Anda di halaman 1dari 20

Tugas Mata Kuliah Filsafat Komunikasi

“Etika Komunikasi Lingkungan”

Dosen : Dr. Nurjannah, M.Si

Oleh:

Meyyola Sandy/ 2110247667

Program Studi Magister Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Riau
Kata Pengantar

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah
Etika Komunikasi Lingkungan dengan baik meskipun banyak kekurangan
didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Ibu Nurjanah selaku Dosen mata
kuliah Filsafat Komunikasi yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan saya mengenai Etika Komunikasi. Saya juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan
demi perbaikan makalah yang telah saya buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan saya memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

Pekanbaru, 27 April 2022

Penulis
Daftar Isi

Daftar Isi 3
BAB I PENDAHULUAN 4
1.1. Latar Belakang 4
1.2. Rumusan Masalah 5
1.3. Tujuan 5
BAB II PEMBAHASAN 6
2.1. Komunikasi Lingkungan 6
2.2. Etika Komunikasi 8
2.3. Etika Lingkungan 9
2.4. Etika pada Komunikasi Lingkungan 10
BAB III PENUTUP 13
3.1. Kesimpulan 13
3.2. Saran 14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Ilmu komunikasi telah tercipta sedemikian rupa untuk dapat sesuai dengan
fenomena sosial yang tak terelakkan di mata publik dan kemajuan pesat inovasi
komunikasi yang sangat cepat. Berdasarkan penelitian ahli, ilmu komunikasi yang
juga merupakan ilmu terapan juga mempelajari berbagai macam gejala sosial
hingga terbentuknya cabang ilmu komunikasi yang lain, seperti komunikasi antar
personal, komunikasi kelompok, komunikasi massa, dan salah satunya yaitu
komunikasi lingkungan yang menjadi topik atau kajian baru juga di dunia para
ahli komunikasi.

Menurut Stewart (2013) komunikasi adalah siklus dimana seseorang


individu atau kelompok, organisasi, maupun masyarakat membuat dan
menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan (alam) dan lainnya.
Oleh karena itu adanya komunikasi dapat membuat manusia bisa bergaul dengan
lingkungan/alam atau orang lain disekitarnya. Disaat seseorang bergaul, bertemu
dan berbicara kemudian terciptanya makna bersama sehingga komunikasi terjadi.
Disisi lain komunikasi tidak hanya terjadi disaat komunikasi antar manusia saja,
tetapi bisa terjadi antara manusia dengan lingkungan yang berupa disaat manusia
memaknai lingkungannya, dan lingkungan juga dapat memaknai dengan
pemaknaan tertentu. Kata memaknai tersebut merupakan salah satu kunci dalam
mendefinisikan komunikasi lingkungan.

Saat media memberitakan mengenai permasalahan yang terjadi pada


lingkungan yang telah menjadi masalah global, mulai dari kerusakan sumberdaya
alam, pencemaran lingkungan, perubahan cuaca, dan pemanasan global dengan
sangat gencarnya pemberitaan terkait fakta-fakta terkait permasalahan lingkungan
tersebut, hal itu merupakan suatu proses komunikasi lingkungan. Media telah
menjadi instrumen yang mengkomunikasikan ke publik dan telah membentuk
opini publik mengenai objek bahasan yaitu lingkungan. Hal lain yang menjadi
pembahasan dalam komunikasi lingkungan yaitu terdapatnya baliho, spanduk,
sticker, iklan yang menggalakkan mengenai lingkungan, biasanya berupa
pencegahan terhadap kerusakan lingkungan, bahaya akibat kerusakan dan
sebagainya yang membahas mengenai lingkungan hidup. Media komunikasi di
atas tersebut digunakan untuk ajakan dan dorongan kepada publik agar peduli
terhadap lingkungan sehingga dapat membangun kesadaran publik untuk peduli
terhadap kelestarian lingkungan. Hal tersebut merupakan salah satu komunikasi
lingkungan yaitu berupa kampanye lingkungan.

Dalam penggunaan komunikasi lingkungan juga perlu adanya suatu


pedoman yang baik dalam pelaksanaannya. Pedoman yang baik tersebut dapat
dikatakan sebagai etika. Dalam pelaksanaannya seperti yang telah dijelaskan di
atas, komunikasi lingkungan dapat berupa pemberitaan mengenai permasalahan
lingkungan dan juga berupa kampanye lingkungan yang dilakukan untuk dapat
mengubah sikap dan perilaku orang lain (masyarakat). Pelaksanaan komunikasi
lingkungan ini sangat memerlukan etika yaitu berupa nilai- nilai, kebiasaan,
pedoman yang baik yang diikuti oleh masyarakat, dan nantinya dapat merubah
sikap dan perilaku masyarakat sehingga tidak menyimpang dan mempunyai
standar. Oleh karena itu penulis ingin menganalisis etika komunikasi yang ada
dalam komunikasi lingkungan.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana bentuk komunikasi lingkungan?
2. Bagaimana bentuk dari etika komunikasi?
3. Bagaimana bentuk dari etika lingkungan?
4. Bagaimana etika komunikasi pada komunikasi lingkungan?

1.3. Tujuan
1. Mengetahui tentang komunikasi lingkungan
2. Mengetahui tentang etika komunikasi
3. Mengetahui tentang etika lingkungan
4. Mengetahui etika komunikasi pada komunikasi lingkungan
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Komunikasi Lingkungan


Cox dalam tulisannya “Environmental Communication and Public Sphere”
(2010), menyatakan bahwa komunikasi lingkungan adalah sarana konstitutif dan
pragmatis bagi pemahaman manusia dengan lingkungan serta hubungan manusia
dengan alam. Hal tersebut merupakan media simbolis yang digunakan dalam
mengkonstruksi masalah-masalah lingkungan dan menegosiasikan respon yang
berbeda dalam masyarakat.

Corbet (2006) dalam Yenrizal (2017), menyatakan sebuah pemahaman yang


lebih luas yang dituangkan dalam tulisannya Communicating Nature: How We
Create and Understand Environmental Messages (2006), yang menyatakan bahwa
komunikasi lingkungan adalah:

1. Disajikan dalam nilai-nilai, kata-kata, tindakan, dan praktek sehari-hari.


2. Diinterpretasikan dan dinegosiasikan secara individual
3. Berakar secara historis dan budaya
4. Memiliki akar ideologis
5. Tertanam dalam paradigma sosial dominan yang memberikan nilai
instrumental untuk lingkungan dan percaya itu ada untuk melayani manusia.
6. Rumit terkait dengan budaya pop, terutama iklan dan hiburan
7. Dibingkai dan dilaporkan oleh media dengan cara yang umumnya mendukung
status quo
8. Dimediasi dan dipengaruhi oleh lembaga-lembaga sosial seperti pemerintah
dan bisnis.
Pemahaman dari Corbet tersebut sangat menggambarkan komunikasi
lingkungan mencakup banyak sekali ilmu, dan banyak bidang kajian. Ini
menunjukkan bahwa komunikasi lingkungan tidak bisa berdiri sendiri dan
memang harus berkolaborasi dengan bidang ilmu lainnya. Sehingga dalam
penanganan masalah mengenai komunikasi lingkungan ini lebih cepat dan baik.
Cox (2010) juga membagi komunikasi lingkungan meliputi dua fungsi yaitu,
pragmatis dan konstitutif. Untuk pragmatis berkaitan dengan Pendidikan,
kewaspadaan, meyakinkan, memobilisasi, dan membantu manusia mengatasi
masalah-masalah lingkungan. sedangkan untuk konstitutif, komunikasi
lingkungan meliputi mengatur, menyusun, mempresentasikan alam, dan masalah-
masalah lingkungan. Ilmuwan lain yang memberikan kajian komunikasi
lingkungan yaitu Jurin (2010) dalam Bajari A et.al (2019) yang mengatakan
bahwa komunikasi lingkungan adalah sebuah generasi sistematis dan pertukaran
pesan manusia dalam dan tentang dunia di sekitar manusia dan interaksi manusia
dengan alam. Terdapat beberapa aksioma komunikasi lingkungan yang dikatakan
oleh Jurin, salah satunya yaitu bumi memiliki pesannya sendiri, ini berarti bumi
memiliki pesan sendiri yang diberikan kepada manusia dan bumi bukan
merupakan bentuk yang pasif, tetapi terdapat unsur aktif yang memberikan respon
terhadap aktivitas manusia.
Kajian mengenai komunikasi lingkungan sebenarnya sudah dilakukan jauh
sebelumnya terutama dari gagasan Rachel Carson (1962) dalam bukunya The
Silent Spring. Carson membahas bagaimana dampak pembangunan, modernisasi
dan berbagai aktivitasnya berakibat terhadap kondisi lingkungan yang ada
terutama satwa. Carson juga menyatakan bahwa perlunya transformasi hubungan
antara manusia dengan alam yang menekankan pada sisi pembangunan kesadaran
lingkungan manusia.
Oravec dan Klurke (2004) dalam Yenrizal Y (2017) menyebutkan bahwa
komunikasi lingkungan adalah suatu studi tentang cara pandang manusia dalam
melihat, mengetahui, membangun secara sosial budaya terhadap alam sekitarnya,
dengan menggunakan bahasa dan simbol-simbol tertentu, sebagai bahan dalam
bertindak dan menuntun perilaku manusia terhadap lingkungannya.
Beberapa pandangan para ahli tersebut dapat menjelaskan bahwa manusia
dan lingkungan tidak dapat dilepaskan. Dalam hubungannya manusia dan alam
tidak ada saling mendominasi atau yang tertindas, semua dalam posisi yang setara.
Banyak kajian mengenai komunikasi lingkungan ini yang lebih berfokus pada
kajian media, kampanye, atau tepatnya berorientasi sumber.
2.2. Etika Komunikasi
Secara etimologis, kata Etika berasal dari bahasa Yunani “ethos”. Kata yang
berbentuk tunggal ini berarti “adat atau kebiasaan”. Tetapi dalam bentuk
jamaknya “ta etha” yang artinya adat kebiasaan, sehingga etika merupakan sebuah
teori mengenai perbuatan manusia, berdasarkan baik dan buruknya atau sebuah
ilmu yang meyelidiki mana yang baik dan mana yang buruk, dengan
memperhatikan akal pikiran. (Setiyani, 2013 dalam Mutiah T, et. Al, 2019).

Etika sangat dibutuhkan dan penting dalam kehidupan kita bermasyarakat,


bernegara hingga pergaulan di tingkat internasional, semua perilaku kita akan
diatur oleh etika. Etika merupakan sebuah sistem pengaturan pergaulan sehingga
menjadi saling menghormati dan dikenal dengan sebutan sopan santun, tata
krama, protokoler, dan lain-lain. (Indriani dan Prasanti, 2017). Tujuan kita
beretika dalam pergaulan yaitu, untuk menjaga kepentingan masing-masing, dan
hidup dengan tenang, damai, tentram, dan menjamin perbuatan seseorang sesuai
dengan adat kebiasaan yang berlaku dan tidak bertentangan.

Etika menjadi sangat penting dalam hal berkomunikasi, baik yang dilakukan
secara langsung maupun tidak. Etika dapat diartikan juga dari bahasa latin yaitu
ethicus yang artinya kebiasaan. Biasanya sesuatu yang dianggap baik akan
menjadi sebuah kebiasaan dalam suatu masyarakat. Etika memang sangat
mempengaruhi kehidupan manusia, etika dapat membuat orientasi manusia
terpengaruh selama perjalanan hidupnya. Etika dalam kehidupan manusia dapat
juga membantu dalam pengambilan keputusan tentang tindakan yang perlu
dilakukan dengan menerapkan konsep etika tersebut dengan baik, sehingga
kehidupan dapat berjalan dengan lancar dan damai.

Indriani dan Prasanti (2017) mengatakan bahwa etika komunikasi


memperhatikan kejujuran dan terus terang, keharmonisan hubungan, pesan yang
tepat, menghindari kecurangan, konsistensi antara pesan verbal maupun nonverbal
serta memperhatikan komunikator memotong pembicaraan atau tidak.

Menurut Keraf (1993) dalam Bajari A et.al (2019), etika dapat dibagi menjadi
dua, yaitu:
1. Etika Umum adalah membahas kondisi dasar manusia berperilaku dan
mengambil keputusan yang etis serta mengacu pada prinsip moral dasar
sebagai tolak ukur menilai baik dan buruknya suatu tindakan yang
dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang.
2. Etika Khusus adalah penerapan prinsip-prinsip moral dasar pada bidang
yang lebih spesifik. Misalnya dalam etika sosial berbicara mengenai
perilaku manusia terhadap kewajiban, sikap, dan perilaku sebagai anggota
masyarakat yang berkaitan dengan nilai-nilai.

2.3. Etika Lingkungan


Etika lingkungan merupakan hal yang harus dipahami oleh masyarakat luas,
etika lingkungan merupakan gabungan dari dua ilmu, yaitu ilmu filsafat dan ilmu
lingkungan. Manusia merupakan faktor terpenting dalam lingkungan, yang mana
perilaku manusia yang berinteraksi dengan lingkungan perlu perhatian khusus dan
harus memperhatikan etika lingkungan.
Etika lingkungan merupakan nilai keseimbangan dalam kehidupan manusia
dengan interaksi dan interdependensi terhadap lingkungan hidupnya yang terdiri
dari aspek antibiotik, biotik, dan kultur (Marfai, 2013). Etika lingkungan
merupakan prinsip moral lingkungan yang merupakan petunjuk atau arah perilaku
praktis manusia dalam mengusahakan terwujudnya moral lingkungan, dengan
adanya etika lingkungan dapat membuat manusia tidak hanya melihat hak dan
kewajiban terhadap lingkungan, tetapi manusia juga dapat membatasi tingkah laku
dan berupaya mengendalikan perilaku-perilaku mereka agar tetap menjaga
kelestarian lingkungan.
Banyak filsuf yang mengatakan etika lingkungan merupakan disiplin ilmu
filsafat tentang moral antara manusia dengan lingkungan dan alam, serta melihat
perilaku manusia yang seharusnya kepada lingkungan. Dalam etika lingkungan
yang dapat kita lihat yaitu bagaimana perilaku manusia serta cara manusia
bertindak atas alam dan nilai-nilai lingkungan.
Menurut Hudha et.al (2019), mengatakan dalam menerapkan etika lingkungan
harus memperhatikan empat hal, yaitu:
1. Manusia sebagai bagian dari lingkungan merupakan pelaku utama dalam
pengelolaan lingkungan, sehingga perlu menyayangi semua kehidupan dan
lingkungannya selain dirinya sendiri.
2. Manusia sebagai bagian dari lingkungan merupakan pelaku utama dalam
pengelolaan lingkungan, sehingga harus selalu berupaya untuk menjaga
kelestarian, kesimbangan, dan keindahan alam.
3. Kebijakan penggunaan sumber daya alam terbatas, misalnya energi.
4. Lingkungan disediakan untuk semua makhluk hidup, bukan untuk manusia
saja.
Pada etika lingkungan ini, tidak hanya membahas bagaimana perilaku manusia
terhadap alam, tetapi juga mengenai hubungan antara semua kehidupan yang ada
di alam, seperti hubungan antara manusia dengan manusia yang berdampak pada
alam, atau juga bisa hubungan manusia dengan makhluk hidup lain maupun
dengan alam tersebut.
Etika lingkungan ini sangat mempengaruhi sikap yang kemudian akan
menjadi tingkah laku manusia untuk menghadapi persoalan lingkungannya.
Manusia sangat bergantung dengan lingkungan, sumber keperluan hidup berasal
dari lingkungan. Sehingga diperlukan etika lingkungan dari manusia, seperti
lingkungan harus selalu dijaga dan tidak dirusak, harus selalu bersih dan tidak
dikotori. Lingkungan harus selalu dijaga kelestariannya dengan etika yang baik
sehingga dapat berpengaruh terhadap lingkungan yang indah.

2.4. Etika pada Komunikasi Lingkungan


Komunikasi lingkungan mempunyai peran dalam melestarikan lingkungan.
dalam kegunaannya komunikasi lingkungan akan menyadarkan khalayak untuk
selalu menjaga lingkungan melalui berbagai macam bentuk media atau saluran
komunikasi yang dapat digunakan dan efektif nantinya dalam sebuah kampanye,
simulasi, pelatihan-pelatihan terkait lingkungan, sehingga dapat tersampaikan
dengan baik kepada khalayak masyarakat.

Kegunaan dari komunikasi lingkungan yang ingin melestarikan lingkungan


tersebut, diperlukan sebuah etika dalam proses pelaksanaan komunikasi
lingkungan. Etika merupakan suatu bentuk tata cara dan juga teori yang dalam
pelaksanaannya dapat mempengaruhi tingkah laku masyarakat. Bentuk dari
komunikasi lingkungan yang biasa digunakan untuk dapat memengaruhi perilaku
masyarakat tentang lingkungan yaitu biasanya dalam aksi-aksi lingkungan,
kampanye lingkungan yang berupa pamflet, baliho, maupun dalam bentuk tulisan
saja yang dimuat pada media, seperti media sosial maupun media komunikasi
lainnya.

Dalam penggunaan dan pemanfaatan media komunikasi dalam pelestarian


lingkungan memerlukan aturan-aturan yang baik berupa etika, misalnya seperti
pada poster, penggunaan bahasa yang disajikan pada poster, hendaknya
menggunakan bahasa yang baik untuk diperlihatkan kepada masyarakat,
menggunakan bahasa yang mudah dimengerti, sehingga masyarakat mengetahui
tujuan yang ingin disampaikan, sehingga dapat mempengaruhi perilaku
masyarakat tersebut untuk dapat melestarikan lingkungan. Tidak hanya pada
poster saja yang memperhatikan aturan-aturan tersebut, tetapi juga berlaku kepada
individu sebagai pemberi kampanye atau pemberi informasi lingkungan atau biasa
yang disebut narasumber. Pada penyampaian informasi kepada masyarakat,
individu tersebut memang semestinya berperilaku dengan sopan, menggunakan
tata bahasa yang sesuai dengan kaidah yang semestinya, contohnya, lebih
memperhatikan kata-kata yang dikeluarkan sehingga apa yang disampaikan dapat
dengan mudah mempengaruhi perilaku masyarakat dalam melestarikan
lingkungan dan membuat lingkungan tersebut menjadi bersih dan nyaman. Orang
yang memberikan informasi tersebut, juga hendaknya memperhatikan etika-etika
dalam berbahasa yang pada dasarnya etika tersebut digunakan secara baik, dan
tidak menyinggung hati orang lain. Secara khusus, Sukatman (2012) menjelaskan
sejumlah aturan tutur dasar bahasa Indonesia yang perlu dipatuhi agar tuturan
komunikasi terasa sopan. Aturan dasar yang dimaksud antara lain: (1) sikap
terbuka dan bersahabat, (2) pertimbangan tabu bahasa, (3) penggunaan bahasa
ilmiah, (4) penghalusan bahasa, (5) penggunaan ungkapan normatif khusus, (6)
penggunaan pronomina secara tepat, (7) pemilihan kata yang bernilai rasa lebih
halus, dan (8) penggunaan bahasa tubuh secara tepat. Jika seseorang ingin
memberikan informasi kepada khalayak ramai dengan tujuan ingin menghipnotis,
atau ingin mempengaruhi perilaku masyarakat ramai khususnya dalam
lingkungan, hendak dalam bertutur bahasa, dapat memilah bahasa apa yang ingin
dikeluarkan atau yang ingin diucapkan, serta juga mempengaruhi bagaimana
gesture badan, cara berpakaian, sehingga pendengar atau audience baik dalam
menikmati informasi yang disampaikan.

Media komunikasi yang digunakan dalam kampanye atau gerakan lingkungan


tersebut tidak hanya melalui poster, tetapi biasanya organisasi atau kelompok
pemerhati lingkungan juga menggalakkan gerakan tersebut melalui media sosial,
dengan cara membagikan berupa tulisan-tulisan dengan desain menarik, berupa
kalimat-kalimat yang baik dan bagus, dengan mengikuti etika-etika dalam
penulisan. Begitu juga dalam penggunaan bahasa, harus selalu mengikuti kaidah
dan aturan yang berlaku.

Sebenarnya dalam pelaksanaan komunikasi lingkungan, tidak hanya berupa


kampanye dalam pelestarian akan kesadaran khalayak saja, tetapi melainkan
bagaimana dalam pelestarian lingkungan tersebut manusia memang dapat hidup
berdampingan dengan alam, tidak merusak alam, dan selalu menjaga kelestarian
alam secara langsung berupa perilaku yang secara langsung diperlihatkan. Dalam
hal tersebut juga dibutuhkan sebuah etika yang berbentuk pedoman, aturan, yang
diperlukan untuk mengatur perilaku manusia terhadap hubungannya dengan alam,
dengan adanya etika, manusia bisa mengimbangi hak dan kewajiban terhadap
lingkungan, dan juga dapat membatasi tingkah laku serta dalam upaya
pengendalian berbagai kegiatan agar tetap berada dalam batas lingkungan. Saat
pemanfaatan lingkungan oleh manusia tidak mengikuti sebuah etika, banyak
menyebabkan kelebihan eksploitasi atas sumber daya dan menyebabkan
permasalahan dalam lingkungan. Misalnya saja pada permasalahan penebangan
pohon sembarangan, mungkin awalnya terdapat aturan yang mengatur hanya
sedemikian rupa bisa di tebang, tetapi karena tidak menghiraukan adanya etika
yang mengatur, makanya perilaku manusia pelaksananya juga tidak baik dan
diluar batas. Dalam menghadapi persoalan yang disebabkan lingkungan perlu
sekali adanya etika. Etika membuat suatu perubahan yang berupa pengaruh atau
sikap dari seseorang yang kemudian tingkah lakunya akan berubah dalam
mengatasi permasalahan lingkungan yang terjadi.
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Komunikasi lingkungan merupakan sebuah proses yang mendukung pembuat
kebijakan yang efektif untuk mengimplementasikan sebuah gerakan untuk
berfungsi dalam keseharian lingkungan. Komunikasi lingkungan banyak dikenal
sebagai pemberian informasi kepada khalayak ramai, atau masyarakat mengenai
pentingnya menjaga lingkungan sehingga lingkungan dapat menjadi bersih, sehat,
dan nyaman. Tetapi sebenarnya komunikasi lingkungan tidak semata hanya
pemberian informasi yang berupa kampanye atau gerakan lingkungan saja,
melainkan pengembangan kualitas kelompok dalam memecahkan masalah terkait
dengan lingkungan. Komunikasi lingkungan juga bertujuan untuk melihat respon
yang diberikan oleh setiap simbol dari lingkungan dan menjaga selalu
kesejahteraan masyarakat.

Untuk memajukan dan pencapaian tujuan dari komunikasi lingkungan, perlu


adanya tindakan, tutur bahasa yang baik, aturan yang baik untuk mengatur
bagaimana komunikasi lingkungan ini berjalan sebagaimana mestinya. Selama
etika selalu diterapkan oleh seorang individu dalam perkembangan komunikasi
lingkungan selama itu pula perilaku masyarakat dapat dipengaruhi oleh akibat
adanya kampanye, gerakan, dan penyuluhan yang diberikan, diharapkannya
masyarakat dapat dengan mudah paham, sehingga komunikasi lingkungan yang
dijalankan dengan mengikuti etika yang berlaku merupakan suatu pilihan yang
sangat tepat, dan berujung dengan adanya perubahan dengan perilaku yang
menjadi suatu usaha untuk menjaga kelestarian lingkungan yang ada. Contoh dari
adanya kampanye atau gerakan ini yaitu dalam pembuatan media komunikasi,
dalam pembuatannya serta penyajiannya menggunakan dan mementingkan adanya
etika. Mulai dari tata bahasa, tulisannya, serta cara penyampaiannya. Sehingga
nantinya diharapkan individu tersebut dapat mudah mengerti dan menyukseskan
kampanye lingkungan tersebut, yang mana masyarakat lebih paham untuk
melindungi dan melestarikan lingkungan yang ada disekitarnya.
3.2. Saran
Dalam menjalankan etika komunikasi lingkungan, diperlukannya
pengetahuan-pengetahuan yang penting, khususnya pengetahuan mengenai etika
yang baik dan yang sesuai dengan kaidahnya, dan juga pengetahuan yang lebih
mengenai lingkungan, khususnya hubungan yang diciptakan oleh manusia dengan
lingkungan. Diharapkan untuk penelitian selanjutnya dapat mengembangkan
dengan lebih rinci analisis yang telah dipaparkan oleh penulis. Untuk penelitian
selanjutnya juga mungkin perlu mencari contoh konkrit mengenai komunikasi
lingkungan yang telah dianalisis. Dan diharapkannya etika dalam komunikasi
lingkungan ini akan terus berjalan bersama, agar hasilnya masyarakat dan para
pembuat keputusan memang menyadari akan pentingnya menjaga, dan mengawasi
terkait lingkungan, sehingga tidak adanya tangan-tangan jahil yang merusak
lingkungan dan membuat lingkungan tersebut menjadi rusak, dan tidak lestari
lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Bajari A. et.al. 2019. Komunikasi Lingkungan dan Komunikasi Bencana di


Indonesia. Buku Online. Penerbit: Litera Yogyakarta. Url :
http://eprints.ums.ac.id/85738/

Cox, Robert, 2010, Environment Communication and Public Sphere, Second


Edition, Sage Publications, USA. Url: https://books.google.co.id/books?
id=AUw-A_ksxIwC&printsec=frontcover&hl=id#v=onepage&q&f=false

Hudha AM , Husamah, Rahardjanto A. 2019. Etika Lingkungan (Teori dan


Praktik Pembelajarannya). Penerbit UMM Press. Url:
https://eprints.umm.ac.id/46884/7/Hudha%20Husamah%20Rahardjanto
%20-%20Etika%20Lingkungan.pdf

Marfai, M. A. 2013. Pengantar etika lingkungan dan kearifan lokal. Yogyakarta:


GMU Press. Url : https://books.google.com/books

Mutiah T, Albar I, Rafiq A. 2019. Etika Komunikasi dalam Menggunakan Media


Sosial. Jurnal Global Komunika. Vol 1 No 1. Url :
https://repository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/290546/2-jurnal-etika-
komunikasi.pdf

Prasanti D dan Indriani SS, 2017. Etika Komunikasi dalam Media Sosial bagi Ibu-
ibu PKK di Desa Mekarmukti Kab. Bandung. Jurnal Komunikasi Profetik.
Vol 10 No 1. Url : http://ejournal.uin-suka.ac.id/isoshum/profetik/index

Stewart, R. B. 2013. Komunikasi dan perilaku manusia. Jakarta: Rajawali Pers.

Sukatman. 2012. Budaya Tutur Bahasa Indonesia dan Kontribusinya bagi


Pendidikan Etika di Sekolah Dasar. Jurnal Ilmu Pendidikan Dasar. Vol 1 No
2. Hal 154-165. http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/368?
show=full

Susanti S dan Rachmawati T S. 2018. Menumbuhkan Kesadaran Hidup Ekologis


melalui Komunikasi Lingkungan di Eco Leraning Camp. Jurnal Mediator
Komunikasi. Vol 11 No 2. Hal 188-202. Url:
https://ejournal.unisba.ac.id/index.php/mediator/article/view/3961/pdf
Yenrizal Y. 2017. Lestarikan Bumi dengan Komunikasi Lingkugan. Buku Online.
Penerbit Deeppublish. Url: http://repository.radenfatah.ac.id/3937/1/E
%20BOOK%20Lestarikan%20Bumi%20dengan%20Komunikasi
%20Lingkungan_v.4.0_Unesco_ebook.pdf
BORANG INVENTORI
(PROPOSITIONAL ANALYSIS)
2022
Jurnal 1

Nama Peneliti Ditha Prasanti dan Sri Seti Indriani Tahun 2017
(Tahun)
Judul Kajian Etika Komunikasi dalam Media Sosial bagi Ibu-
Ibu PKK di Desa Mekarmukti Kab. Bandung
Barat
Tujuan/Objektif Kajian 1. Mengetahui etika komunikasi dala bermedia
sosial bagi ibu-ibu PKK di Desa
2. Mengetahui jenis media sosial yang digunakan
oleh ibu-ibu PKK tersebut
Persoalan Kajian/ Proses komunikasi menggunakan peran media sosial
Hipotesis dengan menggunakan etika komunikasi yang perlu
diperhatikan oleh ibu-ibu PKK tersebut.
Teori/Model yang Menggunakan paradigma konstruktivis
digunakan

Metode Kajian Menggunakan metode penelitian kualitatif dengan


metode deskriptif

Sampel/Subjek Kajian + Yang menjadi sampel dari penelitian ini yaitu


Lokasi Kajian (+N) koordinator dan sebanyak 3 anggota PKK, lokasi
penelitian ini berada di PKK desa Mekarmukti
Kabupaten Bandung Barat.
Instrumen Kajian Yang diperlukan dalam penelitian ini yaitu,
pertanyaan untuk informan, serta media untuk
melakukan dokumentasi beruapa handphone atau
kamera.

Teknik Analisis Data Teknik analisis data penelitian ini yaitu deskriptif
yang diambil dari observasi, wawancara mendalam,
dan studi dokumentasi.

Hasil Kajian Hasil penelitian yaitu ditemukan bahwa ibu-ibu PKK


tersebut sadar akan pentingnya memiliki pengetahuan
dalam etika berkomunikasi dalam bermedia sosial,
mereka merasa mereka memiliki tantangan yang besar
karena bertanggung jawab atas kebebasan berekspresi
dan diiringi tanggung jawab moral, sehingga mereka
dapat mentransferkan ilmu yang mereka dapatkan
kepada anak-anak mereka.

Kesimpulan Adapun media sosial yang banyak digunakan oleh ibu-


ibu PKK tersebut yaitu facebook, bbm group, dan
whatsapp group. Dalam pelaksanaannya ibu-ibu PKK
tersebut paham akan maksud etika dalam komunikasi,
tetapi mungkin saat pelaksanaannya lupa dan dalam
berucap lebih mengandalkan emosi, sehingga apa
yang dikatakan mungkin tidak memiliki etika yang
baik.
Lain-lain Catatan Perlunya pengetahuan yang lebih aplikatif tentang
etika komunikasi dalam media sosial yang terus
berkelanjutan, untuk mengoptimalkan etika
berkomunikasi setiap lembaga juga dapat memberikan
pengajaran bagaimana berkomunikasi dalam bermedia
sosial.

Jurnal 2

Nama Peneliti Santi Susanti dan Tine Silvana Rachmawati tahun


2018.
(Tahun)

Judul Kajian Menumbuhkan Kesadaran Hidup Ekologis


melalui Komunikasi Lingkungan di Eco Learning
Camp.
Tujuan/Objektif Kajian Menggambarkan bagaimana Eco Camp menanamkan
rasa kepedulian terhadap lingkungan hidup melalui
komunikasi lingkungan dalam bentuk pendidikan
ekologi yang dirancang kepada peserta pendidikan
dan pengelola Eco Camp.
Persoalan Kajian/ Eco Camp dapat membuat peserta pendidikan Eco
Hipotesis Camp yang terdiri dari anak-anak dan orang dewasa
sadar untuk menjaga lingkungan dan menjalani hidup
dengan pola ekologis.
Teori/Model yang Pendekatan yang ada dalam penelitian ini yaitu
digunakan pendekatan fenomenologi

Metode Kajian Menggunakan metode penelitian kualitatif dengan


metode deskriptif

Sampel/Subjek Kajian + Yang menjadi sampel dari penelitian ini yaitu


Lokasi Kajian (+N) pengelola Eco Camp, subjek nya yaitu Eco Camp
sebagai penyelenggara pendidikan lingkungan hidup.
Instrumen Kajian Yang diperlukan dalam penelitian ini yaitu,
pertanyaan untuk informan, serta media untuk
melakukan dokumentasi berupa handphone atau
kamera.

Teknik Analisis Data Teknik analisis data penelitian ini yaitu deskriptif
yang diambil dari observasi, wawancara mendalam,
dan studi dokumentasi, serta kajian pustaka.

Hasil Kajian Hasil penelitian yaitu Eco Camp memiliki tujuh


kesadaran baru hidup ekologis yang diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari di lingkungan Eco Camp,
dimulai dari lingkungan internal pengelolanya sejak
bangun tidur hingga menjelang tidur. Eco camp
mempunyai misi membangun generasi muda yang
memiliki kesadaran akan lingkungan hidup yang
lebih baik dan meningkatkan kualitas hidup melalui
edukasi, konservasi, penelitian, dan pemberdayaan
masyarakat.

Kesimpulan Eco Learning Camp didirikan untuk membangun


kesadaran dan kepedulian pada lingkungan hidup
yang diharapkan muaranya pada munculnya
keinginan untuk melakukan tindakan nyata dalam
menjaga lingkungan hidup. Komunikasi lingkungan
yang disampaikan secara menyenangkan dalam
pendidikan nilai berbasis lingkungan hidup di Eco
Camp, sehingga diharapkan dapat berkontribusi pada
munculnya kesadaran untuk menjaga hubungan yang
baik dengan lingkungan alam sekitar.
Lain-lain Catatan Eco Camp berusaha untuk lebih menyampaikan
informasi maupun mempersuasi peserta pelatihan dan
pengelola Eco Camp untuk melakukan aktivitas
sesuai dengan yang tertera. Adapun media yang
selalu dilakukan oleh Eco Camp untuk mempersuasi
yaitu stiker, poster, gambar dan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai