Abstract
The discussion of this article aims to explore deeply about the involvement of citizens in strengthening the environmental caring
character. Civic Engagement refers to the way citizens participate in people's lives to improve the condition of others or to help shape
the future of society. The writing of this article is supported by literature studies and relevant research journals in the form of
national journals and international journals. Movements to improve the environment of a more effective society should be supported
in education that develops a responsible, creative and knowledgeable society. Citizen engagement becomes important to contribute
to a moving community to manage and preserve the environment such as the Mangrove Foundation's development strategy.
Volunteer activities or community activists related to environmental concerns are expected to create a sense of environmental care,
have a critical attitude, can be an inspiration to build environmental awareness movements through attitudes and deeds. The
involvement of citizens is expected to strengthen the environmental character of care by identifying and comparing activities to
improve, reduce waste and damage to the environment.
Keywords: Citizenship Involvement, Character, Environmental Care.
How to Cite: Gusmadi, S. (2018). Keterlibatan Warga Negara (Civic Engagement) dalam Penguatan
Karakter Peduli Lingkungan. Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial, 10 (1): 31-37.
31
Totok Tolak, Peneguhan Masyarakat Multikultural Indonesia melalui Aktualisasi Pendidikan Pancasila dan
32
Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial 10 (1) (2018): 31-37
peduli lingkungan; 2) keterlibatan warga negara upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang
dalam ekologi kewarganegaraan (ecological sudah terjadi.
Citizenship). Peduli lingkungan adalah sikap dan
tindakan yang selalu berupaya mencegah
PEMBAHASAN kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan
Karakter Peduli Lingkungan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki
Melalui pendidikan menjadi salah satu kerusakan alam yang sudah terjadi. Peduli
menumbuhkan kesadaran warga negara akan lingkungan dalam pendidikan kewarganegaraan
tanggung jawab dalam menjaga lingkungan. terletak pada aspek karakter, yakni karakter
Pengetahuan timbul dalam lingkungan sehat positif perduli lingkungan yang mencegah kerusakan pada
dan negatif adan berdampak pada tindakan yang lingkungan alam disekitarnya, dan
dilakukan warga negara. Pembentukan karakter mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki
dan moralitas warga negara tidak bisa dilepaskan kerusakan alam yang sudah terjadi (Gunawati,
dalam kehidupan seseorang. Karakter dapat 151). Kegiatan menumbuhkan karakter tersebut
ditafsirkan dalam kehidupan sehari-hari dengan kita dapat mengadopsi konsep karakter baik dari
melakukam tindakan atau pola berfikir masyarakat. yang dimulai dari mengenalkanya tentang kebaikan
Manusia berkarakter memiliki kepedulian terhadap serta kewajiban warga negara terhadap
lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Peduli lingkunganya (moral knowing), kemudian
lingkungan menjadi penting dalam tumbuh memberikan contoh-contoh perilaku, atau dampak-
kembangnya manusia (Naim, 2012). Peduli tidak dampak mengenai masalah negara dengan
hanya kepada orang lain saja tapi juga peduli akan lingkungan agar masyarakat menginginkan
lingkungan sekitar. Samani dkk, menegaskan kebaikan dari menjaga lingkungan (moral feeling),
bahwa: dan memberikan kesempatan untuk dapat
Karakter peduli digambarkan bahwa peduli melakukan suatu tindakan menjaga lingkungan
adalah memperlakukan orang lain dengan sopan, (moral action) sebagai bentuk kewajiban warga
bertindak santun, toleran terhadap perbedaan, negara dengan lingkungan disekitarnya Lickona,
tidak suka menyakiti orang lain, mau 1991).
mendengar orang lain, mau berbagi, tidak Keterlibatan warga negara dalam (ecological
merendahkan orang lain, tidak mengambil Citizenship).
keuntungan dari orang lain, mampu bekerja sama, Keterlibatan warga negara dalam kehidupan
mau terlibat dalam kegiatan masyarakat, sosial menjadi harapan untuk mewujudkan cita-cita
menyayangi manusia dan makhluk lain, setia, masyarakat. Civic Engagement salah satu konsep
cinta damai dalam menghadapi persoalan utama dalam Community Civics untuk dapat
(Samani, 2012). berfartisipasi dalam kehidupan publik. Jacoby &
Adapun nilai-nilai dalam pendidikan Associates mengemukakan Jacoby & Associates,
karakter yang menerapkan nilai-nilai Pancasila (2009) menyatakan bahwa civic engagement
yang terdapat dalam Perpres No 87 Tahun 2017 encompasses actions wherein individuals participate
tentang Penguatan Pendidikan Karakter meliputi in activities of personal and public concern that are
nilai (1) Religius, (2) Jujur, (3) Toleransi, (4) both individually life enriching and socially beneficial
Disiplin, (5) Kerja keras, (6) Kreatif, (7) Mandiri, (8) to the community. Pendapat tersebut menjelaskan
Demokratis, (9) Rasa ingin tahu, (10) Semangat keterlibatan warga negara mencakup tindakan
kebangsaan, (11) Cinta tanah air, (12) Menghargai dimana individu berpartisipasi dalam kegiatan
prestasi, (13) Bersahabat/Komunikatif, (14) Cinta kepedulian pribadi dan publik yang secara
damai, (15) Gemar membaca, (16) Peduli individual saling memperkaya dan bermanfaat
lingkungan, (17) Peduli sosial dan (18) Tanggung secara sosial bagi masyarakat.
jawab. Nilai karakter peduli lingkungan berupa Keterlibatan warga negara telah
sikap dan tindakan yang selalu berupaya didefinisikan sebagai proses mempercayai bahwa
mencegah kerusakan pada lingkungan alam seseorang dapat dan harus membuat perbedaan
sekitarnya, selain itu mengembangkan upaya- dalam meningkatkan komunitasnya. Untuk
meningkatkan masyarakat, seseorang
33
Totok Tolak, Peneguhan Masyarakat Multikultural Indonesia melalui Aktualisasi Pendidikan Pancasila dan
34
Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial 10 (1) (2018): 31-37
individu, memberikan fondasi yang lebih stabil Kelima dimensi tersebut dapat dijelaskan
untuk perubahan gaya hidup daripada sebagai berikut. Dimensi balance of nature
mengandalkan alat kebijakan eksternal. mengukur keyakinan bahwa keseimbangan alam
Skala New Ecological Paradigm (NEP) digunakan sangat rentan. Alam rentan mengalami kerusakan
untuk mengukur sikap dan kesiapan berperilaku peduli akibat aktivitas manusia. Dimensi limit to growth
lingkungan. Skala paradigma ekologis baru mencakup mengukur keyakinan bahwa sumber daya yang ada
pandangan yang lebih lengkap dan terperinci dalam
di bumi memiliki keterbatasan. Dimensi anti-
mengukur sikap kepedulian lingkungan. NEP hasil revisi
anthropocentrism mengukur keyakinan bahwa
memaksimalkan nilai validitas konten yang dimiliki dan
terbukti konsisten sebagai alat ukur. Skala paradigma
manusia memiliki hak untuk mengubah dan
ekologis baru mengidentifikasi 5 dimensi ekologi menguasai lingkungan alam. Dimensi anti-
meliputi dimensi balance of nature, limit to growth, anti exemptionalism mengukur keyakinan bahwa
anthropocentrism, anti-exemptionalism dan eco-crisis kehidupan manusia tidak terbebas dari aturan
(Dunlap, 2000: 425-442). Lima dimensi ekologi tersebut alam/hukum alam. Dimensi eco-crisis mengukur
dapat dilihat pada tabel berikut: keyakinan bahwa manusia menyebabkan
No Paradigma Ekologis Baru (NEP) kerusakan yang merugikan bagi lingkungan fisik,
1 Balance Bila manusia mengganggu alam,
of nature seringkali menimbulkan contohnya perubahan iklim. Dimensi eco-crisis
(Keseimb konsekuensi bencana. melihat pandangan individu mengenai krisis
angan Keseimbangan alam cukup kuat ekologi dan kerusakan alam yang terjadi akibat
alam) untuk mengatasi dampak negara
industri modern. aktivitas manusia.
Keseimbangan alam sangat halus Lingkungan kewarganegaraan mengakui
dan mudah kesal. hak-hak lingkungan dengan keterampilaan yang
2 Eco-crisis Manusia sangat menyalahgunakan
(Ekokrisi lingkungan.
dibatasi wilayah politik. Kewarganegaraan sebagai
s) Apa yang disebut "krisis ekologis" tujuan utama pendidikan lingkungan. Lima
yang dihadapi umat manusia telah komponen tumpang tindih dari kewarganegaraan
dibesar-besarkan.
Jika semuanya berlanjut pada
lingkungan meliputi sebagai berikut. 1) Ecological
kursus mereka sekarang, kita akan Literacy: memahami sistem ekologis utama dengan
segera mengalami bencana ekologis menggunakan pemikiran ekologis yang baik,
yang besar.
sekaligus memahami sifat ilmu ekologi dan
3 Anti- Kecerdikan manusia akan
exemptio memastikan bahwa kita tidak hubungannya dengan masyarakat. 2) Civics
nalism membuat bumi tidak dapat Literacy: memahami sistem sosial, ekonomi,
Anti dipercaya.
budaya, dan politik kunci dengan menggunakan
ekspesiali Terlepas dari kemampuan kita,
sasi manusia masih tunduk pada hukum keterampilan berpikir kritis yang diperlukan. 3)
alam. Values Awareness: kesadaran akan nilai-nilai
Manusia pada akhirnya akan cukup
pribadi berkenaan dengan lingkungan, dan
belajar tentang bagaimana alam
bekerja untuk bisa kemampuan untuk menghubungkan nilai-nilai ini
mengendalikannya. dengan pengetahuan dan kebijaksanaan praktis
4 Limits to Kita mendekati batas jumlah orang
untuk membuat keputusan dan tindakan. 4) Self-
growth yang bisa didukung bumi.
Batas Bumi seperti pesawat ruang efficacy: memiliki kemampuan untuk belajar dan
pertumbu angkasa dengan ruang dan sumber bertindak berkenaan dengan nilai dan kepentingan
han yang sangat terbatas.
pribadi di lingkungan. 5) Practical Wisdom:
Bumi memiliki banyak sumber
daya alam jika kita hanya belajar memiliki kebijaksanaan praktis dan keterampilan
mengembangkannya. untuk pengambilan keputusan dan bertindak
5 Anti- Manusia memiliki hak untuk berkenaan dengan lingkungan (Berkowitz, Ford, &
anthropo memodifikasi lingkungan alam agar
centism sesuai dengan kebutuhan mereka. Brewer, 2005).
(dominas Tanaman dan hewan memiliki hak Salah satu penelitian berbasis masyarakat
i sebanyak manusia untuk eksis. tantang strategi pengembangan ecological
manusia) Manusia dimaksudkan untuk
menguasai seluruh alam. citizenship Yayasan Mangrove Center Tuban.
Tabel 1. Item Sarana dan Standar Deviasi untuk Keterlibatan warga negara dapat diwujudkan
Skala Paradigma Ekologis Baru dengan kesadaran bersama dalam sekolah peduli
lingkungan. Hasil penelitian tersebut meliputi 1)
35
Totok Tolak, Peneguhan Masyarakat Multikultural Indonesia melalui Aktualisasi Pendidikan Pancasila dan
startegi pelaksanaan program kerja kepada para komunitas yang bergerak mengelola, menjaga dan
anggota dan masyarakat yang meliputi program melestarikan lingkungan seperti strategi
konservasi dan pembibitan, program pengembangan Yayasan Mangrove Center.
pemberdayaan ecogreen dan program pembinaan Keterlibatan warga negara dalam kegiatan relawan
sekolah peduli lingkungan; 2) terjalinnya hubungan atau aktifis lingkungan terkait kepedulian
baik antara manusia dan alam melalui kegiatan lingkungan di kalangan masyarakat diharapkan
konservasi, masyarakat memiliki kepedulian serta terciptanya rasa peduli lingkungan, memiliki sikap
kesadaran terhadap hak dan kewajibannya dalam kritis, bisa menjadi inspirasi untuk membangun
menjaga kelestarian lingkungan dengan kegiatan gerakan-gerakan kepedulian lingkungan melalui
penanaman pohon, bersih-bersih pantai, perawatan sikap dan perbuatan. Keterlibatan warga negara
terhadap tanaman, perawatan terhadap mata air, adalah untuk mengidentifikasi dan
tidak mengambil pasir pantai untuk kepentingan membandingkan suatu kegiatan guna
pribadi serta selalu menjaga kebersihan lingkungan memperbaiki, mengurangi limbah dan kerusakan
(Nurmayanti & Harmanto, 2017). pada lingkungan.
Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat
diketahui keberhasilan memberdayakan UCAPAN TERIMAKASIH
masyarakat dalam memperbaiki kerusakan Terimakasih saya ucapkan untuk teman-
lingkungan. Kepedulian masyarakat terhadap teman dari jurusan Pendidikan Pancasila dan
pelestarian lingkungan diwujutkan dengan Kewarganegaraan Pasca Sarjana Universitas Negeri
keterlibatan masyarakat dalam program mangruve Yogyakarta angkatan 2016 yang telah memberikan
center. Berlangsungya pendidikan dalam koreksi dan saran terhadap artikel ini sehingga
masyarakat dilakukan oleh organisasi komunitas dapat terselesaikan dengan tepat waktu.
pecinta lingkungan yang memberi kontribusi
memberdayakan masyarakat berkelanjutan. DAFTAR PUSTAKA
Gerakan memperbaiki lingkungan hidup Adler, R.P. & Goggin, J. (2005). What Do We Mean By
masyarakat yang lebih efektif haruslah didukung “Civic Engagement”?. Journal of Transformative
dari segi pendidikan yang mengembangkan Education. 3, (3): 236-253.
Asshiddiqie, J. (2009). Green Constitution Nuansa Hijau
masyarakat bertanggung jawab, kreatif dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonisia
berilmu. Pendekatan pendidikan kemasyarakatan
Tahun 1945. Jakarta: Rajawali Pers.
adalah salah satu pendekatan yang melihat Berkowitz, A.R. Ford, M.E. & Brewer, C.A. (2005). A
masyarakat sebagai agen dan objek sekaligus. Framework for Integrating Ecological Literacy,
Dalam proses ini, para pemimpin masyarakat perlu Civics Literacy and Environmental Citizenship in
menempatkan diri sebagai fasilitator yang Environmental Education. Dalam E.A. Johnson dan
mendorong perubahan menuju ke arah yang lebih M.J. Mappin (Eds.), Environmental Educationand
baik Advocacy: Perspectives of Ecology andEducation
(hal. 227–266). Cambridge: Cambridge University
Press.
SIMPULAN
Damanik, F.H.S. (2014). Hakikat Pancasila dalam
Keterlibatan warga negara diharapkan Membentuk Karakter Kebangsaan melalui
mampu menguatkan karakter peduli lingkungan. Organisasi Siswa Intra Sekolah. Jurnal Pendidikan
Pemberdayaan masyarakat diharapkan memiliki Ilmu-Ilmu Sosial, 6 (2): 49-60.
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang Damanik, M Ridha S dan Deny S. (2016), Pengembangan
diperlukan dengan tujuan bertindak sesuai Penilaian Autentik Berbasis Karakter pada Ranah
berdasarkan pengetahuan terbaik tentang pilihan Keterampilan di Fakultas Ilmu Sosial, Universitas
Negeri Medan, Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial,
dan konsekuensi. Gerakan memperbaiki
8 (2) (2016): 88-94
lingkungan hidup masyarakat yang lebih efektif
Dobson, A. (2007). Environmental citizenship: Towards
haruslah didukung dari segi pendidikan yang
sustainable Development, Jurnal Sustainable
mengembangkan masyarakat bertanggung jawab, Development. 15, 276–285.
kreatif dan berilmu. Keterlibatan warga negara Doolittle, A. & Anna, C.F. (2013). Civic Engagement Scale:
menjadi penting untuk berkontribusi dalam A Validation Study”, Jurnal SAGE Open. 1–7.
36
Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial 10 (1) (2018): 31-37
Dunlap, R.E. et.al. (2000). Measuring endorsement of the Nurmayanti, I. & Harmanto. (2017). Strategi yayasan
new ecological paradigm: A revised NEP scale. mangrove center tuban dalam mengembangkan
Journal of Social Issues. 56, (3): 425-442. ecological citizenship pada masyarakat tuban.
Gunawati, D. (2012). Meranap Pembelajaran Pendidikan Jurnal kajian moral dan kewarganegaraan. 5, (2):
Lingkungan Hidup Dalam Konfigurasi Pendidikan 83-97.
Kewarganegaraan”, Jurnal PKn progresif. 7, (2): Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 87 Tahun 2017
140-151. tentang Penguatan Pendidikan Karakter.
Hilson, C. (2017). Republican ecological citizenship in the Samani, M., dkk. (2012). Konsep dan Model Pendidikan
2015 papal Encyclical on the environment and Karakter. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
climate change”, Jurnal Critical review of Setiawan, D. (2014). Pendidikan Kewarganegaraan
international social and political philosophy. 1-13. Berbasis Karakter melalui Penerapan Pendekatan
Jacoby, B. & Associates. (2009). Civic Engagement in Higer Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan
Education: Concepts and Practices. United States: Menyenangkan, Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu
Jossey-Bass A Wiley Imprint. Sosial, 6 (2): 61-72.
Jagers, S.C. Martinsson, J. & Matti, S. (2013). Ecological Syahri, M. (2013). Bentuk–bentuk partisipasi warga
citizenship: a driver of pro-environmental negara dalam pelestarian lingkungan hidup
behaviour?”, Jurnal Environmental Politics. 23 (3): berdasarkan konsep green moral di Kabupaten
434–453. Blitar. 119-134.
Kelly, J.R. & Abel, T.D. (2012). Fostering Ecological Syaifullah. (2015). Pemberdayaan Generasi Muda Sebagai
Citizenship: The Case of Environmental Service- Dasar Filosofis Dari Keterlibatan Warganegara
Learning in Costa Rica", International Journal for (Civic Engagement): Tinjauan Tentang Program
the Scholarship of Teaching and Learning,. 6 (2): Mahasiswa Wirausaha (PMW), dalam “Penguatan
Article 16. Komitmen Komunitas Akademik dalam
Lickona, T. (1991). Educating for character. New York: Memperkokoh Jatidiri PKn”, (Bandung:
Bantam Books. Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan
Naim, N. (2012). Charakter Buiding Optimalisasi Peran Universitas Pendidikan Indonesia.
Pendidikan Dalam Pengembangan Ilmu & UU No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan
Pembentukan Karakter Bangsa. Jakarta: ArRuss Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Media. Wolf, J. Brown, K . & Conway, D. (2009). Ecological
citizenship and climate change: perceptions and
practice”, Jurnal Environmental Politics, 18 (4):
503-521.
37