Anda di halaman 1dari 24

PENDIDIKAN AGAMA

ISLAM
Modul ke:

13 Fakultas
HAM DAN TOLERANSI DALAM
ISLAM
Program Studi

Tim MKCU Pendidikan Agama Islam


Letakkan foto Terbaik anda disini

Pembuka Daftar Pustaka Akhiri Presentasi


PETA KONSEP

HAM DALAM ISLAM

Perlindungan HAM dalam


Konsep HAM
Pengertian HAM Islam Terhadap Piagam
dalam Islam
HAM Madinah

<
← MENU AKHIRI >

PENGERTIAN HAM
Hak asasi manusia adalah hak manusia yang
paling mendasar dan melekat padanya di
manapun ia berada. Tanpa adanya hak ini
berarti berkuranglah harkatnya sebagai
manusia yang wajar. Hak asasi manusia adalah
suatu tuntutan yang secara moral dapat
dipertanggungjawabkan, suatu hal yang
sewajarnya mendapat perlindungan hukum.

<
← MENU AKHIRI >

Konsep HAM dalam Islam
Hak asasi manusia dalam Islam tertuang secara
transenden untuk kepentingan manusia, lewat syari'ah
Islam yang diturunkan melalui wahyu. Menurut syari'ah,
manusia adalah makhluk bebas yang mempunyai tugas
dan tanggung jawab, dan karenanya ia juga mempunyai
hak dan kebebasan. Dasarnya adalah keadilan yang
ditegakkan atas dasar persamaan atau egaliter, tanpa
pandang bulu. Artinya, tugas yang diemban tidak akan
terwujud tanpa adanya kebebasan, sementara kebebasan
secara eksistensial tidak terwujud tanpa adanya tanggung
jawab itu sendiri.

<
← MENU AKHIRI >

Sistem HAM Islam mengandung prinsip-
prinsip dasar tentang persamaan, kebebasan
dan penghormatan terhadap sesama manusia.
Persamaan, artinya Islam memandang semua
manusia sama dan mempunyai kedudukan yang
sama, satu-satunya keunggulan yang dinikmati
seorang manusia atas manusia lainya hanya
ditentukan oleh tingkat ketakwaannya.

<
← MENU AKHIRI >

Dalil Al-Qur’an Tentang HAM
‫ٰيٓا َ ُّيهَا النَّاسُ اِنَّا َخلَ ْق ٰن ُك ْم ِّم ْن َذ َك ٍر َّواُ ْن ٰثى َو َج َع ْل ٰن ُك ْم ُشع ُْوبًا‬
‫هّٰللا‬ َّ ُ ْ َ ‫هّٰللا‬
‫َّوقَبَ ۤا ِٕى َل لِتَ َعا َرفُ ْوا ۚ اِ َّن اَ ْك َر َم ُك ْم ِع ْن َد ِ اتقىك ْم ۗاِن َ َعلِ ْي ٌم‬
ٰ
١٣ ‫َخبِ ْي ٌر‬
13. “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan
kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan
dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-
suku supaya kamu saling kenal-mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu
disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara
kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi
Maha Mengenal.” < > ← MENU AKHIRI →
Lanjutan…
Pada dasarnya HAM dalam Islam terpusat pada lima
hal pokok yang terangkum dalam al-dloruriyat al-
khomsah atau yang disebut juga al-huquq al-insaniyah fi
al-islam (hak-hak asasi manusia dalam Islam). Konsep ini
mengandung lima hal pokok yang harus dijaga oleh
setiap individu, yaitu hifdzu al-din (penghormatan atas
kebebasan beragama), hifdzu al-mal (penghormatan
atas harta benda), hifdzu al-nafs wa al-'ird
(penghormatan atas jiwa, hak hidup dan kehormatan
individu) hifdzu al-'agl (penghormatan atas kebebasan
berpikir) dan hifdzu al-nasl (keharusan untuk menjaga
keturunan).
<
← MENU AKHIRI >

Lanjutan….
Kelima hal pokok inilah yang harus dijaga oleh
setiap umat Islam supaya menghasilkan tatanan
kehidupan yang lebih manusiawi, berdasarkan
atas penghormatan individu atas individu,
individu dengan masyarakat, masyarakat
dengan masyarakat, masyarakat dengan negara
dan komunitas agama dengan komunitas agama
lainnya.

<
← MENU AKHIRI >

Perlindungan Islam Terhadap HAM
Hak
Hak atas
Hak Hidup Kebebasan
Keadilan
Beragama

Hak Hak
Hak
Mendapat Kebebasan
Persamaan
Pendidikan Berpendapat

Hak
Hak
Mendapat
Kepemilikan
Pekerjaan

<
← MENU AKHIRI >

Perlindungan Islam Terhadap
HAM
1. Hak Hidup (QS. An-Nisa :93)
2. Hak Kebebasan Beragama (QS. Al-Baqarah: 256)
3. Hak atas Keadilan (QS. An-Nahl:90)
4. Hak Persamaan (QS. Al-Hujurat:13)
5. Hak Mendapatkan Pendidikan (QS.Al Mujadilah:11)
6. Hak Kebebasan Berpendapat (QS. Asy-Syura:38)
7. Hak Kepemilikan (QS. Al-Baqarah:188)
8. Hak Mendapat Pekerjaan

<
← MENU AKHIRI >

HAM dalam Piagam
Madinah
Pengaturan lain mengenai HAM dapat juga dilihat
dalam Piagam Madinah dan Khutbah Wada'. Kedua
naskah yang berkenaan dengan Nabi ini kemudian
menjadi masterpeacenya HAM dalam perspektif Islam.
Piagam Madinah adalah suatu kesepakatan antara
berbagai golongan di Madinah dalam menegakkan ikatan
kebersamaan dan kemanusiaan. Adapun golongan
masyarakat di Madinah pada masa itu terdiri dari tiga
kelompok, yaitu golongan Islam yang terdiri dari golongan
Anshar dan Muhajirin, golongan Yahudi dan para
penyembah berhala.
<
← MENU AKHIRI >

Lanjutan…
Di tengah-tengah pluralitas masyarakat seperti
ituNabi saw berusaha membangun tatanan
kehidupan bersama yang dapat menjamin hidup
berdampingan secara damai dan sejahtera.
Prakteknya, Nabi saw mempererat persaudara
Muhajirin dan Anshar berdasarkan ikatan akidah.
Sedangkan terhadap mereka yang berlainan agama,
beliau mempersatukannya atas ikatan sosial politik
dan kemanusiaan. Bukti konkretnya adalah adanya
kesepakatan yang tertuang dalam piagam Madinah
tersebut.
<
← MENU AKHIRI >

Lanjutan…
Adapun inti dari Piagam Madinah ini meliputi
prinsip-prinsip persamaan, persaudaraan, persatuan,
kebebasan, toleransi beragama, perdamaian, tolong
menolong dan membela yang teraniaya serta
mempertahankan Madinah dari serangan musuh.
Berikut adalah substansi ringkasan dari Piagam
Madinah:
1. Monotheisme, yaitu mengakui adanya satu
tuhan. Prinsip ini terkandung dalam Mukadimah,
pasal 22, 23, 42 dan bagian akhir pasal 42.

<
← MENU AKHIRI >

Lanjutan….
2. Persatuan dan kesatuan (pasal 1, 15, 17, 25 dan 37).
Dalam pasal-pasal ini ditegaskan bahwa seluruh penduduk
Madinah adalah satu umat. Hanya ada satu perlindungan,
bila orang Yahudi telah mengikuti piagam ini, berarti
berhak atas perlindungan keamanan dan kehormatan.
Selain itu, kaum Yahudi dan orang-orang muslim secara
bersama-sama memikul biaya perang.
3. Persamaan dan keadilan (pasal 1, 12, 15, 16, 19, 22,
23, 24, 37 dan 40). Pasal-pasal ini mengandung prinsip
bahwa seluruh warga Madinah berstatus sama di muka
hukum dan harus menegakkan hukum beserta keadilan
tanpa pandang bulu.
<
← MENU AKHIRI >

Lanjutan…
4. Kebebasan beragama (pasal 25). Kaum Yahudi
bebas menjalankan ajaran agama mereka
sebagaimana juga umat Islam bebas menunaikan
syari'ah Islam.
5. Bela negara (pasal 24, 37, 38 dan 44). Setiap
penduduk Madinah, yang megakui Piagam
Madinah, mempunyai kewajiban yang sama
untuk menjunjung tinggi dan membela Madinah
dari serangan musuh, baik serangan dari luar
maupun serangan dari dalam.
<
← MENU AKHIRI >

Lanjutan….
6. Pengakuan dan pelestarian adat kebiasaan (pasal 2-10).
Dalam pasal-pasal ini disebutkan secara berulang-ulang
bahwa seluruh adat kebiasaan yang baik di kalangan Yahudi
harus diakui dan dilestarikan.
7. Supremasi syari'at Islam (pasal 23 dan 24). Inti pokok
dari supremasi ini adalah setiap perselisihan harus
diselesaikan menurut ketentuan Allah SWT dan sesuai
dengan keputusan Muhammad saw.
8. Politik damai dan perlindungan internal serta
permasalahan perdamaian eksternal juga mendapat
perhatian serius dalam piagam ini (pasal 15, 17, 36, 37, 39,
40, 41 dan 47). <
← >
MENU AKHIRI →
PETA KONSEP

TOLERANSI DALAM
ISLAM

Pengertian
Landasan Toleransi
Toleransi

<
← MENU AKHIRI >

Pengertian Toleransi
Toleransi berasal dari bahasa Latin, yaitu
“tolerantia” dan berarti kelonggaran,
kelembutan hati, keringanan dan kesabaran.
Dengan kata lain, toleransi merupakan satu
sikap untuk memberikan sepenuhnya kepada
orang lain agar bebas menyampaikan pendapat
kendatipun pendapatnya belum tentu benar
atau berbeda.

<
← MENU AKHIRI >

Lanjutan…
Dalam Islam dikenal dengan istilah tasamuh
yang berarti juga toleran. Islam sangat
menghargai perbedaan. Banyak ayat Al-Qur`an
yang memberi ruang kepada nilai-nilai toleran.
Toleransi sudah seharusnya dikaji secara
mendalam dan diaplikasikan dalam kehidupan
beragama karena toleransi merupakan jalan
bagi tercapainya kerukunan antar umat
beragama.

<
← MENU AKHIRI >

Lanjutan…
Toleransi dalam beragama bukan berarti
bebas mengikuti ibadah dan ritualitas semua
agama. Akan tetapi, toleransi beragama harus
dipahami sebagai bentuk pengakuan akan
adanya agama-agama lain selain agama sendiri
dengan segala bentuk sistem, dan tata cara
peribadatannyadan memberikan kebebasan
untuk menjalankan keyakinan agama masing-
masing. Konsep toleransi dalam Islam sangat
rasional dan praktis serta tidak berbelit-belit.
<
← MENU AKHIRI >

Lanjutan…
Namun dalam hubungannya dengan
keyakinan (akidah) dan ibadah, umat Islam
tidak mengenal kata kompromi. Keyakinan
umat Islam kepada Allah tidak sama dengan
keyakinan para penganut agama lain terhadap
Tuhan-Tuhan mereka. Demikian juga dengan
tata cara ibadahnya. Bahkan Islam melarang
penganutnya mencela Tuhan-Tuhan dalam
agama manapun.

<
← MENU AKHIRI >

Landasan dalam Toleransi Beragama
Konsep dan pemahaman toleransi beragama seperti ini
didukung oleh dalil naql (teks wahyu), akal dan kenyataan.
Allah berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 256.
ِ ‫ش ُد ِم َن ا ْل َغ ِّي ۚ فَ َمنْ يَّ ْكفُ ْر بِالطَّا ُغ ْو‬
‫ت‬ ُّ ‫ٓاَل اِ ْك َراهَ فِى ال ِّد ْي ۗ ِن قَ ْد تَّبَيَّ َن‬
ْ ‫الر‬
‫س ِم ْي ٌع‬ ‫ويْؤ م ۢنْ باهّٰلل فَقَد استَمس َك با ْلعروة ا ْلو ْث ٰقى اَل ا ْنفصام لَها ۗوهّٰللا‬
َ ُ َ َ َ َ ِ ُ ِ َ ُْ ِ َ ْ ْ ِ ِ ِ ِ َُ
٢٥٦ ‫َعلِ ْي ٌم‬
• Artinya: “Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam);
sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang
sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan
beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang
kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan
Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
<
← MENU AKHIRI >

Daftar Pustaka
Ali Nurdin, dkk, 2020, Pendidikan Agama Islam, Tangerang: PT. Gramedia.
‘Aidh al-Qarni, 2007, Tafsir Muyassar Jilid 4, Jakarta: Qithi Press
Dalizar Putra,1995, Hak Asasi Manusia Menurut Al-Qur’an, Jakarta: Al Husna Zikra
Eggi Sudjana, 2002, HAM dalam Perspektif Islam, Nuansa Madani, Jakarta
Ibnu Ibnul Jauzi, 2017, 500 Kisah Orang Saleh Penuh Hikmah, Jakarta: Pustaka Al- Kautsar
Mardani, 2017, Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi, Depok: Prenadamedia
Group
Masykuri Abdullah, 2001, Pluralisme Agama dan Kerukunan dalam Keragaman, Jakarta:
Penerbit Buku Kompas
Moh. Yamin, Vivi Aulia, 2011, Meretas Pendidikan Toleransi Pluralisme dan Multikulturalisme
Keniscayaan Peradaban, Malang: Madani Media
Muchlas Samani dan Hariyanto, 2013, Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
M. Quraish Shihab, 2013, Al-Qur‟an dan Maknanya,Tangerang: Lentera Hari
T. Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy,1999, Islam dan Hak Asasi Manusia, PT Pustaka Rizki
Putra, Semarang

<
← MENU AKHIRI
Terima Kasih
Nama Dosen

Anda mungkin juga menyukai