Anda di halaman 1dari 17

KEDUDUKAN DAN PERANAN GURU

SERTA PESERTA DIDIK DALAM


PANDANGAN ISLAM

Adinda Permatasari, Elok Maulidah


Shofiyah, Nadia Rizki Amaliyah1

Abstrak: Pendidikan salah satu hal yang penting bagi


Bangsa dan Negara yang tak terlepas dari peran Guru
dan diikuti oleh peserta didik. Guru dan peserta didik
salah satu komponen dalam sistem pendidikan Islam.
Dalam agama Islam guru harus mampu mmiliki sikap
yang baik untuk menjadi teladan untuk peserta didik.
Dalam Islam, sosok guru (agama) sangat strategis,
disamping mengemban misi keilmuan agar peserta
didik menguasai ilmu-ilmu agama, guru juga
mengemban tugas suci, misi kenabian, yakni
membimbing dan mengarahkan peserta didik menuju
jalan Allah SWT. Dengan peran strategis tersebut, tentu
tidak mudah menjadi guru agama.

Kata Kunci: Kedudukan dan Peranan Guru serta peserta


didik dalam pandangan Islam, Makalah, IPI

Pendahuluan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi drinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.2

Dalam dunia Pendidikan tak lepas dari peran guru yang


memiliki peranan terhadap berkembang dan pengajaran peserta
didik, yang diharapkan mampu menjadi contoh baik dalam
segala tindakan dan ucapannya. Selain kepribadian terpadu,
cakap, bertanggung jawab, teladan dan kompeten dibidangnya.
Guru dalam agama Islam yang professional dituntut untuk
beriman, bertaqwa, ikhlas dan berakhlak mulia.3

Guru adalah orang dewasa yang sadar bertanggung jawab


dalam mendidik, mengajar, membimbing peserta didik. Guru
merupakan orang yang memiliki kemampuan membuat
pengarahan pembelajaran dan mampu menata dan mengelola
kelas agar siswa dapat belajar dan pada akhirnya dapat
mencapai tingkat dimana pendidikan siswa sebagai tujuan akhir
dari Pendidikan.4

Peserta didik secara formal adalah orang yang sedang


berada dalam fase pertumbuhan dan perkembangan baik secara
1
Mahasiswa Program Studi PGMI Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan
Ampel Surabaya angkatan tahun 2021
2
SISDIKNAS UU No. 20 tahun 2003
3
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jkarta: Klam Mulia,1994), h. 252.
4
Tiga agama tradisi Hamzah B. Uno, EProfesi Pendidikan Problema, Solusi, dsn

2
Reformasi Pendidikan Indonesia(Cet. V; Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h. 15

fisik, maupun psikologis, pertumbuhan dan perkembangan


adalah ciri seorang guru yang perlu bimbingan dari seorang
pendidik. Perkembangan menyangkut fisik dan pertumbuhan
menyangkut psikologis.
Peserta didik salah satu komponen dalam sistem
pendidikan Islam. Peserta didik disebut juga raw material
(bahan mentah) dalam pertumbuhan pendidikan ini.
Tugas utama guru adalah “mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi
peserta didik. Demikian bunyi pasal 1 ayat (1) Undang-Undang
Nomor 14/2005 tentang Guru dan Dosen. Batasan tugas seorang
pendidik membuktikan bahwa seorang pendidik mempunyai
peran penting dalam berjalannya pendidikan, bahkan sumber
daya pendidikan lain yang memadai kadang tidak berarti jika
tidak disertai dengan kualitas seorang pendidik yang bermutu.
Dengan sebutan, guru adalah kunci bagi siswa untuk
meningkatkan kualitas layanan dan hasil pendidikan.5

5
Muchlas Samani, dkk. Mengenal Sertifikasi Guru di Indonesia (Surabaya : Penerbit
SIC d Asosiasi Peneliti Pendidikan Indonesia, 2006), hlm. 8 ; Suryati Sidharto,
Pendidikan di Negara Berkembang Suatu Tinjauan Komparatif (Jakarta: Ditjen
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1989), hlm. 100.

3
A. Pengertian dan Fungsi Guru dalam Pendidikan
Yang dimaksud dengan guru merupakan pekeraan
profesional, karena itu secara indikatif mereka sudah
mengorbankan diri mereka menerima dan menanaggung
tanggung jawabnya pada pendidikan yang terpikul di pundak para
orang tua siswa. Mereka mengorbankan dan menyerahkan
anaknya kesekolah, dan itu berarti pelimpahan sebagian tanggung
jawab pendidikan anaknya kepada guru. Tidak sedikit orang tua
menyerahkan anaknya kepada sembarang guru mereka bertaya
terlebih dahul/waspada ,sampai akhirnya para orang tua yakin
bahwa orang tua akan menyerahkan pendidikan anaknya kepada
guru tersebut.
Di negara- negara Timur sejak dulu guru itu sangat
disanjung oleh masyarakat.Bagi masyarakat India , guru itu
disebut orang suci dan sakti. Di Jepang menyebutnya sensei,ialah
“yang lebih dahulu lahir”, “yang lebih tua”. Di Inggris,
menyebutnya “teacher” dan di Jerman “der Lehrer”, yang sama
dengan artinya yaitu “pengajar”. Namun kata guru bukan hanya
mengandung arti “pengajar” tetapi artinya “pendidik” baik di
dalam maupun di luar sekolah. Mereka harus menjadi
pembimbing bagi siswa. Agama Islam sangat menghargai orang-
orang yang berilmu pengetahuan (guru/ulama).6

4
6
Zakiah Daradjat, Ilmu pendidikan Islam, (Jakarta:Bumi Aksara, 1992), hal.39-40

Guru adalah spiritual “father” atau bapak rohani bagi


peserta didik, merekalah yang memberi asupan ilmu yang
bermanfaat, pendidikan akhlak dan melegitimasinya, berarti
menghormati guru berarti penghormatan terhadap anak- anak
kita,menghargai guru berarti penghargaan terhadap anak- anak
kita,karenanya guru itu akan hidup dan berkembang,sekiranya
setiap guru itu menunaikan tugasnya dengan sebaiknya.7

B. Kedudukan dan Fungsi Guru Menurut Ajaran Islam


Guru/pendidik dalam islam mempunyai kedudukan yang
tinggi,karena pendidik disinimemberikandidikan jiwa siswa
dengan berbagai ilmu, pembinaan, akhlak yang mulia,
danmembenarkan perilakunya yang buruk atau kurang baik
dipandang orang. Dalam beberapa hadisdisebutkan: “Tinta
seorang ilmuan lebih berharga ketimbang darah para syuhada’.
Dalam Islam derajat Guru setara dengan derajatnya seorang
Rasul.
Dalam segala hal,pribadi Nabi Muhammad selalu dijadikan
rujukan sebagi figur seorang pendidik yang melekat pada diri
pribadinya sebagai manusia atau pendidik dengan kompetensi
yang ideal.

5
7
Mohd. Athiyah Al Abrasyi, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan
Bintang,1987),hal.136

Dalam segala hal, pribadi Nabi Muhammad selalu dijadikan


rujukan sebagi figur seorang pendidik yang melekat pada diri
pribadinya sebagai manusia atau pendidik dengan kompetensi
yang ideal. Ketrampilan yang dimiliki 3 yang patut dicontoh dari
Nabi Muhammad SAW. Pertama, kompetensi personal,dengan
indikator : Shiddiq, amanah, tabligh, fathonah. Kedua,
kompetensi sosial dengan indikator : melaksanakan peperangan
untuk mengentaskan manusiadari kelaziman, pemerataan
ekonomi melalui sedekah/zakat/infaq, menjalin komunikasi
dankerja sama dengan siapa saja,dan kapan saja termasuk dengan
umat pemeluk agamalain. Ketiga, kompetensi profesional dengan
indikator: Mampu memahami ajaran Islam secarautuh
sebagaimana yang dikehendaki Allah SWT, memahami
karakteristik umatnya, mampu merencanakan dakwah/pendidikan
yang matang, mampu mendidik umatnya denganmenggunakan
metodologi yang tepat (Q.S.An-Nahl:125)8

Jika seorang pendidik dianggap sebagai orang berilmu


(ulama), maka ia memiliki kedudukantersendiri dibandingkan
orang biasa yang tidak bertugas sebagai pendidik,yakni ia
sebagaipewaris para Nabi dan Rasul. Dalam kajian ini sudah
6
dituang di dalam Al-Quran dan Hadis yaitu:

8
Q.S.An-Nahl:125

1. Menjadi seorang guru adalah menjadi orang yang beriman


dan mempunyai ilmu pengetahuan yang bisa disebut
“ulama”. Yang derajatnya bisa lebih tinggi dari orang
biasa atau orang beriman biasa.
2. Seorang pendidik adalah rasul masa depan, artinya setelah
Rasulullah Muhammadmeninggal, orang yang
berkewajiban menyampaikan ajaran-ajarannya adalah
para pendidikyanag dianggap memiliki ilmu
3. Seorang Guru/Pendidik sangat dicintai oleh Allah swt,
dan menjadi seorang guru akan diberi keselamatan oleh
para malaikat dan orang sekitar kita yang mendoakannya.
Oleh karena itu,jika menganalisis beberapa kedudukan dan
penghargaanyang diberikankepada pendidik tersebut dalam
perspektif Islam.Disamping pendidik memiliki tugas dan
kewajibanpribadi untuk memahami, menghayati, ia juga dituntut
untuk mendidik ajaran islam yang dipahami, dihayati, dan
diamalkantersebut kepada orang lain sampai peserta didik
tersebut tumbuh dan berkembang potensinya,sehingga, sehingga
menjadi manusia yang sempurna sesuai dengan ajaran islam.
Disamping itujuga, pendidik dianjurkan untuk selalu
berijtihad(berpikir dan berbuat secara kreatif) untukmendidik
7
peserta didiknya agar selalu berhasil dalam belajar.9
9
Akrim, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam,(Yogyakarta: Bildung,2020), hal.108-
110

C. KOMPETENSI GURU DALAM KAJIAN PENDIDIKAN


AGAMA ISLAM (TELAAH AYAT-AYAT PENGAJARAN
DALAM ALQURAN)
Kompetensi sosial adalah kompetensi yang berkaitan
dengan nilai-nilai sosial budaya dan kebutuhan hidup masyarakat
sebagai pribadi sosial. Tercermin pada kemampuan bekerjasama
dan bergaul, berkomunikasi, berkoordinasi dan mengungkapkan
pendapat orang lain dalam bekerja.

1. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik adalah Kemampuan mengajar
adalah kemampuan mengelola belajar siswa, termasuk
memahami siswa, merancang dan melaksanakan pembelajaran,
mengevaluasi hasil belajar, dan mengembangkan siswa untuk
mewujudkan berbagai potensi yang dimilikinya.10
Penjelasan teoritis lainnya mengatakan bahwa
kemampuan mengajar adalah kemampuan seorang guru untuk
mengelola dan belajar untuk kepentingan siswa. Selain itu, juga
mencakup kemampuan untuk mengembangkan mata kuliah dan
silabus, termasuk merencanakan dan melaksanakan pendidikan
dan pembelajaran dialogis.

8
E.Mulyasa, standar kompetensi dan sertifikasi Guru (Bandung : Remaja Rosdakarya,
10

2007), 75

2. kompetensi kepribadian
Kemampuan pribadi meliputi sekurang-kurangnya stabil,
stabil, dewasa, arif, berwibawa, akhlak mulia, panutan bagi siswa
dan masyarakat, penilaian obyektif atas kinerja sendiri,
kepribadian mandiri dan berkelanjutan.
Kompetensi kepribadian ialah jenis kepribadian yang
menjunjung akhlak mulia, arif dan berwibawa, serta kemampuan
memberi teladan bagi siswa.
Jadi kesimpulannya adalah bahwa seseorang harus memiliki
akhlak yang mulia, karena guru adalah figur sentral dan akan
menjadi teladan bagi murid-muridnya.11

3. kompetensi professional
Kompetensi profesional merupakan kemampuan penguasaan
materi pembelajaran secara meluas dan mendalam yaitu meliputi
konsep, struktur, dan metode keilmuan teknologi/seni yang
menaungi dengan materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah,
hubungan konsep antar mata pelajaran, penerapan konsep
keilmuan dalam kehidupan sehari-hari dan kompetensi secara
profesional dalam konteks global dengan tetap melestarikan nilai
dan budaya nasional.
9
At-Tajdid : Jurnal Ilmu Tarbiyah, Vol. 6 No. 1, Januari 2017
11

Menurut Quraish Shihab, kata qalam di sini dapat berarti


hasil dari penggunaan alat tersebut, yakni tulisan. Kedua ayat di
atas dapat berarti “Dia (Allah) mengajarkan dengan pena (tulisan)
(hal-hal yang telah diketahui manusia sebelumnya) dan Dia
mengajarkan manusia (tanpa pena) apa yang belum diketahui
sebelumnya”.
Kalimat “yang telah diketahui sebelumnya” disisipkan
karena isyarat pada susunan yang kedua yaitu “yang belum atau
tidak diketahui sebelumnya”. Sedang kalimat “tanpa
pena”ditambahkan karena adanya kata “dengan pena” dalam
susunan pertama. Yang dimaksud dengan ungkapan “telah
diketahui sebelumnya” adalah khazanah pengetahuan dalam
bentuk tulisan.
Kompetensi professional dalam pengertian guru harus
menguasai keilmuan bidang studi yang diajarkannya, serta
mampu melakukan kajian kritis dan pendalaman isi bidang studi.
Kompetensi professional ialah suatu hal penguasaan materi
pembelajaran secara mendalam sehingga memungkinkan
membimbing peserta didik dalam tercapainya standar
kompetensi12

10
12
Kunandar, Guru Profesional : Implementasi Kurikulum., 50.

4. kompetensi sosial
Kompetensi sosial dalam arti guru harus mampu
berkomunikasi dan bergaul dengan peserta didik, anggota sekolah
dan masyarakat yakni dengan kemampuan bersikap menarik,
empati, kolaboratif, suka menolong, monunikatif, dan
kooporatif.13

Kompetensi Sosial jika dilihat dari kualifikasi guru adalah :


a. Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak
melakukan diskriminatif terhadap jenis kelamin, Agama,
ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga,
dan status social ekonomi.
b. Berkomunikasi dengan aktif, simpatik serta santun
kepada sesama pendidik, rekan tenaga kependidikan,
orang tua, dan masyarakat.
c. Mampu beradaptasi jika ditempatkan tugas diseluruh
wilayah kesatuan Republik Indonesia
yang memiliki keragaman sosial budaya.
d. Jalin komunikasi bersama profesi satu bidang sendiri
dan profesi lain dengan langsung dan tidak langsung

11
maupun bentuk lain.

13
Tim Cemerlang, UU RI Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Yogyakarta :
Cemerlang Publisher, 2007).1

12
D. Kedudukan Peserta Didik dalam Islam

Syamsul Nizar 15 menjabarkan enam kriteria peserta didik,


yaitu:

1. Peserta didik tidak sama seperti orang sudah dewasa tetapi


memiliki dunianya sendiri. Hal ini sangat penting untuk
dipahami agar perilaku yang mereka lakukan tidak disamakan
dengan pendidikan orang dewasa, seperti dalam aspek tahapan
mengajar, materi yang akan disamapaikan, sumber bahan yang
akan digunakan, dan lain lain.
2. Peserta didik mempunyai masa perkembangan dan
pertumbuhan. Pengajaran ini untuk dihimbau agar aktivitas
kependidikan Agama Islam disesuaikan dengan tingkat
pemahaman dan perkembangan yang terdapat pada setiap
peserta didik. Sehingga ini sangat mengakibatkan kadar
kemampuan peserta didik yang ditentukan oleh faktor umur
maupun periode perkembangan potensi atau pertumbuhan
peserta didik
3. Peserta didik ialah pelajar dengan memiliki kebutuhan, yang
menyangkut jasmani serta rohani yang harus dipenuhi. Yaitu
diantara kebutuhan tersebut adalah; kebutuhan biologis, kasih
sayang, rasa aman, harga diri, realisasi diri.
13
4. Peserta didik merupakan makhluk Tuhan yang mempunyai
perbedaan individu yang disebabkan oleh faktor bawaan ataupun
lingkungan dimana ia berada. Pemahaman tentang perbedaan
individu peserta didik sangat penting untuk dipahami oleh
pendidik.
5. Peserta didik merupakan dua unsur jasmani rohani, unsur
jasmani memiliki daya fisik yang menghendaki latihan dan
pembiasaan yang dilakukan melalui proses pendidikan.
Sedangkan unsur rohani memiliki daya akal hati nurani dan daya
rasa.
6. Peserta didik pasti memiliki kemampuan fitrah yang dapat
dikembangkan dan diasah secara dinamis. Sehingga tugas
pendidik yaitu membantu mengggali potensi dan mengarahkan
hal baik yang sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan,
tanpa harus melepaskan tugas kemanusiaanya; dengan secara
vertikal maupun horizontal.14
Dari pendapat diatas dipahami bahwa peserta didik
mempunyai berbagai kebutuhan, yaitu kebutuhan yang bersifat
lahir maupun kebutuhan rohani. untuk perkembangan kedua
aspek diperlukan ilmu dan pendidik yang sesuai dengan
kebutuhan peserta didik tersebut. Sehingga potensi yang ada pada
diri pendidik dapat tercapai.

14
Syafaruddin, Ilmu Pendidikan Islam, 2008
14

Asma Hasan Fahmi seperti yang dikutip Abudin Nata


menyebutkkan lima akhlak yang harus dimiliki anak didik yaitu:

1. Seorang anak didik harus bersih hatinya dari rasa iri hati dan
penyakit perasaan sebelum menuntut ilmu, karena belajar
merupakan ibadah yang tidak sah dikerjakan kecuali dengan hati
yang bersih. Kebersihan hati yang bisa dilakukan dengan
menjauhkan diri sifat- sifat tercela sepert dengki, benci,
menghasut, takabuur menipu, berbangga-bangga dan memuji diri
sendiri selanjutnya dikukti dengan menghiasi diri dengan akhlak
yang baik seperti bersikap benar, takwa, ikhlas, zuhud serta
merendahkan diri dan ridha.
2. Sebagai peserta didik harus memiliki motivasi menuntut ilmu
dalam rangka memperbaiki sifat keutamaan, mendekatkan diri
kepada Allah SWT, dan tidak mencari keriyaan serta tahta.
3. Seorang murid mampu teguh dalam mendapatkan ilmu
pengetahuan serta bersedia meranntau.Kemudian apabila
diharuskan pergi ke tempat jauh untuk mencari seorang guru,
maka murid tersebut tidak boleh ragu-ragu dengan itu.
Jika keadaan menghendaki sebaiknya ia dapat menanti sampai

15
dua bulan untuk memperoleh seorang guru.
4. Seorang anak murid wajib menghormati seorang guru, dengan
menggunakan bermacam- macam cara.
5. Peserta didik hendaknya belajar secara sungguh-sungguh dan
tabah dalam belajar15

Al-Rasyidin, Ilmu Pendidikan Islam, 2008


15

Daftar Pustaka
Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir. Ilmu Pendidikan Islam.
Jakarta: Kencana Predita. 2010.
Basri, Hasan. Ilmu Pendidikan Islam; Bandung: CV Pustaka
Abadi. 1994.
Julkifli. Kompetensi Guru dalam Kajian Pendidikan Agama
Islam( Telaah ayat – ayat Pengajaran Dalam A-
Qur’an). Makassar: Universitas Islam Negeri (UIN)
Alauddin. 2018.
Maghfiroh, Lailatul. Hakikat Pendidik dan Peserta Didik
dalam Pendidikan Islam. Universitas Islam Darul
Ulum: Lamongan. 2018.
Sada, H. J. Pendidik Dalam Perspektif Al-Qur’an. Al-
Tadzikkiyah: Jurnal Pendidikan Islam, 6, 101.2015
Sukring. Pendidikan dan Peserta Didik dalam Pendidikan
Islam. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2013.
Tafsir, A. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung:
Remaja Rosdakanya. 1992
Zakiah Daradjat, Ilmu pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara.
1992
16
Zulkarnain, Muhammad Mubhar. Hakikat Guru Sebagai
Jabatan karir dan Profesi Perspektif Pendidikan
Islam. Institut Agama Islam (IAI) Muhammadiyah
Sinjai: Sulawesi Selatan. 2016

17

Anda mungkin juga menyukai