Anda di halaman 1dari 17

MediaTor, Vol 11 (2), Desember 2018, 188-202

MediaTor, Vol 11 (2), Desember 2018, 188-

Menumbuhkan Kesadaran Hidup Ekologis melalui Komunikasi


Lingkungan di Eco Learning Camp

1
Santi Susanti, 2Tine Silvana Rachmawati
1,2
)Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjadjaran, Jl. Raya Bandung Sumedang Km 21,
Jatinangor E-mail: 1santi.susanti@unpad.ac.id, 2tine.silvana@unpad.ac.id

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan bentuk-bentuk komunikasi lingkungan


yang diterapkan di Eco Learning Camp atau Eco Camp, Bandung dalam menumbuhkan
kesadaran hidup ekologis. Eco Camp adalah suatu lembaga nirlaba yang memiliki tujuan
membangun kesadaran masyarakat untuk menjaga kelestarian alam dan hidup harmonis dengan
alam sebagai sesama ciptaan Tuhan. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif, berupa
pengamatan akan situasi yang di alami serta wawancara dengan pengelola Eco Camp. Penelitian
ini menghasilkan temuan, Eco Camp memiliki tujuh kesadaran baru hidup ekologis yang
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan Eco Camp, dimulai dari lingkungan
internal pengelolanya sejak bangun tidur hingga menjelang tidur. Muara dari aktivitas yang
dilakukan adalah munculnya kesadaran pentingnya menjaga hubungan baik dengan alam, agar
alam memberikan timbal balik yang baik pula bagi manusia. Kesimpulan dari penelitian ini
adalah komunikasi lingkungan yang menarik dan terpolakan dalam suatu lembaga yang peduli
akan lingkungan hidup dapat memberikan kontribusi bagi munculnya kesadaran untuk menjaga
hubungan baik antara manusia dengan lingkungan alam sekitar.

Kata kunci: hidup ekologis, harmonis dengan alam, komunikasi lingkungan, kearifan lokal.

Abstract: This study aims to reveal the forms of environmental communication applied at Eco
Learning Camp or Eco Camp Bandung in fostering awareness of ecological life. Eco Camp is a
non-profit institution that aimed to build public awareness to preserve nature and live in harmony
with nature as a fellow creation of God. The method used is descriptive qualitative, in the form
of observations of experienced situation and interviews with Eco Camp managers. This research
resulted in findings ; Eco Camp has seven new awareness of ecological life that is applied in
daily life in the Eco Camp environment, starting from the internal environment of its
management, since waking up until before going to bed. The activities is expected to emerge
awareness of the importance of maintaining good relations with nature, so that nature provides
good reciprocity for humans. The conclusion of this study is that attractive and patterned
enviromental communication in an institution that cares about the environment can contribute to
the emergence of awareness to maintain good relations between humans and natural
environment.

Keywords: ecological life, harmony with nature, environmental communication, local wisdom

1
MediaTor, Vol 11 (2), Desember 2018, 188-

PENDAHULUAN edukasi. Yayasan Lingkungan Hidup


Kualitas lingkungan hidup saat yang didirikan oleh kumpulan individu
ini sudah mulai berkurang sebagai yang peduli lingkungan hidup, memilih
akibat dari perilaku manusia dalam bentuk edukasi untuk menanamkan
memenuhi kebutuhan hidupnya yang pentingnya bersahabat dengan alam dan
kurang memerhatikan dampaknya bagi menjaga lingkungan hidup dengan baik
lingkungan hidup. Pengelolaan sampah melalui pendidikan.
yang tidak ramah lingkungan, limbah Eco Learning Camp atau Eco
yang tidak dikelola dengan baik, alih Camp merupakan suatu lembaga nirlaba
fungsi lahan, perumahan dan sebagainya, yang fokus pada pendidikan lingkungan
turut berkontribusi pada rusaknya hidup bagi anak-anak hingga orang
lingkungan alam. Perubahan iklim dan dewasa berbasiskan alam, budaya dan
pemanasan global merupakan efek ilmu pengetahuan. Eco Camp didirikan
yang paling dirasakan saat ini. Cuaca pada tahun 2012, dengan lokasi di
menjadi tidak menentu dan suhu bumi Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda,
pun bertambah panas. Gunung es sudah Dago, Bandung. Eco Camp membuat
berkurang karena banyak yang mencair. beragam program yang bertujuan
Masyarakat di berbagai negara menanamkan kesadaran kepada individu
merasakan beberapa tahun belakangan maupun kelompok peserta pendidikan
ini merasakan suhu udara di bumi Eco Camp untuk menjaga lingkungan
bertambah panas dan banyak wilayah dan menjalani hidup dengan pola
yang kekeringan akibat panasnya cuaca ekologis.
ini.
Mengacu pada pemaparan
Dampak tersebut dapat sebelumnya, maka tujuan dari penelitian
mengancam kelangsungan perikehidupan ini adalah menggambarkan bagaimana
manusia dan makhluk hidup lainnya Eco Camp menanamkan rasa kepedulian
sehingga perlu dilakukan perlindungan terhadap lingkungan hidup melalui
dan pengelolaan lingkungan yang baik komunikasi lingkungan dalam bentuk
agar kualitas lingkungan hidup tidak pendidikan ekologi yang dirancangnya
menurun secara drastis. kepada peserta pendidikan dan pengelola
Kesadaran akan pentingnya Eco Camp.
menjaga kelestarian lingkungan hidup Dalam tulisan ini terdapat konsep-
penting dimiliki oleh setiap individu, konsep pokok yang menjadi bagian
karena kita tidak bisa mengandalkan satu utama dalam pembahasan permasalahan
pihak untuk menjaga lingkungan tetap penelitian. Konsep-konsep tersebut
lestari, karena upaya pelestarian akan adalah komunikasi lingkungan, kearifan
lebih tepat sasaran dan tepat guna, lokal, dan hidup ekologis.
jika semua pemangku kepentingan ikut Dalam tulisannya di Kompas.
serta dalam upaya tersebut. com, Angga Ariestya (2017), praktisi
Gerakan lingkungan hidup tumbuh komunikasi lingkungan di International
bukan karena hobi, trend, minat atau for Research in Agroforestry (ICRAF),
terpaksa, melainkan karena semakin menjelaskan bahwa komunikasi
meningkatnya kesadaran akan krisis lingkungan merupakan bidang studi
lingkungan hidup Gerakan lingkungan dalam keilmuan komunikasi yang
hidup adalah gerakan terbesar di dunia mengkaji keterkaitan komunikasi dengan
dengan lebih dari dua juta lembaga yang hubungan manusia dan alam (human-
aktif dalam lingkungan hidup nature relation). Studi ini pertama
Ada tiga bentuk gerakan muncul di Amerika tahun 1980-an dari
lingkungan hidup, yaitu advokasi, aksi tradisi teori retorika.
nyata dan

2
MediaTor, Vol 11 (2), Desember 2018, 188-

Menurut Angga, komunikasi Quaritch Wales (dalam


lingkungan memiliki dua fungsi utama, Budiwiyanto, 2006) menyebut kearifan
yakni fungsi strategis dan fungsi teknis. lokal sebagai “local genius” yang berarti
Fungsi strategis komunikasi lingkungan sejumlah ciri kebudayaan yang dimiliki
adalah kampanye dan meningkatkan bersama oleh suatu masyarakat sebagai
kesadaran khalayak untuk peduli suatu akibat pengalamannya di masa
terhadap lingkungan. Tujuannya lalu. Suhartini (2009) mengartikan
mengajarkan, mengajak, serta kearifan lokal sebagai suatu bentuk
mendorong pemerintah, swasta, dan kearifan lingkungan yang ada dalam
masyarakat berperan serta dalam kehidupan bermasyarakat di suatu
mengatasi permasalahan lingkungan. tempat atau daerah yang merujuk pada
Caranya dengan menggiatkan kampanye- lokalitas dan komunitas tertentu.
kampanye sosial terkait isu- isu Sedangkan Fajarini (2014) mengartikan
lingkungan, melakukan penyuluhan, dan kearifan lokal sebagai pandangan hidup
meningkatkan hubungan pemerintah dan ilmu pengetahuan serta berbagai
dalam melakukan advokasi untuk strategi kehidupan yang berwujud
mendorong suatu kebijakan yang pro aktivitas yang dilakukan masyarakat
terhadap isu lingkungan. lokal dalam menjawab berbagai masalah
Fungsi teknik dilakukan dalam pemenuhan kebutuhan mereka.
rangka mengumpulkan, memublikasikan, Bagi Negara (2011), kearifan lokal
dan menyebarkan informasi terkait isu- bukan hanya menyangkut pengetahuan
isu lingkungan. Tujuannya memberikan atau pemahaman masyarakat adat/
informasi kepada khalayak tentang lokal tentang manusia dan bagaimana
permasalahan-permasalahan lingkungan. relasi yang baik di antara manusia, juga
Bentuknya dapat berupa publikasi, menyangkut pengetahuan, pemahaman,
liputan media, tulisan di website, media dan adat kebiasaan tentang manusia,
sosial, dan sebagainya. alam, dan bagaimana relasi di antara
Komunikasi lingkungan dibangun semua, dimana seluruh pengetahuan
dalam budayanya. Flor, dalam Rahmat itu dihayati, dipraktikkan, diajarkan, dan
(2018), mengemukakan, komunikasi diwariskan dari satu generasi ke
lingkungan dibangun dalam budaya, generasi. Terkait dengan
khususnya dalam budaya tradisional. pelestarian lingkungan hidup,
Konsekuensinya, komunikasi lingkungan Undang-Undang Nomor 32
seharusnya selalu mengandung dimensi Tahun 2009 tentang
budaya yang melingkupinya. Dalam Perlindungan dan Pengelolaan
interaksinya dengan alam untuk Lingkungan pada Pasal 1 ayat 30,
memenuhi kebutuhannya, manusia menyatakan “kearifan lokal adalah
melakukan adaptasi dengan nilai-nilai luhur yang berlaku dalam tata
lingkungannya. Adaptasi tersebut kehidupan masyarakat untuk antara lain
menghasilkan suatu pengetahuan melindungi dan mengelola lingkungan
tradisional yang dikenal dengan kearifan hidup secara lestari.”
lokal, yaitu nilai-nilai luhur yang berlaku Upaya menjaga keseimbangan
dalam tata kehidupan masyarakat untuk dengan lingkungannya masyarakat
antara lain melindungi dan mengelola memiliki norma-norma, nilai-nilai atau
lingkungan hidup secara lestari. Dalam aturan-aturan yang telah berlaku turun
interaksinya dengan alam, berdasarkan temurun yang merupakan kearifan lokal
kearifan lokal, manusia memanfaatkan setempat. Beberapa contoh praktik
potensi alam sesuai dengan keperluannya budaya dan kearifan lokal di Jawa Barat
dan tidak berlebihan.(Indrawardana, menurut Suhartini dalam Maridi (2015)
2012)

19
Santi Susanti, dkk. Menumbuhkan Kesadaran Hidup Ekologis

antara lain sebagai berikut: Hidup ekologis dimaknai oleh


Baduy Dalam; Segala tingkah laku pengelola Eco Camp sebagai hidup
masyarakat Baduy harus berpedoman sederhana, yaitu lebih hemat dan lebih
kepada buyut yang telah ditentukan peduli terhadap sumber energi, seperti
dalam bentuk pikukuh karuhun (aturan air dan makanan. Makanan sederhana
leluhur). Seseorang tidak berhak dan bukan berarti mengurangi lauk pauk
tidak berkuasa untuk melanggar dan dan makan seirit mungkin, melainkan
mengubah tatanan kehidupan yang telah berusaha mengurangi makan daging,
ada dan sudah berlaku turun temurun. karena industri daging merupakan
Beberapa pikukuh yang harus ditaati oleh penyumbang terbesar pemanasan global
masyarakat Baduy atau masyarakat luar saat ini. Menurut Ferry, tujuan akhir
yang berkunjung ke Baduy antara lain: dari hidup ekologis adalah membentuk
(1) dilarang masuk hutan larangan karakter yang sadar akan lingkungannya,
(leuweung kolot) untuk menebang mau hidup hemat, supaya bisa peduli dan
pohon, membuka ladang, atau berbagi dengan orang lain.
mengambil hasil hutan lainnya; “Kalau semua orang serakah,
(2) dilarang menebang sembarang jenis ya tambah rusak. Kalau semua orang
tanaman, misalnya buah-buahan dan menghambur-hamburkan air dan listrik.
jenis jenis tertentu; (3) dilarang Ya tidak cukup lah persediaan. Jadi
menggunakan teknologi kimia seperti sederhana ini alasan sekaligus tujuan
pupuk dan pestisida untuk meracuni agar lingkungan tidak tambah rusak,
ikan; serta (4) berladang harus sesuai tapi tetap terpelihara,” kata Ferry (http://
dengan ketentuan adat. news.unika.ac.id/2017/09/lewat-diskusi-
Budaya pamali di Kampung Kuta publik-kenalkan-cara-baru-hidup-
Ciamis; Aulia dan Dharmawan (2010) ekologis/ diakses 10/11/2018).
menjelaskan, budaya pamali merupakan
suatu aturan atau norma yang mengikat METODE
kehidupan masyarakat Kampung Kuta Metode yang digunakan dalam
Ciamis. Penerapan budaya pamali ini penelitian ini adalah kualitatif deskriptif
dilakukan dalam pemeliharaan sumber dengan pendekatan fenomenologi,
daya air yang digunakan untuk untuk menggambarkan pendidikan yang
memenuhi kebutuhan sehari-hari dan dilakukan di Eco Camp dalam rangka
untuk ritual adat. Air yang digunakan menanamkan kepedulian terhadap
untuk kebutuhan sehari-hari diperoleh lingkungan hidup berdasarka sudut
dari empat mata air yaitu Cibungur, pandang informan.
Ciasihan, Cinangka, dan Cipanyipuhan. Data penelitian diperoleh melalui
Masyarakat dilarang untuk menggali wawancara, observasi, serta kajian
sumur sendiri agar kondisi air bawah pustaka yang terkait dengan penelitian.
tanah selalu baik. Sumber daya air yang Wawancara dilakukan kepada pengelola
ada di dalam hutan Keramat tidak Eco Camp untuk mengetahui latar
dimanfaatkan untuk keperluan sehari- belakang serta tujuan pendirian Eco
hari karena terdapat larangan untuk Camp melakukan aktivitas pendidikan
memanfaatkan sumberdaya yang ada di lingkungan hidup, serta penerapan
Hutan Keramat. Sumberdaya air di komunikasi lingkungan kepada para
Hutan Keramat hanya digunakan untuk peserta pendidikan dan pengelola Eco
upacara adat ritual nyipuh. Adanya Camp. Observasi dilakukan secara
budaya pamali dalam pengelolaan Hutan partisipatif untuk mengetahui dan
Keramat terbukti menjaga kelestarian merasakan suasana serta situasi ketika
ekosistem di dalamnya sehingga
sumberdaya air juga terjaga dengan baik.

19
MediaTor, Vol 11 (2), Desember 2018, 188-

pendidikan di Eco Camp. Kajian pustaka bidang pendidikan dan lingkungan


dilakukan melalui tinjauan terhadap hidup. Eco Camp juga di bangun dengan
artikel atau tulisan serta foto dan mengikuti kriteria Green Building
video yang terkait dengan pendidikan Council Indonesia.
lingkungan hidup di Eco Camp. Dalam menjalankan aktivitasnya,
Subjek penelitian ini adalah Eco Eco Camp memiliki visi untuk
Camp sebagai penyelenggara pendidikan menghasilkan manusia berkualitas yang
lingkungan hidup yang bertujuan peduli merawat bumi dan berguru pada
membangun kesadaran menjaga dan bumi. Konsep merawat bumi dan
merawat lingkungan alam untuk berguru pada bumi, yang dalam bahasa
mewujudkan hidup yang lebih baik dan Sunda adalah mulasara bumi, guguru ka
lebih bersahabat dengan lingkungan. bumi merupakan suatu konsep yang
Objek penelitian ini adalah aktivitas berdasarkan pada kearifan lokal
pendidikan lingkungan hidup yang masyarakat Sunda untuk selalu dekat
dilakukan di Eco Camp. dengan alam, dan menjadikan alam
sebagai bagian yang tidak terpisahkan
TEMUAN DAN PEMBAHASAN dari hidup manusia Sunda. Dalam
Sekilas Eco Learning Camp praktiknya, manusia hidup bukan untuk
Eco Learning Camp merupakan menaklukkan alam, tapi untuk
pengembangan dari Spirit Camp yang beradaptasi dengan alam.
didirikan pada tahun 2002 oleh Yayasan Dalam ecolearningcamp.org,
Sahabat Lingkungan hidup. Pendirian dijelaskan, konsep merawat bumi versi
Yayasan berawal dari kepedulian eco camp difokuskan pada merawat tiga
terhadap anak-anak dan masa depan unsur alam, yakni air, tanah dan udara.
mereka. Awalnya, Spirit Camp berlokasi Lebih lengkapnya adalah menghormati
di daerah Ledeng, Bandung. Spirit Camp daur ulang air untuk masuk ke dalam
menyediakan sejumlah aktivitas dan tanah, mengembalikan keutuhan tanah,
fasilitas untuk anak-anak dan remaja, dan bersih dari polusi. Mengembalikan
agar mereka dapat bermain di alam ketiganya berarti menyelamatkan
terbuka. Aktivitas Spirit Camp sempat kehidupan. Sementara itu, konsep
berpindah ke Kota Baru Parahyangan berguru pada bumi dimaknai secara
sebelum akhirnya pada tahun 2012 filosofis untuk berguru pada benda-
berlokasi di Taman Hutan Raya Ir. H. benda alam yang berkaitan dengan bumi,
Djuanda, Dago, Bandung. Berevolusi yakni gunung, mata air, pohon dan
menjadi Eco Learning Camp atau Eco bunga. Dari gunung kita belajar
Camp di bawah Yayasan Sahabat keteguhan, dari mata air kita belajar
Lingkungan Hidup, organisasi ini tumbuh, dari pohon kita belajar sabar
didirikan untuk mengembangkan berproses dan dari bunga, kita belajar
aktivitas edukasi, konservasi, riset, dan keindahan.
pengembangan komunitas serta berbagai Dengan misi antara lain
aktivitas kreatif lainnya yang berbasis membangun generasi muda yang
lingkungan. memiliki kesadaran akan lingkungan
Eco Camp saat ini berlokasi di hidup yang lebih baik dan
Jalan Dago Pakar Barat 3 Bandung, meningkatkan kualitas hidup melalui
dekat Tahuara Djuanda, menempati edukasi, konservasi, penelitian, dan
lahan kurang lebih 5400 meter persegi. pemberdayaan masyarakat, Eco Camp
Di atas lahan tersebut, Eco Camp mengajak sesama mencintai alam
digunakan sebagai sarana untuk semesta hingga muncul keinginan untuk
mengadakan berbagai pertemuan dan memelihara dan berguru kepada alam.
pelatihan dalam Dalam mengelola Eco Camp, Yayasan

19
Santi Susanti, dkk. Menumbuhkan Kesadaran Hidup Ekologis
Sahabat Lingkungan Hidup bekerja
sama

19
MediaTor, Vol 11 (2), Desember 2018, 188-

GAMBAR 1. Pilar Program Edukasi Eco Learning Camp


Sumber: www.ecolearningcamp.org

dengan Balai Pengelolaaan Taman Hutan semangat berbagi, tanggung jawab dan
Raya Djuanda Dinas Kehutanan Pemda penghargaan.
Jawa Barat dan Universitas Katolik
Parahyangan. Kearifan Lokal dalam Pendidikan
Nilai di Eco Learning Camp
Pendidikan Nilai di Eco Camp Bentuk-bentuk kearifan lokal
Dalam perspektif Parsons, yang ada di masyarakat menurut Aulia
pendidikan merupakan proses sosialisasi dan Dharmawan (2010) dapat berupa
dalam diri individu yang memungkinkan nilai, norma, kepercayaan dan aturan-
berkembangnya rasa tanggung jawab aturan khusus. Fungsi kearifan lokal
dan kecakapan-kecakapan (commitment tersebut antara lain untuk: (1) konservasi
dan capacities) yang diperlukan dalam dan pelestarian sumber daya alam; (2)
melaksanakan peran social (Maunah, mengembangkan sumberdaya manusia;
2016). (3) pengembangan kebudayaan dan
Pendidikan di Eco Camp ilmu pengetahuan; serta (4) petunjuk
merupakan pendidikan nonformal tentang petuah, kepercayaan, sastra, dan
mengenai nilai yang disampaikan pantangan.
melalui wacana lingkungan hidup yang Berkaitan dengan perlindungan
diintegrasikan dengan pengetahuan dan pengelolaan lingkungan hidup, UU
mengenai sains dan budaya yang terkait No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
untuk memunculkan kesadaran akan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
pentingnya lingkungan hidup sehingga mendefinisikan kearifan lokal sebagai
terwujud partisipasi aktif untuk menjaga nilai-nilai luhur yang berlaku dalam
lingkungan hidup. Program pendidikan tata kehidupan masyarakat untuk
di Eco Camp berlandaskan pada alam, antara lain melindungi dan mengelola
budaya dan ilmu pengetahuan. lingkungan hidup secara lestari. Pada
Adapun nilai dasar yang pasal 2 disebutkan bahwa perlindungan
ditanamkan dalam pendidikan dan pengelolaan lingkungan hidup
lingkungan di Eco Learning Camp dilaksanakan berdasarkan beberapa asas
terdiri dari integritas,

19
Santi Susanti, dkk. Menumbuhkan Kesadaran Hidup Ekologis

GAMBAR 2. Nilai Dasar dalam Edukasi Eco Learning Camp


Sumber: www.ecolearningcamp.org

yang salah satunya adalah asas kearifan disebarluaskan secara kolektif kepada
lokal. Kemudian pada penjelasan Pasal semua anggota komunitas. Berbagai
2 huruf (l) disebutkan yang dimaksud pengetahuan tersebut menyangkut
dengan “asas kearifan lokal” adalah banyak aspek misalnya tentang jenis
bahwa dalam perlindungan dan tanaman, binatang, batuan dan mineral,
pengelolaan lingkungan hidup harus topografi, tata guna lahan, jenis-jenis
memperhatikan nilai-nilai luhur yang dan kesuburan tanah, tipe vegetasi,
berlaku dalam tata kehidupan penggunaan tumbuhan dan binatang
masyarakat. untuk bahan obat-obatan, penyakit
Lebih lanjut dalam undang- manusia dan hewan, gejala meteorologis,
undang tersebut, pada Pasal 70 ayat (1) dan lain sebagainya.
disebutkan bahwa masyarakat memiliki Kearifan ekologi inilah yang
hak dan kesempatan yang sama dan diterapkan di Eco Camp oleh para
seluas-luasnya untuk berperan aktif pengelolanya. Berawal dari kepedulian
dalam perlindungan dan pengelolaan akan kondisi lingkungan hidup yang
hidup yang pada ayat (3e) disebutkan semakin memprihatinkan akibat pola
salah satu peran masyarakat adalah hidup manusia, Eco Camp didirikan
mengembangkan dan menjaga budaya untuk berbagi pengetahuan dan
dan kearifan lokal dalam rangka pengalaman mengenai betapa pentingnya
pelestarian fungsi lingkungan hidup. menjaga kelestarian lingkungan alam
Dalam hubungannya dengan dan sekitarnya untuk kelangsungan
kehidupan manusia sebagai bagian dari hidup manusia di masa mendatang. Jalur
sistem ekologis, Keraf (dalam Iskandar, pendidikan lah yang kemudian dipilih
2014) menyatakan istilah kearifan untuk membuka wawasan dan kesadaran
ekologi merupakan pengetahuan, masyarakat akan pentingnya menjaga
keyakinan, pemahaman atau wawasan, kelestarian lingkungan alam.
serta adat kebiasaan yang menuntun Dalam lingkungan Eco Camp,
perilaku manusia dalam kehidupan di sebagai suatu lembaga yang berorientasi
dalam komunitas ekologis. Pada pada pendidikan nilai dan pendidikan
umumnya, kearifan ekologi tersebut
dimiliki dan
19
MediaTor, Vol 11 (2), Desember 2018, 188-

ekologis, bentuk-bentuk kearifan lokal menghargai keberadaan mereka yang


yang diterapkan antara lain dalam dalam industri daging, diperlakukan
pemanfaatan lahan, pemanfaatan hasil semena-mena. Mengonsumsi sayur dan
lahan, permainan tradisional, pengolahan buah-buahan merupakan satu upaya
dan pemanfaatan makanan, pemanfaatan menerapkan kearifan lokal menghargai
hasil limbah, penanaman nilai-nilai sesama makhluk hidup. Kemudian dalam
ekologis. mengonsumsi makanan, diupayakan
untuk makan secukupnya, agar tidak ada
Pemanfaatan Lahan sisa.
Eco Learning Camp memiliki
area kebun seluas 2.000 meter persegi. Pemanfaatan Hasil Limbah
Setengah dari luas lahan tersebut atau Limbah yang dihasilkan dari
1.000 meter persegi digunakan untuk makanan yang dikonsumsi di Eco
area sayuran. Pemupukan menggunakan Camp diolah secara terpisah dengan
pupuk organik dan pestisida organik. memisahkan terlebih dulu limbah
Sayuran yang ditanam di area kebun organik dan nonorganic pada saat
digunakan untuk konsumsi sendiri selesai mengonsumsi makanan. Limbah
sehingga sayuran yang dihasilkan lebih organik diolah menjadi kompos agar
sehat dan bermanfaat bagi kesehatan bisa dimanfaatkan sebagai pupuk bagi
individu yang mengonsumsinya. tanaman di area kebun milik Eco Camp.
Menurut Ferry Sutrisna Wijaya, salah
seorang pendiri Eco Camp, salah satu Permainan Tradisional
tugas Eco Camp sebagai rumah belajar Permainan tradisional merupakan
lingkungan hidup adalah menawarkan salah satu cara yang digunakan di Eco
terus menerus hidup yang lebih organik. Camp untuk menanamkan nilai-nilai
Pemanfaatan lahan dan penggunakan moral yang terkait dengan lingkungan
pupuk organik merupakan bagian dari hidup. Menurut Ferry, dalam permainan
upaya untuk menghargai lingkungan tradisional terdapat banyak nilai yang
dengan melestarikan kesuburan tanah bisa ditanamkan kepada peserta
sebagai salah satu bagian dari kearifan permainan. Nilai-nilai tersebut di
lokal Sunda yang menjaga hubungan antaranya kejujuran, keberanian,
harmonis dengan alam. kebesaran hati untuk menerima
kekalahan, kerja sama, sportifitas,
Pengolahan dan Pemanfaatan saling menghormati, kesederhanaan dan
Makanan sebagainya. Ide untuk menyertakan
Makanan yang dikonsumsi di permainan tradisional dalam penanaman
Eco Camp merupakan hasil olahan nilai-nilai moral kebaikan dan nilai
sendiri yang dimasak dari tanaman hasil lingkungan hidup, karena permainan
kebun milik sendiri. Peserta maupun tersebut sumbernya dari alam sehingga
pengelola Eco Camp diajari untuk hidup bisa dikembalikan lagi ke alam untuk
vegetarian dengan tidak menyediakan menanamkan nilai- nilai kebaikan. Ferry
makanan yang bersumber dari daging. merasa, nilai-nilai dalam permainan
Ketentuan tidak disediakannya makanan tersebut masih tetap relevan untuk
berbahan dasar daging, menurut diterapkan dalam kondisi masa kini.
Ferry berdasarkan kenyataan bahwa Dengan permainan tradisional,
industri ini menjadi penyumbang bagi penanaman nilai-nilai moral tidak
pemanasan global. Dengan demikian, terasa dipaksakan, karena prosesnya
hidup vegetarian merupakan salah satu tidak langsung disampaikan, melainkan
solusi untuk menghormati hewan dan melalui pemaknaan terhadap nilai-

19
Santi Susanti, dkk. Menumbuhkan Kesadaran Hidup Ekologis

nilai moral permainan berupa refleksi


yang disampaikan setelah permainan
dilaksanakan.
Ferry meyakini apabila anak-anak
sering bermain tradisional kemudian
bisa menghayati nilai-nilai di dalamnya
dan melaksanakan nilai-nilai itu dalam
kehidupan sehari, akan terwujud
masyarakat yang lebih baik, yang lebih
damai, tidak merusak, berdamai dengan
sesama manusia, berdamai dengan alam
semesta sehingga hidup lebih nyaman.

Penanaman Nilai-nilai Ekologis


melalui Komunikasi Lingkungan
Metode pendidikan nilai di Eco
Camp dilakukan melalui ceramah,
penayangan film dan pemberian contoh.
Tujuannya untuk membuka kesadaran.
Namun, metode pendidikan nilai yang
paling utama adalah pembiasaan. Apa
yang telah disampaikan melalui GAMBAR 3. Tujuh Kesadaran Baru Hidup
ceramah, penayangan film dan Ekologis yang disosialisasikan di Eco Camp
(Sumber: ecolearningcamp.org)
pemberian contoh, kemudian dibiasakan
dalam kehidupan sehari-hari, agar
bertanggung jawab dengan melakukan
orang sadar dan belajar melayani diri
pekerjaan sendiri. (2) Sederhana dalam
sendiri. Metode pembiasaan diterapkan
pola pikir dan pola hidup. Misalnya tidak
di lingkungan pegawai dan tamu Eco
berlebihan dalam makan, belanja dan
Camp. “Jadi bukan memberitahu, bukan
kepemilikan. (3) Hemat: memanfaatkan
ngajarin tapi membiasakan atau
sumber daya secukupnya dan tidak
ditubuhkan, harus sampai dilaksanakan
berlebihan. (4) Peduli kepada diri sendiri
secara fisik,” ujar Ferry.
dan lingkungan sekitar, yang digerakkan
Selain itu, di Eco Camp diajarkan
oleh ketulusan hati. (5) Berbagi dalam
pula nilai-nilai kebersamaan yang
keterbatasan, baik materi, ilmu dan
menghargai perbedaan di lingkungan
sebagainya. (6) Bermakna: menemukan
yang multikultur, interfaith,
makna hidup dan kebahagiaan dengan
mindfullness, dan ekologi. Melalui
cara sederhana. Misalnya berbagi dengan
penerapan nilai-nilai kebersamaan,
orang lain. (7) Harapan: menjadi pribadi
agama dan suku bukan lagi pembatas,
pembawa harapan dengan melakukan
melainkan menjadi lebih cair. Intinya
kebaikan di lingkungan masing-masing.
adalah membuka pikiran, hati, tenang
Penerapan ketujuh kesadaran baru
dan lebih banyak mendengarkan.
hidup ekologis tersebut dilaksanakan
Penanaman nilai-nilai ekologis di
melalui gaya hidup ekologis dan
Eco Learning Camp dilakukan melalui 7
sederhana, yakni: BBM (Bawa Botol
kesadaran baru hidup ekologis,
Minum) untuk membiasakan minum
yangterdiri dari pola hidup berkualitas,
air putih dan mengurangi cucian
sederhana, hemat, peduli, semangat
gelas; Minim plastik dan kemasan untuk
berbagi, bermakna dan harapan. (1)
mengurangi sampah yang menghasilkan
Berkualitas: mampu mengolah
kelemahan dan belajar

19
MediaTor, Vol 11 (2), Desember 2018, 188-

GAMBAR 4. Salah satu realisasi dari kesadaran baru hidup ekologis, yakni membawa botol
minum sendiri. (Sumber: ecolearningcamp.org)

racun; Bebas asap rokok. Jika ada fisik maupun yang bersifat nonfisik,
yang merokok, dikenai kompensasi yang hanya bisa dirasakan seperti
pembersihan udara sebesar Rp 500.000; gagasan atau perasaan di antara individu.
Lifeskill, belajar keterampilan sederhana Umumnya, manusia akan bertindak
pendukung kehidupan sehari-hari, seperti terhadap sesuatu (benda, peristiwa dan
merapikan kamar, mencuci piring, lain- lain) berdasarkan makna yang
memasang sprei, membantu masak, dan dimiliki sesuatu tersebut bagi mereka.
lainnya; Pola hidup sederhana; Makna terbentuk melalui proses berpikir
mengambil makanan dengan individu terhadap aspek yang ingin
memperhatikan teman- teman yang lain, diberi makna berlandaskan muatan
tidak ada makanan sisa, makanan informasi yang dimilikinya. Proses
sederhana dan sehat, minum air putih berpikir individu dipengaruhi faktor-
sehat; Pola hidup hemat; menggunakan faktor dalam dirinya, seperti sistem nilai,
energi listrik secara bijaksana dan hemat, kepercayaan dan sikap sehingga makna
menggunakan air secukupnya.; Waktu yang dihasilkan individu terhadap suatu
hening sesaat di jam 12.00 dan jam objek yang sama akan berbeda (Bajari,
15.00, dimana semua aktivitas harus 2009: 30).
dihentikan dan belajar mendengarkan Makna mendasari tindakan
suara alam. Waktu hening merupakan seseorang. Blumer dalam Griffin (2006:
bagian dari pendidikan nilai untuk 56-59) mengemukakan tiga premis yang
menggugah kesadaran bahwa kita hidup mendasari tindakan seseorang, yaitu (1)
terlalu cepat, harus melambat. Juga humans act toward people or things on
sebagai ungkapan rasa syukur masih the basis of meanings they assign to
diberi kesempatan hidup. Dengan those people or things. (2) the meaning
munculnya kesadaran tersebut, perilaku arises out of the social interaction that
lebih tertata dan bertanggung jawab. people have with each other. (3) an
individual’s interpretation of symbols
Makna Pendidikan Nilai dan is modified by his or her own thought
Lingkungan Hidup process. Manusia bertindak pada
Individu dalam dunia makna. seseorang atau sesuatu berdasarkan
Setiap individu hidup akan memberikan makna yang dimilikinya tentang orang
makna terhadap segala hal yang ditemui atau sesuatu tersebut; makna timbul dari
di sekitarnya, baik yang terlihat secara interaksi sosial yang dilakukan
seseorang dengan
19
Santi Susanti, dkk. Menumbuhkan Kesadaran Hidup Ekologis

orang lain; Interpretasi seseorang pada


simbol/lambang dipengaruhi oleh proses Komunikasi Kelompok
berpikirnya. Di Eco Camp, materi pendidikan
Berdasarkan penjelasan tersebut, lingkungan disampaikan secara
maka, pendidikan nilai dan lingkungan berkelompok, baik kelompok besar
hidup merupakan ekspresi dari maupun kelompok kecil. Pemberian
pemaknaan subjek penelitian terhadap materi secara berkelompok ini
kearifan lokal yang berkaitan dengan dilakukan rangka efisiensi dan
pemeliharan lingkungan hidup. Bagi efektifitas penyampaian. Komunikasi
Ferry Sutrisna Wijaya, sebagai informan kelompok biasanya dilakukan pada saat
utama penelitian ini, pendidikan nilai brainstorming dan diskusi mengenai
dan lingkungan hidup melalui Eco materi yang terkait dengan pendidikan
Learning Camp merupakan cara yang nilai maupun lingkungan hidup. Dalam
dikuasai dan disukainya untuk praktiknya, pendidikan nilai yang
menyampaikan manifestasi dari pola sifatnya kebersamaan dan menjalin
pikir atau pemaknaan yang dimilikinya kekompakan sesama peserta dilakukan
tentang menyelamatkan bumi secara berkelompok. Antara lain dalam
berlandaskan kearifan lokal masyarakat permainan tradisional, permainan yang
Indonesia. Unsur keberakaran pada melatih kekompakan sesama peserta,
budaya menjadi landasan utama bagi berkebun, dan lainnya.
Ferry dalam melakukan aktivitasnya.
Komunikasi Instruksional
Bentuk-bentuk Komunikasi Komunikasi instruksional
Lingkungan di Eco Camp merupakan bagian dari komunikasi
Seperti yang disampaikan oleh edukatif, yaitu komunikasi yang
Angga Ariestya bahwa ada dua fungsi dirancang khusus untuk mengubah
komunikasi lingkungan, yaitu fungsi perilaku pihak sasaran. Dalam dunia
strategis dan fungsi teknis. Dari dua pendidikan, kata instruksional tidak
fungsi komunikasi lingkungan tersebut, diartikan perintah, melainkan pengajaran
fungsi strategislah yang lebih dominan atau pembelajaran. Komunikasi
dilakukan oleh Eco Camp dalam instruksional pada dasarnya mempunyai
menumbuhkan kesadaran masyarakat tujuan untuk memahamkan pihak sasaran
untuk peduli pada lingkungan alam (komunikan) dalam hal adanya
melalui beragam kegiatan yang perubahan perilaku ke arah yang lebih
dirancangnya. Fungsi teknik pun baik di masa yang akan datang.
dilakukan Eco Camp dengan Perubahan perilaku yang dimaksud
menyampaikan informasi mengenai terutama pada aspek kognitif, afeksi, dan
permasalahan-permasalahan terkait psikomotor.
ekologi melalui website maupun Pesan adalah informasi yang
media sosial. Fungsi ini selaras ditransmisikan atau diteruskan oleh
dengan pernyataan Herlina Agustin, komponen lain dalam bentuk ide,
pemerhati lingkungan dari Profauna ajaran, fakta, nilai, makna maupun data.
yang mengatakan bahwa komunikasi Informasi yang terkandung dalam setiap
lingkungan adalah upaya menyadarkan pelajaran adalah pesan. Dalam hal ini
khalayak untuk menjaga lingkungan pesan belajar, pesan yang dirancang
melalui berbagai saluran komunikasi. khusus untuk tujuan belajar dan untuk
Peran komunikasi lingkungan adalah mempermudah terjadinya proses belajar
mengomunikasikan berbagai bentuk (Yusup, 1990: 20)
kerusakan lingkungan dan upaya Demikian pula dengan pendidikan
penyelamatannya (Agustin, 2016).

19
MediaTor, Vol 11 (2), Desember 2018, 188-

GAMBAR 5. Kegiatan meditasi sebagai salah satu cara untuk menenangkan diri dan menyatu
dengan alam di Eco Camp (Sumber: ecolearningcamp.org)

nilai di Eco Camp. Komunikasi tarik nafas dalam-dalam dan lepaskan


instruksional digunakan sebagai salah perlahan”. Demikian suara yang
satu metode penyampaian pesan yang terdengar dari pengeras suara.
bersifat mengarahkan. Melalui bentuk Selanjutnya, suara perempuan terdengar
komunikasi ini, peserta pelatihan diajak untuk menginstruksikan urutan waktu
untuk aktif berpatisipasi dalam kegiatan hening yang dilakukan oleh semua orang
yang diselenggarakan di sana dengan yang ada di Eco Camp. Setelah waktu
mengikuti instruksi dari pemandu hening selesai selama kurang lebih dua
kegiatan. menit, semua orang di Eco Camp
Komunikasi instruksional yang diinformasikan dapat melakukan
terjadi di Eco Camp berlangsung pada aktivitasnya kembali.
saat waktu hening pada saat jam 12.00 Komunikasi instruksional juga
dan jam 15.00. Pada saat waktu hening dilakukan saat berlangsung kegiatan
tiba, yang ditandai dengan bunyi isyarat di luar ruangan, seperti berkebun,
melalui pengeras suara, terdengar suara melakukam permainan motivasi maupun
laki-laki yang menginformasikan waktu permainan tradisional. Fungsi dari
hening telah tiba dan menginstruksikan komunikasi instruksional adalah sebagai
semua orang yang ada di Eco Camp pemandu kegiatan yang berlangsung di
untuk menghentikan sejenak kegiatannya Eco Camp.
untuk menenangkan diri dan menikmati
suara alam dari lingkungan di Eco Komunikasi Bermedia
Camp. “Kita memasuki waktu hening. Pendidikan nilai berupa
Silakan dengar suaara alam sekitar. penanaman kebiasaan untuk melakukan
Renungkan, 7 kesadaran baru hidup ekologis di Eco
Camp,
20
Santi Susanti, dkk. Menumbuhkan Kesadaran Hidup Ekologis

dilakukan tidak hanya melalui dan internet.


komunikasi tatap muka, juga melalui Media komunikasi merupakan
komunikasi bermedia. Penyampaian perantara dalam penyampaian informasi
informasi kepada khalayak sasaran dari komunikator kepada komunikate
dilakukan menggunakan media yang bertujuan untuk efisiensi penyebaran
komunikasi, yakni perantara dalam informasi atau pesan tersebut. Onong
penyampaian informasi dari Uchyana Effendy membagi dua
komunikator kepada komunikan yang komunikasi bermedia menjadi dua,
bertujuan untuk efisiensi penyebaran yakni komunikasi bermedia massa
informasi atau pesan. dan komunikasi bermedia nirmassa.
Komunikasi media adalah Komunikas bermedia massa digunakan
komunikasi yang dilakukan dalam komunikasi dengan jumlah
menggunakan media, namun bukan peserta banyak dan bertempat tinggal jauh.
berupa media massa tetapi media lain Media massa yang digunakan adalah
berupa telepon, faks, surat, email, chat, radio, sura kabar, televisi yang
dll. Komunikasi ini berada di tengah- beroperasi dalam bidang informasi,
tengah antara komunikasi antar personal edukasi dan rekreasi. Sementara
dan komunikasi massa. Hal ini lebih komunikasi bermedia nirmassa
berkembang ketika munculnya media digunakan dalam komunikasi untuk
baru yaitu internet. Penemuan internet orang-orang tertentu atau kelompok-
dan perkembangannya sangat cepat kelompok tertentu. Media nirmassa
sehingga internet sangat mudah merubah tidak memiliki daya keserempakan dan
tatanan komunikasi antarmanusia. Yang komunikasinya tidak bersifat massal.
pada awalnya masyarakat lebih Media yang digunakan antara lain
menekankan komunikasi tatap muka, papan pengumuman, poster, spanduk,
namun berubah menjadi menggunakan pamphlet, brosur, surat, telegram, telex,
media, yang lebih sering digunakan dll. (Effendy, 1986 : 11).
adalah telepon selular

GAMBAR 6. Bentuk komunikasi menggunakan media untuk hidup ekologis di Eco Camp (sum-

20
MediaTor, Vol 11 (2), Desember 2018, 188-
ber: dokumentasi penulis)

20
Santi Susanti, dkk. Menumbuhkan Kesadaran Hidup Ekologis

Dalam lingkungan Eco Camp, untuk menerima pemahaman tentang


komunikasi bermedia nirmassa lebih kesadaran akan pentingnya mencintai
banyak digunakan dalam menyampaikan
lingkungan dan menjaga kelestariannya
informasi maupun mempersuasi peserta
agar alam memberikan timbal balik yang
pelatihan dan pengelola Eco Camp
positif kepada manusia.
untuk melakukan aktivitas sesuai dengan
yang tertera dalam media nirmassa
yang digunakan. Adapun media yang
digunakan berupa stiker, poster, gambar DAFTAR PUSTAKA
dan lainnya. Dengan menggunakan Agustin, Herlina. (2016) Komunikasi
media nirmassa, diharapkan pesan yang Lingkungan Berperan
disampaikan dapat diketahui dengan Menyadarkan Khalayak Menjaga
cepat dan menghemat waktu karena Lingkungan. unpad.ac.id.
tidak perlu melakukannya berulang- 23/12/2016. http://www.unpad.
ulang untuk mengingatkan atau ac.id/profil/dr-herlina-agustin-s-
mengajak semua orang di Eco Camp sos-m-t-komunikasi-lingkungan-
untuk melakukan kebiasaan yang berperan-menyadarkan-khalayak-
menunjang pola hidup ekologis. menjaga-lingkungan/
Ariestya,Angga.(2017).Mempertanyakan
SIMPULAN Eksistensi Komunikasi Lingkungan.
Alam dan manusia sejatinya https://nasional.kompas.com/
berada dalam posisi yang sejajar sebagai read/2017/09/18/08220681/
sesama ciptaan Tuhan. Keharmonisan me mp er t an ya k an - eks is te ns i-
hubungan keduanya merupakan pola komunikasi-lingkungan-di-
hidup yang seharusnya dijalankan oleh indonesia. Diakses 10 November
masyarakat maupun manusia. Dalam 2018.
pemanfaatan alam, manusia tidak boleh Aulia, T.O.S., Dharmawan, A.H. (2010).
mengeksploitasi, namun memanfaatkan Kearifan Lokal dalam Pengelolaan
alam sesuai kebutuhannya. Alam tidak Sumberdaya Air di Kampung Kuta.
sekadar dipandang dari sisi “ekonomis” Sodality: Jurnal Transdisiplin
untuk memenuhi kebutuhan hidup dan Sosiologi, Komunikasi dan Ekologi
kehidupannya, melainkan sebagai mitra Manusia. 4(3): 345-355.
yang harus dijaga keberadaannya dengan Bajari, Atwar. ( 2009). Konstruksi
menciptakan hubungan yang selaras di Makna dan Perilaku Komunikasi
antara keduanya. pada Anak Jalanan di Cirebon.
Eco Learning Camp didirikan Disertasi. Bandung: Universitas
untuk membangun kesadaran dan Padjadjaran.
kepedulian pada lingkungan hidup yang Budiwiyanto. (2006). Tinjauan Tentang
diharapkan muaranya pada munculnya Perkembangan Pengaruh Local
keinginan untuk melakukan tindakan Genius dalam Seni Bangunan
nyata dalam menjaga lingkungan hidup. Sakral (Keagamaan) di Indonesia.
Komunikasi lingkungan yang Ornamen 2(1): 25-35.
disampaikan secara menyenangkan Fajarini, U. (2014). Peranan Kearifan
dalam pendidikan nilai berbasis Lokal dalam Pendidikan Karakter.
lingkungan hidup di Eco Camp Sosio Didaktika 1(2): 123-130.
diharapkan dapat berkontribusi pada Griffin, E. (2006). A First Look at
munculnya kesadaran untuk menjaga Communication Theory. New
hubungan yang baik dengan lingkungan York: McGraw- Hill. Inc
alam sekitar. Masa anak-anak dan Indrawardana, I. (2012). Kearifan Lokal
remaja merupakan masa yang tepat

20
MediaTor, Vol 11 (2), Desember 2018, 188-

Adat Masyarakat Sunda dalam Rahmat, Agus. (2018). Menggagas


Hubungan dengan Lingkungan Kajian Baru dalam Ilmu
Alam. Komunitas 4(1): 1-8. http:// Komunikasi, dalam Yenrizal,
journal.unnes.ac.id/nju/index.php/ 2018. Etnoekologi Komunikasi:
komunitas., Diakses 10 November Orang Semende Memaknai Alam.
2018 Yogyakarta: Phoenix Publisher
Iskandar, J. ( 2014). Manusia dan Suhartini. (2009). Kajian Kearifan Lokal
Lingkungan dengan Berbagai Masyarakat dalam Pengelolaan
Perubahannya. Yogyakarta: Graha Sumberdaya Alam dan
Ilmu. Lingkungan. Prosiding Seminar
Maridi. (2015). Mengangkat Budaya Nasional Penelitian, Pendidikan,
dan Kearifan Lokal dalam dan Penerapan MIPA. Fakultas
Sistem Konservasi Tanah dan MIPA Universitas Negeri
Air. Prosiding Seminar Nasional Yogyakarta yang diselenggarakan
Biologi (1) 20-39. pada 16 Mei 2009.
http://jurnal.fkip. Undang-Undang Nomor 32 Tahun
uns.ac.id/index.php/prosbio/article/ 2009 tentang Perlindungan dan
view/7052, Diakses 10 November Pengelolaan Lingkungan Hidup
2018 Eco Camp dan Tujuh Kesadaran
Maunah, Binti. (2016). Pendidikan Baru Hidup Ekologis. http://
dalam Perspektif Struktural jpicofmindonesia.com/2016/09/
Fungsional. Cendekia 10(02): 159- eco-camp-dan-tujuh-kesadaran-
178. baru-hidup-ekologis https://www.
Negara, P.D. (2011). Rekonstruksi ecolearningcamp.org/ Diakses 10
Kebijakan Pengelolaan Kawasan November 2018
Konservasi Berbasis Kearifan
Lokal sebagai Kontribusi Menuju
Pengelolaan Sumber Daya Alam
yang Indonesia. Jurnal Konstitusi
IV(2): 91-138.

20

Anda mungkin juga menyukai