Anda di halaman 1dari 29

SOSIOLOGI

KOMUNIKATOR

Mata Kuliah Sosiologi Komunikasi


Dr. Hj. Kiki Zakiah, Dra., M.Si.
KOMUNIKATOR
komunikator adalah pihak yang mengirim pesan kepada khalaya
k. Dalam khazanah ilmu komunikasi, komunikator (communicat
or) bisa juga bertukar peran sebagai komunikan atau penerima
pesan sehingga komunikator yang baik juga harus berusaha me
njadi komunikan yang baik.
Seorang sumber bisa menjadi komunikator/pembicara. Sebalik
nya komunikator/pembicara tidak selalu sebagai sumber. Bisa j
adi ia menjadi pelaksana (eksekutor) dari seorang sumber unt
uk menyampaikan pesan kepada khalayak. Pengirim adalah or
ang yg menyuruh untuk menyampaikan.
KOMUNIKATOR
• Ada beberapa kriteria yang harus dimiliki oleh ko
munikator supaya proses komunikasinya bisa ber
jalan dengan baik. Adapun kriteria komunikator y
ang baik itu memiliki :

• Kepercayaan /kredibilitas : seperangkat persepsi t


entang kelebihan-kelebihan yang dimiliki sumber
sehingga diterima atau diikuti oleh khalayah.

• Daya Tarik : Daya Tarik ini meliputi : kesamaan (si


mililarity), dikenal baik (familiarity), disukai (likin
g), dan fisik (physic)

• Kekuatan : Kepercayaan diri komunikator


Dua tipe utama komunikator
Komunikator dengan citra diri sendiri (the communicator’s self imag
e)
Komunikator dengan tipe ini lebih mengutamakan kepentingan
dirinya sendiri. Proses pengiriman pesan didasarkan atas keingin
an sang komunikator. Mereka mengukur kesuksesan komunikas
i dari segi kesuksesan mencapai target sasaran secara kuantitatif
.
Contoh: dalam sebuah seminar kelompok panitia merasa berhas
il dan bangga ketika seminar itu dihadiri oleh banyak audience,
tapi mereka tidak memperdulikan apakah audience memahami
apa yang disampaikan komunikator atau apakah ada feedback
atau respon dari audience.
• b. Komunikator Dengan Citra Khalayak (The communicators image of theaudienc
e)
• Komunikator dengan citra atau kepentingan khalayak adalah komunikator ya
ng mencoba memahami kebutuhan audiens. Mereka sedapat mungkin memperol
eh empati dengan hal-hal yang diinginkan oleh khalayak.
• Komunikator tipe ini terbagi atas:

1.Paternalisme (paternalism). Hubungan antara komuikator dengan audiens seperti


hubungan ayah dan anak. Komunikator menganggap fungsi mereka adalah untuk
mendidik dan menginformasikan audiens, semenatara kebutuhan subjektif, kepenti
ngan dan kesukaan diri mereka tidak terlalu menjadi perhatian.
• Contoh: Iklan layanan masyarakat, misalkan wajib belajar 9 tahun, program KB dll

2. Spesialisasi (specialization) ini merupakan proses yang


• menjadikan komunikator sebagai bagian dari khalayak yang kepentingan dan

kebutuhannya diketahui.
• 3.Profesionalisasi (profesionalization). Efek ini menyebabkan komuni
kator berpikir bahwa mereka kompeten untuk memutuskan isi medi
a dan mengetahui lebih baik apa yang seharusnya dilakukan untuk k
halayak.
• Contoh:Editor, Redaktur pelaksana sebuah majalah/Koran, Dosen dll
• 4.Ritualisme (ritualism). Komunikator tidak melakukan apa pun yang
melebihi usaha mereka menciptakan keadaan menyenangkan audie
ns. Mereka menjadikan kumunikasi sebagai alat untuk membangun
atau memperkuat kebersamaan diantara target khalayak.
• Contoh:Informasi Pelaksanaan kerja bakti diLingkungan, ceramah da
lam mimbar-mimbar keagamaan
• Komunikator

1. Hubungan antara pengirim dan penerima bersifat satu arah dan jarang se
kali bersifat interaktif.
2. Hubungan tersebut juga bersifat impersonal , bahkan mungkin sekali ber
sifat non moral dan kalkulatif, dalam pengertian bahwa sang pengirim bi
asanya tidak bertanggung jawab atas konsekuensi yang terjadi pada para
individu dan pesan yang dijualbelikan dengan uang atau ditukar dengan
perhatian tertentu.
• Mass culture
• Limits to mass experience

Dr. Kiki Zakiah 8


Siapa Komunikator Dalam Komunikasi
Massa?
Salah satu pendekatan studi sosiologis tentang komunikasi m
assa adalah memecahkan konsep umum tentang komunikato
r ke dalam berbagai unsur pekerjaan yang sudah terspesialisa
si.
Fokusnya bukan kepada kepribadian individu ini tetapi latar be
lakang social mereka, proses pengangkatan dan pendidikan m
ereka dalam berbagai peran yang mereka lakukan. Apakah lat
ar belakang kelas social, identitas rasial, prestasi pendidikan d
an karakteristik social mereka lainnya? Informasi mengenai pol
a social dari kategori pekerjaan adalah tepat sekali untuk mem
pelajari stratifikasi dan mobilitas social (Wright, 1985: 72 – 73).
Dengan paparan diatas, Wright bermaksud untuk men
unjukkan karakteristik, format, penyajian, kualitas dan
efek suatu pesan dalam perspektif komunikasi massa,
akan banyak bergantung pada siapa sosok individu at
au institusi komunikatornya.
3 macam pendekatan sosiologis tentang komunikator komunikasi massa :

- Penelitian sosiologis mengenai latar belakang dan pola karier komunikator


massa, factor – factor yang diperkirakan mempengaruhi pelaksanaan peran
mereka dan isi komunikasi yang mereka hasilkan.

- Penelitian tentang peranan kedudukan yang spesifik dalam organisasi komu


nikasi yang mempengaruhi kreativitas komunikator.

- Penelitian yang menekankan tuntutan kerja sehari – hari yang secara langsu
ng mempengaruhi bentuk, kuantitas dan kualitas isi komunikasi massa.

(Wright, 1985: 85 – 86).


Eksperimen Eksperimen Hovland dan Weiss itu
menunjukkan, komunikator bukanlah sosok
Carl Hovland kepala batu yang tidak mungkin menerima
dan Walters pendapat dan pengaruh dari luar. Sebaliknya
pula komunikator bukanlah gelas kosong yang
Weiss (1951) bisa dan dengan mudah diisi oleh apa saja
serta siapa saja.

Pendapat komunikator terhadap suatu


persoalan bersifat fleksibel dan situasional. Artinya,
faktor internal seperti aspek psikologis dan faktor
eksternal seperti aspek sosiologis, turut
memengaruhi dan menentukan tingkat kecepatan
serta ketepatan tanggapan yang diberikan oleh
seorang komunikator terhadap lingkungannya.
Komunikator komunikasi massa versi
Aristoteles (384-322 SM)

Aristoteles menyebutkan terdapat tiga syarat


penting yang harus dipenuhi oleh komunikator
dalam mempengaruhi khalayak, yaitu :
ethos, pathos, logos.
1 . ETHOS
Komunikator individual dalam aktivitas sosial atau komunikator institusional dal
am
aktivitas komunikasi massa, selayaknya menguasai dengan baik tiga aspek:

Pengetahuan luas
Komunikator membangun jaringan sosial, mengasah kepekaan intelektual,
01 dan mengembangkan ikatan serta norma-norma sosial pada unit satuan
masyarakat terbawah sampai dengan masyarakat menengah dan atas.

Kepribadian terpercaya
02 Komunikator harus terikat secara kuat dalam norma-norma sosial yang
sudah disepakati. Norma-norma sosial yang itu ialah cara (usage),
kebiasaan (folkways), tata kelakuan (mores), dan adat istiadat (custom).

Status terhormat
03 Seseorang menyandang predikat terhormat secara sosial. Pada status
terhormat senantiasa melekat etika individual dan etika sosial. Etika
individual berlaku internal sedangkan etika sosial berlaku eksternal.
2 . PATHOS 3 . LOGOS
Pada dimensi ini, komunikator media massa Pada dimensi ini, komunikator media
melalui pesan-pesan yang diproduksi dan massa disyaratkan menguasai materi
disebarluaskannya, ditantang untuk mampu pesan dengan baik. Materi pesan
menyentuh hati khalayak harus berkualitas tinggi, memiliki nilai
(audience heart touch). jual prima, syarat data, dengan
diperkuat latar belakang serta
Para ahli komunikasi mengajarkan, argumen – argumen yang meyakinkan.
pesan-pesan komunikasi massa
harus informatif dan komunikatif. Dilihat dari perspektif logos, media
massa papan atas (mainstream)
Para ahli sosiologi komunikasi massa dianggap bersikap asosial.
mengajarkan,pesan-pesan komunikasi
massa harus menyentuh hati dan Secara sosiologis, media massa
membangkitkan empati. kurang dapat menggali realitas dan
Tugas media tidak hanya menulis, problematika sosial dari bawah, atau
memotret, dan melaporkan. Media dari lokasi peristiwa sulit dijangkau
juga harus menjadi penggerak aksi sarana transfortasi modern
solidaritas sosial.
Justru daya tarik itu
Teori dasar ilmu komunikasi
selayaknya dibangun
menyebutkan terdapat dua DAYA diatas landasan
syarat penting yang harus
kaidah dan Norma –
dikuasai oleh komunikator
media massa salah satunya TARIK Norma kelompok agar
kelak tak melahirkan
yaitu daya tarik komunikator
friksi dan konflik.
(source of attractiveness)
KOMUN
IKATOR

Aspek ini lebih banyak bersifat fisik kasat mata. Betapapun teori
komunikasi mengajarkan seorang komunikator harus memiliki
daya tarik secara fisik, dia tidak serta merta dapat melepaskan diri dari
kaidah, norma-norma, atau ikatan kelompok.
Daya Tarik Komunikator dan Kepercaya
an Kepada Komunikator
Teori dasar ilmu komunikasi menyebutkan, terdapat dua syarat pent
ing yang harus dikuasai dengan baik oleh para komunikator media
massa: aspek daya Tarik komunikator dan aspek kepercayaan kepad
a komunikator.
Aspek yang disebut pertama, lebih banyak bersifat fisik kasat mata.
Aspek yang disebut kedua, lebih banyak menunjuk kepada nonfisik
dan tidak kasat mata, karena berkaitan dengan sosok kepribadian se
seorang atau suatu Lembaga.
Daya Tarik Komunikator
Teori komunikasi mengajarkan seorang komunikator harus me
miliki daya Tarik secara fisik, dia tidak serta merta dapat melep
askan diri dari kaidah, norma – norma atau ikatan kelompok.

Daya Tarik itu selayaknya dibangun di atas landasan kaidah da


n norma – norma kelompok agar kelak tak melahirkan friksi da
n konflik.
Kepercayaan Kepada Komunikator
Kepercayaan kepada komunikator ditentukan oleh keahliannya da
n dapat tidaknya ia dipercaya. Kepercayaan kepada komunikator
mencerminkan bahwa pesan yang diterima komunikan dianggap
benar dan sesuai dengan kenyataan empiris. Juga pada umumnya
diakui bahwa pesan yang dikomunikasikan mempunyai daya peng
aruh lebih besar apabila komunikator dianggap sebagai seorang a
hli (Effendy, 1993: 43 – 44).
Secara sosiologis, seorang ahli tidak otomatis merupaka
n sosok yang dipercaya, disegani, dihormati, bahkan dim
uliakan. Derajat kepercayaan kepada komunikator datin
g dari khalayak komunikan. Sifatnya bukan sebab melain
kan akibat.jadi bukan sesuatu yang otomatis keluar dari
dalam diri komunikator.
MODEL POKOK KOMUNIKATOR

Ahli di Bidangnya

Dapat Dipercaya
Opinion Leader (pemuka p
endapat/tokoh masyarakat
• Istilah Opinion leader (pemuka pendapat) dala
m aktivitas komunikasi diibaratkan adalah seba
gai komunikator. Konsep opinion leader, secar
a harafiah, ditujukan kepada para pemuka pen
dapat atau mereka yang, secara formal memili
ki pengaruh dalam masyarakat. Dalam perspe
ktif sosiologi komunikasi, opinion leader digam
barkan sebagai tokoh yang memiliki pengaruh,
dan secara sosial ekonomi berbeda dengan m
asyarakat lain. Selain itu, mereka pun mempun
yai ketertarikan tinggi terhadap isu-isu yang be
rkembang; lebih informatif dalam menyampaik
an isu-isu ketimbang masyarakat biasa.
Karakteristik Opinion Leader :

• 1. Lebih tinggi pendidikan formalnya dibanding dengan


• anggota masyarakat lainnya.
• 2. Lebih tinggi status sosial ekonominya. (SSE)
• 3. Lebih inovatif dalam menerima dan mengambil ide
baru
• 4. Lebih tinggi pengenalan medianya (media exposure)
• 5. Kemampuan empatinya lebih besar
• 6. Partisipasinya lebih besar.
• 7. Lebih Kosmopolit (mempunyai pengetahuan dan
• wawasan yang luas).
1. Metode Sosiometrik
• Dalam metode ini, masyarakat ditanya kepada siapa mereka me
minta nasihat atau mencari informasi mengenai masalah kemasy
arakatan yang dihadapinya. Orang yang paling banyak mengetah
ui dan dimintai nasihat tentang masalah tersebut dialah yang dise
but sebagai opinion leader.

Menurut Everett M. 2. Informast Ratting


Rogers (1973) ada • Metode ini mengajukan pertanyaan tertentu kepada masyarakat y
ang dianggap sebagai key informants sehingga dianggap masyar
tiga cara mengukur akat sebagai pemimpin mereka. Yang ditanyak tentang kepribadia
n, pendidikan, serta tindakan yang dilakukannya terhadap masyar
dan mengetahui ad akat.

anya opinion leade 3. Self Designing Method.

r yaitu • Metode ini mengajukan pertanyaan kepada responden dan memi


nta tendensi orang lain untuk menunjuk siapa yang mempunyai p
engaruh. Misalnya. Apakah seseorang yang memerlukan suatu in
formasi perlu meminta keterangan kepada ibu /bapak. Jika jawab
annya tidak maka hal tersebut belum menunjukkan siapa yang se
ring dimintai keterangan. Hal ini sangat bergantung kepada ketep
atan (akurasi) responden untuk mengindentifikasi dirinya sebagai
pemimpin.
Opinion leader bukanla
h manusia yang serba ta
u akan segala hal, tetapi
kelebihannya adalah ba
hwa mereka diangap or Opinion leader menjadi salah satu unsur yang
ang yang lebih peka da
n in group serta tahu ad sangat mempengaruhi arus komunikasi.
at kebiasaan masyaraka Khususnya dipedesaan berbagai perubahan dan
t. Mereka memiliki jiwa kemajuan masyarakat sangat ditentukan oleh
sosial yang tinggi serta s opinion leader. Misalnya pemimpin opini bisa
elalu siap memantau pe berperan memotivasi masyarakat agar ikut serta
rubahan sosial di lingku
ngannya. secara aktif dalam pembangunan
• Pemimpin opini adalah mereka yang punya otor
itas tinggi dalam menentukan sikap dan perilak
u pengikutnya. Bukan dari kedudukan, jabatan
politik tetapi karena kewibawaan, ketundukan, k
harisma, mitos yang melekat padanya atau kar
ena pengetahuan serta pengalaman yang dimili
kinya

• Maksudnya pemuka pendapat disini adalah ses


eorang yang relatif dapat mempengaruhi sikap
dan tigkah laku orang lain untuk bertindak dala
m suatu tata cara tertentu. 
• Model Aliran Dua Tahap
• Dalam model ini pesan-pes
an dari media massa atau
dari sumber lain tidak lang
sung mengenai khalayak, t
etapi pesan tersebut disam
paikan ke opinion leader da
n selanjutnya disampaikan
ke masyarakat
• Ada dua tahap penyampaia
n pesan dalam aliran ini. P
ertama pesan media pada
opinion leader dan kedua p
esan opinion leader pada a
udience.
Model komunikasi aliran dua
tahap dalam opinion leader
Any Question??

Anda mungkin juga menyukai