingkungan
individu atau masyarakat tentang sistem nilai yang
hidup dari pelaksana kebijakan ke kelompok
sesuai, kepekaan yang kuat atas kepedulian tentang
sasaran tidak terkomunikasikan dengan baik; 3)
lingkungan dan motivasi untuk secara aktif
Komunikasi dan publikasi yang rendah dari para
berpartisipasi terhadap pelestarian fungsi-fungsi
pelaksana program sehingga program yang
lingkungan dan pencegahan kerusakan lingkungan.
dilakukan kurang mencapai sasaran; 4) Kurangnya
jumlah implementasi dan aplikasi lanjutan dari

EDUSAINS. Volume 9 Nomor 01 Tahun 2017, 84-88


Copyright © CC-BY-SA | EDUSAINS | p-ISSN 1979-7281 | e-ISSN 2443-1281
Miranto, S

program-program yang telah dilaksanakan; 5) memotivasi siswa untuk mengenal, menerima,


Komitmen pengambil kebijakan yang rendah untuk menyerap dan memahami keterkaitan atau
menyediakan dana dalam pelaksanaan pendidikan hubungan antara konsep, pengetahuan, nilai atau
lingkungan. tindakan yang terdapat dalam beberapa pokok
bahasan atau bidang studi. 4) Menghemat waktu,
Integrasi Materi Pendidikan Lingkungan Dalam
tenaga dan sarana serta biaya pembelajaran,
Pembelajaran Di Sekolah Menengah
disamping menyederhanakan langkah-langkah
Akar masalah terjadinya kerusakan pembelajaran.
lingkungan adalah faktor manusia. Oleh sebab itu
Dengan demikian pendidikan berfungsi
harus diupayakan untuk mengubah akar masalah
sebagai wadah untuk memperkenalkan dan
berupa aspek psikologis tersebut dari tidak tahu
membina norma-norma baru yang sesuai dengan
menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi
tuntutan kebutuhan pembangunan dan pelestarian
mengerti. Oleh sebab itu peran pendidikan
lingkungan. Pada akhirnya kesadaran dan perilaku
lingkungan merupakan salah satu sarana dalam
yang berwawasan lingkungan dari masyarakat
rangka mengubah kemampuan psikologis tersebut.
dapat terwujud. Pengintegrasian materi lingkungan
Namun demikian untuk mengubah tingkah laku
ke dalam mata pelajaran merupakan salah satu
tersebut perlu dilakukan kegiatan bersama dari
alternatif yang dapat dilakukan untuk menyiasati
seluruh komponen pendidikan yaitu guru-guru
guna menjawab tantangan masalah lingkungan
yang mengajar mata pelajaran. Seluruh guru harus
yang berkembang pada saat ini dan yang akan
diberi kemampuan untuk mengintegrasikan materi-
datang.
materi dan konsep-konsep lingkungan dalam
pembelajarannya. Pembahasan ini akan dikaji bagaimana peran
guru untuk melakukan pengintegrasian materi
Pengintegrasian materi dan konsep
pendidikan lingkungan tersebut melalui mata
pendidikan lingkungan hidup di sekolah dapat
pelajaran yang dibinanya.
dikembangkan dari tingkat manajemen yang dapat
dikembangkan melalui kebijakan membangun a) Pelajaran Bahasa Inggris
sekolah berwawasan lingkungan ataupun dengan
Sebagai bahasa asing bukan berarti mata
melibatkan peran guru untuk aktif menanamkan
pelajaran Bahasa Inggris minim dan sulit untuk
konsep dan materi lingkungan kepada siswa
diintegrasikan dengan konsep pendidikan
mereka.
lingkungan. Guru dapat meminta siswa untuk
Integrasi pendidikan ke dalam kurikulum presentasi pada audien seperti teman sekelas
dapat meningkatkan pencapaian tujuan pendidikan maupun orang tua mengenai topik lingkungan.
lingkungan hidup di sekolah. Pengintegrasian Selain itu kegiatan diskusi membahas topik
pendidikan lingkungan hidup ke dalam kurikulum lingkungan, yang diharapkan mengugah opini, dan
sifatnya fleksibel dan bersifat menyeluruh akan perubahan perilaku terhadap lingkungan, membuat
tetapi bisa dilakukan secara parsial atau dijadikan tulisan berupa karangan, laporan liputan atau poster
topik saja tanpa mengurangi makna dari tujuan tentang lingkungan hidup.
proses pembelajaran setiap mata pelajaran.
b) Pelajaran Matematika
Pendekatan yang akan dilakukan dalam
Mata pelajaran matematika tidak hanya
pengintegrasian pendidikan lingkungan dalam
menyangkut angka dan proses perhitungan dengan
pelajaran di sekolah menengah adalah pendekatan
menggunakan rumus-rumus tertentu. Guru
integratif. Kelebihan pendekatan integratif adalah:
matematika dapat dilibat dan dititipi konsep konsep
1) Mendorong guru untuk mengembangkan
tentang lingkungan dengan cara pada saat
kreatifitas; 2) Memberikan peluang bagi guru untuk
menyusun soal essay maka guru-guru tersebut
mengembangkan situasi pembelajaran yang utuh,
dapat menggunakan konsep lingkungan. Guru dapat
menyeluruh, dinamis dan bermakna sesuai dengan
meminta siswa mendesain kuesioner untuk survey
keinginan dan kemampuan guru maupun kebutuhan
lingkungan, mempelajari angka ketika membaca
dan kesiapan siswa; 3) Mempermudah dan

EDUSAINS. Volume 9 Nomor 01 Tahun 2017, 85-88


Copyright © CC-BY-SA | EDUSAINS | p-ISSN 1979-7281 | e-ISSN 2443-1281
Integrasi Konsep Pendidikan Lingkungan Hidup dalam Pembelajaran di Sekolah Menengah

meteran listrik atau air, membaca tabel pencemaran mengintegrasikan materi dan konsep tentang
kota, membuat grafik tentang daya dukung lingkungan, misalnya pada saat latihan membuat
lingkungan. Selain itu guru juga dapat melakukan grafik tabel atau gambar-gambar lainnya dapat
tugas untuk mengukur tingkat pencemaran sebuah menggunakan data hasil produksi, data hasil survey
perairan dan memprediksi jumlah volume air danau lingkungan, data penurunan populasi kelompok
yang akan menyusut saat musim kemarau ataupun hewan tertentu dan menggunakanya untuk
akan melimpah saat musim hujan. menghitung data hasil survey program lingkungan
sekolah, membuat grafik dan mempublikasikan
c) Pelajaran Biologi
hasil survey program lingkungan sekolah.
Diantara mata pelajaran lainnya, barangkali
g) Pelajaran Sejarah
Biologi merupakan mata pelajaran yang paling
banyak dan paling mudah untuk diintegrasikan Kasus-kasus pencemaran lingkungan yang
dengan konsep-konsep tentang lingkungan. Hal ini terjadi pada masa lampu dapat digunakan dan
disebabkan karena ilmu lingkungan sesungguhnya diintegrasikan dalam pelajaran sejarah. Tragedy
merupakan aplikasi dari biologi terapan. Guru Minata Mata di Jepang, Peristiwa meletusnya
Biologi dapat meminta siswanya untuk melakukan Gunung Krakatau, tenggelamnya Kapal Titanic,
observasi dan pengukuran lingkungan, peristiwa Perang Dunia I dan Perang Dunia II,
mempelajari habitat dan mengukur populasi yang dampak percobaan Nuklir dengan peristiwa
paling dominan di habitat tersebut, mengukur Hiroshima dan Nagasaki merupakan beberapa
pertumbuhan dan penyebaran kelompok hewan contoh yang digunakan untuk membahas konsep
tertentu, membuat produk dengan barang daur lingkungan dalam pelajaran sejarah. Jika selama ini
ulang, belajar mengenai sumber daya yang kasus-kasus tersebut hanya ditinjau dari aspek
terperbaharui dan yang tidak terperbaharui, belajar manusia, misalnya jumlah korban manusia yang
mengenai perpindahan energi dari matahari ke meninggal, maka sudah selayaknya peristiwa
makhluk hidup lainnya dan pengukuran tersebut dikaitkan dengan masalah kerugian
produktivitas dan biomassa. lingkungan. Misalnya pada saat Perang Dunia I dan
II seberapa besar kehancuran ekologis terjadi. Atau
d) Mata Pelajaran Kimia
pada saat dijatuhkannya Bom Atom di Hiroshima
Konsep pencemaran lingkungan sangat erat dan Nagasaki berapa jumlah luas ekosistem yang
dengan mata pelajaran kimia terutama konsep terkena dampak. Selain itu guru dapat
kimia lingkungan. Guru dapat mengajak siswa menggunakan foto, dokumen atau presentasi
untuk mengukur nilai BOD dan COD dalam sebuah mengenai bagaimana perubahan lingkungan
perairan dan memprediksi kemungkinan yang sekolah dari waktu ke waktu.
terjadi jika nilai BOD dan COD tersebut berkurang
h) Pelajaran Geografi
atau berlimpah pada sebuah ekosistem perairan
tersebut. Geografi erat kaitannya dengan alam. Guru
geografi dapat mengintegrasikan konsep
e) Pelajaran Fisika
pendidikan lingkungan pada saat belajar tentang
Guru pelajaran fisika dapat melakukan peta dan mempelajari geografi dunia. Guru juga
pengintegrasian materi-materi pendidikan dapat menggunakan isu-isu pembangunan yang
lingkungan pada saat membahas aspek-aspek fisik berkelanjutan untuk perencanaan sekolah,
lingkungan hidup seperti tekanan, suhu, intensitas mempelajari dampak aktivitas
caya, gelombang dan sebagainya. Guru tersebut manusia (keberadaan sekolah) terhadap lingkungan
dapat mengkaitkan masing-masing komponen fisik di sekitar sekolah.
lingkungan tersebut dengan pertumbuhan populasi
i) Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
kelompok makhluk hidup tertentu.
Cinta tanah air, bangsa dan negara
f) Pelajaran Komputer
merupakan inti dari mata pelajaran pendidikan
Software komputer kaya dengan berbagai kewarganegaraan. Oleh sebab itu partisipasi siswa
aplikasi yang dapat digunakan untuk

EDUSAINS. Volume 9 Nomor 01 Tahun 2017, 86-88


Copyright © CC-BY-SA | EDUSAINS | p-ISSN 1979-7281 | e-ISSN 2443-1281
Miranto, S

guru dan seluruh warga sekolah dalam aktivitas diintegrasikan kepada seluruh bidang studi yang
program pendidikan lingkungan dan terdapat di sekolah tersebut.
keuntungannya bagi sekolah dan masyarakat harus
Untuk memaksimalkan pengintegrasian
menjadi prioritas, Guru dapat menggunakan isu
materi pendidikan lingkungan pada sekolah
lingkungan sebagai bahan untuk kegiatan debat dan
menegah maka disarankan sebelum pembelajaran
belajar demokrasi.
guru harus membuat perencanaan dan menyusun
j) Pelajaran Pendidikan Jasmani scenario bagaiamana cara pengintegrasian materi
pendidikan lingkungan pada bidang studi yang
Mata pelajaran Pendidikan Jasmani dapat
diajarkannya, selain itu perlunya dijalin kerjasama
diintegrasikan dengan konsep pendidikan
antara lembaga penelitian, lembaga pengabdian
lingkungan misalnya ketika sedang mempelajari
pada masyarakat dan sekolah untuk merumuskan
bagaimana cara hidup sehat dengan cara menjaga
pengintegrasian materi-materi pendidikan
kebersihan dan keseimbangan lingkungan dan
lingkungan ke dalam bidang studi termasuk
upaya meningkatkan kemampuan kerja sama.
pelatihan terhadap guru tentang bagaimana cara-
Kegiatan pembelajaran tersebut maka cara pengintegrasian tersebut secara baik sehingga
diharapkan seluruh warga belajar akan memiliki mampu mewujudkan kehidupan sekolah yang
komitmen terhadap lingkungan antara lain: 1) berwawasan lingkungan.
seluruh siswa menyadari dan peduli serta merasa
terpanggil untuk turut menyumbangkan diri pada DAFTAR PUSTAKA
upaya mengurangi penurunan kualitas lingkungan,
A Sonny K. 2010. Etika Lingkungan Hidup,
serta mempersempit kesenjangan ekonomi, sosial
Jakarta: Kompas.
budaya dalam kehidupan manusia baik pada tingkat
global, nasional maupun local; 2) Guru dan siswa Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu
menyadari bahwa masalah lingkungan memerlukan Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
pendidikan tentang tanggung jawab terhadap Barlia L. 2008. Teori Pembelajaran Lingkungan
keberlanjutan kehidupan di Bumi. Hidup di Sekolah Dasar. Subang: Royyan
Atas dasar komitmen di atas, sudah Press.
seharusnya guru menyadari bahwa masalah Brown LR. 1999. Masa Depan Bumi, Jakarta:
lingkungan adalah masalah bersama, penyajian Yayasan Obor Indonesia
lingkungan bukan hanya menjadi tanggung jawab
guru biologi atau guru pendidikan lingkungan saja. Chiras DD. 1985. Environmental a Frame Work
Oleh sebab itu merumuskan penyajian pendidikan Decision Making. Menlo Park. California:
lingkungan secara berturut-turut dapat memenuhi The Benyamin Cumming Publishing
tujuan akhir pemecahan masalah sosial dari Company Inc.
hubungan timbal balik manusia dengan Erwin M. 2009. Hukum Lingkungan dalam Sistem
lingkungannya di bumi. Kebijaksanaan Pembangunan Lingkungan
Hidup, Bandung: PT Refika Aditama.
PENUTUP
Istiadi Y. 2014. Pendidikan Lingkungan Hidup
Sekolah dapat digunakan menjadi sarana Terlupakan dalam Kurikulum. Jakarta
pendukung dalam melaksanakan pendidikan Universitas Negeri Jakarta.
lingkungan dan mengarahkan segala perhatian
dalam meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan Kementerian Lingkungan Hidup, 2010. Panduan
sikap serta tingkah laku yang rasional dan Adiwiyata, Jakarta: Asdep Urusan Penguatan
bertanggungjawab terhadap masalah-masalah Inisiatif Masyarakat.
lingkungan. Melalui kegiatan pembelajaran yang Keraf, A. Sonny. 2010. Etika Lingkungan Hidup.
dikembangkan guru, pelaksanaan pendidikan Jakarta: PT Kompas Media Nusantara.
lingkungan hidup di sekolah menengah dapat

EDUSAINS. Volume 9 Nomor 01 Tahun 2017, 87-88


Copyright © CC-BY-SA | EDUSAINS | p-ISSN 1979-7281 | e-ISSN 2443-1281
Integrasi Konsep Pendidikan Lingkungan Hidup dalam Pembelajaran di Sekolah Menengah

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No: Undang-Undang nomor 32 tahun 2009 tentang
02 tahun 2009 tentang pedoman Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
pelaksanaan program Adiwiyata. 2009. Hidup. 2009. Diakses dari
Diakses dari http://jdih.menlh.go.id/pdf/ind/IND-PUU-1-
http://jdih.menlh.go.id/pdf/ind/IND-PUU-7- 2009-
2009- UU%20No.%2032%20Th%202009_Combin
Permen%20No.02%20Tahun%202009- e.pdf,
ADIWIYATA_Combine.pdf.
Van Rensburg, Eureta J. 1994. ³6RFLDO
Pratomo S. 2009. Model Pembelajaran Tematik Transformation in Response to the
dalam Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) Environment Crisis: The Role of Education
di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Dasar DQG 5HVHDUFK´. Australian Journal of
No. 11 2009. Bandung. Respository Environmental Education Vol 10. 1994.
UPI.EDU.

EDUSAINS. Volume 9 Nomor 01 Tahun 2017, 88-88


Copyright © CC-BY-SA | EDUSAINS | p-ISSN 1979-7281 | e-ISSN 2443-1281

Anda mungkin juga menyukai