Anda di halaman 1dari 18

GURU SEBAGAI PENDIDIK: TUGASNYA DAN KARAKTERNYA

( ‫وﻇﻴﻔﺘﻪ وﺧﺼﺎﺋﺼﻪ‬: ‫) اﳌﺮﰊ أي اﳌﻌﻠﻢ‬


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kajian Teks Kependidikan (Arab)

Dosen Pengampu:

Ahmad Bashori, M.Pd.

Disusun oleh Kelompok 11/PAI N:


1. Badi’ Fatmazahro (201200443)
2. Zahro Rifánil Latifa (201200432)
3. Zein Agnafaidatus S. (201200435)

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO
MEI 2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Guru merupakan seorang yang sangat berpengaruh dalam dunia pendidikan. Dalam
proses berjalannya suatu pendidikan, baik secara formal maupun non formal, sangat
dibutuhkannya seorang guru sebagai pendidik. Tanpa adanya pendidik, maka pendidikan
tidak akan dapat berjalan, karena pendidik merupakan pemegang kendali dalam dunia
pendidikan. Guru merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan proses pembelajaran.
Undang-undang nomor 14 tahun 2005 bab IV pasal 8 tentang guru dan dosen bahwa guru
wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan
rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Kompetensi guru dalam undang-undang tersebut meliputi kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.
Guru bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil
pembelajaran, melakukan bimbingan dan pelatihan, melakukan penelitian dan pengkajian,
serta membuka komunikasi dengan masyarakat. Guru dalam proses kegiatan belajar dan
mengajar, harus dapat menyampaikan materi dengan baik karena belajar merupakan suatu
proses pengembangan pengetahuan, keterampilan, dan tingkah laku yang baru pada diri
seseorang sebagai hasil dari interaksinya dengan beragam informasi dan lingkungan. Guru
harus dapat menyampaikan informasi yang diketahuinya dengan benar dan tepat sasaran,
yaitu konten materi yang benar melalui kegiatan pedagogis yang baik. Secara umum dapat
dikatakan bahwa tugas dan tanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh guru adalah
mengajak orang lain berbuat baik.
Pembelajaran haruslah dilaksanakan atas dasar apa yang diketahui dan dapat
dilakukan siswa sebaik bagaimana siswa berpikir dan belajar untuk menyelaraskan proses
belajar dengan performa yang dibutuhkan sejalan dengan kebutuhan individu siswa.
Melihat kenyataan ini, jelaslah guru harus benar-benar memiliki karakteristik unggul
sehingga dapat melaksanakan misi barunya dalam proses pendidikan.
Oleh karena hal-hal tersebut, penyusunan makalah ini akan membahas mengenai
“Guru sebagai Pendidik; Tugasnya dan Karakternya”. Diharapkan makalah pada mata

1
kuliah Kajian Teks Kependidikan (Arab) ini dapat menambah wawasan dan informasi yang
bermanfaat bagi setiap pembaca dan penelaahnya.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, penyusun merumuskan beberapa
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud sebagai pendidik dalam dunia pendidikan?
2. Bagaimana karakter yang harus dimiliki seorang pendidik?
3. Bagaimana peran dan fungsi seorang pendidik dalam dunia pendidikan?

C. Tujuan
Disusunnya makalah ini, diharapkan dapat mencapai beberapa tujuan sebagai
berikut:
1. Ditujukan untuk mengetahui konsep pendidik dalam dunia pendidikan.
2. Ditujukan untuk mengetahui karakter yang harus dimiliki seorang pendidik.
3. Ditujukan untuk mengetahui peran dan fungsi seorang pendidik dalam dunia
pendidikan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Guru sebagai Pendidik


Kata pendidik berasal dari didik, artinya memelihara, merawat dan memberi
latihan agar seseorang memiliki ilmu pengetahuan seperti yang diharapkan (tentang
sopan santun, akal budi, akhlak, dan sebagainya) selanjutnya dengan menambahkan
awalan pe- hingga menjadi pendidik, artinya orang yang mendidik. Dalam Kamus
Umum Bahasa Indonesia, pendidik artinya orang yang mendidik. Secara etimologi
dalam bahasa Inggris ada beberapa kata yang berdekatan arti pendidik seperti kata
teacher artinya pengajar dan tutor yang berarti guru pribadi, di pusat-pusat pelatihan
disebut sebagai trainer atau instruktur.1
Secara terminologi beberapa pakar pendidikan berpendapat, Menurut Ahmad
Tafsir, bahwa pendidik dalam Islam adalah orang yang bertanggung jawab terhadap
perkembangan peserta didik dengan upaya mengembangkan seluruh potensi peserta
didik, baik potensi afektif (rasa), kognitif (cipta), maupun psikomotorik (karsa)2.
Sedangkan Abdul Mujib mengemukakan bahwa pendidik adalah bapak rohani
(spiritual father) bagi peserta didik, yang memberikan santapan jiwa dengan ilmu,
pembinaan akhlak mulia, dan meluruskan prilakunya yang buruk3. Pendidik dapat pula
berarti orang bertanggung jawab terhadap perkembangan dan kematangan aspek rohani
dan jasmani anak. Secara umum dijelaskan pula oleh Maragustam Siregar, yakni orang
yang memberikan ilmu pengetahuan, pengalaman, keterampilan dan lain-lain baik di
lingkungan keluarga, masyarakat maupun di sekolah4.
Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa pendidik dalam
Islam adalah orang yang mempunyai tanggung jawab dan mempengaruhi jiwa serta
rohani seseorang yakni dari segi pertumbuhan jasmaniah, pengetahuan, keterampilan,
serta aspek spiritual dalam upaya perkembangan seluruh potensi yang dimiliki oleh
seseorang tersebut sesuai dengan prinsip dan nilai ajaran Islam sehingga menjadi insan
yang berakhlakul karimah. Hakekat pendidik sebagai manusia yang memahami ilmu

1
W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1991), 250.
2
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), 74-
75.
3
Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan Islam. (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2008), hlm. 88
4
Maragustam, Filsafat Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Sunan Kalijaga, 2010). hlm.169.

3
pengetahuan sudah barang tentu dan menjadi sebuah kewajiban baginya untuk
mentransferkan ilmu itu kepada orang lain demi kemaslahatan ummat.
Jika ditinjau secara umum pendidik dalam pendidikan Islam kaitannya lebih
luas dari pada pendidik dalam pendidikan non-Islam, adapun pendidik dalam
pendidikan Islam yaitu5:
1. Allah Swt.
Dari berbagai ayat al-Qur’an yang membicarakan tentang kedudukan Allah
SWT sebagai pendidik dapat dipahami dalam firman-firman yang diturunkannya
kepada Nabi Muhammad SAW.
2. Rasulullah Saw.
Kedudukan Rasulullah Saw. sebagai pendidik ditunjuk langsung oleh Allah
SWT, sebagai teladan bagi ummat dan rahmat bagi seluruh alam.
3. Orang tua
Selain pendidik (guru), yang paling berperan penting yaitu orang tua. Orang tua
sebagai pembimbing dalam lingkungan keluarga disebabkan karena secara alami
anak-anak pada masa awal kehidupannya berada ditengah-tengah ayah dan ibunya.
Menurut Hasan Basri dan Beni Ahmad Saebani, tanggung jawab terbesar
pendidikan Islam menurut ajaran Islam dipikul oleh orang tua anak, karena orang
tualah yang menentukan pola pembinaan pertama bagi anak.6
4. Guru
Seperti yang telah disinggung sebelumnya bahwa salah satu pendidik yang
memiliki peranan yang sangat penting yaitu guru setelah orang tua. Dalam
UndangUndang tentang Guru dan Dosen pasal 1 ayat 1 disebutkan guru adalah
pendidik professional. Sedangkan dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003,
tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 6 disebut sebagai pendidik adalah
tenagaependidikan. Guru sejatinya adalah seorang pribadi yang harus serba bisa
dan serba tahu, serta mampu mentransferkan kebiasaan dan pengetahuan pada
muridnya dengan cara yang sesuai dengan perkembangan dan potensi anak didik.
Guru yang bekerja sebagai tenagapengajar adalah elemen yang terpenting dan ikut

5
Ramli, Muhamad. "Hakikat pendidik dan peserta didik." Tarbiyah Islamiyah: Jurnal Ilmiah
Pendidikan Agama Islam 5.1 (2015).
6
Hasan Basri dan Beni Ahmad Saebani. Ilmu Pendidikan Islam (Jilid II), (Bandung: Pustaka, 2010),
84.

4
‫‪bertanggung jawab dalam proses pendewasaan bagi anak didik tersebut. Guru‬‬
‫‪adalah suri teladan kedua setelah orang tua‬‬

‫‪B. Karakter Guru sebagai Pendidik‬‬

‫ﻳﻘﻒ اﳌﻌﻠﻢ ﺑﲔ اﻟﻄﻔﻞ ﻣﻦ ﺣﻴﺔ وﺑﲔ ﺑﻴﺌﺘﻪ ﻣﻦ ﺣﻴﺔ أﺧﺮى ‪ ،‬وﻳﻘﻮم ﺑﻮﻇﻴﻔﺔ إﻗﺪار اﻟﻄﻔﻞ ﻋﻠﻰ اﻟﺘﻮﻓﻴﻖ ﺑﲔ‬

‫ﻧﻔﺴﻪ وﻫﺬﻩ اﻟﺒﻴﺌﺔ ‪.‬وإذا ﻓﻴﺠﺐ أن ﺗﺘﻮاﻓﺮ ﰲ اﳌﻌﻠﻢ ﺧﺼﺎﺋﺺ ﺟﺴﻤﻴﺔ وﻋﻘﻠﻴﺔ وﺧﻠﻘﻴﺔ ﺗﺘﺼﻞ ﺑﻜﻞ ﻣﻦ اﻟﻄﻔﻞ‬

‫واﻟﺒﻴﺌﺔ ‪ ،‬وﲤﻜﻨﻪ ﻣﻦ أداء وﻇﻴﻔﺘﻪ ﺧﲑ أداء ‪.‬وﺳﻨﻌﺮض ﻫﻨﺎ ﳍﺬﻩ اﳋﺼﺎﺋﺺ ‪.‬اﳋﺼﺎﺋﺺ اﳉﺴﻤﻴﺔ ‪:‬ﻻ ﻳﺴﺘﻄﻴﻊ‬

‫اﳌﻌﻠﻢ اﻟﻘﻴﺎم ﺑﻮﻇﻴﻔﺘﻪ ﻛﻤﺎ ﻳﻨﺒﻐﻲ إﻻ إذا ﺗﻮﻓﺮت ﻓﻴﻪ اﳋﺼﺎﺋﺺ اﳉﺴﻤﻴﺔ اﻵﺗﻴﺔ ‪ – 1:‬أن ﻳﻜﻮن ﺳﻠﻴﻢ اﻟﺼﺤﺔ‬

‫ﺧﺎﻟﻴﺎً ﻣﻦ اﻟﻀﻌﻒ واﻷﻣﺮاض ‪.‬ﻓﺎﳌﺪرس اﳌﺮﻳﺾ ﻻ ﻳﺴﺘﻄﻴﻊ اﻟﻘﻴﺎم ﺑﻮﻇﻴﻔﺘﻪ ﻛﻤﺎ ﻟﻮ ﻛﺎن ﺳﻠﻴﻤﺎً ‪.‬وﻻ ﺷﻚ أن‬

‫اﳌﺮض ﻳﺼﺮﻓﻪ ﻋﻦ أداء واﺟﺒﻪ ‪ ،‬وﻳﻔﻮت ﻋﻠﻰ اﻟﺘﻼﻣﻴﺬ ﻛﺜﲑاً ﻣﻦ اﻟﻔﺮص اﳌﻔﻴﺪة ﰲ ﺣﻴﺎ^ﻢ اﳌﺪرﺳﻴﺔ ‪ – ٢.‬أن‬

‫ﻳﻜﻮن ﺧﺎﻟﻴﺎ ﻣﻦ اﻟﻌﺎﻫﺎت واﻟﻌﻴﻮب اﻟﺸﺎﺋﻨﺔ ؛ ﻛﺎﻟﺼﻤﻢ واﻟﻌﻮر ‪ ،‬وﺣﺒﺴﺔ اﻟﻠﺴﺎن أو اﻟﺜﺄ‪c‬ة ‪ ،‬ﻷن ﻫﺬﻩ اﻟﻌﺎﻫﺎت‬

‫ﻣﻦ ﻃﺒﻴﻌﺘﻬﺎ أن ﲡﻌﻠﻪ ﻳﻘﺼﺮ ﰲ وﻇﻴﻔﺘﻪ وﺗﻌﺮﺿﻪ ﻟﺴﺨﺮﻳﺔ اﻟﺘﻼﻣﻴﺬ وﻧﻘﺪﻫﻢ ‪.‬وﻣﻦ اﻟﻌﻴﻮب اﻟﺸﺎﺋﻨﺔ ﺗﻘﻮس اﻟﺴﺎﻗﲔ‬

‫واﺣﺪﻳﺪاب اﻟﻈﻬﺮ وﺗﻮرم ﻇﺎﻫﺮ ﰲ ﺑﻌﺾ اﻟﻐﺪد ‪ 3‬ـ أن ﻳﻜﻮن ﻓﻴﺎض اﻟﻨﺸﺎط ‪.‬ﻓﺎﳌﻌﻠﻢ اﻟﻜﺴﻮل ﻳﻬﻤﻞ ﻋﻤﻠﻪ ‪،‬‬

‫وﻻ ﳚﺪ ﻣﻦ اﳊﻴﻮﻳﺔ ﻣﺎ ﳛﺮﻛﻪ ﻟﻠﻘﻴﺎم ﺑﻮاﺟﺒﻪ ‪.‬وﻗﺪ ﻳﻜﻮن اﻟﻜﺴﻞ ﻋﺎدة ‪ ،‬ﻻﻧﺘﻴﺠﺔ ﻟﻀﻌﻒ أو ﻣﺮض ‪ ،‬وﻗﺪ ﻳﻜﻮن‬

‫ﻣﺼﺪر اﻟﻜﺴﻞ ﺷﻴﺌﺎً ﻧﻔﺴﻴﺎ ‪.‬وﻋﻠﻰ أﻳﺔ ﺣﺎل ﻓﺎﻟﺘﻠﻤﻴﺬ ﻫﻮ اﻟﺬي ﻳﻌﺎﱐ ﻧﺘﻴﺠﺔ ﻫﺬا اﻟﻜﺴﻞ ‪ ٤. ،‬ـ أن ﻳﻜﻮن‬

‫ﺣﺴﻦ اﻟﺰى ‪ ،‬ﻧﻈﻴﻔﺎً ﻣﻨﻈﻤﺎً ‪.‬ﻓﺎﳌﻌﻠﻢ ﳕﻮذج ﻟﺘﻼﻣﻴﺬﻩ ‪.‬وإﳘﺎﻟﻪ زﻳﻪ ﻳﻮﺣﻰ إﻟﻴﻬﻢ ﺑﺬﻟﻚ ‪.‬وﻗﺪ ﳚﻌﻠﻪ ﻣﻮﺿﻊ‬
‫‪7‬‬
‫ﺳﺨﺮﻳﺘﻬﻢ وﻋﺪم اﺣﱰاﻣﻬﻢ ﻟﻪ‬

‫‪Dari penggalan kalimat di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam menjalankan‬‬


‫‪fungsi mendidik anak, guru harus memiliki karakteristik fisik, mental, dan moral yang‬‬
‫‪berhubungan dengan anak dan lingkungan, serta memungkinkannya melakukan tugasnya‬‬

‫‪7‬‬
‫ﻋﺒﺪ اﻟﻌﺰﻳﺰ‪ ،‬ﺻﺎﱀ وﻋﺒﺪ اﻟﻌﺰﻳﺰ ﻋﺒﺪ ا•ﻴﺪ‪ .‬اﻟﱰﺑﻴﺔ وﻃﺮق اﻟﺘﺪرﻳﺲ‪ .‬ﻣﺼﺮ‪ :‬دار اﳌﻌﺎرف‬

‫‪5‬‬
dengan sebaik-baiknya. Guru tidak dapat melakukan tugasnya dengan baik kecuali dia
memiliki ciri fisik berikut:

1. Dia harus sehat dan bebas dari kelemahan dan penyakit.


Seorang guru yang sakit tidak dapat melakukan pekerjaannya seolah-olah dia
sehat. Tidak diragukan lagi, penyakit mengalihkan perhatiannya dari mengerjakan
pekerjaan rumahnya, dan kehilangan banyak peluang bermanfaat bagi siswa dalam
kehidupan sekolah mereka.
2. Bebas dari cacat
Seperti tuli, buta, slurring lidah atau gagap, karena kecacatan ini pada dasarnya
membuat dia gagal dalam pekerjaannya dan membuatnya menjadi ejekan dan kritik
siswa.
3. Dia harus sangat aktif.
Guru yang malas mengabaikan pekerjaannya dan tidak menemukan vitalitas
untuk melakukan tugasnya. Kemalasan bisa jadi merupakan kebiasaan, bukan akibat
kelemahan atau penyakit,
4. Berpenampilan rapi, bersih dan rapi
Guru adalah panutan bagi murid-muridnya. Dan mengabaikan seragamnya
menunjukkan hal itu kepada mereka mungkin membuatnya menjadi bahan ejekan dan
tidak menghormatinya.

Disebutkan dalam literatur lain, bahwa karakter seorang guru yang profesional
yakni mencakup tentang kepribadian dan lain-lain. Berikut ini adalah macam-macam
karakteristik dari guru Profesional diantaranya yaitu:8
1. Taat pada peraturan perundang-undangan
Pemerintah memegang kebijakan pendidikan yang ada di negara Indonesia.
Pemerintah melalui departemen pendidikan Nasional mengeluarkan ketentuan-
ketentuan serta peraturan-peraturan yang merupakan kebijakan dan harus
dilaksanakan oleh aparatnya yaitu termasuk guru karena guru juga aparat
pemerintah. Karenanya guru harus mengetahui kebijakan-kebijakan pemerintah
khususnya kebijakan yang ada di dalam bidang pendidikan. Sehingga kebijakan-
kebijakan tersebut dapat dilaksanakan serta ditaati dengan baik.

8
Amilya Nurul Erindha, Della Puspita Sari, dkk. “Memahami Karakteristik Guru Profesional”, PEDIR:
Journal Elmentary Education, Vol. 1, No.2, (November 2021), 88-91.

6
2. Memelihara dan meningkatkan organisasi profesi
Pada kode etik guru butir 6 menyatakan bahwa “guru secara pribadi dan
bersama-sama mengembangkan, meningkatkan mutu dan martabat profesinya”.
Hal ini dapat dilakukan dengan guru bersama-sama untuk memelihara dan lebih
meningkatkan lagi mutu organisasi guru yang fungsinya berperan sebagai sarana
perjuangan serta pengabdian. Organisasi guru yaitu Prsatuan Guru Republik
Indonesia (PGRI). Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
mengamanatkan kepada guru untuk wajib menjadi anggota organisasi atau asosiasi
profesi. Pembnetukan dari organisasi maupun asosiasi profesi yang dimaksud
dilakukan sesuai peraturan perundang-undangan.
3. Memelihara hubungan dengan teman sejawat
Di dalam butir ketujuh pada kode etik guru dijelaskan bahwa “Guru
memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan, dan kesetiakawanan
sosial”. Berdasarkan hal tersebut artinya guru seharusnya dapat menciptakan dan
memelihara hubungan sesama guru dalam lingkungan kerjanya, serta menciptakan
semangat kekeluargaan dan kesetiakawanan sosial di lingkungan diluar kerjanya.
4. Membimbing peserta didik
Guru memiliki peran membimbing, menjaga, dan mengarahkan peserta
didik supaya dapat tumbuh dan berkembang sesuai bakat, minat, serta sesuai
dengan potensi yang dimiliki peserta didik tersebut. Adapun karakteristik guru yang
sangat disenangi para siswa yakni: a. Demokrasi b. Baik hati c. Sabar d. Adil e.
Konsisten f. Terbuka g. Suka menolong h. Ramah i. Suka humor j. Memiliki
bermacam minat k. Menguasai bahan pelajaran l. Peduli dan perhatian kepada
siswam m. Kooperatif
5. Taat pada pemimpin
Seorang guru harus taat kepada pemimpinnya. Tingkatan kepemimpinan
dimulai dari kepengurusan cabang daerah hingga pusat Hal ini juga berlaku sama
untuk dinas pendidikan. Guru taat pada pemimpinnya yaitu dilakukan dengan
menjalankan kebijakan-kebijakan serta mendengarkan arahnya disampaikan oleh
penentu kebijakan.
6. Memiliki komitmen terhadap profesionalitas
Pelayanan dan pengabdian yang diberikan berlandaskan pada kemampuan
profesional serta falsafah hidup yang mantap. Guru memiliki tugas melayani

7
dengan baik kepada ada siapapun yang membutuhkan bantuannya. Di dalam diri
seorang guru terdapat sifat dedikatif.
7. Menciptakan suasana baik di tempat kerja
Suasana baik yang tercinta di tempat kerja tentu akan meningkatkan
produktivitas guru. Guru memiliki kewajiban untuk menciptakan suasana yang baik
dalam lingkungan kerjanya agar suasana lebih kondusif.

Karakteristik kepribadian guru yang dijelaskan oleh Imam al-Ghazali dalam


kitab Ihya’ al-‘Ulumuddin relevan dengan konsep kepribadian guru yang ada pada UU.
No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Karakteristik kepribadian guru menurut
kitab Ihya’ al-‘Ulumuddin digambarkan menjadi 8 indikator yaitu:
1. Kasih sayang
2. Meneladani nabi
3. Nasehat guru
4. Melarang dengan cara sindiran dan belas kasih
5. Berpegang teguh pada etika seorang guru
6. Menyesuaikan diri dengan kadar kemampuan murid
7. Memahami perbedaan kemampuan murid
8. Dan mengamalkan ilmunya

Imam al-Ghazali juga menerangkan syarat atau kriteria yang harus dimiliki
seorang pendidik yaitu:
1. Seorang pendidik harus memiliki sifat cinta kepada anak didiknya, seperti cintanya
ia kepada anak kandungnya, memperlakukan anak didiknya seperti memperlakukan
anak sendiri. Seorang guru seharusnya bisa menjadi wakil kedua orang tuan anak
didiknya.
2. Seorang pendidik harus ikhlas dalam mengajar anak didiknya, serta tidak
mengharapkan atau meminta imbalan.
3. Seorang pendidik harus menjadi motivator bagi anak didiknya. Pendidik harus
menjadi contoh, teladan, dan pembangkit motivasi belajar anak didiknya serta
memberikan dorongan dari belakang agar peerta didik dapat mewujudkan cita-cita
dan mimpinya.

8
4. Seorang pendidik harus senantiasa mengingatkan anak didiknya kepada tujuan
pendidikan yaitu untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dengan demikian
diharapkan anak didik tersebut tidak menjadi sombong atas ilmu yang dimilikinya.
5. Seorang pendidik juga harus mengamalkan ilmu yang dia ajarkan kepada anak
didiknya.
6. Seorang pendidik harus mengajarkan materi yang sesuai dengan daya tangkap serta
tingkat intelektuan anak didiknya.
7. Seorang pendidik harus mampu menanamkan keimanan pada anak didiknya.
8. Seorang pendidik harus menjadi teladan yang baik bagi anak didiknya. Pendidik
harus memiliki perilaku yang halus, lapang dada, sopan, berakhlak terpuji, sabar,
murah hati, dan perilaku-perilaku terpuji lainnya.

Dalam Peraturan Menteri Agama RI Nomor 16 Tahun 2010 tentang


Pengelolaan Pendidikan Agama pada Sekolah dalam Pasal 16 ayat 1 dilampirkan
bahwa, guru Profesional harus memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial,
profesional, dan kepemimpinan. Kepemimpinan adalah kemampuan untuk
mengerakkan, mempengaruhi, memotivasi, mengajak, mengarahkan, menasehati,
membimbing, menyuruh, memerintah, melarang dan menghukum (kalau perlu), serta
membina dengan maksud agar manusia mau bekerja dalam rangka mencapai tujuan
secara efektif dan efisien. Seorang guru yang profesional memiliki ciri-ciri diantaranya
sebagai berikut: 1. Memiliki landasan ilmu pengetahuan yang kuat. 2. Patuh terhadap
sistem hukuman berupa sanksi profesi. 3. Mengikuti sistem seleksi dan bersertifikasi.
4. Memiliki organisasi profesi (organisasi keguruan). 5. Mempunyai militansi diri
(individual). 6. Memahami dan mempunyai prinsip etika (kode etik guru). 7.
Berdasarkan kompetensi diri (individual). 8. Mempunyai kesadaran atas profesionalitas
yang tinggi. 9. Mampu berkolaborasi dan berkompetisi yang sehat dengan rekan
sejawat. Komponen ciri-ciri guru professional berdasarkan Asian Programme of
Educational Innovation for Development (APEID) yaitu: 1. Menghubungkan siswa dan
lingkungan. 2. Membimbing siswa berfikir ilmiah. 3. Sebagai sumber ilmu pengetahuan
tertentu dengan belajar seumur hidup. 4. Mengorganisasi belajar siswa. 5.
Menghubungkan siswa dengan lingkungan yang masih kabur. 6. Mengembangakan
filsafat moral dan pandangan postif tentang dunia. 7. Mengembangan kreatifitas dan
rasa percaya diri siswa.

9
‫‪C. Peran Tugas Guru sebagai Pendidik‬‬
‫‪Dalam kegiatan belajar mengajar, guru memiliki peran yang cukup penting untuk‬‬
‫‪membuat ilmu-ilmu yang diajarkan dapat diterima oleh siswa-siswa yang ada. Tak hanya‬‬
‫‪berperan untuk mengajarkan ilmu-ilmu saja, banyak sekali peran guru dalam proses‬‬
‫‪pembelajaran. Nah kali ini akan dibahas lebih lanjut mengenai peran guru di dalam proses‬‬
‫‪kegaiatan belajar mengajar.‬‬

‫ﱂ ﺗﻌﺪ وﻇﻴﻔﺔ اﳌﻌﻠﻢ اﻟﻴﻮم ﻣﻘﺼﻮرة ﻋﻠﻰ اﻟﺘﻌﻠﻴﻢ ‪ ،‬أي ﺗﻮﺻﻴﻞ اﻟﻌﻠﻢ إﱃ اﳌﺘﻌﻠﻢ ‪ ،‬ﻛﻤﺎ ﻳﻈﻦ ﺑﻌﺾ اﻟﻨﺎس ‪.‬وﻟﻜﻦ‬

‫وﻇﻴﻔﺘﻪ ﺗﻌﺪت ﻫﺬﻩ اﻟﺪاﺋﺮة اﶈﺪودة إﱃ داﺋﺮة ‪ ،‬اﻟﱰﺑﻴﺔ ‪.‬ﻓﺎﳌﻌﻠﻢ ﻣﺮب أوﻻ وﻗﺒﻞ ﻛﻞ ﺷﻲء ‪ ،‬واﻟﺘﻌﻠﻴﻢ ﲟﻌﻨﺎﻩ اﶈﺪود‬

‫ﺟﺰء ﻣﻦ ﻋﻤﻠﻴﺔ اﻟﱰﺑﻴﺔ ‪.‬ﻋﻠﻰ أن اﻟﺘﻌﻠﻴﻢ ﲟﻌﻨﺎﻩ اﳊﺪﻳﺚ ﻗﺪ ﺻﺎر إﱃ اﻟﺘﻌﻠﻢ أي ﺟﻌﻞ اﻷﻃﻔﺎل ﺗﻨﻤﯽ وﳓﻦ ﻧﻨﺘﻈﺮ‬

‫ﻣﻦ اﳌﺪرﺳﺔ اﳊﺪﻳﺜﺔ أن ﻋﻨﺪ اﻷﻃﻔﺎل ﻳﺘﻌﻠﻤﻮن‬

‫وﳓﻦ ﻧﻨﺘﻈﺮ ﻣﻦ اﳌﺪرﺳﺔ اﳊﺪﻳﺜﺔ أن ﻋﻨﺪ اﻷﻃﻔﺎل ذﻛﺎءﻫﻢ ‪ ،‬وﺗﻜﻮن أﺧﻼﻗﻬﻢ ‪ ،‬وﺗﻜﺴﺒﻬﻢ اﳌﻬﺎرة ﰲ اﻟﻌﻤﻞ‬

‫وﺗﺮﻗﻰ ﺗﺬوﻗﻬﻢ ﻟﻠﺠﻤﺎل ‪ ،‬وﺗﺼﲑﻫﻢ اﺟﺘﻤﺎﻋﻴﻲ ‪.‬ﻓﻮﻇﻴﻔﺔ اﳌﻌﻠﻢ ﻋﻠﻰ ﻫﺬا ﻫﻲ ‪:‬ﲤﻜﲔ اﻷﻃﻔﺎل ﻣﻦ اﳊﺼﻮل ‪،‬‬

‫ﻋﻠﻰ اﳌﻌﺎرف واﻟﻌﺎدات اﻟﺼﺎﳊﺔ ‪ ،‬واﳌﺜﻞ اﻟﻌﻠﻴﺎ ‪ ،‬وإﺗﻘﺎن اﳌﻬﺎرات ‪ ،‬وﺗﻌﻮدﻫﻢ اﻟﺴﻠﻮك اﻻﺟﺘﻤﺎﻋﻲ ‪.‬وﺑﻌﺒﺎرة‬

‫أﺧﺮى ‪:‬ﲤﻜﲔ اﻷﻃﻔﺎل ﻣﻦ أن ﻳﻼﺋﻤﻮا ﺑﲔ أﻧﻔﺴﻬﻢ وﺑﲔ اﻟﺒﻴﺌﺔ اﻟﱵ ﻳﻌﻴﺸﻮن ﻓﻴﻬﺎ ﻣﻦ اﻟﻨﺎﺣﻴﺘﲔ ‪:‬اﳌﺎدﻳﺔ‬

‫واﻻﺟﺘﻤﺎﻋﻴﺔ ‪.‬وإذا اﻋﺘﱪ اﻟﱰﺑﻴﺔ ﻋﻤﻠﻴﺔ ﻣﻼﺋﻤﺔ وﺗﻮﻓﻴﻖ ﺑﲔ اﻟﻄﻔﻞ وﺑﲔ اﻟﺒﻴﺌﺔ أدرﻛﻨﺎ أن وﻇﻴﻔﺔ اﳌﻌﻠﻢ – أو‬

‫اﳌﺮﰉ‪ -‬ﻫﻲ ﻣﺴﺎﻋﺪة اﻟﻄﻔﻞ ﻋﻠﻰ أن ﻳﺮﻓﻖ ﺑﲔ ﻧﻔﺴﻪ ﺣﺎﺟﺎﺗﻪ وﳕﻮﻩ – وﺑﲔ اﻟﺒﻴﺌﺔ ﺑﻮﺿﻌﻪ ﰲ اﻟﻮﺿﻊ اﳌﻨﺎﺳﺐ ﳍﺬا‬

‫‪ 9‬اﻟﺘﻮﻓﻴﻖ وﻛﻞ ﻣﺎ ﻳﻌﻤﻠﻪ اﳌﻌﻠﻢ ﰲ ﻫﺬﻩ اﻟﻮﻇﻴﻔﺔ‬

‫‪Dari kutipan di atas dikemukakan bahwa, saat ini, tugas guru tidak lagi terbatas‬‬
‫‪pada mengajar, yaitu menyampaikan pengetahuan kepada peserta didik, seperti yang‬‬
‫‪dipikirkan sebagian orang. Tetapi, pekerjaannya lebih dari sekedar itu. Guru adalah‬‬
‫‪pendidik yang pertama dan utama, dan pendidikan dalam arti terbatas adalah bagian dari‬‬

‫‪ 9‬ﻋﺒﺪ اﻟﻌﺰﻳﺰ‪ ،‬ﺻﺎﱀ وﻋﺒﺪ اﻟﻌﺰﻳﺰ ﻋﺒﺪ ا•ﻴﺪ‪ .‬اﻟﱰﺑﻴﺔ وﻃﺮق اﻟﺘﺪرﻳﺲ‪ .‬ﻣﺼﺮ‪ :‬دار اﳌﻌﺎرف‪١٥٩ ,‬‬

‫‪10‬‬
proses pendidikan. Namun, pendidikan dalam pengertian modernnya telah menjadi
pembelajaran, yaitu membuat anak-anak berkembang dan belajar, dan kita berharap dari
sekolah modern anak-anak memiliki kecerdasan, moral, dan mereka memperoleh
keterampilan dalam pekerjaan, dan selera mereka akan keindahan meningkat, dan mereka
menjadi sosial.

Peran guru dalam hal ini adalah agar anak-anak memperoleh pengetahuan dan
kebiasaan yang baik, cita-cita, dan menguasai keterampilan, serta membiasakan mereka
dengan perilaku social. Dengan kata lain: memungkinkan anak menyesuaikan diri dengan
lingkungan tempat tinggalnya baik dalam aspek fisik maupun social. Dan jika kita
menganggap pendidikan sebagai proses yang tepat dan rekonsiliasi antara anak dan
lingkungan, kita menyadari bahwa fungsi guru atau pendidik adalah membantu anak
mendamaikan dirinya, kebutuhan, pertumbuhannya, dan lingkungannya dengan
menempatkan dia dalam posisi yang tepat untuk rekonsiliasi ini.

‫ﻓﻬﻮ إذا ﻳﻘﻮم ﰲ اﳌﺪرﺳﺔ‬. ‫ ﻷ”ﻤﺎ ﻗﺪ وﻛﻼ إﻟﻴﻪ أﻣﺮ ﺗﺮﺑﻴﺔ اﺑﻨﻬﻤﺎ‬، ‫اﳌﻌﻠﻢ ﺋﺐ ﻋﻦ اﻟﻮاﻟﺪﻳﻦ وﻣﻮﺿﻊ ﺛﻘﺘﻬﻤﺎ‬

‫ وﻫﻮ أﻳﻀﺎً ﺋﺐ ﻋﻦ ا•ﺘﻤﻊ اﻟﺬي ﻋﻬﺪ إﻟﻴﻪ أن ﻳﺮﰉ اﻟﺼﻐﺎر ﻣﻦ أﺑﻨﺎﺋﻪ ﺣﱴ ﻳﺼﲑوا ﻣﻮاﻃﻨﲔ‬. ‫ﺑﻮﻇﻴﻔﺔ اﻟﻮاﻟﺪﻳﻦ‬

‫ ﺻﺎﳊﲔ‬.

‫ ﺑﺘﻮﺟﻴﻬﻪ وإرﺷﺎدﻩ‬، ‫أﻧﻪ ﻳﻘﻮم ﻣﻘﺎم اﻟﻮاﻟﺪﻳﻦ وا•ﺘﻤﻊ ﰲ ﺗﺮﺑﻴﺔ اﻟﻄﻔﻞ‬: ‫وﻣﻦ ﻫﺬا ﳝﻜﻦ ﺗﻠﺨﻴﺺ وﻇﻴﻔﺔ اﳌﻌﻠﻢ ﰲ‬

‫ ﰲ ﲨﻴﻊ ﻧﻮاﺣﻲ ﺗﺮﺑﻴﺘﻪ ﲝﻴﺚ ﻳﺘﻤﻜﻦ ﻣﻦ اﳌﻼءﻣﺔ واﻟﺘﻮﻓﻴﻖ ﺑﲔ ﻧﻔﺴﻪ وﺑﲔ ﺑﻴﺌﺘﻪ‬10

Guru adalah wakil orang tua dan tempat kepercayaan mereka, karena mereka
mempercayakan kepadanya masalah membesarkan anak laki-laki mereka. Jika dia
melakukan pekerjaan orang tua di sekolah. Ia juga merupakan wakil dari masyarakat yang
mempercayakannya untuk membesarkan anak-anaknya yang masih kecil agar mereka
menjadi warga negara yang baik. Hal ini dapat dirangkum sebagai peran guru dalam: Ia
menggantikan peran orang tua dan masyarakat dalam membesarkan anak, mengarahkan

10
160,...‫ اﻟﱰﺑﻴﺔ وﻃﺮق‬,‫ﻟﻌﺰﻳﺰ‬

11
dan membimbingnya dalam segala aspek asuhannya sehingga ia dapat menyesuaikan diri
dan mendamaikan dirinya dengan lingkungannya.

Mengenai peranan guru di atas, Dr Rusman, Mpd juga mengklasifikasikan peranan


guru sebagai berikut:11

1. Guru sebagai demonstrator


Melalui perannya sebagai demonstrator, guru hendaknya menguasai bahan atau
materi belajaran yang akan diajarkan dan mengembangkannya, karena hal ini akan
sangat menentukan hasil belajar yang dicapai oleh siswa.
2. Guru sebagai pengelola kelas
Dalam perannya sebagai pengelola kelas (learning managers). Guru hendaknya
mampu melakukan penanganan pada kelas, karena kelas merupakan lingkungan yang
perlu diorganisasi.
3. Guru sebagai mediator dan fasilitator
Sebagai mediator, guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang
cukup untuk media pendidikan, karena media pendidikan merupakan alat komunikasi
guna lebih mengefektifkan proses belajar mengajar. Begitu juga guru sebagai
fasilitator, guru hendaknya mampu mengusahakan sumber belajar yang kiranya
berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan dan proses belajar mengajar, baik
yang berupa narasumber, buku teks, majalah, ataupun surat kabar.
4. Guru sebagai evaluator
Guru sebagai evaluator yang baik, guru hendaknya melakukan penilaian untuk
mengetahui apakah tujuan yang telah dirumuskan itu tercapai apa tidak, apakah materi
yang diajarkan sedah dikuasai atau belum oleh siswa, dan apakah metode yang
digunakan sudah cukup tepat.

Sementara itu Ivor K. Davies (dalam Suyono dan Hariyanto) mengungkapkan


adanya enam peran dan fungsi guru terdiri dari; a scene designer (perancang adegan)
dengan asumsi suasana pembelajaran adalah teater dengan guru sebagai sutradaranya, a
builder (pembangun) membangun kecakapan dan keterampilan peserta didik secara utuh,
a learner (pembelajar) bahwa sambil mengajar guru belajar, sehingga siswa adalah seorang
co-learner. Kemudian juga sebagai an-emancipator (penggagas dan pelaksana emansipasi)

11
Askhabul Kirom, “Peran Guru dan Peserta Didik dalam Proses Pembelajaran Berbasis Multikultural”,
al-Murabbi, Volume 3, Nomor 1, (Desember 2017), 73-74.

12
guru harus secara adil memberikan kesempatan kepada semua murid untuk
mengembangkan potensinya dengan tidak memandang jenis kelamin, ras, bangsa, suku,
agama, dan posisi sosial ekonominya, a conserver (pemelihara, pelestari) melalui
pembelajaran guru melakukan pelestarian nilai-nilai luhur bangsa, serta a culminate (peraih
titik puncak), guru merancang pembelajaran dari awal sampai akhir (kulminasi) dari yang
sederhana menuju yang kompleks, selanjutnya bersama siswa meraih titik puncak berupa
kesuksesan pembelajaran.

Disebutkan dalam litelatur lain, bahwa guru memiliki peran dan tugas sebagai
berikut:12

1. Guru Sebagai Pendidik


Guru merupakan pendidik, tokoh, panutan serta identifikasi bagi para murid
yang di didiknya serta lingkungannya. Oleh sebab itu, tentunya menjadi seorang guru
harus memiliki standar serta kualitas tertentu yang harus dipenuhi. Sebagai seorang
guru, wajib untuk memiliki rasa tanggung jawab, mandiri, wibawa, serta kedisiplinan
yang dapat dijadikan contoh bagi peserta didik.
2. Guru Sebagai Pengajar
Kegiatan belajar mengajar akan dipengaruhi oleh beragam faktor di dalamnya,
mulai dari kematangan , motivasi, hubungan antara murid dan guru, tingkat kebebasan,
kemampuan verbal, ketrampilan guru di dalam berkomunikasi, serta rasa aman. Jika
faktor faktor tersebut dapat terpenuhi, maka kegiatan belajar mengajar dapat
berlangsung dengan baik. Guru harus dapat membuat sesuatu hal menjadi jelas bagi
murid, bahkan terampil untuk memecahkan beragam masalah.
3. Guru Sebagai Sumber Belajar
Peran guru sebagai sebuah sumber belajar akan sangat berkaitan dengan
kemampuan guru untuk menguasai materi pelajaran yang ada. Sehingga saat siswa
bertanya sesuatu hal, guru dapat dengan sigap dan tanggap menjawab pertanyaan murid
dengan menggunakan bahasa yang lebih mudah dimengerti.
4. Guru Sebagai Fasilitator
Peran seorang guru sebagai fasilitator adalah dalam memberikan pelayanan agar
murid dapat dengan mudah menerima dan memahami materi-materi pelajaran.
Sehingga nantinya proses pembelajaran akan menjadi lebih efektif dan efisien.

12
Dea Kiki Yestiani & Nabila Zahwa, “Peran Guru dalam Pembelajaran pada Sisw Sekolah Dasar”,
Fondatia : Jurnal Pendidikan Dasar, Volume 4, Nomor 1, (Maret 2020), 42-44.

13
5. Guru Sebagai Pembimbing
Guru dapat dikatakan sebagai pembimbing perjalanan, yang mana berdasar
pengetahuan serta pengalamannya dan memiliki rasa tanggung jawab dalam kelancaran
perjalanan tersebut. Perjalanan ini tidak hanya sola fisik namun juga perjalanan mental,
kreatifitas, moral, emosional dan spritual yang lebih kompleks dan dalam.
6. Guru Sebagai Demonstrator
Guru memiliki peran sebagai demonstator adalah memiliki peran yang mana
dapat menunjukkan sikap-sikap yang bisa menginspirasi murid untuk melakukan hal-
hal yang sama bahkan dapat lebih baik.
7. Guru Sebagai Pengelola
Dalam proses kegiatan belajar mengajar, guru memiliki peran dalam memegang
kendali atas iklim yang ada di dalam suasana proses pembelajaran. Dapat diibaratkan
jika guru menjadi nahkoda yang memegang kemudi dan membawa kapal dalam
perjalanan yang nyaman dan aman. Seorang guru haruslah dapat menciptakan suasana
kelas menjadi kondusif dan nyaman.
8. Guru Sebagai Penasehat
Guru berperan menjadi penasehat bagi murid-muridnya juga bagi para orang
tua, meskipun guru tidak memiliki pelatihan khusus untuk menjadi penasehat. Murid-
murid akan senantiasa akan berhadapan dengan kebutuhan dalam membuat sebuah
keputusan dan dalam prosesnya tersebut membutuhkan bantuan guru. Agar guru dapat
memahami dengan baik perannya sebagai penasehat serta orang kepercayaan yang
lebih dalam maka sudah seharunya guru mendalami mengenai psikologi kepribadian.
9. Guru Sebagai Inovator
Guru menerjemahkan pengalaman yang didapatkannya di masa lalu ke dalam
kehidupan yang lebih bermakna untuk murid-murid didikannya. Karena usia guru dan
murid yang mungkin terlampau jauh, maka tentu saja guru lebih memiliki banyak
pengalaman dibandingkan murid. Tugas guru adalah untuk menerjemahkan
pengalaman serta kebijakan yang berharga ke dalam bahasa yang lebih modern yang
mana dapat diterima oleh murid-murid.
10. Guru Sebagai Motivator
Proses kegiatan belajar mengajar akan berhasil jika murid-murid di dalam nya
memiliki motivasi yang tinggi. Guru memiliki peran yang penting untuk menumbuhkan
motivias serta semangat di dalam diri siswa dalam belajar.
11. Guru Sebagai Pelatih
14
Proses pendidikan serta pembelajaran tentunya membutuhkan latihan
ketrampilan, entah itu dalam intelektual ataupun motorik. Dalam hal ini guru akan
bertindak sebagai pelatih untuk mengembangkan ketrampilan tersebut. Hal ini lebih
ditekankan dalam kurikulum 2004 yang mana memiliki basis kompetensi. Tanpa
adanya latihan maka tentunya seorang guru tidak akan mampu dalam menunjukkan
penguasaan kompetensi dasar serta tidak mahir dalam ketrampilan ketrampilan yang
sesuai dengan materi standar.
12. Guru Sebagai Elevator
Setelah proses pembelajaran berlangsung, tentunya seorang guru harus
melakukan evaluasi pada hasil yang telah dilakukan selama kegiatan pembelajaran
tersebut. Evaluasi ini tidak hanya untuk mengevaluasi keberhasilan siswa untuk
mencapai tujuan dalam kegiatan belajar mengajar. Namun juga menjadi evaluasi bagi
keberhasilan guru di dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.

‫ا‬

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendidik dalam Islam adalah orang yang mempunyai tanggung jawab dan
mempengaruhi jiwa serta rohani seseorang yakni dari segi pertumbuhan jasmaniah,
pengetahuan, keterampilan, serta aspek spiritual dalam upaya perkembangan seluruh
potensi yang dimiliki oleh seseorang tersebut sesuai dengan prinsip dan nilai ajaran Islam
sehingga menjadi insan yang berakhlakul karimah. Hakekat pendidik sebagai manusia yang
memahami ilmu pengetahuan sudah barang tentu dan menjadi sebuah kewajiban baginya
untuk mentransferkan ilmu itu kepada orang lain demi kemaslahatan ummat.
Adapun karakteristik guru yang profesional yaitu: (1) Melaksanakan pembelajaran
dengan baik (2) Mengembangkan kepribadian dengan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Mahaesa, berjiwa Pancasila, menghargai dan memelihara mutu diri dalam lingkungan
masyarakat serta mengembangkan sifat-sifat terpuji yang dipersyaratkan bagi jabatan guru.
(3) Menguasai landasan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. (3)
Menguasai bahan pengajaran. (4) Menyusun program pengajaran. (5) Melaksanakan
program pengajaran. (6) Menilai hasil dan proses belajar mengajar, dan (7)
Menyelenggaran proses bimbingan. Dengan demikian, tujuan pendidikan akan tercapai
dengan baik.
Dalam kegiatan belajar mengajar, guru memiliki peran yang cukup penting untuk
membuat ilmu-ilmu yang diajarkan dapat diterima oleh siswa-siswa yang ada. Tak hanya
berperan untuk mengajarkan ilmu-ilmu saja, banyak sekali peran guru dalam proses
pembelajaran. Nah kali ini akan dibahas lebih lanjut mengenai peran guru di dalam proses
kegaiatan belajar mengajar. Diantara peranan tersebut adalah guru sebagai pendidik, guru
sebagai pengajar, guru sebagai sumber belajar, guru sebagai fasiliator, guru sebagai
pembimbing, dan peran lainnya.

16
DAFTAR PUSTAKA

‫ دار اﳌﻌﺎرف‬:‫ ﻣﺼﺮ‬.‫ اﻟﱰﺑﻴﺔ وﻃﺮق اﻟﺘﺪرﻳﺲ‬.‫ ﺻﺎﱀ وﻋﺒﺪ اﻟﻌﺰﻳﺰ ﻋﺒﺪ ا•ﻴﺪ‬،‫ﻋﺒﺪ اﻟﻌﺰﻳﺰ‬
Basri, Hasan dan Beni Ahmad Saebani. 2010. Ilmu Pendidikan Islam (Jilid II), (Bandung:
Pustaka).
Erindha, Amilya Nurul, Della Puspita Sari, dkk.. “Memahami Karakteristik Guru Profesional”.
PEDIR: Journal Elmentary Education. Vol. 1 No.2. November 2021.
Kirom, Askhabul. “Peran Guru dan Peserta Didik dalam Proses Pembelajaran Berbasis
Multikultural”. al-Murabbi. Volume 3 Nomor 1. Desember 2017.
Maragustam. 2010. Filsafat Pendidikan Islam. (Yogyakarta: Sunan Kalijaga).
Mujib, Abdul. 2008. Ilmu Pendidikan Islam. (Jakarta: Kencana Prenada Media).
Ramli, Muhamad. 2015. "Hakikat pendidik dan peserta didik." Tarbiyah Islamiyah: Jurnal
Ilmiah Pendidikan Agama Islam 5.1.
Tafsir, Ahmad. 2002. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. (Bandung: Remaja
Rosdakarya)
W.J.S. Poerwadarminta. 1991. Kamus Umum Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai Pustaka).
Yestiani, Dea Kiki & Nabila Zahwa. “Peran Guru dalam Pembelajaran pada Sisw Sekolah
Dasar”. Fondatia: Jurnal Pendidikan Dasar. Volume 4 Nomor 1. Maret 2020.

17

Anda mungkin juga menyukai