BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
formal minimal berstatus sarjana dan ketepatan hukum yang sah sebagai guru
Guru adalah salah satu diantara faktor pendidikan yang memiliki peranan
peenting yang paling strategis sebab gurulah sebetulnya “pemain” yang paling
1
Hamzah B. Uno dan Nina Lamatenggo, Tugas Guru dalam Pembelajaran: Aspek yang
Mempengaruhi, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2016), hlm. 2
2
Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam Dalam Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia,
(Jakarta: Kencana, 2004), hlm. 81.
3
Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional (Pedoman Kinerja, Kualifikasi dan Kompetensi
Guru), (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2016), cet. III, hlm. 23.
4
Akmal Hawi, Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hlm.
9
Menurut jenjen, musfah guru adalah pendidik profesiona dengan tugas
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, dasar dan menengah.5
maupun non formal di tuntut untuk mengajar dan mendidik. Pendidik dalam
mengarahkan serta membimbing peserta didik dan seorang pendidik juga harus
disebutkan bahwa:
SWT serta mampu melaksanakan tugas sebagai makhluk sosial dan makhluk
5
Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru, (Jakarta: Kencana, 2011), Cet. 1, hlm. 3.
6
Ramayulis, Profesi dan Etika Keguruan, (Jakarta: Kalam Mulia, 2013), hlm. 4
7
Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2010), edisi pertama, hlm. 159.
10
Di dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah terdapat istilah yang mengacu
kepada pendidik dalam islam, yaitu istilah al-murabbi. Firman Allah SWT
ٗ ص ِغ
:يرا ُّ َاح
َ ٱلذ ِّل ِمنَ ٱلر َّۡح َم ِة َوقُل رَّبِّ ۡٱر َحمۡ هُ َما َك َما َربَّيَانِي َ ض لَهُ َما َجن ۡ َو
ۡ ِٱخف
Terjemahnya:
mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil.” (QS. Al-Isra:24).8
Istiah al-murabbi pada ayat tersebut diartikan sebagai pendidik. Istiah ini
Dari beberapa defenisi tentang guru dan pendidik diatas, guru adalah
serta membina peserta didik. Adapun pendidik dalam perspertif islam adalah
seseorang yang bukan hanya mendidik tetapi juga berusaha membentuk serta
8
Departemen Agama Republik Indonesia, As-Syifa (Al-Qur’an dan Terjemahannya),
(Semarang: Raja Publishing, 2011), hlm. 284.
9
11
2. Peran Dan Fungsi Guru Pendidikan Agama Islam
a. Peran Guru
guru itu dengan cara yang kongkri, sementara yang lain masi menyaksikan
10
Departemen Agama RI, Dirjen Kelembagaan Agama Islam, (Metodologi Pendidikan Agama
Islam,
Jakarta: 2002), Hlm. 1
12
1) Sebagai fasilitator, yang menyediakan kemudahan-kemudahan bagi
proses belajar,
masyarakat,
siswa
13
Dari penjeasan diatas, dapat disimpulkan bahwa peran guru snagatlah
jawabnya.
dunia.
14
d) Hendaknya guru tidak berorientasi duniawi dengan menjadikan
h) Hendaknya guru selalu belajar dan tidak merasa malu untuk menerima
ilmu dari orang yang lebih rendah dari padanya, baik kedudukan,
terlalu jarang ditemui dan memiliki bagi guru kebanyakan, karena profesi
guru banyak yang melihat lebih kepada kerjaan rutin untuk memperoleh
harus memiliki pesan moral yang mampu dan pantas diteladani oleh orang
lain. Dan lebih penting dari semua itu adalah guru pemegang amanah yang
15
dengan peghianat, menghianati profesinya, tanggung jawabnya dan
nasional.13
meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT, serta sebagai wahana
melakukan amal ibadah, amal saleh, dan akhlak mulia, dan ketiga
Dari pendapat di atas dapat diambil beberapa hal tentang fungsi dari
16
1. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan siswa
keluarga.
fungsional.
demi meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT serta dapat
yang berguna bagi agama, nusa, dan bangsa. Jabatan guru sebagai suatu
14
Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,
1995), Hlm.172
17
profesi menuntut kepada guru untuk mengembangkan professionalitas diri
dan melatih anak didik adalah tugas guru sebagai suatu profesi. Tugas guru
kepada anak didik. Tugas guru sebagai pengajar berarti meneruskan dan
ى ه َۡل َأتَّبِعُكَ َعلَ ٰ ٓى َأن تُ َعلِّ َم ِن ِم َّما ُعلِّمۡ تَ ر ُۡش ٗدا:ٰ قَا َل لَ ۥهُ ُمو َس
Terjemahnya:
hendaknya:
seoarng guru adalah sebagai fasilitator, pembimbing, dan yang lainnya. Peran
tersebut dilakukan agar anak didiknya sesuai dengan yang diharapkan oleh
ilmu. Hal ini perlu, karena zaman akan selalu berubah seiring berjalannya
waktu. Dan kalua kita tidak mengikutinya, maka akan menjadikan anak yang
15
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), Hlm.36
16
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an Terjemah dan Penjelasan Ayat tentang Wanita
Hafsah, (Solo: Tiga Serangkai, 2016), Hlm.293
18
tertinggal. Mengarahkannya untuk tidak mempelajari sesuatu jika sang
pendidik bahwa potensi anak didiknya tidak sesuai dengan bidang ilmu yang
akan dipelajarinya.
Guru harus dapat menemoatkan diri sebagai orang tua kedua, dengan
dalam jangka waktu tertentu. Untuk itu pemahaman terhadap jiwa dan watak
didik diperlukan agar dapat dengan mudah memahami jiwa dan watak anak
didik. Begitulah tugas guru sebagai orang tua kedua, setelah orang tua anak
belajar mengajar. Tugas guru ini memiliki porsi dari profesi keguruan dan
17
Syaiful Djamarah, Op. Cit., Hlm. 32
18
Departemen Agama RI, MPAI, Op-Cit., Hlm 3.
19
pengajaran dan ketatalaksanaan pada umumnya seperti mengelolah sekoah,
19
Ibid, hlm. 7
20
4. Peran Guru Sebagai Motivator
potensi-potensi lain yang dimiliki peserta didik tidak akan berkembang secara
optimal tanpa bantuan pendidik atau guru. Seperti yang kita ketahui penjelasan
dari beberapa ahli seoarng guru memiliki banyak peraan yang harus
hal. Penelitian membahas peran guru sebagi motivator khususnya untuk guru
memiliki motivasi dalam belajar. Oleh sebab itu guru peru menumbuhkan
motivasi belajar siswaa. Untuk memperolah hasil belajar yang optimal, guru
dicapai, maka akan semakin kuat motivasi belajar siswa. Oleh sebab itu,
20
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana, 2006), Hlm. 29-30
21
Dalam perencanaan pembelajaran ada beberapa yang harus
Pembelajaran (RPP).
b. Membangkitkan minat
yang bagus yang didukung oleh alat-alat berupa sarana atau media yang
Sumber belajar adalah rujukan objek dan bahan yang digunakan untuk
21
http://uviedogawa.blogspot.com./2013/11materi-peran-guru-dalam-meningkatkan .html
22
Majid, A, Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru,
(Bandung: Rosda karya, 2011), hlm. 7
22
Siswa hanya dapat belajar dengan baik manakala ada dalam suasana yang
menyenangkan, berasa aman, bebas dari rasa takut. Usahakan agar kelas
lamanya dalam suasa hidup dan segar terbebas dari rasa tegang. Untuk itu
tugas perlu diberi pujian. Pujian ini adalah bentuk reinforcement yang
e. Berilah penilaian
sistematis, dan terprogram dengan menggunakan tes dan non tes dalam
hasill karya berupa tugas. Proyek atau produk, portofolio, serta penialaian
23
memberikan tulisan “bagus” atau “teruskan pekerjaanmu”, dan lain
siswa.
force), atau alat pembangunan kesediaan dan keinginan yang kuat dalam diri
peserta didik untuk belajar secara aktif, kreatif, efektif, innovatif, dan
itu. Sering terjadi siswa yang berprestasi rendah bukan berarti disebabkan
23
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana, 2006), Hlm. 29-30.
24
Hanifah dkk, Konsep Strategi Pembelajaran, (Bandung: Refika Aditama, 2009), Hlm.26
24
Sebagai motivator guru harus mampu menciptakan suasana belajar yang
dalam diri (self discipline). Untuk kepentingan tersebut, guru harus mampu
daya cipta (kreativitas), sehingga akan terjadi dinamika didalam proses belajar
mengajar.26
25
E.Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: Bumi
Aksara,2009), hlm. 192
26
Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 1990),
cet Ke-3, hlm. 142
25
serta selalu memberi dorongan dalam meningkatkan pribadi siswanya menjadi
atau tindakan tertentu, perbuatan belajar. Dari uraian diatas dapat diperjelas
bahwa motivasi pembelajaran adalah dorongan yang timbul dari dalam diri
dala diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan
reaksi untuk mencapai tujuan. Dalam rumusan tersebut ada tiga unsur yang
emosi ini menimbulkan tingkah laku yang bermotif. Perubahan ini dapat
26
bersuara/ mengemukakan pendapatnya dengan kata-kata yang lancar dan
tepat .
internal yang terbentuk secara alami yang dapat di tingkatkan atau dipelajari
kegairahan belajar.27
pada umumnya dalam beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Hal
27
hasrat dan keinginan berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan belajar,
dengan baik.28
maksimal.
2. Macam-macam Motivasi
Berbicara tentang macam atau jenis motivasi ini dapat dilihat dari
a. Motif-motif bawaan
Yang dimaksud dengan motif bawaan adalah motif yang dibawa sejak
28
Hamzah B.Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, Motivasi Belajar, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2012), Hlm.23.
28
d. Motif atau kebutuhan organis, meliputi misalnya: kebutuhan untuk
beristirahat.
e. Motif-motif darurat. Yang termaksud dalam jenis motif ini antara lain:
dibahas diatas maka pada pokoknya motivasi dapat dibagi menjadi dua
kebutuhan dan tujuan- tujuan murid. Motivasi ini sering disebut motivasi
murni. Motivasi yang sebenarnya yang timbul dalam diri siswa sendiri,
29
menyenangi kehidupan, menyadari sumbangannya terhadap usaha
instrinsik adalah motivasi yang hidup dalam diri siswa dan berguna
dalam situasi belajar yang fungsional. Dalam hal ini pujian, hadiah, atau
bekerja atau belajar untuk mendapatkan pujian atau hadiah itu. Seperti
katakan oleh Emerson, The reward of a thing well done is to have done it.
Jadi jelaslah, bahwa motivasi instrinsik adalah bersifat riil dan motivasi
faktor dari luar situasi kelas, seperti angka kredit, ijazah, tingkatan
siswa atau sesuai dengan kebutuhan siswa. Lagi pula sering kali para
siswa belum memahami untuk apa ia belajar hal-hal yang diberikan oleh
sehingga para siswa mau dan ingin belajar. Usaha yang dapat dikerjakan
oleh guru memang banyak, dank arena itu dalam memotivasi siswa kita
29
Ibid, hlm. 106.
30
Dari penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi
31
4. Faktor Pendukung dan Penghambat Motivasi Belajar Siswa
oleh banyak hal. Jika dilihat secara umum faktor pendukung meliputi fasiitas
lengkap, suasana belajar yang kondusif, guru yang lucu dan pandai dalam
penggunaan media sosial, guru yang terlau serius dan menuntut siswa,
menguasai kelas dengan baik maka motivasi siswa untuk belajar akan
30
https://repository.usd.ac.id/6613/2/121124003_full.pdf
32